Presentation1 anfisman.pptx

25
ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA DIURETIK

Transcript of Presentation1 anfisman.pptx

Slide 1

ANATOMI FISIOLOGI MANUSIADIURETIKKelompok V: Marhidayah Safitri Nur Apni RiyantiNura AnisariNuraniRahayu JelitaSafitri YonandaReny NartikaNovita CilsiaTOPIK PEMBAHASANDIURETIKPengertianProsesPenggolongan Mekanisme Toksisitas PenggunaanMasalah Interaksi 1. Pengertian Diuretik adalah suatu obat yang dapat meningkatkan jumlah urine (diuresis) dengan jalan menghambat reabsorpsi air dan natrium serta mineral lain pada tubulus ginjal.

Dengan demikian bermanfaat untuk menghilangkan udema dan mengurangi free load. Kegunaan diuretik terbanyak adalah untuk antihipertensi dan gagal jantung.Tiga Faktor Utama Yang Mempengaruhi Respon Diuretik1. Pertama, tempat kerja diuretik di ginjal. Diuretik yangbekerja pada daerah yang reabsorbsi natrium sedikit, akanmemberi efek yang lebih kecil bila dibandingkan dengan diuretik yang bekerja pada daerah yang reabsorbsi natrium banyak.2. Status fisiologi dari organ. Misalnya dekompensasijantung, sirosis hati, gagal ginjal. Dalam keadaan ini akanmemberikan respon yang berbeda terhadap diuretik.3. Interaksi antara obat dengan reseptor.Kebanyakan bekerja dengan mengurangi reabsorpsi natrium, sehingga pengeluarannya lewat kemih dan juga air diperbanyak.

Fungsi ginjalMemelihara kemurnian darah (mengeluarkan semua zat asing dan sisa pertukaran zat dari dalam darah)

2. Meregulasi kadar garam dan cairan tubuh (pengaturan homeostatis; keseimbangan dinamis antara cairan intra dan ekstrasel serta volume total dan susunan cairan ekstrasel)

Proses DiuretikDimulai dengan mengalirnya darah ke dalam glomeruli (gumpalan kapiler), yang terletak di bagian luar ginjal (cortex), yang bekerja sebagai saringan halus yang secara pasif dapat dilintasi air, garam-garam dan glukosa. Ultrafiltrat yang diperoleh dari penyaringan dan berisi banyak air serta elektrolit akan ditampung dalam wadah (kapsul Bowman) dan disalurkan ke pipa kecil. Disini terjadi penarikan kembali secara aktif air dan komponen yang sangat penting bagi tubuh (glukosa, ion-Na+ dll). Zat ini dikembalikan ke darah melalui kapiler yang mengelilingi tubuli. Sedang ampas yang tersisa dirombak melalui metabolisme protein (ureum) untuk sebagian diserap kembali. Akhirnnya, filtrat dari semua tubuli ditampung di ductus colligens (penampung) yang disalurkan ke kandung kemih dan ditimbun sebagai urin.

Ultrafiltrat yang dihasilkan perhari sekitar 180 liter (dewasa) yang dipekatkan sampai hanya tersisa lebih kurang 1 liter air kemih. Sisanya, lebih dari 99% direabsorpsi dan dikembalikan pada darah. Dengan demikian, suatu obat yang cuma sedikit mengurangi reabsorpsi tubulerm misalnya dengan 1%, mampu melipatgandakan volume kemih (menjadi Ca 2,6 liter).

Penggolongan DiuretikKelompokObatPotassium-depleting diureticsPenghambat karbonik anhidrase

Diuretik Kuat

Diuretik TiazidAsetazolamid, Diclofenamide(Dichlorphenamide), methazolamide

Altizide, Bemetizide, Bendroflumethiazide,

Butizide, Chlorothiazide, Chlortalidone, Clopamide, Cyclopenthiazide, Cyclothiazide, Epitizide, Hydrochlorotiazide, Hydroflumethiazide, Indapamide, Mefruside, Methyclothiazide, Metolazone, Polythiazide, Teclothiazide, Trichlormethiazide, Xipamide.Diuretik hemat kaliumPenghambat Aldesteron

LainnyaEplerenon, Kalium canrenoate, Spironolakton

Amiloride, Triamterene1. DiuretikKuat

Diuretik kuat inibekerjapada Ansa Henle bagian asenden pada bagian dengan epitel tebal dengan caramenghambat transport elektrolit natrium, kalium, dan klorida.Contoh obat: furosemida

Mekanisme kerjanya:menghambat reabsorpsi Na dan Cl di bagian ascending dari loop Henle (lengkungan Henle) dan tubulusdistal, mempengaruhi sistem kontrasport Cl-binding, yang menyebabkan naiknya eksresi air, Na, Mg,dan Ca. Contoh obat paten: frusemide, lasix, impugan.Yang termasuk diuretik kuat adalah ; asametakrinat, furosemid dan bumetamid.

2. Diuretik hemat kalium

Diuretik hemat kalium ini bekerja pada hilir tubuli distal dan duktus koligentes daerah korteks dengan cara menghambat reabsorpsi natrium dan sekresi kalium dengan jalanantagonisme kompetitif (sipironolakton) atau secara langsung (triamteren dan amilorida).Contoh obatnya: spironolakton yang merupakan pengambat aldosteron mempunyai strukturmirip dengan hormon alamiah.

Mekanisme Kerja: mulai setelah 2-3 hari dan bertahan sampai beberap hari setelah pengobatan dihentikan. Dayadiuretisnya agal lemah sehingga dikombinasikan dengan diuretika lainnya. Efek dari kombinasiIni adalah adisi. Pada gagal jantung berat, spironolakton dapat mengurangi resiko kematianSampai 30%.

powervolume

Antagonis Aldosteron

Aldosteron adalah mineralokortikoid endogen yang paling kuat. Peranan utama aldosteronIalah memperbesar reabsorbsi natrium dan klorida di tubuli serta memperbesar ekskresi kalium.

Mekanisme kerjaPenghambatan kompetitif terhadap aldosteron. Bekerja di tubulus renalis rektus untuk menghambat reabsorpsi Na+, sekresi K+ dan sekresi H+.

3. Diuretik golongan tiazid

Diuretik golongan tiazid ini bekerja pada hulu tubuli distal dengan cara menghambat reabsorpsi natrium klorida. Efeknya lebih lemah dan lambat, juga lebih lama, terutama digunakan pada terapi pemeliharaan hipertensi dan kelemahan jantung.

Obat-obat diuretik yang termsuk golongan ini adalah : klorotiazid, hidroklorotiazid, hidroflumetiazid, bendroflumetiazid, politiazid, benztiazid, siklotiazid, metiklotiazid, klortalidon, kuinetazon, dan indapamid.

powervolumepowervolume4. Diuretik golongan penghambat enzim karbonik anhidrase

Diuretik ini bekerja pada tubuli Proksimal dengan cara menghambat reabsorpsi bikarbonat. Yangtermasukgolongan diuretik ini adalah asetazolamid, diklorofenamid dan meatzolamid.5. Diuretik osmotik

Istilah diuretic Osmotik biasanya dipakai untuk zat bukan elektrolit yang mudah dan cepat diskskresi oleh ginjal. Suatuzat dapat bertindak sebagai diuretik osmotik apabila memenuhi 4syarat:Difiltrasi secara bebas oleh glomerulus.Tidak atau hanya sedikit direbasorbsi sel tubulus ginjal.Secara farmakologis merupakan zat yang inert, danUmumnya resisten terhadap perubahan-perubahan metabolik.

powervolumeDiuretik osmotik mempunyai tempat kerja :Tubuli proksimal Diuretik osmotik ini bekerja pada tubuli proksimal dengan cara menghambat reabsorpsi natrium dan air melalui daya osmotiknya.

Ansa Henle Diuretik osmotik ini bekerja pada ansa henle dengan cara menghambat reabsorpsi natrium dan air oleh karena hipertonisitas daerah medula menurun.

Duktus Koligentes Diuretik osmotik ini bekerja pada Duktus Koligentes dengan cara menghambat reabsorpsi natrium dan air akibat adanya papillary wash out, kecepatan aliran filtrat yang tinggi, atau adanya faktor lain.

Mekanisme Kerja Diuretik1. Tubuli proksimal

Ultrafiltrat mengandung sejumlah besar garam yang di sini direabsorpsi secera aktif untuk 70%, antara lain ion Na+dan air, begitu pula glukosa dan ureum. Diuretik osmosis bekerja di tubulus proksimal dengan merintangi rabsorpsi air dan natrium.

2. Lengkungan Henle

Di bagian menaiknya ca 25% dari semua ion Cl-yang telah difiltrasi direabsorpsi secara aktif, disusul dengan raborpsi pasif dari Na+dan K+, tetapi tanpa air, hingga filtrat menjadi hipotonis. Diuretika lengkungan bekerja terutama di sini dengan merintangi transpor Cl-begitupula reabsorpsi Na+, pengeluaran air dan K+diperbanyak.

3. Tubuli distal

Di bagian pertmanya, Na+dirabsorpsi secara aktif tanpa air hingga filtrat menjadi lebi cair danlebihhipotonis. Senyawa tiazida dan klortalidon bekerja di tempat ini dengan memperbanyak eksresi Na+dan Cl-sebesar 5-10%. Pada bagian keduanya, ion Na+ditukarkan dengan ion K+atau NH4+proses ini dikendalikan oleh hormon anak ginjal aldosteron. Antagonis aldosteron dan zat-zat penghemat kalium bekerja di sini dengan mengekskresi Na+dan retensi K+.

4. Saluran Pengumpul

Hormon antidiuretik (ADH) dan hipofise bekerja di sini dengan mempengaruhi permeabilitas bagi air dari sel-sel saluran ini.

Toksisitas Diuretik Pada pengobatan hipertensi, sebagian besar efek samping yang lazim terjadi adalah deplesi kalium. Walaupun hipokalemia ringan dapat ditoleransi oleh banyak pasien , hipokalemia dapat berbahaya pada pasien yang menggunakan digitalis, pasien dengan aritmia kronis, pada infarktus miokardium akut atau disfungsi ventrikel kiri. Kehilangan kalium diimbangi dengan reabsorpsi natrium. Oleh karenanya ,pembatasan asupan natrium dapat meminimalkan kehilangan kalium. Diuretik dapat meningkatkan konsentrasi uric acid dan menyebabkan terjadinya gout (pirai). Penggunaan dosis rendah dapat meminimalkan efek metabolik yang tidak diinginkan tanpa mengganggu efek antihipertensinya .

Penggunaan Obat Diuretika. Hipertensi

Dengan cara mengurangi volume darah sehingga tekanan darah turun. Guna mengurangi darah seluruhnya hingga tekanan darah (tensi) menurun. Derivat thiazida digunakan untuk indikasi ini. Diuretika lengkungan pada jangka panjang ternyata lebih ringan efek antihipertensifnya. Mekanisme kerjanya berdasarkan penurunan daya-tahan pembuluh perifer. Dosis yang diperlukan untuk efek antihipertensi adalah jauh lebih rendah daripada dosis diuretis. Thiazida memperkuat efek obat-obat hipertensi beta blocker dan ACE inhibitor, sehingga sering dikombinasikan dengannya.

b. Gagal jantung Cirinya peredaran darah tidak sempurna dan terdapat cairan berlebihan pada jaringan. Contohnya : udem,paru-paru,sindrom nefrotik,cirosis hati. Cirinya adalah peredaran tak sempurna dan terdapat cairan berlebihan di jaringan, sehingga air tertimbun dan terjadi udema, misalnnya pada paru-paru. Begitu pula pada sindro nefrotis yang bercirikan udema tersebar akibat proteinuria hebat karena permeabilitas dipertinggi dari membran glomeruli.

Hipokalemia

Yaitu kekurangan kalium dalam darah. Semuadiuretika dengan tempat kerja di bagian muka tubulidistal memperbesar ekskresi ion K+ dan H+ karenaditukarkan dengan ion Na+. Akibatnya adalah kadarkalum plasma dapat turun di bawah 3,5 mml/liter.Keadaan ini terutama terjadi pada penanganan gagaljantung dengan dosis tinggi furosemida ataubumetamida, mungkin bersama thiazida.

Gejalanya berupa kelemahan otot, kejang-kejang,obstipasi, anoreksia, kadang-kadang aritmia jantung.Masalah Yang Timbul Pada Pemberian DiuretikTerjadinya hipokalemia pada pemberian diuretik adalah :a. Peningkatan aliran urin dan natrium di tubulus distal, meningkatkan sekresi kalium di tubulus distal.

b. Peningkatan kadar bikarbonat (muatan negatip meningkat) dalam tubulus distal akibat hambatan reabsorbsi di tubulus proksimal oleh penghambat karbonik anhidrase akan me-ningkatkan sekresi Kalium di tubulus distalc. Diuretik osmotik akan menghambat reabsorbsi kalium di tubulus proksimal.d. Diuretik loop juga menghambat reabsorbsi kalium di thick ascending limb

3. Hiponatremia Tanda-tanda hiponatremia akibat diuretika ialah kadar natrium urin > 20 mq/L, kenaikan ringan ureum dan kreatinin, hipokalemia dan terdapat alkalosis metabolik. Hiponatremia dapat memberikan gejala-gejala bahkan kematian. Cepatnya penurunan kadar natrium (kurang dari 12 jam), kadar natrium < 110 meq/L, terdapat gejala susunan saraf pusat, merupakan pertanda buruk akibat hponatremia. Keadaan ini harus di-tanggulangi secepatnya.

2. Hiperkalemia

Pemberian diuretik jenis potassium-sparing akan meningkatkan kadar kalium darah. Ada 3 jenis diuretik ini yaitu Spiro-nolakton, Amiloride, Triamterene. Kerja Spironolakton ber-gantung pada tinggi rendahnya kadar Aldosteron. Amiloride dan Triamterene tidak tergantung pada Aldosteron. Seluruhnya menghambat sekresi kalium di tubulus distal.4. Hiperurikemia Akibat retensi asam urat dapat terjadi pada semua diuretika, kecuali amirolida. Diduga disebabkan oleh adanya persaingan antara diuretikum dengan asam urat mengenai transpornya di tubuli. Terutama klortalidon memberikan resiko lebih tinggi untuk retensi asam urat dan serangan encok pada pasien yang peka.

5. Hiponatriema

Akibat diuresis yang terlalu pesat dan kuat oleh diuretika lengkungan, kadar Na plasma dapat menurun keras dengan akibat hiponatriema. Gejalanya berupa gelisah, kejang otot, haus, letargi, dan kolaps.

6. Deplesi cairan

Pengurangan cairan ekstraseluler merupakan tujuan utama dalam pemakaian diuretik. Keadaan ini sangat menguntungkan pada edema paru akibat payah jantung. Pada keadaan sindrom nefrotik, terutama dengan hipoal-buminemi yang berat, pemberian diuretik dapat menimbulkan syok atau gangguan fungsi ginjal. 7. Gangguan keseimbangan asam basa

Diuretik penghambat karbonik anhidrase dapat menyebabkan asidosis metabolik akibat dua proses di atas. Diuretik potassiumsparing menghambat sekresi ionH se-hingga dapat menyebabkan asidosis metabolik.

8. Gangguan metabolic

a. Hiperglikemiab. Hiperlipidemia c. Antagonis Aldosteron d. Hiperurikemia e. Hiperkalsemiaf. Hipokalsemia

9. Lain-lain

Gangguan lambung-usus, rasa letih, nyeri kepala, pusing, dan jarang reaksi alergis kulit. Ototoksisitas dapat terjadi pada penggunaan furosemida/bumetemida dalam dosis tinggi.

TERIMA KASIHTERIMA KASIH