DETEKSI MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS DENGAN ......DETEKSI MYCOBACTER/UJ\1 TUBERCULOSIS DENGAN...

5
Prosiding Pertemuan dun Presentasi llmiah PPNY-BATAN. Yogyakarta 23-25 April 1996 Buku JJ 387 DETEKSI MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS DENGAN POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR) F. Suhadi PI/sat Pendidikan dan Lalihan-B../T ..tN.JI. Cinere Pasar Jl/m 'at Kalak Pas ./3 KBrL, Jakarta Selalan Dadang Sudrajat, daD Maria Lina R., PAIR-BATAN Jt. Cinere PasarJum 'at Katak Po.r 43 KErL, Jakarta Setatan. ABSTRAK DETEKSI MYCOBACTER/UJ\1 TUBERCULOSIS DENGAN POLYMERASE CHAIN REACTION(PCR). Telahdilakukan deteksi DN.4 dari bakteri patogenMtuberculosisdengan cora Polymerase ChainReaction (PCR) menggunakan tiga pasang primer yang diperoleh dari sekwens spesifik berulang DNA mycobacteria. Hasil deteksi menunjukkan spesifikuntuk M tuberculosis don dapat mendeteksi kandungan DNA kurangdari JfT9g. ABSTRACT DETECTION OF ,\,fYCOBACTERlUM TUBERCULOSIS BY USING PCR PolymeraseChain Reaction (PCR) procedure using three primary set derived from repetitiveDNA sequence specific to mycobacteria was usedto diagnose pathogenic Mycobacterium tuberculosis. Theassay was specific for M tuberculosis and could beusedto detect the amount DNA less than J0-9 g. PENDAHULUAN D ibidang kedokteran penyakit tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan utama dewasa ini, karena menunjukkan angka cukup tinggi penyebab kematian. Diagnosis klinik pada infeksi M. tuberculosis masih banyak kelemahan, selain kurang sensitif juga memerlukan waktu clan proses panjang (1). Selama ini dalam praktek digunakan tiga macam cara untuk menentukan adanya infeksi Mtuberculosis, walaupun masing-masing mempunyai kelebihan dan keterbatasan. Cara identifikasi langsung adanya bakteri tahan asam dengan mikroskop sangat cepat, tetapi kurang sensitif karena sampel harus mengandung minimal 104 sel. per ml (2). Cara biakan (kultur) dapat dikatakan 100% terjadi pertumbuhan, apabila sampel positif, clan selanjutnnya perlu dilakukan identiftkasi spesies Mycobacterium yang diisolasi. Pertumbuhan bakteri Mycobacterium pada media biakan sangat lamb at, yaitu antara 3-6 minggu (3). Cara serologis sangat praktis penggunaannya dalam klinik, tetapi kelemahannya kurang sensitif dan kurang spesifik (4). Perlu pengembangan metode penentuan Mycobateria pada sampel klinis bersifat sensitif, cepat, dan spesifik. Salah satu altematif untuk menentukan ada tidaknya Mycobaterium dalam sam pel ialah dengan menggunakan Teknik DNA probe clan PCR. Cara tersebut dianggap lebih unggul bila dibandingkan dengan cara-cara konvensional karena ketepatan dan kecepatannya. Teknik DNA probe ialah melacak suatu fragmen DNA target dengan menggunakan fragmen DNA yang komplementer (gen probe), untuk mendeteksi terjadinya ikatan kompelementer (hibrid DNA- DNA), DNA probe dilabel dengan radioisotop (32p). DNA probe berkembangdengan.adanya teknik Polymerase Chain Reaction (PCR), yaitu dengan melakukan amplifikasi DNA atau bagian DNA secara enzymatis, sehingga DNA target yang terdapat dalam sampel walaupun sangat sedikit masih dapat dilacak oleh DNA probe (1). Tujuan penelitian ini adalah mengembang- kan cara deteksi M tuberculosis dalam sampel

Transcript of DETEKSI MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS DENGAN ......DETEKSI MYCOBACTER/UJ\1 TUBERCULOSIS DENGAN...

  • Prosiding Pertemuan dun Presentasi llmiahPPNY-BATAN. Yogyakarta 23-25 April 1996 Buku JJ 387

    DETEKSI MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS DENGANPOLYMERASE CHAIN REACTION (PCR)

    F. SuhadiPI/sat Pendidikan dan Lalihan-B../T ..tN. JI. Cinere Pasar Jl/m 'at Kalak Pas ./3 KBrL, Jakarta Selalan

    Dadang Sudrajat, daD Maria Lina R.,PAIR-BATAN Jt. Cinere PasarJum 'at Katak Po.r 43 KErL, Jakarta Setatan.

    ABSTRAK

    DETEKSI MYCOBACTER/UJ\1 TUBERCULOSIS DENGAN POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR).Telah dilakukan deteksi DN.4 dari bakteri patogen Mtuberculosis dengan cora Polymerase Chain Reaction(PCR) menggunakan tiga pasang primer yang diperoleh dari sekwens spesifik berulang DNAmycobacteria. Hasil deteksi menunjukkan spesifik untuk M tuberculosis don dapat mendeteksi kandungan

    DNA kurangdari JfT9g.

    ABSTRACT

    DETECTION OF ,\,fYCOBACTERlUM TUBERCULOSIS BY USING PCR Polymerase Chain Reaction(PCR) procedure using three primary set derived from repetitive DNA sequence specific to mycobacteriawas used to diagnose pathogenic Mycobacterium tuberculosis. The assay was specific for M tuberculosis

    and could be used to detect the amount DNA less than J 0-9 g.

    PENDAHULUAN

    D ibidang kedokteran penyakit tuberkulosismasih menjadi masalah kesehatan utama

    dewasa ini, karena menunjukkan angka cukuptinggi penyebab kematian. Diagnosis klinik padainfeksi M. tuberculosis masih banyak kelemahan,selain kurang sensitif juga memerlukan waktu clan

    proses panjang (1).

    Selama ini dalam praktek digunakan tigamacam cara untuk menentukan adanya infeksi

    Mtuberculosis, walaupun masing-masingmempunyai kelebihan dan keterbatasan. Caraidentifikasi langsung adanya bakteri tahan asam

    dengan mikroskop sangat cepat, tetapi kurangsensitif karena sampel harus mengandung minimal

    104 sel. per ml (2). Cara biakan (kultur) dapatdikatakan 100% terjadi pertumbuhan, apabilasampel positif, clan selanjutnnya perlu dilakukanidentiftkasi spesies Mycobacterium yang diisolasi.Pertumbuhan bakteri Mycobacterium pad a mediabiakan sangat lamb at, yaitu antara 3-6 minggu (3).Cara serologis sangat praktis penggunaannya

    dalam klinik, tetapi kelemahannya kurang sensitifdan kurang spesifik (4). Perlu pengembanganmetode penentuan Mycobateria pada sampelklinis bersifat sensitif, cepat, dan spesifik.

    Salah satu altematif untuk menentukan adatidaknya Mycobaterium dalam sam pel ialahdengan menggunakan Teknik DNA probe clanPCR. Cara tersebut dianggap lebih unggul biladibandingkan dengan cara-cara konvensionalkarena ketepatan dan kecepatannya. Teknik DNAprobe ialah melacak suatu fragmen DNA targetdengan menggunakan fragmen DNA yangkomplementer (gen probe), untuk mendeteksiterjadinya ikatan kompelementer (hibrid DNA-DNA), DNA probe dilabel dengan radioisotop

    (32p). DNA probe berkembang dengan.adanyateknik Polymerase Chain Reaction (PCR), yaitudengan melakukan amplifikasi DNA atau bagianDNA secara enzymatis, sehingga DNA target yangterdapat dalam sampel walaupun sangat sedikitmasih dapat dilacak oleh DNA probe (1).

    Tujuan penelitian ini adalah mengembang-kan cara deteksi M tuberculosis dalam sampel

  • Prosiding Pertemuan don Presentasi J/miahPPNY-BATAN. Yogyakarta 23-25 April 1996388 Buku II

    klinis berdasarkan teknik tersebut diatas. Padatahap ini akan dilakukan pengujian DNA M.tuberculosis dcngan teknik PCR, yaitu denganmelakukan amplifikasi DNA M tuberculosis

    dengan menggunakan tiga pasangan primer yangsudah dipasarkan, untuk mengetahui spesifitas dan

    sensitifitasnya.

    BAHAN DAN METODE

    Mikroorganisme clan Media. Mikroorga-nisme yang digunakan dalam penelitian ini ialahM tuberculQsis hasil isolasi dari sampel klinis,yang diperoleh dari Bagian Mikrobiologi, FakultasKedokteran VI, Jakarta, yaitu strain dengan kode154,322,469,501,506,507,528, 605, clan 622.Sebagai pembanding digunakan stram standarH37Rv clan dua strain atypical mycobac-teriadengan kode 212 clan 2267 yang diperolehdari Rumah Sakit Sumber Waras, Jakarta. Strain-strain tersebut dibiakkan dalam medium agarmiring Lowenstein-Jensen (BBL) dan diinkubasi

    pada suhu 370(; selama 10.20 hari.

    Penyediaan DNA. Isolasi DNAMyc9bacteria menggunakan metode sebelumnya(6). Strain bakteri yang telah tumbuh dipanen,kemudian dilarutkan dalam air suling steril. Selbakteri dimatikan dengan pemanasan pada suhu

    800(;, disentrilugasi, dicuci dengan larutan NaCisteril 0,9% clan dilarutkan dalam larutan bufer 0,01M TE (Tris-EDTA) pH 8. Sel dipecah untukmengekstraksi DNA dengan menggunakan 1/10volume lisozim (10 mg/ml), diinkubasi selama 90

    menit pada suhu 370(;. DNA diisolasi denganlarutan jenuh Tris-fenol/klorofonn-isomi1alkohol(I: 1). Larutan digoyang selama 10 menit clandisentrifugasi kembali, rase air yang mengandungDNA dipisahkan, kemudian ditambahkankedalammya larutan klorofonn dengan volumeyang sarna dan dikocok selama 5 menit. Fase airyang terbentuk dipisahkan dengan carasentrifugasi pada 10.000 rpm selama 15 menit.DNA diendapkan dengan penambahan 1/25volume 5 M NaCI dan 2,5 volume etanol absolut

    pada suhu -200C. Pelet DNA dicuci 2 kali denganetanol 70%, disentrifugasi seperti tara di alas

    selama 5 men it. Supematan dibuang, endapanDNA dilarutkan dalam 10 mM larutan bufer TEpH 8. Konsentrasi DNA diukur secara

    spektrofotometer menggunakan panjanggelombang 260 nm. Konsentrasi DNA hasil isolasi

    kemudian dibuat pengenceran dengan larutan

    bufer TE sampai 10-9 g DNA/ml untuk pengujianamplifikasi DNA. Amplifikasi DNA. AmplifikasiDNA i\-l tuberculosis menggunakan metode Kolkdkk.(5). Reaksi PCR dikerjakan dengan total

    volume campuran yang mengandung 10-9g DNAtarget (10 ul), 10 mM Tris-HCl (pH 8,3), 50 mMKCl, 1,5 mM MgCI2' 0,01% gelatin, masing-

    masing 200 uM dA TP, dCTP, dGTP, dTTP, dan1 Unit enzim Taq polimerase. Primer yangdigunakan ialah pasangan INS I(5'-CGTGAGGGCA TCGAGGTGGC-3') dan

    INS2(5'-GCGT AGGCGTCGGTGACAAA-3'),Pt3(5'-GAACGGCTGAA TGACC-3') dan Pt6 (5'-ACGT AGGCGAACCCTGCCCA-3'), serta Pt8(5'- GTGCGGA TGGTCGCAGAGA T -3')dan Pt9

    (5'-CTCGA TGCCTCACGGTTCA-3') yang diper-oleh daTi sekwens berulang DNA Mtuberculosismasing-masing sebanyak 0,2 uM. Permukaancampuran reaksi dilapisi dengan minyak mineral.Reaksi PCR dilakukan dengan alat DNA thermalCycler (pERKIN ELMER Cetus) menggunakan40 siklus, yang tiap siklus terdiri dari :(1).

    Denaturasi pacta suhu 94oC selama 2 menit, (2).

    Annealling (penempelan) pacta suhu 650C selama

    2 menit, (3). Extension pacta suhu 72oC selama 3men it. Sesudah amplifikasi campuran reaksidisentrifugasi pacta 10.000 rpm.

    Analisis Amplifikasi DNA. DNA Mtuberculosis hasil amplifikasi dianalisismenggunakan elektroforesis gel agarose. Lempenggel agarose dibuat dengan menggunakan 10/" (b/v)agarose yang dilarutkan dengan larutan bufer TBE(0.09 M Tris-Borate, 0,2 mM EDTA, pH 8).Sejumlah 20 mikroliter larutan BNA dimasukkankedalam celah-celah yang terdapat dalam lempengagarose. Sebagai gel loading bufer dipakai larutanyang terdiri dari 50% gliserol clan 0,025%bromfenolblue. Marker DNA yang digunakanadalah pUC 18 DNA marker (SIGMA) clan OXI74DNA marker (PHARMACIA). Elektroforesisdilakukan dengan menggunakan tegangan listrik1 10 volt selama 60 menit. Selanjutnnya lempengagarose disinari dengan ultraviolet menggunakanUV Transilluminator. Pengambilan gambardilakukan dengan kamera Polaroid (MP-4).

  • Prosiding Perlemuan dan Presenlasi llmiahPPNY-BATAN. Yogyakarla 23-25 April 1996 Buku II 389

    HASIL DAN PEMBAHASAN positif pacta posisi 541 bp pacta elektroforesis gelagarose (Gambar 3), yaitu strain kontrol H37Rvclan seluruh isolat sampel klinis. Hal ini terlihat

    dengan pita yang jelas pacta lempeng agarose.Sedangkan untuk strain pembanding atypicalmycobacteria (strain 212 clan 2267) tidak

    menunjukkan adanya amplifikasi (reaksi negatif).Sensitifitas clan spesifitas dari pasangan primer Pt8clan Pt9 hampir sarna dengan pasangan primerINS 1 clan INS2.

    KESIMPULAN

    Ampliflkasi DNA M tuberculosis denganteknik PCR, untuk strain standar H37Rv clansembilan isolat sampel klinis menunjukkan reaksi

    positif dengan menggunakan pasangan primerINS 1 daD INS2, Pt3 clan Pt6, serta Pt8 clan Pt9dengan sekwens nukleotida terletak pada posisi245 bp, 188 bp, clan 541 bp..

    Sensitifitas clan spesifisitas pasangan primerINS 1 clan INS2 adalah sarna dengan pasanganprimer Pt8 daD Pt9, yaitu dapat mengampliflkasi

    DNA M tuberculosis dengan konsentrasi 10-9 g.

    UCAP AN TERIMA KASIH

    Penulis mengucapkan terima kasih kepadaNy. Suheni Sulaeman dan Sdri Almaida atasbantuannya, sehingga penelitian ini dapatdiselesaikan dengan baik.

    DAFTARPUSTAKA

    1. A.J. HANCE, B. GRANDCHAMP, V.LEVY-FREBAULT, D.LECOSSIER, J. RAUZIER,D. BOCART, and B.GICQUEL., Detectionand identification of mycobacterialDNA.Molecular Microbiology, 8 No 7,(1989) 843 -849.2.

    SJORBlNG, U., MECKENBURG, M., AN-DERSEN, A.B., AND MIONEER,H.,Polymerase chain reation for detection ofMycobacterium tuberculosis, Journal of Cli-nical Mycrobiology, 28 No.10, (1990) 2200 -2204.

    -Konsentrasi DNA Mycobacteria hasilisolasi dari 9 sampel klinis, strain standar H37Rv,clan 2 strain pembanding atypical mycobacteriadapat dilihat pada Tabel I. Hasil rata-rata em patkali percobaan isolasi DNA, mempunyaikonsentrasi berkisar antara 66,95 ug/ml -210ug/ml dengan rasio E 260/E 280 = 1,5 -2,34.

    -Konsentrasi DNA pada rasio E 260/280dalam. percobaan ini lebih baik dari percobaansebelumnya (7). Menurut MANIATIS (6) nilaiperbandingan hasil pembacaan pada panjanggelombang (E 260/E 280), yaitu untuk mengetahuitingkat kemurnian DNA yang paling baik adalahantara 1,8 -2,0. Secara umum tingkat kemurnianDNA hasil isolasi dalam penelitian ini cukup baik.

    Pada percobaan deteksi DNA Mtuberculosis dengan reaksi polimerisasi berantai(PCR), digunakan konsentrasi DNA sebesar

    pengenceran sampai 10-9g. Pada amplifikasidengan bantuan primer INS 1 dan INS2 ,menunjukkan reaksi positif untuk strain standarH37Rv clan 9 isolat dari sampel klinis denganproduk amplifikasi pada posisi 245 bp dengan pitayang jelas pada lempeng agarose, seperti terlihatdalam Gambar 1, sedangkan untuk dua isolatatypical mycobakteria (strain 212 dan 2267) tidakmenunjukkan adanya amplifikasi DNA (reaksinegatit). Hasil ini sesuai dengan percobaan yangdilakukan KOLK. dkk (5), untuk amplifikasi DNApada isolat M. tuberculosis yang diisolasi diThailand. Amplifikasi DNA M tuberculosismenggunakan pasangan primer Pt3 clan Pt6, dapatdilihat pada Gambar 2. Reaksi PCR menunjukkanpositif untuk strain standar H37Rv dan 9 sampelklinis pada lokasi 188 bp dengan agarose gelelektroforesis, tetapi tidak menunjukkanamplifikasi pada strain atypical mycobacteria(strain 212 clan 2267), sedangkan pada dua isolatsampel klinis yaitu strain 605 dan 528 tidakterlihat nyata pita pada elektroforesis gel agarose.Sensitifitas pasangan primer tersebut lebih rendahdibandingkan dengan pasangan primer INS 1 danINS2. Untuk uji konfmnasi perlu dilanjutkandengan proses hibridisasi dengan probe yangberlabel P-32, dengan menggunakan prosedurSouthern blot clan dot blot (1).

    Hasil amplifikasi DNA M. tuberculosis

    dengan konsentrasi 10-9 (1 ng), menggunakanpasangan primer Pt8 dan Pt9, menunjukkan reaksi

    F.

    Suhadi, dkkISSN 0216-3128

  • 3. BATES, J., P.J. BRENNAN, G.W.. DOU-GLAS, J.C. FEELEY, J. GLASSROTH, D.E.KOHNE, W.J. MARTIN, L.G. \V A YNE,AND C.R. ZEISS, Improvements in thediagnosis of tuberculosis, Am. Rev. Respir.Dis ll4 (1986) 415-417.

    4. DANIEL, T.M. The rapid diagnosis of tuber-culosis. A selective review. J.Lab. Clin. Med.16 (1990) 277-282.

    5. KOLK, A.H.J., SCHUITEMA, A.R.J., VANLEEUWEN, J., KUIJPER,S., W.M. HER-MANS, J.D.A. V AN EMBDEN, and R.A.HARTSKEERL. Detection of Mycobacteriumtuberculosis in clinical samples by using po-lymerase chain reaction and a nonradioactivedetection system. Journal Clinical Mycro-bbiology 30 No 10 (1992) 2567-2575

    6. SAMBROOK, J., FRITSCH, E.F., and MANI-ATIS, T., Molecular cloning, Book 3, ALaboratory manual, 2 nd edition, Cold springHar-bor Laboratory Press (198)

    7. F. SUHADI, MARIA LINA, R., DADANGSUDRAJA T,. dan SRI HARIANI, Isolasi danka-rakterisasi DNA Mycobacteriumtuberculosis. Risalah Pertemuan Ilmiah.Aplikasi Isotop dan Radiasi, Jakarta, 13 -15Desember 1994. 159-163.

    Tabe 1 Rata-rata konsentrasi dan nilai kemurnianDNA M tuberculosis strain standar H37Rv,isol:lt dari sampel klinis, dan strainpembanding atipikal mikobakteria.

    ~

    Galtlhar I. Analisis produk amplifikasi DNAM.tuberculosis dengan PCR meng-gunakan pasangan primer INS 1 danINS2 pada elektroforesis gel agarose.(M). II Jrlarker" berat molekul;(I).

    Kontrol;(2). strain H37Rv; (3). strain622; (4). strain 507; (5). strain 605; (6).strain 501; (7). strain 528; (8). strain469; (9). strain 154; (10). strain 506;(11). strain 322; (12). strain 212; dan(13) strain 2267.

    ISSN 0216-3128F. Suhadi. dkk

  • Gambar 3. Analisis produk amplifikasi DNA M.tuberculosis dengan PCR menggunakanpasangan primer Pt8 don Pt9 padaelektroforesis gel agarose.(M). "A-farker"herat molekul; (1). Kontrol; (2). strainH37Rv; (3). strain 622; (4). strain 507;(5). strain 605; (6). strain 501; (7). strain528; (8). strain 469; (9). strain 154; (10).strain 506; (11). strain 322; (12) strain212; don (13) strain 2267.

    Dadang S.-.Kesimpulan teknik ini lebih cepat, sensitif bila

    dibandingkan dengan metode konvensional.-.Limbah hasil percobaan dipanaskan dalam

    autoclave pada tekanan tinggi sehingga bakteriini mati (steril).

    M. Syaifudin :-.Apakah metode ini dapat digunakan untuk

    mendeteksi DNA dari gen yang berperandalam proses penyembuhan akibat radiasiatau mutagen kimia.

    -.Apakah kekuranganlkelebihan metode inidibanding metode lain.

    Dadang S.-.Bisa saja asal dlketahui muatan basa dari gen

    tersebut, sehingga dapat diamplifikasi denganPCR.

    -.Kekurangan : cukup mahal untuk Indonesia.Kelebihan jika dibanding dengan metode lain :lebih cepat dan sensitif. -

    Sukosrono :

    Mohon penjelasan mengenai :-Spesifikasi bakteri penyebab TBC.-Apakah teknik ini sudah diaplikasikan, dan

    bagaimana ditinjau dari biaya yangdibutuhkan.

    Dadang S.-Spesifikasi bakteri penyebab TBC : Bakteri tahan

    asam, garam negatif.-Di Indonesia belum diaplikasikan, tapi di negara

    maju sudah menjadi rutin.

    TANYA JAWAB

    1\-1. Yazid:-.4pakah keunggulan teknik yang saudara

    gunakan ini jika dibanding dengan metodekonvensional ?

    -Bagaimana cara menangani limbah hasilpercobaan mengingat anda bekerja denganbakteri patogen ?

    F. Suhadi, dkkISSN 0216-3128

    DAFTAR ISIDETEKSI MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS DENGAN POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR)ABSTRAKPENDAHULUANBAHAN DAN METODEHASIL DAN PEMBAHASANKESIMPULANUCAPAN TERIMA KASIHDAFTAR PUSTAKATANYA JAWAB

    1: Ke Daftar Isi