Diterbitkan oleh: Departemen Fisika FMIPA InstitutP ... · BIN-BATANKawasan Puspiptek Serpong...

12
Diterbitkan oleh: Departemen Fisika FMIPA Institut P.ertanian Bogor & Himpunan Fisikawan Medis dan Biofisikawan Indonesia

Transcript of Diterbitkan oleh: Departemen Fisika FMIPA InstitutP ... · BIN-BATANKawasan Puspiptek Serpong...

Page 1: Diterbitkan oleh: Departemen Fisika FMIPA InstitutP ... · BIN-BATANKawasan Puspiptek Serpong Tangerang JDepartemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknolog Pertanian Institut

Diterbitkan oleh:Departemen Fisika FMIPA Institut P.ertanian Bogor

& Himpunan Fisikawan Medis dan Biofisikawan Indonesia

Page 2: Diterbitkan oleh: Departemen Fisika FMIPA InstitutP ... · BIN-BATANKawasan Puspiptek Serpong Tangerang JDepartemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknolog Pertanian Institut

JURNAL BIOFISIKA

ISSN 1829·6009Vol. 6, No.1, Januari 2013

DEWAN EDITORKetua

Kiagu5 Dahlan

AnggotaAkhiruddin Maddu

Djarwani S. Soejoko (UI)Freddy Hariyanto (ITS)

Husin A1atasIrmansyah

IrzamanTony Ibnu Sumaryada

Redaktur PelaksanaSelia Utami Dewi

Heriyanlo Syafutra

AlamatDepartemen Fisika FMIPA

Institut Pertanian BogorKampus IPB Darmaga

Telp.lFax. (0251) 8625728Email;[email protected]

JU RN'Al BIOF lSI KA diterbitkan pertama kali pada Maret 2005. Terbit berkaladua kali dalam selahun dan memual tulisan ilmiah mengenai biofisika dan

aspek biofisika dalam bidang*bidang sebagai berikul: instrumentasi. malerial,sains non linear, rekayasa kedokteran, dan pertanian.

Oiterbltkan oleh:Departemen Fislka FMIPA Institut Pertanian 80gor

& Himpunan Flsikawan Medls dan Biofisikawan Indonesia

THE GROWTH OFPORES POLYGLYCeINFLUENCE OF CARl

0.5. Soejoko", AJ Sujana

'JDepartment 01 Physics, Facvly 01

~DepartmtJnt 01 Ph)'SICS. f.a.Sooo'---

The apatite crystal has been 9'OW!01 supersaturated calcium pho:sJmagnesium 00 the pteClpitaoon •solid state reaction 01 sodium cI*:JpoiyglyooJide was pressed into pejbyproduct of sodium chloroaceta:l!solution (calcium: phosphate' catOon this pores poIygJycolide $ol.Ol0.5, 1, 1_5. and 2 M) was actcharacterized by x-18y diffrac:tor'nE(SEMJ. Most 01 XRD profiles shcIIIand crysta/Jine phase 01 calou'Jincrease of magnesium ioIu in 5C

which it caused the dectease 01 cpresenre of ada cafuim phosphaa

Ke;wonJ: poJyglycolide. apatite cry

Te/ah ditumbuhkan kristal apat1larutan kalsium foslat karbonat y.I

prasipitasi juga diamati'. Po/ygtycchloroacetate pada suhu 19t'C Ldipres da/am bentuk pellet dan I

sebagai hasi/ dari pollmensaSl ~

karbonat (kalsium: fosfat: karbawpoIygJycolide berpori. Larutan de'l1.5; dan 2 M) ditambahkan .seadengan x-ray diffractometer (XPJPoIa XRD menunjukkan bahwa $I

dan krlstal sebagaimana {)lJl'd;

Page 3: Diterbitkan oleh: Departemen Fisika FMIPA InstitutP ... · BIN-BATANKawasan Puspiptek Serpong Tangerang JDepartemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknolog Pertanian Institut

Jurnal Btofisika 7 (1): 41-49

ANALISA STRUKTUR MIKRO PEMANFAATAN L1MBAHKULIT ROTAN MENJADI NANOPARTIKELSELULOSA SEBAGAI PENGGANTI SERAT

SINTETIS

S. Nikmatin1', A. Maddu\ S. Purwanto2

, T. Mandang3, A. Purwanto3

'Deparlemen Fisika, Fakultas Matematik8 dan IImu PengetahuanAJamInstitul Pertanian Bagor

2PT. BIN-BATAN Kawasan Puspiptek Serpong TangerangJDepartemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknolog Pertanian Institut Pertanian

Bogor.• [email protected]

ABSTRACT

Rattan biomass is one of the agricultural wastes that can be used as a source ofcellulose nanoparticle. To produce cellulose nanoparticle rattan biomass that islow density, good mechanical properties, natural resources and renewableresources needed a new method of development nanofechnology using mifl­ultrasonic methods. The purpose of this study is synthesis and characterization ofcellulose nanoparlide rattan biomass used Scanning Electron Microscopy (SEM),Energy Dispersive Spectroscopy (EDS) and Particle S;ze analyzer (PSA).cellulose nanoparticle is made of rattan biomass with mechanical systems (millingand shakers) in size 75 pm was then heated stirer 10Cf C and 300 rpm for 2hours, so ultrasonic at f = 20 kHz, with a variation of 1, 2, 3 hours. PSA testresults produced a maximum particle size of 146.3 nm (number distribution 320;{')af the tutrasoni: = 3 h. Meanwhile, the SEM-EDS show that the extracted sample isreally a cellulose. because the composition in the sample element is dominatedby %atoms C = 58.25% and a = 39.38%, the rest is mineral macro-andmicronutrients Si, Ca, K and Cu.

Keywords: cellulose, ulfrasonic, particle size analyzer, scanning electronmicroscopy, energy dispersive spectroscopy

ABSTRAK

Semakin meningkatnya penggunaan serat sintefis pada berbagai industrikomposit, menimbulkan permasalahan akan limbah nonorganik serat sinteusyang semakin bertambah, sehingga mendorong perubahan trend teknologimenuju natural composite. Kul/t rotan adalah limbah pertanian yang dapatdimanfaatkan sebagai nanopartikel selulosa unfuk menggantikan serat sintetis.Untuk menghasilkan nanopartikel selulosa kulit rotan yang ringan, kuat, ramahlingkungan dan eksplorasi sumber daya alam dalam negeri diperlukan suafvpengembangan metoda baru yang bisa menawarkan solusi teknik yangmengedepankan kemampuan sistem yaitu nanoteknologi mela/ui metode

41

Page 4: Diterbitkan oleh: Departemen Fisika FMIPA InstitutP ... · BIN-BATANKawasan Puspiptek Serpong Tangerang JDepartemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknolog Pertanian Institut

milling-ultrasonikasl. Tujuan penelitian ini adalah sinless nanopartikel selulosakulit roten dengen metoda uflrasonik dan anaJisa struktur mikro dengan SEM­EDS dan PSA. SeluJosa kulit rotan dibuat dengan sisfem mekanik (milling danshakerj delam ukuran 75 pm kemudian dipanaskan 10lfc dan sllrer 300 rpmsalama 2 jam, dilanjulkan ultrasonikasi pada f = 20 khz, dengan variasi waktu 1,2, 3 jam. HasR pengujian PSA dihasilkan dislJibusi ukuran partikeJ pada d = 146,3nm (number distribution 32%) pada t_ = 3 jam. Sementara itu anal/sa strukturmilcro memperl/hatkan bahwa sampef yang diekstraksi benar-benar merupakanseJuJosa, kBnma komposisi " maSS8 dan atom pads eJemen sampeJ didominasioIeh atom C = 58,25 " dan 0 ::II: 39,38 %, sisanys adaJsh mineral mskro danmilcronulrien $i, ea. K dan Cu.

Kala kunci: seluloSB, ulttasonik. partikel size analise (PSA), scanning electronmictoscopy (SEN), energy dispersive spectroscopy (EDS)

PENDAHULUANPada saat ini semakin meningkatnya penggunaan serat sintetis

pada berbagai industri seperti industri perabot rumah tangga (panel,kursi, meja), indusbi kimia (pipa, tarlgki), alat-alat olah raga, industritransportasi (door trim. Box luggage, badan pesawat, baling-balingher.kopter, body speed boat), dapat menimbulkan permasalahan akanlimbah nonorganik serat sintetis yang semakin bertambah sehinggamampu mendorong perubahan trend teknologi komposit menuju naturalcomposite yang ramah lingkungan. Serat a1am mencoba untukmenggeser serat sintetis, seperti fiber glass, Kevlar-49, CarboniGrapMe, Silicone carbide, Aluminium Oxide, dan &Jron. Salah satu }enisserat alam yang tersedia secara melimpah adalah serat biomass kulitrotan'.

Kelersediaan limbah kulit rotan yang berlimpah, merupakan SOAyang dapat direkayasa menjadi produk teknologi andalan nasional yaitunanopartikel selulosa. Sifat fisik batang rotan sering dikelirukan denganbambu dan bila diproses menjadi bilah-bilah, sulit untuk dibedakan.Bambu hampir selalu berongga, dan dalam beberapa spesies, sukardibengkokkan. Rotan dapat dengan mudah dibengkokkan tanpadeformasi yang nyata. Menurut hasil inventarisasi yang dilakukanDirektorat Bina Produksi Kehutanan, dari 143 juta hektar luas hulan diIndonesia diperkirakan hutan yang ditumbuhi rolan seluas kurang lebih13,20 juta hektar. Nilai ekspor rotan Indonesia pada tahun 2008mencapai 250 ribu Ion hingga 400 ribu ton per lahun. Di Indonesiaterdapat delapan marga rotan yang terdiri atas 306 jenis, hanya 51 jenisyang sudah dimanfaalkan. Hal ini berarti pemanfaatan batang rotanmasih rendah dan terbatas pada jenis-jenis yang laku di pasaran dansampai saat ini belum ada pemanfaatan pengolahan limbahnya selaindibuang dan dibakar.

Nanopartikel selulosa merupakan pilihan material yang sangatpotensial untuk dikembangkan dan diteliti lebih lanjut. Unlukmendapalkan filler komposit berbasis nanopartikel selulosa kulit rotan

~- •

yang ringan, kual (suatu pengembarg<yang mengedeparo:material kompos t )ukuran nanome:e"gelombang Ultraso..­anlara lain nngarkonstrukSI juga "-l'

nanoselulosa dana"Berdasarka:""

pemanfaatan r.-t:e:nanopartikel se!,.: osmerupakan ka, ar: J

dapat digunaka sepembuatan nano

Penerapa r.cbahan baku loka caekonominya secara ~

akan bianano orrockorosilaus, esp-orlingkungan, meserta ekonomls·

Bahan yal"grotan adalah kul,! rodigunakan adalah (analitlk, termoko~Elektromagnetlk Sh.Scanning Electron ,.(EDS), Partikel S,ze)

Metoda yang «rotan adafah metodaseeara mekanlk Idiullrasonikasi, sam~

dalam hot plate padajam.

Kondisi alau poperlakukan ultrasoni'frekuensi dan daya lvariabel yang diubah­jam (Gambar 1) Ha!PSA

42 Jumal Biofisika, Val 7 NO 1 ~I lOll .. f ....~

Page 5: Diterbitkan oleh: Departemen Fisika FMIPA InstitutP ... · BIN-BATANKawasan Puspiptek Serpong Tangerang JDepartemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknolog Pertanian Institut

yang ringan, kuat dan ulet sebagai pengganti serat sintetis diperlukansuatu pengembangan metoda baru yang bisa menawarkan solusi teknlkyang mengedepankan kemampuan sistem yaitu nanotekhnologi Inovasimaterial komposit yang terdiri atas blok-blok partiket homagen denganukuran nanometer (1 nm =- 10.1 m) yang dlproses melalui metodegelombang ultrasonik. Keuntungan penggunaan nanopartlkel selulosa iniantara laIn ringan, tahan korosi, performance-nya menarik dan bebankonstruksi juga menjadi lebih nngan serta harga produk berbasisnanoselulosa dapat bersamg dengan produk komposit seral sinletis'.

Berdasarkan uraian tersebut d. atas, maka penelitian tentangpemanfaatan limbah kulit rotan sebagai bahan dasar pembua!annanopartikel selulosa yang berasal daM sumber daya alam terbaharuimerupakan kajian yang sangal menarik untuk dlteliti leblh lanjut karenadapat digunakan sebagai pilihan atau pengganti filler serat sintetls padapembuatan nanokomposil

Penerapan nanoteknologi untuk memperoleh partikel nano padabahan baku Iokal dapat memberikan nilai tambah dan memngkatkan nHaiekonominya secara slgnifikan Hal ini merupakan jawaban atas kebutuhanakan bklnanokomposit disegala bidang yang lebih nngan, kuat, tahankorosilaus, eksplorasi sumber daya alam dalam negeri, ramahllngkungan, memdiki sitat fisis dan mekanis yang lebih menguntungkanserta ekonomis·.

EKSPERIMENTAL

Bahan yang digunakan daJam sintesa selulosa nanopartikel kulitrotan adalah kulit rotan segar, aquadest dan aluminium foil Alat yangdigunakan adalah gelas ukur, kompor, pand, kontainer, timbangananalitlk, termokopel, hot plate, pengaduk, Pen Disk MNling,EJektromagnetik shaker, Ultrasonik. AlaI untuk pengujian adatahSCanning Electron Microscopy (SEM), Energy Dispersive Spectroscopy(EDS), Parlikel Size Analizer (PSA).

Metoda yang digunakan dalam sinlesa nanopartikel selulosa kuHtrotan adalah metoda ultrasonikasi, dimana kulit rolan dimilling dan diayaksecara mekanik hingga mencapai ukuran 75 IJm. SebelumdiultrasoOikasi, sampel dilarutkan dalam aquades dan dipanaskan didalam hot plate pada suhu 1000e dan kecepatan stirer 300 rpm selama 2jam.

Kondisi alau parameter yang dipertahankan konstan dalam setiapperlakukan ultrasonikasi adalah jenis rotan, massa partikel kulit rotan,frekuensi dan daya uttrasonik serta tarutan ultrasonikasi. Sementara ituvariabel yang diubah-ubah adalah waktu ultrasonik yaitu t = 0,' ,2 dan 3jam (Gambar 1) Hasil akhir serat dilakukan pengujian SEM, EDS danPSA.

43

------------

Page 6: Diterbitkan oleh: Departemen Fisika FMIPA InstitutP ... · BIN-BATANKawasan Puspiptek Serpong Tangerang JDepartemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknolog Pertanian Institut

DiuJtrasonikasi (I 2,3 jam)

dikeringkan(selulosa nanopartikel)

Ditimbang Pengujian I

Gambar 1 Diagram alir penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sintesa selulosa nanopartikel kulit rotan

Selulosa (C6H,oOs)m merupakan bagian penyusun utama jaringantanaman berkayu yang membentuk potongan komponen laringanmemanjang. Pemisahan serat yang baik dan dalam kondisi optimalmenjamin sifat dan kandungan asli serat dapat dipertahankan. Prinsipdasar dari pemisahan serat adalah memisahkan bahan penyusun seratdari jaringan non selulosa sehingga memungkinkan serat dapat diekstraksecara mekanik setelah dikeringkans.

Gambar 2 menunjukkan bahwa ekstraksi selulosa kulit rotan yangdihasilkan dengan metoda milling dan shaker menghasilkan serat pada

ukuran yang be ~a

berorde mikro I

agar diperolekavitasi. Tujuashaker ini adalaultrasonik se I

dengan variaslhingga orde na s

Analisa ukuran

Untuk :~:~.

dimana pa kesaling beraglo :'"2_ukuran dari sing E -atiga distribusi a"_ •dapat diasumsi a"" -

Gambar c:::"waldu ultras I

wakt ultraso I

rota sebelumpemberian trek e"_menimbulkan e c::optimum pada =number distribu io(Gambar4).

Gambar 2 Tahapa

Gambar 3 PengaruPSA.

44 Jurnal Biofisika, Vol 7, a Malet 2011 41-49 Analisa Slruktur Mlkro (5 ~.

Page 7: Diterbitkan oleh: Departemen Fisika FMIPA InstitutP ... · BIN-BATANKawasan Puspiptek Serpong Tangerang JDepartemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknolog Pertanian Institut

k ra ya 9 bertahap yaitu long fiber, 1 mm dan 75 IJm. Ukuran seratberorde mikro in; dilanjutkan dengan pemberian gelombang urtrasonikagar diperoleh ukuran partikel berorde nanometer melalui proseskavitasi. Tujuan dari preparasi seJulosa kulit rotan dengan milling danshaker ini adalah untuk mempermudah atau optimasi proses kavitasiultrasonik sehingga partikel yang dilarutkan daJam cairan aquadesdengan variasi waktu ultrasonik 1, 2, 3 jam dapat dikecilkan ukurannyahingga orde nanometer.

Analisa ukuran partikel.

Untuk mengetahui ukuran partlkel sampel SKR digunakan PSA,dimana partikel didispersikan ke dalam media cair sehingga partikel tidaksaling beraglomerasi (menggumpal). Ukuran partikel yang terukur adalahukuran dari single particle. Data ukuran partikel yang didapatkan berupatiga distribusi yaitu intensity, number dan volume distribution, sehinggadapat diasumsikan menggambarkan keseluruhan kondisi sampeL

Gambar 3 adalah grafik yang menunjukkan pengaruh lamanyawaktu ultrasonik terhadap ukuran partikel, dimana semakin meningkatnyawaktu ultrasonik ukuran partikel (d) semakin keeil. Sampel Selulosa kulitrotan sebelum proses ultrasonik memiliki ukuran 75IJm (0 jam) danpemberian frekuensi ultrasonik 20 kHz selama 1 dan 2 jam dapatmenimbulkan te~adjnya kavitasi hlngga ukuran partikel mencapaioptimum pada d = 146,3 nm yang didapatkan pada t = 3 jam, 32 %number distribution, 15 % volume ditribution dan 3 % intensity distribution(Gambar4).

Gambar 2 Tahapan Milling Selulosa Kulit Rotan.

L3733 1 63-Co

7S,u,,_ [C----------

o 1 2 3

t. ultrilsonlk (jam)

Gambar 3 Pengaruh waktu ultrasonik terhadap ukuran partikel hasil ujiPSA

Alli;Ilisa Struklur Mlkro (5. Nlkma n dkk ) 45

-

Page 8: Diterbitkan oleh: Departemen Fisika FMIPA InstitutP ... · BIN-BATANKawasan Puspiptek Serpong Tangerang JDepartemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknolog Pertanian Institut

aGambar 5 Ci a "'~

(a) 2~ ;:

Gambar 6 Hasi E

- -. - .------'

I ak........ = 3 jam

.....---Cnm)

1..._~3jam

---------Gambar 4 Pengujian PSA. Volume, Intensity, Number Distribution (%)

SKR Ultrasonik 3 jam.

Anallsa struktur mikro.

Gambar 5 (a) memperlihatkan hasil pengujian SEM sampelsebelum proses ultrasonikasi. yang menunjukkan adanya bercak hitamkomponen-komponen organik. dimana diantara pori satu dengan yanglain terhubungkan dengan zat lignin. Hal ini dapat dijelaskan bahwa SKRadalah serat organik yang tersusun atas material yang bersumber dariunsur-unsur hara dalam tanah, dimana kandungan kulit rotan akanholoselulosa (71.49%). lignin (24,41 %), tanin (8,14%) dan patl (19,62%)dengan panjang monomer dan ukuran serat alam yang tidak seragamserta kekuatan yang sangat dipengaruhi oleh faktor usia dan Iingkungan.Hal inilah yang membedakan antara serat alam dengan serat sintetis.Serat sintetis dibuat darl bahan anorganik dengan komposisi kimiatertentu yang dapat diatur sesuai dengan kebutuhan aplikasinya,sehingga slfat dan ukurannya relatif seragam dan kekuatan serat dapatdiupayakan sama sepanjang serat. Gambar 5 (b) menunjukkan ukuranpartikel serat setelah diultrasonikasi semakin mengecil hingga orde 146,3nm, akan tetapi ukuran serat yang dihasilkan masih tertihat tidakhomogen. Jika hal ini dihubungkan dengan pengujian PSA (Gambar 4),distribusi ukuran partlkel terlihat tidak seragam.

46

Page 9: Diterbitkan oleh: Departemen Fisika FMIPA InstitutP ... · BIN-BATANKawasan Puspiptek Serpong Tangerang JDepartemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknolog Pertanian Institut

'''''7) !la:!3~ !nc:\ ~. t,;. -:; ) .. 5,. :::. ::.s -;~. -~ l.~~ ;s. E:. '3S ,.,. .:2j~1.: .. '. j.-~ .._-J. i9~ 1.:.3:- l.!: p .1':•• '1: ... -a ~ ..

!C\l,Vi) 1.::.:I'}

'l:e:r, ~~!~\ !:rror\ ';:m\:;..,.. c :~ f;.:':

..::5 ~:.i. .s.! ..;)."

1.73; !.~C C.:7 .. :~

u..: .:: c._ .....S.t~J O.~4 I~.:S

:.:~: ; :.: .0.::... _" .. 3.:1 0.';: :.:5........

,ooU ':l"

(a)Et:::;:.

~-; E~: E!£

:.. K:::.. -,; ' .. !!. ~ :::1':'

!~-r

I:'" " ".. '\..,.

(a) (b)Gambar 5 Citra SEM Selufosa Kulit Rotan Selulosa Kulit Rotan (75I-1m)

(a) dan Selulosa Kuht Rotan (146,3 nm) (b).

Pengujian EDS (Gambar 6) memperlihatkan komposisi persenmassa dan atom pada elemen sampel, yang didominasi oleh kandunganatom C = 58,25% dan 0 =39,38%. HasH ini memperlihatka bahwasampel yang diekstraksi benar-benar merupakan selurosa karena elemenC, H dan 0 adalah komponen pembentuk selulosa alami, sementara itukandungan unsur yang lain menunjukkan elemen mikro dan makro yangbersumber dari unsur hara tanah yang diserap oleh dinding sel tanaman.

!

(b)Gambar 6 HasH EDS Selulosa Kulit Rota 75 I-1m (a) dan 146,3 nm (b).

Anallsa Struktur M,kra (5 Nikma 11 dkk ) 47

Page 10: Diterbitkan oleh: Departemen Fisika FMIPA InstitutP ... · BIN-BATANKawasan Puspiptek Serpong Tangerang JDepartemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknolog Pertanian Institut

Unsur K di dalam sampel menunjukkan peranan pada aktifitasstomata, enzim dan berkontribusi pada peningkatan kekuatan serta dayatahan selulosa terhadap pelapukan dan deformasi. Ca dan Si adalahunsur makro sekunder pada tanaman yang merupakan zat inti proteintanaman untuk memperkuat dinding selulosa, Cu memiliki peranansebagai unsur mikro tanaman yang merupakan komponen struktural darienzim berupa kation logam sebagal komponen dinding sel atau pengisilarutan yang berkaitan dengan osmosis dan keseimbangan muatan padapembentukan klorofil6.

Pada Gambar 6 (b) juga terlihat bahwa selulosa kulit rotansesudah proses ultrasonikasi mengalami penambahan elemen yaitu Au =0,25 %, sementara sampel sebelum ultrasonikasi tidak terdapat Au(Gambar 6b). Hal ini menunjukkan adanya impuritas saat prosespembuatan nano atau pada saat proses pengujian.

SIMPULAN

Pemberian gelombang ultrasonik pada serat kulit rotan dapatmenimbulkan proses kavitasi sehingga memperkecil ukuran partikel.Semakin lama waktu ultrasonik, maka semakin kecil ukuran partikelnya.Ukuran partikel maksimum nanopartikel selulosa kulit rotan pada tullrasonik= 3 jam sebesar 146,3 nm (32% number distribution)

Nanopartikel seJulosa kulit rotan dengan metoda milling dan shakerdapat menghasilkan serat dengan rendemen komposisi unsur yangdidominasi oleh elemen C, O. Sementara itu ele en Si, Cu, K, Ca.adalah unsur hara tanah yang diserap ole dinding sel tanaman Hal inididukung oleh citra SEM yang menunjukkan bahwa nanopartikel inimerupakan serat organik yang tersusun atas monomer-monomer yangpanjang dan ukuran serat yang tidak seragam serta kekuatan yangsangat dipengaruhi oleh faktor usia dan Iingkungan.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih kepada Departemen Fisika IPB, Departemen Teknik Mesindan Biosistem IPB, PT. BIN-BATAN Serpong Tangerang, PT AstraHonda Motor Jakarta

DAFTAR PUSTAKA

1. Jones MR. Mechanics of Composite Material. Me Graww HillKogakusha. Ltd. 1980.

2. Sinaga. Sari HasH Penelitian Rotan. Program Studi PendidikanBiologi FKIP, Universitas Tadulako (UNTAD), Palu; 1986.

3. Ashby. Mic aeAnlntroductJon :,Brook. New Yo

4. Callister, WilliaIntroduction. Thil

5. Kristanto. 2007Sebagai Altern.Teknik, UI. De

6. Sa~ito J. PenQKomposit PolimtDan Tekuk. Te

48 Jurnal BlllrlSika. VoA 7 No aral 2011' 4149

Page 11: Diterbitkan oleh: Departemen Fisika FMIPA InstitutP ... · BIN-BATANKawasan Puspiptek Serpong Tangerang JDepartemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknolog Pertanian Institut

3. Ashby, Michael F, Jones, David RH. Engineering Materia/s,An/ntroduction to their Properties and Applications. editing by R.JBrook. New York; Pergamon Press:1980; 302.

4. Callister, William D. MateriaJ Science and Engineering AnIntroduction. Third Edition, New York; John Willey and Sons' 1994.

5. Knstanto. 2007 Analisa Teknis dan Ekonmis Penggunaan Serat IjukSebagai A/temalif Komposit Pembuatan Kulit Kapal FakultasTeknik, UI. Depok; 2007.

6. Sa~ito J. Pengaruh Serat Kulit Rotan Sebagai Penguat PadaKomposit Po/imer Polyester Yuca/ac 157 Terhadap Kekuatan TankDan Tekuk. Teknik Perkapalan Undip. Semarang; 2009

49

Page 12: Diterbitkan oleh: Departemen Fisika FMIPA InstitutP ... · BIN-BATANKawasan Puspiptek Serpong Tangerang JDepartemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknolog Pertanian Institut

Daftar lsiTHE GROWTH OF APATITE CRYSTAL ON PORESPOLYGLYCOLIDE MATRIX UNDER THE INFLUENCE OFCARBONATE AND MAGNESIUMD.S. Soejoko', AJ Sujana, Y.W. Sarf, A. Maddtf,K.Dahlan2

., •••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••• 1-6

THERMAL EFFECT 0 APATITE CRYSTALSYNTHESIZED FROM EGGSHELL'S CALCIUMY.W Sari", Q. H. Amrina', A. Madduf

, S.U. Dewi,K. Dahlan', D.S.Soejoko 7-12

KAJIAN KONDUKTANSI L1STRIK DAN FISIKO-KIMIABUAH MANGGA DENGAN MENGGUNAKAN SINYALUSTRIK PADA FREKUENSI RENDAHJ. Juansah ,A. Arif, Y. Rohadianti .._ 13-28

PENDEKATAN MODEL ZHANG DAN HAYDEN DALAMKAJIAN L1STRIK BUAH JERUK GARUTJ. Juansahl' I.W. BUdiastra2., K. Dahlan"K. Boroseminar 29-40

ANALISA STRUKTUR MIKRO PEMANFAATAN L1MBAHKULIT ROTAN MENJADI NANOPARTJKEL SELULOSASEBAGAI PENGGANTI SERAT SINTETISS. Nikmatin1

', A. Maddu\ S. Purwanto2.. T. MandangG,

A'. Purwanto3, ••, 41-49