Erosi Dan Sedimentasi Pola SDA Sumbawa
-
Upload
danielblank -
Category
Documents
-
view
134 -
download
3
description
Transcript of Erosi Dan Sedimentasi Pola SDA Sumbawa
-
5/27/2018 Erosi Dan Sedimentasi Pola SDA Sumbawa
1/34
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya AirWilayah Sungai Sumbawa
ENGINEERING CONSULTANT
BAB-3
ANALISA EROSI DAN SEDIMENTASI
-
5/27/2018 Erosi Dan Sedimentasi Pola SDA Sumbawa
2/34
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya AirWilayah Sungai Sumbawa
3-1
ENGINEERING CONSULTANT
BAB-3
ANALISA EROSI DAN SEDIMENTASI
3.1 METODOLOGISalah satu komponen yang penting dalam teknik konservasi adalah adanya erosi
dan sedimentasi :
1. Erosi LahanEvaluasi terhadap proses terjadinya erosi, perlu dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui seberapa besar potensi atau tingkat bahaya erosi yang terjadi, pada
suatu kawasan atau bidang tanah, serta untuk mendeteksi besarnya indeks
bahaya erosi, yang telah terjadi.Tingkat bahaya erosi yang terjadi dinyatakan
dalam Indeks Bahaya Erosi (IBE) dan didefinisikan sebagai berikut :
)Tahun/Ha/ton(T
)Tahun/Ha/ton(TanahKehilanganErosiBahayaIndeks =
Dimana nilai T adalah merupakan suatu jumlah kehilangan tanah yang
disebabkan oleh terjadinya suatu proses pelarutan pada permukaan tanah
akibat tumbukan dan aliran air hujan yang masih dapat diberikan
toleransi.Selanjutnya batasan tingkat bahaya erosi dapat diklasifikasikan seperti
pada Tabel dibawah ini.
Tabel 3-1:Klasifikasi Tingkat Bahaya Bahaya ErosiEROSI Kelas Bahaya Erosi (ton/ ha/ tahun)
Solum Tanah (cm) I (330)
A.Dalam > 90 SR R S B SB
B.Sedang 60-90 R S B SB SB
C.Dangkal 30-60 S B SB SB SB
D.Sangat Dangkal
-
5/27/2018 Erosi Dan Sedimentasi Pola SDA Sumbawa
3/34
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya AirWilayah Sungai Sumbawa
3-2
ENGINEERING CONSULTANT
2. SedimentasiFaktor-faktor yang mempengaruhi hasil sedimentasi dalam suatu DPS terdiri
dari jumlah dan intensitas curah hujan, formasi geologi dan tipe tanah, tata
guna lahan, topografi, erosi daerah hulu, limpasan permukaan, karakteristik
sedimen dan karak-teristik hidraulika saluran.
Dalam hal ini terdapat hubungan antara kecepatan, konsentrasi dan debit se-
dimen dari suatu aliran dengan berbagai macam kedalaman. Kecepatan aliran,
semakin ke dasar sungai akan semakin berkurang dan kecepatan minimum
terjadi pada dasar sungai. Sebaliknya, konsentrasi sedimen bertambah dan
mencapai maksimum pada dasar sungai.
Berdasarkan asalnya sedimen, maka Breussers (1979) membagi jenis sedimen
sebagai berikut :
1) Material angkutan dasar (bed material transport) dimana asal materialnyadari saluran itu sendiri, yaitu dari angkutan dasar (bedload) maupun dari
angkutan melayang (suspended load) dan ditentukan oleh kondisi dan dasar
aliran.
2) Muatan kuras (wash load), materialnya datang dari sumber di luar saluran(erosi) dan tidak mempunyai hubungan langsung dengan kondisi setempat.
Suspended
Load
Bed Load
Asal
Bed Material
Transport
Wash Load
Mekanisme
Gambar 3-1:Skema penggolongan sedimen (Bruessers,1979)
Salah satu cara menghitung besarnya erosi yang terjadi pada suatu lahan
adalah dengan menggunakan Metode USLE (Universal Soil Loss
Equation).Persamaan Umum USLE adalah sebagai berikut:
-
5/27/2018 Erosi Dan Sedimentasi Pola SDA Sumbawa
4/34
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya AirWilayah Sungai Sumbawa
3-3
ENGINEERING CONSULTANT
PCSLKRA =
dimana :
A = Besarnya Erosi (ton/ha/th)
S = Faktor kemiringan Lereng (%)
R = Faktor erosivitas hujan
C = Faktor Pengolalaan Tanaman
K = Erodibilitas tanah
P = Faktor Konservasi Tanah
L = Faktor Panjang lereng
Model USLE ini merepresentasikan suatu DPS sebagai kumpulan elemen bujur
sangkar (square cells) seperti terlihat dalam gambar di atas ini, dimana
didalamnya parameter-parameter (jenis tanah, kondisi permukaan, vegetasi,
topografi dll) yang signifikan dalam seluruh proses hidrologi diasumsikan
homogen.
Dari persamaan umum USLE, besarnya erosi dapat diperoleh dari perkalian
parameter-parameter seperti digambarkan pada Gambar berikut :
Erosi adalah Fungsi dari
Erosivitas Erodibiltas
Karakteristik
Fisik
Management
Management
Tanaman
Management
Tanah
Curah Hujan
Energi
CPLSKR
Sumber : N.Hudson, Soil Conservation,1970
Gambar 3-2:Hubungan Erosivitas dan Erodibilitas
-
5/27/2018 Erosi Dan Sedimentasi Pola SDA Sumbawa
5/34
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya AirWilayah Sungai Sumbawa
3-4
ENGINEERING CONSULTANT
1) Faktor Erosivitas hujan (R) :Faktor erosivitas hujan adalah hasil perkalian antara energi kinetik hujan (E)
dari suatu kejadian hujan dengan intensitas maksimum selama 30 menit (I30).
Di Indonesia, faktor erosivitas hujan dihitung berdasarkan hasil penelitian dari
Bols (1978) dengan persamaan sebagai berikut :
( ) ( ) ( ) 53,047,021,130 MaxPDaysRain119,6EI =
Dimana :
Rain = Rb = Curah hujan rata-rata bulanan (cm)
Days = D = Jumlah hari hujan rata-rata perbulan (hari)
MaxP = Rm = Curah hujan maks.rata-rata selama 24 jam dalam sebulan (cm)
Kemudian untuk menentukan faktor erosivitas hujan digunakan persamaan:
( )=
=12
1n
30EIR
Dimana :
R = Faktor erosivitas hujan
n = Periode bulan yang bersangkutan
2) Faktor Erodibilitas Tanah (K)Klasifikasi erodibilitas dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 3-2:Klasifikasi Erodibilitas TanahKelas Nilai K
Klasifikasi Erodibilitas
Tanah
1 0,00 0,10 Sangat Rendah
2 0,11 0.20 Rendah
3 0.21 0.32 Sedang
4 0.33 0.43 Agak tinggi
5 0.44 0.55 Tinggi
6 0.56 0.64 Sangat tinggi
Sumber : Arsyad, Konservasi Tanah dan Air 1989
3) Faktor Lereng (LS)Pada persamaan Metode USLE, faktor panjang lereng (L) dan faktor kemiringan
Lereng (S) biasa digabungkan menjadi faktor lereng. Untuk Kemiringan Lereng
(S) < 20 %, diambil :
-
5/27/2018 Erosi Dan Sedimentasi Pola SDA Sumbawa
6/34
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya AirWilayah Sungai Sumbawa
3-5
ENGINEERING CONSULTANT
( )22/10
S00138,0S00965,00138,0LLS ++=
Untuk Kemiringan Lereng (S) > 20 %, diambil :
Dimana :
LS = Faktor kemiringan lereng
Lo = Panjang aliran diatas tanah
Tabel 3-3:Klasifikasi LerengKemiringan lereng ( % ) Klasifikasi Lereng
0 3 Datar
3 8 Landai atau berombak
8 15 Agak miring atau bergelombang
15 30 Mering atau berbukit
30 45 Agak Curam
45 65 Curam
> 65 Sangat Curam
Sumber : Arsyad,Konservasi Tanah dan Air 1989
4) Faktor Pengelolaan Tanaman dan Konservasi (C P)Faktor pengelolaan Tanaman di pengaruhi oleh jenis vegetasi, keadaan
permukaan tanah, dan pengelolaan lahan terhadap besarnya tanah yang tererosi
sehingga besar-nya C tidak konstan sepanjang tahun.
Faktor tanaman ( C ) merupakan perbandingan erosi dari lahan yang ditanami
searah dengan lereng terhadap erosi dari lahan yang terus menerus dalam
keadaan tanah diolah tapi tidak ditanami dimana factor lain lainnya sama.
Faktor Pengelolaan ( P ) merupakan perbandingan antara jumlah tanah tererosi
pada keadaan lahan dimana diterapkan tindakan konservasi tanah terhadap
jumlah tanah yang tererosi pada lahan yang ditanami menurut pola penanaman
searah kemiringan lereng.
4,16,00
91,22
=
SLLS
-
5/27/2018 Erosi Dan Sedimentasi Pola SDA Sumbawa
7/34
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya AirWilayah Sungai Sumbawa
3-6
ENGINEERING CONSULTANT
Tabel 3-4:PerkiraanNilai C x P dari Berbagai Jenis Tata Guna TanahNo Jenis Penggunaan Tanah Nilai C x P
1 Hutan :
Tak tergangguTanpa UndergrowthTanpa Undergrowth dan seresah
0,001
0,003
0,005
2 Semak
Tak terganggu Sebagai rumput
0,01
0,10
3 Kebun
Campuran asli Kebun Kebun pekarangan
0,02
0,07
0,20
4 Perkebunan
Penutupan tanah sempurna Penutupan tanah sebagian
0,01
0,07
5 Perumputan
Penutupan tanah sempurna Ditumbuhi alang-alang Pembakaran alang-alang setahun sejali Jenis serai ( citronella grass )
0,01
0,02
0,06
0,656 Tanaman Pertanian
Umbi-Umbian bakar Biji-bijian Kacang-kacangan Campuran Padi Irigasi
0,63
0,51
0,36
0,43
0,02
7 Perladangan
1 tahun tanam, 1 tahun bera 1 tahun tanam, 2 tahun bera
0,28
0,19
Sumber: Cara Evaluasi Erosi dan Sedimentasi Puslitbang
Pengairan Departemen PU
5) Klasifikasi ErosiDari hasil perhitungan erosi dapat ditentukan dengan klasifikasi erosi, seperti
terlihat pada Tabel berikut :
Tabel 3-5:Klasifikasi ErosiKlasifikasi Erosi Besarnya erosi (ton / ha/ th)
Sangat Berat
Berat
Sedang
Kecil
Sangat Kecil
> 330
25-330
50-125
12,5-50
< 12,5
Sumber : Soewarno, Hidrologi, 1991
6) Perhitungan SedimenPerhitungan angkutan sedimen di lahan dapat ditentukan dengan persamaan
SDR (Sediment Delivery Ratio), sedangkan angkutan sedimen melayang di
saluran dengan persamaan Qs (Angkutan sedimen melayang, Suspended Load).
-
5/27/2018 Erosi Dan Sedimentasi Pola SDA Sumbawa
8/34
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya AirWilayah Sungai Sumbawa
3-7
ENGINEERING CONSULTANT
Sebagai sedimen hasil proses erosi akan terbawa dan masuk kedalam saluran
atau sungai, dan sebagian lagi akan tetap tinggal di dalam DPS. Besarnya
angkutan sedimen dapat ditentukan dengan terlebih dahulu memperkirakan
harga SDR. Harga SDR dapat di tentukan dengan persamaan sebagai berikut :
Ea
endimsetanAngkuSDR =
dimana :
SDR = sediment Delivery ratio (%)
Ea = erosi aktual (ton/tahun)
Kemudian untuk mencari besarnya angkutan sedimen di lahan, persamaan
diatas dapat di ubah menjadi persamaan berikut ini :
Angkutan sedimen di lahan = Ea x SDR
Jika data-data pada suatu DPS tidak lengkap maka harga SDR dapat di
tentukan dari Tabel berikut :
Tabel 3-6:Harga SDRNo Luas DAS (Km2) SDR (%)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
0.1
0.5
1
5
10
50
100
200
500
26000
53
39
35
27
24
15
13
11
8.5
4.9
Sumber : Arsyad, 1989
Upaya Konservasi dilakukan dengan metode struktur dan non struktur. Upaya
struktur dengan cara membuat bangunan seperti cek dam, perkuatan tebing,
terasiring, guludan, terjunan, embung. Upaya non struktur dengan cara
melakukan penghijauan, reboisasi, perbaikan lembaga.
-
5/27/2018 Erosi Dan Sedimentasi Pola SDA Sumbawa
9/34
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya AirWilayah Sungai Sumbawa
3-8
ENGINEERING CONSULTANT
3.2 ANALISA EROSI DAN SEDIMENTASI LAHANPersamaan yang digunakan untuk melakukan analisis erosi lahan adalah USLE.
Hasil persamaan tersebut di dapatkan dengan dengan cara mengoverlaykan petahujan tahunan, kemiringan lereng, tanah dan penggunaan lahan.
3.2.1 ErosivitasData yang digunakan adalah curah hujan tahunan. Setelah dilengkapi data
hujan menjadi sebagai berikut:
Tabel 3-7:Curah Hujan Tahunan Rata - RataNo Tahun
Gapit Kedindi K umbe P aradowane Pungkit At as Rea A tas Semongk at S umi Tepas Utan Re
1 1995 1461.0 tdk lengkap tdk lengkap 1395.2 1256.6 2135.2 1818.3 1394.6 2612.8 1176.8
2 1996 1198.0 2286.1 tdk lengkap 1317.6 1806.1 2175.3 1386.8 872.3 2343.3 933.6
3 1997 1410.0 tdk lengkap tdk lengkap 1037.0 1672.7 1164.3 1272.4 903.2 2479.4 869.1
4 1998 1302.4 tdk lengkap tdk lengkap 1990.2 2344.3 1928.1 2537.0 845.6 3182.0 1353.6
5 1999 2301.0 1201.9 tdk lengkap 1957.4 2267.5 2058.7 2734.1 1473.9 3019.5 1436.0
6 2000 1123.8 1886.2 tdk lengkap 2062.4 1181.0 1512.0 2426.7 1035.0 2258.5 949.4
7 2001 3244.4 607.8 tdk lengkap 1341.0 1383.1 1779.2 1943.5 576.6 2098.2 1181.3
8 2002 1150.7 690.1 tdk lengkap 794.0 1493.5 827.4 1770.7 795.4 1855.3 1082.3
9 2003 1187.8 763.3 tdk lengkap 1328.9 1763.1 1403.7 1239.3 718.0 1676.7 907.1
10 2004 704.0 701.7 tdk lengkap 1212.1 1415.1 878.8 1257.3 805.7 1229.1 888.0
11 2005 748.9 749.2 tdk lengkap 1069.3 1460.4 1558.1 1665.8 723.4 1788.1 1132.5
12 2006 1187.6 932.6 tdk lengkap 1516.4 1919.7 1597.8 1665.4 908.6 1919.2 651.4
13 2007 637.1 726.5 tdk lengkap 1231.5 1235.0 1770.0 1774.5 7 65.0 1818.3 679.7
14 2008 737.1 1047.4 tdk lengkap 2123.3 1499.9 1056.3 1129.4 1319. 9 1617. 2 1030.6
15 2009 713.6 717.9 tdk lengkap 894.2 1396.0 1321.4 1000.0 555.1 1041.3 640.9
16 2010 1209.3 2543.4 2543.4 1803.9 2296.9 2132.6 1440. 9 1624. 9 1552.4 893.4
17 2011 677.5 1322.3 1322.3 860.3 1008.4 1790.9 1654.8 1071.0 1893.3 1142.0
18 2012 960.5 1259.7 1259.7 1432.2 1352.7 1666. 6 2317. 5 1659. 0 2587. 4 1421.0
Rata-Rata Tahunan 1219.7 1162.4 1708.5 1409.3 1597.3 1597.6 1724.1 1002.6 2054.0 1020.5
sumber : Data Hujan Harian
Kumbe data hujan terlalu sedikit ti dak digunakan
Kedindi digunakan data mulai 1999 sudah lebih dari 10 tahun
Data Hujan Tahunan ( mm )
Pos Hujan
Dengan persamaan : EI = 2,34 x ( R/100 )1,98
Maka didapatkan nilai erosivias sebagai berikut :
Tabel 3-8:Nilai ErosivitasR EI
mm KJ/ha
1 Gapit 1,219.71 331.13
2 Kedindi 1,162.41 301.04
3 Kumbe 1,708.47 645.324 Paradowane 1,409.27 440.78
5 Pungkit Atas 1,597.33 564.85
6 Rea Atas 1,597.58 565.03
7 Semongkat 1,724.14 657.09
8 Sumi 1,002.62 224.63
9 Tepas 2,054.00 929.32
10 Utan Re 1,020.49 232.62
No Pos
-
5/27/2018 Erosi Dan Sedimentasi Pola SDA Sumbawa
10/34
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya AirWilayah Sungai Sumbawa
3-9
ENGINEERING CONSULTANT
Sumber: Analisa Konsultan Tahun 2013
Gambar 3-3:Peta Curah Hujan
-
5/27/2018 Erosi Dan Sedimentasi Pola SDA Sumbawa
11/34
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya AirWilayah Sungai Sumbawa
3-10
ENGINEERING CONSULTANT
3.2.2 Kemiringan LerengData yang digunakan adalah peta kemiringan lereng seperti pada tabel dan
gambar berikut:
Tabel 3-9:Nilai Faktor Kemiringan Lereng (LS)No Label Nilai LS Luas
1 0 - 8 0.4 382813.43
2 8 - 15 1.4 250605.36
3 15 - 25 3.1 318819.78
4 25 - 40 6.8 351569.7
5 40 - 50 9.5 208724.76
1512533
3.2.3 Faktor ErodibilitasData yang digunakan adalah peta tanah, dimana nilai erodibilitasnya di
tentukan dari hasil pendekatan dengan penelitian yang pernah dilakukan:
Tabel 3-10:Nilai Faktor Erodibilitas Tanah (K)No SPT Landform Sublandfor B_Induk
Klasifikasi tanah Soil Survey
Staff, 1998
Great Group
DominanKlasif ik asi Tanah Pus litan, 1995 Nilai K
Luas
(Ha)
1 8 Marin Pesis i r Pantai Aluvium Udi psamments Endoaquents Entisols Tanah berpasi r 0.34 9559
2 30 Aluvia l Dataran Aluvia l Aluvium Haplusterts Endoaquepts Vertisol s Komplek grumosol , regosol dan tanah mediteran 0.201 261675
3 31 Aluvia l Dataran Aluvia l Aluvium Haplusterts Haplustepts Vertisol s Grumosol abu-abu hitam 0.187 5319
4 32 Kars t Dataran Kars t Batu Gamping Haplustepts Haplusta l fs Inceptisols Komplek tanah mediteran coklat dan l i tosol 0.323 8411
5 35 Kars t Dataran Kars t Batu Gamping Haplustepts Ustorthents Inceptisols Komplek regosol dan l i tosol 0.302 9203
6 40 Kars t Perbukitan Kars t Batu Gamping Haplustepts Ustorthents Inceptisols Komplek regosol dan l i tosol 0.302 21467
7 45 Kars t Perbukitan Kars t Batu Gamping Haplustol ls Ustorthents Mol l isols Komplek regosol abu-abu dan l i tosol 0.172 16206
8 51 Kars t Perbukitan Kars t Batu Gamping Haplustol ls Ustorthents Mol l isols Komplek regosol abu-abu dan l i tosol 0.172 41022
9 81 T ektonik/Struktural Perbukitan Tektonik Sedimen Haplustepts Ustorthents Inceptisols Komplek regosol dan li tosol 0.302 7873
10 85 Tektonik/Struktural Perbukitan Tektonik Sedimen Haplustol ls Argius tol ls Mol l isols Komplek regosol a bu-abu dan l itosol 0.172 3135
11 121 Volkan Dataran Volkan Volkanik Haplusterts Haplustepts Vertisol s Grumosol abu-abu hitam 0.187 21499
12 129 Volkan Dataran Volkan Volkanik Haplustepts Ustorthents Inceptisols Komplek regosol dan l i tosol 0.302 57898
13 130 V olkan Dataran Volkan Volkanik Haplustepts Haplusta l fs Inceptisols Komplek tanah mediteran coklat dan l i tosol 0.323 70783
14 141 Volkan Kerucut Volkan Volkanik Ustipsamments Haplustands Entisols Regosol abu-abu 0.304 74167
15 147 Volkan Perbukitan Volkan Volkanik Haplustepts Ustorthents Inceptisols Komplek regosol dan l i tosol 0.302 37779
16 148 V olkan Kerucut Volkan Volkanik Haplustepts Haplusta l fs Inceptisols Komplek tanah mediteran coklat dan l i tosol 0.323 31143
17 168 Volkan Pegunungan Volkan Volkanik Haplustepts Haplusta l fs Inceptisols Komplek tanah mediteran coklat dan li tosol 0.323 835394
1512533
-
5/27/2018 Erosi Dan Sedimentasi Pola SDA Sumbawa
12/34
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya AirWilayah Sungai Sumbawa
3-11
ENGINEERING CONSULTANT
3.2.4 Faktor Penggunaan Lahan Dan PengelolaanData penggunaan lahan dan pengelolaan yang digunakan adalah peta
penggunaan lahan serta data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3-1,
dimana nilai CP di tentukan dari hasil pendekatan dengan penelitian yang
pernah dilakukan:
Tabel 3-11:Nilai Faktor Penggunaan Lahan (CP)No GL_2010
Nilai
CPLuas (Ha)
1 Semak/Belukar 0.01 476456
2 Pertanian Lahan Kering Campur Semak 0.40 207417
3 Sawah 0.02 69012
4 Hutan lahan kering primer 0.00 377021
5 Hutan lahan kering sekunder 0.01 271178
6 Hutan mangrove primer 0.00 3472
7 Hutan tanaman 0.20 953
8 Permukiman 0.20 4655
9 Tanah terbuka 1.00 11978
10 Savana 0.10 3670
11 Hutan mangrove sekunder 0.00 4719
12 Belukar rawa 0.00 694
13 Pertanian lahan kering 0.0564558
14 Tambak 0.00 11406
15 Transmigrasi 0.20 191
16 Pertambangan 1.00 1572
17 Kawah 0.00 3584
1512533
3.2.5 EROSI DAN SEDIMENTASIBerdasarkan data data tersebut di atas perkiraan erosi dengan metode USLEhasilnya adalah seperti ditunjukkan Gambar 3.7. penentuan harga SDR untuk
masinh-masing DAS selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3-2.
-
5/27/2018 Erosi Dan Sedimentasi Pola SDA Sumbawa
13/34
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya AirWilayah Sungai Sumbawa
3-12
ENGINEERING CONSULTANT
Sumber : SRTM DEM dan Analisa Konsultan 2013
Gambar 3-4:Kemringan Lereng
-
5/27/2018 Erosi Dan Sedimentasi Pola SDA Sumbawa
14/34
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya AirWilayah Sungai Sumbawa
3-13
ENGINEERING CONSULTANT
Sumber: Peta Tanah Eksplorasi Indonesia, Balitbang Tanah
Gambar 3-5:Peta Jenis Tanah
-
5/27/2018 Erosi Dan Sedimentasi Pola SDA Sumbawa
15/34
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya AirWilayah Sungai Sumbawa
3-14
ENGINEERING CONSULTANT
Sumber : Data Spasial Penggunaan Lahan Tahun 2011, Kemenhut
Gambar 3-6:Peta Penggunaan Lahan WS Sumbawa
-
5/27/2018 Erosi Dan Sedimentasi Pola SDA Sumbawa
16/34
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya AirWilayah Sungai Sumbawa
3-15
ENGINEERING CONSULTANT
Sumber : Analisa Konsultan 2013
Gambar 3-7:Erosi di Wilayah Sungai Sumbawa
Kelas Kelas Besa rnya Erosi (ton/ha/th) Keterangan
1 < 15 Erosi sangat ringan (SR)
2 15 60 Erosi ringan (R)
3 60 180 Sedang (S)
4 180 480 Erosi berat (B)
5 > 480 Erosi sangat berat (SB)
0%
20%
40%
60%
80%
0 - 15 15 - 60 60 - 180 180 - 480 > 480
66%
25%
3% 3% 3%
-
5/27/2018 Erosi Dan Sedimentasi Pola SDA Sumbawa
17/34
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya AirWilayah Sungai Sumbawa
3-16
ENGINEERING CONSULTANT
Hasil perhitungan disajikan dalam bentuk tabel yang dapat dilihat pada
Lampiran 3-3. Berdasarkan perhitungan didapatkan hasil bahwa pada
umumnya erosi di wilayah Sungai Sumbawa masih kecil, yang mengalami erosi
sangat berat ada di DAS sebagai berikut :
153. DAS Dorombolo
221 DAS Wonto
546 DAS Toro Sitau
Berdasarkan perhitungan terdapat 43 DAS yang mengalami erosi berat sehingga
dapat dikategorikan berpotensi erosi dan sedimentasi yaitu sebagai berikut:
003 DAS Selupi
004 DAS Remo
005 DAS Tuananga
006 DAS Aiboro
036 DAS Netundra
037 DAS Maras
038 DAS Jatialam039 DAS Batugong
040 DAS Empan
041 DAS Kencana
162 DAS Laju
167 DAS Nea
173 DAS Kalua
208 DAS Lambu
215 DAS Luba
217 DAS Sengari
218 DAS Lambe
219 DAS Wodi
222 DAS Wadupaa
223 DAS Diwujarah
224 DAS Amu
225 DAS Punti227 DAS Sarita
260 DAS Oipau
264 DAS Tengge
267 DAS Kalo Satu
268 DAS Poja
269 DAS Lia
270 DAS Ndao
271 DAS Ntimu
272 DAS Angi
277 DAS Waitia
293 DAS Ndata
294 DAS Pana
328 DAS Mada
329 DAS Doronaru
332 DAS Paranggajara475 DAS Tongoloka
494 DAS Labujontal
540 DAS Oipeto
542 DAS Barano
545 DAS Mantau
547 DAS Sangian
-
5/27/2018 Erosi Dan Sedimentasi Pola SDA Sumbawa
18/34
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya AirWilayah Sungai Sumbawa
3-17
ENGINEERING CONSULTANT
3.3 EROSI DAN SEDIMENTASI DI LOKASI PEKERJAAN3.3.1 Erosi Dinding SungaiBerdasarkan hasil survey di lapangan, teradapat beberapa lokasi dimana
terjadinya erosi dinding sungai.
Keterangan:
Erosi pada bangunan bronjong
Lokasi : DAS Sekongkang Tengah II
Jembatan Sekongkang 2
Koord : 08057'58,9" LS
116045'01,4" BT
Keterangan:
Erosi pada dinding sungai dan sebagian
bangunan jembatan
Lokasi : DAS Sekongkang Tengah II
Jembatan Sekongkang 2
Koord : 080
57'58,9" LS116045'01,4" BT
Keterangan:
Erosi pada dinding sungai akibat luapan
air sungai
Lokasi : Das Rea Tengah I
Desa Tepas
Koord : 08043'21,1" LS
116054'57,7" BT
-
5/27/2018 Erosi Dan Sedimentasi Pola SDA Sumbawa
19/34
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya AirWilayah Sungai Sumbawa
3-18
ENGINEERING CONSULTANT
Keterangan:
Erosi pada bangunan bendung
Lokasi : DAS Tarei Hulu
Bendungan Rababaka
Koord : 08030'59,6" LS
118025'25,3" BT
Keterangan:
Erosi pada dinding sungai
Lokasi : DAS Tarei Tengah
Jembatan Balibunga
Koord : 08032'19,1" LS
118025'51,0" BT
Keterangan:
Erosi pada bangunan bronjong
Lokasi : DAS Dadi Hilir
Jembatan Sori Sondosia
Koord : 08029'32,8" LS
116032'09,6" BT
Keterangan:
Penumpukan sampah pada dinding
sungai
Lokasi : DAS Rea Hilir I
Jembatan Brang Rea
Koord : 08044'39,0" LS
116051'29,8" BT
-
5/27/2018 Erosi Dan Sedimentasi Pola SDA Sumbawa
20/34
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya AirWilayah Sungai Sumbawa
3-19
ENGINEERING CONSULTANT
3.3.2 LongsorBerdasarkan hasil survey di lapangan, teradapat beberapa lokasi dimana
terjadinya longsor.
Keterangan:
Erosi pada tebing jalan
Lokasi : Kabupaten Dompu
Koord : 08034'29,6" LS
118017'06,5" BT
Keterangan:
Erosi pada tebing jalan
Lokasi : Kabupaten Dompu
Koord : 08035'02,7" LS
118016'57,9" BT
Keterangan:
Erosi pada tebing jalan merusak
bangunan bronjong
Lokasi : Kabupaten Dompu
Koord : 08040'19,3" LS
118011'47,5" BT
Berdasarkan rencana pengembangan sumber daya air wilayah sungai Sumbawa
pada RTRW dan RPJMD Provinsi dan Kabupaten kawasan rawan longsor, yaitu:
1. Kabupaten Dompu : Tambora, Ranggo dan Paradowane2. Kabupaten Sumbawa Barat : Taliwang (Sebubuk, Pakirum, Poto Batu,
Lamunga), Poto Tano (Kokar Lian), Brang Rea (Bangkat Monteh), Seteluk,
Jereweh, dan Maluk;
-
5/27/2018 Erosi Dan Sedimentasi Pola SDA Sumbawa
21/34
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya AirWilayah Sungai Sumbawa
3-20
ENGINEERING CONSULTANT
3.4 KERUSAKAN PANTAI DI LOKASI PEKERJAANBerdasarkan informasi yang didapatkan, teradapat beberapa lokasi dimana
terjadinya kerusakan pantai.
Lokasi : Kec. Huu, Kec. Dompu
Waktu : 10 Juli 2013
Sumber :http://regional.kompasiana.com
Keterangan:
Abrasi/Erosi Pantai mengakibatkan
jalan yang menghubungkan antara Desa
Jala dengan Desa Cempi Jaya
Kecamatan Hu`u, dan Desa Mbawi
Kecamatan Dompu Kabupaten Dompu
mengalami kerusakan sangat parah.
Abrasi pantai disebabkan oleh kegiatan
penambangan pasir oleh warga untuk
keperluan bangunan rumah.
Lokasi : Pantai Paropa Panda, Bima
Waktu : Mei 2012
Sumber:http://rimpu-cili.blogspot.com
Keterangan:
Abrasi Pantai bukan hanya disebabkan
oleh gelombang laut dan meningkatnya
volume air laut. Tetapi kerusakan pesisir
pantai juga disebabkan pengambilan
pasir di Pantai Paropa Panda. Serta
masyarakat sekitar yang berusaha
memperluas tambak sehingga
mengambil area pantai.
Lokasi : Labuhan Lalar, Taliwang
Waktu : 07 Desember 2010
Sumber:http://www.sumbawanews.com
Keterangan:
Bencana alam yang merusak pantai
terjadi di Kecamatan Taliwang. Air lautpasang di pantai Labuhan Lalar
merusak puluhan rumah warga desa
Labuhan Lalar.
-
5/27/2018 Erosi Dan Sedimentasi Pola SDA Sumbawa
22/34
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya AirWilayah Sungai Sumbawa
3-21
ENGINEERING CONSULTANT
Lokasi : Tanjung Blusun-Tanjung
Kertasari, Sumbawa Barat
Waktu : Desember 2010Sumber :http://ramalaut08.wordpress.com
Keterangan:
Kawasan ini hampir sebagian besar
kondisi pantainya mengalami abrasi
kecuali sedikit di bagian selatan Tanjung
Blusun dan sebelah utara Muara Sungai
Taliwang. Abrasi yang terjadi sepanjang
kawasan ini cukup signifikan yang
disebabkan oleh letak geografis dari
pantai tersebut dan juga akibat
penebangan hutan bakau
Lokasi : Tanjung Jelenga-Maluk,
Sumbawa Barat
Waktu : Desember 2010
Sumber :http://ramalaut08.wordpress.com
Keterangan :
Kawasan ini sebagian besar mengalami
akresi yaitu Tanjung Jelenga, Teluk
Benette dan Pantai Maluk, dengan
karakteristik pantai tanggul gisik lebar
lebih dari 25 meter, relief pantai sedang
dan perairan yang jernih. Sedangkan
lainnya mengalami abrasi namun karena
resistensi pantai yang tinggi terhadapenergi gelombang, maka tidak terjadi
perubahan garis pantai yang signifikan.
Lokasi : Teluk Benete, Sumbawa
Waktu : Agustus 2012
Sumber :http://www.suarantb.com
Keterangan :
Erosi pantai yang terjadi akibat
banyaknya terumbu karang yang rusak
dan mati.Teluk Benete yang memiliki
dasar pasir, mereka membuat reef ball
yang nantinya akan ditempeli telur
karang dan akan tumbuh menjadi
karang dewasa. Selain itu, reef ball
dapat digunakan untuk mengurangi
gelombang yang menyebabkan erosi
pantai.
-
5/27/2018 Erosi Dan Sedimentasi Pola SDA Sumbawa
23/34
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya AirWilayah Sungai Sumbawa
3-22
ENGINEERING CONSULTANT
Berdasarkan inventarisasi data dan analisis konsultan, yang merupakan
kawasan kerusakan pantai, yaitu:
Tabel 3-12:Daerah Rawan Kerusakan Pantai
No. Nama Pantai
Lokasi
Kecamatan Desa, Dusun
(1) (2) (3) (4)
I Kabup aten Sumbawa Barat
1 Pantai Tano Seteluk Ds. Senayan, Dsn. Poto Tano A , B
kira-kira 1 km dari PotoTano
2 Labuhan lalar Taliwang Ds. Labuhan Lalar, Dsn. Bangsal
II Kabup aten Sumbawa
1 Labuhan Mapin Alas Barat Ds. Labuhan Mapin, Dsn. Bugis, Bajo
2 Sebelum kampung Keramat Buir Ds. Desa Luar, Dsn. Keramat
3 Kramat - Kaung Buir Ds. Pulau Kaung, Dsn. Kaung
4 Labuhan Burung Buir Ds. Labuhan Burung, Dsn. Labuhan Burung
5 Muara Brang Rhee Utan Ds. Rhee, Dsn. Rhee Beru
6 Pantai Labuhan Bua Utan Rhee Ds. Pukat, Dsn. Labuan Bua
7 Pantai Labuhan Utan Rhee Ds. Pukat, Dsn. Karang AnyarKarang Anyar
8 Pantai Labuhan Padi Utan Rhee Ds. Pukat, Dsn. Labuhan Padi
9 Labuhan Bajo Utan Rhee Ds. Labuhan Bajo. Dsn. Labuhan Bajo
10 Muara KaliLabuhan Badas
Ds. Karang Dima, Dsn. Kali Baru, Dsn. KaliPasir, Dsn. Tanjung
Muara Brang Biji
11 Pantai Gua Labuhan Badas Ds. Karang Dima, Dsn. Tanjung Pengamas
Muara Kali Bangkong
12 Labuhan Ijuk Moyo Hilir Ds. Ngeru, Dsn. Labuhan Ijuk
13 Pantai Labuhan Jontal Plampang Ds. Teluk Santong, Dsn. Labuhan Jontal
14 Teluk Santong Plampang Ds. Teluk Santong, Dsn. Teluk Santong
15 Pelabuhan Terujung Tarano Ds. Labuhan aji, Dsn. Terujung
16 Labuhan Aipaya Tarano Ds. Labuhan Aji, Dsn. Aipaya
17 Labuhan Jambu Tarano Ds. Labuhan Jambu, Dsn. Hangapela
18 Pantai Labuhan Jambu Tarano Ds. Labuhan Jambu, Dsn. Hangapela
Jalan Empang - Dompu
19 Pantai Pidang Tarano Ds. Labuhan Jambu, Dsn. Pidang
Teluk Saleh
Muara Sungai Pidang
-
5/27/2018 Erosi Dan Sedimentasi Pola SDA Sumbawa
24/34
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya AirWilayah Sungai Sumbawa
3-23
ENGINEERING CONSULTANT
No. Nama Pantai
Lokasi
Kecamatan Desa, Dusun
(1) (2) (3) (4)
III Kabup aten Dompu
1 Pantai Sire Hu'u Ds. Rasa Bou, Dsn.Sira
2 Pantai Jala Hu'u Ds. Rasa Bou, Dsn.Jala
3 Pantai Hu'u Hu'u Ds. Hu'u, Dsn.Pelabuhan
4 Pantai Lakey Hu'u Ds. Hu'u, Dsn.Lakey
5 Pantai Soro, Teluk Saleh Kempo Ds. Soro, Dsn.Nciu
6 Pantai Hodo, Teluk Saleh Kempo/ Calabai Ds. Tolokalo, Dsn.Hodo
7 Pantai ParopakKilo Ds. Malaju, Dsn.Paropak
IV Kota Bima
1 Kawasan Pelabuhan Bima Rasanae Kelurahan Tanjung, RW 01/RT 03
Kiri Jalan Masuk Bima Barat
2 Kawasan Pelabuhan Bima Rasanae Kelurahan Tanjung, RW 01/RT 02
Kanan jalan masukpelabuhan
Bima Barat
3 Pantai Songgela Rasanae Bonto, Dsn.Songgela
Bima Barat
4 Kolo Asakota Ds. Kolo, Dsn. Kolo 1,2,3,4
V Kabupaten Bima
1 Tololai Ambalawi Ds. Mawu, Dsn. Tololai
2 Mawu pantai Ambalawi Ds. Mawu, Dsn. Rasamawu
3 Pantai Sangiang Ambalawi Ds. Sangiang, Dsn. Sangiang
4 Pantai Poja Sape Ds. Poja, Dsn. Poja Nae
5 Pantai Buncu Sape Ds. Buncu, Dsn. Lamare
6 Pantai Pasir Putih Langgudu Ds. Lajo, Dsn. Pasir Putih
Tanjung emas
Jalan Simpasai - Waworada
7 Pantai Rompo Langgudu Ds. Waworada, Dsn.Rompo
Teluk Waworada
8 Pantai Kore Sanggar Ds. Kore, Dsn. Balam boon
-
5/27/2018 Erosi Dan Sedimentasi Pola SDA Sumbawa
25/34
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya AirWilayah Sungai Sumbawa
3-24
ENGINEERING CONSULTANT
Sumber: Analisa Konsultan Tahun 2013
Gambar 3-8:Peta Kawasan Rawan Kerusakan Pantai
-
5/27/2018 Erosi Dan Sedimentasi Pola SDA Sumbawa
26/34
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya AirWilayah Sungai Sumbawa
3-25
ENGINEERING CONSULTANT
3.5 ANALISIS DAN PERAMALAN PASANG SURUT
Pengolahan data pasang surut (pasut) dengan alur sebagaimana disajikan olehGambar 3.9. Perhitungan konstanta pasut dilakukan dengan menggunakan
metode Least Square. Data pasut diambil dari data sekunder hasil simulasi
NAO- Tide sedangkan untuk verifikasi digunakan data pasut dari Dishidros TNI-
AL. Dengan konstanta pasang surut yang ada pada proses sebelumnya
dilakukan penentuan jenis pasang surut menurut rumus berikut:
22
11
SM
OKNF
+
+=
dimana jenis pasut untuk nilai NF (Bilangan Formzahl):
0 - 0,25 = semi diurnal
0,25 - 1,5 = mixed type (semi diurnal dominant)
1,5 - 3,0 = mixed type (diurnal dominant)
>3,0 = diurnal
Selanjutnya dilakukan peramalan pasang surut yang dipilih bersamaan dengan
masa pengukuran yang dilakukan di lokasi pekerjaan.
Langkah selanjutnya dari pengolahan data pasang surut adalah mencari harga
elevasi-elevasi acuan dari karakteristik perairan di wilayah proyek. Untuk
mencari harga elevasi-elevasi tersebut, digunakan nilai-nilai komponen pasang
surut dari hasil peramalan seperti disajikan pada Tabel 3.13.
-
5/27/2018 Erosi Dan Sedimentasi Pola SDA Sumbawa
27/34
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya AirWilayah Sungai Sumbawa
3-26
ENGINEERING CONSULTANT
Gambar 3-9:Bagan Alir Perhitungan Dan Peramalan Pasang Surut Laut
Langkah pengolahan data pasang surut berikutnya adalah mencari harga
elevasi-elevasi acuan dari karakteristik perairan di wilayah proyek. Untuk
mencari harga elevasi-elevasi tersebut, digunakan nilai-nilai komponen pasang
surut dari hasil penaksiran dengan menggunakan metode least square (rata-rata
kuadrat terkecil) seperti disajikan pada Tabel sebagai berikut.
Tabel 3-13:Komponen Pasang Surut hasil Analisisonstituent SO M2 S2 N2 K2 K1 O1 P1 M4 M S4
Amplitude cm) 0,0 39,75 8,81 9,11 5,63 27,4 17,29 13,07 0,03 0,03Phase o) 168,05 -43,38 165,79 256,55 177,09 221,52 79,99 221,9 86.5
-
5/27/2018 Erosi Dan Sedimentasi Pola SDA Sumbawa
28/34
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya AirWilayah Sungai Sumbawa
3-27
ENGINEERING CONSULTANT
Bilangan Formzall
(F)Tipe Pasang Surut Keterangan
F < 0.25 Pasang harian ganda (semidiurnal)
Dalam 1 hari terjadi 2 kali air pasang dan 2 kali air surut dengan
ketinggian yang hampir sama dan terjadi berurutan secara teratur.
Periode pasang surut rata-rata adalah 12 jam 24 menit.
0.25 < F < 1.5 Campuran, condong ke semi diurnalDalam 1 hari terjadi 2 kali air pasang dan 2 kali air surut dengan
ketinggian dan periode yang berbeda.
1.5
-
5/27/2018 Erosi Dan Sedimentasi Pola SDA Sumbawa
29/34
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya AirWilayah Sungai Sumbawa
3-28
ENGINEERING CONSULTANT
Dengan komponen pasang surut di atas, dilakukan pula penaksiran pasang
surut untuk masa 20 tahun sejak tanggal pengamatan. Hasil peramalan ini
dibaca untuk menentukan elevasi-elevasi acuan pasang surut yang menjadi ciri
daerah tersebut sebagaimana disajikan pada Tabel 3.15.
Dari elevasi acuan pasang surut yang ada maka ditetapkan nilai LLWL sebagai
elevasi nol acuan. Disamping itu dari peramalan untuk masa 20 tahun ke depan
akan didapatkan nilai probabilitas dan prosentase dari masing-masing elevasi
acuan di bawah.
Elevasi rencana didapat dengan menggunakan data hasil ramalan selama 20
tahun tersebut. Harga elevasi-elevasi acuan yang telah diperoleh adalah sebagai
berikut.
Tabel 3-15:Harga Elevasi-elevasi Acuan terhadap LLWLNo. Elevasi Acuan (cm) Tinggi (cm)
1. HHWL Highest High Water Level 196,67
2. MHWS Mean High Water Spring 180,39
3. MHWL Mean High Water Level 151,47
4. MSL Mean Sea Level 107,54
5. MLWL Mean Low Water Level 65,49
6. MLWS Mean Low Water Spring 22,20
7. LLWL Lowest Low Water Level 0.000
Tunggang Pasang sebesar 196,67 cm.
Verifikasi dilakukan dengan membandingkan hasil perhitungan pasut di lokasi
pekerjaan dengan harga pasut keluaran Dishidros TNI AL di lokasi terdekat.
Dalam hal ini, lokasi yang dijadikan pembanding adalah di Lembar (Labuan
Tring) dengan koordinat 8o42 10.0S 116o3 0.00T. Variabel yang diverifikasi
adalah Tipe Pasut yang mana hasilnya cocok yaitu Campuran Condong ke
Harian Ganda (Mixed Semi Diurnal Tide).Ilustrasi elevasi muka air antara estimasi Nao tide dengan hasil analisis
disajikan pada gambar di bawah ini.
-
5/27/2018 Erosi Dan Sedimentasi Pola SDA Sumbawa
30/34
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya AirWilayah Sungai Sumbawa
3-29
ENGINEERING CONSULTANT
-150
-100
-50
0
50
100
150
1 6 11 16 21 26 31
ElevasiMukaAirterhadapMSL
(cm)
Tanggal (Januari 2013)
Perbandingan Hasil Pengamatan dan Penaksiran
Data Pengamatan
Hasil Penaksiran
MSL = 0.0 cm
Gambar 3-10:Perbandingan Elevasi Muka Air estimasi Nao tide dengan analisis metoda least - square
-
5/27/2018 Erosi Dan Sedimentasi Pola SDA Sumbawa
31/34
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya AirWilayah Sungai Sumbawa
3-30
ENGINEERING CONSULTANT
Sumber: NOAAhttp://www.esrl.noaa.gov/psd
Gambar 3-11:Scatter plot data angin di Sumbawa, data tahun 2010 2012
http://www.esrl.noaa.gov/psdhttp://www.esrl.noaa.gov/psdhttp://www.esrl.noaa.gov/psdhttp://www.esrl.noaa.gov/psd -
5/27/2018 Erosi Dan Sedimentasi Pola SDA Sumbawa
32/34
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya AirWilayah Sungai Sumbawa
3-31
ENGINEERING CONSULTANT
Sumber: NOAAhttp://www.esrl.noaa.gov/psd
Gambar 3-12:Windrose plot data angin di Sumbawa, tahun 2010 2012
http://www.esrl.noaa.gov/psdhttp://www.esrl.noaa.gov/psdhttp://www.esrl.noaa.gov/psdhttp://www.esrl.noaa.gov/psd -
5/27/2018 Erosi Dan Sedimentasi Pola SDA Sumbawa
33/34
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya AirWilayah Sungai Sumbawa
3-32
ENGINEERING CONSULTANT
Gambar 3-13:Lokasi sampling elevasi muka air pasang surut Naotide A 8o
2753.48 S 117o23 42.33 T dan Naotide B 9o3 56.02 S 117o13 12.62 T.
Gambar 3-14:Lokasi sampling data angin ESRL NOAA GOV di 10o0 0.00 S117
o
30 0.00T.
-
5/27/2018 Erosi Dan Sedimentasi Pola SDA Sumbawa
34/34
Kajian Teknis Pendukung Pola Pengelolaan Sumber Daya AirWilayah Sungai Sumbawa
3-33
ENGINEERING CONSULTANT
Gambar 3-15:Data Estimasi Tinggi Gelombang (sumber BMKG)Berdasarkan data estimasi tinggi gelombang tanggal 21 dan 20 Oktober 2013,
dapat dilihat bahwa tinggi gelombang sekitar 0-0,75 meter.