Presentation KB Baru
Transcript of Presentation KB Baru
KB DITINJAU DARI SUDUT PANDANGHUKUM ISLAM(Sosialisasi Fatwa MUI tentang Vasektomi)
Oleh :Drs. H. Aminudin Yakub, MA
Masalah-Masalah Hukum Seputar KB HUKUM BER-KB. Apakah ber-KB
bertentangan dengan keimanan (Aqidah) dan Syari’at Islam?
MAKNA DAN BATASAN BER-KB Apakah Pengaturan Keturunan (Tanzim al-Nasl/Family Planning) atau Pembatasan Keturunan (Tahdid al-Nasl/birth control) ?
METHODE/ALAT KONTRASEPSI DAN HUKUM PENGGUNAANNYA.
KB DAN HAK REPRODUKSI PEREMPUAN. KEBIJAKAN DEMOGRAFI NEGARA DENGAN
BERBAGAI DAMPAKNYA.
KELUARGA DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN DAN HADIST Keluarga adalah
suatu ni’mat Allah yang dapat menentramkan jiwa. (QS. al-Ruum : 21).
Berkeluarga (nikah) adalah jalan yang sah dan terhormat untuk mendapat keturunan dan menyalurkan kebutuhan biologis. (QS. al-Nahl : 72, dan al-Nuur : 32-33)
Keluarga harus bersifat lestari karena dibangun lewat perjanjian yang kuat (mitsaqan ghalizo) (QS. al-Nisaa : 19)
Tujuan utama disyari’atkannya berkeluarga adalah untuk memiliki dan memelihara keturunan. (QS. al-Nahl : 72)
Keturunan adalah karunia Allah dan ada dalam kekuasaan / ketentuan Allah. (QS. al-Syura : 49-50).
Rasulullah SAW memerintahkan kita untuk menikahi wanita yang dapat memberi keturunan. (HR. Thabrani dan Ahmad)
Keturunan (anak) merupakan qurrah a’yun (buah hati yang menyejukkan) dan zinah hayat al-dunya (perhiasan kehidupan dunia) (QS. Al-Furqan : 74 dan al-Kahfi 46)
Keturunan (anak) juga dapat menjadi musuh dan ujian (fitnah). (QS. Al-Taghabun :14-15).
Keturunan (anak) adalah juga amanah yang harus dijaga, dipelihara dan dipenuhi kebutuhan hidupnya, baik materiil maupun spirituil. (QS. Alu Imran “ 58 dan al-Mukminun : 8)
Allah SWT melarang kita meninggalkan keturunan yang lemah. (QS. al-Nisaa : 9)
HUKUM BER-KB
I. Mengharamkan KB
ALASAN DANDASAR PEMIKIRAN
HUKUMNYA
Bertentangan dgn keimanan kepada Allah
Bertentangan dgn perintah Rasulullah
Haram melakukan ‘Azl (coitus interruptus)
KB identik dgn praktik pembunuhan anakperempuan pada masa Jahiliyah
II. Membolehkan KB
ALASAN DANDASAR PEMIKIRAN
HUKUMNYA Tidak bertentangan dgn perintah Rasulullah
Boleh melakukan ‘Azl (coitus interruptus)
KB tidak sama dgn praktik pembunuhan anak perempuan pada masa Jahiliyah
Tidak bertentangan dgn keimanan
KB membawa dan melahirkan kemashlahatan
PENGERTIANDAN BATASAN
KB
Pengaturan Kehamilan atau Keturunan(Tanzim al-Nasl/Family Planning/Planned
Parenthood)
Pembatasan/Penghapusan Kelahiran(Tahdid al-Nasl/Birth Control)
Aborsi (Isqot al-Haml)
Pemandulan (Ta’qim / Sterilisasi)
PENGERTIAN DAN BATASAN KB
Methode / Alat Kontrasepsi dan Hukum Penggunaannya
Lima MasalahHukum
Cara Kerjanya : Apakah mencegah kehamilan(man’u al-haml) atau menggugurkan kehamilan
(isqat al-haml) ?Sifat Kerjanya : Apakah mencegah kehamilan
Sementara atau bersifat pemandulan permanen (ta’qim) ?
Pemasanganya : bagaimana dan siapa yangMemasang alat kontrasepsi tersebut ?
Implikasi alat kontrasepsi terhadap kesehatanPenggunanya : Mudlarat atau tidak ?
Bahan yang digunakan untuk membuat Alat kontrasepsi tersebut : Halal atau Haram ?
FATWA MUI TENTANGVASEKTOMI
1. Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia, pada 1979 telah memfatwakan bahwa vasektomi/tubektomi hukumnya haram. Fatwa yang ditetapkan pada 13 Juni 1979 ini diputuskan setalah membahas kertas kerja yang disusun oleh KH. Rahmatullah Siddiq, KHM. Syakir, dan KHM. Syafi'i Hadzami, yang menegaskan bahwa; (i) pemandulan dilarang oleh agama; (ii) vasektomi/tubektomi adalah salah satu bentuk pemadulan; dan (iii) di Indonesia belum dapat dibuktikan bahwa vasectomi/tubektomi dapat disambung kembali.
2. Pada Ijtima’ Ulama Komisi Fatwa MUI ke-3 di Padang Panjang Tahun 2009, MUI kembali menegaskan fatwa sebelumnya tentang keharaman vasektomi. Dalam ijtima’ tersebut diputuskan : “Vasektomi sebagai alat kontrasepsi KB sekarang ini dilakukan dengan memotong saluran sperma. Hal itu berakibat terjadinya kemandulan tetap. Upaya rekanalisasi (penyambungan kembali) tidak menjamin pulihnya tingkat kesuburan kembali yang bersangkutan. Oleh sebab itu, Itima Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia memutuskan praktek vasektomi hukumnya haram”.
3. Pada Ijtima’ Ulama Komisi fatwa MUI di Cipasung Tasikmalaya Tahun 2012, setelah peserta ijtima’ mendapat penjelasan dari Perhimpunan Dokter Spesialis Urologi Indonesia (IAUI) dan Berdasarkan surat Kementerian Kesehatan nomor TU.05.02/V/1016/2012 yang menyatakan bahwa berdasarkan kajian yang dilakukan oleh Ikatan Ahli Urologi Indonesia (IAUI) bahwa pasca tindakan vasektomi dapat dilakukan rekanalisasi (penyambungan kembali saluran spermatozoa), dimana tindakan rekanalisasi tersebut pada saat ini telah terbukti berhasil mengembalikan fungsi saluran spermatozoa serta memulihkan kesuburan seperti sebelum dilakukan vasektomi dan hasil tindakan rekanalisasi ini dapat dipertanggung jawabkan, baik secara medis maupun professional,
maka Ijtima’ Ulama akhirnya memutuskan fatwa bahwa :
“Vasektomi hukumnya Haram, kecuali : a. Untuk tujuan yang tidak menyalahi syari’at b. Tidak menimbulkan kemandulan permanen .c. Ada jaminan dapat dilakukan rekanalisasi
yang dapat mengembalikan fungsi reproduksi seperti semula .
d. Tidak menimbulkan bahaya (mudlarat) bagi yang bersangkutan, dan/atau
e. Tidak dimasukkan ke dalam program dan methode kontrasepsi mantap”.
Dengan keputusan fatwa terakhir, sebagaimana tercantum di atas, maka dapat dipahami fatwa tersebut lewat mafhum mukhalafah bahwa vasektomi adalah mubah (boleh) jika memenuhi ketentuan 5 syarat di atas.