Modul Kulit

67
MODUL KULIT KELOMPOK 3 TUTOR : dr. Hanna Aulia Namirah

description

kulit

Transcript of Modul Kulit

Page 1: Modul Kulit

MODUL KULITKELOMPOK 3

TUTOR : dr. Hanna Aulia Namirah

Page 2: Modul Kulit

Kelompok 3

M. Ardiansyah Madarza 110 211 0063 Santri Adzti 110 213 0002 St. Ainulhayati M.Zen 110 213 0009 Sri Ayu Handayani 110 213 0029 Heldi Jafar Yansari 110 213 0041 Kurniati Fajaryanto 110 213 0045 Nurul Insyirah Junaid 110 213 0064 Rahmawati S 110 213 0087 Ghina Salsabila Ruray 110 213 0108 Andi Nurqalby T.S.M 110 213 0117 Marwani 110 213 0133

Page 3: Modul Kulit

Skenario 1Laki-laki 37 tahun dating ke poliklinik dengan keluhan timbul

bercak-bercak merah sejak 2 bulan yang lalu. Keluhan disertai rasa gatal

dan sering di garuk. Gejala berupa sisik putih halus pada lesi kulit yang

kemerahan. Awalnya, gejala timbul di kepala, daerah wajah, lengan bawah,

dan tungkai bawah yang bersifat ringan hanya sedikit tetapi kemudian

semakin bertambah, dan menyebar ke dada dan punggung.sudah berobat ke

puskesmas tetapi tidak mengalami perubahan. Keluhan makin hebat jika

penderita merasa stress dan kurang stabil. Riwayat keluarga dengan keluhan

gatal ada. Pasien sering mengurung diri dan kadang tidak masuk bekerja

jika lesi kambuh kembali.

Page 4: Modul Kulit

Kata kunci Laki-laki 37 tahun Timbul bercak-bercak kemerahan Sejak 2 bulan lalu Rasa gatal dan sering di garuk Terdapat sisik putih halus pada lesi kulit yang kemerahan Timbul di kepala, daerah wajah, lengan bawah, dan tungkai

bawah Bersifat ringan kemudian bertambah dan menyebar ke dada

dan punggung Sudah berobat ke puskesmas tapi tidak mengalami

perubahan Keluhan semakin hebat apabila stress dan kurang stabil Ada riwayat keluarga dengan keluhan gatal Tidak masuk bekerja jika lesi kambuh kembali

Page 5: Modul Kulit

KULITBERCAK MERAH

ANATOMI DAN

HISTOLOGI

JENIS-JENIS EFFLORESENSI

DIFFERENTIALDIAGNOSIS

LANGKAH-LANGKAH DIAGNOSIS

ANAMNESIS

PEMERIKSAANFISIS

PEMERIKSAANPENUNJANG

Mind mapping DIAGNOSIS :

1. Epidemiologi

2. Etiologi

3. Pathogenesis

4. Tatalaksana terapi

5. Preventif

6. Komplikasi

7. Faktor pencetus

8. Faktor resiko

Page 6: Modul Kulit

Pertanyaan1. Sebutkan anatomi dan histologi dari kulit ?

2. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis effloresensi ?

3. Bagaimana Patomekanisme timbul bercak merah ?

4. Bagaimana Patomekanisme gatal ?

5. Mengapa sudah berobat tapi tidak sembuh ?

6. Hubungan stress dengan gejala pasien di skenario ?

7. Differential Diganosis ?a. Psoriasis

b. Dermatitis seboroik

c. Pitriasis Rosea

d. Eritroderma

8. Langkah-langkah Diagnosis ? Anamnesis Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang

Page 7: Modul Kulit

1. Sebutkan anatomi dan histologi dari kulit ?

Pembagian kulit secara garis besar tersusun atas 3 lapisan utama yaitu :

Lapisan epidermis atau kutikel

Lapisan dermis (korium, kutis vera, true skin)

Lapisan subkutis (hypodermis)

Referensi:Wasitaatmadja, S.M, dkk. 2007. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. Jakarta :Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hal. 3-4.

Page 8: Modul Kulit

Lapisan epidermis

Lapisan epidermis terdiri atas 5 stratum :

Stratum Korneum (lapisan tanduk) Stratum Lusidum Startum Granulosum (lapisan

keratohialin)Stratum Spinosum (stratum malphigi) Stratum Basale

Page 9: Modul Kulit

Lapisan Dermis

a. Pars papilare

b. Pars retikulare

Page 10: Modul Kulit

Lapisan Subkutis

Lapisan subkutis adalah kelanjutan dermis, yang terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak didalamnya.

Page 11: Modul Kulit
Page 12: Modul Kulit

Anatomi Kulit

Page 13: Modul Kulit

Histologi Kulit

Page 14: Modul Kulit

2. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis effloresensi ?

Efloresensi primer

-Timbul pada kulit normal

-Makula, papul, plak, urtika, nodus, vesikel, kista

Efloresensi sekunder

-Terjadi setelah efloresensi primer

-Krusta, erosi, ulkus, sikatriks, skuama

Referensi:Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin hal 49-56 FK UI

Page 15: Modul Kulit

Berdasarkan ukuran : Miliar: Sebesar kepala jarum pentul

Lentikular: Sebedsar biji jagung

Numular: Sebesar uang logam 5 rupiah atau

100 rupiah

Plakat: en plaque, lebih besar dari nummular

Referensi:Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin hal 49-56 FK UI

Page 16: Modul Kulit

Berdasarkan susunan kelainan/bentuk Liniar: seperti garis lurus

Sirsinar/anular: seperti lingkaran

Arsinar: berbentuk bulan sabit

Polisiklik: bentuk pinggiran yang sambung menyambung

Korimbiformis: Susunan seperti induk ayam yang dikelilingi

anak-anaknya.

Bentuk lesi

-Teratur : misalnya bulat, lonjong, seperti ginjal dan

sebagainya.

-Tidak teratur: tidak mempunyai bentuk teratur

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin hal 49-56 FK UI

Page 17: Modul Kulit

Berdasarkan penyebaran dan lokalisasi :

Sirkumskrip: berbatas tegas

Difus: tidak berbatas tegas

Generalisata: tersebar pada sebagian besarbagian tubuh

Regional: mengenai daerah tertentu bagian tubuh badan

Universalis: seluruh atau hampir seluruh tubuh (90%-

100%)

Solitar: hanya satu lesi

Herpetiformis: vesikel berkelompok seperti pada herpes

zozter

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin hal 49-56 FK UI

Page 18: Modul Kulit

Konfluens: dua atau lebih lesi yang menjadi satu

Diskret: terpisah satu dengan yang lain

Serpiginosa: proses yang menjalar ke satu

jurusan diikuti oleh penyembuhan pada bagian

yang ditinggalkan

Irisformis: Eritema berbentuk putar lonjong

dengan vesikel yang warna lebihgelap di

tengahnya

Bilateral: Mengenai kedua belah badan

Unilateral: Mengenai sebelah badanIlmu Penyakit Kulit dan Kelamin hal 49-56 FK UI

Page 19: Modul Kulit

Makula:Nodus

PapulUrtikari

Page 20: Modul Kulit

KistaVesikel

Sikatrik Krusta

Page 21: Modul Kulit

3. Bagaimana Pathomekanisme timbul bercak merah ?

Page 22: Modul Kulit

4. Bagaimana patomekanisme gatal ?

Pruritogen (inflamasi, tekanan, suhu)

Neuropeptida (Substansi P) di free polymodal nociceptor nerves (PMN)

Histamin dikeluarkan oleh sel mast atau endogen kimiawi lain

Sinaps serabut saraf C sensitif histamin aktif

P. C. A. Kam, K. H. Tan. 1996. Pruritus-itching for acause and relief?. Anasthesia. Vol. 51. Hlm. 1133-1138

Page 23: Modul Kulit

D

itra

n

s

m

isi

k

a

n

k

e saraf-saraf

y

a

n

g

b

ersila

n

g

a

n

p

a

d

a

k

o

n

tralateral

tra

k

t

u

s

s

p

i

n

o

t

h

ala

m

i

k

u

s

Berjalan naik ke thalamus

Cortex

Pruritus (Gatal)

P. C. A. Kam, K. H. Tan. 1996. Pruritus-itching for acause and relief?. Anasthesia. Vol. 51. Hlm. 1133-1138

Page 24: Modul Kulit

Hubungan dengan menghentakkan rambut (garuk)

Menggaruk (hentakkan rambut)

Stimulasi serabut saraf A afferent

Impuls bersinaps dengan inhibitory interneuron

Menghambat serabut saraf C

Menurunkan rasa gatal

P. C. A. Kam, K. H. Tan. 1996. Pruritus-itching for acause and relief?. Anasthesia. Vol. 51. Hlm. 1133-1138

Page 25: Modul Kulit

5. Mengapa sudah berobat tapi tidak sembuh ?

Faktor Genetik

Faktor Imunologik  

Faktor Cuaca

Obat-obatan

Stres psikologik kit.

Sinar Ultraviolet Sinar UV

 

 Referensi : Lumenta, Nico. A. 2006. Manajemen Hidup Sehat. Jakarta : Gramedia. Hal 138-139 Djuanda, Adhi. 2010.  Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta : FKUI. Hal 189-190. Harahap, Marwali. 2013.  Ilmu Penyakit Kulit . Jakarta: Hipokrates. Hal 116-117.

Page 26: Modul Kulit

6. Hubungan stress dengan gejala pasien di skenario ?

Perubahan permeabilitas kulit yang diinduksi oleh stres psikologis ini dimediasi oleh peningkatan kadar glukokortikoid endogen. Stres psikologis dalam bentuk insomnia menyebabkan gangguan fungsi stratum korneum dalam bentuk penurunan proliferasi sel epidermis, mengganggu diferensiasi epider¬mis dan menurunkan densitas dan ukuran korneodesmosome. Gangguan fungsi barier permeabilitas kulit dihubungkan dengan penurunan produksi dan sekresi dari badan lamelar yang akan mempengaruhi sintesis lemak epidermis.

Sinaga. Dameria. 2013. pengaruh stress psikologis terhadap pasien psoriasis. Fakultas kedokteran universitas kristen Indonesia. E-journal

Page 27: Modul Kulit

7. Differential diagnosis

Page 28: Modul Kulit

Eritroderma PITIRIASIS ROSASEA

DERMATITIS SEBOROIK

PSORIASIS

Usia 30-40 Bayi dan dewasa P: 29W: 27

bercak-bercak merah

+ + + +

Predileksi Seluruh atau hapir seluruh tubuh

Wajah, area sentral (hidung, dagu,pipi, kening, & alis)

Ringan: kulit kepalaBerat: alis, kening, pangkal hidung, sulcus nasolabialis, belakang telinga, daerah presternal, &daerah antara scapula

Bagian tubuh yang sering terkena gesekan/tekanan, seperti siku, lutut, & punggung

Effloresensi Eritema dan biasanya disertai sisik

Telangiektasis, papul, pustul

Skuama berminyak , berwarna kekuningan dgn batas tdk jelas

Makula eritema, ditutupi skuama kasar belapis berwarna putih bening seperti mika.

Page 29: Modul Kulit

Eritroderma PITIRIASIS ROSASEA

DERMATITIS SEBOROIK

PSORIASIS VULGARIS

Gatal + +/- + (kepala)

+

Recurrent + + +

Faktor cuaca +/- + (stadium 1)

+ +

Faktor psikis +/- + + +

Riwayat keluarga

+/- - + +

Page 30: Modul Kulit

Psoriasis adalah penyakit peradangan kulit kronik dengan dasar genetik yang kuat dengan karakteristik perubahan pertumbuhan dan diferensiasi sel epidermis disertai manifestasi vaskuler, juga diduga adanya pengaruh sistem saraf.

Referensi: Ilmu penyakit kulit dan kelamin, hal 213-221. Edisi 7. 2015. Badan penerbit FK UI

A. Psoriasis

Page 31: Modul Kulit

Penyebab dan Epidemiologi

-Penyebab : Belum jelas

-Umur : biasanya dewasa muda

-Jenis Kelamin : pria dan wanita sama

Referensi: Ilmu penyakit kulit dan kelamin, hal 213-221. Edisi 7. 2015. Badan penerbit FK UI

Page 32: Modul Kulit

Gejala Klinis :

-plak eritomatosa diliputi - skuama putih dengan titik-titik perdarahan

- umumnya simetris. - Penyakit ini dapat menyerang kulit, kuku, mukosa dan sendi tapi tidak mengganggu rambut

Referensi: Ilmu penyakit kulit dan kelamin, hal 213-221. Edisi 7. 2015. Badan penerbit FK UI

Page 33: Modul Kulit

Jenis- jenis psoriasis1. Psoriasis plakat

- Dimulai dengan maculnya eritematosa berukuran kurang dari 1cm atau

papul yang melebar ke arah pinggir dan bergabung beberapa lesi menjadi

satu

- Berdiameter satu sampai beberapa sentimeter

Referensi: Ilmu penyakit kulit dan kelamin, hal 213-221. Edisi 7. 2015. Badan penerbit FK UI

Page 34: Modul Kulit

2. Psoriasis gutata

-Jenis ini khas pada dewasa muda

- Bila terjadi pada anak sering bersifat swasima

- Bentuk spesifik yang dijumpai adalah lesi papul eruptif

berukuran 1-10mm

Referensi: Ilmu penyakit kulit dan kelamin, hal 213-221. Edisi 7. 2015. Badan penerbit FK UI

Page 35: Modul Kulit

3. Psoriasis artritis

-Pasien pertama kali datang dengan keluhan sendi

- Bila mengenai distal interphalageal, umumnya pasien juga

mengalami psoriasis kuku.

Referensi: Ilmu penyakit kulit dan kelamin, hal 213-221. Edisi 7. 2015. Badan penerbit FK UI

Page 36: Modul Kulit

4. Psoriasis Pustulosa

- Tampak kulit yang merah,

- Nyeri,

- meradang dengan pustul milier tersebar diatasnya.

- Pustule tersebut bersifat steril sehingga tidak dapat diobati

dengan antibiotic.

Referensi: Ilmu penyakit kulit dan kelamin, hal 213-221. Edisi 7. 2015. Badan penerbit FK UI

Page 37: Modul Kulit

5. Eritroderma

Lesi dibedakan menjadi dua bentuk;

- Psoriasis universalis yaitu lesi psoriasis plakat (vulgaris) yang luas hampir

seluruh tubuh

- Bentuk kedua adalah bentuk yang lebih akut sebagai peristiwa mendadak

vasodilatasi generalisata

Referensi: Ilmu penyakit kulit dan kelamin, hal 213-221. Edisi 7. 2015. Badan penerbit FK UI

Page 38: Modul Kulit

6. Psoriasis kuku

- kuku berwarna kekuning-kuningan disebut yellowish dis-

coloration atau oil

- abnormalitas lempeng kuku berupa sumur-sumur kuku

mengakibatkan kuku hancur (crumbling) dan splinter

hemorrhage.

Referensi: Ilmu penyakit kulit dan kelamin, hal 213-221. Edisi 7. 2015. Badan penerbit FK UI

Page 39: Modul Kulit

Faktor Pencetus

- Lingkungan- Genetik- Garukan, aberasi superficial, reaksi

fototoxic/pembedahan- Ketegangan emosional- Obat (anti malaria, NSID, gembfibrosil, litium,

angiotensin-converting enzyme inhibitor, beberapa jenis antibiotik)

- Bakteri, virus, jamur

Referensi: Ilmu penyakit kulit dan kelamin, hal 213-221. Edisi 7. 2015. Badan penerbit FK UI

Page 40: Modul Kulit

Komplikasi

- Risiko penyakit Kardiovaskuler (Infark Miokard Akut)

- Risiko Limfoma malignum- Gangguan emosional (depresi, penurunan harga diri, penolakan sosial, merasa malu, sex, dan kemampuan profesional)

Referensi: Ilmu penyakit kulit dan kelamin, hal 213-221. Edisi 7. 2015. Badan penerbit FK UI

Page 41: Modul Kulit

Terapi

Pengobatan Topikal1. Topikal kortikosteroid2. kalsipotriol/kalsipotrien3. Retinoid topical4. Ter dan Antralin5. Fototerapi

Referensi: Ilmu penyakit kulit dan kelamin, hal 213-221. Edisi 7. 2015. Badan penerbit FK UI

Page 42: Modul Kulit

Terapi

Pengobatan Sistemik1. Asitretin : 0,5-1 mg/kgBB/hari 2. Metotreksat : 7,5-15 mg setiap minggu3. Agen biologic

Referensi: Ilmu penyakit kulit dan kelamin, hal 213-221. Edisi 7. 2015. Badan penerbit FK UI

Page 43: Modul Kulit

Pencegahan

-Menjaga kelembaban kulit, dapat membantu

mencegah perdarahan dan retak terkait dengan

penyakit psoriasis.

- Kelembaban udara,

- Pilih produk kulit anda.

Referensi: Ilmu penyakit kulit dan kelamin, hal 213-221. Edisi 7. 2015. Badan penerbit FK UI

Page 44: Modul Kulit

Prognosis

Sampai saat ini, pengobatan psoriasis tetp

hanya bersifat remitif. Kekambuhan yang boleh

dikatakan hampir selalu ada mengakibatkan

pemakaian obat dapat berlangsung seumur hidup.

Referensi: Ilmu penyakit kulit dan kelamin, hal 213-221. Edisi 7. 2015. Badan penerbit FK UI

Page 45: Modul Kulit

• Definisi

Adalah peradangan kulit pada daerah yang banyak mengandung kelenjar sebasea.

• Penyebab dan epidemiologi

Penyebab : Diduga akibat aktivitas kelenjar sebasea yang meningkat

Umur : Biasanya pada orang dewa

Jenis Kelamin : Lebih sering pada pria

Djuanda, Adhi. 2010. Atlas Berwarna Penyakit Kulit. Jakarta : FK UI Halaman104-106

B. Dermatitis seboroik

Page 46: Modul Kulit

Gejala Klinis

keluhan utama dan keluahan tambahan biasanya kulit penderita tampak berminyak, dengan kuman Pityrosporum ovale yang hidup komensal di kulit berkembang lebih subur. Pada kepala tampak eritema dan skuama halus sampai kasar (ketombe). Kulit tampak berminyak dan menghasilkan skuama yang putih berminyak pula. Penderita akan mengeluh rasa gatal yang hebat

Djuanda, Adhi. 2010. Atlas Berwarna Penyakit Kulit. Jakarta : FK UI Halaman104-106

Page 47: Modul Kulit

Gambaran Gejala

Page 48: Modul Kulit

TerapiUmum :Hindari semua factor yang memperberat, makanan yang berlemak, minuman beralkohol, serta stress, dan emosi. Perawatan rambut, dicuci dan dibersihkan dengan shampoo

Djuanda, Adhi. 2010. Atlas Berwarna Penyakit Kulit. Jakarta : FK UI Halaman104-106

Page 49: Modul Kulit

Terapi Khusus :

1. Sistemik

-Antihistamin H1 sebagai penenang dan anti gatal.

-Vitamin B kompleks

-Antibiotik oral seperti penisilin, eritromisin pada infeksi sekunder

-Preparat azol akhir-akhir ini sangat berpengaruh terhadap P. ovale, juga dapat mempengaruhi berat ringannya dermatitis seboroik.

Djuanda, Adhi. 2010. Atlas Berwarna Penyakit Kulit. Jakarta : FK UI Halaman104-106

Page 50: Modul Kulit

2. Topikal

Cuci rambut dengan selenium sulfide atau dengan larutan salisil 1% atau larutan belerang 2-4% atau dalam bentuk krim

Kortikosteroid topical atau krim dapat memberi kesembuhan sementara.

Djuanda, Adhi. 2010. Atlas Berwarna Penyakit Kulit. Jakarta : FK UI Halaman104-106

Page 51: Modul Kulit

Prognosis

Baik, jika faktor-faktor pencetus dapat dihilangkan

Djuanda, Adhi. 2010. Atlas Berwarna Penyakit Kulit. Jakarta : FK UI Halaman104-106

Page 52: Modul Kulit

Definisi :

Pitiriasis rosea adalah penyakit kulit dimulai dengan sebuah lesi inisial berbentuk eritema dan skuama halus, kemudian disusul oleh lesi-lesi yang lebih kecil di badan, lengan dan paha atas yang tersusun sesuai lipatan kulit dan biasanya sembuh dalam waktu 3-8 minggu

Referensi :Prof. dr. R.S. Siregar, Sp.KK(K). Penyakit Prakeganasan dan keganasan kulit dalam: dr. Huriawati Hartanto, editor. Atlas Berwarna Saripati Kulit, Edisi 2. Jakarta: EGC; 2004. Hal. 100-103.

C. Pitriasis Rosea

Page 53: Modul Kulit

EPIDEMIOLOGI

Pitiriasis rosea didapati pada semua umur, terutama antara 15-40 tahun, pada wanita dan pria sama banyak.

Referensi :Prof. dr. R.S. Siregar, Sp.KK(K). Penyakit Prakeganasan dan keganasan kulit dalam: dr. Huriawati Hartanto, editor. Atlas Berwarna Saripati Kulit, Edisi 2. Jakarta: EGC; 2004. Hal. 100-103.

Page 54: Modul Kulit

ETIOLOGI

Ada yang mengemukakan hipotesis tentang etiologi penyakit ini bahwa desebabkan oleh virus karena merupakan penyakit self limiting disease umumnya sembuh sendiri dalam waktu 3-8 minggu.

Referensi :Prof. dr. R.S. Siregar, Sp.KK(K). Penyakit Prakeganasan dan keganasan kulit dalam: dr. Huriawati Hartanto, editor. Atlas Berwarna Saripati Kulit, Edisi 2. Jakarta: EGC; 2004. Hal. 100-103.

Page 55: Modul Kulit

GEJALA KLINIS gatal ringan pitiriasis berarti skuama halus. Penyakit dimulai dengan lesi pertama umumnya di badan, soliter

berbentuk oval dan anular, diameternya kira-kira 3cm. ruam terdiri atas eritema dan skuama halus dipinggir. Lamanya beberapa hari hingga beberapa minggu. Lesi berikutnya timbul 4-10 hari setelah lesi pertama, memberi gambaran yang khas sama dengan lesi pertama hanya lebih

kecil, susunannya sejajar dengan kosta, hingga menyerupai pohon cemara terbalik.

Tempat predileksi pada badan, lengan atas bagian atas proksimal dan paha atas, sehingga seperti pakaian renang wanita jama dulu.

Kecuali bentuk lazim berupoa eritroskuama, pitiriasis rosea dapat juga berbentuk urtika, vesikel, dan papul, yang lebih sering terdapat pada anak-anak.

Referensi :Prof. dr. R.S. Siregar, Sp.KK(K). Penyakit Prakeganasan dan keganasan kulit dalam: dr. Huriawati Hartanto, editor . Atlas Berwarna Saripati Kulit, Edisi 2. Jakarta: EGC; 2004. Hal. 100-103.

Page 56: Modul Kulit

GAMBARAN

Page 57: Modul Kulit

PENGOBATAN

Pengobatan bersifat simtomatik, untuk gatalnya dapat diberikan sedative, sedangkan sebagai obat topical dapat diberikan bedak asam salisilat yang dibubuhi mentol ½ - 1%.

Referensi :Prof. dr. R.S. Siregar, Sp.KK(K). Penyakit Prakeganasan dan keganasan kulit dalam: dr. Huriawati Hartanto, editor. Atlas Berwarna Saripati Kulit, Edisi 2. Jakarta: EGC; 2004. Hal. 100-103.

Page 58: Modul Kulit

PROGNOSIS

Prognosis baik karena penyakit sembuh spontan biasanya dalam waktu 3-8 minggu.

Referensi :Prof. dr. R.S. Siregar, Sp.KK(K). Penyakit Prakeganasan dan keganasan kulit dalam: dr. Huriawati Hartanto, editor. Atlas Berwarna Saripati Kulit, Edisi 2. Jakarta: EGC; 2004. Hal. 100-103.

Page 59: Modul Kulit

Definisi

Adalah kelainan kulit yang ditandai dengan eritema di seluruh/hampir seluruh tubuh, biasanya disertai skuama

Etiologi

Berdasarkan penyebabnya eritroderma, dibagi menjadi 3 golongan:

-Akibat alergi obat secara sistemik

-Akibat perluasan penyakit kulit, seperti psoriasis, pitiriasis rubra pilaris, pemfigus foliaseus, dermatitis atopic dan liken planus

-Akibat penyakit sistemik termasuk keganasan

Referensi: Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Hal 236-237

D. Eritroderma

Page 60: Modul Kulit

Gambaran Klinis

Lokalisasi : Seluruh atau hapir seluruh tubuh

Efloresensi : Eritema dan biasanya disertai sisik

Penatalaksanaan Terapi eritroderma dengan kortikosteroid. Dosis berkisar dari

3x10 mg sampai 4x15 mg sehari. Diet perlu tinggi protein karena banyak skuama yang terlepas. Topikal dapat diberikan emolien lanolin 10% untuk

mengurangi radiasi akibat vasodilatasi oleh eritema.

Referensi: Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Hal 236-237

Page 61: Modul Kulit

Prognosis

Baik jika disebabkan alergi obat. Buruk pada sindroma Sézary.

Referensi: Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Hal 236-237

Page 62: Modul Kulit

8. Langkah-langkah Diagnosis ?

1. Anamnesis

• Menanyakan lokasi awal munculnya lesi akan membantu dalam

menegakkan diagnosis, misalnya :

-Pada penyakit psoriasis biasanya lesi muncul terdistribusi secara simetris pada ekstensor ekstremitas, terutama di siku dan lutut, kulit kepala, lumbosakral, bokong dan genital.

-Pada dermatitis seboroik biasanya muncul pada daerah tubuh yang banyak mengandung kelenjar sebasea seperti kulit kepala, wajah, telinga, badan bagian atas dan fleksura (inguinal, inframma, dan aksila)

-Pada pitriasis rosea biasanya mengenai badan, lengan atas bagian proksimal dan paha atas sehingga biasanya membentuk seperti pakean renang.

Referensi :-Departemen ilmu kesehatan kulit dan kelamin. Fakultas kedokteran universitas sriwijaya.-Dr. Imam budi putra,sp.kk. Departemen ilmu kesehatan kulit dan kelamin. Fakultas kedokteran universitas sumtera utara-Burnside-mcglynn. Adams diagnosis fisik. Edisi 17. Jakarta. EGC.1995. hal89-93

Page 63: Modul Kulit

1. Tanyakan demam atau tidak.

Pada pitriasis rosea biasanya akan diawali dengan demam yang disebabkan oleh virus.

2.Tanyakan disertai gatal atau tidak.

Pada beberapa penyakit kulit ada yang lesinya tidak disertai gatal misalnya pada MH

3. Tanyakan apakah bercak kulit ini ada hubungannya dengan bercak serangga atau luka (trauma).

Pada psoriasis dan dermatitis seboroit biasanya lesi muncul pada daerah bekas trauma.

4.Tanyakan apakah bercak kulit disertai nyeri atau tidak. Jika ia tanyakan kapan hal tersebut, apakah terjadi mendadak atau tidak. Sifat nyeri atau keram : ringan,sedang, berat, intermitten atau terus menerus.

Referensi :-Departemen ilmu kesehatan kulit dan kelamin. Fakultas kedokteran universitas sriwijaya.-Dr. Imam budi putra,sp.kk. Departemen ilmu kesehatan kulit dan kelamin. Fakultas kedokteran universitas sumtera utara-Burnside-mcglynn. Adams diagnosis fisik. Edisi 17. Jakarta. EGC.1995. hal89-93

Page 64: Modul Kulit

5. Tanyakan apakah ada sakit di daerah lain.

Pada pitriasis rosea kadang akan muncul keluhan nyeri sendi.

6.Tanyakan riwayat penyakit pasien.

Pada pitriasis rosea gejala awal yang muncul adalah demam, lemas, mual, tidak nafsu makan, dan adanya pembesaran kelenjar limfe

7.Tanyakan riwayat penyakit yang sama dalam keluarga atau lingkungan sekitar tempat tinggal.

Ada beberapa penyakit yang disebabkan karena adanya faktor genetic seperti pada penyakit psoriasis

8.Tanyakan riwayat pengobatan.

Pada penyakit pitriasis rosea kadang disebabkan oleh karena obat-obatan.

Referensi :-Departemen ilmu kesehatan kulit dan kelamin. Fakultas kedokteran universitas sriwijaya.-Dr. Imam budi putra,sp.kk. Departemen ilmu kesehatan kulit dan kelamin. Fakultas kedokteran universitas sumtera utara-Burnside-mcglynn. Adams diagnosis fisik. Edisi 17. Jakarta. EGC.1995. hal89-93

Page 65: Modul Kulit

2. Pemeriksaan Fisik-Lihat keadaan umum pasien.

-Inspeksi dari ujung rambut sampe ujung kaki.

-Tentukan status gizi

-Status gizi buruk akan mempengaruhi sistem kekebalan tubuh.

-Ukur tanda vital pasien

-Pemeriksaan bercak kulit (jenis efluoresensi)

-Lihat permukaan lesi rata, kering, atau basah.

Referensi :-Departemen ilmu kesehatan kulit dan kelamin. Fakultas kedokteran universitas sriwijaya.-Dr. Imam budi putra,sp.kk. Departemen ilmu kesehatan kulit dan kelamin. Fakultas kedokteran universitas sumtera utara-Burnside-mcglynn. Adams diagnosis fisik. Edisi 17. Jakarta. EGC.1995. hal89-93

Page 66: Modul Kulit

3. Pemeriksaan Penunjang

-Pemeriksaan darah

-Lampu wood

-Kerokan kulit

-Biopsi kulit

-Histopatologi

-Tes temple

Referensi :-Departemen ilmu kesehatan kulit dan kelamin. Fakultas kedokteran universitas sriwijaya.-Dr. Imam budi putra,sp.kk. Departemen ilmu kesehatan kulit dan kelamin. Fakultas kedokteran universitas sumtera utara-Burnside-mcglynn. Adams diagnosis fisik. Edisi 17. Jakarta. EGC.1995. hal89-93

Page 67: Modul Kulit

Terima kasih