Pemilhan Moda Dan Rute

download Pemilhan Moda Dan Rute

of 76

description

Pemilhan Moda Dan Rute

Transcript of Pemilhan Moda Dan Rute

  • Fadhilah Rusmiati - 25413020

    Firdausi Nurul Awwal - 25413021

    Sara Sorayya Ermuna - 25413056

    PEMILIHAN MODA DAN RUTE

  • (Ofyar, hal.

    83)

    Pendekatan Pemodelan Transportasi

  • PENDAHULU

    AN

    Dalam pemilihan moda ini akan diidentifikasi besarnya pergerakan

    antar zona yang menggunakan setiap moda transportasi tertentu.

    Oleh karena itu, masalah pemilihan moda dapat dikatakan sebagai

    tahap terpenting dalam berbagai perencanaan dan kebijakan

    transportasi. Hal ini menyangkut efisiensi pergerakan di daerah

    perkotaan, ruang yang harus disediakan kota untuk dijadikan

    prasarana transportasi, dan banyaknya pilihan moda transportasi

    yang dapat dipilih oleh penduduk.

  • TUJUAN PEMILIHAN

    MODA Model pemilihan moda bertujuan untuk mengetahui proporsi orang yang akan menggunakan setiap moda. Proses ini dilakukan dengan maksud untuk mengkalibrasi model pemilihan moda pada tahun dasar dengan mengetahui peubah bebas (atribut) yang mempengaruhi pemilihan moda tersebut. Setelah dilakukan proses kalibrasi, model dapat digunakan untuk meramalkan pemilihan moda dengan menggunakan nilai peubah bebas (atribut) untuk masa mendatang.

  • FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT

    MEMPENGARUHI PEMILIHAN

    MODA

  • PROSES PEMILIHAN MODA

  • MODEL

    AGREGAT

    MODEL

    DISAGREGAT

    Agregat Disagregat

    Estimasi berdasarkan tren dari

    data time series

    Kelemahan: Tidak sensitiv

    terhadap adanya perubahan

    kebijakan

    Estimasi berdasarkan biaya

    akomodasi

    Kelemahan: Tidak sensitiv

    terhadap adanya perubahan

    kebijakan

    Asumsi:

    Dipengaruhi oleh:

    1. karakter individu, seperti

    kepemilikan kendaraan,

    kepemilikan SIM

    2. Kesempatan untuk melakukan

    perjalanan

    Mengindikasikan karakter zona

    asal, seperti biaya rata-rata moda

    yang digunakan, maupun waktu

    tunggu

    Aspek kebijakan tidak

    diakomodir

  • Model pemilihan moda dianggap:

    Model agregat jika menggunakan informasi berbasis zona

    Model tidak agregat jika memakai data berbasis rumah

    tangga dan atau data individu

  • MODEL PEMILIHAN

    MODA

    Keterangan :

    G = Bangkitan Pergerakan

    MS = Pemilihan Moda

    A = Pemilihan Rute

    D = Sebaran Pergerakan

    (Ofyar, hal : 393)

    I. Pemilihan moda dilakukan pada saat menghitung bangkitan pergerakan

    II. Proses pemilihan moda terjadi sebelum proses pemilihan rute dilakukan

    III. Tahapan bangkitan pergerakan dan pemilihan rute ikut menentukan dalam pemilihan moda

    IV. Proses Pemilihan moda terjadi setelah sebaran pergerakan dilakukan

  • Pemilihan Moda dengan Model Diskrit

    Model Pilihan Diskrit (discrete choice model), yaitu

    model probabilitas dimana nilai dari setiap pilihan

    responden berkaitan dengan pilihan-pilihan lainnya

    dalam satu alternatif yang ditawarkan.

    Berdasarkan data disagregat (Pilihan indovidu terhadap moda yang ada)

    Keseluruhan pilihan digambarkan sebagai

    persepsi individu untuk memaksimalkan

    utilitas

    Adanya variasi dari perespsi dan tingkah

    laku disebabkan:

    Metode yang paling populer

    digunakan

    1. Standar error yang digunakan oleh

    pengamat

    2. Tingkat kepercayaan terhadap

    individu/responden

    3. Variasi yang berbeda dari masing-masing

    persepsi individu

  • Juga untuk dua moda alternatif, tetapi model ini

    menekankan untuk memilih moda 1, bukan

    moda 2 dan berusaha menghubungkan antara

    jumlah perjalanan dengan variabel bebas yang

    mempengaruhi, misalnya biaya (cost) dan

    variabel ini harus berdistribusi normal.

    Bentuknya adalah (Fidel, 2005):

    Model Probit

    Bentuk model ini adalah sebagai berikut (Fidel,

    2005):

    Dimana

    e

    Probabilitas (%) peluang moda I untuk

    dipilih

    Nilai parameter atau nilai kepuasan

    menggunakan moda I dan moda j

    Eksponensial

    Model logit biner ini hanya untuk pilihan 2

    moda transportasi alternatif (moda i dan j).

    Model Logit

  • Model Multinomial Logit

    Model ini merupakan model pemilihan diskret

    yang paling sering digunakan. Pilihan yang

    dihadapi pelaku perjalanan lebih dari 2 pilihan,

    yaitu 3 pilihan dan seterusnya. Bentuk model

    ini digambarkan melalui persamaan berikut

    (Fidel, 2005):

    Dimana:

    P(i) = peluang moda I untuk dipilih

    Ui = nilai manfaat menggunakan moda i

    Ujn = sejumlah nilai manfaat moda-moda lain

    selain moda I (moda ji jn)

  • CONTOH SOAL

    Kota Surabaya direncanakan untuk mengembangkan moda monorail sebagai salah satu cara

    untuk mereduksi kemacetan yang terjadi, mengingat Kota Surabaya merupakan ibu kota

    Propinsi Jawa Timur dengan berbagai faktor penarik berupa fasilitas pendidikan, kesehatan,

    dan lapangan kerja yang menjanjikan sehigga dapat memicu adanya peningkatan jumlah

    penduduk sehingga dapat berdampak pada kondisi lalu lintas. Selain itu, perkembangan

    Kota Surabaya sudah mulai menimbulkan pertumbuhan bagi kota-kota disekitarnya yang

    dapat disebut dengan Urban Sprawl, seperti Kota Sidoarjo. Banyak permukiman yang

    tumbuh di Sidoarjo akibat kurangnya lahan untuk pembangunanan perumahan di Surabaya

    sehingga terjadi mobilitas yang cukup tinggi dari Sidoarjo menuju Surabaya. Mobilitas yang

    tinggi dapat menimbulkan permasalahan transportasi berupa kemacetan. Adanya penyediaan

    kereta komuter Surabaya Sidoarjo tidak banyak membantu untuk mengatasi masalah

    transportasi bagi para komuter tersebut.

    Oleh karena itu, arus transportasi di Surabaya yang tinggi perlu didukung dengan adanya

    penyediaan angkutan umum berupa angkutan kota, kereta api, dan bus kota serta perlu

    adanya integrasi antara moda transportasi yang satu dengan moda transportasi lainnya

    sehingga pergerakan dapat berjalan dengan lancar.

  • CONTOH SOAL Metode yang digunakan

    Metode yang digunakan adalah metode diskret multinomial logit dengan teknik Stated preference. Dalam hal ini teknik stated preference digunakan untuk mengetahui jumlah penumpang yang akan berpindah dari kendaraan bermotor yaitu mobil dan motor ke monorail. Atribut yang digunakan yaitu atribut terhadap waktu dan harga karena kedua atribut tersebut merupakan variable yang paling berpengaruh dalam pemilihan moda.

    Fungsi utilitas adalah mengukur daya tarik setiap pilihan (scenario hipotesa) yang diberikan pada responden. Fungsi ini merefleksikan pengaruh pilihan responden pada seluruh atribut yang termasuk dalam Stated Preference, dengan bentuk fungsi utilitas linier adalah sebagai berikut:

    Ui = a0 + a1x1 + + anxn Dengan: Ui = utilitas pilihan i a0 . an = parameter model x1 . xn = nilai atribut

    Tujuan analisa adalah menentukan estimasi nilai a0 sampai an dan nilai-nilai tersebut sebagai bobot pilihan atau komponen utilitas. Berdasarkan nilai parameter model, dapat diketahui efek relative setiap atribut pada seluruh utilitas. Setelah komponen utilitas dapat diestimasi, maka selanjutnya dapat digunakan untuk berbagai tujuan, seperti menentukan kepentingan relative dari atribut yang termasuk dalam eksperimen dan menentukan fungsi utilitas untuk peramalan model.

  • CONTOH SOAL Penentuan Sampel

    No Kecamatan Jumlah Penduduk Jumlah KK

    Per Kec Jumlah

    KK

    Persentase (KK Kec

    /KK Kota)

    Jumlah Sampel (% X

    1451KK)

    1 Genteng 69691 13938 580501 2,4 35

    2 Bubutan 115878 23176 580501 4 58

    3 Gubeng 157254 31451 580501 5,4 78

    4 Sukolilo 99362 19872 580501 3,4 49

    5 Mulyorejo 79379 15876 580501 2,7 39

    6 Wonokromo 186813 37363 580501 6,4 93

    7 Dukuh Pakis 59930 11986 580501 2,1 30

    8 Sukomanunggal 97363 19473 580501 3,3 47

    Total Sampel 429

    Kota Surabaya yang mempunyai penduduk sejumlah 2.902.507 jiwa atau 580501 KK (diasumsikan 1 KK terdiri dari 5 orang) dapat menggunakan standar tersebut sehingga didapatkan jumlah sampel untuk Kota Surabaya adalah 1451 KK. Untuk setiap kecamatan jumlah sampelnya didstribusikan berdasarkan jumlah penduduk yang terdapat di Kecamatan tersebut.

  • CONTOH SOAL Variabel yang digunakan

    Variabel bebas yang digunakan:

    Harga tiket (X1)

    Waktu tempuh (X2)

    Variabel terikat yang digunakan:

    Jumlah orang yang mau berpindah

    (Y) sampel 429 jiwa

    Analisis stated preference dilakukan untuk

    mengetahui proporsi jumlah orang

    yang mau berpindah moda dari kendaraan

    pribadi yaitu mobil dan motor ke monorail.

    No Makna Pilihan

    Skala Standart

    Pr (Monorail) Skala Numerik

    R=Ln

    1 Pasti memilih Monorail 0,9 R1= 2,1972

    2 Mungkin memilih Monorail 0,7 R2= 0,8473

    3 Pilihan Berimbang 0,5 R3= 0,0000

    4 Mungkin Memilih Kendaraan Pribadi 0,3 R4= -0,8473

    5 Pasti Memilih Kendaraan pribadi 0,1 R5= - 2,1972

    Nilai R=ln

    digunakan untuk

    mengisi nilai Y

    pada masing-

    masing pilihan

    responden untuk

    setiap variabel

  • CONTOH SOAL Karakteristik masing-masing variabel

    Pilihan X1

    Jumlah Respon Masing-masing point (cost) untuk

    Pengguna Mobil

    1* % 2* % 3* % 4* % 5* %

    1 6000 21 60 9 26 2 6 2 6 1 3

    2 9000 10 29 13 37 3 9 6 17 3 9

    3 12000 7 20 5 14 9 26 6 17 8 23

    Atribut Harga (Cost = X1) Harga tiket merupakan variabel yang menjadi alasan untuk seseorang

    menentukan pilihan moda yang akan digunkan dalam melakukan pergerakan. Pilihan harga tiket monorail yang diberikan kepada masyarakat Kota Surabaya yaitu berkisar antara 6000-12000. Berikut ini data responden terhadap atribut cost baik untuk mobil maupun motor.

    Respon Pengguna Mobil/Motor terhadap Atribut Harga Tiket 1 = Pasti Pilih Monorail 2 = Mungkin Pilih Monorail 3 = Pilihan Berimbang 4 = Mungkin Pilih Monorail 5 = Pasti Pilih Monorail

    Pilih

    an

    X1

    Jumlah Respon Masing-masing point (cost)

    untuk Pengguna Motor

    1* % 2* % 3* % 4* % 5* %

    1 6000 168 57 72 24 20 7 10 3 26 9

    2 9000 49 17 65 22 75 25 46 16 61 21

    3 12000 32 11 31 10 66 22 42 14 125 42

  • CONTOH SOAL Karakteristik masing-masing variabel

    Respon Pengguna Mobil/Motor terhadap Atribut Harga Tiket 1 = Pasti Pilih Monorail 2 = Mungkin Pilih Monorail 3 = Pilihan Berimbang 4 = Mungkin Pilih Monorail 5 = Pasti Pilih Monorail

    Pil

    ihan

    X2

    Jumlah Respon Masing-masing point (Time)

    untuk pengguna mobil

    1* % 2* % 3* % 4* % 5* %

    1 5 menit 29 83 4 11 0 0 1 3 1 3

    2 10 menit 21 60 11 31 0 0 2 6 1 3

    3 15 menit 19 54 7 20 2 6 5 14 2 6

    Atribut Waktu (X2) Waktu tempuh atau waktu perjalanan merupakan variabel yang menjadi alasan untuk

    seseorang menentukan pilihan moda yang akan digunkan dalam melakukan pergerakan. Pilihan waktu tempuh monorail yang diberikan kepada masyarakat Kota Surabaya yaitu berkisar antara 5-10 menit. Berikut ini data responden terhadap atribut waktu baik untuk mobil maupun motor.

    Pil

    ihan

    X2

    Jumlah Respon Masing-masing point (Time)

    untuk Pengguna Motor

    1* % 2* % 3* % 4* % 5* %

    1 5 menit 245 83 29 10 2 0 3 1 14 5

    2 10 menit 205 69 57 19 4 0 6 2 15 5

    3 15 menit 196 66 42 14 8 6 12 4 21 7

  • 11

    Korelasi Variable Harga Tiket terhadap Potensi Jumlah Penumpang

    Variabel Koefisien

    Konstanta 2.098

    X1 -.778

    Regresi

    UMonorel-UMobil = 2,098 - 0,778.X1

    PMonorel =

    Harga Tiket (X1) Nilai Utilitas PMonorail PMobil

    6000 -4665,90 0,80 0,20

    9000 -6999,9 0,60 0,40

    12000 -9333,9 0,32 0,68

    -0,402

    Pilihan Probabilitas Ln (Probabilitas)

    Pasti Pilih Monorail 0,9 2,1972

    Mungkin Pilih

    Monorail

    0,7 0,8473

    Pilihan Berimbang 0,5 0,0000

    Mungkin Pilih Moda

    Saat Ini

    0,3 -0,8473

    Pasti Pilih Moda Saat

    Ini

    0,1 -2,1972

  • Analisis Regresi

    X1 Y

    X1 1

    Y -0.226 1

    Variabel Koefisien

    Konstanta 2.189

    X1 -.313

    Korelasi Variable Harga Tiket terhadap Potensi Jumlah Penumpang

    P.Monorail =

    UMonorel-UMobil = 2,198 - 0,313.X2

    Waktu (X2) Nilai Utilitas PMonorail PMobil

    5 0,633 0,82 0,18

    10 -0,932 0,28 0,72

    15 -2,497 0,08 0,92

    X1 = 0,778

    X2 = 0,313

  • Variabel Koefisien

    Konstanta 2.161

    X1 -.982

    X1 Y

    X1 1

    Y -0.493 1

    Korelasi Variable Harga Tiket terhadap Potensi Jumlah Penumpang

    Analisis Regresi

    UMonorel-UMotor = 2,161 - 0,982.X1

    PMonorel =

    Harga Tiket (X1) Nilai Utilitas PMonorail PMotor

    6000 -5890 0,82 0,18

    9000 -8836 0,56 0,44

    12000 -11782 0,21 0,79

  • Variabel Koefisien

    Konstanta 2.028

    X1 -.212

    Analisis Regresi

    X1 Y

    X1 1

    Y -0.149 1

    Korelasi Variable Harga Tiket terhadap Potensi Jumlah Penumpang

    UMonorel-UMotor = 2,028 - 0,212.X2

    PMonorel =

    `

    Harga Tiket (X1) Nilai Utilitas PMonorail PMotor

    5 0,968 0,73 0,17

    10 -0,932 0,48 0,52

    15 -2,497 0,24 0,76

    X1 = 0,982

    X2 = 0,212

  • PEMILIHAN RUTE

  • FOUR STEP MODEL

    Merupakan tahapan final pada

    permodelan transportasi

    Pergerakan kendaraan dari

    satu zona ke zona yang lain

    ditentukan pada rute

    pergerakan tertentu di antara

    tiap pasang zona (I,j)

    Dapat menggunakan

    generalized cost

  • PEMILIHAN RUTE

    ZONA

    BANGKIT

    AN

    ZONA

    TARIK

    AN

    ASAL TUJUAN

    RUTE MANA YANG HARUS DITEMPUH

    BERDASARKAN BIAYA, WAKTU TEMPUH, DAN JARINGAN JALAN YANG

    TERSEDIA

    SETIAP PELAKU PERJALANAN MENCOBA MENCARI

    RUTE TERBAIK YANG MEMINIMUMKAN BIAYA DAN

    WAKTU PERJALANAN

  • EFEK STOKASTIK

    Setiap orang memiliki persepsi yang berbeda mengenai biaya perjalanan

    Kriteria

    Efek Stokastik

    Dipertimbangkan ?

    Tidak Ya

    Efek Batasan

    Kapasitas

    Dipertimbangkan ?

    Tidak All-or-

    Nothing

    Stokastik

    Murni

    Ya Equilibrium

    Wardrop

    Keseimbangan

    -Pengguna-

    Stokastik

  • TUJUAN TAHAPAN PEMODELAN

    Mengalokasi setiap

    pergerakan antar zona

    pada berbagai rute yang

    paling sering digunakan

    orang bergerak dari zona

    asal ke zona tujuan

    Output berupa informasi

    arus lalu lintas pada

    setiap ruas jalan

    termasuk biaya

    perjalanan

    FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN RUTE

    Waktu tempuh, jarak, biaya, kemacetan dan antrian, jenis

    manuever yg dibutuhkan, jenis jalan raya, kelengkapan rambu,

    serta kebiasaan

    Biaya pergerakan dan nilai waktu-biaya pergerakan proporsional

    dengan jarak tempuh

  • Faktor Penentu Utama dalam Pemilihan Rute

    Waktu Tempuh

    Waktu total perjalanan yg diperlukan termasuk berhenti dan tundaan

    Nilai waktu

    Sejumlah uang yg disediakan seseorang untuk dikeluarkan untuk menghemat satu unit waktu perjalanan

    Nilai waktu sebanding dengan pendapatan perkapita, asumsi waktu perjalanan konstan sepanjang waktu, relatif terhadap pengeluaran konsumen

    Biaya perjalanan

    Dalam bentuk uang, waktu tempuh, jarak atau kombinasi ketiganya

    Biaya = a1. waktu + a2 jarak+ a3

    a1 = nilai waktu (Rp/jam)

    a1 = biaya operasi kendaraan (Rp/km)

    a1 = biaya tambahan lain (harga karcis tol)

    Biaya operasi kendaraan

    Biaya bahan bakar, pelumas, baiya penggantian, biaya perawatan kendaraan, upah, gaji sopir

  • METODE ALL OR NOTHING

    Asumsi

    Model pemilihan rute paling sederhana

    Proporsi pengendara dalam memilih rute asumsi pribadi dan ciri fisik tiap ruas jalan yang dilalui

    Biaya perjalanan dianggap tetap dan tidak dipengaruhi oleh kemacetan

    Hanya berfungsi untuk menemukan rute dengan jarak terpendek

    Waktu penggunaan

    Daerah pinggiran kota yang jaringan jalannya tidak begitu rapat dan arus lalu lintas serta kemacetan tidak tinggi / pada jaringan jalan sederhana

    Bagi daerah atau zona yang hanya memiliki beberapa rute alternatif saja

    Kegunaan

    Berfungsi untuk menentukan arah pembangunan jaringan jalan baru

    Digunakan untuk memperlihatkan desire line (garis keinginan), misal rute yang dipilih pengendara jika tidak terjadi kemacetan

    Semua permintaan perjalanan

    dibebankan ke rute minimum dan

    tidak ada satupun yang dibebankan

    ke rute pilihan lainnya

  • METODE ALL OR NOTHING

    Diketahui daerah studi 4 zona

    Zona 1 2 3 4

    1 - 500 750 350

    2 275 - 1050 475

    3 650 1870 - 950

    4 1250 350 2050 -

    Zona 1 2 3 4

    1 - 11 7

    2 10 - 7

    3 5 - 6

    4 8 10 -

    1 2

    3 4

    6

    10

    10

    11

    5 7 7 8

    MATRIKS ASAL TUJUAN (trip)

    MATRIKS WAKTU TEMPUH (t), menit

    MATRIKS WAKTU TEMPUH (t), menit

  • 4

    METODE ALL OR NOTHING

    Tahap 1 : Cari minimum Path Tree

    1 2

    3 4

    6

    10

    10

    11

    5 7 7 8

    1 2

    3 4

    1 2

    3

    1 2

    3 4

    1 2

    3 4

    11

    7

    7 + 10 = 17

    10

    7

    6 + 7 = 13

    6

    5 6 + 8 = 14

    10

    10 + 5= 15 8

    MATRIKS WAKTU TEMPUH (t), menit

  • LAKUKAN PEMBEBANAN TRIP SESUAI MINIMUM PATH TREE

    1 2

    3 4

    6

    10

    10

    11

    5 7 7 8

    MATRIKS WAKTU TEMPUH (t), menit

    4

    1 2

    3 4

    1 2

    3

    1 2

    3 4

    1 2

    3 4

    500

    350+750

    750

    275

    1050+475

    475

    950+650

    1870 650

    2050+350

    350 1250

    Zona 1 2 3 4

    1 - 500 750 350

    2 275 - 1050 475

    3 650 1870 - 950

    4 1250 350 2050 -

  • JUMLAHKAN BEBAN TIAP LINTASAN

    1 2

    3 4

    2076

    3160

    275

    600

    2220

    1626

    1100 1900 4

    1 2

    3 4

    1 2

    3

    1 2

    3 4

    1 2

    3 4

    500

    1100

    750

    275

    1525

    475

    1600

    1870 650

    2400

    350 1250

  • METODE STOKASTIK

    Asumsi

    Mengabaikan efek kemacetan

    Merupakan model

    menyebarkan arus yang ada

    ke banyak rute yang tersedia

    dengan memperhatikan

    kecenderungan setiap

    pengendara dalam memilih

    rute

    Pengendara diasumsikan

    mengambil rute tercepat

    meskipun mereka tidak yakin

    rute mana yang tercepat

    Waktu tempuh menunjukkan

    rute tercepat

    Didasarkan pada seleksi

    sebaran acak yang

    mempunyai rata-rata waktu

    tempuh sebenarnya dari rute

    tersebut

    Ditemukan satu rute tercepat

    yang akan digunakan antara

    setiap pasangan zona i dan d.

    Metode Stokastik , terdiri

    dari beberapa model:

    Model Burrell

    Model Sakarovitch

    Model Dial

    Model dari Metode Stokastik

  • PERBEDAAN METODE STOKASTIK DAN METODE ALL OR NOTHING

    ALL OR NOTHING STOKASTIK

    Persamaan Mengabaikan efek kemacetan

    Perbedaan 1. Rute terpendek

    merupakan satu-

    satunya rute yang

    akan dipilih untuk

    pembebanan arus lalu

    lintas dari zona asal i

    ke zona tujuan j

    2. Biaya perjalanan

    dianggap tetap

    1. Memperhitungkan persepsi

    perseorangan terhadap

    waktu tempuh

    2. Pengguna jalan disebarkan

    kepada beberapa pilihan

    rute (pembebanan arus

    disebar pada beberapa rute)

    3. Biaya perjalanan dapat

    berubah Pemilihan rute didasarkan pada biaya yang

    paling minimal

  • 1. Metode Burrell

    Asumsi

    Membedakan biaya objektif (pengamat) dan subjektif

    (pengendara)

    Biaya perjalanan untuk setiap ruas jalan dan jaringan

    disebar sekitar nilai rerata biaya perjalanan

    Sebaran biaya persepsi diasumsikan tidak berkorelasi

    Dihasilkan n set rute utk setiap set biaya rerata

    Kegunaan

    Menemukan dan membebankan rute tercepat dengan meminimumkan biaya

    Kelemahan

    Tidak memperhitungkan adanya efek kemacetan

  • 1. Metode Burrell

    O1

    O2

    1000

    1000

    1500

    1500

    D a

    c

    b

    Fungsi biaya Empty

    link cost

    Typical

    link cost

    A 1 + arus/1000 1 2

    B 8 + arus/1000 8 9

    C 4 + arus/1000 4 8

    Tentukan sebaran utk biaya persepsi

    tiap ruas jalan

    Pisahkan populasi yg akan bergerak

    utk tiap pasangan asal-tujuan menjadi

    N segmen, tiap segmen diasumsikan

    punya biaya persepsi yg sama

    1.Buat n=0

    2.Buat n=n+1

    3.Utk tiap pasangan asal-tujuan (i-d):

    Hitung biaya persepsi utk tiap ruas

    jalan dgn mengambil sampel dari

    sebaran biaya persepsi

    Buat rute dgn biaya persepsi minimum

    dari i ke d dan bebankan Tid/N besar arus pd tiap ruas jalan

    4. Jika n=N, stop; jika tidak kerjakan

    tahap 2

  • 1. Metode Burrell Fungsi biaya Empty link cost Typical link cost Biaya O1 D

    A 1 + arus/1000 1 2 1,98

    B 8 + arus/1000 8 9 10,17

    C 4 + arus/1000 4 8 7,04

    Fungsi biaya Empty link cost Typical link cost Biaya O1 D

    A 1 + arus/1000 1 2 2,08

    B 8 + arus/1000 8 9 8,73

    C 4 + arus/1000 4 8 8,48

    Rute yang paling

    murah melalui rute

    b

    Rute yang paling

    murah melalui rute

    a + c

    Fungsi biaya Empty link cost Typical link cost Biaya O2 D

    A 1 + arus/1000 1 2 1,92

    B 8 + arus/1000 8 9 9,54

    C 4 + arus/1000 4 8 9,12

    Rute yang paling

    murah melalui rute

    c

    Fungsi biaya Empty link cost Typical link cost Biaya O2 D

    A 1 + arus/1000 1 2 1,6

    B 8 + arus/1000 8 9 8,82

    C 4 + arus/1000 4 8 7,52

    Rute yang paling

    murah melalui rute c

  • Total Arus yang masuk ke masing rute

    O1

    O2

    1000

    1000

    1500

    1500

    D a

    c

    b

    Total arus yang masuk ke a 1000

    Total arus yang masuk ke b 1000

    Total arus yang masuk ke c 4000

    1000

    1000

    1000

    + 1500 + 1500

  • 2. Model Sakarovitch

    Menggunakan

    algoritma

    Menentukan rute terbaik

    yang lebih dari satu rute

    dalam setiap pasangan zona

    di wilayah kajian

    Membagi MAT menjadi N

    bagian dengan proporsi

    terbesar dibebankan ke rute

    tercepat

    Proporsi terkecil

    dibebankan pada rute

    terpanjang

    Dilakukan pengulangan

    sebnanyak N kali hingga

    seluruh MAT dibebankan

    pada jaringan

  • 3. Model Dial

    Rute terpendek akan lebih dipilih daripada yang lebih panjang

    Prob (r) = peluang memilih rute r

    tr = jumlah waktu pada rute r

    R = jumlah rute alternatif

    a = parameter yang dikalibrasi

    Merupakan model rute berdasarkan peluang dengan mengalokasikan

    pergerakan pada beberapa alternatif

    rute yang tergantung pada panjang

    (biaya) rute.

    Membagi pergerakan yang tiba di suatu simpul ke simpul lainnya yang

    memungkinkan.

    Model harus memiliki peluang yang lebih besar dari nol bagi semua ruas

    jalan yang pantas dan peluang sama

    dengan nol bagi ruas jalan yang tidak

    sesuai

  • O1

    O2

    1000

    1000

    1500

    1500

    D a

    c

    b

    1. Biaya dari zona asal O1 untuk

    menuju zona tujuan D melalui

    rute b harus mengeluarkan

    Biaya 9 dolar.

    2. Sementara itu, jika melalui a

    dan c akan mengeluarkan biaya

    10 dolar.

    3. Berapa Peluang yang akan

    melalui rute b, dan berapa yang

    akan melalui rute a + c?

    Pb : exp (-0,5 x 9) = 0,011 = 0,61

    exp (-0,5 x 9) + exp (-0,5 x 10) 0,011 + 0,007

    Sehingga diketahui bahwa 1222 (61%) dari bangkitan yang ada akan memilih rute b

    Dan 778 (39%) akan melalui rute a+c

  • Hambatan batasan kapasitas tidak

    dipertimbangkan

    Ongkos secara implisit diketahui. (Ongkos = Generalised Cost, misal: waktu, jarak, ongkos parkir, kenyamanan, kemudahan, dll)

    Masing-masing pengemudi mencoba untuk

    meminimumkan ongkos perjalanannya dengan

    memilih rute

    ASUMSI

  • Model Equilibrium oleh Wardrop (1952)

    Terdapat dua perilaku intuitif yang menjelaskan bagaimana lalu-lintas dapat didistribusikan kedalam rute yang dikenal dengan

    Prinsip Wardrop Equilibrium

  • 1. Prinsip pertama (Users Equilibrium): Dalam kondisi keseimbangan tidak ada lagi

    pengguna jalan yang bisa mengubah rutenya, karena tidak ada lagi rute lain yang lebih murah

    yang bisa dipilih. Semua rute yang lain yang tidak digunakan memiliki biaya yang sama atau

    bahkan lebih besar daripada rute-rute yang ada sekarang

    Prinsip Wardrop Equilibrium

  • 2. Prinsip kedua (System Optimum): Dalam kondisi keseimbangan, lalu lintas akan mengatur dirinya sendiri dalam (sebagai kumpulan) jaringan yang macet sehingga semua rute yang digunakan dari titik A ke B memiliki biaya yang

    sama dan minimum. Sementara rute yang tidak digunakan berbiaya sama atau bahkan lebih mahal.

    TAPI pada umumnya, dalam praktek arus yang dihasilkan dari dua prinsip tadi tidak sama

    mengikuti prinsip Wardrop pertama Users Equilibrium

  • Model Trip Assignments

    Model Agregat Trip Assignments

    Model Equilibrium

    Heuristic

    (tidak dijamin konvergen)

    Incremental Iterative Quantal

    Algoritma Frank-Wolfe

    (konvergen)

    All-or-Nothing

    Stokastik Murni

  • Tingkat Konvergensi ()

    Tiga tipe dasar kriteria konvergensi: 1. Dengan melihat perbedaan antara arus atau biaya

    ruas pada setiap pengulangan yang berurutan. Dengan perbedaaan ini dapat dilihat apakah proses pengulangan selanjutnya akan menghasilkan

    perubahan yang berarti bagi arus atau biaya tersebut.

    Jika tidak ditemui perubahan yang berarti maka

    konvergensi dianggap sudah tercapai 2. Dengan mengukur perbedaan antara asumsi hubungan

    biaya- arus pada saat awal pembebanan dengan hubungan biaya-arus pada saat akhir pembebanan

    3. Melihat potensi perbaikan yang dihasilkan apabila dilakukan proses pengulangan.

  • Cijr Cij*= selisih biaya pada rute tertentu dan biaya

    perjalanan minimum pada pasangan (i,j). Biaya ini dihitung setelah pengulangan selesai dan total pergerakan didapatkan untuk setiap ruas jalan. Sehingga nilai adalah nilai yang dihasilkan oleh selisih antara biaya rute optimal dan rute tidak optimal.

    Semakin kecil nilai , kondisinya semakin mendekati kondisi

    keseimbangan Wardrop

  • Heuristic Model Equilibrium

    Penggunaan metode ini telah banyak digunakan

    Dapat digunakan pada jaringan yang kompleks yang

    besarnya biaya tergantung sekali dengan interaksi arus

    Tetapi hasil pembebanan tidak dijamin konvergen Beberapa Model diantaranya:

    1. Model Pembebanan Bertahap atau Incremental Model 2. Model Pembebanan Berulang atau Iterative Model 3. Model Pembebanan Kuantal atau Quantal Model

  • Metode Pembebanan Bertahap

    (Incremental Assignment)

    Prinsip utama: membagi MAT total menjadi beberapa bagian

    MAT (misal 10%) dgn menggunakan 1 set faktor proporsional Pn = 0,1 dengan Pn = 1

    Dalam setiap pembebanan, biaya dihitung kembali berdasarkan hub biaya-arus

    Nilai tipikal utk Pn adalah 0,1

    Metode pembebanan bertahap punya keuntungan: 1. Sangat mudah diprogram 2. Hasilnya bisa digunakan utk melihat evolusi terjadinya

    kemacetan pd jam sibuk

  • Bentuk Algoritma :

    1. Pilih 1 set biaya ruas, misal waktu tempuh dlm kond arus bebas, semua arus Va=0, pilih 1 set fraksi Pn dari MAT

    sehingga Pn=1, buat n =0 2. Bentuk 1 set pohon biaya minimum (1 utk tiap simpul asal) dgn

    menggunakan biaya yg ada, buat n=n+1 3. Bebankan Tn=pn.T dgn menggunakan pembebanan all or

    nothing pd tiap pohon tsb utk mendapatkan nilai arus Fl, akumulasikan arus2 tsb utk tiap ruas jalan:

    Vl n= Vl

    n-1 + Fl 4. Hitung 1 set biaya ruas yg baru berdasarkan arus sebesar Vln,

    jika bagian MAT belum selesai dibebankan, kerjakan tahap 2, jika sudah stop.

  • Batasan metode Incremental Assignment jika arus sudah dibebankan pd suatu ruas, maka arus tsb tidak bisa

    dipindahkan atau dibebankan ke tempat lain. akibatnya jika arus pada permulaan pembenanan terlalu besar, maka hasil algoritma menjadi tidak konvergen.

    Keseimbangan Wardrop tercapai jika nilai 0 Dikatakan konvergen jika jumlah biaya antar rute sama

    besar

  • Contoh Soal : Sepasang zona asal-tujuan dgn 3 alternatif yg punya hubungan biaya-arus yg berbeda. Pergerakan sebesar 2000 kendaraan dari zona asal A ke zona tujuan B

    Terdapat 5 kasus yg akan diteliti: 1. Fraksi pembebanan seragam sebesar 25%, 10% dan 5% 2. Fraksi pembebanan tidak seragam sebesar 40%, 30%, 20% dan 10% 3. Fraksi pembebanan tidak seragam sebesar 10%, 20%, 30% dan 40%

  • Kasus 1 Pembebanan seragam 25% (500 kendaraan)

    = 500 20;20 :1000 20;20 :500(20;20)

    2000 (20)

    = 0

    Pembebanan bertahap seragam sebesar 25% memiliki hasil yang konvergen dan mencapai kesimbangan wardrop

    Sumber : Tamin, 2000

  • Pembebanan seragam 10% (200 kendaraan)

    Arus Biaya Arus Biaya Arus Biaya

    0 0 0 10.0 0 15.0 0 12.50 10.0 0

    1 200 200 14.0 0 15.0 0 12.50 12.5 200

    2 200 200 14.0 0 15.0 200 15.50 14.0 400

    3 200 400 18.0 0 15.0 200 15.50 15.0 600

    4 200 400 18.0 0 15.0 400 18.50 15.0 800

    5 200 400 18.0 200 16.0 400 18.50 16.0 1,000

    6 200 400 18.0 400 17.0 400 18.50 17.0 1,200

    7 200 400 18.0 600 18.0 400 18.50 18.0 1,400

    8 200 500 20.0 700 18.5 400 18.50 18.5 1,600

    9 200 500 20.0 800 19.0 500 20.00 19.0 1,800

    10 200 500 20.0 1,000 20.0 500 20.00 20.0 2,000

    Total 2,000

    = 0.0000

    JumlahPembebanan

    ke-F Min

    Rute 1 Rute 2 Rute 3

    = 500 20;20 :1000 20;20 :500(20;20)

    2000 (20) = 0

    Pembebanan bertahap seragam sebesar 10% memiliki hasil yang konvergen dan mencapai kesimbangan wardrop

    Sumber : Tamin, 2000

  • Pembebanan seragam 5% (100 kendaraan)

  • = 550 21;19.75 :950 (19.75 ;19.75):500(20;19.75)

    2000 (19.75) = 0.0206

    Pembebanan bertahap seragam sebesar 5% memiliki hasil yang konvergen dan mencapai kesimbangan wardrop

    Sumber : Tamin, 2000

  • Kasus 2 Pembebanan tidak seragam 40 %, 30 %, 20%,10%

    = 800 26;18 :600 18;18 :600(21.5;18)

    2000 (18)

    = 0.2361

    Terlihat bahwa hasil pembebanan tidak mencapai konvergen dengan solusi keseimbangan wardrop. Hal ini karena arus

    (800) terlalu besar di bebankan pada rute 1

    Sumber : Tamin, 2000

  • Pembebanan tidak seragam 10 %, 20 %, 30%,40% Kasus 3

    = 800 26;18.5 :800 19;18.5 :400(18.5;18.5)

    2000 (18)

    = 0.1729

    Terlihat bahwa hasil pembebanan tidak mencapai konvergen dengan solusi keseimbangan wardrop. Hal ini karena arus

    (800) terlalu besar di bebankan pada rute 1

    Sumber : Tamin, 2000

  • Metode Pembebanan Berulang

    (Iterative Assignment)

    Bertujuan untuk mengatasi masalah pembebanan arus lalu

    lintas yang terlalu tinggi pada jalan berkapasitas rendah

    Arus pada suatu ruas dihitung sebagai kombinasi linear

    antara arus yg dihasilkan oleh pengulangan terakhir dan arus yang dihasilkan dari hasil pembebanan all or nothing pada

    pengulangan sekarang

  • Bentuk Algoritma : 1. Pilih 1 set data biaya, misal: waktu tempuh pd kondisi arus

    bebas; Inisiasikan semua arus Vl(n) = 0, set n=0

    2. Bentuk 1 set pohon biaya minimum, set n=n+1 3. Bebankan semua MAT T dgn menggunakan all or nothing

    untuk menghasilkan arus Fl; 4. Hitung arus pd saat sekarang:

    Vl(n)= (1-).Vl

    (n-1) + .Fl Ket: : parameter dengan nilai 0-1 Vl

    (n) : arus lalu lintas yang dihasilkan oleh pengulangan ke n Fl : arus lalu lintas yang dihasilkan oleh model all or nothing

    dengan biaya perjalanan yang dihasilkan oleh pengulangan ke (n-1)

    Vl(n-1) : arus lalu lintas yang dihasilkan oleh pengulangan ke (n-1)

    5. Hitung 1 set baru biaya bdsk arus Vl(n); jika arus tsb tidak

    berubah scr nyata pd 2 pengulangan yg berurutan, stop, jika tidak teruskan ke tahap 2.

  • Indikator dapat digunakan kapan stop dan harus dihitung utk menentukan apakah solusinya mendekati kondisi keseimbangan?

    Smock (1962) nilai harus = kebalikan nilai jumlah pengulangan ( =1/n)

    Pembobotan seimbang diberikan pada setiap arus Fl

    Oleh karena itu dikenal dengan Metode rata-rata

    berurutan (Method of Successive Averages-MSA) Nilai =1/n menghasilkan solusi yang konvergen dengan

    kondisi keseimbangan

    Algoritma Frank Wolfe dapat menghitung nilai optimal untuk menjamin dan mempercepat konvergen

  • Contoh Soal : Sepasang zona asal-tujuan dgn 3 alternatif yg punya hubungan biaya-arus yg berbeda. Pergerakan sebesar 2000 kendaraan dari zona asal A ke zona tujuan B. Pertimbangkan permasalahan

    tersebut dengan nilai = 0,5 dan =1/n

  • dengan menggunakan nilai = 0,5

  • Terlihat setelah pengulangan ke 10, kondisi keseimbangan

    wardrop belum tercapai. Hasil logaritma ini sudah mendekati kondisi keseimbangan pada pengulangan ke 3, 6 dan 9 . Hal ini disebabkan oleh kakunya penentuan = 0.5

    Sumber : Tamin, 2000

  • dengan menggunakan nilai = 1/n

  • Terlihat bahwa hasil pembebanan setelah pengulangan ke 8 hampir mencapai kondisi solusi keseimbangan wardrop

    Sumber : Tamin, 2000

  • Metode Pembebanan Quantal

    Pada metode-metode sebelumnya pembebanan matriks

    O-D pada jaringan jalan adalah dengan menetapkan

    biaya ruas, menghitung biaya minimum pada lintasan untuk seluruh perjalanan dari asal ke tujuan dan

    pembebanan perjalananan pada lintasan tersebut. Setiap perubahan biaya di ruas hanya dilakukan pada saat akhir proses ini.

    Sebaliknya pada pembebanan quantal kita bisa

    melakukan perubahan biaya setiap ruas selama prosedur

    pembebanan.

  • Algoritma pembebanan ini diuraikan sebagai berikut: 1. Buat biaya di ruas pada saatfree flow dan

    inisialisasi seluruh Fl = 0. 2. Hitung biaya minimum lintasan untuk n asal

    perjalanan (origin) setiap rute dan bebani perjalanan Tij pada rute tersebut, perbaharui volume terakhir Fl .

    3. Apabila seluruh asal perjalanan telah dibebani, stop; jika tidak buat biaya di ruas berdasarkan

    C (Fl) dan kembali ke langkah (2).

    Bentuk Algoritma :

  • Keuntungan Metode Quantal: bila suatu ruas tertentu dibebani terlalu berlebih pada saat

    awal pembebanan, biayanya akan bertambah sehingga pada

    iterasi berikutnya ruas tersebut menerima arus lalu lintas

    lebih sedikit.

    menghasilkan penyebaran distribusi perjalanan lebih baik. Oleh Karena itu pada prosedur pembebanan equilibrium, cenderung menghasilkan nilai awal yang lebih baik dibandingkan dengan pembebanan All-or-nothing.

    mencegah terjadinya rute yang aneh yang dihasilkan dari pembebanan all or-nothing yang terjadi bila suatu ruas-ruas tertentu dibebani sangat besar pada saat awal pembebanan sehingga menghasilkan biaya sangat tinggi. Kondisi ini mengakibatkan rute tersebut dikeluarkan dari jaringan.

  • Model Equilibrium

    (Algoritma Frank-Wolfe-1956)

    Metoda heuristic mungkin menghasilkan penyelesaian equilibrium yang tidak konvergen.

    Perbaikan utama algoritma Frank-Wolfe dibandingkan dengan

    metodeheuristic adalah nilai n (dalam metode heuristic dilambangkan dengan ) dihitung dengan menggunakan

    formulasi program matematis sebagai pengganti dari nilai yang tetap. Karena itu algoritma ini menjamin dapat mencapai tingkat

    konvergensi dengan lebih effisien.

  • Pilih 1 set data biaya, misal: waktu tempuh pd kondisi arus bebas; Inisiasikan semua arus Vl

    (n) = 0, set n=0 Bentuk 1 set pohon biaya minimum, set n=n+1 Bebankan semua MAT dgn menggunakan all or nothing

    untuk menghasilkan arus Fl; Hitung arus pd saat sekarang:

    Vl(n)= (1-).Vl

    (n-1) + .Fl Hitung 1 set baru biaya bdsk arus Vl

    (n); jika arus tsb tidak berubah scr nyata pd 2 pengulangan yg berurutan, stop, jika tidak teruskan ke tahap 2.

    Bentuk Algoritma :