Planning Kideko

download Planning Kideko

of 25

Transcript of Planning Kideko

  • 7/29/2019 Planning Kideko

    1/25

    KAJIAN TEKNIS RENCANA PENAMBANGAN DAERAH

    SAMARANGAU PT. KIDECO JAYA AGUNG

    DI KABUPATENPASIR, KALIMANTAN TIMUR

    Proposal Tugas Akhir

    Disusun sebagai salah satu syarat dalam melaksanakan Tugas Akhir

    pada jurusan Teknik Pertambangan

    Oleh :

    RAMADHANU RACHMAN

    112000022 / TA

    JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

    FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL

    UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN

  • 7/29/2019 Planning Kideko

    2/25

    YOGYAKARTA

    2004

    KAJIAN TEKNIS RENCANA PENAMBANGAN DAERAH

    SAMARANGAU PT.KIDECO JAYA AGUNG

    DI KABUPATEN PASIR, KALIMANTAN TIMUR

    PROPOSAL TUGAS AKHIR

    Oleh :

    RAMADHANU RACHMAN

    112000022 / TA

    Mengetahui :

    Dosen Wali

    (Ir.Gunawan Nusanto, MT)

    2

  • 7/29/2019 Planning Kideko

    3/25

    JUDUL : KAJIAN TEKNIS RENCANA PENAMBANGAN DAERAH

    SAMARANGAU PT. KIDECO JAYA AGUNG DI KABUPATEN

    PASIR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

    B. ALASAN PEMILIHAN JUDUL

    PT Kideco Jaya Agung, suatu perusahaan patungan antara pemerintah Indonesia

    dan perusahaan Korea, memiliki wilayah kontrak pertambangan yang mencakup empat

    desa di Kabupaten Pasir, yaitu; desa Samurangau, Biu, Rantau Bintongon and Legai

    (atau disingkat Sabiral).

    Secara regional PT. KIDECO JAYA AGUNG terletak pada sayap barat dari

    suatu sinklin besar dengan arah utara-selatan untuk sekala lokal terdiri dari serangkaian

    sesar sinklin-antiklin siklin dari utara barat laut. Terdapat 3 lingkungan struktur yang

    berbeda satu sama lain yang dikenal sebagai samarangau, Roto Timur, dan Roto barat.

    Lapisan batubara yang terpenting di daerah samarangau dan roto ini terbentuk

    pada zaman miozen dalam sedimen trersier. Berdasarkan data penelitian sebelumnya

    diperoleh perhitungan cadangan batubara di ke empat desa tersbut yang ditunjukkan

    pada tabel 1.

    Tabel 1.

    Cadangan PT. Kideco jaya Agung

    Cadangan Terukur Terkira Tereka Jumlah

    Samarangau 43,377 151,690 216,129 143,196

    Roto 30,377 46,585 70,191 147,502

    Lain-lain 21,942 32,883 114,804 169,609

    Total 98,095 231,158 401,124 730,307

    Penelitian yang dilakukan tersebut memberikan gambaran bahwa cadangan

    batubara PT. PT. KIDECO JAYA AGUNG memiliki prospek untuk dikembangkan

    3

  • 7/29/2019 Planning Kideko

    4/25

    lebih lanjut salah satunya melalui kajian aspek teknis rencana penambangannya.

    C. TUJUAN PENELITIAN

    Dari penelitian ini diharapkan diperoleh gambaran mengenai rancangan geometri

    penggalian, urutan penambangan, mengetahui batas penambangan (ultimate pit slope),

    dan jalan angkut tambang terbuka untuk diterapkan di cadangan batubara PT. KIDECO

    JAYA AGUNG.

    D. RUMUSAN MASALAH

    Mencari data-data yang akurat melalui pengamatan langsung terhadap kondisi

    struktur geologi daerah dan keadaan topografi batubara serta melakukan penelitian

    dengan lingkup kajian sistem/metode dan tata cara penambangan, tahapan kegiatan

    penambangan (penanganan overburden), rencana produksi dan umur tambang, serta

    peralatan (jenis, jumlah dan kapasitas).

    E. PENYELESAIAN MASALAH

    Dalam hal ini dapat mengacu pada beberapa hal diantaranya :

    1. Dasar Teori

    a. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Metode Penambangan

    1) Karakteristik endapan

    - ukuran

    - bentuk

    - altitude

    - kedalaman

    4

  • 7/29/2019 Planning Kideko

    5/25

    2) Kondisi geologi

    - mineralogi dan petrologi

    - struktur endapan (lipatan, patahan, intrusi, diskontinuitas)

    - bidang lemah (kekar, sesar)

    3) Konsiderasi ekonomi

    - cadangan

    - produksi

    - umur tambang

    - produktivitas

    4) Faktor teknologi

    - modal, pekerja dan intensitas mekanisasi

    - kefleksibelanmetode dengan perubahan kondisi

    b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perencanaan Penambangan

    - iklim

    - kerja alat

    - kondisi lingkungan kerja

    - topografi

    - cara penambangan

    - keadaan tanah penutup

    - tempat penimbunan tanah penutup

    - pembersihan lahan dan pengupasan tanah penutup

    c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kegiatan Pengupasan Lapisan Tanah

    Penutup.

    - Material

    5

  • 7/29/2019 Planning Kideko

    6/25

    Setiap macam tanah atau batuan pada dasarnya memiliki sifat-sifat fisik dan

    kimia yang berbeda-beda. Pada dasarnya pemindahan tanah itu merupakan

    suatu pekerjaan untuk meratakan tanah atau penggalian suatu lahan. Beberapa

    jenis tanah dianggap mudah untuk dimuat, jenis tanah yang dapat langsung

    digusur dalam kondisi aslinya.

    Tanah atau batuan yang keras akan lebih sukar dikoyak (ripped ) digali (dug)

    atau dikupas ( stripped ). Hal ini tentu akan menurunkan produksi alat mekanis

    yang digunakan. Nilai kekerasan tanah atau batuan biasanya diukur dengan

    alat Ripper Mater atau Seismic Test dan satuannya adalah meter per

    detik, yaitu sesuai dengan satuan untuk kecepatan gelombang seismik pada

    batuan. Tanah yang banyak mengandung humus harus dipisahkan, sehingga

    dikemudian hari dapat untuk menutupi tempat penimbunan ( reklamasi ).

    - Alat mekanis yang digunakan.

    Pemilihan dan penggunaan alat mekanis sangat penting, karena alat mekanis

    merupakan alat yang digunakan dalam pengupasan konvensional, sehingga

    perlu pemilihan alat untuk kegiatan pengupasan tepat dan cepat. Pemilihan

    alat mekanis dapat menentukan cepat lambatnya kegiatan pengupasan lapisan

    tanah penutup terselesaikan.

    - Effesiensi kerja

    6

  • 7/29/2019 Planning Kideko

    7/25

    Hal ini sangat penting dalam hubungannya dengan produksi alat mekanis.

    Karena dalam keadaan normal akan didapatkan effesiensi kerja yang

    maksimum. Dari kondisi dan keadaan di lapangan dapat diketahui penilaian

    mengenai effesiensi kerja, sering mengalami kesulitan. Karena sekali ada

    perubahan maka kondisi dan keadaan akan berubah, sehingga akan

    mempengaruhi kondisi effesiensi kerja.

    d. Teknis Pelaksanaan Pembersihan Lahan

    Pembabatan atau penebasan (clearing), yaitu semua kegiatan pembersihan

    tempat kerja dari semak-semak, pohonpohon besar kecil, sisa pohon yang

    sudah ditebang, kemudian membuang bagian tanah atau batuan yang dapat

    menghalangi pekerjaan selanjutnya. Seluruh pekerjaan tersebut dapat dikerjakan

    sebelum pemindahan itu sendiri dilakukan, atau dikerjakan bersama-sama.

    - Cara Pembersihan Lahan

    Cara-cara pembabatan atau penebasan dan pembersihan lahan itu tergantung

    dari keadaan lapangan, misalnya:

    1. Bila di daerah itu hanya ditumbuhi oleh semak-semak dan pohon-pohon

    yang diameternya < 10 cm, cukup langsung didorong. Tanah yang

    berhumus dikumpulkan lagi untuk dipakai lagi pada waktu reklamasi.

    2. Bila pohon-pohonya berdiameter agak (10 < < 25 cm ) dan akarnya

    kokoh, maka ada dua cara :

    a). Didorong beberapa kali pelan-pelan untuk menjatuhkan dahan-dahan

    atau cabang-cabang yang sudah kering, lalu didorong sekaligus

    7

  • 7/29/2019 Planning Kideko

    8/25

    secara mendadak dengan sedikit mengangkat bilah sampai pohon itu

    roboh.

    b) Dengan dua Bulldozer yang menarik rantai baja.

    3. Jika pohon-pohonnya berdiameter besar, misalnya > 25 cm, maka

    caranya adalah sebagai berikut :

    a). Menggali tanah disekelilingnya dulu agar akar-akarnya putus dan

    kekuatan pohon berkurang , baru pohon tersebut didorong sampai

    roboh.

    b). Kalau batang itu tidak roboh, dapat dipakai sebuah rantai yang panjang

    untuk menarik pohon itu dengan sebuah Bulldozer, tetapi apabila ada

    dua, Bulldozer dengan arah masing-masing menyerong agar lebih

    aman.

    4. Bila selain semak-semak terdapat bongkah-bongkah batu besar (boulders)

    yang akan menghalangi pekerjaan, maka kalau batu itu sangat besar tidak

    boleh didorong sekaligus, karena akan melampaui batas kemampuan

    dorong Bulldozer.

    - Perkiraan Waktu Untuk Menumbangkan Pohon

    Alat yang digunakan untuk kegiatan pembabatan ( clearing) adalah

    Bulldozer, dan untuk memperkirakan waktu yang diperlukan oleh Bulldozer

    untuk merobohkan pepohonan dipergunakan persamaan sebagai berikut:

    T = B + M1. N1 + M2.N2 + D . F

    Dimana :

    8

  • 7/29/2019 Planning Kideko

    9/25

    T = Waktu yang diperlukan untuk merobohkan pepohonan untuk

    lapangan kerja seluas 1 acre (1 acre = 0,047 km

    2

    )

    B = Waktu untuk menjelajah lapangan seluas 1 acre tanpa merobohkan

    pepohonan, menit

    M = Waktu untuk merobohkan pepohonan yang memiliki diameter

    tertentu

    N = Jumlah pohon tiap acre untuk tertentu, berdasarkan survey di

    lapangan

    D = Jumlah pohon yang mempunyai diameter yang lebih dari dari 6 ft

    ( 180 cm )

    F = Waktu yang diperlukan untuk merobohkan pohon dengan diameter

    lebih dari 6 ft ( 180 cm )

    e. Teknis Pelaksanaan Pengupasan Lapisan Tanah Penutup

    Hal yang perlu diperhatikan dalam teknis pelaksanaan pengoperasian Bulldozer

    untuk pekerjaan pengupasan lapisan penutup, yaitu :

    - Diusahakan agar kerja Bulldozer pada saat mengupas dan mendorong

    material penutup dengan arah menuruni lereng, hal ini dimaksudkan untuk

    memenfaatkan gaya gravitasi sehingga diharapkan tenaga dorongnya akan

    bertambah.

    - Jarak dorongnya diusahakan tidak terlalu jauh, dimana hal ini berkaitan

    dengan waktu edar, apabila jarak dorong terlalu jauh maka akan dapat

    mengurangi kemempuan produksinya. Jarak dorong rata-rata oleh Bulldozer

    dalam pengupasan lapisan tanah penutup bisanya berkisar 50 meter.

    9

  • 7/29/2019 Planning Kideko

    10/25

    f. Metode kerja Wheel Loader

    Wheel Loader mempunyai gerakan yang penting yaitu : menurunkan mangkuk

    di atas permukaan tanah, mendorong ke depan ( memuat / menggusur ),

    mengangkat magkuk, membawa dan membuang muatan. Dengan dasar gerakan

    penting dari Wheel Loader, metode kerja untuk memuat material hasil

    pengupasan lapisan tanah penutup ke Dump Truck yaitu :

    - Pola kerja V Shape Loading adalah pola kerja pemuatan dengan lintasan

    seperti bentuk huruf V atau membentuk sudut 45, dan alat angkut tidak

    ikut aktif.

    - Pola kerja Cross Loading adalah pola kerja pemuatan dengan lintasan

    saling berpotongan tegak lurus, dan alat angkut juga ikut aktif.

    g. Metode kerja Dump Truck

    Bila alat gali yang dipakai berupa Wheel Loader maka sangat perlu untuk

    memilih alat angkut dengan kapasitas yang seimbang dengan Out put dari Wheel

    Loader itu. Apabila penyesuaian pemilihan kapasitas alat angkut dengan out put

    Wheel Loader tidak seimbang maka tidak akan mencapai kondisi keserasian alat

    berat yang dipakai, ini akan mempengaruihi dalam penanganan material dari

    pengupasan lapisan tanah penutup itu. Adapun fungsi utama dari Dump Truck

    pada kegiatan pengupasan lapisan tanah penutup yaitu sebagai pengangkut

    material yang telah digali dan dimuat oleh Wheel Loader tadi ke tempat

    penimbunan material yang telah direncanakan sebelumnya.

    Ada tiga macam cara Dump Truck mengosongkan muatannya, yaitu :

    - End dump or rear dump, mengosongkan muatan ke belakang

    10

  • 7/29/2019 Planning Kideko

    11/25

    - Side dump, mengosongkan muatan ke samping

    - Bottom dump, mengosongkan muatan ke arah bawah.

    h. Produksi Bulldozer

    Untuk menghitung produksi Bulldozer, di tentukan dengan dengan faktor-faktor

    yang ada , adapun faktor-faktor tersebut adalah :

    Operator

    Jenis material

    Faktor Dozing secara berdampingan

    Efisiensi kerja

    Swell faktor

    Di dalam perhitungan secara teoritis yang diperhitungkan dalam perkiraan

    produksi Bulldozer secara berdampingan adalah sama seperti pada perhitungan

    produksi bulldozer secara terpisah, hanya perbedaannya terletak pada faktor

    koreksi penggunaan Blade ( bilah ).

    Perhitungan produksi Bulldozer secara terpisah :

    - Kapasitas Blade ( q ) BCM

    - Waktu edar ( cycle time ) . detik

    - Banyaknya trip =( )

    edarwaktu

    menit60

    = ( x ) trip

    - produksi teoritis ( PT ) = kapasitas blade( q )X banyaknya trip (x).

    - faktor koreksi ( FK ) =

    operator ( op )

    material ( m )

    11

  • 7/29/2019 Planning Kideko

    12/25

    dozing secara terpisah ( dst )

    efisiensi kerja ( ek )

    grade faktor ( gf )

    Sehingga didapatkan produksi secara nyata ( PN ) adalah :

    PN = PT x FK

    = PT x ( Op X m X dst X ek X gf )BCM /jam

    = ( BCM / jam ) X ( Ton / BCM )

    = . Ton / jam.

    Perhitungan produksi Bulldozer secara berdampingan

    - Kapasitas Blade ( q ) BCM

    - Waktu edar ( cycle time ) . detik

    - Banyaknya trip =( )

    edarwaktu

    menit60

    = ( x ) trip

    - produksi teoritis ( PT ) = kapasitas blade( q )Xbanyaknya trip(x)

    - faktor koreksi ( FK ) =

    operator ( op )

    material ( m )

    dozing secara berdampingan ( dst )

    efisiensi kerja ( ek )

    grade faktor ( gf )

    Sehingga didapatkan produksi secara nyata ( PN ) adalah :

    PN = PT x FK

    = PT x ( Op X m X dst X ek X gf )BCM /jam

    12

  • 7/29/2019 Planning Kideko

    13/25

    = ( BCM / jam ) X ( Ton / BCM )

    = . Ton / jam.

    Perhitungan produksi alat muat :

    - Kapasitas bucket ( q ) .M3

    - Cycle time ( Ct ).. detik

    - Jumlah trip tiap jam =timeCycle

    menit60

    - Produksi secara teoritis (PT)= kapasitas bucket X jumlah trip per jam

    - Faktor koreksi ( FK ) =

    faktor pengisian bucket

    effesiensi kerja

    tata laksana dan kondisi pekerjaan

    - Produksi nyata ( PN ) = PT X FK .BCM / jam

    = ( BCM / jam ) X ( Ton / jam )

    = Ton / jam.

    Perhitungan produksi alat angkut :

    - Kapasitas bak ( q ) .M3

    - Cycle time ( Ct ).. detik

    - Jumlah trip tiap jam = timeCycle

    menit60

    - Produksi secara teoritis(PT) = kapasitas bak X jumlah trip per jam

    - Faktor koreksi ( FK ) =

    faktor pengisian bucket

    effesiensi kerja

    tatalaksana dan kondisi pekerjaan

    13

  • 7/29/2019 Planning Kideko

    14/25

    - Produksi nyata ( PN ) = PT X FK .BCM / jam

    = ( BCM / jam ) X ( Ton / jam )

    = Ton / jam.

    i. Langkah-langkah dalam pemilihan alat-alat mekanis adalah :

    - Analisa tempat kerja

    Medan kerja sangat berpengaruh sekali, karena apabila medan kerja buruk akan

    mengakibatkan peralatan mekanis sulit untuk dapat dioperasikan secara optimal.

    Kondisi suatu medan kerja tercipta oleh keadaan alam dan jenis material yang ada

    didalamnya seperti ketinggian tempat kerja serta sifat fisik dari material itu

    sendiri. Sifat fisik material berpengaruh besar terhadap pengoperasian alat-alat,

    terutama dalam menentukan jenis alat yang akan digunakan dan taksiran kapasitas

    produksinya serta perhitungan volume pekerjaan. Beberapa sifat fisik material

    yang perlu diperhatikan dalam pemilihan peralatan adalah :

    a. Pengembangan dan penyusutan ( swell factor )

    Pengembangan dan penyusutan material adalah perubahan yang berupa

    penambahan atau pengurangan volume material, apabila material tersebut

    diganggu dari bentuk aslinya ( digali, diangkut atau dipadatkan ). Untuk

    menghitung swell faktor digunakan rumus

    - swell factor ( faktor pengembangan )

    V insitu

    SF = x 100%

    V loose

    - shringkage factor (faktor penyusutan )

    14

  • 7/29/2019 Planning Kideko

    15/25

    V compt

    Sh = ( 1 - ) x 100%

    V loose

    dimana :

    V insitu = volume material dalam keadaan asli ( BCM )

    V loose = volume material dalam keadaan lepas ( LCM )

    V compt= volume material dalam keadaan padat (CCM)

    b. Berat material

    Berat adalah suatu sifat yang dimiliki oleh setiap material. Kemampuan alat

    mekanis untuk melakukan pekerjaan seperti mendorong, mengangkat, menarik,

    mengangkut dan lainnya sangat dipengaruhi oleh berat material tersebut. Pada

    umumnya setiap alat berat mempunyai batasan kapasitas, volume tertentu.

    Berat material akan berpengaruh trerhadap volume yang diangkat/didorong dan

    biasanya dihitung dalam keadaan asli atau lepas.

    c. Bentuk material

    Bentuk material ini didasarkan pada ukuran butir material, yang akan

    mempengaruhi susunan butir-butir material dalam suatu satu kesatuan volume

    dan tempat. Material yang kondisi butirnya halus dan seragam kemungkinan

    isinya sama dengan ruang yang ditempati, sedangkan material yang berbutir

    kasar dan berbongkah-bongkah akan lebih kecil dari nilai ruangan yang

    ditempati, hal tersebut terjadi karena material ini akan membentuk rongga-

    rongga udara yang akan memakan sebagian dari ruangan tersebut. Ukuran butir

    disini akan berpengaruh dalam pengisian bucket.

    d. Kohesivitas material

    15

  • 7/29/2019 Planning Kideko

    16/25

    Kohesivitas material adalah daya lekat atau kemampuan saling mengikat

    diantara butir-butir material itu sendiri. Material dengan kohesivitas tinggi akan

    mudah menggunung. Jadi apabila material ini berada pada suatrutempat, akan

    munjung. Volume material yang menempati ruangan ini akan ada

    kemungkinan bisa melebihi volume ruangan. Kohesivitas ini berhubungan

    dengan daya dukung tanah, dimana semakin tinggi kohesivtas semakin tinggi

    pula daya dukung tanah.

    e. Kekerasan material

    Material yang keras akan lebih sukar untuk dikoyak, digali atau dikupas oleh

    alat mekanis. Hal ini akan menurunkan produktivitas alat. Material yang

    umumnya keras adalah batu-batuan (beku, sedimen atau metamorf )

    f. Daya dukung tanah

    Daya dukung tanah adalah kemampuan tanah untuk mendukung alat yang

    berada diatasnya. Apabila suatu alat berada diatas tanah, maka alat tersebut

    akan memberikan Ground Pressure, sedangkan perlawanan yang akan

    diberikan tanah adalah Daya Dukung. Jika daya dukung relatif lebih kecil

    maka alat tersebut akan terbenam. Daya dukung tanah dapat dirumuskan

    sebagai berikut 8) :

    q = c Nc + DNq + 1/2 BN

    dimana :

    q = daya dukung keseimbangan

    B = lebar jejak ban luar alat

    D = dalamnya jejak ban terhadap tanah

    16

  • 7/29/2019 Planning Kideko

    17/25

    = berat isi tanah

    c = kohesi

    g. Keadaan jalan angkut

    Pemilihan alat-alat mekanis untuk transportasi sangat ditentukan oleh jarak

    yang dilalui. Fungsi jalan adalah untuk menunjang operasi tambang terutama

    dalam kegiatan pengangkutan. Secara geometri yang perlu diperhatikan dan

    dipenuhi dalam penggunaan jalan angkut :

    - Lebar jalan angkut

    Lebar jalan angkut minimum yang dipakai sebagai jalur ganda atau lebih

    menurut Aasho Manual Rural High-Way pada jalan lurus adalah :

    L(m) = n . Wt + (n + 1)(1/2 . Wt)

    dimana :

    L(m) = lebar minimum jalan angkut ,m

    n = jumlah jalur

    W(t) = lebar alat angkut, m

    - Lebar jalan angkut pada belokan

    Lebar jalan angkut pada tikungan selalu lebih besar dari pada jalur lurus. Untuk

    jalur ganda, lebar minimum pada tikungan dihitung dengan mendasarkan pada :

    i. Lebar jejak ban

    Lebar juntai atau tonjolan alat angkut bagian depan dan belakang saat

    membelok.

    W = 2 ( U + Fa + Fb + Z ) + C

    17

  • 7/29/2019 Planning Kideko

    18/25

    U + Fa + Fb

    Z =

    2

    dimana :

    W = lebar jalan angkut pada tikungan, m

    U = jarak jejak roda, m

    Fa = lebar juntai depan, m

    Fb = lebar juntai belakang, m

    Z = lebar bagian tepi jalan, m

    C = total lateral clearance, m

    ii. Jari-jari tikungan

    Jari-jari tikungan jalan angkut berhubungan dengan konstruksi kendaraan atau

    alat angkut yang digunakan, dimana jari-jari lingkaran yang dijalani oleh roda

    belakang dan roda depan berpotongan di pusat C dengan sudut sama terhadap

    sudut penyimpangan roda depan.

    W

    R =

    Sin

    dimana :

    R = jari-jari tikungan jalan angkut, m

    W = jarak antara poros depan dan belakang, m

    = sudut penyimpangan roda depan (derajat )

    h. Curah hujan dan waktu yang tersedia

    Dalam memilih alat-alat mekanis harus diperhatikan pula adalah iklim dan

    curah hujan, hal ini perlu untuk mengetahui sampai batasan mana landasan

    18

  • 7/29/2019 Planning Kideko

    19/25

    kerja bila terkena air hujan akan rusak atau tidak, dan untuk mengetahui

    jumlah hari kerja yang benar-benar tersedia didaerah bersangkutan.

    - Penambangan

    Penambangan yang dilaksanakan disesuaikan dengan kondisi yang ada,

    misalnya letak endapan andesit, lebar jenjang, tinggi jenjang.

    - Jenis alat dan sistem kerja yang digunakan

    Sistem kerja dan jenis alat yang digunakan disesuaikan dengan kondisi kerja

    yang ada, karena jika tidak sesuai akan menyebabkan berkurangnya

    produktivitas.

    - Memeperkirakan kapasitas produksi alat muat dan angkut

    a. Kemampuan ideal

    - Alat muat ( Excavator Back Hoe )

    Qi = ( 60/Ct ) x Cm x F , BCM/ jam

    - Alat angkut ( Dump truck )

    Qi = ( 60/Ct ) x Cb x F , BCM

    dimana :

    Qi = kemampuan ideal

    Cb = kapasitas bilah

    Ct = waktu edar, menit

    Cm= kapasitas mangkuk

    F = faktor pengembangan

    b. Kemampuan nyata

    - Alat muat ( Excavator Back Hoe )

    19

  • 7/29/2019 Planning Kideko

    20/25

    Qi = ( 60/Ct ) x Cm x F x Eu , BCM/jam

    - Alat angkut ( Dump truck )

    Qi = ( 60/Ct ) x Cb x F x Eu , BCM/jam

    dimana :

    Qi = kemampuan nyata

    Cb = kapasitas bilah

    Ct = waktu edar, menit

    Cm= kapasitas mangkuk

    F = faktor pengembangan

    Eu = penggunaan efektif

    - Estimasi jumlah alat yang diperlukan

    Untuk dapat mengestimasikan jumlah alat yang diperlukan, maka harus

    diketahui terlebih dahulu :

    a. volume pekerjaan, dinyatakan dalam m3/ton

    b. waktu penyelesaian pekerjaan, dinyatakan dalam jam kerja

    c. taksiran kapasitas produksi alat yang digunakan, dinyatakan dalam m3/jam

    atau ton/jam.

    Dari ketiga data tersebut maka dapat dihitung jumlah alat yang diperlukan,

    dengan memasukkan kepersamaan 5) :

    Vp / Wp TVp

    N = atau N =

    Kp Kp

    dimana :

    Vp = volume pekerjaan

    Wp = waktu penyelesaian

    20

  • 7/29/2019 Planning Kideko

    21/25

    Tvp = target volume pekerjaan ( Tvp = Vp/Wp )

    Kp = kapasitas produksi alat

    - Keserasian kerja alat muat dan alat angkut

    Untuk menilai keserasian kerja alat muat dan alat angkut digunakan dengan

    menggunakan Mitch Factor yang dirumuskan :

    n H x Lt

    MF = nL x cH

    dimana :

    nH = jumlah alat angkut

    Lt = waktu yang diperlukan alat muat untuk mengisi alat angkut sampai penuh.

    nL = jumlah alat muat

    cH = waktu edar alat angkut diluar waktu tunggu

    Adapun cara menilainya adalah :

    - MF < 1 , artinya alat muat bekerja kurang dari 100%, sedang alat angkut

    bekerja 100% sehingga terdapat waktu tunggu bagi alat muat karena menunggu

    alat angkut yang belum datang.

    - MF = 1 , artinya alat muat dan angkut bekerja 100%, sehigga tidak terjadi

    waktu tunggu dari kedua jenis alat tersebut.

    - MF > 1 , artinya alat muat bekerja 100%, sedangkan alat angkut bekerja

    kurang dari 100%, sehingga terdapat waktu tunggu bagi alat angkut.

    2. Data Data

    a. Data-data yang berhubungan dengan daerah penelitian, yang meliputi antara lain:

    Data geologi, stratigrafi, topografi

    21

  • 7/29/2019 Planning Kideko

    22/25

    Data singkapan

    Data penyebaran sumur bor

    Data curah hujan

    b. Data-data yang dibutuhkan untuk pengolahan data, yang meliputi :

    Data banyaknya sampel

    Data hasil pemboran

    Data singkapan dan lapisan penutup

    c. Data pendukung

    Data-data yang dapat mendukung data-data lapangan guna menganalisa

    permasalahan yang ada untuk mencari alternatif penyelesaian masalah. Data

    pendukung dapat diambil antara lain dari laporan eksplorasi, brosur-brosur dari

    perusahaan, data dari instansi terkait dan dari literatur-literatur.

    3. Analisa

    Analisa yang dilakukan terhadap data-data yang diambil tersebut diatas yang

    diantaranya :

    Analisa geologi, topografi, litologi

    Analisa data hasil pemboran (misal : kualitas dan penyebarannya).

    F. METODOLOGI PENELITIAN

    1. Studi Literatur

    22

  • 7/29/2019 Planning Kideko

    23/25

    Dalam hal ini dilakukan dengan menggabungkan antara teori dengan data-data di

    lapangan, adapun bahan-bahan diperoleh dari Instansi yang terkait dengan penelitian

    ini dan perpustakaan kampus dan daerah yang mana dapat berupa :

    a. Literatur

    b. Brosur-brosur

    c. Peta dasar, peta geologi, topografi dan litologi

    2. Penelitian Langsung di lapangan

    Hal ini dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu :

    a. Observasi lapangan

    Yaitu dengan melihat langsung kondisi lapangan daerah penelitian, luas

    serta kesampaian daerah serta mencocokkan dengan data-data yang diperoleh.

    b. Penentuan titik pengamatan

    Yaitu dengan menentukan batas-batas penyebaran lubang bor yang diamati sesuai

    dengan data-data yang diperoleh.

    c. Cek kembali perumusan masalah

    Yaitu dengan menyesuaikan data-data yang diperoleh agar apa yang telah di dapat

    sesuai dengan yang dibutuhkan untuk masalah yang akan dipecahkan.

    3. Pengambilan Data

    Dalam penelitian ini pengambilan data diperoleh dari :

    Perusahaan yang bersangkutan, baik melalui para karyawan secara lisan maupun

    tulisan.

    Instansi yang terkait, seperti P3TMB dan pusat informasi lainnya

    Perpustakaan, baik perpustakaan kampus UPN Veteran maupun perpustakaan

    daerah.

    23

  • 7/29/2019 Planning Kideko

    24/25

    4. Akuisisi Data

    Hal ini bertujuan untuk memudahkan dalam pengolahan data, diantaranya :

    Pengumpulan dan pengelompokan data

    Menghitung jumlah data dengan metode statistik

    5. Pengolahan data

    Dilakukan dengan melakukan beberapa perhitungan dan penggambaran, selanjutnya

    disajikan dalam bentuk tabel, grafik, atau rangkaian perhitungan pada penyelesaian

    dalam suatu proses tertentu.

    6. Analisa hasil pengolahan data

    Dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh kesimpulan sementara. Selanjutnya

    kesimpulan sementara ini akan diolah lebih lanjut pada bagian pembahasan.

    7. Kesimpulan

    Diperoleh setelah dilakukan korelasi antara hasil pengolahan dengan permasalahan

    yang diteliti. Kesimpulan ini merupakan hasil akhir dari semua masalah yang

    dibahas.

    .

    G. JADWAL KEGIATAN

    H. DAFTAR PUSTAKA

    24

    Waktu

    Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

    1 Studi Pustaka

    2 Pengamatan

    3 Pengambilan Data

    4 Pengolahan Data

    5 Pembuatan Draft

    April

    No

    Februari Maret

  • 7/29/2019 Planning Kideko

    25/25

    1. Howard, L. Hartman, Introductory Mining Engineering, John Willey and Sons.

    .

    2. Yanto Indonesianto, Ir., Pemindahan Tanah Mekanis, Dikat I, Teknikpertambangan UPN Veteran, Yogyakarta, 2001.

    3. Peurifoy, RL., (1987), Construction Planning, Equipment and Methods, Second

    Edition, Mc Graw Hill, Kogasukha, Ltd, Tokyo, Singapura, Sidney.

    4. Sidney G. Seiffer, How To Conduct A Mine Feasibility Study Surface Coal

    Mines,____

    25