Presentasi Batu Bara NOx SOx

25
PEMBAKARAN BATU BARA DALAM FLUIDIZED BED Hubungan antara Suhu, Pembentukan NO x dan N 2 O, Morfologi Arang dan Jenis-Jenis Batu-Bara

Transcript of Presentasi Batu Bara NOx SOx

  • PEMBAKARAN BATU BARA

    DALAM FLUIDIZED BED

    Hubungan antara Suhu, PembentukanNOx dan N2O, Morfologi Arang dan

    Jenis-Jenis Batu-Bara

  • Pembakaran Lapisan Mengambang

    Fluidized Bed Combustion (FBC)

  • Material yang digunakan

    Batubara:

    - Col Colombia

    - EUA Amerika

    - SA1

    - SA2 Afrika Selatan

    - SA3

    Vitrinit

    Inertinit

  • Analisa Batu Bara

    Analisa

    AnalisaUltimat

    AnalisaProksimat

    AnalisaPetrografi

  • Persiapan Sampel Batu-Bara

    (Analisa Ultimat)

    Analisa Ultimat perhitungan

    kebutuhan udara minimum agar

    terbakar sempurna, presentase

    udara berlebih, konsentasi gas

    buang, rasio atom H dan C, juga

    rasio O dan C.

    Elemental Analyzer Perkin Elmer

  • Persiapan Sampel Batu-Bara

    (Analisa Proksimat)

    Analisa Proksimat : untuk mengevaluasi sifat

    reaktivitas penyalaan dan pembakaran batu bara,

    basis data dalam perancangan boiler dan klasifikasi

    jenis batu bara.

    1. ASTM D3173-73 (kelembapan)

    2. ASTM D3175-89 (volatile meter)

    3. ASTM D3174-89 (abu)

    4. ASTM D3172 (fixed carbon)

  • Persiapan Sampel Batu-Bara

    (Analisa Petrografi)

    Menganalisa petrografi batu bara

    1. ISO 7404-3 (komposisi

    maseral)

    2. ISO 7404-4 (microlithotype)

    3. ISO 7404-5 (reflektansi vitrinit)

    Dengan mikroskop MPV-C leitz

    dengan perbesaran 500 kali dan

    program komputer MPVGEOR

  • Klasifikasi Microlithotype

    Asosiasi dari maseral batu bara mikrolitotip.

    Mikrolitotip dibagi menjadi

    Microlithotypes Grup arang 1, yaitu, arang berpori

    tinggi (MPG1): Vitrite + Liptite + Clarite-V +

    Clarite-E + Vitrinertite-V + Trimacerite-V +

    Trimacerite-E

    Microlithtypes Group arang 2-3, yaitu, arang

    berpori menengah dan rendah (MPG2-3): Inertite +

    Vitrinertite-I + Durite-I + Durite-E + Trimacerite-I

  • Arang dalam Fluidized Bed

    Arang diperoleh dari devolatilisasi batu baramenggunakan reaktor fluidized bed.

    Jumlah CO dan CO2 dipantau dengan non-dispersive infra-red analyzer.

    Arang yang terbentuk dikaji pada suhu (700, 800, 900, 10000C)

    Analisa ultimat arang menggunakan LECO CNHS-932 dan LECO CNH-2000 Analyzer.

    Analisa petrografi menggunakan light reflection Nikon microscope dengan perbesaran 80 kali dan Swift F 415C.

  • Hasil Petrografi Batu Bara

  • Klasifikasi Partikel Arang

  • Fluidized Bed Combustion

    Measurement

    Tes pembakaran batu bara dengan fluidized bed (diameter 80

    mm, 500 mm). Suhu pembakaran bervariasi dalam kisaran

    (700-10000C), dikendalikan dengan Eurotherm controller.

    Bed inert dibentuk oleh bahan pasir silika dengan ukuran

    partikel rata-rata 370 M.

    Gas hasil pembakaran, setelah disaring dan dikeringkan,

    dianalisis dipintu luar menggunakan online analyzer.

    Eurotherm

    controller

  • Pengukuran Gas Hasil Pembakaran

    Pengukuran O2 dengan menggunakan metode

    paramagnetik.

    Pengukuran CO, CO2 dan N2O digunakan dengan

    teknik non-dispersive infrared

    Pengukuran NOx dengan chemiluminescence

    Pengukuran SOx dengan pulsed-fluorescence

    analyzer

  • Tabel 1. Hasil analisa proksimat dan ultimat dari

    lima jenis batubara(wt %)

  • Tabel 2. Hasil analisa reflektansi vitrinit(Rr %), analisa

    maseral dan mikrolitotipe (vol%)

  • Kadar Nitrogen dalam arang sebanding dengan batu bara induk.

  • Arang yang Terbentuk Selama

    Devolatilisasi

    Analisa Ultimate

  • Arang yang Terbentuk Selama

    Devolatilisasi-Analisa Petrografi-

  • Analisa Petrografi Arang

  • Grafik Perubahan Morfotipe terhadap

    Suhu

  • Hal yang berpengaruh terhadap

    morfologi arang

    Komposisi maseral individu partikel induk batubara

    Suhu berpengaruh signifikan terhadap morfologiarang yang didapat dari pembakaran coal padaFBC

    Dalam FBC, Sifat plastis dari maseral vitrinitmenyebabkan produksi arang dengan porositasyang tinggi dari batubara kaya vitrinit. Di sisi lain, maseral inertinit dengan plastisitas kurang, menyebakan produksi arang dengan morfotipeyang lebih padat.

  • Emisi NO dan N2O pada Pembakaran

    Batu Bara

  • Emisi NO dalam FBC (700-1000oC)

  • Emisi N2O dalam FBC (700-1000oC)

  • Kesimpulan

    Batu-bara yang kaya vitrinit memproduksi arang yang memiliki porositas yang tinggi dibandingkan batu bara yang kaya inertinite.

    Emisi N2O menurun seiring dengan penurunan suhu. Namunsecara keseluruhan, emisi N2O dari batu-bara kaya vitrinitelebih sedikit dibandingkan batu-bara yang kaya inertinite.

    Arang yang porositasnya tinggi diketahui menimbulkan emisiNO dan N2O yang lebih rendah.

    Emisi NOx dari batu bara kaya vitrinit meningkat seiringdengan menurunnya suhu sementara batubara kaya inertinitmemiliki kecenderungan yang berlawanan.

    Pelepasan NO dan N2O dalam jumlah yang lebih rendahpada batubara kaya vitrinit berkaitan dengan morphotypesarang dengan porositas tinggi yang dihasilkan oleh batubara.