PENGARUH LAMANYA MEROKOK TERHADAP TINGKAT …

12
Juminten : Jurnal Manajemen Industri dan Teknologi Vol. 01, No. 05, Tahun 2020, Hal. 133-144 URL: http://juminten.upnjatim.ac.id/index.php/juminten 133 PENGARUH LAMANYA MEROKOK TERHADAP TINGKAT KELELAHAN FISIK DAN MENTAL ORANG USIA KERJA MENGGUNAKAN RESPONSE SURFACE METHODOLOGY Muhammad Rezki Agus Kurniawan 1) , Sunardi 2) 1, 2) Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur e-mail: [email protected] 1) , [email protected] 2) ABSTRAK Kelelahan (fatigue) adalah suatu kondisi yang telah dikenal dalam kehidupan sehari-hari. Secara umum, kelelahan dapat dibedakan menjadi dua yaitu, kelelahan fisik (physical fatigue) dan kelelahan mental (mental fatigue). Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan kelelahan pada manusia, salah satunya adalah perilaku merokok. Merokok pada masa remaja terutama usia kerja akan mengganggu kebugaran, khususnya ketahanan kardiorespirasi karena efek dari zat yang terkandung didalamnya. Dalam satu batang rokok mengandung sekitar 3000 macam zat kimia, 3 diantaranya: nikotin, karbonmonoksida dan tar. Salah satu metode yang dapat mendukung penelitian ini adalah metode Response Surface Methodology (RSM) atau Metode Permukaan Respon. Metode Response Surface Methodology adalah sekumpulan metode-metode matematika dan statistika yang digunakan dalam pemodelan dan analisis, yang bertujuan untuk melihat pengaruh beberapa variabel kuantitatif terhadap suatu variabel respon dan untuk mengoptimalkan variabel respon tersebut. Dengan demikian dapat diketahui pengaruh lamanya merokok terhadap tingkat kelelahan fisik dan mental pada usia kerja berjenis kretek filter serta dapat menjadi suatu pengetahuan informasi tentang pengaruh rokok terhadap kelelahan fisik dan mental kepada masyarakat terutama yang berada pada usia kerja. Kata Kunci : Kelelahan, Perilaku Merokok, Response Surface Methodology (RSM). ABSTRACT Fatigue (fatigue) is a condition that is well known in everyday life. In general, fatigue can be divided into two namely, physical fatigue (physical fatigue) and mental fatigue (mental fatigue). There are many factors that can cause fatigue in humans, one of which is smoking behavior. Smoking in adolescence, especially working age will interfere with fitness, especially cardiorespiratory endurance because of the effects of substances contained therein. In one cigarette contains about 3000 kinds of chemicals, 3 of which: nicotine, carbon monoxide and tar. One method that can support this research is the Response Surface Methodology (RSM) method. Response Surface Methodology Method is a set of mathematical and statistical methods used in modeling and analysis, which aims to see the effect of several quantitative variables on a response variable and to optimize the response variable. Thus it can be seen the influence of the duration of smoking on the level of physical and mental fatigue at the working age type filter clove and can be an information knowledge about the effect of smoking on physical and mental fatigue to the community, especially those of working age. Keywords: Fatigue, Smoking Behavior, Response Surface Methodology (RSM).

Transcript of PENGARUH LAMANYA MEROKOK TERHADAP TINGKAT …

Page 1: PENGARUH LAMANYA MEROKOK TERHADAP TINGKAT …

Juminten : Jurnal Manajemen Industri dan Teknologi

Vol. 01, No. 05, Tahun 2020, Hal. 133-144

URL: http://juminten.upnjatim.ac.id/index.php/juminten

133

PENGARUH LAMANYA MEROKOK TERHADAP

TINGKAT KELELAHAN FISIK DAN MENTAL

ORANG USIA KERJA MENGGUNAKAN RESPONSE

SURFACE METHODOLOGY

Muhammad Rezki Agus Kurniawan 1), Sunardi 2) 1, 2) Program Studi Teknik Industri

Fakultas Teknik

Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur

e-mail: [email protected]), [email protected])

ABSTRAK

Kelelahan (fatigue) adalah suatu kondisi yang telah dikenal dalam kehidupan sehari-hari.

Secara umum, kelelahan dapat dibedakan menjadi dua yaitu, kelelahan fisik (physical fatigue) dan

kelelahan mental (mental fatigue). Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan kelelahan pada

manusia, salah satunya adalah perilaku merokok. Merokok pada masa remaja terutama usia kerja

akan mengganggu kebugaran, khususnya ketahanan kardiorespirasi karena efek dari zat yang

terkandung didalamnya. Dalam satu batang rokok mengandung sekitar 3000 macam zat kimia, 3

diantaranya: nikotin, karbonmonoksida dan tar. Salah satu metode yang dapat mendukung

penelitian ini adalah metode Response Surface Methodology (RSM) atau Metode Permukaan

Respon. Metode Response Surface Methodology adalah sekumpulan metode-metode matematika

dan statistika yang digunakan dalam pemodelan dan analisis, yang bertujuan untuk melihat

pengaruh beberapa variabel kuantitatif terhadap suatu variabel respon dan untuk

mengoptimalkan variabel respon tersebut. Dengan demikian dapat diketahui pengaruh lamanya

merokok terhadap tingkat kelelahan fisik dan mental pada usia kerja berjenis kretek filter serta

dapat menjadi suatu pengetahuan informasi tentang pengaruh rokok terhadap kelelahan fisik dan

mental kepada masyarakat terutama yang berada pada usia kerja.

Kata Kunci : Kelelahan, Perilaku Merokok, Response Surface Methodology (RSM).

ABSTRACT

Fatigue (fatigue) is a condition that is well known in everyday life. In general, fatigue can be

divided into two namely, physical fatigue (physical fatigue) and mental fatigue (mental fatigue).

There are many factors that can cause fatigue in humans, one of which is smoking behavior.

Smoking in adolescence, especially working age will interfere with fitness, especially

cardiorespiratory endurance because of the effects of substances contained therein. In one

cigarette contains about 3000 kinds of chemicals, 3 of which: nicotine, carbon monoxide and tar.

One method that can support this research is the Response Surface Methodology (RSM) method.

Response Surface Methodology Method is a set of mathematical and statistical methods used in

modeling and analysis, which aims to see the effect of several quantitative variables on a response

variable and to optimize the response variable. Thus it can be seen the influence of the duration of

smoking on the level of physical and mental fatigue at the working age type filter clove and can be

an information knowledge about the effect of smoking on physical and mental fatigue to the

community, especially those of working age.

Keywords: Fatigue, Smoking Behavior, Response Surface Methodology (RSM).

Page 2: PENGARUH LAMANYA MEROKOK TERHADAP TINGKAT …

Kurniawan, Sunardi / Juminten Vol.01, No.05, Tahun 2020,

Hal. 133- 144

134

I. PENDAHULUAN

Kelelahan (fatigue) adalah kondisi tubuh yang lumrah terjadi pada sehari-hari.

Istilah kelelahan mengindikasikan kondisi menurunnya tenaga untuk melakukan suatu

kegiatan dan disamping itu terdapat gejala yang lainnya. Secara umum, gejala kelelahan

yang lebih dekat adalah pada pengertian kelelahan fisik (physical fatigue) dan kelelahan

mental (mental fatigue). Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi ketahanan

kardiorespirasi pada usia kerja, salah satunya adalah perilaku merokok. Merokok pada

masa remaja terutama usia kerja akan mengganggu kebugaran, khususnya ketahanan

kardiorespirasi karena efek dari zat yang terkandung didalamnya. (Tawbariah et.al, 2014)

Kegiatan merokok sudah dikenal sejak zaman dulu. Indonesia merupakan salah satu

negara konsumen tembakau terbesar dunia, data menunjukkan konsumsi skala nasional

pada tahun 2002 mencapai 182 milyar batang rokok, hal ini menunjukkan peningkatan

peringkat konsumsi rokok pada tahun 2004 dimana meraih peringkat 5 dan pada tahun

2008 meraih peringkat 3 dunia (Sitepoe, 2010). Efek jangka panjang rokok yang tidak

langsung dirasakan oleh kalangan remaja dan orang dewasa di Indonesia menjadikan

tidak adanya kesadaran pada diri sendiri. Data menunjukkan sebaliknya penyakit

kardiovaskuler terkait penyaluran darah dalam tubuh mengalami gangguan karena

paparan karbonmonoksida saat merokok. (Farihah, 2016). Dari latar belakang yang

tersusun dapat diangkat permasalahan dalam peneletian ini yaitu bagaimana pengaruh

lamanya merokok terhadap tingkat kelelahan fisik dan mental pada perokok aktif di usia

kerja.

Response Surface Methodology (RSM) atau Metode Permukaan Respon adalah

pemodelan dan analisis variabel kuantitaf terhadap suatu variabel respon dengan

menggunakan berbagai metode matematika dan statistika yang dengan hasil akhir

variabel yang optimal. Ada dua kelebihan dalam dua tipe Response Surface

Methods (RSM). Keuntungan pertama adalah metode surface response satu-

shot, ada model prediksi yang akurat dan signifikansi informasi, memungkinkan

identifikasi efek interaksi. Dalam Penelitian ini diharapkan agar dapat mengetahui

pengaruh lamanya merokok terhadap tingkat kelelahan fisik dan mental pada usia kerja

berjenis kretek filter serta dapat menjadi suatu pengetahuan informasi tentang pengaruh

rokok terhadap kelelahan fisik dan mental kepada masyarakat terutama yang berada pada

usia kerja.

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kelelahan

Kelelahan memiliki berbagai pemahaman yang bersifat subyektif. Keadaan seseorang

dalam berkerja dengan penurunan efisiensi dan ketahanan dapat dikatakan mengalami

lelah. (Rizaldy et.al, 2016) Tubuh memilik mekanisme perlindungan agar tehindar dari

kerusakan lebih lanjut dan melakukan pemulihan melalui kelelahan yang muncul. Rasa

lelah berhubungan dengan aktifitas fisik yang menunjukkan ketidakmampuan tubuh

melaksanakan aktivitas tertentu. (Mulyadi, 2008) Aktifitas fisik atau mental dengan

intensitas tinggi berakibat pada gejala sakit seperti nyeri otot, nyeri sendi dan nyeri

kelenjar termasuk dalam kelelahan. (Tarwaka et.al, 2004)

Kelelahan (fatigue) didefiniskan sebagai kondisi berkurangnya kapasitas dan

kemampuan dimiliki seseorang untuk bekerja sehingga menurunkan efisiensi prestasi,

disertai dengan perasaan letih dan lemah. Dalam jangka panjang kelelahan dapat akut

atau kronis sehingga datang tiba-tiba dan bertahan dalam waktu tertentu. (Apriliyanti,

2017) Menurut sumber lain kelelahan adalah suatu kondisi alami pada tubuh manusia

yang terjadi setelah melakukan latihan fisik atau mental yang berat. (Azhar, 2015)

Biasanya setelah berolahraga panjang, pasti orang akan merasa Lelah, karena anggota

badan semua bergerak, anggota badan akan sakit dan tidak ingin meneruskan

olahraganya. Namun, keletihan ini akan segera diganti dengan kesehatan yang baik serta

Page 3: PENGARUH LAMANYA MEROKOK TERHADAP TINGKAT …

Kurniawan, Sunardi / Juminten Vol.01, No.05, Tahun 2020,

Hal. 133- 144

135

kesejahteraan. (Tindaon et.al, 2015) Hal ini karena perasaan campuran rasa lelah dan

rasa puas pada tubuh seseorang ketika melakukan aktivitas. Kelelahan pada saat

kehamilan baik saat awal masa hingga akhir masa kehamilan salah satu contoh kelelahan

yang alami, hal ini dipengaruhi oleh aktivitas hormone yang meningkat karena adanya

beban yang ditanggung saat mengandung sang bayi. Penyakit tertentu juga menjadi

pertanda seseorang mengalami gejala kelelahan baik secara fisik maupun psikologis.

(Sugeng, 2003) Contoh dalam satu kasus diabetes yang tidak terdeteksi, kondisi kadar

gula yang meningkat pada dalam tubuh akan menimbulkan kelelahan, hal ini juga terjadi

pada kasus diabetes yang tidak terkontrol. Contoh pada penyakit lain yakni anemia

dengan gejala umum darah encer, kerja berlebih pada jantung dan paru-paru untuk

mensuplai oksigen ke seluruh tubuh juga menimbulkan kelelahan yang disertai

keletihan, perasaan cemas, pingsan, kulit memucat dan sesak nafas (Bustan, 2007).

B. Merokok

Rokok merupakan hasil olahan tembakau yang terbungkus oleh bahan lain dapat

berbentuk cerutu atau lainnya dengan bahan dasar tanaman Nicotiana Tabacun,

Nicotiana Rustica dan sejenisnya. (Kesowo, 2003) Asap rokok mengandung sekitar 4000

bahan kimia, dimana pada 43 bahan didalamnya bersifat karsinogen. Pengaruh asap

rokok dapat mengkibatkan gangguan pada kesehatan antara lain, infeksi paru-paru dan

telinga serta kanker paru.

Definisi lain dari merokok adalah membakar tembakau lalu menghisap asap yang

dihasilkan pada rokok maupun menggunakan pipa. Merokok juga dapat diartikan

membakar tembakau dan tar kemudian menghisap asap yang dihasilkannya.

Perilaku merokok dapat dilihat dengan banyak sudut pandang berbeda sangat merugikan

bagi individu tersebut dan sekeliling lingkungannya. Bahan kimia yang terkandung

dalam sepuntung rokok seperti nikotin, CO (Karbonmonoksida) dan tar dapat

mengakibatkan tekanan darah meningkat dan detak jantung bertambah cepat.

(Alamsyah, 2009)

Menurut berbagai peneliti dan ahli, perokok dapar dibagi kedalam dua tipe, yaitu:

1. Pertama, penghisap rokok secara langsung yang disebut perokok aktif.

2. Kedua, individu yang tidak menghisap rokok secara langsung, namun menghisap

asap rokok orang lain disebut perokok pasif. (Heryani, 2014)

C. Perokok

Perokok merupakan individu yang suka merokok, seseorang dikatakan perokok

aktif apabila orang tersebut merokok secara langsung, sedangkan dikatakan perokok

pasif apabila orang tersebut hanya mengirup asap rokok saja tanpa melakukan aktivitas

merokok secara langsung (Poerwadarminta, 2012).

Selain itu perokok dapat diartikan seseorang yang melakukan aktivitas merokok setiap

hari dalam jangka waktu minimal enam bulan selama hidupnya dan masih merokok saat

survei dilakukan. American Cancer Society menjelaskan bahwa perokok adalah orang

yang melakukan kegiatan membakar tembakau atau substansi lain, yang kemudian

asapnya dihirup dan dirasakan. (Sitepoe, 2010)

D. Response Surface Methodology

Definisi Response Surface Methodology (RSM) yaitu metode yang didasarkan dari

perhitungan matematika dan statistika dengan tujuan untuk melihat pengaruh beberapa

variabel kuantitatif terhadap variabel respon dengan harapan variabel respon tersebut

optimal dengan bentuk sebuha permodelan atau analisis data. (Bachtiyar et.al, 2011)

Pengembangan metode ini pertama kali dilakukan oleh Box dan Wilson pada tahun 1951

dengan beberapa contoh pengaplikasian antara lain: penentuan parameter desain,

multibody system, optimasisasi chrasworthness, dan optimasi sudut pengecoran. (Chun

et.al, 2018) Sebagai contoh, pencarian level dari suhu (x1) dan tekanan (x2) dengan

Page 4: PENGARUH LAMANYA MEROKOK TERHADAP TINGKAT …

Kurniawan, Sunardi / Juminten Vol.01, No.05, Tahun 2020,

Hal. 133- 144

136

pengoptimalan suatu hasil produksi (y). (Hudi et.al, 2005) Hubungan variabel-variabel

tersebut dapat dituliskan dalam sebuah persamaan sebagai berikut :

y = f (x1 + x2) + ɛ ................................................................................................ (1)

Grafik plot akan menggambarkan bagaimana permukaan respon sebuah variabel

dengan membentuk kondisi kontur tertentu dari permukaan respon tersebut. Pada kontur

tersebut, garis respon yang konstan berada pada permukaan datar (x1, x2), sedangkan

garis respon yang lain berada pada permukaan lengkung di atasnya. (Wahjudi, 2012)

Permasalahan umum pada metode permukaan respon adalah bentuk hubungan antara

variabel respon dengan variabel independen tidak diketahui. (Anggito dan Johan, 2018)

Aplikasi metode permukaan respon dengan melakukan pendekatan tertentu pada variabel

dengan harapan membentuk hubungan antara variabel independen dan respon yang

dihasilkan. Hubungan yang paling sederhana (low-order polynomial) dari sebuah

percobaan awal pada metode permukaan respon akan membentuk sebuah hubungan

linier. Kemudian, langkah selanjutnya adalah mengoptimalisasi hubungan tersebut,

apabila pendekatan pada hubungan yang terbentuk cukup, hasil analisis akan mendekati

fungsi yang sebenarnya. (Oramahi, 2016)

III. METODE PENELITIAN

Berikut langkah-langkah pemecahan masalah penelitian dengan menggunakan metode

respon surface,

Gambar 1. Langkah-Langkah Pemecahan Masalah

Mulai

Pengumpulan Data

1. Tes Kelelahan Fisik : Denyut Jantung

2. Tes Mental : tingkat konsentrasi dan ketelitian

Pengolahan data dengan metode Response

Surface dan Analisis Variansi

Langkah-langkah Pengolahan Data Responden

1. Menetapkan nilai variabel

2. Menentukan model orde 1

3 Menentukan regresi orde 1

4. Menentukan model analisis varian orde 1

5. Menentukan p-value orde 1

6. contour plot dan surface plot

Hipotesis Diterima?

Hasil dan Pembahasan

Selesai

Ya

Tidak

Page 5: PENGARUH LAMANYA MEROKOK TERHADAP TINGKAT …

Kurniawan, Sunardi / Juminten Vol.01, No.05, Tahun 2020,

Hal. 133- 144

137

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengumpulan Data

Data yang diolah berupa data primer dari hasil penelitian untuk faktor subyektifnya.

Hasil penelitian berupa kuesioner yang berisi hasil tes denyut jantung dan tes mental

setiap responden. Dimana responden telah ditentukan sesuai dengan kriteria sebagai

berikut: usia 19-23 tahun dan terdiri dari 4 level responden yaitu tidak merokok, merokok

1-3 tahun, merokok 3-6 tahun, dan merokok 6-9 tahun.

1. Data Daftar Hasil Tes Denyut Jantung dan Mental

Data daftar hasil tes denyut jantung dan mental dapat dilihat pada tabel berikut: TABEL I

HASIL TES DENYUT JANTUNG

n

Tes Denyut Jantung

Level 1 Level 2 Level 3 Level 4

(Tidak Merokok) (Merokok 1-3

Tahun)

(Merokok 3-6

Tahun)

(Merokok 6-9

Tahun)

1 133 129 149 153 2 112 145 139 169

3 105 139 143 158

4 128 142 141 170 5 123 146 140 168

6 111 131 130 167

7 102 136 135 144 8 135 141 130 172

9 125 138 142 162 10 137 142 147 156

11 135 137 146 144

12 139 139 146 155 13 131 142 145 163

14 138 140 141 143

15 115 135 136 145 16 120 137 149 153

17 136 141 137 158

18 101 147 141 157 19 115 139 143 148

20 125 140 148 152

21 132 137 142 162 22 138 138 139 155

23 123 140 147 149

24 113 133 140 162 25 120 132 143 151

26 107 146 131 150

27 120 141 138 154 28 99 130 140 160

29 148 147 146 149

30 93 128 149 152

Sumber: Data Primer

TABEL II

HASIL TES MENTAL

n

Tes Mental

Level 1 Level 2 Level 3 Level 4

(Tidak

Merokok)

(Merokok 1-3

Tahun)

(Merokok 3-6

Tahun)

(Merokok 6-9

Tahun)

1 53 64 60 58

2 56 65 56 60

3 49 63 57 49 4 54 59 58 65

5 58 54 59 68

6 59 53 60 66 7 52 54 58 57

8 50 53 50 70

9 48 49 55 69 10 52 62 62 48

11 65 57 57 66

12 56 62 60 65 13 60 57 51 62

14 56 60 51 60

Page 6: PENGARUH LAMANYA MEROKOK TERHADAP TINGKAT …

Kurniawan, Sunardi / Juminten Vol.01, No.05, Tahun 2020,

Hal. 133- 144

138

n

Tes Mental

Level 1 Level 2 Level 3 Level 4

(Tidak

Merokok)

(Merokok 1-3

Tahun)

(Merokok 3-6

Tahun)

(Merokok 6-9

Tahun)

15 60 68 48 57

16 58 60 65 70

17 51 59 56 65 18 50 48 57 64

19 52 59 60 69

20 54 57 62 63 21 56 65 58 62

22 52 62 58 67

23 56 60 67 68 24 66 65 65 62

25 62 68 60 57 26 71 56 49 58

27 56 70 70 65

28 48 68 58 52 29 70 62 66 62

30 56 60 57 56

Sumber: Data Primer

B. Pengolahan Data

Berdasarkan hasil pengmpulan data maka selanjutnya dilakukan pengolahan data untuk

menetukan pengaruh lamanya merokok terhadap kelelahan fisik dan mental yang akan

dianalisis menggunakan metode Response Surface.

1. Analisis Hasil Eksperimen Level 1 dengan Metode Response Surface

a. Model Orde I (Linier)

Pengujian regresi orde 1 ini dilakukan untuk mengetahui apakah variable respon

berpengaruh secara linier atau tidak. Analisa dilakukan dengan bantuan software

Minitab 17. Untuk uji lack of fit, nilai p adalah 0,105 untuk denyut jantung dan dan

0,956 untuk tes mental juga lebih besar dari 0,05 yang bermakna bahwa tidak ada lack

of fit dari model yang didapatkan. Yang bermakna bahwa tidak ada lack of fit dalam

model Orde I. Artinya, terdapat kecocokan antara model yang dibangun dengan model

Orde I. Karena uji lack of fit lolos, maka dapat dikatakan bahwa model yang

digunakan pada percobaan Orde I sesuai.

b. Analisis Karakteristik Permukaan Respon

Hasil analisis dengan software Mintab 17 menghasilkan dua gambar berupa grafik

contour dan surface seperti yang ditunjukkan pada Gambar berikut.

Gambar 2. Contour Plot dan Surface Plot Level 1

Usia

Du

rasi

Mero

ko

k

2322212019

1.00

0.75

0.50

0.25

0.00

>

< 110

110 115

115 120

120 125

125 130

130 135

135 140

140

Jantung

Denyut

Hasil Tes Denyut Jantung Tidak Merokok

Usia

Du

rasi

Mer

oko

k

2322212019

1.00

0.75

0.50

0.25

0.00

>

< 50

50 52

52 54

54 56

56 58

58 60

60

Mental

Hasil Tes

Hasil Tes Mental Tidak Merokok

1802

22

110

120

31 0

4.0

0.0

42

80.

4.0

2.1

31 0

140

gnutnaJ tuyneD

kokoreM isaruD

aisU

urfaS e Plot Hasil Tes Denyut Jantung Tidak Merokokc

1820

22

05

55

.0 4

0.0

42

.80

.0 4

.21

06

Hasi Tel latneM s

kokoreM isDura

siaU

kokoreM kadiT latneM seT lisaH

Page 7: PENGARUH LAMANYA MEROKOK TERHADAP TINGKAT …

Kurniawan, Sunardi / Juminten Vol.01, No.05, Tahun 2020,

Hal. 133- 144

139

Gambar 2 menunjukkan contour plot dan Surface Plot yang dihasilkan, terdiri

dari gradasi warna yang menunjukkan besaran range respon yang dihasilkan.

Kondisi paling maksimal untuk plot diatas berada di warna biru ketiga dengan

nilai 115-120 untuk jantung dan 52-54 untuk nilai tes mental . Range

warna inilah yang akan memberi garis besar petunjuk letak titik optimum variabel.

c. Plot Optimasi

Untuk menghasilkan respon yang optimal dapat dilakukan dengan bantuan

optimazion plot yang ada pada software Minitab dengan cara random di pusat

kontur optimum. Hasil optimization plot diperlihatkan pada Gambar 3, Dimana

untuk nilai denyut jantung, faktor usia (x1) sebesar 20 tahun dan factor lamanya

merokok (x2) sebesar 0 tahun. kedua hal berpengaruh secara signifikan dapat terlihat

dari optimum plot yang membentuk kurva linear yang naik kearah kondisi optimum

dengan hasil optimal yaitu 121 denyut/menit. Sementara untuk nilai tes mental,faktor

usia (x1) sebesar 21 tahun dan faktor lamanya merokok (x2) sebesar 0 tahun. kedua

hal berpengaruh secara signifikan dapat terlihat dari optimum plot yang membentuk

kurva linear yang naik kearah kondisi optimum dengan hasil optimal yaitu dengan

nilai 55.

Gambar 3. Hasil Optimum Plot Level 1

2. Analisis Hasil Eksperimen Level 2 dengan Metode Response Surface

a. Model Orde I (Linier)

Pengujian regresi orde 1 ini dilakukan untuk mengetahui apakah variable respon

berpengaruh secara linier atau tidak. Analisa dilakukan dengan bantuan software

Minitab 17. Untuk uji lack of fit, nilai p adalah 0,461 untuk denyut jantung dan dan

0,345 untuk tes mental juga lebih besar dari 0,05 yang bermakna bahwa tidak ada lack

of fit dari model yang didapatkan. Yang bermakna bahwa tidak ada lack of fit dalam

model Orde I. Artinya, terdapat kecocokan antara model yang dibangun dengan model

Orde I. Karena uji lack of fit lolos, maka dapat dikatakan bahwa model yang

digunakan pada percobaan Orde I sesuai.

b. Analisis Karakteristik Permukaan Respon

Hasil analisis dengan software Mintab 17 menghasilkan dua gambar berupa grafik

contour dan surface seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4. Kondisi maksimal

untuk plot pada gambar 4 ditunjukkan oleh warna hijau ketiga dengan nilai 135-140

untuk denyut jantung dan di warna biru kedua dengan nilai 54-56 untuk nilai tes

mental . Letak titik optimum variabel ditunjukkan oleh range warna biru hingga hijau.

Bentuk puncak optimum pada kurva tiga dimensi yang digambarkan menjadi dasar

penentuan kondisi optimum dari faktor diatas.

CurHigh

Low

D: 1.000

Optimal

Predict

d = 1.0000

Targ: 122.0

Denyut J

y = 121.9998

-0.2071

1.2071

18.1716

23.8284Durasi MUsia

[20.2893] [0.9898] CurHigh

Low

D: 1.000

Optimal

Predict

d = 0.99998

Targ: 56.0

Hasil Te

y = 55.9999

-0.2071

1.2071

18.1716

23.8284Durasi MUsia

[21.0286] [0.6997]

Page 8: PENGARUH LAMANYA MEROKOK TERHADAP TINGKAT …

Kurniawan, Sunardi / Juminten Vol.01, No.05, Tahun 2020,

Hal. 133- 144

140

Gambar 4. Contour Plot dan Surface Plot Level 2

c. Plot Optimasi

Hasil optimization plot diperlihatkan pada Gambar 5 menunjukkan hasil variabel yang

paling besar dengan proporsi variabel bebas yang jelas. Dimana untuk nilai denyut jantung,

faktor usia (x1) sebesar 23 tahun dan faktor lamanya merokok (x2) sebesar 2,6 tahun.

kedua hal berpengaruh secara signifikan dapat terlihat dari optimum plot yang

membentuk kurva linear yang naik kearah kondisi optimum dengan hasil optimal yaitu

126 denyut/menit. Sementara untuk nilai tes mental, faktor usia (x1) sebesar 21 tahun

dan faktor lamanya merokok (x2) sebesar 1,5 tahun. kedua hal berpengaruh secara

signifikan dapat terlihat dari optimum plot yang membentuk kurva linear yang naik

kearah kondisi optimum dengan hasil optimal yaitu dengan nilai 55. Gambar 5. Hasil Optimum Plot Level 2

3. Analisis Hasil Eksperimen Level 3 dengan Metode Response Surface

a. Model Orde I (Linier)

Pengujian regresi orde 1 ini dilakukan untuk mengetahui apakah variable respon

berpengaruh secara linier atau tidak. Analisa dilakukan dengan bantuan software

Minitab 17, untuk uji lack of fit, nilai p adalah 0,367 untuk denyut jantung dan dan

0,134 untuk tes mental juga lebih besar dari 0,05 yang bermakna bahwa tidak ada lack

of fit dari model yang didapatkan. Yang bermakna bahwa tidak ada lack of fit dalam

model Orde I. Artinya, terdapat kecocokan antara model yang dibangun dengan model

Orde I. Karena uji lack of fit lolos, maka dapat dikatakan bahwa model yang

digunakan pada percobaan Orde I sesuai.

Usia

Du

rasi

Mero

ko

k

2322212019

3.0

2.5

2.0

1.5

1.0

>

< 130

130 135

135 140

140 145

145

Jantung

Denyut

Hasil Tes

Hasil Tes Denyut Jantung Merokok 1-3 Tahun

Usia

Du

rasi

Mero

ko

k

2322212019

3.0

2.5

2.0

1.5

1.0

>

< 54

54 56

56 58

58 60

60 62

62 64

64

Mental

Hasil Tes

Hasil Tes Mental Merokok 1-3 Tahun

1820

22

130

531

140

1

24

3

2

145

asil Tes De y gnutnaJ tun

kokoreMDurasi

siaU

urface Plot Hasil Tes Denyut JantungS Merokok 1-3 Tahun

8102

22

55

60

1

24

3

2

65

Mental seT lisaH

isaruD kokoerM

aUsi

nuhaT 3-1 latneM seT lisaH

CurHigh

Low

D: 0.8007

Optimal

Predict

d = 0.80068

Targ: 122.0

Hasil Te

y = 126.7837

0.5858

3.4142

18.1716

23.8284Durasi MUsia

[23.8284] [2.6143]Cur

High

Low

D: 0.9998

Optimal

Predict

d = 0.99984

Targ: 56.0

Hasil Te

y = 55.9989

0.5858

3.4142

18.1716

23.8284

Durasi MUsia

[21.0] [1.6714]

Page 9: PENGARUH LAMANYA MEROKOK TERHADAP TINGKAT …

Kurniawan, Sunardi / Juminten Vol.01, No.05, Tahun 2020,

Hal. 133- 144

141

b. Analisis Karakteristik Permukaan Respon

Hasil analisis dengan software Mintab 17 menghasilkan dua gambar berupa grafik

contour dan surface seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut.

Gambar 6. Contour Plot dan Surface Plot Level 3

Kondisi maksimal untuk plot level 3 diatas berada di warna biru pertama dengan

nilai <140 untuk denyut jantung dan di warna hijau terakhir dengan

nilai >60 untuk nilai tes mental . Range warna ini menjelaskan dimana titik

optimum variabel secara garis besar. Pembuktian faktor dengan kondisi optimum

diatas ditunjukkan oleh bentuk kurva tiga dimensi yang membentuk puncak

optimum.

c. Plot Optimasi

Hasil optimization plot diperlihatkan pada Gambar 7, menunjukkan hasil variabel yang

paling besar dengan proporsi variabel bebas yang jelas. Dimana untuk nilai denyut jantung,

faktor usia (x1) sebesar 20 tahun dan faktor lamanya merokok (x2) sebesar 4 tahun.

kedua hal berpengaruh secara signifikan dapat terlihat dari optimum plot yang

membentuk kurva linear yang naik kearah kondisi optimum dengan hasil optimal yaitu

140 denyut/menit. Sementara untuk nilai tes mental, faktor usia (x1) sebesar 19 tahun

dan faktor lamanya merokok (x2) sebesar 14 tahun. kedua hal berpengaruh secara

signifikan dapat terlihat dari optimum plot yang membentuk kurva linear yang naik

kearah kondisi optimum dengan hasil optimal yaitu dengan nilai 56. Gambar 7. Hasil Optimum Plot Level 3

Usia

Du

rasi

Mero

kok

2322212019

6.5

6.0

5.5

5.0

4.5

4.0

3.5

3.0

2.5

>

< 142

142 144

144 146

146 148

148 150

150 152

152

Jantung

Denyut

Hasil Tes

Hasil Tes Denyut Jantung Merokok 3-6 Tahun

Usia

Du

rasi

Mero

kok

2322212019

6.0

5.5

5.0

4.5

4.0

3.5

3.0

>

< 20

20 30

30 40

40 50

50 60

60

Mental

Hasil Tes

Hasil Tes Mental Merokok 3-6 Tahun

1820

22

140

145

051

4

3

24

6

5

4

051

155

Jantung tuyneD seT lisa

isaruD M kokero

siaU

urface Plot Hasil Tes Denyut Jantung Merokok 3-S Tahun6

20

04

0.815.91

21.0

6

5

4

322.5

06

H sil Tea latneM s

kokoreM isDura

sU ia

asil TesH Mental erokok 3-6 TahunM

CurHigh

Low

D: 0.3087

Optimal

Predict

d = 0.30873

Targ: 122.0

Hasil Te

y = 140.6643

2.3787

6.6213

18.1716

23.8284Durasi MUsia

[20.9714] [4.1786] CurHigh

Low

D: 1.000

Optimal

Predict

d = 1.0000

Targ: 56.0

Hasil Te

y = 56.0

3.0

6.0

18.1716

23.0Durasi MUsia

[18.9201] [4.7762]

Page 10: PENGARUH LAMANYA MEROKOK TERHADAP TINGKAT …

Kurniawan, Sunardi / Juminten Vol.01, No.05, Tahun 2020,

Hal. 133- 144

142

Usia

Du

rasi

Mero

ko

k2322212019

9.5

9.0

8.5

8.0

7.5

7.0

6.5

6.0

5.5

>

< 50.0

50.0 52.5

52.5 55.0

55.0 57.5

57.5 60.0

60.0 62.5

62.5 65.0

65.0

Mental

Hasil Tes

Hasil Tel Mental 6-9 Tahun

4. Analisis Hasil Eksperimen Level 4 dengan Metode Response Surface

a. Model Orde I (Linier)

Pengujian regresi orde 1 ini dilakukan untuk mengetahui apakah variable respon

berpengaruh secara linier atau tidak. Analisa dilakukan dengan bantuan software

Minitab 17 untuk uji lack of fit, nilai p adalah 0,129 untuk denyut jantung dan dan

0,101 untuk tes mental juga lebih besar dari 0,05 yang bermakna bahwa tidak ada lack

of fit dari model yang didapatkan. Yang bermakna bahwa dalam model Orde I tidak

ada lack of fit. Artinya, terdapat kecocokan antara model yang dibangun dengan model

Orde I. Karena uji lack of fit lolos, maka dapat dikatakan bahwa model yang

digunakan pada percobaan Orde I sesuai.

b. Analisis Karakteristik Permukaan Respon

Hasil analisis dengan software Minitab 17 menghasilkan dua gambar berupa grafik

contour dan surface seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut.

Gambar 8. Contour Plot dan Surface Plot Level 4

Kondisi maksimal untuk plot diatas berada di warna hijau kedua dengan nilai

155-160 untuk denyut jantung dan di warna hijau terakhir dengan nilai

>65 untuk nilai tes mental. Range warna ini menjelaskan dimana titik optimum

variabel secara garis besar. Penentuan kondisi optimum dari faktor diatas

ditunjukkan dengan bentuk puncak optimum pada kurva tiga dimensi.

c. Plot Optimasi

Hasil optimization plot diperlihatkan pada Gambar 9, menunjukkan hasil variabel

yang paling besar dengan proporsi variabel bebas yang jelas. Dimana untuk nilai

denyut jantung, faktor usia (x1) sebesar 21 tahun dan faktor lamanya merokok (x2)

sebesar 5 tahun. Kedua hal berpengaruh secara signifikan dapat terlihat dari optimum

plot yang membentuk kurva linear yang naik kearah kondisi optimum dengan hasil

optimal yaitu 156 denyut/menit. Sementara untuk nilai tes mental, faktor usia (x1)

sebesar 19 tahun dan faktor lamanya merokok (x2) sebesar 5 tahun. kedua hal

berpengaruh secara signifikan dapat terlihat dari optimum plot yang membentuk kurva

linear yang naik kearah kondisi optimum dengan hasil optimal yaitu dengan nilai 56.

Usia

B

23.022.522.021.521.020.520.0

9.5

9.0

8.5

8.0

7.5

7.0

6.5

6.0

5.5

>

< 140

140 145

145 150

150 155

155 160

160 165

165 170

170

Jantung

Denyut

Hasil Tes

Contour Plot Hasil Tes Denyut Jantung Merokok 6-9 Tahun

0212

22

041

015

160

9

8

7

6

23

160

071

gnutnaJ tuyneD seT lisa

B

aisU

S rface Plot Hasil Tes Denyut Jantung Merokok 6-9 Tahunu

05

55

06

8120

22

9

8

7

6

24

56

Hasil Te altneM s

kokoreM isDura

sU ia

nuhaT 9-6 latneM seT lisaH

Page 11: PENGARUH LAMANYA MEROKOK TERHADAP TINGKAT …

Kurniawan, Sunardi / Juminten Vol.01, No.05, Tahun 2020,

Hal. 133- 144

143

Gambar 9. Hasil Optimum Plot Level 4

C. Hasil dan Pembahasan

Berikut adalah pembahasan hasil analisa serta pembahasan mengenai hasil dari

penelitian ini. Sebuah studi yang berhubungan dengan aplikasi metode respon permukaan

(Response Surface Method), sebuah metode desain eksperimen berbasis analisa statistik,

telah menghasilkan sebuah hasil optimum untuk penelitian yang dilakukan dengan tes

denyut jantung serta tes mental yang meliputi nilai kecepatan serta ketelitian terhadap 4

tipe responden (tidak merokok, merokok 1-3 tahun, merokok 3-6 tahun, dan merokok 6-9

tahun) sebagai berikut : TABEL III

HASIL OPTIMUM TES DENYUT JANTUNG DAN MENTAL

Tipe Responden Nilai Denyut Jantung (denyut/menit) Nilai Tes Mental

Level 1 (Tidak Merokok) 121 55,999 Level 2 (Merokok 1-3 tahun) 126 55,998

Level 3 (Merokok 3-6 tahun) 140 56,0

Level 4 (Merokok 6-9 tahun) 156 56,0

Dari penelitian ini didapat hasil proporsi yang paling optimal untuk kondisi denyut

jantung disaat melakukan beban kerja adalah tidak merokok yang dapat menghasilkan

angka 121 denyut jantung/ menit. Dimana kondisi tersebut menandakan jantung yang

tidak terlalu keras bekerja memompa kebutuhan darah keseluruh tubuh karena kondisi

jantung dan paru paru yang masih memiliki kapasitas kerja secara normal.

Dari penelitian ini didapat hasil proporsi yang paling optimal untuk kondisi mental

disaat melakukan tes clerical speed and accuracy adalah orang yang telah merokok 3-9

tahun dengan menghasilkan angka optimum 56,0. Meskipun selisih angka yang kurang

dari 0,1 dibandingkan dengan individu yang tidak merokok lebih lama ataupun orang

yang tidak merokok. Tetapi angka tersebut patut diperhitungkan sebagaimana mestinya.

Hasil ini juga menyimpulkan tidak adanya pengaruh yang signifikan pengaruh lamanya

merokok terhadap kelelahan mental pada usia kerja terutama pada usia 19-23 tahun.

V. KESIMPULAN

Dari penelitian ini didapat hasil proporsi yang paling optimal untuk kondisi mental

disaat melakukan tes clerical speed and accuracy adalah orang yang telah merokok 3-9

tahun dengan menghasilkan angka optimum 56,0. Meskipun selisih angka yang kurang

dari 0,1 dibandingkan dengan individu yang tidak merokok lebih lama ataupun orang

yang tidak merokok. Tetapi angka tersebut patut diperhitungkan sebagaimana mestinya.

Hasil ini juga menyimpulkan tidak adanya pengaruh yang signifikan pengaruh lamanya

merokok terhadap kelelahan mental pada usia kerja terutama pada usia 19-23 tahun.

Namun, tingkat lamanya merokok akan berpengaruh terhadap kelelahan fisik seseorang

karena akan mengurangi kapasitas paru-paru dalam memompa udara ke seluruh tubuh

yang mana diukur dengan tingkat denyut jantung dalam berdenyut per menitnya. Kondisi

ini akan membuat seseorang menjadi lebih cepat lelah dalam melakukan beban kerja

sehingga tingkat produktivitas akan berkurang. Sehingga untuk proses recruitment

sumber daya manusia yang membutuhkan tenaga kerja berfokus pada endurance kegiatan

fisik (meliputi: atlet olahraga, pekerja lapangan, buruh pabrik), orang merokok dengan

CurHigh

Low

D: 1,000

Optimal

Predict

d = 1,0000

Targ: 156,0

Hasil Te

y = 156,0

5,3787

9,6213

20,0

23,0BUsia

[21,0] [5,7664] CurHigh

Low

D: 1.000

Optimal

Predict

d = 1.0000

Targ: 56.0

Hasil Te

y = 56.0

5.3787

9.6213

18.1716

23.8284Durasi MUsia

[19.2722] [5.3787]

Page 12: PENGARUH LAMANYA MEROKOK TERHADAP TINGKAT …

Kurniawan, Sunardi / Juminten Vol.01, No.05, Tahun 2020,

Hal. 133- 144

144

durasi yang semakin lama akan membuat ketahanan kardiorespirasinya semakin menurun

dan mengakibatkan semakin cepat lelah.

Dan tidak ditemukan pengaruh tingkat lamanya merokok terhadap kelelahan mental

pada usia kerja. Hal ini dibuktikan melalui hasil olah data dan serangkaian tes clerical

speed and accuracy yang menekankan pada tingkat kecepatan dan ketelitian subyek

penelitian. Sehingga untuk proses recruitment sumber daya manusia yang mebutuhkan

tenaga kerja berfokus pada kualitas ketelitian dan akurasi (meliputi: staff quality control,

accounting, staff officer) orang merokok dengan durasi yang semakin lama tidak akan

berpengaruh pada kualitas pekerjaan yang diberikan.

DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah, R. (2009). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebiasaan Merokok dan Hubungannya dengan Status Penyakit Periodontal Remaja di Kota Medan Tahun 2007.(Thesis).Universitas Sumatera Utara.Medan.

Anggito, Albi & Johan Setiawan. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif. Sukabumi: CV Jejak.

Apriliyanti, Selvia. (2017). Pengaruh Usia dan Masa Kerja Terhadap Produktivitas Kerja (Studi Kasus: PT OASIS Water International Cabang Palembang). Jurnal Sistem dan Manajemen Industri, Volumi 1, No. 2, Halaman 68-72.

Azhar, Muhammad. (2015). Buku Ajar Hukum Ketenagakerjaan. Semarang : PT. Raja Grafindo Persada.

Bachtiyar, Candra, and Rodhi Amrillah. (2011)."Setting Parameter Mesin Press Dengan Metode Respon Permukaan pada Pabrik Kelapa Sawit." Journal of Industrial Research (Jurnal Riset Industri) 5.2

Bustan, M.N., (2007). Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Cetakan 2 Rineka Cipta, . Jakarta.

Chun, A.Y., Heeringa, S.G., Schouten, B. (2018). Responsive and Adaptive Design for Survey Optimization. Jurnal of Official Statistics, Volume 34, No.3, pp. 581-597.

Farihah, T. (2016). Penentuan Pola Kelelahan Fisik Pada Perokok Aktif dengan Menggunakan Metode Response Surface

Methodology. Jurnal Teknik Industri, Volume XI, No.2, Halaman 107-112

Heryani, R. (2014). Kumpulan Undang – Undang dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Khusus Kesehatan.Jakarta

: CV. Trans InfoMedia.

Hudi, Lukman, and Abdullah Shahab. (2005). "Optimasi Produktifitas Budidaya Udang Vaname Litopenaeus vannamei dengan Menggunakan Metode Respon Surface dan Non Linier Programming." Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh

Nopember 1: 28.

Kesowo, Bambang, (2003). Peraturan Pemerintah Nomer 19 Tentang Pengamanan Rokok bagi Kesehatan.

Mulyadi. (2008). Ekonomi Sumber Daya Manusia, dalam Perspektif Pembangunan. Jakarta: Rajawali Pers.

Oramahi, H.A., (2016). Optimasi dengan RSM dan Rancangan Percobaan (Aplikasi dengan SPSS dan SAS). Pon-tianak :

Gava Media.

Poerwadarminta. (2012). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka

Rizaldy, A.B., Afriwardy., Sabri, Y.S. (2016). Hubungan Perilaku Merokok dengan Ketahanan Kardiorespirasi (Ketahahan

Jantung-Paru) Siswa SMKN 1 Padang. Jurnal Kesehatan Andalas, 5(2), Halaman 325-329.

Sitepoe. (2010). Kekhususan Rokok Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Sugeng, A.M. Budiono. (2003). Bunga Rampai Hiperkes dan Kesehatan Kerja. Semarang : Badan Penerbit UNDIP.

Tarwaka, Sholichul, Lilik Sudiajeng, (2004). Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas. Surakarta : UNIBA PRESS.

Tawbariah, L., Apriliana, E., Wintoko, R., Sukohar, A., (2014). The Corelation of Consuming Cigarette with Blood

Pressure of The Society in Pasaran Island Kota Karang Village East Teluk Betung Sub-District Ban-dar Lampung. Medical Journal Of Lampung University. Vol 3.

Tindaon, Ostinasia., Yusuf, Edy. (2015). Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Sektoral Di Jawa Tengah (Pendeka-tan

Diometrik). Jurnal Ketenagakerjaan.

Wahjudi, Didik. (2012)."Aplikasi Metode Response Surface Untuk Optimasi Kualitas Warna Minyak Goreng." Fakultas

Teknologi Industri Universitas Kristen Petra: Jakarta