penyusunan dokumen

109
PENYUSUNAN DOKUMEN AKREDITASI

Transcript of penyusunan dokumen

Page 1: penyusunan dokumen

PENYUSUNAN DOKUMEN AKREDITASI

Page 2: penyusunan dokumen

HEALTH CARE REGULATION (NIHAL HAFEZ, 1997)

Suatu aksi sosial yang dilakukan (oleh pemerintah) untuk mempengaruhi secara langsung atau tidak langsung terhadap perilaku dan fungsi tenaga kesehatan dan/atau organisasi kesehatan

2

Page 3: penyusunan dokumen

Mekanisme regulasi

Perijinan (lisensi)

Sertifikasi

Akreditasi

Peraturan perundangan

3

Page 4: penyusunan dokumen

Regulasi internal vs Regulasi eksternal:

Regulasi eksternal: peraturan perundangan

Regulasi internal: peraturan-peraturan internal yang disusun oleh fasyankes, dituangkan dalam dokumen regulasi internal

Page 5: penyusunan dokumen

DOKUMEN AKREDITASI

Adalah semua dokumen/regulasi internal yg harus disiapkan, yang merupaan persyaratan yang diminta oleh standar akreditasi.

Dibedakan :

Dokumen yg merupakan REGULASI

Rekaman: dokumen sebagai bukti pelaksanaan kegiatan.

Page 6: penyusunan dokumen

Hirarki Dokumentasi Sistem Manajemen Mutu

Page 7: penyusunan dokumen

DOKUMEN REGULASI :

Regulasi Pelayanan :

Kebijakan pelayanan di Puskesmas / Klinik

Rencana Jangka Panjang ( Renstra / Renstra Bisnis / Bisnis Plan dll)

Rencana Kerja Tahunan Puskesmas / Klinik

Pedoman / Panduan Pelayanan Puskesmas / Klinik

Standar Prosedur Operasional (SPO)

Page 8: penyusunan dokumen

Regulasi di Unit Kerja :

Kebijakan Pelayanan Puskesmas / Klinik

Rencana Kerja Tahunan Unit Kerja

Pedoman / Panduan Pelayanan Puskesmas / Klinik

Standar Prosedur Operasional (SPO)

Page 9: penyusunan dokumen

Rekaman sebagai dokumen bukti pelaksanaan :

1. Bukti tertulis kegiatan / rekam kegiatan

2. Dokumen pendukung lainnya : ijazah, sertifikat pelatihan, sertifikat perijinan, kalibrasi dll

Page 10: penyusunan dokumen

A. Regulasi penyelenggaraan manajemen Puskesmas/ Klinik :

1. Kebijakan Kepala Puskesmas/ Klinik,

2. Pedoman mutu/ manual mutu,

3. Pedoman-pedoman manajemen, upaya pelayanan

4. Standar Prosedur Operasional (SPO)

5. Rencana Lima Tahunan Puskesmas

6. Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP), tahunan , yang memuat Rencana Usulan Kegiatan (RUK) dan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)

7. Kerangka Acuan Kegiatan

Page 11: penyusunan dokumen

B. Regulasi penyelenggaraan upaya Puskesmas/ Klinik:

1. Kebijakan Kepala Puskesmas/ Klinik,

2. Pedoman upaya Puskesmas/ Klinik,

3. Standar Prosedur Operasional (SPO),

4. Rencana Tahunan upaya Puskesmas/ Klinik,

5. Kerangka Acuan Kegiatan upaya Puskesmas,

Page 12: penyusunan dokumen

C. Regulasi Pelayanan Klinis

1. Kebijakan Kepala Puskesmas tentang pelayanan klinis,

2. Standar Prosedur Operasional (SPO) klinis,

3. Kerangka Acuan Kegiatan upaya Pelayanan klinis,

4. Regulasi pelayanan klinis di Puskesmas/ Klinik,

5. Pedoman Pelayanan Klinis,

6. Kerangka Acuan Kegiatan Pelayanan Klinis

Page 13: penyusunan dokumen

Kebijakan : merupakan regulasi yg tertinggi

Rencana: Rencana strategi bisnis (untuk puskesmas BLUD), atau rencana lima

tahunan

Rencana Bisnis Anggaran (BLUD) atauRencana Usulan Kegiatan (RUK)

Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)

Pedoman / Panduan

Prosedur (SPO)

Program : Rencana tahunan dilaksanakan dalam bentuk program dan kegiatan

Oleh karena itu perlu disusun kerangka acuan program/kegiatan, misalnya:

Program/kegiatan pelatihan customer service bagi karyawan puskesmas

Program/kegiatan pelatihan jumantik

dsb

Page 14: penyusunan dokumen

KEBIJAKAN dan PEDOMAN

1. KEBIJAKAN :

• Adalah penetapan pimpinan pada tataran strategis atau bersifat garis besar.

• Untuk penerapannya perlu disusun Pedoman / Panduan dan Prosedur > Kejelasan langkah-langkah untuk melaksanakan kebijakan (Peraturan / Keputusan).

• Ditetapkan dengan Peraturan atau Keputusan Pimpinan. Dapat dituangkan dalam Pasal-pasal atau sebagai lampiran dari SK tsb.

Page 15: penyusunan dokumen

2. PEDOMAN.

Pedoman adalah :

ketentuan dasar yg memberi arah bagaimana sesuatu harus dilakukan

Dasar untuk menentukan atau melaksanakan kegiatan.

Mengatur beberapa hal

Panduan :

Petunjuk dalam melakukan kegiatan

Hanya meliputi satu kegiatan

Page 16: penyusunan dokumen

3. PROSEDUR.

SPO (Standar Prosedur Operasional)

Adalah langkah-langkah yang dibakukan untuk menyelesaikan proses kerja rutin tertentu

Agar proses kerja rutin terlaksana dengan effisien, efektif, konsisten, seragam dan aman dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan melalui pemenuhan standar yang berlaku.

Page 17: penyusunan dokumen

REGULASI INTERNAL DI PUSKESMAS

Page 18: penyusunan dokumen

FORMAT DOKUMEN KEBIJAKAN :

a. Pembukaan :

• Judul:

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS “X”

NOMOR :…./…../…..

TENTANG

KEBIJAKAN PELAYANAN DI …………….

• Konsiderans :

1. Konsiderans Menimbang : memuat uraian singkat ttg pokok-pokok pikiran yg menjadi latar belakang dan alasan ( dletakkan di bagian kiri).

Page 19: penyusunan dokumen

2. Konsideran Mengingat :

memuat dasar kewenangan dan peraturan per-UU yang memerintahkan pembuatan keputusan tsb.

Adalah peraturan yg tingkatnya lebih tinggi atau sederajad.

Page 20: penyusunan dokumen

b. Diktum.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : (diletakkan segaris dengan kata Mengingat)

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS “X”

Tentang

Kebijakan Pelayanan di …………….

Page 21: penyusunan dokumen

c. Batang tubuh :

• Memuat semua substansi keputusan yg dirumuskan dalam diktum-diktum, misal :

KESATU :

KEDUA :

DST

• Cantumkan saat pemberlakuan keputusan / perubahan / pembatalan / pencabutan dll.

• Materi Kebijakan dapat juga dibuat sebagai LAMPIRAN Keputusan.

• Pada halaman pertama Lampiran harus dicantumkan JUDUL dan NOMOR Keputusan.

• pada halaman terakhir ditandatangani oleh Pejabat yg membuat Keputusan.

Page 22: penyusunan dokumen

d. Kaki.

• Merupakan bagian akhir substansi keputusan.

• Memuat penandatangan penetapan Keputusan, pengundangan.

• Tempat dan tanggal penetapan

• Nama, Jabatan dan Tandatangan serta Nama Lengkap Pejabat yg menandatangani.

e. Penandatanganan : ditandatangani oleh Pimpinan.

Page 23: penyusunan dokumen

PEDOMAN

Pedoman adalah:

kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah langkah-langkah yang harus dilakukan.

merupakan dasar untuk menentukan dan melaksanakan kegiatan.

mengatur beberapa hal

Panduan adalah :

petunjuk dalam melakukan 1 (satu) kegiatan,

Pedoman atau Panduan perlu SK Pemberlakuan.

Agar Pedoman/ panduan dapat diterapkan dengan baik dan benar perlu SPO.

Page 24: penyusunan dokumen

Sistematika Pedoman / Panduan :

a. Format Pedoman Pengorganisasian Unit Kerja

BAB I Pendahuluan

BAB II Gambaran Umum Puskesmas

BAB III Visi, Mis, Falsafah, Nilai dan Tujuan Puskesmas

BAB IV Struktur Organisasi Puskesmas

BAB V Struktur Organisasi Unit Kerja

BAB VI Uraian Jabatan

BAB VII Tata Hubungan Kerja

Page 25: penyusunan dokumen

BAB VIII Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Personil

BAB IX Kegiatan Orientasi

BAB X Pertemuan/ Rapat

BAB XI Pelaporan

Laporan Harian

Laporan Bulanan

Laporan Tahunan

Page 26: penyusunan dokumen

b. Format Pedoman Pelayanan Unit Kerja

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Tujuan Pedoman

C. Ruang Lingkup Pelayanan

D. Batasan Operasional

E. Landasan Hukum

Page 27: penyusunan dokumen

BAB II STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia

B. Distribusi Ketenagaan

C. Jadual Kegiatan, termasuk Pengaturan Jaga (Rawat Inap)

BAB III STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang

B. Standar Fasilitas

Page 28: penyusunan dokumen

BAB IV TATALAKSANA PELAYANAN

BAB V LOGISTIK

BAB VI KESELAMATAN PASIEN

BAB VII KESELAMATAN KERJA

BAB VIII PENGENDALIAN MUTU

BAB IX PENUTUP

Page 29: penyusunan dokumen

c. Format Panduan Pelayanan Puskesmas

BAB I DEFINISI

BAB II RUANG LINGKUP

BAB III TATALAKSANA

BAB IV DOKUMENTASI

Page 30: penyusunan dokumen

PEDOMAN (MANUAL) MUTU.

Adalah dokumen yg memberi informasi yg konsisten ( kedalam maupun keluar ) tentang sistem manajemen mutu Puskesmas / Klinik.

Page 31: penyusunan dokumen

I. Pendahuluan, yang berisi: Latar belakang

Ruang Lingkup (proses bisnis)

Tujuan

II. Landasan hukum (peraturan/dokumen yang menjadi acuan)

III. Istilah dan definisi

IV. Sistem Manajemen Mutu: Persyaratan umum

Pengendalian dokumen

Pengendalian rekaman

Page 32: penyusunan dokumen

V. Tanggung jawab manajemen: Komitmen manajemen

Fokus pada pelanggan

Kebijakan mutu

Perencanaan Sistem Manajemen Mutu

Tanggung jawab, wewenang dan komunikasi

Wakil manajemen mutu

Komunikasi internal

Page 33: penyusunan dokumen

VI. Tinjauan Manajemen:

Umum

Masukan tinjauan

Luaran tinjauan

VII. Manajemen sumberdaya

Penyediaan sumber daya

Manajemen sumber daya manusaia

Infrastruktur (sarana dan prasarana)

Page 34: penyusunan dokumen

VIII. Penyelenggaraan pelayanan:

Upaya Puskesmas

Pelayanan Klinis dan Keselamatan Pasien

IX. Pengukuran, analisis, dan penyempurnaan

X. Penutup

Page 35: penyusunan dokumen

RENCANA KERJA LIMA TAHUNAN

Sejalan dg Renstra Dinkes Kab / Kota

Sesuai dg target kinerja yg ditetapkan Dinkes

Sesuai dg Visi, Misi dan Tupoksi Puskesmas

Berdasarkan analisis kebutuhan masyarakat

Dilakukan analisis situasi (pencapaian kinerja, faktor-faktor pendorong dan penghambat)

Page 36: penyusunan dokumen

Sistematika Rencana Kerja Lima Tahunan.

Bab I. Pendahuluan

A. Keadaan Umum Puskesmas

B. Tujuan penyusunan rencana lima tahunan

C. Indikator dan standar kinerja untuk tiap jenis pelayanan dan upaya Puskesmas

Bab II. Analisis Kinerja

A. Pencapaian Kinerja untuk tiap jenis pelayanan dan upaya Puskesmas

B. Analisis Kinerja: menganalisis factor pendukung dan penghambat pencapaian kinerja

Page 37: penyusunan dokumen

Bab III. Rencana Pencapaian Kinerja Lima Tahun

A. Program Kerja dan kegiatan: berisi program-program kerja yang akan dilakukan yang meliputi antara lain: Program Kerja Pengembangan SDM, yang

dijabarkan dalam kegiatan-kegiatan, misalnya: pelatihan, pengusulan penambahan SDM, seminar, workshop, dsb

Program Kerja Pengembangan sarana, yang dijabarkan dalam kegiatan-kegiatan, misalnya: pemeliharaan sarana, pengadaan alat-alat kesehatan, dsb

Program Kerja Pengembangan Manajemen dst.

Page 38: penyusunan dokumen

B. Rencana anggaran:

merupakan rencana biaya untuk tiap-tiap program kerja dan kegiatan-kegiatan yang direncanakan secara garis besar.

BAB IV. Penutup.

(Lihat Lampiran : Matriks Rencana Kinerja Lima Tahunan Puskesmas.)

Page 39: penyusunan dokumen

Langkah-langkah Penyusunan Rencana Kinerja Lima Tahunan Puskesmas / Klinik.

a. Membentuk tim penyusunan rencana kinerja lima tahun yang terdiri dari Kepala Puskesmas bersama dengan penanggung jawab upaya Puskesmas dan Pelayanan Klinis.

b. Tim mempelajari rencana stratejik Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, target kinerja lima tahunan yang harus dicapai oleh Puskesmas

c. Tim mengumpulkan data pencapaian kinerja

Page 40: penyusunan dokumen

d. Tim melakukan analisis kinerja

e. Tim menyusun pentahapan pencapaian indicator kinerja untuk tiap upaya Puskesmas dengan penjabaran pencapaian untuk tiap tahun

f. Tim menyusun program kerja dan kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai target pada tiap-tiap indicator kinerja

g. Tim menyusun dokumen rencana kinerja lima tahunan untuk disahkan oleh Kepala Puskesmas

h. Sosialisasi rencana pada seluruh jajaran puskesmas

Page 41: penyusunan dokumen

Panduan pengisian Matriks Rencana Kinerja Lima Tahunan (lihat form Excel):

a. Nomor : diisi dengan nomor urut

b. Pelayanan/Upaya Puskesmas: diisi dengan Pelayanan Klinis, dan Upaya Puskesmas yang dilaksanakan di Puskesmas tersebut, misalnya Upaya KIA, Upaya KB, Upaya PKM, dan seterusnya,

c. Indikator: diisi dengan indicator-indikator yang menjadi tolok ukur kinerja Upaya/Pelayanan

d. Standar : diisi dengan standar kinerja untuk tiap indicator

e. Pencapaian : diisi dengan pencapaian kinerja tahun terakhir

Page 42: penyusunan dokumen

f. Target pencapaian: diisi dengan target-target yang akan dicapai pada tiap tahap tahunan

g. Program Kerja : diisi dengan Program Kerja yang akan dilakukan untuk mencapai target pada tiap tahun berdasarkan hasil analisis kinerja, misalnya program kerja pengembangan SDM, program kerja peningkatan mutu, program kerja pengembangan SDM, program kerja pengembangan sarana, dsb

h. Kegiatan: merupakan rincian kegiatan untuk tiap program yang direncanakan, misalnya untuk program pengembangan SDM, kegiatan Pelatihan Perawat, Pelatihan Tenaga PKM, dan sebagainya.

Page 43: penyusunan dokumen

i. Volume : diisi dengan volume kegiatan yang direncanakan untuk tiap tahapan tahunan

j. Harga Satuan: harga satuan untuk tiap kegiatan,

k. Perkiraan Biaya : diisi dengan perkalian antara volume dengan harga satuan.

Penutup.

Page 44: penyusunan dokumen

PERENCANAAN TINGKAT PUSKESMAS

( PTP )

Perencanaan :

Proses kegiatan yg harus dilakukan

Secara urut

Utk mengatasi masalah

Dalam rangkai mencapai tujuan

Memanfaatkan sumberdaya dg efektif – efisien.

Page 45: penyusunan dokumen

PTP :

untuk tahun yad.

Mencakup semua kegiatan upaya Puskesmas (wajib, pengembangan maupun spesifik)

Sumber dana : Pusat, Daerah, lainnya.

Mekanisme :

Penyusunan RUK dg memperhatikan kebijakan2

Sesuai hasil kajian data dan informasi di Puskesmas berasal dari masy dan linsek.

Lengkapi dg usulan pembiayaan

Dibahas di Dinkes Kab/Kota > masuk dalam Usulan Dinkes Kab/Kota > DPRD > disetujui > Puskesmas > RPK

Page 46: penyusunan dokumen

PENYUSUNAN RUK.

a. Tahap Persiapan.

Persiapkan Staff yg akan terlibat

Persamaam persepsi dan pengetahuan

b. Tahap Analisis Situasi.

Kepala Puskesmas menetapkan Tim Penyusun RUK

Tim melakukan analisis terhadap data-data (umum, khusus, hasil penilaian kinerja dsb) > diperoleh informasi.

Page 47: penyusunan dokumen

Tahap Penyusunan RUK :

Pertahankan kegiatan yg sudah dicapai

Perhatikan upaya / program yg masih bermasalah

Susun rencana kegiatan baru sesuai kondisi riil dan kemampuan Puskesmas.

Tahap penyusunan RUK:

Analisis masalah

Penyusunan RUK.

Page 48: penyusunan dokumen

a. Analisis masalah.

Tim Penyusun bersama Linsek :

1) Identifikasi masalah

2) Menetapkan prioritas masalah

3) Merumuskan masakah

4) Mencari akar penyebab masalah

a. Penyusunan RUK (upaya kesh wajib, pemngembangan dan khusus).

1) Kegiatan tahun yad

2) Kebutuhan sunberdaya

3) Rekapitulasi Rencana Usulan Kegiatan.

Page 49: penyusunan dokumen

Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK).

a. Pelajari alokasi kegiatan

b. Bandingkan alokasi kegiatan yang disetujui dg RUK

c. Susun Rancangan Awal secara rinci

d. Adakan Lokakarya Mini

e. Menyusun RPK.

(periksa format-format dalam Lampiran Pedoman Penyusunan Dokumen).

Page 50: penyusunan dokumen

PROGRAM. Collin Cobulld English Language Dictionary

adalah rencana berskala besar dan terinci yg dibuat utk satu tujuan tertentu

Adalah rencana kegiatan atau pekerjaan yg akan dilaksanakan, termasuk waktu kapan kegiatan itu akan dilaksanakan.

Adalah sebuah rencana baku tentang rangkaian kegiatan, daftar tugas dsb (Longman) .

Adalah sebuah Prosedur utk menyelesaikan masalah, termasuk pengumpulan data,memproses dan mempresentasikan hslnya

Page 51: penyusunan dokumen

Adalah sebuah rencana tentang apa yang akan dikerjakan (Oxford Dictionary).

Adalah penjabaran terperinci tentang strategi dan langkah-langkah yg dipergunakan untuk mencapai tujuan lembaga ( Panduan Renstra dan Pengukuran Kinerja, Menristek)

PROGRAM : rencana kegiatan yg akan dilaksanakan, yg disusun secara rinci, dipergunakan untuk mencapai tujuan lembaga / unit kerja.

Program sebaiknya disusun dalam bentuk Kerangka Acuan Program

Page 52: penyusunan dokumen

Ketentuan tentang Program :

A. Tujuan Program.

Umum :

Sebagai panduan dalam melaksanakan kegiatan, sehingga tujuan program dapat tercapai.

Khusus :

1. Adanya kejelasan langkah-langkah dlm melaksanakan kegiatan.

2. Adanya kejelasan siapa yg melaksankan kegiatan dan bagaimana kegiatan tsb dilaksanakan

3. Adanya kejelasan sasaran, tujuan dan waktu pelaksanaan kegiatan.

Page 53: penyusunan dokumen

B. SISTEMATIKA / FORMAT KA PROGRAM :

1. Pendahuluan

2. Latar Belakang

3. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus.

4. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan.

5. Cara melaksanakan kegiatan.

6. Sasaran

7. Jadwal pelaksanaan kegiatan

8. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan

9. Pencatatan, pelaporan dan evaluasi kegiatan

Page 54: penyusunan dokumen

PETUNJUK PENULISAN KA PROGRAM

Pendahuluan : berisi hal-hal umum yg masih terkait dg program.

Latar belakang : justifikasi / alasan mengapa disusun program.

Tujuan Umum : tujuan secara garis besar.

Tujuan khusus : tujuan secara rinci.

Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan : adalah langkah-langlah kegiatan yg harus dilakukan untuk tercapainya tujuan program.

Page 55: penyusunan dokumen

Cara melaksamakan kegiatan : metode melaksanakan kegiatan, a.l : membentuk Tim, melakukan rapat, adalah target per tahun ygmelakukan audit dsb.

Sasaran : adalah target per tahun yg spesifik dan terukur utk mencapai tujuan upaya / kegiatan.

Sasaran upaya/ kegiatan menunjukkan hasil antara yang diperlukan untuk merealisir tujuan tertentu

Page 56: penyusunan dokumen

Sasaran yang baik harus memenuhi kriteria “SMART” yaitu :

Specific :

menggambarkan hasil spesifik yang diinginkan, bukan cara pencapaiannya.

Sasaran harus memberikan arah dan tolok ukur yang jelas sehingga dapat dijadikan landasan untuk penyusunan strategi dan kegiatan yang spesifik.

Page 57: penyusunan dokumen

Measurable :

harus terukur dan

dapat dipergunakan untuk memastikan apa dan kapan pencapaiannya.

Akuntabilitas harus ditanamkan kedalam proses perencanaan > metodologi untuk mengukur pencapaian sasaran (keberhasilan upaya/ kegiatan) harus ditetapkan sebelum kegiatan yang terkait dengan sasaran tersebut dilaksanakan.

Page 58: penyusunan dokumen

Agressive but Attainable, Achievable :

sasaran harus dijadikan standar keberhasilan,

sasaran harus menantang, namun tidak boleh mengandung target yang tidak layak.

Misalnya kita bisa menetapkan sebagai suatu sasaran : “Pengurangan kematian akibat TB akan dapat dicapai sampai ke tingkat tertentu” tetapi meniadakan kematian merupakan hal yang tidak dapat dipastikan kelayakannya.

Page 59: penyusunan dokumen

Result oriented : sedapat mungkin sasaran harus menspesifikkan hasil yang ingin dicapai. Misalnya : mengurangi komplain masyarakat terhadap pelayanan OAT sebesar 50%

Time bound : sasaran sebaiknya dapat dicapai dalam waktu yang relatif pendek, mulai dari beberapa minggu sampai beberapa bulan (sebaiknya kurang dari 1 tahun). Kalau ada upaya/ kegiatan 5 (lima) tahun dibuat sasaran antara. Sasaran akan lebih mudah dikelola dan dapat lebih serasi dengan proses anggaran apabila dibuat sesuai dengan batas-batas tahun anggaran di Puskesmas.

Page 60: penyusunan dokumen

Manajemen adalah Ilmu dan Seni.

Seni di dalam penentuan sasaran :

menimbulkan tantangan yang dapat dicapai.

Sasaran yang terbaik adalah sasaran yang dapat mendorong peningkatan kapasitas Puskesmas, namun dalam batas-batas kelayakan.

Sasaran yang baik akan meningkatkan upaya/ kegiatan dan jasa pelayanan yang dihasilkan,

juga menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri pada para pelaksananya.

penetapan target kinerja yang tidak mungkin dicapai akan melemahkan motivasi, membunuh inisiatif dan menghambat daya inovasi karyawan.

Page 61: penyusunan dokumen

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan :

adalah merupakan perencanaan waktu melaksanakan langkah-langkah pelaksanaan upaya/ kegiatan .

Lama waktu tergantung rencana upaya/ kegiatan tersebut dilaksanakan.

Untuk program tahunan, maka jadwal yang dibuat adalah jadwal untuk 1 tahun,

untuk upaya/ kegiatan 5 tahun maka jadwal yang harus dibuat adalah jadual 5 tahun.

Jadwal pelaksanaan kegiatan dapat dibuat time table (Gan Chart). (lihat Lampiran)

Page 62: penyusunan dokumen

Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan :

evaluasi pelaksanaan kegiatan adalah evaluasi terhadap jadual kegiatan.

jadual tersebut akan dievaluasi setiap kurun waktu tertentu, sehingga apabila dari evaluasi diketahui ada pergeseran jadwal atau penyimpangan jadwal, maka dapat segera dilakukan koreksi

Karena itu yang ditulis dalam kerangka acuan adalah kapan (setiap kurun waktu berapa lama) evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan dan siapa yang melakukan.

Page 63: penyusunan dokumen

Yang dimaksud dengan pelaporannya adalah : bagaimana membuat laporan evaluasi pelaksanaan

kegiatan tersebut dan

kapan laporan tersebut harus dibuat.

Jadi yang harus ditulis di dalam kerangka acuan adalah cara bagaimana membuat laporan evaluasi dan kapan laporan tersebut harus dibuat dan ditujukan kepada siapa.

Page 64: penyusunan dokumen

Pencatatan, Pelaporan dan evaluasi kegiatan

Pencatatan yang ditulis dalam kerangka acuan adalah bagaimana melakukan pencatatan kegiatan atau membuat dokumentasi kegiatan.

Pelaporan adalah: bagaimana membuat laporan program dan

kurun waktu (kapan) laporan harus diserahkan dan

kepada siapa saja laporan tersebut harus diserahkan.

Evaluasi kegiatan : adalah evaluasi pelaksanaan Upaya/ kegiatan secara

menyeluruh.

yang di tulis didalam kerangka acuan, bagaimana melakukan evaluasi dan kapan evaluasi harus dilakukan.

Page 65: penyusunan dokumen

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL ( SPO )

Page 66: penyusunan dokumen

Standard Operating Procedures (SOP) :

adalah serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan mengenai berbagai proses penyelenggaraan administrasi pemerintah, (Kepmenpan No.021 tahun 2008).

Standar Prosedur Operasional (SPO) adalah suatu perangkat instruksi/ langkah- langkah yang dibakukan untuk menyelesaikan proses kerja rutin tertentu. (Undang-undang No. 29 Tahun 2004, tentang Praktik Kedokteran dan Undang-undang No. 44 Tahun 2009, tentang Rumah Sakit)

Selanjutnya istilah yg digunakan adalah SPO.

Page 67: penyusunan dokumen

Tujuan Penyusunan SPO, Agar berbagai proses kerja rutin terlaksana dengan

efisien, efektif, konsisten/ seragam dan aman,

dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan melalui pemenuhan standar yang berlaku.

Manfaat SPO,

Mendokumentasi langkah-langkah kegiatan

Memastikan staf Puskesmas memahami bagaimana melaksanakan pekerjaannya.

Memenuhi persyaratan standar pelayanan Puskesmas

Page 68: penyusunan dokumen

Format SPO :

Di bakukan dg maksud agar tidak terjadi penggunaan banyak format.

Untuk SPO tindakan agar memudahkan didalam melihat langkah- langkahnya dapat ditambah dengan bagan alir, persiapan alat dan bahan dan lain- lain, namun tidak boleh mengurangi item-tem yang ada di SPO.

Format SPO untuk Akreditasi Puskesmas : lihat lampiran

Page 69: penyusunan dokumen

Petunjuk Pengisian SPO :

a. Logo yang dipakai adalah logo Pemerintah kabupaten/ kota, nama organisasi adalah nama Puskesmas (untuk Klinik logo Klinik dan nama Klinik)

b. Kotak Heading : masing-masing kotak ( Puskesmas, judul SPO, No. dokumen, No.revisi, Halaman, SPO, tanggal terbit, ditetapkan Kepala Puskesmas ) diisi sebagai berikut :

Page 70: penyusunan dokumen

Heading dan kotaknya dicetak pada setiap halaman. Pada halaman pertama kotak heading harus lengkap, untuk halaman-halaman berikutnya kotak heading dapat hanya memuat: kotak nama Puskesmas, judul SPO, No.dokumen, No.Revisi dan halaman.

Kotak Puskesmas/ Klinik diberi nama Puskesmas dan Logo pemerintah daerah, sedangkan Klinik sesuai logo organisasi Klinik,

Judul SPO : diberi Judul /nama SPO sesuai proses kerjanya

Page 71: penyusunan dokumen

No. Dokumen: diisi sesuai dengan ketentuan penomeran yang berlaku di Puskesmas/ Klinik yang bersangkutan, dibuat sistematis agar ada keseragaman.

No. Revisi : diisi dengan status revisi, dapat menggunakan huruf. Contoh : dokumen baru diberi huruf A, dokumen revisi pertama diberi huruf B dan seterusnya. Dapat juga dengan angka, misalnya untuk dokumen baru dapat diberi nomor 0, sedangkan dokumen revisi pertama diberi nomor 1, dan seterusnya.

Halaman : diisi nomor halaman dengan mencantumkan juga total halaman untuk SPO tersebut. misalnya : halaman pertama : 1/5, halaman kedua: 2/5, halaman terakhir : 5/5.

Page 72: penyusunan dokumen

SPO diberi penamaan sesuai ketentuan (istilah) yang digunakan Puskesmas/ Klinik, misalnya : SPO, Prosedur, prosedur tetap, petunjuk pelaksanaan, prosedur kerja dan sebagainya, namun didalam akreditasi Puskesmas dan Klinik memakai SPO.

Tanggal terbit : diberi tanggal sesuai tanggal terbitnya atau tanggal diberlakukannya SPO tersebut

Ditetapkan Kepala Pusksmas/ Klinik : diberi tandatangan Kepala Puskesmas/ Klinik dan nama jelasnya.

Page 73: penyusunan dokumen

ISI SPO :

1. Pengertian : berisi penjelasan dan atau definisi tentang istilah yang mungkin sulit dipahami atau menyebabkan salah pengertian/ menimbulkan multi persepsi.

2. Tujuan : berisi tujuan pelaksanaan SPO secara spesifik. Kata kunci : “ Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk ……”

3. Kebijakan : berisi kebijakan Kepala Puskesmas/ Klinik yang menjadi dasar dibuatnya SPO tersebut, kemudian diikuti dengan peraturan/keputusan dari kebijakan terkait.

Page 74: penyusunan dokumen

4. Referensi: berisikan dokumen ekternal sebagai acuan penyusunan SPO, bisa berbentuk buku, peraturan perundang- undangan, ataupun bentuk lain sebagai bahan pustaka,

5. Langkah- langkah Prosedur : merupakan bagian utama, yang menguraikan langkah-langkah kegiatan untuk menyelesaikan proses kerja tertentu.

6. Unit terkait : berisi unit-unit yang terkait dan atau prosedur terkait dalam proses kerja tersebut

Page 75: penyusunan dokumen

Tata Cara Pengelolaan SPO:

1. Puskesmas/ Klinik agar menetapkan siapa yang mengelola SPO,

2. Pengelola SPO harus mempunyai arsip seluruh SPO Puskesmas/Klinik,

3. Pengelola SPO agar membuat tata cara penyusunan, penomoran, distribusi, penarikan, penyimpanan, evaluasi dan revisi SPO

Page 76: penyusunan dokumen

Tata Cara Penyusunan SPO

Hal-hal yang perlu diingat :

1. Siapa yang harus menulis atau menyusun SPO

2. Bagaimana merencanakan dan mengembangkan SPO

3. Bagaimana SPO dapat dikenali

4. Bagaimana memperkenalkan SPO kepada pelaksana dan unit terkait

5. Bagaimana pengendalian SPO-nya (nomor, revisi, dan distribusi ).

Page 77: penyusunan dokumen

Syarat penyusunan SPO : Identifikasi kebutuhan, yakni mengidentifikasi apakah kegiatan

yang dilakukan saat ini sudah memiliki SPO atau belum, dan bila sudah agar diidentifikasi apakah SPO masih efektif atau tidak.

Perlu ditekankan bahwa SPO harus ditulis oleh mereka yang melakuan pekerjaan tersebut atau oleh unit kerja tersebut.

Tim atau panitia yang ditunjuk oleh Kepala Puskesmas hanya untuk menanggapi dan mengkoreksi SPO tersebut.

karena komitmen terhadap pelaksanaan SPO hanya diperoleh dengan adanya keterlibatan personel/ unit kerja dalam penyusunan SPO.

SPO harus menggunakan kalimat perintah/ instruksi dengan bahasa yang dikenal pemakai.

SPO harus jelas, ringkas, dan mudah dilaksanakan. Untuk SPO pelayanan pasien maka harus memperhatikan aspek keselamatan, keamanan dan kenyamanan pasien. Untuk SPO profesi harus mengacu kepada standar profesi, standar pelayanan, mengikuti perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) kesehatan, dan memperhatikan aspek keselamatan pasien.

Page 78: penyusunan dokumen

SPO harus merupakan flow charting dari suatu kegiatan. Pelaksana atau unit kerja agar mencatat proses kegiatan dan membuat alurnya kemudian Tim Mutu diminta memberikan tanggapan.

Di dalam SPO harus dapat dikenali dengan jelas siapa melakukan apa, dimana, kapan, dan mengapa.

SPO jangan menggunakan kalimat majemuk, subjek, predikat dan objek harus jelas.

Page 79: penyusunan dokumen

SPO harus menggunakan kalimat perintah/ instruksi dengan bahasa yang dikenal pemakai.

SPO harus jelas, ringkas, dan mudah dilaksanakan.

Untuk SPO pelayanan pasien maka harus memperhatikan aspek keselamatan, keamanan dan kenyamanan pasien.

Untuk SPO profesi harus mengacu kepada standar profesi, standar pelayanan, mengikuti perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) kesehatan, dan memperhatikan aspek keselamatan pasien.

Page 80: penyusunan dokumen

Proses penyusunan SPO SPO disusun dengan menggunakan format sesuai

dengan panduan penyusunan dokumen akreditasi Puskesmas/Klinik ini.

Penyusunan SPO dapat dikelola oleh tim mutu/ tim akreditasi Puskesmas/ Klinik dengan mekanisme sebagai berikut :

Pelaksana atau unit kerja/ upaya menyusun SPO dengan melibatkan unit terkait.

SPO yag telah disusun oleh pelaksana atau unit kerja/ upaya disampaikan ke tim mutu/ tim akreditasi Puskesmas/Klinik,

Page 81: penyusunan dokumen

Fungsi tim mutu/ tim akreditasi Puskesmas didalam penyusunan SPO adalah : Memberikan tanggapan, mengkoreksi dan

memperbaiki terhadap SPO yang telah disusun oleh pelaksana atau unit kerja baik dari segi bahasa maupun penulisan,

Sebagai koordinator dari SPO yang sudah dibuat oleh masing-masing unit kerja sehingga tidak terjadi duplikasi SPO/ tumpang tindih SPO antar unit,

Melakukan cek ulang terhadap SPO-SPO yang akan ditandatangani oleh Kepala Puskesmas.

Page 82: penyusunan dokumen

Penyusunan SPO dilakukan dengan: mengidentifikasi kebutuhan SPO.

Untuk SPO pelayanan dan SPO administrasi, identifikasi kebutuhan SPO bisa dilakukan dengan menggambarkan proses bisnis di unit kerja tersebut atau alur kegiatan dari kerja yang dilakukan di unit tersebut.

identifikasi SPO dengan menggambarkan terlebih dahulu proses bisnis di unit kerja menghsilkan seluruh SPO secara lengkap yang harus ada di unit kerja tersebut

Page 83: penyusunan dokumen

untuk SPO profesi identifikasi kebutuhan dilakukan dengan mengetahui pola penyakit yang sering ditangani di unit kerja tersebut.

Dari identifikasi kebutuhan SPO maka disuatu unit kerja dapat diketahui berapa banyak dan macam SPO yang harus dibuat/ disusun.

Page 84: penyusunan dokumen

identifikasi kebutuhan SPO dapat pula dilakukan dengan memperhatikan elemen penilaian pada standar akreditasi Puskesmas/Klinik, minimal SPO-SPO apa saja yang harus ada.

SPO yang dipersyaratkan di elemen penilaian adalah SOP minimal yang harus ada di Puskesmas/Klinik.

Page 85: penyusunan dokumen

SPO merupakan flow charting dari proses kegiatan maka untuk memperoleh pengertian yang jelas bagi subyek, penulisan SPO adalah dimulai dengan membuat flow chart dari kegiatan yang dilaksanakan. Caranya adalah membuat diagram kotak sederhana yang menggambarkan langkah penting dari seluruh proses.

Setelah dibuatkan diagram kotak maka diuraikan kegiatan di masing-masing kotak dan dibuat alurnya.

Page 86: penyusunan dokumen

Semua SPO harus ditandatangani oleh Kepala Puskesmas/ kepala Klinik,

Untuk SPO pelayanan dan SPO administrasi, sebagian memerlukan uji coba.

Agar SPO dapat dikenali oleh pelaksana maka perlu dilakukan sosialisasi SPO-SPO tersebut dan bila SPO tersebut rumit maka untuk melaksanakan SPO tersebut perlu dilakukan pelatihan.

Page 87: penyusunan dokumen

Hal-hal yang mempengaruhi keberhasilan penyusunan SPO

Ada komitmen dari Kepala Puskesmas/ Klinik , terlihat dengan adanya dukungan fasilitas dan sumber daya lainnya.

Adanya fasilitator/ petugas yang mempunyai kemampuan dan kemauan untuk menyusun SPO (aspek pekerjaan dan aspek psikologis).

Ada target waktu yaitu ada target dan jadwal yang disusun dan disepakati

Adanya pemantauan dan pelaporan kemajuan penyusunan SPO.

Page 88: penyusunan dokumen

Tata cara penomoran SPO. Penomoran SPO maupun dokumen lainnya diatur

pada kebijakan pengendalian dokumen,(kriteria 2.1.11. elemen penilaian 4, untuk Puskesmas, sedangkan Klinik pada kriteia 1.3.10 elemen penilaian 4,) Semua SPO harus diberi nomor,

Puskesmas/Klinik agar membuat kebijakan tentang pemberian nomor untuk SPO,

Pemberian nomor bisa mengikuti tata persuratan Puskesmas/Klinik, atau ketentuan penomoran yang khusus untuk SPO (bisa menggunakan garis miring atau dengan sistem digit). Pemberian nomor sebaiknya secara sentral.

Page 89: penyusunan dokumen

Kode-kode yang dipergunakan untuk pemberian nomor :

Kode unit kerja : masing-masing unit kerja di Puskesmas/ Klinik mempunyai kode sendiri-sendiri yang dapat berbentuk angka atau huruf. Sebagai contoh pada Unit Gawat Darurat diberi kode 08 (apabila menggunakan angka) atau g (apabila menggunakan huruf) dan lain sebagainya tergantung didalam kebijakan pengendalian dokumen dan rekaman.

Kode SPO : diatur dalam tata persuratan Puskesmas. Misal kode untuk SPO adalah 03 (apabila menggunakan angka) atau c (apabila menggunakan kode huruf).

Page 90: penyusunan dokumen

Nomor urut SPO adalah urutan nomor SPO di dalam unit kerja / upaya di Puskesmas/Klinik. Misal SPO di Unit Gawat Darurat No.08.03.15 (artinya SPO dari Unit Gawat Darurat dg nomor urut SPO= 15).

Cara penomoran lainnya :

SPO yg khusus utk 1 unit, misal …/UGD/bln/thn

Satu SPO dipergunakan oleh lebih dari satu unit yang berbeda misalnya SPO rujukan pasien maka diberi nomor : …./UGD/Keperawatan/bln/thn

Page 91: penyusunan dokumen

Tata Cara Penyimpanan SPO Penyimpanan adalah bagaimana SPO tersebut

disimpan.

SPO asli (master dokumen/ SPO yang sudah dinomori dan sudah ditandatangani) disimpan di sekretariat Tim Akreditas Puskesmas/Klinik atau Bagian Tata Usaha Puskesmas/Klinik, sesuai dengan kebijakan pengarsipan dokumen yang berlaku di organisasi tersebut.

Penyimpanan SPO yang asli harus rapi, sesuai metode pengarsipan sehingga mudah dicari kembali bila diperlukan.

Page 92: penyusunan dokumen

SPO fotocopy disimpan di masing-masing unit upaya Puskesmas/Klinik, dimana SPO tersebut dipergunakan.

Bila SPO tersebut tidak berlaku lagi atau tidak dipergunakan maka unit kerja wajib mengembalikan SPO yang sudah tidak berlaku tersebut ke sekretariat Tim mutu atau bagian Tata Usaha

di unit kerja hanya ada SPO yang masih berlaku saja.

Sekretariat Tim Mutu atau bagian Tata Usaha organisasi dapat memusnahkan fotocopy SPO yang tidak berlaku tersebut,

SPO yang asli agar tetap disimpan, sesuai ketentuan dalam pengarsipan dokumen di Puskesmas/Klinik.

Page 93: penyusunan dokumen

SPO di unit upaya Puskesmas/Klinik harus diletakan ditempat yang mudah dilihat, mudah diambil, dan mudah dibaca oleh pelaksana.

Bagi Puskesmas/Klinik yang sudah menggunakan e-file maka penyimpanan SPO sebagai berikut :

Setiap SPO harus di print-out dan disimpan sebagai SPO asli atau dikomputer dengan persyaratan diback-up

SPO diunit upaya Puskesmas/Klinik tidak perlu hardcopy, SPO bisa dilihat di internet di Puskesmas, namun untuk SPO penanganan gawat darurat tetap harus dibuatkan hardcopy-nya.

Page 94: penyusunan dokumen

Tata Cara Pendistribusian SPO Distribusi adalah kegiatan menyampaikan SPO

kepada unit / upaya atau pelaksana yang memerlukan SPO tersebut agar dapat digunakan sebagai panduan dalam melaksanakan kegiatannya.

Kegiatan distribusi dilakukan oleh tim mutu atau bagian Tata Usaha Puskesmas dan Klinik sesuai kebijakan dalam pengendalian dokumen.

Distribusi harus memakai expedisi dan atau formulir tanda terima.

Distribusi SPO bisa hanya untuk unit kerja tertentu tetapi bisa juga untuk seluruh unit kerja lainnya.

Page 95: penyusunan dokumen

Bagi Puskesmas/Klinik yang sudah menggunakan e-file maka distribusi SPO bisa melalui internet dan diatur kewenangan otorisasi disetiap unit kerja, sehingga unit kerja dapat mengetahui batas kewenangan dalam membuka SPO.

Page 96: penyusunan dokumen

Evaluasi SPO.

Evaluasi SPO dapat dilakukan dengan evaluasi penerapannya dan > revisi secara total/ sebagian SPO tersebut.

1. Evaluasi penerapan/ kepatuhan SPO dapat dilakukan dengan evaluasi langkah- langkah penerapan SPO apakah sudah dilakukan semua langkah ataupun sebagian langkah yang dilakukan. Untuk evaluasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan daftar tilik/ cek list

Page 97: penyusunan dokumen

Daftar tilik adalah daftar urutan kerja (actions) yang dikerjakan secara konsisten, diikuti dalam pelaksanaan suatu rangkaian kegiatan, untuk diingat, dikerjakan, dan diberi tanda (check-mark).

Daftar tilik merupakan bagian dari sistem manajemen mutu untuk mendukung standarisasi suatu proses pelayanan.

Daftar tilik tidak dapat digunakan untuk PO yang kompleks.

Daftar tilik digunakan untuk mendukung, mempermudah pelaksanaan dan memonitor SPO, bukan untuk menggantikan SPO itu sendiri.

Page 98: penyusunan dokumen

Langkah-langkah menyusun daftar tilik

Langkah awal dengan melakukan Identifikasi prosedur yang membutuhkan daftar tilik untuk mempermudah pelaksanaan dan monitoringnya.

Gambarkan flow-chart dari prosedur tersebut,

Buat daftar kerja yang harus dilakukan,

Susun urutan kerja yang harus dilakukan,

Masukkan dalam daftar tilik sesuai dengan format tertentu,

Lakukan uji-coba,

Lakukan perbaikan daftar tilik,

Standarisasi daftar tilik.

Page 99: penyusunan dokumen

Compliance rate ( CR) = Σ Ya x 100 %

Σ Ya+Tidak

Page 100: penyusunan dokumen

2. Evaluasi isi SPO. dilaksanakan sesuai kebutuhan dan maksimal 3

tahun sekali,

dilakukan oleh masing-masing unit kerja, dipimpin oleh koordinator unit kerja/ program.

Hasil evaluasi : SPO masih tetap bisa dipergunakan atau

SPO perlu diperbaiki/ direvisi.

Perbaikan/ revisi isi SPO bisa dilakukan sebagian atau seluruhnya.

Pergantian kepala Puskesmas, bila SPO memang masih sesuai/ dipergunakan maka tidak perlu direvisi.

Page 101: penyusunan dokumen

Pemberlakuan SPO.

Semua SPO wajib dibuatkan surat keputusan (SK) pemberlakuan,

Disarankan SK pemberlakuan SPO sesuai Unit Kerja

Page 102: penyusunan dokumen

Pengendalian Dokumen dan Rekaman.

Pengertian dokumen adalah: Semua dokumen yg harus disiapkan Puskesmas/ Klinik, dan untuk memenuhi instrumen Akreditasi.

Jenis dan macam dokumen mengacu kepada standar dan Kriteria, definisi operasional, serta cara pembuktian dan telusur dokumen yg ada dlm instrumen akreditasi Puskesmas/Klinik,

Rekaman adalah: dokumen yang memberi bukti obyektif dari kegiatan yang dilakukan atau hasil yang dicapai didalam kegiatan Puskesmas/Klinik untuk peningkatan mutu,

Page 103: penyusunan dokumen

Pengendalian dokumen dan rekaman adalah:

sistem penomoran dan sistem penyimpanan dokumen yang dibutuhkan oleh sistem manajemen mutu akreditasi Puskesmas harus dikendalikan.

Catatan/ rekaman adalah jenis khusus dari dokumen dan dikendalikan, dalam artian harus diberi nomor agar mudah untuk pengelolaannya.

Untuk Pengendalian dokumen disusun SPO dan diatur didalam kebijakan pengendalian dokumen pada kriteria 2.1.11 elemen penilaian 4, dan Klinik pada kriteria 1.3.10. elemen penilaian 4,

Page 104: penyusunan dokumen

Untuk mendefinisikan pengendalian diperlukan:

Menyetujui dokumen untuk kecukupan sebelum terbit,

Menelaah dan memperbaharui sebagaiman perlu, dan persetujuan ulang dokumen,

Memastikan bahwa perubahan dan status revisi terkini dari dokumen teridentifikasi,

Memastikan bahwa versi yang relevan dari dokumen yang dapat diterapkkan tersedia ditempat pengguna,

Memastikan bahwa dokumen tetap dapat terbaca dan segera dapat teridentifikasi,

Page 105: penyusunan dokumen

Memastikan bahwa dokumen yang berasal dari luar organisasi yang penting untuk perencanaan dan operasional sistem manajemen mutu diidentifikasi dan distribusinya dikendalikan,

Mencegah penggunaan tidak sengaja dokumen kadaluwarsa dan

untuk menerapkan identifikasi yang sesuai pada dokumen bila disimpan untuk maksud apapun.

Page 106: penyusunan dokumen

Catatan/ rekaman yang diterapkan untuk

memberikan bukti kesesuaian terhadap persyaratan dan bukti operasional yang efektif dari sistem manajemen mutu harus dikendallikan.

Organisasi harus menetapkan SPO terdokumentasi untuk mendefinisikan pengendalian yang diperlukan untuk :

identifikasi, penyimpanan, perlindungan, pengambilan, lama simpan dan pemusnahan.

• Catatan/ rekaman harus dapat terbaca, segera dapat teridentifikasi dan dapat diakses kembali.

Page 107: penyusunan dokumen

Penataan Dokumen.

Untuk memudahkan didalam pencarian dokumen akreditasi Puskesmas/ Klinik dikelompokan masing- masing bab/ kelompok pelayanan/ upaya dengan diurutkan setiap urutan kriteria dengan dipilah- pilah dalam bentuk tata dokumen.

Apabila dokumen tersebut direkam didalam buku maka urutan dokumen tersebut diberi lembar penjelasan bahwa dokumen tersebut didalam buku.

Page 108: penyusunan dokumen

TUGAS DISKUSI

Masing-masing kelompok menyusun satu buah Surat Keputusan (Kebijakan) yang dipersyaratkan:

Kel admen: Bab I

Kel program: Bab IV

Kel klinis: Bab VII

Page 109: penyusunan dokumen

TERIMA KASIH