PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... ·...

197
PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II. njILin KEDI'AJ (U AGIAN KEDIU)* RIHT P.T. KIJVTA DJAKAHTA 1963

Transcript of PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... ·...

Page 1: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.

njILin KEDI'AJ (U AGI AN KEDIU)*

R I H T P .T . K I J V T A D J A K A H T A 1 9 6 3

Page 2: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

Perpustakaan Soediman Kartohadiprodjo FHUI Buku ini harus dikembalikan pada :(Keterlambatan pengembaliary^daHanggal dibawah ini dikenakan dendaJH/fzPO.- (perhari/buku)

Tangga! No. Kartu ParapP e tr a s

' i 1 sfp m f ) ' /4 M- Jh r \ f*':’ /co/ /U -^%-m k

*

¿ i SEP 20Ív C p Al- y wuv a v ^ » y ( h

\

!

Page 3: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

K A T A P E N G A N T A R

Buku jang kini sampai kepada pembatja merupakan B u k u K e t i g a dari tindjauan kami mengenai Hukum Perdata Internasional Indonesia.

Buku ini adalah D jilid II (Bagian Kedua) dalam rangka tindjauan kami.

Djilid II ini semula dirantjangkan untuk diterbitkan dalam dua bagian : bagian pertama jang telah terbit, dan bagian kedua. Akan tetapi, ber­hubung dengan berbagai kesulitan tehnis, a.l. kesulitan kertas, maka dengan persetudjuan penerbit kami menganggap lebih baik untuk me- metjahkan bagian kedua ini dalam dua bagian, sehingga menurut rentjana bagian kedua dari Djilid II ini akan disusul lagi dengan bagian ketiganja kelak.

Dalam buku sekarang ini disamping pendirian2 penulis2 Barat, telah diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis (bukan Ba­rat) mengenai teori umum Hukum Perdata Internasional.

Terimakasih kami utjapkan kepada semua mereka jang telah membantu kami dalam persiapan buku ini. Diantaranja dapat disebut disini para Assisten kami pada Fakultas Hukum dan Ilmu Pengetahuan Kemasjara- katan, Nj. G. Soekahar-Badwi S.H., Nj. S. Hanifa S.H., Nn. M. Sumam- pouw S.H., Sdr. Ch. Himawan S.II., Sdr. Sie Pek Hoat S.H., dan pembantu2 sekantor kami Nj. L. Karamoy Loho S.H. dan Sdr. Tan Eng Sien.

Penulis mengharap kiranja tindjauan mengenai Hukum Perdata Inter­nasional ini dapat dirampungkan dalam waktu jang tidak terlalu lama dan bahwa karya sederhana ini dapat merupakan sumbangan ketjil bagi pembinaan hukum nasional!

P e n u l i s .

i 4 8 ^ 'l * >i * . / v 't - v

o '

Page 4: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI
Page 5: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

BAB VI. PENUNDJUKAN KEMBALI (RENVOIS

B at j a an :F r a n c e a c a k i s , Ph., La théorie du renvoi et les conflit« de

systèmes en droit international privé,, Paris (1953) ; L o u i a - L u c a s , PM dalani 10 Répertoire de droit international dibawah redaksi L a p r a d e l l e dan N l b o y e t , Paris ( 1931 ) ; L e w a 1 clH., La théorie du renvoi, 29 Rec. (1929), h. 519 dst. ; A r m i n j o - nI.H. 352 dat, ; B a t i f f o l , h. 350 dst. ; L e r e b o u r a — P i g e o n - n i è r e — L o u s s o u a r n , h. 424 dst. ;

M e i j e r s , E.M., Het vraagstuk der hervervrijzing, WPNR (1938) no». 3555, 3556, 3557 dan 3558, djuga dalarn V.P.O., II. h. 366 dst. , K o s t e r s , (h 135 dst. ; J i 11 a „ h. 62 dst. ; V a n B r a k e l , h. 64 dst. ; M u l d e r , h 92. dst. ;

L e m a i r « , W.L.G., De terugvenvijzing in het Nederlandsch-Indisch« internationaal privaatrecht, T. 148/1 dsL ; W e r t h e i m , W.F., Tja- tatan dibawah keputusan (berikut advies), T. 151/63, RvJ Padang 26-10-1939 ; W i r j o n o P r o d j o d i k o r o , h. 55 dst. ;

S o e r g e l — K e g e l , Komentar, pada artikel 27 EGBGB K e g e l , h. 108 dst.; R a a p e , h. 64 dst. (5 Auflage, 1961) ; W o l f f , IPR Deutschlands, h. 72 dst. ; N e u h a u » , P.H., Die Grundbegriffe des internationalen Privatrech-ts, Berlin (1962), h. 180 dst. ; P a g e n * - t e c h e r , M., Der Grundsatz de* Entscheidungsoinklang im interna­tionalen Privatrecht (Akademie der Wissenschaften und der Literatur in Mainz, Abhandlungen der ge? s tes- und sozialwissensehaftlichen Klasse, 1951 no. 5 ; M a k a r o v , Q u e l l e n , Systematisches Regis­ter untuk perbandingan hukum daripada kaidah* HPI mengenai renvoi ;

S c h t t i t t e r » I, h. 206 dst. ; N i e d c r c r ( h. 252 dst. ;D i c e y — M o r r i s , h. 64 dst. ; C h e s h i r e (4 th ed.) h. 61

dst. ; W o 1 f f , h. 186 dst. ; F a l c o n b r i d g e , bab 6 — 10 h. 137 dst ; G r a v e s o n , h. 60 dst. ; S c h m i t t ¡ h o f f , h. 94 dst. ; W e b b , P.R. and B r o w n , D J.L.fl A. Casebook on the Conflict-ol Laws, London ( 1960) h. 60 dst. ; di e N o v a , II caso iS re O’Keefe e la determinazione della lex patriae di un cittadino Britannico domi- ciato All’ester o, dalam Festschrift für L e o R a a p e (Hamburg 1948), II, 67 dst. ;

N u s s b a u m , h. 91 dst. ; K u h n , h. 49 dst. ; C a s t e 1, Cases, notes and materials on the conflict of laws, Toronto (1960) h. 218 dst.; L e f l a r , R.A., The Law of conflict of laws, Indianapolis, New York (1959) h. 9 dsL ; G r i s w o l d , E r wtin, N., Renvoi Revisited, 51 Harvard L.R. (1938), h. 1165 dst. ; s.d. C a s t e l , Cmcs, h. 244 dst.; P t g f - n s t e c l i c r , M., Renvoi in the United State«: A proposal, 29 lulano L.R., h, 379 dst.; s.d. C a » t e l . Case«, b. 268 dst. ; V o n M e h r e n , A r t h u r T a y l o r , , Th© renvoi and its relation to various approaches to the choice-of-law problem, dalam „XXth Century Comparative and Conflicts Law”„ Legal essay* in honor of H e s s e l E. Y n t e m a , Leyden (1961), h. 380 dst. ;

L n n x , L.A., Internationales Privatrecht, Band I, Allgemeiner Teil, Berlin ( 1961), h. 225 dst. ; L a s z l o R é c a e i , Internationales Privat- rccht, Budapest (1960), b. 70 dst

5

Page 6: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

380. Sebab-musabab timbulnja renvoi,

Menjambung pembahasan kita tentang titik2 pertalian ke\vargaiiega raan dan domicilie jang telah dipaparkan dalam bagian pertama Djilid kedua buku ini, akan diberikan tindjauan mengenai suatu adjaran tersendiri dibidang HPI, jakni masalah „ p e n u ndj t t kan k e m b a l i " atau „ r e nvo i Persoalan renvoi ini mempun jai hubungan erat dengan masalaii p^nisijuiasionalitet atau prinsip domicilie sebagai penentuan dari, pada stahis..pec5oniLs£seorang. Terutama karena adanja perbedaan2 antara berbagai negara mengenai prinsip jang dianut untuk menentukan statut personil seseorang (kevvarganegaraan atau domicilie) timbullah persoalan penimdjukan kembali ini. *) Soal renvoi ini timbul karena menurut njataan terdapat anehawarna sistitn HPI karena adanja „conflit de systèmes en droit international privé. 2) Oleh karena tidak ada keseragaman dalam menjelesaikan soal2 HPI di negara2 didunia ini, timbullah masalaii pe_ nundjukan kembali. 3)

381. Apa artinja : „hukum asing” ?-------------------- - ......................... —

Djika menurut suatu ketentuan HPI harus diperlakukan hukum dari suatu negara lain, maka timbullah pertanjaan : apakah jang diartikan dengan hukum dari negara asing itu. Apakah istilah „liukum asing” itu berarti bahwa melulu hukum intern dari negara tersebut jang harus di- perlakukan, atau lebih luas lagi, djuga kaidah* HPI-nja harus turut diperlakukan.

Apabila misalnja menurut ketentuan dari HPI Indonesia, oleh hakim di Indonesia telah ditentukan bahwa hukum Inggris jang harus diperlaku­kan untuk mengadili perkara HPI jang diperiksanja, timbullah pertanjaan : apakah jang diartikan dengan istilah „hukum Inggris” itu ? Apakah itu berarti :

a) hukum intern (domestic, municipal, local law) dari Inggris, jakni hukum jang berlaku di negeri Inggris untuk hubungan2 hukunj

^ C J?. % 3 J r e men8e.mukakan bahwa adanja lex domicilii dan lex patriae ini merupakan ,,by far the most usual situation to raise a problem of r e n v o i " (6th ed., h. 86).

n c e s c a k i s, La théorie -du renvoi et les conflits de systèmes en droit privé, Avant-propos. F a l c o n b r i d g e bitjara tentang ..conflict of

SnnrJphrifïin» l7JP ’ l i , 3 bitiara tentang „Conflicten tusschen conflicten ciïkel” (h 62) mucl n dltamljahkan beliau : „Het klinkt als de quadratuur van den

3) Bdgk. M e i j e r s, Het vraagstuk der herverwijzlng, V P O ir h 368 lans meneanen-i^ sebagai salah satu sjarat timbulnja renvoi, adanja , twee rechtskrineen” janß untnB mendjawab suatu persoalan hukum „niet alleen de vraag zelf verschillend beantwoorden bezttten* V°°r eegCVen versch,llende regefs van international p r i v a a Ä

Page 7: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

antara sesama orang Inggris, 4) a t a u :b) didalamnja termasuk pula ketentuan2 HPI-Inggris berikut’ per­

aturan2 „choice of law”-nja ? 5)Di Djerman orang mengenal perbedaan istilah2 jang chusus menegas­

kan segi ini. Orang mengenal istilah2 tertentu untuk kaidah2 HPI jang dinamakan „Kollisionstwrmeti’ '•/dan hukum intern (tanpa HPI) jan^ dinamakan „Sachnorm enW Dengan pengertian jang disebut belakangan ini diartikan orang ,,das' eigentliche Privatreeht” 6) Kollisionsnoimen dalam keseluruhannja disebut HEJL. / '

Apa jang hendak diartikan dengan istilah „hukum asing”, misalnja dari negara X ? Apakah hanja „Sachnormen” dari negara X jang hendak diperlakukan, atau djuga „Kollisionsnormennja” , dengan lain perkataan : hukum negara X dalam keseluruhannja (Sachnormeri + Kollisionsnormen). Djika hanja „Sachnormen” dari negara X jang hendak diperlakukan, maka penundjukkan sematjam ini dinamakan „ Sachnorm -verw eisung'Apabila hukum negara X dalam keseluruhannja ( + HPI) jang ditundjulj:, malca penundjukan matjam ini dinamakan „Gesamt-verweisung” . 7)

Dalam menghadapi persoalan2 HPI kita harus selalu mejakinkan, perbedaan ini. Karena apa jcing sebenarnja dikehendaki, ,,Sachnorm- verweisung” atau „Gesamtverweisung”, akan mempunjai akibat2 jang besar artinja. 8) Hukum jang pada hakekatnja akan diperlakukan akan berlainan sekali dalam kedua hal ini.

Perbedaan ini dengan djelas sekali dapat kita saksikan apabila tidak terdapat harmoni antara sistim2 HPI daripada negara2 bersangkutan.

4) Berkenaan dengan ,,hukum Inggris untuk orang Inggris” ini perlu diperhatikan pulapendirian dari F a 1 c o n b r i d g e (h. 205 dst.). bahwa tidak ada ,,British law ” jan<? uniform untuk seluruh bagian dari British Empire. ,,National law o f a British subjec*” . Didalam British Empire terdapat ..various systems o f law ” Jang termasuk Istilah „p lu r l- leg is ’ ative territories” (chapter 8 dari buku beliau). Bahkan menurut penulis ini „th e B -'t'^h ^nralfe Is doubly com posite, or com posite to the s°cond degree” (h. 204). Lebih dJaAih dltegaskannja : „T here is in fact no system o f con flict o f laws com m on to allpar s o f the British Em pire” . Kemudian didjelaskan oleh beliau adanja , .non-existence o f a "nifo'-m ..British” system o f con flict o f law s” (h. 206). Bdgk. ketjaman* penulis tersebut atas perkara* I n r e O ' K e e f e , i n r e D u k e o f W e l l i n g t o n . In r e R o s s dan I n r e A s k e w , Jang akan dibahas kemudian. Bdgk. pula : ,,A reference to the national law o f a British subject does not in itself afford any gu ide to the selection o f the law o f any specific law district from the numerous law districts com ­posing the British Empire. There Is o f course no gener.al „B ritish ” law o f succession to m ovables or o f any other matter which might be governed by the personal law o f an individual person, so that the reference to the national law o f a British subject Is In effect meaningless” (h. 203, 204). Penundjukan kepada hukum negara dengan sistim pluri- legislatlve berkenaan dengan renvoi telali meminta perhatian chusus dari penulis HPI Dierman („V erw eisung bei Rechts-spaltung” . bdgk. a.l. K e g e l , h. 122 dst). Lihat djuga N i e d e r e r , h. 278 dst., Jang tidak menjetudjui pandangan F a l c o n b r i d g e mengenal perkara in re O ' K e e f e , Jang dinamakannja „E ine abw eichende, sehr, eigenartige Theorie” (h. 281n-t2). u m

5) Bdgk D i c e y - M o r r l s , h. 5 , 6 Jang memberikan peringatan : .......... the readershould always carefully consider whether the expression Is intended to Include o r to exclude the rules follow ed by the Cour.ts o f the given country, e.g. France, as to the choice o f law ” .

7) Lihat PM ’e Ij’ e r s. o.c.h . 366. K e g e l menganggap istilah „IP R -V erw elsung” leb 'htonat daripada ..Gesamt-verweisung” , karena penundjukan ini adalah „a u f das frem de IPR ohne das (übrige) fremde Privatrecht (IPR-Verweisung), niemals auf das ganze frem de Prlvatrech*’ (Gesamtverweisung) (h. 111). Dalam Kom m entar S o e t g t l , K i g e lmemakai istilah „K o 1 1 i s i o n s n 0 r m - v e r w e i s u n g ” (h. 937).

8) Bdgk. N i e d e r e r , h. 259 dst.

K

Page 8: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

Djika misalnja menurut pandangan dari hakim negara X harus A' perlakukan hukum dari negara Y dalam artikata s e l u r u h hukum ^ari Y 1 (djadi termasuk pula HPI-nja), maka adakalanja HPI dari negara Y ' * i akan me n u n d j u k k e mb a l i pada hukum dari negara X (p e n ^ djukan kembali) atau HPI dari negara Y ini dapat menundjuk lebih dia ^ kepada hukum dari negara ketiga, Z. (penundjukan lebih djauh). U jSchema :

(I) Penundjukan kembali :

(II) Penundjukan lebih djauh 9) :

X ------ > Y ------ > Z

382. Istilah2

Proses jang setjara singkat disinggung diatas ini terkenal dalam batjaan HPI dengan berbagai istilah.

Istilah2 untuk „penundjukan kembalin ialah a.l. : renvoi, „reßvoi^au premier-degré” 10) atau ..partial or sinçrfa. rennni” n) (Perantjis), Rÿckver- wemng 12) (Djerman), Renvoi ersten Grades 13) Remission „remitting „reference, back", „remitter “ ) (Inggris, U.S.A.), rinviojndtl^o (Italia), 15)

lö) (Belanda). „ Penundjukan lebih djauh" terkenal dengan istilah9 : „renvoi au second degré”, 17) renvoi (dalam arti­kata luasan) (Perantjis), transmission 18) (Anglo-Saxon), Weiterverweisung (Djennan) „Renvoi zweiten Grades” 1B) (Italia), 20) verderverwijzing (Belanda). 21)

•) Bdgk. schema dart P a g e n s t e c h é r , Max, Renvoi in the United States : A proposai. 29 Tulane L.R., 379 s.d. C a s t e 1, Cases, h. 208, p.h. 269.

10) Atau : „renvoi au sens courant du terme” . Bdg. N i e d e r e r , h. 253 n. 1; djuga R a a p e , h. 76 : 10 Répertoire, h. 413 menegaskan bahwa „renvoi au 1er degré” dapat diteruskan mendjadl „renvoi au 2« au 3« degré, etc.”

11) D i c e y . M o r r i 9, h. 66 ; C h e s h i r e , h. 65.12) R a a p e . h. 76 ; Wo 1 f 1 - IPR-Deutschlands, h. 72 ; K e g e l , h. 10*,: e “ a « ».

h. 180, dengan membedakan antara „Rückverweisung (im weiteren Sinne)’ dan ..Rücfcver-weisung (im engeren Sinne)” .

13) L u n z, h. 226.14) Lihat R a b e 1 I h. 78 ; djuga dipergunakan istilah „the return reference".

■ 15) Istilah* Italia lainnja : „rjnvio propriamente dette” , „rinvio dl ritomo” . Bdgk. N i ® , d e r e r , h. 253 n. 1 ; . djuga W o l f f , h. 186.

16) K o s t e r s , h. 135 ; v a n B r a k e 1, h. 64 ; J 1 1 t a, h. 62 ; M u I d e r. h. »2.17) R a a p e , h. 76 ; Ba t i f f o 1, h. 362.18) Bdgk. pendapat C h e s h i r e tentang istilah remission dan transmission ini : »Perhajy

the best English equivalents of the two forms", h. 64. Istilah* Inggris lain : ,,the forward reference", „the reference to a third law” (R a b e 1 I, h. 84).

19) L u n z, h. 226.20) Istilah Italia lain : „rinvio all'infuori, rinvio al dl U ” . Bdgk. N i e d e r e r , h. 254 n. 421) Llhat n. 16 diatas. Selain daripada „Rückverweisung” dan „Weiterverweisung” Niederer

(h. 255) memberikan perlntjian ketiga, Jakni : „Die K r e i s e l v e r w e l s u n o ” . Hukum A menundjuk pada hukum B jang menundjuk lagi kepada hukum C. Tetapi hukum C Ini menundjuk kembali kepada hukum A.

s.

Page 9: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

383. Tjontoh1.O

Untuk mendjelaskan lebih djauh apa jang diartikan dengan istilah2 ini, sebaiknja disadjikan berbagai tjontoh.

/ ' 1Tjontoh2 tentang penundjukan-kembali.

(i) Warganegara Inggris berdomicilie di Indonesia.

Ada seorang Inggris jang berdomicilie disini. Djika harus ditentukan apa ia sudah dewasa atau belum 22) atau ia hendak menikah atau m e­lakukan lain tindakan hukum jang berkenaan dengan status personil, maka menurut HPI Indonesia „ hukum Inggris-lah” sebagai hukum nasional- nja jang berlaku. 23) Hal ini disebabkan, karena seperti telah ber-kali3 didjelaskan, Republik Indonesia masih menganut prinsip nasionalitet. 2t) Akan tetapi, menurut kaidah2 HPI Inggris p rang Inggris ini mengenai status dan kewarganegaraannja harus tunduk dibawah hukum jang berlaku ditempat domicilie-nja. i.c. hukum Indonesia. Dalam tjontoh ini 25) kita saksikan bahwa HPI Indonesia menundjuk kepada hukum Inggris dan jang belakangan ini (kaidah2 HPI-nja) menimdjuk kembali kepada hukum Indonesia.

Soalnja kini ialah : Apakah jang diartikan dengan „hukum Inggris** jang harus diperlakukan menurut HPI-Indonesia oleh hakim di Indonesia ini ? Apakah istilah ini berarti : „hukum i n t e r n Inggris”, djadi hukum domestic Inggris jang berlaku dinegara Inggris untuk sesama orang2 Inggris jang berada disana ? Atau istilah tersebut berarti : „hukum Inggris dalam k e s e 1 u r u h a n n j a ”, djadi „ inclusiej HPJ-Inggris" ?

Dalam hal jang pertama kita menolak penundjukan kembali, sedang­kan dalam djalan pikiran jang kedua diteiimalah renvoi ini.

(ii) Warganegara Denmark berdomicilie di Indonesia.

Ada seorang warganegara Denmark jang bertempat tinggal dan me­ninggal disini. Menurut HPI-Indonf&sia maka pewarisan diatur oleh hukum nasional dari sipewaris. ~2C) Olëli karena itu hukum Denmark-lah jang berlaku. Tetapi menurut HPI-Denmark, 27) maka jang berlaku untuk22) Bdgk. tjontoh M e ij e r s, o .c . V.P.O ., II, H. 366.23) Perhatikan setiap kali dalam hubungan Ini pendirian dari F a l c o n b r i d g e , terurai

dalam noot 4 dlatas. >24) a.l. H PI-II(l), nos. 180, 283.25) Tjontoh ini dan jang berikutnja diam bil dari L e m a i r e. De terugverw ijzlng in het

Nederlandsch-Indlsche Intematlonaal Privaatr.echt, T. 148/1 dst., p.h . 2.26) Bdgk. T. 139/855, R.v.J. Djakarta 20-4-1934 (dengan tjatatan K o 1 1 e w ij n) : T. 140/481,

R .v.J. Djakarta 18-7-1934 (dengan tjatatan K o 1 1 e w ij n) ; T . 141/351. Hph 10-1-1935.27) Lihat HPI-II-(l), no. 188. Berlakunja sis^im dom icilie di Denmark ini tidak ditjantumkan

dalam peraturan tertulis. Bdgk. B o r u m, O. A . dan M e i j e r , K a r s t e n, Droit international privé du Danemark, 6 Répertoire, h.h. 213, p .h . 216 no. 10 dan P h i 1 i p,A 1 1 a n, Am erlcan-Danish private international law , h. 16, 36.

9

Page 10: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

pewarisan adalah hukum dari tempat tinggal sipewaris. Djadi mark nesia menundjuk kepada hukum Denmark, sedangkan HPI menundjuk kepada hukum Indonesia. ■

(iii) Warganegara Indonesia melantjong kc U.S.A.

Ada seorang pegawai negeri Indonesia jang bertjuti ke I.Disana ia hendak membikin surat wasiat. Menurut HPI kita, maka e 2 dari testamen itu harus diselenggarakan menurut hukum Arn^Ü ^ . i. Akan tetapi, menurut kaidah2 HPI Amerika bentuk surat wasiat harus diperlakukan ialah hukum jang berlaku di domicilie sip^1*1 Dalam hal ini sipembuat bertempat tinggal menurut hukum di j jp jKarenanja hukum Indonesia-lah jang harus diperlakukan menurut Amerika ini.

(iv) Warganegara Inggris di Nederland.

Tjontoh2 lain dapat menegaskan lebih djauh pokok persoalan jang dihadapi. x .

Seorang warganegara Inggris berdomicilie di Nederland. Ia dunia disana. Menurut HPI-Belanda maka jang berlaku ialah , ^ an nasional daripada sipewaris, djadi hukum Inggris jang dipe ,Akan tetapi, HPI-Inggris menentukan bahwa hukum domicilie dari or g jang meninggalkan harta, adalah jang dipergunakan. Djadi hukiirrl menundjuk kembali kepada hukum Belanda. 28)

(v) AVarganegara Argentina berdomicilie di Indonesia«Telah kita saksikan bahwa ukuran umur-kedewasaan tidak s a m a ada-

nja diberbagai negara didunia. 20) Negara2 terbanjak m e m a k a i se^a° ^ ukuran^l-tahun. Tetapi ada negara2 lain jang memakai batas uff>iu e 1o tinggi, seperti misalnja Argenta* . 30) Pasal 128 dari Kitab Un an§ Perdata Atgentina menentukan Î22/tahun sebagai ukuran k e d e w a s a a n . ; Argentina menganut prinsip domicilie untuk menentukan status personil seseorang. 32)27a) Bdgk. pasal 18 A.B. .28) Tjontoh dari V a n B r a k e 1, h. 64. Bdgk. tjontoh W o 1 f f . h. 187-18».29) HPI. 11 (i), no. 181, h. 127. , . . u n «30) Tiontoh ini disadur darj tjontoh8 Jang diberikan oleh K o s t e r s, h. 136. . .... .31) Pasal 128 C.C. Argentinla ini berbunji : „D ie Geschäftsunfähigkeit der Minderjährigen

endigt mit der Volljährigkeit, d.i. dem Tage, an dem sie das zw(eiundzwanzlgste Jahr vollenden und mit der vor Erreichung der Volljährigkeit eintretenden Emanzipation . Teks- B e r g m a n n , II, A 1 : Argentihien. . „

32) Lihat HPI, II <i), no. 188. Pasal 6 C.C. Argentina darl 29-9-1869 berbunji : „La capacité ou l’ incapacité des personnes domiciliées sur le »erritoire de la République, qu'il s ’agisse de nationaux ou d’étrangers, seront Jugées d’ après les dispositions de ce Code, même pour des actes exécutés ou des biens situés dans un pays étranger” . Pasal 7 berbunji : „La capacité ou l ’ incapacité des personnes domiciliées en dehors du terrl*oire de la RépubMque seront jugées d’après les -lois de leur domicile respectif même s’ il s’ agit d ’actes exécutés ou de biens situés dans la République” . Teks M a k a r o v - Q u e l l e n , I no . 3 sub 1

Page 11: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

Indonesia menganut prinsip ngsinnalitet untuk menentukan status personil ini. Djika terdapat seorang, warganegara Argentina jang ber- domicilie di Indonesia dan berusia lebih dari 21 tahun tetapi belum genap 22 tahun, apakah ia ini sudah harus dipandang dewasa ? Menurut hukum manakah harus ditentukan kedewasaan dari warganegara Argentina ini ? Menurut ketentuan2 IiPI Indonesia maka hukum nasional Argentina jang harus diperlakukan. Hukum Argentina jang manakah ? Apabila istilah „hukum Argentina” ini berarti hukum Argentina dalam keseluruhan- nja, djadi termasuk pula IIPI Argentina, maka menurut jang belakangan

• ini, ditundjuk kembali kepada hukum jang berlaku di Indonesia. Terdjadi- lah suatu pt*nundjnkan-kembali, renvoj, Djika diterima penundjukan-kem- bali ini, maka hukum intern Inclonesia-lah jang akan berlaku. Orang Argentina bersangkutan akan dipandang telah dewasa menurut ketentuan2 jang berlaku dalam hukum intern Indonesia.

Apabila sebaliknja renvoi tidak diterima maka hukum intern Argen- tina-lah jang akan dipandang berlaku, sebagai hukum jang ditundjuk oleh ketentuan2 IIPI Indonesia. Warganegara Argentina jang berdiam di Indo­nesia ini akan dipandang belum clewasa, karena C.C. Argentina baru menganggap seorang telah dewasa djika tjukup berusia 22 tahun.

(vi) Pengesahan anak karena perkawinan menjusuLTjohtoh lain kita saksikan pada persoalan tentang pengesahan anak

karena perkawanan, lyfonnnrf ^ W —Inrlrmpgjg dikenal lembaga ppingpsalian dari seorang anak jang dilahirkan diluar perkawinan dan telah diakui (erkend), karena orang tua telah melangsungkan perkawinan kemudian (lesUimatio per subsequens matrimoniam). Tetapi dalam hukum Jnggris tidak dikenal Tembaga pengesahan" sprnatforn itn. 33) •

Menurut HPI-Indonesia status seseorang ditentukan oleh hukum nasional-nja. Djikalau orang-tua warganegara Inggris berdomicilie di Indo­nesia dan melakukan pengesahan anak mereka jang diakui, timbullah persoalan apakah dapat dianggap sah perbuatan hukum itu. Menurut HPI Inggris jang perlu diperhatikan ialah domicilie daripada sang ajah pada waktu anak dilahirkan pada waktu perkawinan dilangsungkan. 34) Dan dalam tjontoh kita baik pada waktu perkawinan dilangsungkan maupun pada waktu sang anak dilahirkan, domicilie sang ajah adalah di Indo­nesia. 35)

Hukum manakah jang berlaku dalam persoalan ini ? HPI-Indonesia berdasarkan prinsip nasionalitet menundjuk kepada hukum Inggris. Dan sebaliknja IlPl-lnggris berdasarkan prinsip domicilie menundjuk kembali33) Bdgk. peristiwa jang serupa pada perkara U d n y v. U d n y berkenaan dengan ,,doc-

trine of revival", pada pengertian domicilie Inggris ; G r a v e s o n, Cases, h. 81 dst. : M o r r i s , Cases, h. 43 dst., ; HPI,- II (i), no. 377.

34) Lihat D l c e y - M o r r l S , Rule 68, h. 435 dst.35) Tjontoh inipun disadur dari tjontoh* jang diberikan K o s t e r s, h. 136. Bdgk. kemudian

oerkara i n r e A s k e w .

n

Page 12: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

kepada hukum Indonesia. Djikalau diterima penundjukan-kembali inj ka hukum intern Indonesia-lah jang akan berlaku. Menurut B.W. In d o ^ ^ " sang anak jang diakui ini akan disahkan karena perkawinan kemudian orang tuanja. Djadi dengan demikian akan disahkan-lah anak tersebut apabila renvoi diterima.

Sebaliknja, djika renvoi tidak diterima kembali maka hukum intern Inggris akan diperlakukan, karena HPI Indonesia menundjuk kepada hu­kum Inggris, dalam bentuk hukum jang berlaku intern dinegeri antara sesama orang Inggris. Anak bersangkutan adalah tidak sah.

Djadi, lata saksikanlah bahwa penerimaan atau penolakan daripacja renvoi mempunjai akibat hukum jang mendalam. Hasil2 jang bertentangan satu dengan lain akan diperoleh, apabija diterima atau d i kesam p jn g]_a n renvoi ini.

\vii) ljontoh7 penundjukan lebih djauh

Paman»saudara_aepupu Swiss di MoakotK)

Kim akan diberikan tjontoh2 penundjukan-lebih djauh. 3B)Suatu tjontoh lain jang seringkah disebut dan dikemukakan dalam

banjak textbook 37) tentang HPI adalah peristiwa sebagai berikut:Seorang paman dan saudara sepupu perempuan ( o o m en nicht),

kedua2nja warganegara Swiss, tinggal di Moskou dai^memkalijdisana satu dengan lain. Sebelum melangsungkan perkawinan ini mereka fcelah me- minta.keterangan baik kepada instansi2 Rusia maupun kepada instansi" S dgs apakah terdapat sesuatu keberatan terhadap perkawinan ini. Ter* njata bahwa baik instansi2 Rusia maupun instansi2 Swiss^tidak melihat adauja keberatan apapun. Hal ini disebabkan karena menurut HPI Rusia perkawinan ini harus dilangsungkan menurut hnkiim Rusia, sedangkan d juga menurut ketentuan dalam yrPI Swi.s pprr ^y^^^p dil^H£sungkan menurut hulg ip.Jlusia^berdasarkan pasaH7f)NAC: m Menurut pasal ini/ maka nistiaia nHania ,*o«rr __i HA 7!(TR

Weiterverweisung oder x-fache Wc K e g e l , h. 117 . ,,„c

37) Tjontoh Ini dari R a a n e h « Ncderlandsch IPR” , N.J B ’M c 1] e r s V.P.O. II, h 392

ing , tal bisa djuga terdjadi ber-ulang». Mungkin adalah suatu „drei-, vier-, welteryenveUimg” . Tetapi Jang belakangan lnl djarang ter.djadl. Bdgk. ;Ji v e 8rösser die Zahl der Verweisungen, um so seltener die Fälle .

d e r e r, h 264 : * “ u n n* n< 55 • B a t i f f o - 1 , h. 363 n. ; n i e -m K n t h a f e ^ ^ Verhältnisse der Niedergelassenen und

affenden Rechte a b ^ ^ L « AG) ^rbunji = ..Eine Ehe. die Im Auslande nach dem dort fhr S ch lu ss n lc^ 1t J«r nffWorden lst> wlrd m der Schweiz als gültig betrachtet, wenn Lchü zu « S i . ä Ä Ä Ü “ “ «»“ ' « * * dcs «hwelzerl.cn«.

M> i'n9|era rZLi lee,zw!sch:enlvolI leSiihhlei8sune Ut ve,;boten : 1. zwischen Blutsverwindteij Nichte Neffe »tnd i albbürtigen Geschwistern und zwischen Oheim undB e i m a V r : I J " S Ä ,ander eheI,ch ° dcr ausehelich verwandt..........B e r g m a n n . I, S.-3 : Schweiz

n

Page 13: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

merupakan hukum{intern Swiss*, dinjatakan bahwa perkawinan antara ..oom en nicht” terlarang adanfa. Tetapi, karena untuk perkawinan di Rusia ini

- harus berlaku hukum Rusia, maka baik menurut HPI Rusia maupun .menurut HPI Swiss perkawinan bersangkutan' sah adanja.

Kemudian para mempelai berpindah ke Hamburg. Dan disinilah timbul ketidak-rukunan, hingga fihak vperemp-nart; mftTy>adjukançgu^atàfe. untuk -'P^rtjeraiàrr, sedangkan fihak paman-snami ini memadjukan per­mohonan kehadapan Hakim agar supaja perkawinanTija jang dilangsung­kan di Rusia ini dinjatakan batal adanja. 40) Sebapai alasan dikemukakan pasal O ^xZG B .

Kini timbul pertanjaan : Apakah dapat dipergunakan hukum nasional daripada para mempelai, djadi pasal 100 Z G B, hingga perkawinan mereka ini batal adanja. Tidak ada satu badan peradilan jang akan menjatakan demikian. Sedapat2nja akan di t j ari djalan untuk menentukan berlakunja hukum Rusia, Karena apabila Pengadilan berani meniatakan perkawinan tersebutÇbatal, adanja, maka hal ini berarti suatu summa iniurUC/ suatu „ schweres Unrecht”. 41)

Teranglah kegandjilan pemakaian hukum jang membawa kepada berlakunja pasal 100 ZGB, dengan akibat batalnja perkawinan „oom en nicht" jang dilangsungkan di Moskou. Para pihak tidak pernah memper­hitungkan berlakunja pasal/ÎOO)ZGB pada waktu mereka melangsungkan perkawinan. Dan para pihak djuga tidak perlu untuk memperhitungkan berlakunja hukum intern... Swiss seperti tertjantum dalam pasal 100 ZGB ini. Oleh karena itu, maka teranglah djuga bahwa hajdm .Djerman jang kemudian mengadili perkara ini,-tidak dapat mempergunakan pasaTTOD' ZGB. Apabila kita mengenjampingkan kepertjajaan daripada para mem­

belai, pada waktu mereka ini melangsungkan perkawinan, maka sikap demikian ini akan dipandang sebagai ketidakadilan jang sangat terasa.

Dengan demikian kita saksikan, bahwa hakim Djerman jang harus mengadili perkara ini, harus menerima penundjukan-lebih landfut (W eiter- verweisung). 42) HPI Djerman berdasarkan prinsip nasionalitet menjatakan hukum nasional-daripada warganegara Swiss bersangkutan jang berlaku untuk perkawinan«. Dan HPI Swiss ini, berdasarkan ketentuan dalam pasal

J7f^-NAG, menundjuk-"lebih djajg^ kepada hukum dari tempat dimana perkawinan diluar negeri dilangsungkan, i.c. hukum intern .Rusia. Dengan demikian hakim Djerman, akan menganggap perkawinan bersangkutan4«) Bdgk. peristiwa R i v i è r e , Cour de Cassation, 17.4-1953, RCDIP (1953), h. 452, tiatatan

B a t l f f o l ; libat HPMI (1), no. 230 dst.41) R a a p e, h. 69.42) Ada kalanja dalam berbagai negara penundjukan-kembal 1 diterima, tetapi penundjukan-

leblh-djauh tidak. V a n B r a k e l mengetjam sikap sedemikian ini, Jang menurut be­liau setjara tegas membuktikan lagi bahwa penerimaan renvoi ini h an J a merupakan satu djalan untuk sedapat mungkin mempergunakan hukum-intei?i sendiri. Kata V a n B r a k el ini (h. 69)-: „ZiJ welgeren het toepasseUjk geachte recht verder na te lopen dan tôt hun elgen déur, doch bewijzen daardoor eens te meer, dat het er hun in de eerste plaata om te doen ia zoveel mogelijk hun elgeri nationale recht to« te paasen”

13

Page 14: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

sah adapja. Maka dengan ini temjata diterimalah penundjukan-lebih djaiih 3alam praktek HPI Djerman. 43) *

(viii) Batas umur iwituk dapat menikah.

. Tjontoh berikutnja kita saksikan pada persoalan umur seseorang j an g harus diperhatikan pada waktu'melakukan perbuatan2 hukum i.c per<r kawinan. Menurut HPI U.S.A. maka untuk usia seseorang ini clianggap sebagai menentukan hukum daripada tempat dimana perbuatan hukum bersangkutan dilakukan. 44)

Kini timbul persoalan dihadapan hakim Indonesia tentang perkawinan jang telah dilangsungkan oleh seorang warganegara U.S.A. dinegara ketiga, misalnja Perantjis. Untuk menentukan apakah batas2 umur jang ditentukan guna memandang suatu perkawinan sah adanja, timbullah persoalan hu­kum manakah jang harus dianggap menentukan. Menurut HPI Indonesia maka berdasarkan prinsip nasionalitet, hukum nasional U.S.A. jang harus diperlakukan. Apakah ini berarti bahwa hukum intern U.S.A. jang harus diperlakukan, atau bahwa djuga kaidah2 HPI-nja harus diperhatikan. Djika jang belakangan adalah jang diterima, maka IIPI Indonesia telah menun- djuk kepada hukum U.S.A., dan HPI U.S.A. menundjuk lebih kepada hukum Perantjis. Apakah perkawinan bersangkutan telah dilangsungkan setjara sah dengan memenuhi batas2 umur jang berlaku, ditentukan oleh hukum intern Perantjis. Djadi, apabila penundjukan-lebih djauh diterima, maka hukum intern Perantjis-lah jang diperlakukan sedangkan djika pe­nundjukan-lebih djauh tidak diterima, maka hukum intern U.S.A.-lah jang akan dipandang menentukan oleh hakim kita. 45)

(ix) Perkara Patino'v. Patino. ,

Tjontoh lebih landjut dari penundjukan-lebih djauh kita saksikan dalam hal permintaan tjerai dihadapan hakim Perantjis dari warganegara Bolivia jang telah menikah di Madrid.

HPI Perantjis berdasarkan prinsip nasionalitet untuk penentuan status personil menundjuk kepada huklim Bolivia. Tetapi hukum jang belakangan ini untuk soal diperbolehkan-tidaknja pertjeraian nienundjuk-lebih djauh kepada hukum dari tempat dimana perkawinan telah dilangsungkan, i.c. Spanjol.

Karenanja hakim Perantjis djuga menentukan bahwa pertjeraian dari suami-isteri warganegara2 Bolivia ini tidak dapat dikabulkan di Perantjis, berhubung dalam hal ini hukum Spanjol-lah jang diperlakukan.43) kaUnan6 Ikan ™ no!ldf <K T nerima Penundjukan-kembali dan penundjukan-leblh-djauh se-

Ini ^ s e b a b k a n k S ,l, S i Wa pe[kawinan bersangkutan sah adanja.’ tetapi menurut bel au44) Bdgk. K o s t e r s h m *,erkeiminB van verkregen rech 'en" 9 o .c . 'h . 144). , ■.45) U ntuk tjontoh* laini- lihat W o l f f , *<>. 179 ; idem IP R .D eu tsch la n d s , h. 72 d s .t , '

14 , f ^

Page 15: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

lililah tjontoh baik dari persoalan W e it e rve r we isu n g jang diberikan oleh juri£prudensi Perantjis. 46) Li- ■-'-m ■»

384» Soal rcnvoi selalu dalam pusat perhatian.Banjak sekali perhatian jang telah ditjurahkan oleh para penulis HPI

tentang masalah renvoi ini. Tidak habis2nja dibahas persoalan ini. Per­tukaran pikiran tak kundjung padam. S c h n i t z e r katakan tentang renvoi, bahwa persoalan ini sudah demikian banjak diperdebatkan, hingga „Strome von Tinte” telah „vergossen” untuk ini. 47) C h e s h i r e dan D i c e y - M o r r i s memberitahukan : „T he literature on the subject is immense” 48) dan N u s s b a u m menaksir bahwa total djumlah karangan- tentang renvoi tidak banjak dibawah angka total dari seluruh essays dan monographie2 lainnja tentang soal2 HPI. 49) R a b e 1 ber­pendapat bahwa persoalan renvoi ini adalah „The most famous dispute in conflicts law, a classic example o f violently prejudiced literature confronting naively consistent practice”. 50) Berhubung dengan ini kiranja L e m aJjije pun berbitjara tentang renvoi ini sebagai „ het berucht geworden leerstuk”. ei) M e i i e jr s sependapat tatkala beliau mengemu- kakan bahwa persoalan renvoi ini djustru telah dibahas habis2an_olehpara sardjana oleh_karena persoalan ini mempunjai hubungan jang erat sekali dengan dasar2 d aripada HPI sendiri. Kata gurubesar kenamaan in i; „Wanneer geen ander vraagstuk uit de leer van het internationaal pri- vaatrecht in de latere jaren meer behandeld is dan dit, wanneer het de gemoederen van de kalmste juristen tot opwinding weet te brengen, dan46) Perkara P a t i n o v. P a t i n o , Tribunal Civil de la Seine (1950). Clunet (1952),

h. 175 s.d . C a s t c 1, Cases, h. 240 dst. (English translation). Llhat B a t l f f o l , h. 363.

47) S c h n i t z e r , I, h. 208. Bdgk. G r i s w o l d , Erwin N, jang menulis dalam essay- nja Jang terkenal , .Renvoi R evisited” ; , .Indeed, the paper and ink devoted to the pr.oblem had already been so great a num ber o f years ago, that one au'.hor recorded in despair that , .Juristic speculation has been almost in fin ite ’ *, 51 Harvard L.R. (1938), 1165, djuga dikutip dalam C a s t e 1, Cases, h. 244 dst. Bdgk. pula h. 268 : , ,Previous approaches have shed much light upon it, and the debt o f one w ho writes now to those w ho have written befor.e is very grea t". Untuk literatur jang terpenting dan karya* agak recent, lihat daftar jang dibuat oleh F r a n c e s c a n i s , o.e. h. 284-289.

48) C h e s h i r e , 6 h ed. (1961) h. 64 n. 2 ; D l c e y - M o r r i s , h. 64 n. 1 ; F a l .c o n b r i d g e , h. 141 ; R a a p e bltjara tentang ,,der unübersehbaren Literatur”(h. 64) ; J i t t a berkata : ,,W ie een bijzondere Studie van de terugverw ijzing w ilmaken, vindt een buitengewone ui*gebr,eide literatuur en veel ju rispruden ce” (H. 65). Karya ilmiah terachir jang mendalam chusus mengenai masalah ini adalah F r a n ç e s - c a k i s ,,La théorie du R envoi” (Paris. 1958). B a t l f f o l m enjebutnja ,,le plusrécent et le plus important ouvrage” (h. 351 n. 23).

49) Kata N u s s b a u m (h. 102) : ..In the approxim ately three decades betw een the starto f the debates on renvoi and the outbreak o f the First W orld W ar. several hundredarticles and other publications on renvoi appeared, and the zeal o f the students o fPrivate International Law in this matter has by no means abated since tha* p er iod ................It w ould not be worth while to prepare accura*e statistics, but the surm ise may be ven­tured that the total o f articles and m onographs on renvoi and qualification is not far below the number o f all articles and monographs on the ch o ice o f law ” .

50) R a b e 1, I, h. 70, 71.51) L e m a l r e T. 148/1. Seorang hakim pernah menjamakan persoalan renvoi ini dengan

suatu . w espennest” . Lihat F r a n k , J. dalam perkara M a s o n v. R o s e , (1949),176 Fed 2nd (Federal Reporter, Second Series), 486, Circuit Court o f Appeals o f the U .S., Second Circuit, on Appeal from the District Court fo r the Southern D istrict o f New Y ork, \ s.d. F a 1 c o n b r i d g e, h. 253, jang mengemukakan setjara plastis : ,,In the present case where we all agree on the result, and substantially agree on *he road by w hich we reach that result, I think w e should be wary, o f stirring up the h o r n e t ’ s n e s t o f r e n v o i along the w ay” (kursip kami). ^

15

Page 16: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

komt dit omdat het vraagstuk der herverwijzing ten nauwste samenhangt met den grondslag van het intemationaal privaatrecht zelf \ B2)

Ada bubungan jang erat antara teori renvoi dan persoalan apakah HPI merupakan hukum supranasional atau nasional. Menurut pandangan dari mereka jang menganggap HPI bersifat^supranasionalT^maka renvoi

-tidak dapat diterima) C3) Menurut pendapat jang mengkedepankan bahwa HPT'tefmasuk tata-fkrtib supranasional ini, maka kaidah2 HPI ini mem* punjai kekuatan hukum dengan tak menghiraukan apakah pembuat- undang2 nasional mengopemja atau menolaknja. 54) Kaidah- HPI ini ka­rena berasal daripada tata-tert b hukum jang lebih . tinggi. dari tata-terti pembuat-undang2 nasional, selalu adalah jang berlaku.

Dalam djalan pikiran ini, renvoi tidak dapat diterima. Hal ini disebabkan karena menurut pendapat ini tidaklah mungkin bahwa un satu peristiwa tertentu akan dapat berlaku dua matjam kaidah2 HPI j&ng bertentangan satu dengan lain. Hanja salah satu daripada kaidah ini jang dapat dipandang benar adanja dan hanja kaidah inilah jang harus diperlakukan. Tidak akan mungkin terdjadinja suatu konflik dari­pada sistim2 hukum.

Inilah sebabnja pula, mengapa menurut M e i j e r s pada waktu awalnja perkembangan HPI tidak terasa persoalan renvoi. 8S) Pandangan HPI sebagai hukum jang supranasional telah berlangsung sampai t e c m cotnitas daripada madzab Belanda tampil kemuka. 00) Dengan mulai lepaskannja pendapat bahwa HPI merupakan hukum jang supranasion , terbukalah pintu bagi perkembangan daripada penerimaan renvoi. Dalam hubungan ini M e i j e r 3 telah menekankan kepada fakta bahwa negara Inggris merupakan "negara pertama jang menRenaj_ren vm ^to,p rakte* peradilannia. Mengapa Inggris-lah jang memegang peranan demikian ini t Hal ini disebabkan, karena Inggris telah mengikuti madzab Belanda se-

»> M e y e r g, o.c. V.P.O., II. h. 380.W) Bdgk. N u s i b t u m , h. 92 : „I t was generally felt that acceptance o f renvoi was *

betrayal o f the Law-of-Nations vision o f Private International Law, a desertion frominternational ideals for reasons of sheer convenience. With this background, the fightsjainst renvoi w aj waged with an extra-ordinary passion, if not with acrim ony". Segipsychology ini dapat dilihat a.i. pada utjapan* dari sardjana* HPI jang disebut oleh N u s s b i u m , seperti L a i n 6, Jang mfenganggap doktrine renvoi sebagal absurd, Jfn* ..denatures, falsifies, annihilates Private International law” , sedangkan menurut P l l l e t alasan* pro renvoi adalah „heretic, puerile, paradoxical and truly burlesque". •~°2?rln renvoi baglnja adalah „confusion, mess and monstrosity” (h. 92, 93, n. 9)- Tentang renvoi dalam hubungan HPI jang supernasional lihat djuga L e r e b o u r s - * , * * e o n n i A r e . L o u s s o u a r n , h. 428, 429 ; N i e d e r e i ; , h. 257, 258. Bdgk

nubiingBii Ini utjapan penuh sentimen dari B a r t 1 n : ,,Le renvoi................ mal»r,o?oKi/L n ^ fabuleujc des bestialres du moyen <ige, l ’ anlmal qui mange ses pattes, h („Encore le renvoi” , (Clunet, 1931, 1260 s.d. F r a n c e s c a k l » .m. »o n. i).

M) Bdgk. HPI, I no. 8, 9.•JfS'L hnbungan Ini pertimbangan jang dikemukakan oleh hakim M a u g h a m , J.

i P r e A s k e w (1930): ,,It would aeem that rules o f private inter- enmiti'' ^ in g founded on custom or sjtatue, but being based upon what is called

in #£» iL 5.5!}^ * to sam® in all countries, though it is now well known (contrarynot » entertained by Lord Westbury ; see U d n y v. U d n y ) , that they are

J convinced that sixty or seventy years ago It never would have occured tom> im’ Tio-rn. £ " " * ■ c« » ‘ w>

16

Page 17: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

pandjang mpngenai dasar2 daripada HPI jang bersifat comitas. 57) Teori comitas ini tjotjok sekali dengan pendirian jang dianut di Inggris mengenai kedaulatan dari tiap2 negara. Tiap negara dapat menentukan sendiri dalam perundangan2annja dan keputusan2 hakim hukum jang berlaku, djuga dibidang HPI. Karenanja dalam praktek hukum di Inggris telah diterima renvoi ini sedjak lama. °8) Penundjukan-kembali hanja boleh diterima apabila pandangan HPI sebagai hukum supranasional telah dilepaskan.

Penulis2 jang kita sebut tadi mengemukakan betapa pentingnja persoalan renvoi ini untuk PIPI. Akan tetapi, tidak semua penulis se­pendapat tentang besar atau tidaknja peranan soal renvoi ini. Ada penulis2 jang menganggap perhatian jang telah ditjurahkan kepada masalah renvoi ini adalah ber-kelebili2an. W e b b dan B r o w n misalnja mengemuka­kan baru2 ini : „ Renvoi is by no means so important in the choice of law as scholastic literature, both by its quantity and quality, would seem to suggest”. 60) Utjapan dari penulis2 Inggris ini dapat diiahami, apabila kita mengingat kepada kenjataan bahwa sistim PIPI terutama teiah dibina dan berkembang karena „cases” dalam praktek hukum. Dan dalam praktek hukum ini memang sudah sedjak lama diterima renvoi ini tanpa mem- persoalkannja setjara mendalam. co) Hanja para sardjana jang bergemar untuk „mentheoritisir” sesuatu, jang mengkedepankan berbagai keberatan2 jang bersifat ilmiah dan ^berunsur loglca terhadap penerimaan daripada renvoi ini.

385. Peristiwa „ P o r g o

Cause ciicbre dibidang doctrine renvoi ini ialah perkara E o r g o . seorarg \yar^aner^a^avarja>(Beieren) jang sudah sedjak ketjilnja ber­tempat tmggal di Pcrantjis. 01)y Benar ¿udah dari pcitengahan abad ke-18 orang telah mulai meng­hadapi perscalan renvoi ini, akan tetapi bani sedjak keputusan Coun_de j Cassation dalam perkara E o r g o inilah, pada tahun (1878)62) kita saksi- J57) HPI, I no. 132, >133.58) Rcnvoi di Inggr’s ini ak**n dibahas setjara tersendiri kelak.50) W e b b, P R H m d B r o w n , D J L. A cas'book on the ConfVct of Laws, London

(1960). h. 60. Bdgk. J i t t a, h. C7, jang menganggap teori renvoi ini hanja mempunjai be'-ekkelijke waarde” . Dj;:ga N n s b a u m , h. 101 : ,,Thf> actual importance of

renvoi.......... is ve y limited’; . Bdgk. pula L u n z, h. 226 j?ng mengan^ap pembacaantentang renvoi ini „so gross, dass ihre Ausm3sse weit über die Bodeutung des P .ob ’.emis himusgehen” . „ , . . . . . ,

GO) Bd<*’c utiapan W o l f f : ..In .sp ’ te of th3 waisht of oppos't'on b*o>ipht ‘ o boar on the renvoi doctrine by many leg-ü writers past and p-esent in F ance. Ita’ y. Holland. Germanv, Switzerland, Belg'um, Grerce, Sweden, and he Un.ted States of Ame ic% ani even bysome rm’nent English authors tho com ts of most cfvnt—p s hive adopted it. exc^ntionsbeing those of Ita'.y. Greecs. Sweden, Denmi-k. rn i B-azil” , no. 182 ; idem ’ ’The a titude of the English courts is favourable to renvoi, although there are doubts as to the scopeof the doctrine” , no. 183.

61) Unuk pembahasan perkara ini setjara agak meluas, H ij m a n s, h. 161 dst. ; djuga M e ij e r s. o.e. V.P O., II h. 376 ; C h e s h i r e , h. C4; F a l c o n b r i d g e , h. 147 ; K u h n, h. 53 ; R6p=rtol:e, ph . 413; L e r e b o u r s - P I g e o n n i J r e - L o u s s o u a r n , h. 425 dst. ; A r m i n j o n I, h. 379 dst. ; K e g e l , h. 109.

62) Cour de Cassation, Cw. 24-G-1878, Sirey (1878), 1.429 s.d. C a s t e 1, Cases, h. 220 dst.

HPI 2/n — 2 Vol 2 t

17

Page 18: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

kan bahwa persoalan renvoi ini telah mulai diperkembangkan setjara ilmiah. 6r>)

Dengan memperhatikan keputusan ini, lata akan memperoleh gam­baran jang d jitu tentang persoalan renvoi ini.

Fo-J g-0 adalali warga negara Bavaria dan merupakan seorang anak luar-kawin. Ia telali terus-menerus bertempat tinggal di Perantjis dan djuga meninggal dunia disana. Pada waktu ia mati maka warisan jang ditinggalkan olehnja merupakan djumlah jang lumajan, terdiri antaranja dari sedjumlah (uang)jang telahrdIdepohi£>pada Bank2 Perantjis.

Walaupun F o r g o ini telah bertempat tinggal untuk seumur hidup- nja di Perantjis. ia ini menurut ^etentuaS^dalam buku m Perantjis jang berlaku pada waktu itu, masih belum mempunjai domicilie-nja di Peran- tjis,.64). la dipandang masih tetap mempunjai domicilierasalnja („Herkunfts- domizil, „domicile of origin”), jakni domicilie jang diperolehnja pada waktu ia dilahirkan. Sebelum ia meninggal tidaklah dibuat suatu surat wagiaL* Oleh karena itu pewarisannja akan djatuh kepada pnrn. ahliwarjs tanpa testamen. Harta peninggalannja telah diclaim oleh saudara2-alamnja (natuurlijke bloedverwanten) sedangkan pemerintah Perantjis djuga me- madjukan diri sebagai fihak jang berhak atas warisan itu.

\Fihak saudara2 F o r g o| mendasarkan hmhitan^nereka atas keten­tuan "dalam hukum^avankJang ^cg rT' daripada anak2iuarkawm^ -------

Filiak penienntah.--Perantji5 mendasarkan tuntutannja atas kaidah2 hukum intern Perantjis. Menurut hukum Perani-ji*: ini warisan(¿aripada anak-luar kawin hingga warisan F n r hPri1g djahih ke- **Pgan fiscus Perantjis. ^

Sekarang kita sateikan bagaimana telah diselesaikan soal ini oleh hakim. Jang mendjadi pokok persoalan ialah apakah hakim Perantjis akan mempergunakan hukum warisan Bavaria atau hukum warisan Perantjis.

Menurut HPI PornntjitT maka untuk warisan dari benda2 bergerak diperlakukan hukum dari „HerkunfstsdomiziL', dalam hal ini hukum Ba-

HP1—■Perantjis. inennndjuk kepada hulcum Bavaria^Akan tetapi, IIPI Bavaria ini mengenal ketentuan bahwa berkenaan

dengan warisan dan benda2 bergerak,_ berlakulah hukum 4ari_tempat tinggal ?jobenam|a clari^sipewriri<; i o Pernr>t-jjc

Kini timbul pertanjaan, apakah penundjukan oleh IIPI Perantjis ke- ■ PE^-hti^21_Bavaria harus dianggap sebagai penundjukkan dari vs p l n

C3) S §5 ' f f l l “i puia ' “ f / i 11;" "ia"e ?■'of thp hiohoft in « .or®° cas&. the renvoi doctrine was elevafed to a Doslticm

r«, n ® . h W ku, s i i'b.“ r r w n„i iafw" s,H.oLr a,d’ La thiorU! du Renv°"b } PerMtS^Mj^fabuYdTiam t ^ n 1 ifl27imenie uUhl Sjarat jang ditentukan dalam pasal 13 C c

Perantjis S t jfk ber^am ^ p ^ « 2 . untuk memmta persetudjuan dari Presiden RepublUc

18

M

Page 19: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

ru h huku^n Bavaria, djadi termasuk pula ketentuan2 HPI-nia ? Atau penundjukan kepada hukum BavarmjjnLJl^is _dianggap..sebagai,Jianja berkenaan dengan Sachnormen dari Bavaria tentang warisan, hingga hu- kum intern warisan Bavaria jang berlaku ?

Djika pertanjaan pertama didjawab dengan „ja”, maka hal ini berarti bahwa penundjukan-kembali kepada hukum Perantjis terdjadi, dan renvoi ini diterima. Dalam hal pertanjaan jang kedua, maka hukum warisan intern Bavaria dianggap berlaku, dan penundjukan oleh HPI Perantjis kepada hukum Bavaria dipandang sebagai „Sacknomi-verweisung”, bukan suatu „Gesamt-verweisung , diadi renvoi tidak diterima....

Oleh Cour de Cassation dalam tahun d878^>telah diterima baik penundjukan kembali kepada hukum Perantjis ini. Cj) Dalam hal ini diperlakukan hukum warisan intern Perantjis. Adjaran renvoi untuk per­tama kalinja telah dilahirkan di Perantjis, walaupun tidak disebut setjara - tegas. 60)

Sedjak keputusan inilah dapat dikatakan baliwa teori tentang renvoi telah mulai berkembang~c[a.n mendjadi „Lieblingsthema G7) daripada mereka jang berketjimpung dalam bidang HPI. Literatur jang meluas dan mendalam telah dibina sedjak perkara F o r g o ini.

386. Perbedaan pendapat.

Diatas telah disinggung, bahwa antara para penulis terdapat per­bedaan pendapat mengenai boleh diterimanja atau tidak teori tentang renvoi ini. Banjak penulis2 jang menentangnja, diantaranja banjak nama* jang terkenal. 08) Tetapi, djuga banjak penulis2 lainnja jang menerimanja. Dan nama2 mereka inipun tidak kurang terkenalnja. 8y) Dalam pada itu,

65) Untuk pertimbangan* Cour de Cassation jang bersangkutan, lihat C a s t e 1 Cases, h. 221.66) H IJ m a n s, h. 169.e*7\ Rriair t n n 7 I A In t6 m ä tio n ä l& s P riV citrcclit , B a n d I» A l lg ç r o c in s r X g ü , B e r lin (1961 ),67) Bdßk. L u nz , iener‘ ’ Zeit war das Pr.oblem der Rückverweisung ein Lieblingsthema der

bürgerlichen Kollisionsrechtler, zu dem sich eine überaus umfangreiche Literatur en wick­elt hat ; diese Literatur ist so gross, dass ihr.e Ausmasse weit über die Bedeutung des Problems hinausgehen1'.

68) Misalnia untuk Perantjis : L a i n é , P i 11 e t, V a l é r y , B a r t i n ; untuk Inggrls C h p s h i r e M o r r i s ( - D l c e y), untuk U.S.A. L o r e n z e n , F a l c o n - b r i d g e untuk Nederland M e ij e r s, K o s t e r s, J i 11 a h ij m a n s, V a n B r a k e i , M u l d e r ; untuk USSR ; L e w i t i n , A.B. Bdgk. N u s s b a u m , h. 92 dst.’

69) Misalnja Untuk Perantjis : A n d r é w < > < > ». 1 | * « :jin tn lr T n naric • H 1 C e V W G b b 3 n Q B T 0 W n , UIltUK U .o .A . . K â D 6 1, ( j T i S -w o f d ” untuk Djerman*: V o n B a r . M e l c h i o r . R a a p e, N u s s b a u m, F r a n ’k e n s t e i n E n n e c c e r u s ; untuk Belgia : P o u 11 e t ; untuk Italia ;F i O r P a n Z i 1 o t t i ’ un'uk Swiss : S c h n i t z e r ; N i e d e r e r ; untuk USSR ' L u n z P e r é t e r s k i , I.S., K o r e z k i, W.M. ; untuk Hongaria: R é c z e i ; untuic Tjekoslowakia : B y s t r i c k y ; untuk Polandia : P r z y b y -1 o w s k y.

19

Page 20: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

7

■urisprudensi dengan tegas memperlihatkan ketjondongan untuk menerima sadja renvoi ini. 70) Demikianlah adalah perkembangan dalam jurisprudensi berbagai negara. Dan1 sikap dari jurisprudensi ini rupanja mempengaruhi pula pandangan- daripada para theoretici, se-tidak2nja dapatlah disinjalir kenjataan, baliwa djika hendak dibuat „balans” pro dan kontra renvol pada waktu sekarang ini, nampaknja lebih banjak sardjana jang men- t^ukungnja. lX) Pendapat2 jang terpenting diantara mereka ini dan alasan2 pro dan kontra ,2) jang dikemukakan berkenaan dengan masalah renvoi ini akan kita sadjikan pula dibawah ini. 73)

Setelah itu kita akan memperhatikan pula silrap daripada jurisprudensi berbagai negara, dan kemudian kita akan saksikan pula perkembangan dalam hukum positip, peraturan2 tentang IIPI dari berbagai negara di- dunia sekitar masalah ini. °

387. -Alasan2 anti-renvoa»^

Berbagai aiasan telah dikemukakan oleh para sardjana jang menentang renvoi. Dibawah ini kita akan mengikuti alasan2 kontra jang terpenting :

(i) Renvoi tidal: logis.

Doktrina renvoi adalah tidak logis, „illogcal” 7i) kata p h e s h i r e.[ Renvoi dipandang tidak logis, karena dengan menerimanja akan

terdjadi suativpenundjukan kembali setjara terus-menerus atau tak terhenti- henti, suatu „referring back ad infinitum”, „ usque ad infinitum” ‘ °) suatu

?0) ? i / inaJn s '. h ‘ 153 ; R a b e l . I, h. 76 dst. ; N i e d e r e r , h. 269. Lihatn ! n i , i ’ v™?6" 11 dan ba‘Jaan jang disebut N u s s b a u m, h. 91 n. 3, V a n “ J,aK ,e l berkata tentang pengaruh jurisprudensi atas prudensi i ni : „M en slaat dan

w a^de van de rechtspraak te hoog aan. Want de Jurist en in het bijzonder de . zl in vak we'enschappelljk tracht te beoefenen, mag niet volstaan met weer■ te

geven wat de opvatting der rechtsp aak — d.i. van andere juristen — Is” (h. 67, 68). u , t S. akan tetapi mengakui : ..Ontegenzeggelijk heeft de terugwijzing in denlaatsten tijd terrein gewonnen. In de r.echtspraak van verschillende landen is zij, trot3 aen tegenstand der wetenschap, aanvaard, en in meer dan 66nen staa* Is zij voor bepaalde onderwerpen in de wetgevlng opgenomen” (h. 142).

71) Dibandingkan dengan peranan tegas dari jurisprudensi jang m en^lm a renvoi ini, doctrine Jf>n<r menentan^n'm dianggap oleh R a b e 1, sebagai ..a van'sh'n^ th eo 'et’cal fashion of yesterday” ILQ (1951), h. 403, s.d. N i e d e r e r , h. 269 n. 33, dan S c h m i t t h o f f, h. 97. Diantara ■'iardjana* kenamaan lang telph berputar haluan dapat disebut A n z 1 - 1 o 11 i (lihat N u s s b a u m h. 93 n. 11). Pada tahun 1931 tatkala L o u i s . L u c a s membuat balans pula dari penulis3 jang p o dan kontra renvol kita saksikan bahwa ,,la ma'orit6 de la doctrine combat le renvol” (10 R6pertolre, h. 429).

72) Diantara pendnpit* Irm sp-atus pe-sen pro dan kontra ini ‘ erdapat pula pendapat3 jang berada agak -di-tengah*. Menurut pendirian ini maka sebaiknja djangan dilihat persoalan ini sebagai menerima bulat atau menolak mcntsh2 renvoi ini setjara i n t o *■ o. Tetapi menurut d i ^ n tengah ini, renvol ini untuk beberapa casus tertentu dan keadaan chusus dapat dipandang pula bermanfaa1 dnn berguna, maka diterima, tetapi untuk hal2 lain harus dianggap tid^k buk , kyennnia ditolak. Pendapat sematjam ini dikedep’ nksn a l. setjara tegas ojeh F a 1 c o n b r i d g e : ,.It Is submitted that he right general approach to the problem of the renvoi is thru the tioct.ine of "he renvoi ought not to be accented

‘ P 1 0 ' That is *° saV- the doctrine is a useful, even ^ ?xpe^ ent ,or device in some situations and as remrds some questions, but it (h 141 235 236) “ a general princlPle applicable to all situations and all questions”

73) Nos. 387, 388.74) C h e s h i r e , h. 67_75) H lj m a n s, h 156

20

Page 21: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

inextricable circlc”, su a tu „circulas vitioms” 7e) „viceuze cirkeF, 77) „vicious circlc”, 7S) suatu „internationales Pingpong”, 70) suatu „Spiegel- kabinet” so) suatu „logical cabinet of mirrors”, „a game of légal battledore and slmttlccock’\ permainan badminton internasional atau tennis S1) inter­nasional, „an endless chain, a rnern/-go-round”, 82) „ein internationales perpetuum mobile, ein juristisches Ebbe-und Flut-Spiel, eine „endless chain” oder ein international to and fro”. 8S) 'demikian berbagai edjekan2 terhadap penerimaan daripada renvoi ini. 84)

pengap a dipandang penerimaan renvoi ini sebadai tidak IogisJ* Oleh karena teori renvoi ini dipandang sebagai bertentangan dengan dirinja sendiri, terdapat didalamnja suatu „innerer Widzrspruch”. 85) Djikalau kita memandang penundjukan oleh IiPI kita kepada hukum lain, sebagai meliputi pula IIPI daripada sistim hukum negara jang ditundjuk maka penundjukan-kembali jang berlangsung oleh jang belakangan ini kepada sistim hukum kita sendiri, harus dipandang pula sebagai meliputi pula HPI kita, dan HPI kita kemudian menundjuk kembali kepada HPI negara lain bersangkutan dan seterusnja terulang lagi proses penundjukan kembali tersebut, terus-menerus sampai tidak ada habis2nja. s6)

Tfontoh konkrit kiranja dapat mendjelaskan djalan pikiran ini :Ada seorang warganegara Inggris jang berçlomicilie di Indonesia.

Untuk menjelesaikan persoalan IIPI jang menjangkut status personil orang bersangkutan, Ilakim Indonesia akan memakai hukum nasional Inggris, berdasarkan prinsip nasionalitet. Akan tetapi, djika penundjukan kepada hukum '.Inggris ini dianggap sebagai „Gesamtverweisung”, maka HPI Inggris berdasarkan prinsip domicilie akan menundjuk kembali kepada Hukum Indonesia, termasuk pula HPI-Indonesia. Dan jang belakangan ini kemudian dengan sendirinja akan menundjuk lagi kepada hukum Inggris (termasuk HPI Inggris), dan ini mengulangi lagi menundjuk kepada hukum Indonesia (termasuk HPI-Indonesia), dan seterusnja setjara tak ter-henti2. Inilah jang di-ibaratkan, se-olah2 terdjadi suatu .permainan pingpong, badminton atau tennis internasional 1 Bola atau shuttlecock cîijDukul hilir-mudik, terus-menerus tanpa habisnja. Inilah ibarat seorang menghadapi suatu „ spiegelkabinet”, melihat didalamnja, baik dikatja di« samping kirinja, disamping kanannja atau dihadapannja, wadjahnja jang ditjerminkan kembali (teruggekaatst) oleh tjermin2 bersangkutan setjara76) K o s t e r s, h. 140.77) Bdsk. M u 1 d e r, h. 92. 93.78) Bdçk. R a b e 1. I. h. 80. .tong meniebut alasan ini : ,,time and again designated as

,,tho most powcrful argument” for rejecting renvoi” .79) Bdgk. L n n z . h. 2?7 : R a b e 1. I. h 7*.80) F. K a n h dalam Jhering’ s Jah-bCcher XXX, s.d. M e ij e r s, o.c. V.P.O., II, h. 367,81) B u z a t t i, dalcm II rnvio nsi di-itto intemazionale priva o, (1898), h. 77 s.d. M e -

ii e r s. o c . h. 367 ; N i e d e r e r. h 260.82) Istilah dari G r i s w o 1 d, Renvoi Revislted, 51 Harvard L R (1938), 1165 dst. ; reprinted

dalam C a s t e i, Casps. h. 244 dst. ; p.h. 245, h. 257.83) N i e d e r e r, h. 260, 261.84) Bdgk. L o u i s - L u c a s , 10 Répertoire, h. 42585) L u n z. h. 227.S6) Lihat noot8 diatas

21

Page 22: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

^ t®r^entl_il®ntinia- 87) Inilah jang diibaratkan sebagai suatu „tncieuze cirkei jang tak ter-putus2. 88)

Akan tetapi, bilamana hakim bersangkutan menerima renvoi dan menje esai an perkara jang dihadapinja dengan memakai hukum internnja en n a nrn n onesia dalam tjontoh kita memakai hukum intern Indo-

ia;, ma a ia ini dengan berbuat demikian bertindak setjara se-wenang2 a am membatasi djalannja proses penundjukan bersangkutan. 8D) Dan

disimlah dianggap adanja unsur jang tidak logis ini.

Ketjaman. '

berlainan*^*)* ^enC aPat te a^ dikemukakan berbagai pandangan jang

Ada sardjana jang menganggap baik penerimaan dari renvoi maupun peno akan daripadanja sebagai kedua2nja mungkin, djika ditindjau dari

g Kedua-nja adalah „logisch moglich”. °2)tPlahDmn^ a Sf rdia? a2 ini boleh -sebu t S c h n i t z e r jang temjata tnncr ai ^ ^ ai sn un 11 memberikan suatu pandangan chusus ten-

g aJasan anti Renvoi, berdasarkan pertimbangan „ encllosen Reihe” ini.icita kaIv penimd]U1kar bisa (kann) merupakan Gesamtverweisung. Tetapi, dino-o pleT1gemukakan bahwa s e t i a p penundjukan, dan dengan itu w elunir^nf r r d!Ukan kembali h a r u s merupakan Gesamtver- in Hpt Hi** \/r- v ^ * t z e r : >.-Das Recht ist keine Gedankenakrobatik, hinafinnA 1 ^ t> e*ten nach der Art mathematischer Variationen, Kom- diukan iana W en^u*at*onen ausgerechnet werden miissen”. °3) Penun- maunun CV f lkan daPat merupakan baik Sachnormverweisung S a n r H T VT f Ung' Akan tetaPf’ dalam hubungan ini kiranja Mu v ' a ’ Vwundjuhan-k e m b a l i jang kita hadapi, me­lulu dapat dipandang sebagai Sqchmmiwetwcisitng.

¿ ' " ¿ E " (h^mj*1“*61" hln U"d hGr rasendenkarena dengan S e r i S f S i £ eh shBalf L 1 f menolak ,,total renvoi” , jaknlnever decide the S s in « each Saitv w in ™ ™ fXt!'iCably Involved in a cLrcle ¿ d can insist upon 'he law of th<* other nartv Thii constantly refuse to apply its own law and 7-3, h. 56 ; kursip darl ka^j° P V’ COUrse 13 an Impossible condition” (I, S

S 1 return o f the se 'rvice^in ^ e ^ o s s ) ’ R a f t e r e arbitrary stopping o f the gam e either s n u <in re Annesiey) depends solely upon the w h ta iS ? a llow ed a secondX , has„ b„e« n PIa_c_e1 . 5y, th* server” g c i r s l j d a r i l a m i ) ° f thG Play6r in WhOSe COUrt

87)

88)

89)

90) Bdgk. V a n B r a k e ! , h. 65.91) “Bdgk. utjapan dari hakim M a u g h a m , J. dalam perkara in r e A s k e w (1930) :

,,It is apparent that ther.e is no room here for a deadlock, and that the circulus inex-tricabilla ts no be be‘ ter than a (perhaps amusing) qui&ble. The English judges and theforeign Judges do not bow to each other like the officers at Fontenoy.......” ( M o r r i s .Cases h. 21).

92) Bdgk. L u n z, h. 236 ; S c h n i t z e r , I, h. 209 : „Gesammt-verweisung und Sach­normverweisung sind also beide logisch möglich. Es kommt bloss darauf an, was man will” . G r i s w o l d , Renvoi Revisited, h. 250 mengemukakan : ,.Either Is just as„logical” as the other” .

93) S c h n i t z e r , , h , 211.

22

Page 23: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

Dan djika kita melihat penundjukan-kembali ini hanja sebagai Sach- normverweiYung, maka tidaklah ada „pelemparan bola hilir-mudik, pulang- pergi” seperti-digambarkan oleh para penentang renvoi. °4)

Dalam hubungan ini kiranja perlu kita perhatikan bahwa mereka jang anti-renvoi memandang tiap penundjukan ini sebagai Sachnormver- weisung, liingga dengan demildan mereka ini tidak sampai pada penun­djukan-kembali. Akan tetapi, sebaliknja mereka ini kini tidak bersedia untuk menerima bahwa penundjukan-kembali sebagai akibat dari suatu Gesamtverweisung ini adalah suatu Sachnormverweisung.V Djuga H i j m a n s, jang merupakan suatu penentang daripada teori

i;envoi, telah mengemukakan pendapat jang serupa seperti diuraikan oleh S c h n i t z e r tadi. Penulis kenamaan tentang HPI-Belanda ini telah membentangkan bahwa pendirian anti-renvoi berdasarkan alasan „ circulus vituosis” ini adalah akibat daripada suatu „zuiver mechanische rechtsop- vatting” jang tak pada tempatnja. Dalam hubungan ini ditambahkan beliau : „M.i. betekent erkenning der tenigwijzing echter niets anders, dan dat men zich heeft neder te leggen bij de aldus verkregen toepasselijkheid van het eigen inteme recht”. 95)

S c h n i t z e r telah memberikan pula suatu lukisan menarik daripada apa jang sebenamja terdjadi pada renvoi ini. Bukan suatu permainan pingpong dengan pemukulan bola hilir-i

des Vortritts). 06)Jang kita saksikan ialah se-olah2 tatahukum jang menundjuk kepada

sistim hukum asing, mempersilahkan kepada jang belakangan ini untuk berdjalan-lebih-dahulu. Tatahukum kita ini bersedia untuk mundur ke- belakang bagi tatahukum asing. Hukum asing ini dipersilahkan untuk djalan-lebih-dahulu. Apabila akan tetapi, tatahukum asing menolak ta­waran untuk berdjalan lebih dahulu ini, maka fihak jang memberi tawaran akan berdjalan lebih dahulu, dalam arti kata, bahwa jang akan diperguna­kan adalah hukum daripada 'pihak jang telah menawarkan untuk djalan- lebih-dahulu ini. -

Setjara tepat ditambahkan oleh S c h n i t z e r , bahwa hanja seorang professor jang sangat linglunglah jang akan dapa't menarik kesimpulm, bahwa bilamana seorang mempersilahkan kepada orang lain untuk djalan lebih dahulu melewati pintu, bahwa kini akan terdjadi suatu rangkaian jang tak-ter-putns- dan dua orang bersangkutan seumur hidup mereka ini tetap berdiam diri dimuka pintu : „Nur ein sehr zerstreuter Professor94) Bdgk. S c h n 1 t z e r. II. h. 212 : „W ir erklären dem Sinne des Rechts entsprechend :

Jede Rückverweisung ist als Sachnormverweisung anzusehen” .95) Dan kemudian ditambahkan : ,.En slechts een zuiver mechanische rechtsopvatting kan

ons in cenoemden circulus vitiosus doen verzeilen” , H ij m a n s, h. 156. Bdgk. pula

daripada orang jang dipersilahkan untuk

23

Page 24: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

könnte, wenn eine Person einer anderen den Vortritt anbietet, zu dem 'rgebnis kommen, dass sieh nun eine endlose Reihe ergäbe uni? beide ersonen e ns äng ich vor einer Tür stehenbleiben müssten. In Wirklich­

keit geht der Anbietende durch die Tür, wenn das Angebet des Vortrittes nicht angenommen wird.” °7)

^ed;alan dengan djalan pikiran S c h n i t z e r ini adalah tjontoh jang Jn+Uí^n .° C e a§a Penulis HPI dengan menundjuk pada Operette , ZC l[e.. eR*-an& J:Die Deutschen Kleinstädter”. os) Dalam sandiwara itu harlLTa"5 ^ Wa orar^~ udik jang „overpolite” ini telah ber-mangut2 Hiol i .eilSan saling mempersilahkan supaja jang satn ber-V W - t u hulu darí ¡anS Iain: ..Non monsieur á vous l'honneur” i • , h f n S» e.r*I?ian.^u " ^an mempersilahkan. Laiar turun dan terbuka j D . a a eri*^utnja, tetapi mereka masih tetap ber-mangut- di- rn^ i- ^ j Y an° sama- demikian pula kiranja sikap daripadamA^ a bersedia untuk menerima renvoi y0) mereka jang

Se™l,kakan balnva ada kemungkinan terdjadi suata clrcidus vltuosis, se-akan seorang „zerstreuter Professor” !j - mendjelaskan bahwa idee tentang bola-tennis jang

™ iU? k. tEk habis2nj’a ini adaIah tidak benar adanja. Tidak fpnhncr 11 ” indefmjte OEC1Hation between the two laws”. Dari tjontoh n S Pf.rkawinaii i“ g dilangsungkan antara „oom en nicht” Swiss jang memkali di Russia dan kemudian berpindah ke Hamburg, 10°) kita saksikanlr,Vi .a ,^an anSan sema^am itu tidak benar adanja. Tang sebenamja ber- bprcormV f U kehendaki oleh sist'm hukum dari hakim negara

uni*”1 perkara bersangkutan: „Stets geschiehtini disp^KL-' v HPI dari negara lain jang kita pandang berlaku,norlnx * .arena kita iaJ>g menentukan demikian Dalam tjontoh iancr rl'l*1311 an ’’° c*n en nicht tersebut diatas kita saksikan bahwa bola adam’^1 0 6 w*ss ke Russia, tetap diam disitu. Dan ini demikianwahnni n ^ f & j ? emanS kita di Djennan jang menghendaki seperti itu,

pendjeIaSan1daari) R a r p e Pe>r4 atikan keingÜlan dariPada Swiss> demikian

98) a 1° h' ” -*■ - - r’ -?■- h- 212‘99) Bdgk Wapa jang d ik e m u S a n ^ il^ h> 75 ; W 0 1 f f » h. 201.

theo-y” menghadapi hukumas^n» i - i n o ? hakjm Inggris jang memakai ,,foreign Court Inggris : ..With all resocct tn vr ¿uga mene:nna teo i-renvol jang sama seperti dlJudges would then continue to fn8 ,,ihe EnSlish judges p.nd *he forHgn Report of the P:1vate Inte -nvtnnSPV to ®ach other like the oiflcers at Fontenoy” (First Cases h. 26. M a u o h a m i ^ ,aw Com,mi«ee . Cmd. 90G8. para 23(3) s d. M o r r i s , mukakan a.i. : , The alam Jp3rkara in r e A s k e w (1930) telah mcnge-llke the off'cers ’ at FonTenov” lihe ,f° " eiBn judges do not bow to each othertentang seorang , Rastheef>r” i-,'™ p a lukisan Jang dikemiUcakan A r m i n j o nE l a t i o n a d i S e " ( I ^ I ^ a n g a n n j a telah ditolak : „q u ’un amphitryon dont

!” ! K 383 «"> <»«>•'77.10 2 ) ~ “

England (im ^ai^Änne^cy)1 nach Fnmkf^Ph bJeibt dort Hegen, ebenso der Ball denI allen wirft, usw denn so Kt , wirft, aber auch der Ball, den Dänemark nachWillen der Schwei.dS "BlI ^ % ^ S “ k“ “ " S| ra T p e '. T l i " ‘ r “ “ de”

24

V

Page 25: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

Kembali ditegaskan oleh beliau pendirian jang tepat dalam hubungan in i: kitar hendak mendengar suara daripada negara2 asing, akan tetapi bukan karena negara2 bersangkutan ini jang menghendaki demikian, akan tetapi karena itu benar adanja menurut pendapat k i t a . „Wenn wir auf die Stimmen des fremden Staates hören, so nicht, weil er es will, sondernweil er uns richtig erscheint” . 103) _

Renvoi harus diterima, 'demikian menurut Raap~er Penundjukan kepada hukum asing meliputi pula HPI-nja. Pendapat sebaliknja djustru adalah „unlogisch, ist • eine Fiktion, eine Schülmeisterei und kann zu schweren Ungerechtigkeiten führen”. Kemudian ditambahkan oleh beliau : „Wir müssen die Wirklichkeit nehmen, wie sie ist”. 104)

Djika kita membandingkan pendapat dari C h e s h i r e dan R a a p e ini maka kita saksikan bahwa kedua sardjana jang kenamaan ini dapat saling menuduh satu dengan lain bahwa pendirian mereka adalah „tidak logis”. Menurut jang pertama doktrina renvoi adalah tidak logis, sedang­kan sebaliknja menurut pendapat sardjana jang disebut terachir, pendapat jang menolak renvoi adalah jang tidak logis.

Penglihatan jang manakah jang sebenarnja d jitu ? Menurut hemat kami, maka untuk, kedua pendirian ini terdapat tjukup alasan2 untuk dapat mempertanggung-djawabkan pendapat mereka. Adalah lebih tepat, menurut faham kami, sesuai dengan pendapat jang dikemukakan pula oleh beberapa sardjana kenamaan Iainnja, bahwa kedua pendapat, baik jang pro-renvoi maupun jang anti-renvoi adalah „logisch möglich”. Jang terpenting dan jang menentukan ialah apa jang orang menghendaki. Kata S c h n i t z e r : ,.Gesamtverweisung und Sachnormweisung sind also beide logisch möglich. Es kommt bloss darauf an, was man toill”. 103)

(ii) Renvoi merupalcan „penjerahan kedaulatan legislatip”.

Berhubung dengan alasan kontra jang disebut diatas ini, adalah alasan berikutnja, jakni jang mengemukakan bahwa penerimaan renvoi adalah bertentangan dengan sifat dan tudjuan daripada kaidah2 „choice of law” : „repugnant to nature and purpose of rules for the choice of law”. 10°)

Diuraikan lebih landjut bahwa penerimaan dari renvoi berarti suatu „virtual capitulation” daripada kaidah2 HPI („choice of law rules”). 107)l(n> R a a p e, h. 64.104) R a a p e. h. G6. Bdgk. pula dalam hubungan ini apa jang dikemuka&an oleh L u n 2 :

,.Für die Entscheidung über die Hakung, die zu dieser Frage eingenommen wird, sindnicht Gründe der Logik bestimmend (vom Standmikt d ^ fo m a ’en Logik ans s’n'i. um es noch einmal zu wiederholen, beide Standpunkte zulässig), sonder nur Zweckmässig, keitserwügungen” (o.e. h. 237, ku^sip kami). —

105) S c h n i t z e r . I. h. 209. Bdgk. L u n z, h. 236 : „Lögisch möglich sind beideLftsungen der Frn«e” . , . , , ,

106) c h e s h I r e, (tjet. ke-4) h. 67. Dalam tietaksn ke-6 tidak terdapat kata* ini.107) C h e s h i r e, tiPt. ke-G. h. 68. Alasan ini adalnh sesuai dengan aliran positivisme

modem dalam HPI, jang hanja hendak melihat kaidah3 lex fori sebagai jang menentukan. L'hat untuk ini N i e d e r e r . , h. 257, dan pada n. 11 dari halaman tsb., dimana disebut batjaan mengenai persoalan ini.

Page 26: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

Menurut pendapat ini, maka pada hakekatnja penerimaan daripada renvoi berarti tidak lain daripada kapitulasi kaidah2 HPI Inggris untuk kaidah2 HPI asing. 10S) Dengan lain perkataan : HPI asing menggantikan kaidah2 HPI Inggris. Souvereinitet dari hukum negara sang hakim se-olah2 dibahajakan. 109)

Dalam djalan pikiran ini dikemukakan bahwa kaidah2 „choice of law” sebenamja merupakan kaidah2 j'ang adalah „essentially selective in nature’. 110) Apabila sudah dipilih suatu sistim hukum tertentu untuk suatu peristiwa HPI, maka sistim hukum tersebut dipilih karena dipandang sebagai setjara sosial paling tjotjok adanja („socially most desirable” ). n l)

Untuk mendjelaskan sesuatu C h e s h i r e memberikan tjontoh. Se­orang warganegara Inggris X meninggal ab intestato di Italia. Ia ber- domicilie disana. Menurut HPI Inggris maka hukum Italia-lah jang me­rupakan hukum jang harus diperlakukan (lex causae). Akan tetapi kaidah HPI Italia untuk hal jang sama ini menentukan berlakunja hukum Inggris. Apabila seorang hakim Inggris menerima renvoi seperti berlaku di Inggris (jakni dengan pendirian „ foreign Court theory”, 112) menjelesaikan peris­tiwa bersangkutan se-olah2 ia kini merupakan hakim asing dari negara asing bersangkutan, i.e. seperti hakim Italia akan menjelesaikannja), maka jang akan diperlakukan ialah hukum intern Inggris, karena hakim Italia akan mempergunakan hukum intern Inggris 113) Dengan berbuat demi- kian ini, hakim Inggris teranglah memperlihatkan ketjondongan untuk mengelonkan kaidah2 HPI Italia. Dengan lain perkataan, ia memberikan p r e f e r e n s i kepada kaidah2 HPI Italia, kaidah2 selektip dari HPI Italia, seekngkan ia ini mengenjampingkan kaidah2 HPI Inggris. Ia me­lemparkan kaidah2 HPI Inggris karena kaidah2 ini tidak disetudjui oleh pembuat-undang- Italia. Menurut CJi_p s Ji i r e ini adalah suatu „apo­theosis of comity”. 114) Dan ditambahkan oleh beliau dengan penuh kejakinan : „In fact, it comes perilously near to a surrender of legislative

108* l e s ^ t h n n ; -.Stripped of its verbiage, the doctrine involves nothing109) Bdlk r nV ^ StltrUUKn ^ f foreign for he English choice-of-law rules".

^ ’ • 79 **°ne areument asserts that it is unworthy o f a sovereignp » o i commands of a foreign state” . Bdgk. pula apa jang dikemukakan oleha L J i i teihadap penerimaan „partial r.envoi” : ..The vice in the decisions (adoptingr«™ i renvoi approach) results from the assumption that the foreign law has legal t ™,6 i 3 ,“ ecision of 'he case ; whereas as has been pointed out, the only Confllct-of

i e i . c^n Pf^sibly be applied is the law of the forum and the foreign law is t simply for furnishing a factual rule for, the succession to the estate. The rule

of-Lawsrule (I ^ *5 6 57) law forum ,s the ru'e of succession, not the Conflict-110) C h e s h i r e , 'tjet. ’ke4,' h. 67.**** bubungan ini alasan jang dikemukakan H ij m a n s untuk menolak renvoi.

»o.*! «. ^ kepada suatu hukum asing, maka selalu ini terdjadl karena adanja hfitnm diPfntingkan ialah l k a t a n {band) dari orang bersangku'an dan

-T' PJ ke,w®rganegaraan atau dom lcilie. Akan tetapl jang terpentine1 1 I „ li J1tan Ini. Maka o.eh karena i'.u penundjukan harus selamanja kearah hukum «m rflpn k 5pai P kaidah2 HPI ; H ij m a n s, h. 151 : ,,Maar het is steeds

« l i o i s doen, en deze kan wel toepassing van Intern recht, maar nimmeris <*e terugwijzing veroordeeld” (tebal kami).

112) A k a n d io je la s k a n le b ih -d.ja.uh s c t ja x a tcrsG nd-Irl k e m u d ia n n o .Sac^nuimverweisifng1 Italia renvo* diterima dan karenanja tiap penundjukan adalah

114) C h e s h i r e , tjet.’ ke-6, h. 69.

26

i

Page 27: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

sovereignty”. lir’) Bukankah kaidah HPI ini adalah „essentially selective in nature”, dan oleh karena itu tidaklah dapat kita ini mengadakan lagi suatu seleksi lain kaidah jang merupakan pula kaidah-selektip jang ber­tentangan. 11C) Ini tidak dapat dipertanggungdjawabkan dah menghasilkan suatu paradox.

Ditegaskan lebih djauh oleh penentang renvoi ini bahwa penerimaan doktrin tersebut tidak memperhatikan ,.genesis” dari kaidah2 HPI. Suatu pertentangan daripada hukum jang harus memecahkan suatu persoalan „conflict of laws” adalah absurd : „A conflict between the laws that solve a conflict of laws is an absurdity”. 117)

Sedjalan dengan ini adalah utjapan dari M e i j e r s bahwa pene­rimaan renvoi ini pada hakekatnja akan merupakan suatu HPI „ in de tweede macht”. 118) Kaidah2 HPI djustru mempunjai sifat jang berlainan daripada kaidah2 hukum nasional lainnja. Dan djustru karena adanja sifat jang istimewa dari kaidah2 HPI ini, maka sifat2 inilah menghendaki suatu pelaksanaan setjara tidak terbatas (onbegrensde toepassing). Tidak mung­kin untuk membikin HPI untuk kaidah2 HPI : „Men kan niet een confVctenrecht voor conflictregels opstellen : het zou een internationaal privaatrecht in de tweede macht zijn”. irJ)

Keberatan2 ini pada pokoknja mengemukakan se-olah2 kaidah2 HPI dari sang hakim sendiri dikorbankan terhadap berlakunja kaidah2 HPI asing. 120) Ini dipandang sebagai suatu „ self-effacement”, jang walaupun merupakan „a fine moral gesture”, tidak dapat diandjurkan kepada seorang hakim jang djustru mempunjai tugas-kewadjiban untuk melaksanakan hu­kum dari negaranja sendiri. 121)

Kctjaman.

Terhadap keberatan ini boleh diadjukan pendapat bahwa sesungguh- nja tidak ada „self-effacement” : hakim bersangkutan tidak memperguna­kan kaidah2 HPI daripada „sembarang” negara asing, akan tetapi hanja kaidah2 HPI daripada negara jang d i t u n d j u k oleh kaidah HPI dari115) Idem, tebal dari kami. Bdgk. ketjaman G r i s w o l d terhadap pendirian C h e s h i r e

ini, o.c. h. 250 dst. Lihat djuga L o u i s - L u c a s . 10 Répertoire, h. 427 dan B a t i f- f o 1, h. 353 untuk alasan kedaulatan ini.

116) Bdgk. rumusan K e g e 1 : ,.Warum sollte wo er vorkommt, die eigene Wohlerwogene Entscheidung der internationalprivatrechtlichen Gerechtigkeit zurücktreten hinter einer fiemden ?” (113).

J17) C h e s h i r e , tjet. ke-4, h. 67, 68.118) Bdgk. V a n B r a k e I, h. 65 : ,.Voor een regel van Nederlands materieel recht komt

dus een andere regel in de plaats. Dat moet uiteraard ook een regel van materieel recht zijn. Anders kan hij de hem toegedach*e rol niet vervullen. Reeds deze nüchtere over- wegingen leiden dus vanzelf tot de conclusie, dat een verwijzlngsregel alleen verwüst naar regels van materieel privaatrecht en niet naar de regels van vreemd internationaal privaatrecht” . Lihat djuga K o s t e r s , h. 139.

119) M e ij e r s, VPO, II, h. 392. Tebal dari kami.120) Bahkan HPI-asing, bukan hania mengenai renvoi jang harus diperhatikan, diika diterima

lembaga ini. Djuga lain2 ketentuan HPI-asing seperti kwaiifiikasi „ordre publie” , dsb. harus diperhatikan pula. Bdgk. L o u i s - L u c a s , 10 Répertoire, h. 425.

121) C h e s h i r e , tjet. ke-2, h. 59.

27

Page 28: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

T

negara sang hakim sendiri. 122) Djadi jang per-tama2 dipergunakan oleh hakim bersangkutan adalah kaidah HPI-nja sendiri. 123) Jang hanja terdjadi dengan penerimaan renvoi ini bahwa sang hakim tidak b e r h e n t i hanja disitu sadja. 124)

Keberatan bahwa se-olah2 kedaulatan dari negara sang hakim sendiri dengan penerimaan renvoi ini mendjadi dikurangi adalah tak pada tempat-

^a am hubungan ini terpenting ialah apakah jang sesungguhnja « a c* k e m a u a n daripada negara bersangkutan. Seperti telah dikata­kan R a a p e dalam hubungan pembitjaraan kita diatas : „Selalu ke­mauan kita-lah jang berlaku” („Stets geschieht unser Wille”). 1-5) k V C mendjelaskan hal ini bilamana dikemukakan

e au . „ erweist eine Rechtsordnung aber, so ist sie souverän, mit dieser ervveisung den Sinn zu verbinden, den sie will. Sie kann also eine

wachnormverweisung vornehmen, weil sie das materielle Recht anwenden ' ' i , as sie auf Grund des von ihr als massgebend angesehenen Anknüp­fungspunkts heranziehen will”, ^s)

^itmdjau dari sudut ini maka kiranja kurang tepatlah apa jang dikemukakan oleh penulis2 jang mengemukakan bahwa penerimaan doktrin renvoi merupakan suatu penghapusan-diri-sendiri (self-effacement), suatu

api u asi ari hukum sendiri demi berlakunja hukum asing. Jang selalu " l ’“ ia a 'emaum i hta sendiri. Hukum asing diperlakukan, karena

VifQ endaki demikian, jang per-tamas diperlakukan ialah hukumP Kira (tlJrl kita) sendiri.

(iii) Renvoi membawa ketidakpastian hukum.

i ^ asai* anti-renvoi lainnja ialah, bahwa penerimaan daripadanja ini n mem awa ketidak-pastian. 127) Dengan diterimanja doktrin ini maka

se^a a Penje esaian akan mendjadi samar2, dapat berdjalan kesegala dju- an (am iguous) dan tidak kokoh. Hal ini disebabkan, karena doktrin

mi be.um lagi stabil adanja (belum „uitgebakmceerd”). 12S) Terutama

étrangère? nous ^eUram>lifliinncR^ ^ rt0i i?’ h' 421 : «-Lorsque nous appliquons la loi juridiques françaises pfie niîi1 VI France* et parce que, d ’aprés nos conceotionsmieux qualifiée Noiis np v lm if nous apparaît, pour une espèce donnée, com me la émané r.ous fcimm^ndl d l l e ^ r e ” ° nS nUllement’ parœ ^ue la souveraineté dont ellean2 ^ewtirganeïanian^ÎaD Neear^nklin61'*1 da,am hal terdjadi perbedaan2 dalam peratur-

S S L ' S Ï S T O " " SfS Iadœ % £ ^ r 5 o S r?T6Tendveo1et elle a certes raison de s - f r l L S M» f de conflit au profit de Ia rè^ e étrangè-e. n’entre pas en jeu par mlrac’ e m a i^ n r i i ? Pas abandon parce que la règle étrangère

124, w T l d i Ä ? ?B a t ( f f r if ‘î n = “ y »125) R a a p e , h. 2. 77¡27Î id°Ek eLotuzi(; r’T' h- 209- TebaI daTi kaml-128) Ke-tidak-pastian IniU tidak se^kftn1a°di n'r.a' lu4 L h e renval est une cause d ’ insécurité”

membawa kew adjibanu n tu k meïilfahSî karena Penerimaan renvoi iniharus melaksanakan hukum dalam«u»*ii aii nesaras Inln oleh hakim iangBdgk. L e f 1 a r, h? io ! flalam sua‘u Pen^ w a HPI. Lihat kemudian «ibawal» sub (iv)

28

Page 29: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

M orris,. telah memadjukan keberatan ini. Menurut penulis ini maka seringkali adalah „completely unpredictable” untuk menentukan teori renvoi apa jang diterima oleh sesuatu negara. Expert2 asing jang didengar keterangannja dalam perkara2 seringkali memberikan „conflicting and doubtful evidence”. Kemudian ditambahkan : „In all but exceptional cases the theoretical and 'practical difficulties involved in applying the doctrine outweigh any supposed advantages it may possess. 129)

Ketjaman.

Terhadap alasan ini boleh dikemukakan, sesuai dengan apa jang dihaturkan oleh W o ] f f, bahwa kita dalam alam hukum , ini bukan_ berada dalam bidang mathematics dimana segala sesuatu adalah exact dan pasti. Dalam hukum ini kita djustru selalu se-olah2 beker d ia dengan fakta2 dan hal2 jang tidak-pasti adanja. Bagi para ahli-hukum, apa jang dapat dinamakan pasti ? 13°)

Adanja sedikit ketidak-pastian, karenanja adalah tak mengherankan untuk bidang hukum ini. 131)

G r i s w o l d sebaliknja mengemukakan bahwa penolakan renvoi akan membawa ketidak-pastian. Djika renvoi diterima, maka hukum intern dari sang hakim sendiri akan dipakai. Djika sebaliknja ditolak renvoi, maka misalnja hakim Inggris akan memakai hukum intem Perantjis dan hakim Perantjis akan memakai hukum intem Inggris dalam hal jang sama. Dengan demikian tergantunglah kepada fakta dihadapan forum manakah dibawa perkara bersangkutan, hukum mana jang akan dipergunakan. Njatalah adanja bahaja ketidak-pastian hukum ini.

(iv) Renvoi membawa kesukaran3.

Suatu alasan lebih d jauh jang dikemukakan oleh para penentang renvoi mempunjai hubungan erat dengan apa jang dikemukakan barusan diatas. Dikemukakan, bahwa penerimaan renvoi ini akan membawa banjak k e s u k a r a n bagi sang hakim. 132) Penerimaan renvoi ini adalah praktis „inconvenient”. Hal ini disebabkan oleh karena sang hakim dengan di- terimanja renvoi ini harus mempelad-jari hukum asing.

Untuk dapat mengetahui apakah hukum intem sendiri dapat di­perlakukan karena HPI dari negara jang hukumnja ditundjuk untuk diperlakukan, menundjuk kembali kepada hukum sang hakim sendiri, di­perlukan pengetahuan tentang HPI daripada negara2 lain bersangkutan.

129) D i c e y - M o r r i s, h. 74 ; M o r r i s , Cases, h. 26.130) Benarlah utjapan 6d;'6kan jang hidup antara chalajak ramal : ,,Twee juristen. drie me-

ningen !’ *131) G r i s w o l d , 0.c. h. 252.132) Bdgk. C h e s h i r e : „The for.eagn Court doctrine is difficult to apply” , h. 70.

29

Page 30: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

Hal ini tidak diperlukan bilamana tiap penundjukan kepada hukum asing dipandang sebagai Sachnormverweistms..

KetjamaiL.

Terhadap keberatan ini W o 1 £ £ telah mengemukakan bahwa tidak­lah dapat dipandang keharusan untuk mempeladjari HPI asing ini sebagai suatu tugas jang terlalu berat. Dan chususnja untuk keadaan di Inggris terdapat suatu alasan lain jang dapat dikemukakan terhadap hal ini. Jang dimaksudkan ialah bahwa menurut HPI Inggris maka dalam hal bahwa hakim Inggris tidak dapat menentukan apakah jang m e r u p a k a n isi dari HPI negara asing bersangkutan, maka akan dipergunakannja kaidah2 HPI Inggris dengan menerima „presumption” bahwa hukum asing ini adalah sama dengan hukum Inggris. 133)

Berkenaan dengan alasan anti-renvoi in i s e b a l i k n ja telah d i k e m u k a k a nbahwa penerimaan renvoi ini akan membawa manfaat tertentu bagi sanghakim dalam menjelesaikan tugasnja. Hal ini disebabkan karena sanghakim akan mempergunakan hukum intern nasionalnja sendiri. Dan hukumintern-nja sendiri tentu lebih dikenal oleh sang hakim daripada hukum asing. 134)

Akan tetapi, sesuai dengan pendirian L e m a i r e, kami pandang pendapat ini tidak dapat dipertahankan. 135) Sebelum sang hakim dapat memastikan apakah hukum intern-nja sendiri akan dapat diperlakukan, maka menurut adjaran jang menerima p e n u n d j u k a n - k e m b a l i ini, ter e dahulu harus ia menjelediki bagaimana bunjinja HPI daripada negara asing bersangkutan. Djadi, penerimaan renvoi membawa, s i p e l a k s a n a *u kum harus mengenal pula HPI daripada negara2 asing bersangkutan. Djustru untuk menentukan apakah ditundjuk kembali k e p a d a hukurn sen diri, diperlukan pengetahuan daripada kaidah- HPI dari negara- asing bersangkutan. Dan adalah suatu hal jang pasti, bahwa HPI s e s u a t u negara adalah djauh lebih sukar daripada hukum intern daripadanja. HPI ada a lebih sulit untuk dipastikan daripada Sachnormen sesuatu negara. 130)

388. Alasan2 pro-renvoi.

Mereka jang menerima penundjukan kembali memadjukan pula ber­bagai alasan jang mendukung pendirian mereka. Beberapa alasan sudah diketemukan diatas, waktu diuraikan tentang faham2 berbeda jang di-133) W o 1 f f. h. 198.134) Llha* H ij m a n s, h. 154. Bdgk. akan tetapi iketjaman V a n B r a k e l : ,,Dat de

rechter zijn eigen recht beter kent dan het vreemde, mag geen reden zijn anders te oordelen. Dat zou er toe Ieiden het gehele intemationaal privaatrecht overboord te zetten” Ch. 67), lihat djuga K o s t e r s, h. 139, 140.135) L e m a i r e, T. 148/11

136)

30

Bdgk. N i e d e r e r h 2ri • « . m ,c r, n. . A r m 1 n J o n i, h. 368.

Page 31: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

adjukan oleh para penulis terhadap alasan2 anti-renvoi. Dibawah ini akan diberikan pula garis2 besar dari alasan2 jang dikemukakan oleh para pemudji doktrin penundjukan-kembali ini.

(i) Renvoi memberi keuntungan2 praktis

Sebagai alasan pertama dikemukakan, bahwa penerimaan renvoi ini membawa keuntungan2 p r a k t i s jang berarti. 137)

Penerimaan renvoi berarti bahwa hukum intern sendiri dari sang_ hakim jang dipergunakan. Hal ini dipandang sebagai suatu keuntungan 3 jang patut dihargai. 138) Bukannja, bahwa dengan demikian ini diperlihat-“ kan ketjondongan untuk selalu mempergunakan hukum sendiri sadja.

Renvoi bekerdja pada hakekatnja sama dengan lembaga „ordre publique”. 139) Berlakunja hukum asing diperketjil.

Pemakaian daripada hukum intern sendiri dalam hal ini adalah „gesund”. 140) Didalam alam hukumnja sendiri ini sang haldm adalah lebih kerasan, seperti orang jang berada didalam rumahnja sendiri 1 14 Keuntungan ini tak boleh diabaikan. 142)

Ketjaman.

Terhadap alasan ini dapat dikemukakan bahwa tugas utama dari seorang hakim ialah untuk mplaTwinaVfln hukum sesuai dengan kebutuhan hukum dari para pihak jang bersangkutan. Jang penting ialah untuk mentjari hukum jang t e p a.t. Dan hukum jang tepat ini tidak selalu sama adanja dengan hukum jang paling dikenal oleh sang hakim. Apa artinja suatu keputusan jang dirumuskan setjara bagus menurut ketentuan2 jang dikenal dalam lex fori, apabila keputusan itu pada hakekatnja me-

137) Bdgk. kata* L u n z (h. 237) : ..Für die Entscheidung Uuber die Haltung, die zu dieserFrage eingenommen wird, sind nicht Gründe der Logik bestimmend (vom Standpunkt der formalen Logik aus sind, um es noch einmal zu wiederholen, beide Standpunkte zulässig), sonder nur Zweckmässigkeitserwägungen” B a t i f f o l mengemukakan bahwa ,,le réal­isme parait incontestable. Le succès du renvoi en legislation et en jurisprudence en est d'ailleurs le signe manifeste. Il ya là un fait ¿ ’experience qui dort donner à réfléchir au théoricien” (h. 356).

138) L o u i s - L u c a s , dalam 10 Répertoire, h. 423 menamakan alasan ini ,,la vraie raison, mais inavouée de l’ adoption du renvoi” . Lihat djuga B a t i f f o l , h. 359. Kegel menge­mukakan alasan ini sebagai termasuk „Heimwärtstreben” als Ausfluss des Ordnungsin- ter.esses an schneller und sicherer (und insofern „realer” ) Entscheidung (h. 113). Memang alasan p o l i t i k hukum inilah jang merupakan dorongan utama untuk penerimaan renvoi. Bdgk. N i e d e r e r , h. 263 dan alasan8 sardjana3 negara2 sosialis untuk pene. rimaan renvoi.

139) Bdgk. tentang hubungan renvoi dan ordr.e public ini L o u i s - L u c a s , 10 Répertoire h. 418.

140) W o 1 f f, IPR-Deu*schlands, h. 76. Bdgk. akan tetapi ketjaman V a n B r a k e l jang menganggap dorongan untuk menerima renvoi ini sebagai suatu „verouderde denkbeeld, dat toepassing van vreemd recht altijd een uitzondering moet blijven” (h. 66)

141) Bdgk. H ij m a n s : „de rechter is, zooals M a r t i n W o l f f (blz. 49) dit zegt, In zijn eigen rocht beter thuis dan in het vreemde” , W o 1 f f, h. 203 bltjara tentang adanja „tendency of the courts of all countries to apply their own law if possible, since that Is the law they know” .

142) Bdgk. N u s s b a u m, h. 94, menjebut suatu tremendous advantage to the administra­tion of ihe- law, inherent in the use of law and language familial; to the Court and to Counsel” .

31

Page 32: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

rupakan suatu k e t i d a k - a d i l a n ? Kata H i j m a n s : „ ,tyat heefl men aan een fraai geformiileerd, geheel aan de lex fori keantwoordend vonnis, als men daardoor onrecht lijdt ?” 14a) Memang tak dapat disangkal bahwa bagi seorang hakim paling mudah bilamana ia ini dapat mem­pergunakan hukumnja sendiri. Ada ketjondongan kearah pemakaian hu­kum sendiri ini. Dalam hal pemakaian hukum sendiri ini tidak nienghasji_ kan suatu keputusan jang dirasakan sebagai adil oleh para just*titabelen, maka hukum intern sang hakim ini harus dilepaskan.

Pernah dikemukakan bahwa penerimaan renvoi hanja ialah untuk memberi perlindungan bagi seorang hafcim jang mftlas! 144) Dengan demikian ini ia dapat memakai hukumnja sendiri sadja.

Apakah pendirian sematjam ini dapat dipertahankan ? Djawabannja ialah bahwa pendirian ini tidak benar adanja. Untuk mengetahui apakah ada penundjukan-kembali kepada hukum sendiri, maka seorang hakim harus mengetahui HPI dari negara2 lain jang bersangkutan. Dan biasanja adalah lebih sukar untuk mengenal HPI dari sesuatu negara dan mem­peroleh bahan2 HPI daripada hukum intern negara bersangkutan. Hal ini sudah dikemukakan oleh L e m a i r e. Dan lain daripada itu, boleh dikemukakan pula, bahwa seorang hakim jang tjermat, djustru akan tidak suka untuk mempergunakan hukum asing bilamana tak perlu. Hal ini disebabkan karena isi dari hukum asing ini, terutama tergantung dari keterangan para ahli. Dan umumnja keterangan2 para „experts” hukum asing ini tidak memuaskan adanja. Seringkali para ahli ini bertentangan pendapat, mengenai suatu soal tertentu.

Dalam tjontoh jang pernah kita kemukakan diatas 145) jakni tentang pewarisan dari seorang warganegara Denmark jang berdomicilie dan meninggal dunia di Indonesia, kita akan melihat kegandjilan sesuatu ini. Djika renvoi tidak diterima maka seorang hakim Indonesia akan terpaksa untuk mempergunakan hukum intern Denmark jang tidak demikian di- kenalnja, apalagi, djika dibandingkan dengan pengetahuan daripada hu­kumnja sendiri. Sebaliknja hakim Denmark jang harus mengadili perkara jang sama, apabila tidak menerima renvoi akan harus mempergunakan hukum intern Indonesia jang penuh dengan kesulitan2 terkenal mengenai warisan ini.

Inilah suatu akibat jang njata tak memuaskan adanja.

(ii) Penundjukan kepada hukum asing dalam keseluruhannja.Alasan lain jang dikemukakan ipro-renvoi ialah bahwa penundjukan

kepada hukum asing jang dilakukan menurut kaidah2 HPI tertentu, ber-143) H ij m a n s, h. 154.144) Bdgk. W o 1 f f, h. 203 : „renvol to the judge’s own law serves merely to protect the

lazy judge” .145) No. 383 sub Cii).

32

i

Page 33: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

langsung dalam keseluruhannya. 146) Karena tidak diadakan pembatasan2, maka dengan sendirinja harus diterima, bahwa penundjukan ini djuga mengenai PIPI dari negara bersangkutan. 147) Kita saksikan bahwa hukum asing jang ditundjuk adalah hukum asing „ in its. totalit-y” atau „dans son ensemble”, atau sebagai „G esamtverweisung”. 14S) Tidak dapat di- petjah2-kan antara Sachnormen dan Kollisionsnormen, djika ditundjuk ke­pada hukum asing (dalam keseluruhannja) ini. 140)

Ketjaman.

Terhadap alasan ini dapat dikemukakan, baliwa tidak ada persesuaian pendapat antara para sardjana apakah HPI dan hukum intern merupakan suatu kesatuan jang bulat. Ada sardjana2 jang mengemukakan bahwa djustru PIPI tidak merupakan suatu kesatuan dengan hukum intern. ia0) Oleh karena itu, alasan tersebut diatas tidak dapat dipertahankan ,untuk seratus persen.

(iii) Djangan >,plus royaliste que le roi” .

Alasan lain jang seringkali dikemukakan oleh mereka jang pro-renvoi ialah, Jt>ahwa'"penund}ukan kepada hukum asing sebenamja merupakan suatu lk o n s e> £ Akan tetapi, konsesi ini harus tak terus dipertahankan, bilamartar-fetilaim asing jang ditawarkan konsesi ini, tidak sudi untuk menerimanja. 151)

S c h n i t z e r telah memakai gambaran tentang orang2 jang telah menawarkan untuk djalan lebih dahulu : „Monsieur, à vous l’honneur 1” Akan tetapi, djika orang jang diberikan „ Angebot des Vortritts~ 152) ini, tidak suka menerimanja (dan se-olah2 bersikap : „Non monsieur, à vous l'honneur”), maka kita tidak perlu tetap „mengotot untuk terus mem­berikan „voorrang” kepada orang jang tidak mau mempergunakan ke­sempatan ini.

Dengan kata2 jang tepat telah diutarakan djalan pikiran ini oleh para pembela renvoi di Perantjis : Mengapa harus kita menolak hadiah jang hendak diberikan ? „Comment n accepterait-il pas le cadeau que lui fait le droit étranger”. 103) Mengapa kita kini harus bersikap „plus royaliste que le roi” ? b) „D a sich das persönliche Recht vor dem territorialen146) Bdgk. L o u i s - L u c a s , 10 Répertoire, h. 420.147) Bdgk. K o s t e r s , h. 137.148) Bdgk. W o 1 f f, h. 199.149) Bdgk. L e n i a i r e , T. 148/12. k ir*150) Bdgk. H ij m a n s, dengan menjebut L e w a l d , pada n. 154.151) H ij m a n s. h. 154 ; K o s t e r s , h. 138.152) S c h n i t z e r , I, h. 212 dst. # .153) Bdgk. L o u i s - L u c a s , 10 Répertoire, h. 42 3 , B a t i f f o 1, h. 356 ; L e r e -

b o u r s - P i g e o n n i è r e - L o u s s o u a r «• 431.b) Bdgk. kutipan dari A r m i n j o s , I, h. 370 ; ,,N . seralt-il pas rid icule de ss montrer

plus royaliste que le rol ? ’ *

33

HPI 2 /n - 2 Vel 3

Page 34: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

ïverneigt, warum soll dieses das Geschenk ablehnen ? Warum sollte es royalistischer sein als der König, frommer als die Kirche, fremdländischer als der Ausländer”. 154)

Dan inti pilciran jang sama terbajanglah dari utjapan terkenal dari seorang sardjana lainnja „J’aime mieux la loi française que la loi étrangère’. 155) Tanpa tèdèng-aling2 disini dikemukakan ketjondonganuntuk mempergunakan hukum sendiri setiap kali kesempatan untuk iniv terbuka.

Ketjaman.

Terhadap pikiran bahwa penundjukan kepada hukum asing, berlaku- nja hukum asing ini, pada hakekatnja merupakan suatu konsesi, dapat dikemukakan, bahwa menurut pandangan modem tentang HPI jang ber­laku pada waktu sekarang ini, orang tidak melihat lagi, pemakaian hukum asing, sebagai suatu konsesi. Pemakaian hukum asing, kini tidak lagi dipandang sebagai suatu tindakan jang berdasarkan „comitii” belaka. 15C) Pemakaian hukum asing bukan lagi se-mata2 dipandang sebagai suatu „daad van welwillendheid” 157) Oleh karena itu, tidaklah pada tempatnja untuk bitjara tentang suatu konsesi jang mungkin dapat ditolak.

(iv) Keputusan2 jang berbeda.

Alasan lebih landjut jang dikemukakan oleh mereka jang pro-renvoi ialah, bahwa penolakan dari penundjukan-kembali akan membawa bahwa dalam peristiwa HPI jang sama akan timbullah keputusan2 jang b e r -

e d a dalam negara Jang menundjukan dan negara jang menundjuk kembali.

Tegasnja, djika HPI dari negara X, untuk suatu peristiwa tertentu menundjuk kepada hukum dari negara Y dan jang belakangan ini menun­djuk kembali kepada hukum dari negara X, maká suatu penolakan dari­pada renvoi akan berarti bahwa keputusan2 daripada soal HPI jang sama ini akan diputuskan setjara berlainan dinegara X dan negara Y. Negara X

154) Annuaire de l ’ Institut de Droit International (1900), h. 151.

155) Counsellor_ D e n i s, diumumkan dalam Clunet <1912), 1013, s.d. R a b e l , I h. 73l ’on devrait M 370 mengutip passage ini in extenso sbb. : ,,11 semble quefrançais dnivonf volr la lo1 étrangère renvoyer à la loi française. Les tribunauxrenfprmnnt »«2 considérer la loi française comme préférable, meilleure, plus équitable.les trihimanv ^«.COnC!^5t*<>n plus élevée du droit........... Pour ma part, j ’ aime mieux qued ^ r è s u n e ^ í quan,?, cela le“ r est Permis, jugent d ’après la lo i française queétrangère” qu^ ,s connaissent mal. J’aime mieux la loi française que la loit jS ï ïh ? h . 67 ” V).kaml)- DJuga dlkutJP oteh V a n B r a k e l dengan disertai ke-

156) Bdgk. HPI, I No. 130.157) H ij m a n s. h. 154.

34

Page 35: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

akan mempergunakan hukum intern dari Y sedangkan negara Y akan mempergunakan hukum intern dari X. 158)

Ketjaman.

Akan tetapi, terhadap keberatan ini dapat diadjukan pula keberatan jang sama. Mengapa perbedaan pendapat ini diberatkan kepada fihak mereka jang tidak menerima renvoi. Atas dasar jang sama seperti dike- inukakan diatas tadi dapat djuga kita mensjaratkan dari hukum asing, bahwa hukum ini tidak menundjuk kembali. Djika hendak ditjapai harmoni dari keputusan2 dinegara X dan dinegara Y, dapat djuga dikemukakan, bahwa tidak menundjuk kembali kepada hukum dari _X. 169)

(v) Memperbesar kemimgkinan eksekusi.

Alasan lain jang pernah dikemukakan ialah bahwa penerimaan renvoi akan memperbesar kemungkinan bahwa keputusan bersangkutan akan diakui dalam negara lain jang bersangkutan. lG0)

Djika X menundjuk kepada hukum dari Y dan Y ini menundjuk kembali kepada X, maka dengan demikian ada lebih banjak djaminan bahwa keputusan dari lialdm X ini akan diakui oleh Y. Hal ini tentunja disebabkan berdasarkan pertimbangan bahwa keputusan jang diberikan oleh hakim X adalah sesuai dengan pandangan2 HPI jang berlaku di Y.

158) Bdgk. R a b e 1 I, h. 79. Sebenamja alasan „uniformity of decisions*’ «karena diterima »nja renvoi adalah relatip sekali. F a l c o n b r i d g e (h. 180 dst.) telah memberikan <6) matjam kemungkinan berkenaan dengan renvoi dalam hubungan antara dua negara

bersangkutan : — ' — ’(1) Kedua negara m e n o 1 a_k renvoi. Akiba‘ nja suatu „negative conflict of conflict

rules” (untuk perbedaan antara „conflits positifs et conflits négatifs” bdgk. F r a n - c e s c a k i s o.c. h. GO dst. ; B a t i f f o 1, h. 350 dst. ; A r m i n J o n, h. 23 ; N i e d e r e r, h. 252 dst.). Masing» memakai hukum infei?i dari Jang lain. X me- makai hukum intern dari Y dan Y untuk soal bersamaan memakai hukum intern X.

(2) Suatu negara (X) menerima „partial renvoi” (untuk ini lihat kemudian) dan jang lain (Y) menolak renvoi. Dalam hal ini mungkin terdjadi ..uniformity of decision’ *. X danY masing2 akan mempergunakan hukum intern dari X.

(3) Kedua negara menetfma „parMal renvoi” . Tidak ada „uniformity o f decision” . Ma- sing8 negara akan memakai hukum internnja sendiri. X memakai hukum intern X danY memakai hukum intern Y.

(4) Kedua negara menerima „total renvoi” („the foreign Court theory” , lihat kemudian). Dalam hal ini tidak akan dapat tertjapai penjelesaian karena tidak akan dapat dipilihsesuatu hukum. „This is a perfect example of the circulus inextricabilis” . X akan

memakai hukum jang akan dipergunakan oleh hakim Y dan Y akan mempergunakan hukum Jang dipergunakan oleh hukum X. Hasilnja suatu lingkaran vicieps !

(5) Satu negara menggunakan „total renvoi” (Inggris) dan negara jaTIg lain menggunakan„partial renvoi” . Tjon oh3 dari jurisprudensi Inggris : perkara® 1 n | r e A n n e s. l e y dan i n r e A s k e c? (lihat dibawah). Dalam kedua perkara ini hakim Iiiggris mempergunakan hukum intern dari negara asing bersangkutan (masing2 Perantjis dan Djerman). *

(6) Satu negara menggunakan „total renvoi” (Inggris) dan negara jang lain menolak renvoi. Tjontoh1 dari jurisprudensi Inggris : perkara2 i n r e R o s s , i n r e O ' K e e f e , dan i n r e D u k e o f W e l l i n g t o n (lihat kemudian). Dalam perkara2 ini hakim Inggris mempergunakan hukum in'ern Inggris sendiri.

Untuk perintjlan kemungkinan* terwudjudnja „Entscheidungseinklaftg” ini bdgk. pula K e g e 1, h. 115.

159) Bdgk. H ij m a n s, h. 154.160) Bdgk. L o u i s - L u c a s , 10 Répertoire, h. 422, jang mendjelaskan tentang „nécessité

de facilitée l’ obtention de l’exequatur” . Lihat djuga A ' m l n j o n I. h, 191 d st ; K o s t e r s, h. 139, dan ketjaman beliau, h. 141.

35

Page 36: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

Akan tetapi, alasan inipun temjata tidak dapat dipertahankan setjara teguh. Terhadap alasan ini dapat dikemukakan, bahwa hakim dari negaraY tentunja akan lebih tjondong untuk mengakui suatu keputusan dari hakim X jang mempergunakan hukum intern Y. 1G1) Pemakaian dari hukum intern Y akan merupakan suatu alasan jang teguh untuk berlakunja pula keputusan ini dalam negara dimana hukum tersebut merupakan hukum se-hari2. Dengan demikian bertambahlah alasan untuk pengakuan dalam negara Y daripada keputusan jang didjatuhkan oleh hakim X. 102)

(vi) Harmoni dari keputusan2.

Alasan lebih landjut jang pernah dikemukakan oleh mereka jang pro- renvoi ialah bahwa penerimaan daripada penundjukan-kembali ini akan membawa h a r m o n i antara sistim2 HPI jang berbeda berdasarkan pemakaian prinsip nasionalitet dan domicilie. 183)

Terutama R a b e 1 telah menekankan kepada segi ini. Kata sardjana kenamaan ini : „If the world is split into two contradictory systems, there must be some m o d u s v i v e n d i . Renvoi is one of the best means to this end”. 164) , ,

Seperti telah kita saksikan dari uraian kita dalam bagian pertama dari djilid kedua buku ini 10;i) maka dunia ini terbagi antara dua kelompok- besar dari negara2 jang mendasarkan sistim HPI mereka atas prinsip2 jang berbeda : prinsip kewarganegaraan dan prinsip domicilie.

Dengan diterimanja renvoi maka akan dapat tertjapai harmoni dari­pada keputusan2 dan harmoni jang mengatasi sedapatnja pertentangan jang terasa diantara dua sistim ini.

Keseragaman dalam keputusan, harmoni diantara keputusan2 diantara negara2 dengan sistim2 HPI jang berbeda ini, dapat tertjapai dengan diterimanja p e n u n d ju k a n -k e m b a l i . 1C0) Penerimaan renvoi akan membantu agar supaja tudjuan utama dari HPI, jakni u n t u k mentjapai harmoni diantara keputusan2, dimanapun didjatulikan. Sedapat mungkin diusaha­kan agar supaja keputusan2 dalam bidang HPI ini sama adanja dan tidak bertentangan satu dengan lain, dengan tak mementingkan dimana perkara2 diadjukan. 167)

161) Pemakaian hukum intern Y Ini adalah akibat daripada penolakan renvoi oleh hakim X.162) Bdgk. H ij m a n s. h. 155.163) Bdgk. L e m a i r e , h. 12, 15.164) R a b e 1. h. 82.165) HPI, II (1) no. 187 dst.166) Bdgk. L o u i s - L u c a s, 10 Répertoire, h. 421. Lihat akan tetapi djuga B a t i f f o i,

r p didjelaskan bahwa harmoni ini hanja berlaku setjara terbatas adanja ;bdgk. pula L e r e b o u r s - P i g e o n n i è r e - L o u s s o u a r n , h. 432.

167) Bdgk. W o 1 f f, h. 202. Perhatikan pula L e f 1 a r, h. 10 : ,,At any rate It is clearthat if uniformity of result in particular cases Ls desired the renvoi problem must be recognized and dealt with” .

36

Page 37: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

Ketjamam.«

Harmoni dari keputusan2 ini dapat tertiapai dengan djalan renvoi djika terpenuhi fakta2 tertentu. Keseragaman tidak akan dapat tertjapai diantara kedua _sistim jang bertentangan fang hendak memakai tjarà pe- njelesaian jang sama. 168)

Penundjukan-kembali akan membawa harmoni dari keputusan2 hanja bilamana salah satu dari dua s is tim hukum jang bersangkutan mengakui renvoi sedangkan jang lainnja menolaknja.

Suatu warganegara Perantjis meninggalkan benda2 tak-bergerak jang terletak di Italia. Hakim Perantjis berdasarkan HPI-Perantjis akan mem­pergunakan hukum Italia, karena ini merupakan lex situs. Menurut HPI- Italia maka hukum nasional dari sipewaris jang akan berlaku. Menurut aliran jang dianut di Perantjis, maka Perantjis akan menerima penundjukan- kembali kepada hukum intern Perantjis. Karenanja hukum intern Perantiis- lah jang akan dipergunakan oleh hakim Pnrantjis- Sebaliknja renvoi tidak diterima di Italia. Hakim Italia karenanja akan memandang penundjukan kepada hukum Perantjis sebagai i Saphnormverweisung. /Oleh karena itu hukum Perantjislah jang akan diperlakukan oleh hakim Italia dalam me- njelesaikan soal bersangkutan. Disini kita saksikan, bahwa baik hakim Perantjis maupun hakim Italia, kedua^ja setjàra harmonieus akan mem­pergunakan hukum jang sama untuk peristiwa bersangkutan. Suatu „har . monv of decisions” nampaklah pada tjontoh ini. Karena penerimaan daripada renvoi oleh satu negara (i.e. Perantjis) dan sebaliknja adanja penundjukan-kembali oleh negara jang lain (i.e. Italia) kita saksikan bahwa dalam tjontoh ini haldm2 dari kedua negara akan mempergunakan hukum jang sama (i.e. hukum Perantjis) dalam menjelesaikan peristiwa jang serupa.

*«r(vii) Sesuai dengan „rasa keadilan” iihak2 jang bersangkutan.

Ada djuga penulis2 jang hendak mengemukakan alasan** pro-renvoi dengan menggabungkan sesuatu kepada prinsip2 hukum jang lebih luas. Demikian kiranja adalah pendapat dari W i r j o n o P r o d j o d i k o r p , jang untuk Indonesia mengandjurkan supaja diterima renvoi. Sebagai168) Lihat R a b e 1. I, h. 82 : ,,It stands to reason that It cannot be apnlied in the same

manner by the two antagonistic groups and at the same time_ reach conformity” . Bdgk. perin'jian F a l c o n b r i d g e (h. 180 dst.)> isng telah diperhatikan dlatas, n. 158. Djuga L o u i s - L u c a s . 10 Répertoire, h. 422 ; A r m i n j o n I, h. 372. V a n B r a k e 1. h. 68 mengemukakan bahwa harmoni dari keputusan2 ini ,,slechts sehijn’ ' adanja. Ia memberikan tjontoh tentang pewarisan seorang Inggris jang berdomicilie di Nederland. Djika dalam kedua negara bersangkutan diterima renvoi, maka hakim Inggris akan mempergunakan hukum intern Inggris dan hakim Belanda hukum lntem Belanda. Dengan demikian hasil keMdak-samaan hukum ada,lah sama seperti djika Tenvoi ditolak. Bedanja hania bahwa dalam hal penerimaan renvoi ini se-olah3 ,,de rechters stuivertje hebben gewisseld !” Jang tadinja akan mempergunakan hukum intern Inggris a&an mem­pergunakan hukum intern Belanda dan jang tadinja akan memutuskan menurut hukum intern Belanda kini akan memutuskan menurut hukum Inggris.

37

Page 38: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

7

alasan untuk pendirian ini ditekankan beliau kepada „rasa k e a d i l a n > jang hendak didjadikan dasar sendi-utama daripada seluruh sistim HPL

Dalam djalan pikiran ini maka peraturan2 jang mengandung penun- djukan kepada hukum asing bertudjuan untuk memenuhi rasa keadilan daripada golongan jang biasanja tunduk pada hukum asing itu.

Dalam hal orang2 Inggris jang berdomicilie di Indonesia dikemukakan bahwa rasa keadilan dari masjarakat Inggris dan djuga rasa keadilan dari masjarakat Indonesia terpenuhi dengan pemakaian hukum intern Indo­nesia. Djikalau ada peraturan2 Inggris jang menundjuk kepada hukum dari negara dimana orang2 Inggris berdiam, maka boleh dikatakan, bahwa rasa keadilan masjarakat Inggris dipenuhi dengan berlakunja hukum dari tempat kediaman itu bagi orang2 Inggris, i.c. hukum Indonesia. Demikian telah didjelaskan oleh Ketua Mahkamah Agung kita. 10B)

Ketjaman.

Dengan tidak mengurangi nilai daripada pendapat ini, kami berang­gapan bahwa „rasa keadilan” adalah agak samar2 untuk dapat didjadikan pegangan jang teguh dalam penerimaan renvoi ini. Oleh karena adalah mungkin pula bahwa sebagai rasa keadilan dikemukakan bahwa pema­kaian hukum intem jang ditundjuk dan bukan HPI-nja jang akan me­menuhi rasa keadilan ini. Alasan2 jang dikemukakan ialah bahwa kaidah2 HPI djustru bersifat „essentially selective” dan bahwa hukum asing i n t e r n jang telah ditundjuk untuk berlaku, telah dipilih djustru karena temjata adalah „socially most desirable”. 17°) Karenanja maka penundjukan hendak dianggap sebagai Sachnormverweisung, hal mana berarti bahwa renvoi ditolak.

389. Alasan2 pro dan kontra hampir seimbang.

Djika kita memperhatikan lebih djauh alasan2 pro dan kontra terhadappersoalan renvoi seperti telah dipaparkan diatas, maka dapatlah dikemu­kakan bahwa kedua pendirian ini mempunjai alasan2 jang boleh dikatakan hampir sama kuatnja. Tidak dapat dipertahankan bahwa pendirian jang satu demikian kuat adanja hingga tak dapat dikalahkan oleh pendirian jang lain. Boleh dikatakan bahwa alasan2 pro dan kontra renvoi ini hampir seimbang adanja. Inilah sebabnja oleh karena mana para pembela dan para penentang dari doktnn renvoi menurut kenjataannja belum pernah dapat mejakinkan satu terhadap jang lain. m ) Masin e2 memegang teguh* pendirian2nja sendiri.

169) W i r j o n o P r o d j o d i k o r o, h. 55.171) Id Sc. L ? S a hi r e . e , T?J? « m ' ^ diat8S* n° ’ 387 SUb (Ii)

38

Page 39: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

Djala/ti-keluar dengan tjara penindjauan positief-rechtelijk.° r—— — ~r t

Meniu-ut pendapat j L e m a i r e, J maka pada tjara penindjauan (be- schouwmgswijze) dan pokok-pangkaf pembitjaraan (uitgangspunt) dari mereka jang mengemukakan argumentasi pro dan kontra seperti diuraikan diatas tadi, terdapat suatu kekurangan. Jang dianggap sebagai kekurangan ialah bahwa mereka ini menghampiri persoalan renvoi ini dengan tjara berpikir setjara 1 o j^ ic a. Mereka memakai tjara penindjauan jang di­sandarkan atas approach „logisch” atau tidaknja persoalan ini. Akan tetapi, menurut sardjana tentang hukum Indonesia jang kenamaan ini, tidaklah dapat dipergunakan approach sedemikian ini. Seharusnja persoalan ini ditindjau setjara „positief-rechteHjk”.

Soal2 hukum tidak dapat selalu dipetjahkan dengan memuaskan ber­dasarkan sjarat2 logica. 17-) Setjara logis dapat diadjukan pertanjaan apa­kah kaidah-penundjuk menundjuk kepada hukum asing intern atau kepada sistem hukum asing dalam keseluruhannja (termasuk kaidah2 HPI-nja). Akan tetapi, apakah suatu kaidah penundjuk positip jang tertentu mem- punjai isi jang satu atau jang lain, tidak dapat didjawab dengan memberi­kan suatu analyse jang logis daripada pengertian kaidah-penundjuk, tetapi hanja mungkin setelah diadakan suatu penjelidikan setjara positief-rechte- lifk. Karena setjara logis boleh dikatakan bahwa pandangan jang telah dipaparkan diatas (penundjukan sebagai Sachnormweisung atau sebagai Gesamtverweisung) adalah kedua2nja mungkin. 173)

Dan djika dipergunakan tjara penindjauan setjara hukum positip seperti dikemukakan oleh L e m a i r e, dapatlah kita tiba pada kesim­pulan bagi keadaan di Indonesia, bahwa persoalan jang dihadapi diha- dapan hakim sepandjang mengenai^renvoi dibidang status personil ini. adalah persoalan ,ij^e i e m b u t a n h u k u~nT? („rcchtsverfijning”) Ten­tang pendapat dari L e m a i r e ini kelak akan diberikan tempat tersendiri dalam pembahasan kita pada waktu kita tiba pada pembitjaraan daripada persoalan renvoi dinegeri ini.

Sebelum itu kita akan ikuti terlebih dahulu bagaimana pendapat2 dari pembuat-undang2, jurisprudensi dan prudensi dari berbagai negara tentang masalah renvoi ini, setelah memberikan batas2 dari bidang renvoi dan resume dari apa jang telah dipaparkan diatas.

3$0. Batas2 bidang renvoi.Tjontoh2 tentang penundjukan-kembali dan penundjukan-lebih-djauh

jang telah diberikan diatas hanja dipilih dari lapangan status personil.172) L e m a i r e mengutip dalam hubungan ini utjapan S u y 1 i n g : ,,Recht behoeft toch

niet noodwendig logisch te wezen” , R.M. 1918 h. 150 s.d. L e m a i r e, T. 148/14. no. 27dan S c h o 1 t e n, Algemeen Deel, 1931, h. 64 : „N iet in het gebruik van het logischbetoog zit de fout, maar in het verkeerde gebruik...........”

173) Rdgk. diatas, pendirian dari S c h n l t z e r, I, h. 209 dan L u n z, h. 236.

39

Page 40: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

Soal2 jang dikemukakan ialah mengenai perkawinan, mengenai kemam­puan untuk menikah, harta pertjampuran, status sah atau tidak seorang anak, kedewasaan, dsb. Djuga teiah kita ketemukan tjontoh- dibidang hukum waris, misalnja mengenai legitieme portie, hak2 waris dari anak diluar kawin jang disahkan oleh perkawinan menjusul dari fihak orang tua, pewarisan benda2 bergerak dan tidak-bergerak, dsb.

Memang dengan sengadja tjontoh2 jang dipilih mi termasuk bidang status personil, karena bidang inilah jang tidak membawa keragu an bahwa persoalan renvoi turut memegang peranan. Lain halnja dengan lain2 bagian daripada hukum perdata. Boleh dikatakan, bahwarnenurut „heersende leer” jang dianut antara para sârd]ana renvoi ini tidak berlaku untuk seTu~ruh bidang hukum perdata^(t£03XLasuk_hukuni_jigg.ang)•

Para penulis umumnja dengan* tegas menjatakan bahwa renvoi ini berlaku untuk soal2 „ personal status” seperti „legitimacy, marital status dan „inheritance”. 174) Ada penulis jang menganggap „Real statut djuga takluk dibawah renvoi. 17B) Disini berlaku „lex_rei JanS hampirdiseluruh dunia diterima ; djadi kemungkinan terdjadinja persoalan renvoi tidak banjak.

Menurut penulis2 terbanjak renvoi setjara tegas tidak mentiakupi bidang~~hukum-A:ontrfl/c. Untuk bidang hukum perdjandjian ini seperti kontrak2 dagang, kontrak2 perdata, kontrak2 asuransi, djual-beli barang bergerak, hibah, hypotheek, surat2 berharga, perseroan2, pendirian dan dan pembubaran perusahaan2 asing, renvoi tidak berlaku. 17C)

Dalam hukum perdjandjian ini jan r menentukan ialah pihhQT\rhuku™ (rechtskeuze, partij-autonomie) jang dilakukan oleh para pihak. Ini i- terima setjara umum.

N i e d e r e r telah mendjelaskan setjara terang mengapa renvoi dibidang hukum-kontrak ini harus dianggap sebagai tidak diperkenankan. Boleh dikatakan, bahwa se-olah2 ada suatu larangan untuk renvoi dibidang hukum-kontrak, suatu larangan setjara diam2. Larangan sedemikian ini dapat dianggap terdjalin dalam „Natur” daripada kebebasan jang diberi­kan kepada para pihak untuk menentukan sendiri hukum manakah jang

• mereka menghendaki supaja berlaku untuk kontrak mereka. Pada waktu para pihak memilih suatu stelsel hukum, maka mereka hanja teringat pada hukum m a t e r i i l intern dari sistim hukum negara jang mereka pilih, tidak kepada HPI-nja. Djika kita semula memberikan kepada para pihak kebebasan-memilih ini, dan kemudian menarik kembali hukum jang telah174) Demikian N u s s b a u m, h. 94 : L o u i s , 10 Répertoire no. 15 ; R a a p e (tjet.

ke-4), h. 67.175) R a a p e, h. 70. Bdgk. Resta^ement, paragraph 8.176) Bdgk. C h e s h i r e (6th ed.) h. 83, D 1 c e y - M o r r i s, h. 73 ; F a 1 c o n -

b r 1 d i e, h. 252 dencan menlebut tjontoh5 jurispradensi USA ; B a t i f f o l , h. 366, jang dalam hubungan ini menuttdjuk pula kepada pasal 2 dari Konperensi Den Haas ke- VII, dimana diterangkan bahwa pada ,.pemilihan hukum" (rechtskeuze) oleh para pihak, dikesamoinçkan renvoi; K e g e 1. h. 118; R a a p e, h. 68 dst. ; W o 1 f f, IPR- Deutschlands. h. 78. Pasal 27 EGBGB djuga hanja tmenjebut 5 kemungkinan renvoi jang teiletalt dibidang status personil dan warisan.

Page 41: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

mereka pilih, dengan memakai lembaga penundjukan-kembali atau pe- nundjukan lebili-djauh, maka ini adalah se-olah2 kita telah melalaikan „tipu muslihat” jang sukar dibenarkan. 177)

Djuga dalam perdjandjian2 internasional antara berbagai negara maka umumnja renvoi ini tidak berlaku, walaupun tentunja para pihaJc ber­wenang untuk menentukan sebaliknja. 178)

Dihadapan badan2 peradilan internasional pun renvoi ini. dianggap sebagai tidak berlaku. 170)

Demikianlah batas2 bidang berlakunja renvoi ini. 1S0)

391. R é s u m é .

Djika kita hendak membuat résumé daripada uraian kita diatas, maka dapatlah dikemukakan sebagai berikut :

1. Soal renvoi selalu berada dalam pusat perhatian daripada para sardjana HPI.

2. Batjaan dan pikiran jang telah ditjurahkan kepada persoalan inibanjak sekali. 1

3. Utjapan2 jang diutarakan djuga tidak lepas daripada unsur2 sen­timen. Ini disebabkan karena persoalan renvoi dianggap oleh para sardjana bersangkutan sebagai berhubungan erat dengan dasar2-utama daripada HPI sendiri.

4. Alasan2 daripada mereka jang pro-renvoi atau jang anti-renvoi, djika diperhatikan lebih d jauh, boleh dikatakan adalah berimbang ke- kuatannja.

5. Banjak alasan2 jang pro-renvoi dan tidak kurangnja alasan2 jang anti-renvoi.

Tetapi, djika diperhatikan lebih" djauh, maka temjata bahwa alasan2 jang telah dikemukakan ini tidak ada satu jang dapat dipertahankan setjara mutlak (absoluut), tanpa memberi kemungkinan untuk memberikan argu- mentasi-berlawanan. Terhadap tiap „these” dapat ditempatkan „antithese”. Tni berlaku, baik untuk argumentasi pro maupun kontra renvoi.

6. Sifat relatip daripada argumentasi pro dan kontra ini dengan demikian njata adanja.

7. Argumentasi pro dan kontra ini dapat dikembalikan kepada tigapokok pikiran, jakni : argumen2 jang berkisar kepada dan’bersifat „ logique, juridique et pratique”. 182) , *• .

’ 177) Kata N i e d e r e r , h. 276 : „Es wäre geradezu • eine Täuschung, den Parteien zuerstdie Freiheit der Rechtswahl vorzuspiegeln, um ihnen später das gewählten Recht wieder mit einen Rück- oder Weiterverweisung aus der Hand zu schlagen” .

178) Bdgk. W o 1 f f, IPR-Deutschlands, h. 78.179) Bdgk. N i e d e r e r , h. 276.180) Bdgk. dalam hubungan ini pendirian dari F a l c o n b r i d g e , bahwa sikap jang se-

benarnja harus diambil terhadap renvoi ini ialah :,,not accepted or rejected i n t o t o ” (h. 141, 235, 247).

182) Bdgk. F r a n c e s c a k i s, h. 97, d.k. M e ij e r s.

41

Page 42: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

Semua argumentasi jang telah dikemukakan dapat dikembalikan ke­pada tiga soal-pokok ini.

8. Dalam hal sedemikian ini, dimana tidak terdapat suatu argu­mentasi jang demikian „kuat” hingga dapat mejakinkan seratus persen kepada pihak „lawan”, adalah sebaiknja bilamana djalan keluar dipilih dengan mempergunakan suatu „approach” jang berlainan, jakni suatu „approach” jang „positief-rechtelijk”. Kita akan melakukan „survey” kearah peranan- daripada pembuat-undang2 (per-undangan2an) dan jurisprudensi jang positip dalam peraturan berbagai negara didunia ini. Tjara tiiidjauan setjara positief-rechtelijk dan bersifat metodos perbandingan-hukum jang menjusul dibawah ini, akan membantu dalam menentukan sikap kita kelak, terhadap persoalan renvoi — jang merupakan pokok-pertengkaran sengit antara para sardjana — ini.

392. Renvoi dalam per-undang2an, jurisprudensi dan pendapat sardjana2 hukum.

Diatas sudah dikemukakan setjara sepintas lalu bahwa pada umumnja doktrine jang dipupuk oleh para sardjana hukum kenamaan tidak ber- sympathie terhadap penerimaan daripada renvoi ini. 183) Akan tetapi, sebaliknja, dalam jurisprudensi negara2 terbanjak boleh dikatakan bahwa diterima baik renvoi ini. 184) Dan berkat jurisprudensi jang memperlihat­kan ketjondongan kearah penerimaan daripada renvoi ini, kita saksikan bahwa diantara penulis2 pun nampak adanja penggèsèran pikiran. Ada d juga sardjana2 jang terpengaruh oleh jurisprudensi jang konstant mulai berbalik daripada penentang mendjadi penerima renvoi. Dalam per­undangan HPI dari negara didunia pada umumnja masih kurang di­perhatikan masalah penundjukan-kembali ini. Tetapi, ada djuga negara2 jang setjara positip menerima renvoi disamping negara2 jang menolak setjara tegas dalam perundang2an mereka.

Dibawah ini kita akan mengikuti ber-turut2 pendapat jang beraneka- wama 185) dalam berbagai negara tentang masalah penundjukan-kembali ini. Tindjauan kita akan lakukan dengan terpengaruh oleh tjara penin- djauan setjara hukum-positip.

183) Terutama tidak terhadap penundjukan-leblh-djauh.184) Bdgk. B a t i f f o l . h. 355. jang setelah mengadakan tindjauan dalam hukum nositip

¡berbagal negara didunia berkesimpulan : „Ces divergences ne peuvent empêcher de con ­stater que le renvoi est devenu le droit positif dans la m a io r ité des grands svstemès juridiques contemporains” . Kemudian beliau bertanja : ,.Est-il donc si contradictoire etinjustifiable qu’ il paraît résulter de la critique classique ? ” Lihat djuga N i e d e r e r, h. 262, 269.

185) Tidak ada keseragaman pula dalam hal ini. Bdgk. G r i s w o l d , o.c. h. 254 : „Theworld ia not a checker board made up of black squares and white squares, each one with its own law and a uniform conflict of laws to govern all the moves” .

42

Page 43: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

(A) Negara2 Eropah-KontinentaLo

(i) P e r a n t j i s . / ^

Kita akan mulai dengan negara2 Eropah kontinental dan memilih P e r a n t j i s sebagai negara pertama. 186) . - - -v

Seperti telah kita saksikan diatas, setelah peristiwa (j£ ° r g j K dari tahun diterima baiklah renvoi ini dalam jurisprua^nsf^erantjis.Keputusan2 terbanjak menerima renvoi ini. 187) Telah dikemukakan bahwa djustru perkara inilah jang mendjadi motor pendorong utama hingga mulai timbullah perhatian jang meluas mengenai masalah renvoi ini dikalangan para sardjana hukum.

Djuga penimdjukan-lebih-djauh diterima dalam jurisprudensi, a.l. dari Tribunal de la Seine dalam perkara P a t i n o v. P a t i n o (1950). 188)

Dalam perundang2an tidak terdapat ketentuan2 jang tegas mengenai renvoi ini. 188)

Doktrine jang dianut oleh para penulis kenamaan memperlihatkan ketjondongan untuk menolak renvoi. 19°) Dan terpengaruh oleh pendirian dari doktrin ini ada djuga beberapa keputusan jang menganggap penun- djukan melulu sebagai Sachnormverweisung. 101)

186) Di S p a n J o 1 dan P o r t u g a l rupanja orang ¡menjele-saikan soal renvoi ini sesuai dengan di Perantjis. Bdgk. N i e d e r e r, h. 272 ; L o u i s • L u c a s, 10 Répertoire, h. 435 ; Untuk Spanjol lihat T r i a s d e B e s , 31 Receuil (1930, I), h. 664 dst. Berlainan adalah pendapat hakim W y n n - P a r r y. J., dalam perkara r e D u k eo f We 1 1 i n g t o n, G l e n t a r a r v. W e 1 1 i n g t o n, lihat kemudian. Bdgk. pula Avantprojet du Code Civil portugais, 1951, pasal 30 : ,,Si la loi nationale déclarée ap­plicable par l ’un des articles précédents renvoi dans le cas à une autre loi, c ’ est cette demlère-cl que l ’ on doit appliquer” . Teks M a k a r o v - Q u e l l e n , I no. 45 ; F r a n c e s c a k i s , o.c. h. 269.

187) Penundjukan kembali diterima, tetapi Weiterverwelsung tidak. Bdgk. N l e d e r e r ,h. 272. Lihat untuk jurisprudensi in i: F r a n c e s c a k i s , o.c. Chapitre IV : „L ’ar­gument de droit positif : le renvoi en jurisprudence Français” , h. 226 dst. : L o u i s -L u c a s , 10 Répertoire, h. 430 dst. Bdgk. B a t i f f o l . h. 354: „Malgré cettevîgoreuse opposition la jurisprudence française est restée fidèle en renvoi” . Lihat djuga L e r e b o u r s - P i g e o n n i è r e - L o u s s o u a r n , h. 438 dst.: A r m i n j o nI, h. 379 dst.

188) Tribunal civil de la Seine (1950), Clunet (1952). 175. s.d. C a s t e 1. Cases, h. 240 dst. (Engllsh translation). Lihat diatas.

189) 10 Répertoire, h. 419. Bdgk. Avant-projet de Code Civil élaboré par la Commission de reforme du Code Civil (diumumkan 1954) : „Art. 51 : Les dispositions du présent chapitre déterminent les domaines respectifs d ’application de la loi française et de la loi étrangère. Art. 52 : Toutefois, si la loi étrangère normalement applicable d ’après les réglés françaises de conflits ne se reconnaît pas compétente, il doit être fait, application de la loi étrangère qu’elle désigne et qui se reconnaît compétence on à défaut de la loi française". (F r a n - c i s c a k i s, o.c. h. 267). Djadi diusulkan supaja penundjukan-kembali dan penundjukan- lebih-djaith diakui. Djlka akan tetapf, slstim hukum jàng ditundjuk-lebih-djauh ini meng­anggap dirl tak kompetent, lex for! Perantjis jang berlaku.

190) Terulama otoritet3 tuaan dapat disebut disinl, seperti : A u d i n e t , B a rT l-n . D e s - p a g n e t, L a b b é , L a i n é , P i l l e t, V a l é r y , L y o n C a ë n dah R e ­n a u l t . Jang pro renvoi : C o l i n , V a r e i l l e s - S o m m i è r e s , W e i s s (lihat daftar dari L o u 1 s - L u c a s, 10 Répertoire h. 429, jang djuga berpendirian bahwa renvoi perlu ditolak).

191) Untuk tjontoh* jurisprudensi matjam Ini. S c h n i t z e r, I, b. 220 n. 55.

43

Page 44: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

Diantara penulis* modem Perantjis jang' pro-renvoi dapat disebut N i b o y e t, 192) B a t i f f o l , 193) L e r e b o u r s - P i g e o n n i e r e - L o u s s o u a r n , 194) M a u r y le5) dan F r a n c e s c a k i s . 196)

(ii) I t a l i a . '

Di Italia umumnja ditentang renvoi ini. m ) Dalam peraturan HPI tertulis, seperti tertjantum dalam Code Civil 1942 kita saksikan adanja ketentuan jang dengan tegas menolak renvoi ini (pasal 30). 19S) Tiap penundjukan dianggap sebagai Sachnormvervveisung.

Hukum nasional dari seseorang dipandang sebagai dasar utama dari­pada sistim HPI Italia.

Sesuai dengan pengaruh teori M a n c i n i maka nampak adanja hasrat jang teguh untuk memperlindungi diri terhadap kaidah2 HPI asing. lfi9)

j Jurisprudensi 20°) Italia sesuai dengan doktrin 201) jang penganutnja terbanjak dinegara tersebut, menolak renvoi.

(iii) D ; c r m a n. (Di Djerman terdapat peraturan tertulis tentang renvoi ini. Ketjon-

dongan kearah •penerimaan renvoi njata dari ketentuan termaksud (pasal 27EGBGB). 202) Apabila hukum asing jang menurut ketentuan2 HPI dalam EGBGB harus diperlakukan menundjuk kembali kearah hukum Djerman,

192) N i b o y e t jang menerima nenundjukan-kemball tetapi menolak penundjukan-lcblh-djauh. Traité No. 998, 1014, no. 1005, 1006:

193) B a t i f f o l , no. 299 dst., p.k. 304, djuga menjetudjul pcnundjukan-lebih-djauh. no. 309.194) L e r e b o u r s - P i g e o n n l è r e - L o u s s o u a r n , no. 364 dst. denean varlasl-

nja tersendiri. Lihat H ij m a n s, h. 159 : L e m a i r e, T. 148/21 dst. D iuça noot187, tentang perbedaan2 antara L e r e b o u r s . P 1 g e o n n i è r e dan lain-i>enulis PerantU* seperti L o u l s - L u c a j , F r a n c e s c a k i s , N 'i b o y e t. B a t i f f o l : lihat .,Précis” dari L e r e b o u r s - P l g e o n n 1 è r e - L o u s - s o u a r n, h. 433 dst.

195) M a u r y, Règles générales no. 199.196) F r a n c e s c a k i s dengan konsopslnja tersendiri Jang melihat renvoi sebagai ,,un

m o y e n ou un procédé de règlementation” (h. 261).197) L o u i s - L u c a s, 10 Répertoire, h. 435.198) Pasal 30 C.C. Italia dari 16-3-1942 be^bunjl : ..Renvoi a une autre loi. Quand, suivant

les articles précédents, une loi étrangère doit être appliquée, les dispositions mêmes de la loi étrangère s’ appliquent sans tenir compte du renvoi par celle-sl à une aut~e loi (étrangère)” , teks M a k a r o v - Q u e 1 1 e n, I no. 26, djuga F r a n c e s c a k i s .o.c. h. 268.

199) Bdgk. N u s s b a u m , h. 91, 92.200) Untuk keadaan di Italia lihat R a b e 1, I, 79-80 ; 6 Répertoire, h. 503, 504 ; $201) Diantara sardjana Italia kenamaan Jang telah berputar haluan dari penentang mendjadi

pro-renvoi dapat disebut A n z i l o t t i (lihat N u s s b a u m , h. 93, n. 11).202) Pasal 27 EGBGB berbunji : „Sind nach dem Rechte eines fremden Staates, dessen Gesetze

in dem Artikel 7 Abs. 1, dem Artikel 13 Abs. 1„ dem Artikel 15 Abs. 2, dem Artikel 17 Abs. 1 und dem Artikel 25 für massgebend erklärt sind, die deutschen Gesetze anzuwen­den, so finden diese Gesetze Anwendung” ; teks M * k a r o v - Q u e l l e n . I, no. 13 ; F r a n c e s c a k i s , o.c. h. 265.

44

Page 45: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

maka hukum intern Djerman inilah jang akan berlaku. -03). HPI Djerman telah mempersilahkan untuk „djalan-lebih-dahulu” kepada hukum asing dalam berbagai hal tertentu. Tetapi djika penawaran ini tidak diperguna­kan, maka hukum Djerman sendiri jang djalan-dahuluan.

Misalnja, HPI Djerman bersandarkan prinsip nasionalitet menundjuk kepada hukum dari negara X, tetapi hukum dari negara X ini, bersandar- kan prinsip domicilie menundjuk kembali kepada hukum Djerman. Dalam hal ini diterimalah penundjukan-kembali bersangkutan, dan hukum intern Djerman jang diperlakukan.

Ketentuan2 tentang kemampuan-untuk bertindak-dalam-hukum (pasal 7 EGBGB) ditentukan menurat hukum intern Djerman, djikalau hukum asing jang ditundjuk, berdasarkan prinsip domicilie atau prinsip lex loci contractus menundjuk kembali kepada hukum Djerman. -04)

Menurut pasal 13 EGBGB maka sjarat- untuk sahnja perkawinan ditentukan oleh hukum nasional para pihak. Dengan adanja ketentuan dalam pasal 27 EGBGB jang menerimanja renvoi maka hukum intern Djerman akan diperlakukan, apabila hukum asing nasional menundjuk kembali kepada hukum Djerman bersandarkan atas prinsip domicilie atau lex loci celebrationis jang berlaku dalam HPI negara asing bersang­kutan. -05)

Demikianlah beberapa tjontoli konkrit mengenai pemakaian renvoi menurut ketentuan dalam pasal 27 EGBGB Djerman.

Dengan adanja ketentuan penerimaan renvoi dalam hukum positip ini tentunja jurisprudensi akan menerima pula penundjukan-kembali ini. Dan kenjataannja memang demikian adanja. Tambah lama tambah banjak ke- putusan jang mendukung penerimaan penundjukan-kembali dan djuga penundjukan-lebih-djauh. 206)

Doktrine dan pembatjaan tentang HPI Djerman djuga pada umumnja menerima renvoi ini, walaupun ada djuga sardjana2 jang menentangnja. 207) Diantara mereka' jang pro-renvoi dapat disebut: V o n Bar, F r a n k e n -

203)

204)

205)206)207)

45

Dalam pasal 27 EGBGB ini hanja dLtundjuk kepada pasala tertentu : 7 ajat 1, 13 ajat 1. 15 ajat 2, 17 ajat 1 dan 25, jakni Jang mengenai! kemampuan bertindak ; perkawinan, hukum harta perkawinan, pertjeraian, pewarisan. Menurut K e g e l , h. 112, maka dalam pasal 27 EGBGB ini temjata karenanja bahwa hanja untuk s e b a g i a n diatur pene­rimaan renvoi ini. Untuk bidang hukum lainnja terdapat pertentangan faham. Djuga jurisprudensi dan penulis* Djerman memperlihatkan keaneka-warnaan pendapat tentang hal ini Ada jang hendak melihatnja seluas mungkin, tetapi ada djuga jang melihatnja setjara’ terbatas. Pada tempat lain, K e g e l ( K o m m e n t a r , h. 939, 942) menge­mukakan bahwa walaupun pasal 27 EGBGB hanja menjçbut 5 hal, toh Rückverweisung (dan djuga Weiterverweisung) harus dianggap „grundsätzlich in allen Fällen zu beachten ist” .Dalam hal orang bersangkutan berdomicUie di Djerman atau perbuatan hukum dilakukan disana.Dalam hal jang bersangkutan berdomicilie atau perkawinan dilangsungkan di Djerman. Untuk jurisprudensi lihat S c h n i t z e r , I, h. 217 no. 49 ; K e g e l , Kommentar, h. 939 dst. menjebut jurisprudensi Djerman jang menerima dan menolak Weiterverweisung. Bdgk. L o u l s - L u c a s , 10 Répertoire, h. 433, 434.

1

Page 46: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

I

s t e i n , M e l c h i o r . 2°8) N u s s b a u m , R a a p e , 200) W o l f f , 210) K e g e l , 2n) R a b e 1, -12) P a g e n s t e c h e r . 213)

Dari kalangan jang menentang dapat disebut : K a h n , L e w al d. 214)

(iv) S w i s s . y-7; C

Dinegara Swiss tidak terdapat peraturan tentang masalah renvoi jang tegas. Akan tetapi ada djuga peraturan jang memperlihatkan ke- tjondongan kearah penerimaan daripada penundjukan kembali ini. 215) Ketentuan ini terdapat dalam pasal 28 dan 31 NA G. 216)

208) f (P ie Grundlagen des deutschen IPR, 1932, h. 207 dst.) mendjundjungagn P?urt theoJy ” - Pasal 27 EGBGB dilihat beliau sebagal ketentuan

>Qn\ P “ I /K untuk memperluas batas2 berlakunja hukum-intem Djerman.a6.5) p f da POkoknja berpendapat .bahwa tiap Verweisung adalah Sachnorm- ^ tetapi djika diudjl penundjukan* oleh HPI-Djerman kepada tudjuannja,

remjatajah bahwa Rliokverweisung Ini harus diterima dalam hal* terbanjak, seperti dalam ‘ L ’sonal-statut (Personen-, Familien-, Erbrecht) dan djuga pada Real-statut (Sachen­

recht). D i di dang hukum-kontrak renvoi tidak berlaku. Djuga W eiterverweisung diterima £ u hlngehst- da geh* Ich auch hin” (h. 79).

tX,-« V , ( , dst ) menganggap Rück- und Weiterverweisung „gesund” , karena pema-Kaian nukum intern sang hakim sendiri dan karena ,,Entscheidungseinklang” . Jang bela»

pula POJ{t>k pegangan untuk menerima W eiterverweisung. Penun- keputusan * jang b rsamaarf 3 ne£ara kedua dan ketiga akan menghasilkan

21^ Ko^fb-o^’ ♦ dst. ; Kommentar, h. 941) dengan konsepsi tersendiri Jang menitlk-k f- „Entscheidungseinklang” sedapat mungkin. Dengan „M ittelkurs” -

e U 1111 ™ehSandjurkan penerimaan sistim jang menjerupai „F oreign Court theory" Angio-saxon Sedjalan pula adalah konsepsi P a g e n s t e c h e r (lihat djuga kemu­dian) dan M e l c h i o r .

212) Pendirian R a b e 1 (I, h. 75 dst.) telah serlngkali dlkemukakan diatas. Beliau memudjl-Kan renvoi sebagai suatu „m odus vivendi” . Djuga .terhadap W eiterverweisung beliau tidak ingin melihat pembatasan seperti misalnja adanja persamaan keputusan dinegara kedua aan ketiga. „The foreign Court theory” dari sistim HPI Inggris dipudjikan beliau sebagal

konsekwen, walaupun tak diandjurkannja untuk diterima begitu sadja setjara ? j / , ne£>ara dengan prinsip nasionalltet, satu dan lain karena takut akan bahaja terdjadinja „circulus vituosis” .

mengutamakan Entscheidungseinklang. R ü c k - dan W elterverwelsung aaaian berguna bilamana dengan demikian dapat tertjapal Entscheldungseinklang Ini. Penundjukan-kernbali hanja dlterimanja bilamana HPI-asing bersangkutan menentukan oenajainja Sachnormen Djerman. W eiterverweisung hanja diterima djika negara kedua dan ketiga menghasilkan pemakaian hukum intern jang sama (lihat Der Grundsatz des Entscheidungseinklangs im IPR, ein Beitrag zur Lehre der Wissenschaften und Literatur, Mainz h. 353 dst.) s.d. pada pokoknja dalam „R envoi in the United States ; A proposal. 29 Tulane L.R., h. 379 dst, s.d. C a s t e 1, Cases, h. 268 dst. Lihat kemudian dibawah pada pembltjaraan renvoi d i USA).

214) Untuk L e w a 1 d ini pada pokoknja Verweisung adalah Sachnormverwelsung. Pada prinslpnja beliau menolak penundjukan-kemball atau penundjukan-leblh-djauh. Tetapi ada pengetjualian*. seperti misalnja dalam 5 hal Jang disebut dengan tegas dalam pasal 27 EGBGB, pada bentuk testamen dan penerimaan Welterverwelsung djika negara kedua dan ketiga membawa hasil keputusan jang sama. Penulis ini mementingkan „E n tsch eidu n gsein - klang” sedemikian rupa, hingga demi tertjapainja Inilah la bersedia menerLma baik pe- ngetjualian* atas prinsip bahwa tiap penundjukan merupakan Sachnormverwelsung (H. L e w a l d , La théorie du renvoi, 29 Rec. (1929) h. 519 dst. ; Idem, Règles générales des conflit de lois, 69 Rec. (1939) ; Idem, Renvoi Revisited ? dalam Fragen des Verfahrens- und Kollisionsrechte (Festschrift zum 70 Geburstag von Prof Dr Hans P r i t s c h e , Zurich, 1952) ; bdgk. pendirian F a l c o n b r l d g e (h 236 dst )

215) Bdgk. L o u i s - L u c a s , 10 Répertoire, h. 435.216) Pasal 28 dari Bundesgesetz, betreffende die zivilrechtlichen Verhältnisse der Niedergelas­

senen und Aufenthalter (NAG) dari 25-6-1891 berbunjl : „S ow eit nicht Staatsverträeer,63?* , r,e Bestlnuniinsen enthalten, gelten für die personen-, familien- und erbrechtlichen Verhältnisse der Schweizer, welche Im Ausland ihren Wohnsitz haben, folgende Regeln :1. Sind diese Schweizer nach Massgabe der ausländische Gesetzgebung dem ausländischen

Recht unterworfen, so erstreckt sich die Anwendung des ausländischen Rechtes nicht auf ihre in der Schweiz gelegenen Liegenschaften, es gilt vielmehr in bezug auf solche Liegenschaften das Recht und der Gerichtsstand des Heimatkantons.

2. Sind diese Schweizer nach Massgabe der ausländischen Gesetzgebung dem ausländi­schen Rechte nicht unterworfen, so unterstehen sie dem Recht und dem Gerichtsstand des Helmatkantons.” Teks M a k a r o v - Q u e l l e n , I no. 50.

Untuk pembahasan lebih djauh dari pasal 28 NAG, lihat N i e d e r e r h 270 dst Untuk penerimaan renvoi ini perhatikan pula pasal 31 MAG

46

Page 47: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

Menurut pasal 28 maka untuk segala soal2 mengenai hukum pribadi, hukum kekeluargaan dan hukum warisan dari orang2 Swiss jang berada diluar negeri diperlakukan hukum dari tempat domicilie diluar negen. Hukum asing ini dipersilahkaa untuk „djalan-lebih-dahulu”. Akan tetapi, djika hukum asing ini tidak mempergunakan tawaran tersebut, maka hu­kum intern Swiss jang akan diperlakukan. Dengan demikian djelaslah jiranja bahwa ada ketjondongan untuk menerima doktrin renvoi dalam peraturan HPI Swiss ini. Penundjukan-kembali diterima. 217)

Djuga jurisprudensi di Swiss tjondong kepada penerimaan daripada renvoi. Tetapi suatu pendirian jang prinsipiil dalam hal ini belum lagi ternjata dari jurisprudensi Swiss ini. 218)

Pendirian daripada para penulis adalah terpetjah. Disamping mereka jang menerimanja terdapat pula mereka jang menentang.

Diantara para pembela dapat disebut: S c h n i t z e r, 21°) R o g u i n, W o 1 f f, N i e d e r e r, 220) dari kelompok para penentang dapat disebut: M e i 1 i, 221) P e t i t p i e r r e , 222) B e c k, S t a u f f e r .

(v) N e d e r l a n d * C

Di Nederland tidak ada peraturan tegas^jang mengatur soal renvoi. Jurisprudensi umumnja menentang, walaupun ada kalanja keputusan

menjimpang jang dianggap tjondong untuk menerima. 223)Doktrine pada umumnja menolak. Sardjana2 HPI Belanda jang ke­

namaan umumnja tidak menerima penundjukan-kembali maupun penun- djukan-lebih-djauh.

Diantara mereka 'jang menentang renvoi dapat disebut: M e i - j e r s, 224) K o s t e r s , 225) M u 1 d e r, 220) J i 11 a, 227) H i j m a n s, 228)217) Penafsiran dari pasal 28 NAG ini membawa kepada kesimpulan, bahwa penundjukan-

kembali kepada hukum intern Swiss diterima, tetapi penundjukan-lebih-djauh kearah hukum dari negara ketiga tidak.

218) Untuk jurisprudensi ini lihat S c h n i t z e r , I, h. 216 no. 47.219) S c h n i t z e r , I, h. 208 dst.220) N i e d e r e r (h. 273 dst.) membela penerimaan renvoi karena ini pada pokoknja akan

merupakan pemakaian dari l e x f o r 1 dan hal ini adalah jang paling tjotjok dengan ,,völkerrechtliche Zuständigkeitsverteilung” ; jang dianggap beliau sebagai „Natur” dari­pada HPI ialah dasar-azasi bahwa tiap negara berkuasa untuk dalam batas= teritoir-nja sendiri hanja mempergunakan hukum perdatanja sendiri. Kesimpulan beliau berhubung dengan ini ialah bahwa bolehlah diadakan pengelonan daripada kaidah HPI „deren Anwendung im Ergebnis der völkerrechtlichen Zuständigkeitsverteilung am besten ent­spricht, und das ist immer jene, die zur A n w e n d u n g der l e x f o r i fuhrt. Sie hat die völkerrechtliche Grundregel auf ihrer Seite ; — sie ist daher zu beachten.” (h. 274).

222) P e t i t p i e r r e , Max, „Droit international privé de la Suisse” , 7 Répertoire, h. 14‘Jdst. p.h. 158. '

223) Tidak diterima a.l. : Hof den Haag, 6-2-1931, N.J. 1931, 747 ; Hof Gelderland, 6-5-1856,W. 1765 ; Rechtbank Utrecht, 4-4-1928, W. 11895. Ketjondongan untuk menerima : Kan- tongercht Wageningen, 12-10-1910, W.v.N. 257 ; Scheidsgerecht Graphische Vakken, 27-8- 1925, A.R., 189 jang disebut G i n s b e r g, N.J.B. (1936) h. 980 dst. Tetapi bandingkanpandangan L e m a i r e, T. 148/3, n. 5.

224) M e ij e r s, o.e. V.P.O., II.225) K o s t e r s , h. 143.226) M u 1 d e r, h. 92.227) J i t t a, h. 62 dst.228) H ij m a n s, h. 157, dengan pandangan sendiri jang didasarkan atas teori L e r e -

b o u r s - P i g e o n n i è r e .

47

Page 48: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

O f f e r h a u s . . 22£>) Baak, “ o) V a n B r a k e l , 231) V a n H a s - s e 11. 232)

Jang membelanja hanja suatu minoritas jang tak berarti, antaranja : G i n s b e r g , 233) S c h e l t e m a , 234) dan A s s e r. 235)

Hindia Belanda, kini Indonesia, memperlihatkan suatu perbedaan pendapat jang menjimpang dari praktek dan doktrina di Nederland. Dengan njata dinegeri kita diterima baik renvoi. Dalam hal ini terdapat penjimpangan daripada azas-concordantie. Keadaan di Indonesia mengenai renvoi akan dibahas setjara tersendiri kelak.(vi) B e l g i a .

Berbeda dengan keadaan di Nederland maka dinegara Benelux lain» nja, Belgia, diterima baik renvoi. 23°) Penerimaan penundjukan-kembali ini nampak baik dalam jurisprudensi maupun dalam prudensi. 237)

Diantara penulis2 jang menerima renvoi dapat disebut P o u 11 e t, R o 1 i n, 238) P h i l o n e n k o . Jang menentang a.l. L a u r e n t , d e V o s .239)(vii) S w e d i a .

Dalam perundang2-an Swedia terdapat ketentuan jang menerima renvoi. 24°) Bab pertama dari Undang2 1904 jang mengatur beberapa persoalan HPI berkenaan dengan perkawinan, perwalian dan adopsi menentukan bahwa apabila seorang asing melangsungkan perkawinan di­hadap an pembesar2 Swedia, maka kemampuannja untuk melakukan per­kawinan itu ditentukan oleh hukum nasionalnja. Apabila hukum nasional ini menentukan bahwa kemampuan untuk melangsungkan perkawinan harus ditentukan oleh hukum lain, maka hukum jang belakangan inilah jang dipergunakan. 241)229) O f f e r h a u s , Stromingen in het intemationaal familierecht, dalam Rechtsgeleerde

opstellen aangeboden aan P a u l S c h o l t e n , h. 351.230) J.M.J. B a a k , Enkele opmerkingen omtrent de verwijzing in het intemationaal pri,

vaatrecht dalam Rechtsgeleerde opstellen aangeboden aan M e ij e r s h. 351.231) V a n B r a k e l , h. 64 dst.232) V a n H a s s e l t , Droit international privé des Pays Bas, Répertoire VI, h. 605.233) G i n s b e r g , N.J.B. (1936) h. 980 dst.234) Nn. E. S c h e l t e m a , De betekenis van het Internationale en vergelijkende recht

voor de practijk van het notariaat, WPNR 3381.235) Akan tetapi oleh J i t t a (h. 66) A s s e r ini dimasukkan golongan „opportunlsten” ,

karena lembaga renvoi hanja dibelanja sebagai alat agar supaja dapat mempersatukan

I S e S î S Æ berkenaa" denea”23 0 L o V l s ? Lmubc°aUs.r g10nRipPi S i ? c iUh S5 S den!“ , Jon d o"S kepada menerima renvoi.M7) “ o^vonL, 0ei ! V r ^ UceC \ J 34 (entans keadaan dl B elgia: ..Nou»

c'est-à-dire en majorité favorable aurcnvol" voisine de la Jurisprudence française.238) Lit at 6 Répertoire, h. 148. ‘

239) S rfvéVBelIe, d jU id ^ Î B r a s s ï 828 d sll™ * ^ l0U' C0UrtS d ® dr° It ,nternatlonal240) Bdgk L o u i s - L u c a s . 10 Répertoire h 435U1) S rk Pawinanr' DPe™ in2» Î a£ n U 'Ti # s V e^ a 8-7-1904 tentang beberapa persoalan HPI dibidang

'auSrital adopsi berl>unji : „S i un étranger veut contracter mariagesuédoises, sa capacité sera déterminée par sa loi nationale. Si la

I™ in? « « - a If qu? -a «capacité de contracter mariage doit être déterminée par une F r a i c e » C û k 7 i re0d ° ith6trI 7gbservée’ ‘ - Teks M a k a r o v - Q u e l l e n , I, no. 49 ;

48

Page 49: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

Pada ketentuan ini dapat disaksikan bahwa penundjukan oleh hukum / Swedia kepada hukum asing dimaksudkan sebagai penundjukan dalam i keseluruhannja, sebagai Gesamtverweisung. Karena ada kemungkinan bahwa hukum jang telah ditundjuk oleh hukum Swedia ini menundjuk pula kepada hukum lain. Penundjukan kepada hukum lain ini tentunja tidak bisa tidak harus dilakukan oleh kaidah- HPI dari negara bersang­kutan. Dan hukum dari negara jang terachir ditundjuk ini adalah jang berlaku. Dari kata2 jang dipergunakan dapat ditarik kesimpulan, bahwa bukan sadja terbuka penerimaan penundjukan kembali sebagai renvoi au premier degré, akan tetapi djuga untuk renvoi au second degré.

(viii) L i e c h t e n s t e i n .

Dalam hukum positip HPI Liechtenstein, negara Liliput dibenua Eropah jang akan tetapi mempunjai peraturan HPI jang berarti, djuga terdapat ketentuan jang menerima baik penundjukan-kembali.

Paragrap 70 Code Civil Liechtenstein dari 1926 mengenai hukum pribadi dan badan2 hukum, menentukan antara lain bahwa apabila hukum *asing jang ditundjuk oleh hukum Liechtenstein, maka hukum intern Liechtenstein-lah jang berlaku (renvoi au premier degré). 24~)

(ix)

' Berlainan daripada terbanjak negara2 Eropah kontinental jang disebut diatas, maka negara berikutnja dalam perundang2-an positipnja tidak me­nerima renvoi. Setjara tegas ditolak penundjukan-kembali atau penun- djukan-lebih-djauh dalam Code Civil Junani dari tahun 1946. Dalam Kitab Undang2 Hukum Perdata jang seringkali disebut oleh penulis2 HPI karena didalamnja banjak terdapat pengertian2 modem dibidang HPI, kita saksi­kan adsmja ketentuan bahwa penundjukan kepada hukum asing oleh hukum Junani tidak meliputi kaidah2 HPI daripada negara asing ber­sangkutan (pasal 32). 243)

Disini kita saksikan bahwa penundjukan oleh HPI Junani kepada hukum asing diartikan sebagai Saclinormverweisung. 2<4)242) Pasal 70 dari C.C. Liechtenstein 20-1-1926 beçbunji a.l. : ............. Si le droit interne renvoie

au droit étranger on doit en déduire, en cas de doute, qu’ il s ’ agit du droit matériel et non pas des règles de conflits (renvoi). Si le droit étranger auquel renvoie le droit interne, renvoie à son toui; au droit interne ou le déclare applicable, le droit in'erne doit être appliqué (renvoi au premier degré). En cas de renvois ultérieurs de droit du Lich- tenstein s ’ applique si une des lois ^envoyantes renvoie à ce droit ; dans les autres cas il faut appliquer le dr.oit étranger qui serait compétent d’après la règle de conflit du Lichtenstein” .

243) Pasal 32 dari Code Civil Junani darl 15-3-1940 (mulai berlaku : 23-2-1946) berbunjl : ,,Lesrègles de droit international privé de l’Etat étranger ne sont pas comprises dans la loi étrangère applicable” . Teks M a k a r o v - Q u e l l e n , 1 no. 19; F r a n c e s - c a k i s, o.c. h. 267.

244) Jurisprudensi tuaan umumnja „favorable” iterhadap renvoi. Bdgk. L o u l s - L u c a s , 10 Répertoire, h. 434; Ch. C a r a b i b e r , „ Droit international privé de la Grèce", dalam 6 Répertoire, h. 419, dimana disebut penulis* Junani Jang menentangnja.

« 49

H PI 2/II — Vel 4

Page 50: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

(B) N e g a r a 2 A s i a — A f r i k a «

Ada berbagai negara lainnja tersebar disegala pelosok dunia jan^ menerima renvoi setjara tegas. Negara2 ini telah mengambil oper ketentuan2 HPI jang berlaku dibeberapa negara jang tersebut diatas.

Disini dapat disebut •'J

a) T i o n g k o k ,Sistim HPI j'dng berlaku di Tiongkok terpengaruh banjak oleli EGBGB

Djerman. Oleh karena itu tidak mengherankan kiranja bilamana didalam porundang2-an tentang I1P1, sedjalan dengan ketentuan~ dalam EGBGB Djerman, djuga diterima renvoi ini.

Dalam pasal 4 dari Undang- 1 9 1 S m e n g e n a i pemakaian hukum asing, kita ketemukan ketentuan jang dengan tegas menjatakan, bahwa apabila menurut kaidah2 HPI Tiongkok harus d i p e r g u n a k a n hukum nasional dari seseorang dan hukum nasional asing tersebut menundjuk-kembali kepada hukum Tiongkok, bahwa p e n u n d j u k a n - k e m b a h tersebut diterima dan hu­kum intern Tiongkok-lah jang diperlakukan. )

b) D j e p a n g.

Djuga ketentuan2 hukum positip HPI Djepang terpengaruh olehEGBGB Djerman. lonQ . ln, . 7 <T

Dalam pasal 2 9 dari Undang- tahun 1 8 9 8 telah diterima baik penun-djukan-kembali kepada hukum intern Djepang. 2<°) Menurut pasal tersebutmaka hukum intern Djepang akan berlaku apabila hukum nasional asingjang diperlakukan menurut ketentuan2 HPI Djepang, temjata menundjuk-kembali 247) kepada hukum Djepang. 248)

c) T h a i l a n d .

Dalam p e r u n d a n g 2- a n positip dari Thailand terdapat ketentuan penga­kuan jang tegas daripada lembaga renvoi. Paragrap 4 dari Undang2 tahun 1939 tentang perselisihan hukum menentukan bahwa apabila hukum dari suatu negara asing adalah jang berlaku ]jf./klim asing ini menundjuk245) Pasal 4 dari U.U. 5.8-1918 tentang penggunaan hukum asing berbunji : ..Dans les cas

ou la présente loi prévoit l ’ application de la loi nationale d’une personne et où cette loi renvoie ellemfime à la loi chinoise, il sera fait1 application de la loi chinoise". Teks M a - • k a r o v - Q u e l l e n , I, no. 10; F r a n c e s c a k l s . o.c. h. 266 ; E s c a r r a, Jean, Droit International privé de la Chine, Répertoire, VI, h. 203 dst.

246) Bdgk. L o,u i s - L u c a s, 10 Répertoire, h. 435.247) Menurut S c h n i t z e r penundjukan-lebih-djauh tidak diterima di Djepang, I, h. 221.248) Paaal 29 daripada U.U. 21-6-1898 tentang ketentuan* umum mengenai pemakaian hukum

berbunji : „Lorsque la loi nationale d’une personne est déclarée applicable et si, d ’ après je droit de son pays, les lois du Japon doivent lui être appliquées, on applique des dernières". Teks M a k a r o v - Q u e l l e n , I, no. 27; F r a n c e s c a k i s ,o.c. h. 268.

50

Page 51: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

kembali kepada hukum Thai, maka hukum m a t e r i i 1 - i n t e r n dan Thailand jang berlaku dan bukan IIPI-nja. 240)

Disini kita saksikan bahwa penundjukan oleh HPI Thailand kepada hukum asing dianggap sebagai Gesamtverweisung, sedangkan penun- djukan kembali oleh hukum asing_ kejDada lmkum Thailand dianggap sebagai Sacltnormverweisung. Setjara djelas dapat disimpulkan disini penerimaan daripada „renvoi au premier degré”.

Dia n tara negara--Afrika terdapat pula negara2 jang tidak menerima rcnuoi. Dalam perundang--an dari Mesir misainja dapat kita saksikan ketjondongan ^mtuk menolak penundjukan-kembali ini.*

Dalam Code Civil Mesir dari tahun 194S setjara terang dinjatakan bahwa penundjukan kepada hukum asing oleh undang- Mesir hanja berarti penundjukan kepada kaidah- intern-materiilnja, dengan mengenjamping- kan kaidah2 HPl-nja (pasal 27). -r’°)

Tegaslah kiranja bahwa penundjukan dianggap oleh Code Civil Mesir ini sebagai Sachnornivenveisung, bukan sebagai Gesamtverweisung.

(e) I s r a e l . .¿u

Djuga Israel temjata mengenal ketentuan dalam hukum positipnja jang ada sangkut-pautnja dengan soal renvoi. Tetapi penjelesaian masalah ini dalam HPI negara tersebut adalah agak berlainan daripada dalam negara2 jang telah kita ketemukan diatas.

Dalam peraturan Israel dari tahun 1922 251) telah dikemukakan bahwa status personil ditentukan oleh hukum nasional. Akan tetapi hukum nasional menundjuk kembali kepada hukum domicilie. Djika terdjadi jang belakangan ini, jakni bahwa hukum nasional menundjuk kepada hukum domicilie, maka hukum domicilie-lah jang akan berlaku (paragrap 64). 2,v-)

Disini kita saksikan adanja ketjondongan untuk memberikan peng­utamaan hukum domicilie diatas hukum nasional , berkenaan dengan penundjukan-kembali.249) Paragrap 4 dari U.U. 10-3-1939 tentang perselisihan hukum Thailïind berbunji : ,.Lorsque

une loi d ’un pays étranger est applicable et que, conformément à cette loi, la loi du Siam doit être e*>pliquée, on appliquera les dispositions. du droit materièl (interne) et non les règles de conflits siamoises.” Teks M a k a r o v - Q u e l l e n , I, no. 51 ; M e ij e r s, Recueil, 82 (Teks Inggris) ; F r a n c e s c a k l s , o.c. h. 270.

250) Pasal 27 dari Code Civil Mesir 29-7-1948 berbunji : „En cas de renvoi à une loi étrangère,ce sont les dispositions internes qui devront être appliquées à l’exclusion de celles du droit international privé” . Teks F r a n c e s c a k i s , h. 266.

251) PeraTuran2 dari zaman Mandat Inggris di Palestina pada umumnja berlaku terus, djuga sedjak berjientinja status Mandat tersebut sedari 14-5-1948. Lihat M a k a r o v, Quellen,I no. 25, Pengantar.

252) Le Palestine Order in Council 1922, as amended by the Palestine (Amendment) Order inCouncil 1923, par. 64 sub 2 berbunji : „Le statut personnel est la loi nationale del'étranger, chaque fois que celle-ci ne renvoie pas h la loi du domicile. Dans ce dernier cas la loi du domicile doit être appliquée". Teks M a k a r o v - Q u e l l e n , 1 no. 25 ; F r a n c e s c a k i s , o.c. h. 267.

(d ) M e s i r .

51

Page 52: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

Berkenaan dengan tjara mendekati persoalan seperti kita ketemukan dalam perandang2-an Israel ini teringatlah kita kepada apa jang telah dikemukakan oleh M e i j e r s berhubung dengan apa jang dilihatnja sebagai inti daripada lembaga renvoi : „Pas de domiciliewet toe wanneer de nationale wet, en pas de nationale wet toe, wanneer de domicilie wet daamaar verwijst”. 2rf.a)

Suatu ketentuan lain jang bersangkut-pâut pula dengan renvoi dan memuat ketentuan serupa seperti jang disebut diatas, terdapat dalam peraturan tentang hukum warisan Israel. Disana terdapat ketentuan bahwa apabila hukum nasional (jang harus berlaku) menundjuk kepada hukum domicilie atau hukum religieus atau hukum dari tempat letaknja benda, maka hukum2 jang disebut inilah adalah jang berlaku. Djika akan tetapi hukum nasional .itu menundjuk kepada hukum domicilie dan jang be­lakangan ini tidak mempunjai peraturan2 jang dapat diperlakukan untuk orang bersangkutan, maka hukum nasional orang tersebut adalah jang berlaku (paragrap 4 (III) sub c). 253) Terbukanja kemungkinan bahwa hukum nasional menundjuk kepada hukum lain merupakan penerimaan daripada penundjukan-kembali atau penundjukan-lebih-djauh. Penun- djukan kepada hukum asing dianggap sebagai Gesamtverweisung.

( f) S u r i a.

Dalam perundang2-an positip Suria terdapat ketentuan jang menen­tang renvoi.

Penundjukan-kembali tidak diterima baik. Tiap penundjukan kepada hukum asing dianggap sebagai penundjukan kepada kaidah2 intern tanpa meliputi kaidah2 HPI (pasal 29 dari Code Civil 1949). 254)

Code Civil Suria untuk bagian terbesar merupakan suatu kutipan daripada Code Civil Mesir. Oleh karena itu tidaklah mengherankan bahwa kita menemukan pula dalam peraturan2 pembuka („Titre préliminaire”) dari Code Civil Suria jang mengatur HPI ini, ketentuan2 jang serupa dengan apa jang tertjantum dalam Code Civil Mesir. Pasal 29 dari C.C. Suria njatanja sama bunjinja dengan pasal 27 C.C. Mesir jang kita sebut diatas.

(9) I n d o n e s i a .Tindjauan kita tentang negara sendiri sebagai anggota negara2 Asia-

Afrika jang terkemuka, akan dilakukan setjara tersendiri kelak pada waktu252a) M e ij e r s, V.P.O., II, h. 393.253) Paragrap 4 (III) (c) dari Ordonnance concernant les successions berbunji : ,,Si la loi

nationale renvoie à la loi du domicile, à la loi religieuse au à la loi du lieu de la situation des immeubles, la loi visée doit ôtre appliquée. Cependant, si la loi nationale r;envoie a la loi du domicile et si cette dernière ne contient pas de dispositions applicables à la personne en question, la loi nationale de cette personne doit être appliquée” .

254) Pasal 29 dari Code Civil Syria dari 16-5-1949 berbunji : ,,En cas de renvoi à une loiétrangère, ce sont les dispositions internes qui devront appliquées à l ’exclusion de celles du droit international privé” . Teks M a k a r o v . Q u e l l e n, I no. 53 ; F r a n - c e s c a k i s, o.c. h. 270.

52

Page 53: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

dikemukakan pendapat kami sendiri mengenai masalah renvoi ini, setelah kita mengikuti keadaan pada negara2 lainnja.

( C) N e g a r a 2 A n g l o S a x o n .

Setelah mengikuti pendirian dari pembuat-undang2 dalam hukum positip dari negara- Eropah dan Asia-Afrika kita akan menindjau pula pendapat dari negara2 Anglo-Saxon, Inggris dan Amerika Serikat. Negara2 Anglo-Saxon jang kedua2nja mengenal sistim „common law” sebagai Ian- dasan sistim hukum perdata mereka, temjata tidak memperlihatkan per­sesuaian pendapat mengenai renvoi ini. Di Inggris pendapat2 daripada sardjana hukum dan praktek-hukum adalah berbeda daripada di Amerika Serikat. Kita akan mulai dengan-negara Inggris (a) dan kemudian baru akan ditindjau keadaan di U.S.A. (b).

■ « i '(a) I n g g r i s .

Pada permulaan pembitjaraan kita diatas sudah diterangkan, bahwa djJ^nggn^m^^ikenal^uatutlara^ggjjiglgggj^ijjan^^i^^^niengenaj masalah renvoi.

Dalam praktek-hukum di Inggris sudah lama orang^menerima baik lembaga renvoi ini. 255)

Dan boleh dikatakan pula bahwa sikap dari badan2 peradilan di Inggris ini adalah „ favourable” terhadap renvoi. 256)

Sedjak tahun 1926 257) boleh dikatakan bahwa dapat diketemukan dalam jurisprudensi Inggris penerimaan renvoi setjara chas ini. Diperkem- bangkanlah suatu tjara penundjukan-kembali jang dinamakan „ foreign Coiirt d o c t r in e 258) Dibandingkan dengan renvoi seperti dikenal dalam negara2 Eropah-kontinental, 25°) seperti telah kita paparkan diatas, maka sistim di Inggris ini dapat dinamakan suatu „double renvoi', (terhadap „continental renvoi” jang disebut pula „single” renvoi), 2C0) atau in a more refined f o r m atau „ the total” atau „pcrfcct ~61) renvoi theory (terhadap „the p a r t i a l renvoi” 2<i2) djuga disebut „impcrfect receptive

255) Bdgk. W o l f f : ,,In the nineteenth century the first decisions to apply renvoi (thouRhwithout using the expression and wi'hout theoretical consideration) were three judgments by English Courts (1S41, 1847 and 1877).” Keputusan2 ini adalah C o l l i e r v. R i v a z . F r è r e v. F r è r e dan The Goods of Lacroix. Ditambahkan oleh W o 1 f f : „Legal doctrine, however, paid no attention to these English decisions.......... ” p.h. 190).

256) Oleh W o l f f telah diberikan pembahasan saksama daripada keputusan» dalam juris­prudensi Inggris ini (h. 192 dst.).

257) Bdgk. W o 1 f f, h. 196-197. N i e d e r e r, h. 266 dan batjaan pada n. 20 dari halaman tersebut.

258) Suggestie untuk memakai is ‘ ilah ini adalah a.l. dari F a l c o n b r i d g e . h. 173.259) Sistim „double renvoi” ini tidak dapat diterima oleh penulis* Perantjis, seperti misalnja

B a t i f f o 1, h. 361.260) W e b b and B r o w n , h. 61.261) F a l c o n b r i d g e , h. 172 ; Istilah lain adalah a.l. : ,.The open offer formula” .262) M o r r i s , Ca«es, h. 25, 26 ; D i c e y - M o r r 1 s, h. 51.

Page 54: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

renvoi” 263) djuga disebut „perfect, true, integral renvoi”. 264) M e i j e r s menamakannja sistim : (X + 1) malige verwijzing. -65) Artinja, penin^jajj^indOiyaikariselainanjj JvaliiJg i ^

Menurut pendirian ini maka hakim Inggris dalam mempergunakan hukum asing pada waktu mengadili suatu peristiwa HPI akan bersikap se-olah2 ia ini „ duduk dalam kursi hakim dari negara asing bersang­kutan”. 2oa) Seringkali disebut dalam hubungan ini apa jang telah dike- mukakan oleh hakim Sir H. T e n n e r dalam C o l l i e r v. R i v a z, 2C7) jalcni bahwa hakim ini pada waktu mempergunakan hukum asing harus „consider himself sitting in the foreign country”. 2CS) Dengan demikian hakim Inggris ini djuga akan memperminakan VaiHahs T-IPT Hnri npgnr.-i bersangkutan. Dan ia akan menjelesaikan persoalannja dengan memakai pada achirnja hukum jang sama seperti akan dipergunakan oleh hakim asing bersangkutan apabila seandainja jang belakangan inilah jang harus mengadili perkara tersebut. 2G9) Pada hakekatnja pilihan dari liukum jang harus dipergunakan ini tergantung banjak daripada kenjataan apakah dalam negara asing bersatfgkutan diterima renvoi atau tidak.

S c h e m a :

Untuk memudahkan bersama ini akan ditjoba untuk memberikan pula schema daripada apa jang dimaksudkan dengan „the foreign Court theory” ini dfengan membandingkannja dengan „single-continental renvoi’' :

F a 1 c o n b r i d g e, h. 171 ; Castel Cases, h. 219.264) F a 1 c o n b r i d g e, h. 174 : Castel, Cases, h. 220.265) M e y e r s , VPO, II, h. 379.266) Bdgk. utjapan C h e s h i r e bahwa sang hakim ini ,,is to make an imaginary judicial

journey” , h. 66 (6th ed.). Tetapi menurut F a l c o n b r l d g e hakim Inggris tidakselalu akan mempergunakan hukum jang sama seperti hakim asing bersangkutan, karenajang terachir ini akan memperhatikan pula kaidah1 hukum setempat, seperti misalnja ..public policy” (h. 173).

267) s.d. W o 1 f f, h. 195 ; Prerogative Court of Canterbury (1841) ; 163 E.R. 608, s.d.C a s t e l , Cases, h. 224 dst. ; G r a v e s o n h. 62; C h e s h i r e , h. 73 (6th ed.).D i c e y - M o r r i s , h. 68; F a l c o n b r i d g e , h. 143 dst. Setjara singkat duduknja perkara ialah sebagai berikut : R y a n , seorang British subject, dengan do­micil of origin Irlandia dan kemudian domicilie o f choice Inggris telah berdomicilie (dalam artikata HPI Inggris) di Belgia pada waktu meninggal. Ia telah membuat testamen dan enam codicil. Persoalan timbul apakah 4 codicil sah adanja, karena cod icil3 ini telah dibuat di Belgia dalam bentuk Inggris dan tidak sesuai dengan bentuk menurut hukum setempat. Sipewaris meninggal pada tahun 1829. Waktu itu di Belgia berlakulah Code Civil Perantjis. Pasal 13 C.C. ini menentukan bahwa untuk orang asing diperlukan otorisasi lebih dahulu untuk dianggap sebagai berdomicilie menurut hukum di Belgia. Ryan tak pernah memperoleh otorisasi tersebut. Tetapi menurut hakim J e n n e r ia harus dianggap, berdomicilie di Belgia bersandarkan konsepsi hukum Inggris. Menurut Ke erangan ahli» jang didengar maka hukum Belgia menentukan bahwa pewarisan dari Kyan mi harus diatur oleh hukum nasionalnja. Karenanja hukum Inggris jang diperguna- xan oleh hakim. Passage pertimbangannja jang terkenal ialah, bahwa pengadilan jang mengadui di Inggris ,,must consider itself sitting in Belgium under the particular circum- st.anc^? of case ” Karenanja codicil- bersangkutan dipandang sah adanja.

268) a.i. ,,Eyery nation has the right to say how far the general law shall apply to its ownbom subjects, and the subjects of another country ; and the court sitting here to deter­mine it, must consider itself sitting in Belgium under the particular instances of the case” lihat C a s t e l , Cases, h. 225.

269) Sistim sedemikian ini telah dipudjikan pula oleh K e g e l untuk Djerman. Beliau ber­pendapat : ..Nur wer genau so entscheidet, wie im ausland tatsächlich entscheiden wird,macht jedoch vollen Ernst mit der anwendung ausländischen Rechts” K e g e l , h. 114.

54

Page 55: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

I

Sistim Kontimental:

Penuncljukan-kembaliX --------------------- » . y

Sistim „Foreign Court Th'eoiy,f. 27°) Kemungkinan' 1 :

r'“-------------------s* X ---------------------- 1 Y

Dalam hal negara Y menerima renvoi, maka hukum i n t e i n jano akan berlaku, karena X menundjuk pada Y dan hakim-X memutuskan seperti hakim-Y akan mengadili perkara jang berdasarkan fakta serupa. Menurut hukum-Y penundjukan adalah Gesamtverweisung:Y -----X ------------> Y 1 ~ ------------------ '

< * '< Kemungkinan I I : «Av * x — ---------- -- Y- *

Dalam hal negara Y menolak renvoi, maka hukum i n t e r n - X jan0 akan berlaku, karena X menundjuk kepada Y dan hakim-X memutus 'an seperti hakim-Y akan mengadili perkara jang berdasarkan fakta- serupa. Menurut hukum-Y, penundjukan adalah Sachnon:nverweisung .Tjontoh2. "r „ . . ,

Setjara konkrit dapat didjelaskan „foreign Court theory uu eno memberikan tjontoh2. 271)Kemungkinan I :

Hakim Inggris harus mengadili persoalan HPI jar*g menjangkut per soalan renvoi dan mempunjai hubungan dengan hukiun Perantjis. i isa nja seorang warganegara Inggris jang berdomicilie di Perantjis t e la h membuat suatu testamen demikian rupa hingga anakiija tidak dapat ap& . TLm manakah jang akan diperlakukan untpk menentukan kemampuan mem buat surat-wasiat ini ? 1 i i

HPI Inggris berdasarkan prinsip domicilie menundjuk kepada hukum Perantjis. Dalam mengadili perkara ini, hakim Inggris akan menbi ara an se-olah2 ia ini adalah seorang hakim Perantjis. Dengan lain perkataan, kaidah2 HPI Perantjis perlu diperhatikan pula. D jikahalam fe g ff F akan mengadili perkara i™ maka ia akan memperguna-an J ii ai. Perantjis jang berdasarkan prinsip nasionalitet Djadi menurut *ai ai Perantjis" dTtiuidjuk kepada hukum Inggris sebagi hukum nasional dai i sipewaris. Apakah di Perantjis ini penundjukan kepada, hukum lain diang­270) Hukum inggris = x ; Hukum Aiing = y. . i0 s t u m b e r *.270 c L ae V l r i 6r d l t 0 :n' c CaT tSe ,l; 228 clst. Untuic komentar ^as pertar« W .

lihat D L c e y, h. 69 ; F a 1 c o n b r i d g e, Ji. 159 , G r a v e s o n, n.C h e s h i r e, h. 75 dst.

55

Page 56: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

gap sebagai Gesamtvenveisung atau Sachnormverweisung ?Diatas telah kita saksikan bahwa pada umumnja dalam praktek-hukum

di Perantjis diterima baik penundjukan-Jkembali. Penundjukan kepada hu­kum Inggris dianggap sebagai Gesamtverweisung, artinja kaidah2 HPI Inggris djuga termasuk dalam penundjukan ini. Dengan demikian seorang hakim Perantjis akan mengadili perkara ini menurut ketentuan-ketentuan hukum materiil-intern Perantjis.

Dan hakim Inggris jang menerima „foreign Court theory” djuga akan menjelesaikannja sesuai dengan sikap hakim Perantjis: Iiukum intern Perantjis jang akan dipergunakan.

Kemungkinan I I :

Hakim Inggris harus mengadili persoalan HPI jang berhubungan dengan renvoi dan ada sangkut-paut dengan hukum Italia. Misalnja dalam tjontoh jang sama seperti dalam kemungkinan I diatas, terdapat seorang pembuat-wasiat, warganegara Inggris jang kini berdomicilie di Italia. Apabila perlu didjawab pertanjaan menurut hukum intern manakah harus diselesaikan persoalan ini, maka hakim Inggris akan melalui djalan pe- mikiran sebagai berikut.

Kaidah“ HPI menundjuk kepada hukum Italia sebagai hukum domi- cilie jang harus dipergunakan. Jang penting ialah untuk mengetahui bagai­mana akan diselesaikan peristiwa ini oleh hakim Italia, karena hakim Inggris akan mengibaratkan se-olah2 ia ini duduk diatas kursi dari hakim Italia.

Di Italia tidak diterima renvoi. Hal ini berarti bahwa penundjukau kepada hukum nasional Inggris oleh kaidah2 HPI Italia akan berarti suatu Sachnormverweisung. HPI Italia menundjuk kepada hukum Inggris karena hukum ini adalah hukum nasional dari sipewaris dan Italia menganut prinsip nasionalitet. Oleh karena penundjukan kepada hukum Inggris ini merupakan Sachnormverweisung maka hakim Italia dalam mengadili per­kara jang serupa akan mempergunakan hukum i n t e r n Inggris.

Oleh karena itu, hakim Inggris jang menerima „foreign Court theory” dan karenanja akan mengadili perkara ini sama seperti dilakukan oleh seorang hakii*n Italia, djuga akan memakai hukum materiil-intem Inggris.

Djadi pada kemungkinan ke-I kita saksikan bahwa ¿¿¡¿j^Inojgr;Lskarena dalamn pada kemungkhTarTTceTj

hukum intern Inggns^ahjangakan dipergunakan, oleh karena praktek- hukum di Italia menolak renvoi.

Tjontoh- jang telah kita sebut diatas dalam kemungkinan ke-I dan ke-II telah mendjadi pokok persoalan dalam dua perkara terkenal me­ngenai masalah renvoi di Inggris.

56

Page 57: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

(i) In re A n n e s l e y .

Kemungkinan ke-I kita saksikan dalam peris&wa / n r e A n n e $sl~e~y~ ( D a v i d s o n v. A n n e s l e y ) , jang telajidi^futusflan^ahm tahun/1926. Dengan peifemt- inilah mulaijjerkembang teorr>E5?ei®i Coyrt” di Ii seperti telah dipaparkan diatas. _

Perkaranni perlu kiTa^indjau lebih djauh karena ternjata telah menarik perhatian dari banjak penulis- dan telah dibahas serta disitir di-mana2. Tiap kali orang membitjarakan masalah renvoi di Inggris case ini tidak akan ketinggalan.

Duduknja perkara ialah sebagai berikut: Njonja A n n e s l e y , se- orang wtfrgane^ara Ivf^gn (British subject) telah meninggal diJBejantjis pada^taj^Tr^iZ^. Memarut hukum Inggris Njonja tersebut bgrdoS^ilie

is. 27;l) Pada tahun 1919 Nj^jija^itu telah_^^!bviat £uatu surath^kum J pjrgris. Jang menarik

u Njonja bei=flangKu%pa^el^ji bentuk

ialah bahwa dengan su kan peninggkeh\langa)i hak waris karenanja.

ikian rupa tt^ngga an^k^lelakinja^metidjadjhak w ___________

Jang"lx'jetRl]adl ¿>oal kinT ialah menurut hukum manakah harus diatur segala sesuatu berkenaan dengan pembuatan wasiat ini. Apabila hukum intern Inggris jang dipergunakan, maka apa jang telah dilakukan oleh Njonja A n n e s l e y sah adanja dan sang anak tidak dapat berhasil dengan keberatannja. Akan tetapi, djika jang harusdiperlakukan, maka kemampuan Njonja bersangkutan untuk mengadakan pewarisan hania dapat berlaku untuk sepertiga bagian daripa a lartanja.

mengenal > 1111 JonJaA n n e s l e y telali mewasi<^kar^elumh harta kekajaannja.

Dalam hubungan persoalan renvoi ini perlu kita perhatikan per­timbangan2 jang dikemukakan oleh hakim Rus s e l , J. mengenai ia ini .

„I accordingly decide that the domicil of the testatrix at the time of her death was French. French law accordingly applies, but the question remains : What French law ? According to French municipal law, the law applicable in the case of a foreigner not legally domiciled in France is the law of that persons nationality, and in this case British. But the law of that nationality refers the question back to French law, the law of the domicile ; and the question arises, will the French law accept this reference back, or renvoi and apply French municipal law ?” 274)

272) w o 1 f f, h. 195 ,273) Menurut hukum Perantjis domicilie di Perantjis belum diperoleh karena sjarat seperti di­

tentukan oleh nasal 13 C.C. (jang kemudian ditjabut) task dipcnuhinja. Dalam pandangan hakim R u s s e l , J. harus dipergunakan hukum Inggris un uk menentukan domicilie Njonja

tersebut. Dan m enunr hukum Inggris ini Njonja tersebut mempunjal¡ domicile of choice Perantjis. Bdgk. persoalan domicilie menurut hukum Inggris ini, HPI, II (1) no. 377 dst. Dalam hubungan pembltjaraan tentang renvoi sekarang ini persoalan domicilie ini nanja rnempunjai arti sekunder. . ,

274) G r a v e s o n , Cases, h. 47, 48. Kursip sebagian dari kami.

57

Page 58: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

Kemudian telah ditindjau oleh hakim Inggris tersebut bagaimana adalah kaidah2 HPI Perantjis mengenai persoalan sematjam ini. Dengan meletakkan titik berat atas perkara F o r g o , jang disebutnja dengan se­demikian banjak perkataan (disusul kemudian oleh perkara S o u l i e ~7°) jang menambahkan kejakinan), maka hakim R u s s e l menganggap bahwa pada praktek hukum Perantjis jang dipelopori oleh Cour de Cassation, dapat dilihat dengan njata adanja penerimaan daripada lembaga penun- djukan-kembali. 276)

* Hakim Perantjis, djika hams mengadili peristiwa ini, akan memper­gunakan hukum i n t e r n Perantjis.

Oleh karena itu, hakim R u s s e 1 berkesimpulan bahwa djuga olehnja harus dipergunakan hukum intern Perantjis dalam mengadili perkara ini.

Berdasarkan hukum materiil-intem Perantjis ini testament sengketa tidak dapat dipertahankan dalam bentuknja semula. Kemampuan dari Njonja A n n e s l e y untuk mewasiatkan harta bendanja terbatas, sesuai dengan ketentuan2 jang berlaku dalam hukum intern Perantjis.

Jang lebih djauh menarik perhatian kita ialah adanja pengakuan terus terang dari hakim R u s s e l , bahwa menurut pendapat pribadinja, sebenamja adalah lebih memuaskan dan lebih mudah untuk menganggap sadja penundjukan oleh HPI Inggris kepada hukum Perantjis sebagai suatu Sachnormverweisung, dengan perkataan lain : Hakim ini mengemukakan sebagai pendapat pribadinja bahwa sebaiknja lembaga renvoi ditolak sadja' oleh hukum Inggris. Dengan demikian akan tertjapailah apa jang dinama­kan beliau „a simple and rational solution which avoids....... that endlessoscillation...... ” . Tetapi, dalam menjelesaikan peristiwa ini beliau telahmemilih djalan pikiran „foreign court theory”. Adanja duahsmc^Deji-

275) Dalam perkara ini hukum intern Perantjis dianggap berlaku untuk warisan benda bergerak dari seorang warganegara U.S.A. jang meninggal di Perantjis dengan •mempunjai de facto domicile disana. Lihat G r a v e s o n , Cases, h. 421.

276) Experts2 jang didengar dalam perkara ini ternjata berbeda faham mengenai hal ini. Suatu argumen jang membenarkan alasan anti-renvoi Jang dikemukakan oleh M o r r i s , (Cases, h. 26 ; D i c e v - M o r r i s, h. 74).

277) Pertimbangan bersangkutan dari R u s s e l , J. ini berbunji sebagai berikut : „Speak­ing for myself, I should like the same conclusion by a much more direct route along which no question of renvoi need be encountered at all. When the law o f England requires that the personal estate of a British subject who dies domiciled, according to the requirements of English law, in a foreign country shall be administered in accordance with the law of that country, why should this not mean in accordance with the law which that country would apply, not to the propositus, but to its own nationals legally domiciled there ? In other words, when we say that French law applies to the admi­nistration of the personal estate of an Englishman who dies domiciled in France, we mean that French municipal law which France applies in the case of Frenchmen. This appears to me a simple and rational solution which avoids altogether that endless oscillation which otherwise would result from the law of the country of nationality invoking the law of the country of domicil, while the law of the country of domicili in turn invokes the law of the country of nationality ; and I am glad to find that this simple solution has, in fact, been adopted by lie Surro acts’ Court of New York” , (jang dimaksudkan ialah perkara R e T a l m a d g e ; Lihat perkara ini kemudian). G r a v e s o n , Cases, h. 44, 45. Kursip dari kami. Pendapat pribadi dari R u s s e l ini, sedjalan dengan utjapan M a u g h a m J., dalam in R e A s k e w , telah diperhatikan pula oleh G r a v e s o n , h. 61 ; S c h m i t h o f f, h. 101 ; K u h n , h. 52 ; F a 1 - c o n b r i d g e , h. 177 n.q.

58

Page 59: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

dapat dalam pikiran sang menambah ke­sukaran untuk mengambil pendirian jang tegas sekitar masalah renvoi ini. 27S)

(ii) I n r e Ro s s , R o s s v. W a t e r f i e l d .

Kemungkinan ke-II dalam schema kita diatas, dapat ldta saksikan terdjadi pada peristiwa R o s s, 27°)

Duduknja perkara dalam garis2 besar adalah sebagai berikut: Njonja J a n e t A n n e Ro s s , seorang warganegara Inggris, telah meninggal di Italia dalam tahun 1927. Pada waktu ia meninggal ia menurut hukum Inggris boleh dianggap telah mempunjai domicilienja di Italia. Ia telah hidup di Florence sedjak 1888, pada tahun mana ia telah membeli suatu mansion dan estate jang terkenal dengan nama „Poggio Gherardi”. Pada tahun 1902 suami dari njonja tersebut meninggal dunia terlebih dahulu dari isterinja. Tidak ada kesangsian bahwa pada waktu saat meninggalnja ' Tuan H e n r y J a m e s R o s s ditahun 1902 itu, domicile dari kedua mempelai adalah di Italia.

Pada waktu Njonja J a n e t A n n e R oss meninggal ditahun 1927 mulailah dipersoalkan tentang surat2 wasiat jang telah dibuatnja. Dengan surat2-wasiat tersebut semua harta kekajaannja telah diberikan kepada tergugat Njonja C a r o l i n e L u c y I s a b e l W a t e r f i e l d , sedang­kan kepada anak lelaki satu2nja, A l e x a n d e r G o r d o n Ross , tidak ditinggalkan apa2. Dan harta peninggalan ini temjata menurut kata- haJdiv jang mengadili perkara ini sendiri, merupakan suatu „considerable pro­perty”, jang berada di Italia dan Inggris, untuk sebagian besar terdin dari mansion dan estate „Poggio Gherardi” tersebut tadi.

Pihak penggugat meng-claim bahwa ia ini berhak atas Vi dari benda-- tak-bergerak jang terletak di Italia dan % bagian atas benda2-bergerak jang berada dimanapun, di Italia maupun dinegara lain. Hak ini didasarkan atas „legitima portio” menurut hukum Italia.

Persoalan hukum dihadapan hakim L u x m o o r e , J. jang harus mengadili perkara ini ialah : hukum intern Italia atau hukum intern Inggris jang berlaku ? Dalam hal jang pertama tuntutan penggugat adalah ber­dasar dan harus dikabulkan. Dalam hal jang kedua, tuntutan penggugat tidak mempunjai dasar, karena'tidak dikenal dalam hukum intem Inggris.

278) Bdgk. apa jang dikemukakan W e b b and B r o w n , tentang pend$pat-pribadi hakimR u s s e 1, J. ini : , it is difficult not to admire, even if one is' appalled at, themagnificence of this complex process. R u s s e l , J., having done his duty in orthodox fashion, allowed himself the luxury of personal observation upon the doctrine of renvoi.In his view it would have been simple to have applied the internal law of France in the first place, scaring his mind the to and fro of a double remission” , (h. 73).

279) Chancery Division (1930), 377. G r a v e s o n , Cases h. 45 dst. ; M o r r i s , Cases,h. 13 dst. ; W e b b and B r o w n , h. 65 dst. C a s t e 1. Cases, h. 230 dst. : untuk komentar atas keputusan ini D i c e y , h. 79, F a 1 c o n b r i d g e, h. 156, 162, 21fr, G r a v e s o n , h. C4 ; S c h m i t t h o f f , h. 99 ; C h e s h i r e , h. 78.

59

Page 60: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

Menurut ketentuan HPI Inggris, dalam hal pewarisan benda2-bergerak ini jang akan diperhatikan ialah ,,Iaw of the domicile” daripada sipewaris. Tentang hal ini terdapat kata sepakat antara para pihak jang sedang berperkara.

Tetapi, jang kini merupakan pokok-persoalan ialah persis seperti apa jang mendjadi thema pembitjaraan kita dalam uraian sekarang in i: „Apakah jang diartikan dengan „the law of the domicile” ?”

Dalam kata2 hakim L u x m o o r e , J., pokok persoalan ini ialah sebagai beiikut:

„As I have already stated, the parties are agreed that „the law of the domicil governs the succession to the movable property”. The dispute which arises between them, and which I have to determine^ is what is meant by „ the law of the domicil”. Does the phrase, so far as the English law is concerned, mean only that part of the domiciliary law which is applicable to nationals of the country of domicil — some­times called „the municipal. law” or „the internal law” — or does it mean the whole law of the country of domicil including the rules of private international law administered by its tribunals ?” -80)Djikalau pendapat jang kedua adalah jang tepat, maka menurut pen­

dirian hakim L u x m o o r e hakim Inggris hanja perlu menjelidiki apakah jang akan dilakukan oleh badan2 peradilan ditempat domicilie jang ber­sangkutan dalam perkara sematjam ini. Beliau mengemukakan : „Whereas if the latter view is the correct one, the English Court is solely concerned to inquire what the Courts of the country of domicil would in fact decide in the particular case”.

Dan setjara tegas dikemukakan sebagai pendapat beliau: „In my opinion the latter is the correct view, as laid down by the English decisions, and there is no decision that has been quoted to me in argument of thatI have been able to discover which supports the former view.......2si

Dengan tjermat dan penuh rasa tanggung djawab hakim L u x ­m o o r e ini kemudian telah memberi pembahasan daripada persoalan renvoi. Dikemukakan oleh beliau bahwa para penentang renvoi mengemu­kakan bahwa dengan lembaga tersebut akan terbif suatu „endless oscillationbackwards and forwards from one law to another.......... and so on adinfinitum, the result of what has been called by some of the text-writers cir cuius inextricabilis” . 282)

Menurut hemat hakim Inggris tersebut maka alasan sematjam ini djustru tidak pada tempatnja bilamana diterima renvoi dalam arti kata „foreign Court theory”. Karena tidak akan terdjadi saling tundjuk-menun- djuk-hilir-mudik ini, bilamana dengan „hukum Italia” (hukum jang di- tundjuk oleh HPI Inggris sebagai „law of the domicil”), diartikan : „the

280) G r a v e s o n , Cases, h. 47. Kursip dari kami.281) G r a v e s o n , Cases h. 48.282) G r a v e s o n , Cases h. 48.

60

Page 61: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

law which the Italian Court would hold to be applicable to the case of Janet Anne Ross”. 283)

Kemudian telah diselidiki bagaimana adalah jurisprudensi di Inggris mengenai masalah ini. Hampir semua ,leading cases" mengenai persoalan ini telah dibahas dengan saksama. Perkara- jang menerima renvoi telah dikemukakan dengan disertai alasan- membenarkan. Diantaranja dapat disebut disini perkara C o l l i e r v. R i v a z, jang djuga telah ldta sebut diatas. Tidak ketinggalan kutipan daripada pertimbangan2 hakim S irH. J e n n e r jang terkenal dalam perkara in i: „the Court, sitting here (jakni di Inggris) to determine it, must consider itself sitting in Belgium, 284) under the particular circumstances of the case”. 285)

Selain daripada perkara ini, telah disebut pula perkara2 lain, 280).antaranja djuga perkara R e A n n e s l e y , jang telah kita saksikan diatas. Tentang perkara ini dikemukakan oleh hakim L u x m o o r e bahwa dalam memutuskan perkara tersebut hakim R u s s e l telah menerima pula „the foreign Court theory”. Tambahan mengenai pendapat pribadinja („my personal opinion”) — jakni bahwa sebaiknja Verweisung dianggap sebagai Sachnormverweisung sadja — dianggap oleh L u x m o o r e tidak sesuai dengan jurispnidensi Inggris : „With all respect to the learned Judge, I do not think his expression of opinion — no matter how con­venient such a course might be (and as to that I express no personal view) — is in fact in accord with the cases to which I have referred, while his actual decision, so far as die renvoi doctrine is concerned, in fact accords with them. 287)

Kesimpulan hakim L u x m o o r e ialah hahwa in ini h a m s memutus­kan perkara ini sesuai dengan ketentuan2 hukum Italia, seperti dilaksana­kan oleh badan2 peradilan Italia. Dan dalam hal ini ia merasa hanja berkewadjiban untuk setjara „simplv to follow the decision daripa a hakim Italia. Para ahli hukum Italia jang didengar semua mengemukakan bahwa djika perkara serupa harus diadili oleh badan peradilan ta ’a, maka surat-wasiat jang dibuat oleh Njonja R o s s semua sah adanja. Untuk gugatan penggugat tidak ada tempat. HPI Italia akan menundjuk kepada hukum Inggris. Dan menurut pendapat jang mempunjai penganut terbesar baik dalam praktek-hukum maupun dalam doktrin Italia, maka renvoi tidak diterima. Penundjukan kepada hukum nasional sipewans, hu­kum Inggris, dianggap hanja sebagai Sachnormverweisung.283) G r a v e s o n , Cases, h. 49. Kurslp dari kami.284) Dalam perkara C o l l i e r v. R i v a z ini, Mr R y a n seorang British subject jang

berdomicilie di Belgia, telah meninggalkan surat3 wasiat, jang memenuhi sjarat3 formil menurut hukum Inggris, tetapi tidak menurut hukum intern Belgia.

28o) G.r a v e s o n, h. 50. Kunsip darj kami.286) Diantaranja M a l t a s s v. M a l t a s s ; F r e r e v. F r e r e ; B r e m e r v.

F r e e m n n n i- « *• « i r-ncAc h

Page 62: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

1

Berdasarkan „foreign Court theory”, jakni mengadili perkara ini se­olah2 hakim Inggris duduk diatas kursi daripada hakim negara asing bersangkutan, i.e. hakim Italia, maka telah diselesaikan peristiwa ini. Gugatan penggugat ditolak dengan mempertanggung-djawabkannja untuk membajar ongkos perkara. 28S)

Perkara R o s s ini telah kita membahas setjara agak pandjang-lebar karena perkara ini penting sekali untuk memperoleh suatu pengertian jang baik tentang „foreign Court theory” jang berlaku di Inggris dibidang renvoi. Penghargaan terhadap perkara ini djuga bukan sedikitnja tentu disebabkan pula karena hakim jang bersangkutan telah mentjapaikan diri untuk memberikan suatu „outline” jang mendalam tentang masalah renvoi ini dengan memberi lukisan2 sebagai tjontoh2 dari jurisprudensi. 2S9)

(iii) Re Du k e o£ W e l l i n g t on ; G l e n t a n a r v. W e 11 i n g t o n.

Kemungkinan ke-II dalam sehema kita diatas dapat kita saksikan

288) Keputusan ini diketjam a.l. oleh M o r r i s , The law of the domicile, 18 BYIL (1937),h. 32 p.h. 48 dan F a l c o n b r i d g e , h. 185, 210 dst. Bdgk. .pendirian W e b b and B r o w n , h. 69, 70.

289) Salah satu perkara terkenal dimana hakim Inggris mengikuti pula djedjak hakim dalam perkara in r e R o s s (dan i n r e A s k e w , jang akan dibahas kemudian), ialah perkara i n r e O ’ K e e f e P o i n g d e s t r e v. S h e r m a n (1940), Ch. 124 s.d. C a s t e 1, Cases, h. 236. Perkara ini berkenaan dengan pewarisan dari seorang British subject, Mrs. M a r y A l i c e O ’ K e e f e jang telah meninggal ditahun 193 V, pada waktu berdomicilie di Italia. Ia bertempat tinggal di Napoli untuk tidak kurang dari 47 tahun terus-menerus. Ia meninggal setjara abintestato dan meninggalkan harta benda bergerak diluar Inggris. C r o s s m a n , J. dalam perkara ini mempertimbangkan bahwa HPI-Inggris menundjuk kepada hukum Italia, sebagai hukum dom icilie sipewaris pada saat meninggalnja. Dan HPI-Italia menggunakan hukum nasional dari sipewaris,i.e. hukum Eire sebagai domicll-of-origin-nja. Hakim C r o s s m a n djuga mengemuka­kan dalam pertimbangannja setjara tegas : ,,I think that this conclusion is in accordancewith the view expressed by L u x m o o r e, J. (as he then was), in th£ case I n r e R o s s (1930), 1 Ch. 377, 406 and the view expressed by M a u g h a m , J. (as he then was), in the case of I n r e A s k e w , (1930) 2 Ch. 259, 269” . Untuk komentar a 'as perkara ini, lihat F a l c o n b r i d g e , h. 156, 185, 212 ; D i c e y - M o r r 1 s, h. 78. F a l c o n b r i d g e mengetjam dengan sangat keputusan ini, karena tidak beralasanlah untuk memakai hukum dari domicil-of-origin (dari E i r e ) dalam perkara ini. Sipewaris sudah ber-pululv- tahun berdomicilie di Italia dan sepandjang hidupnja tak pernah ber- kundjung ke Eire, ketjuali untuk suatu „short tour” dengan ajahnja 59 tahun sebelum meninggalnja. Djadi pemakaian hukum Intern Eire, seperti dikemukakan oleh C h e ­s h i r e adalah „out of touch with the realities of life” and so calculated to defeat the expectations of the deceased” , hingga merupakan „scarcely a good advertisement for the foreign Court doctrine” (h. 73). Menurut F a l c o n b r i d g e (h. 208) hakim Italia dalam mengadili perkara serupa akan memakai hukum i n t e r n Italia qua lex fori, berdasarkan pertimbangan bahwa penundjukan kaidah HPI-Italia kepada hukum nasional dari sipewaris adalah „meaningless or ineffective in the circumstances” ikarena tidak adania „national law” dari seorang British subject” jang njata dapat ditundjuk oleh Conflict rules Italia. Lihat F a l c o n b r i d g e h. 202 dst.) D e N o v a . II enso in re O ’ K e e f e la. determinazione della lex patriae di un cittadino Britannino domiciato all’estero, dalam Fes‘ schrift fur L e o R a a p e (Hamburg, 1948), h. 67 dst. menguatkan pendirian F a l c o n b r i d g e ini. Dalam casus positie seperti ini dimana hukum nasional dari jang bersangkutan, tidak merriberikan penundjuk untuk penjelesaian persoalannja. maka orang seperti itu harus dianggap seperti orang tanpa-kewarganegaraan Karenanja, maka untuk seorang British subject jang berdomicilie di Italia, hakim Italia akan mempergunakan hukum intern Italia. R a b e I pun mengetjam pemilihan hukum Eire untuk perkara ini, tetapi menurut beliau kesalahannja ialah karena hakim Italia tidak menerima renvoi, bukan karena hakim Inggris menggunakan „the foreign Court theory” . Kata saxdjana ikenamaan ini : „Adoption of the law of domicil by the Italian courts, either as an independent secondary test or. more apDroniately as the result of renvoi, is only the way leading out of the impasse. Renvoi Is the better method, sine? harmony is preserved with the British rules, especially in relation to the definition o f domicil. One cannot reject renvoi and hope for anything tolerable” (I, h. 144, kursip kami).

62

Page 63: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

I

pula pada peristiwa agak recent jang telah mendjadi ,.cause célèbre” pula. Perkara ini telah diputuskan dalam tahun 1947. -,J0)

Duduknja perkara ialah sebagai berikut:Dalam tahun 1812, setelah diadakan penjerbuan atas benteng Ciuclad

ocrigo, Duke of Wellington jang pertama (pada waktu itu Viscount c ari W ellington) telah dianugerahkan tanda kebesaran Spanjol kelas satu untuk dirinja sendiri dan ahliwarisnja (baik laki- maupun perempuan) c engan gelar „Duke of Ciudad R o d r ig o Segala sesuatu ini. berlaku setjara turun-temurun untuk'Ve-lama--nja. Kepada Duke of Ciudad Rodrigo dan ahliwarisnja ini diberikan tanah- Keradjaan jang terletak didataran Grana­da dan terkenal dengan nama ,,Soto de Roma”, termasuk d juga tanah- jang dinamakan „ Dehes-a-baja of Illora dan „Las Clwnchinas”. Gelar dan tanah- di Spanjol ini setjara turun-temurun telah djatuh kemudian kepada Duk» of Wellington ke-5, jang meninggal dalam tahun 1941 diwarisi oleh Duke of Wellington ke-6 dalam kedua pangkatnja : baik sebagai Duke of Wellington ke-6 maupun sebagai Duke of Ciudad Rodrigo. Duke of Wellington ke-6 inilah jang dalam perkara sekarang telah men­djadi sipewaris, jang membuat surat2 wasiat (testator); Sampai pada saatnja sipewaris ini meninggal tidak pernah timbul kesulitan berkenaan dengan gelar dan tanah- milik di Spanjol. Semua ini telah beralih ketangan masing- Duke of Wellington jang sekaligus djuga memangku djabatan Duke of Ciudad Rodrigo. Tetapi kesulitan mulai timbul setelah sipewaris, Duke of Wellington ke-6, meninggal dunia. Kesulitan ini disebabkan karena djabatan Duke of Wellington dan Duke of Ciudad Rodrigo djatuh ketangan orang- jang berlainan.

Sipewaris telah meninggal dunia pada tahun 1943. la meninggal sebagai bachelor dan berdomicilie di Inggris. Ia meninggalkan seorang ibu, L i 1 i a n - M a u d Duchess’ of Wellington, kini tergugat, dan seorang kakak perempuan satumja, L a d y A n n e R h y s, ~djuga tergugat. Iatidak mempunjai kakak laki-laki.

Sebelum meninggal sipewaris, Duke of Wellington ke-6 telah mem­buat dua surat-wasiat. Jang pertama adalah tertanggal 6-5-1942, jang disebut dalam perkara ini sebagai : testamen Spanjol Dengan testamen ini ia memberikan harta-kekajaannja di Spanjol kepacla : „the person who being of the issue of the late Most Noble Arthur Duke of Wellington and Ciudad Rodrigo mv great-great-grandfather will on my .decease, become Duke of Wellington and Ciudad Rodrigo”. Dalam testamen ini pun telah ditundjuk paman2 sipewaris Lord G e o r g e W e 11 e s 1 y dan T li o -

290) Chaiiceiy Division ( 1947) 2 All E.R. 854 ; s.d. C a s t e ! , Cases, h. 238 dst. G r a v e - £ ° 7i “ f ses h. 61 dst. W e b b and B r o w n , h. 70 dst. ; D i c e y - M o r r i s , n. 71 dst. ; S t u m b c r g, Cases h. 164 ; untuk komentar D i c e y h. 71, 77 ; r a i c o n b r i d g e , h. 229 dst. ; G r a v e s o n , h. 65; S c h m i t h o f f , h. 100; r? « ° u Yy o r r l s . h. 71 ; Bdgk. N e u h a u s, anmerkungen zu der englischen nntscneidung ’ Re the Sixth Duke of Wellington", 15 Rabelsz (1949-50), h. 161 ; dan G o l d s c h m i d t , idem, h. 342 dst.

63

Page 64: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

ma s L o r d G l e n t a n a r sebagai executeurs testamentair (para peng­gugat dalam perkara ini).

Kemudian pada tanggal 6-12-1942 sipewaris membulat lagi suatu testamen jang disebut: testamen Inggris. Dalam testamen jang kedua ini diterangkan bahwa testamen Spanjol tertanggal 6-5-1942 harus dianggap tetap berlaku. Benda2 jang sudah termasuk dalam testamen Spanjol itu tidak dianggap termasuk dalam testamen Inggris jang kedua ini. Benda* jang belum termasuk dalam testamen Spanjol bersama ini diwasiatkannja. Sebagai executeur2-testamentair dan trustees telah diangkat pula paman2 sipewaris: L o r d G l e n t a n a r dan L o r d G e o r g e W e l l e s l e y (kini penggugat2). Kepada mereka sebagai trustees ini diberikan semua harta-benda sipewaris jang tidak diwasiatkan oleh testamen Spanjol ter­sebut, untuk kemudian diberikan kepada Duke of Wellington ke-7, setelah ia ini sudah mentjapai usia 21 tahun.

Setelah sipewaris meninggal dunia jang mendjadi Duke of Wellington ke-7 adalah pamannja sipewaris, G e r a l d , jang dalam perkara ini disebut sebagai „the present Duke”, dan djuga didjadikan tergugat.

Dengan adanja testamen Inggris ini maka apabila testamen-Spanjol tidak b.erhasil untuk mengalihkan harta-benda Spanjol dari sipewaris, maka harta-benda ini akan dialihkan menurut ketentuan2 testamen-Inggris. Dalam pewarisan ini harus dibedakan antara benda2 bergerak (movable property) dan benda2-tak-bergerak. 291) Untuk jang pertama tidak ada kesulitan. Semua pihak menjetudjui bahwa jantuk bendaJ-bergerak ini menurut IiPI-Inggris harus dipergunakan : hukum dari domicilie sipewaris pada waktu meninggalnja, i.e. hukum intern Inggris. Untuk benda2-tak- bergerak akan tetapi berlakulah hukum Spanjol sebagai lex situs dari tanah bersangkutanTHPI-Spanjol menundjuk kepada hukum sipewaris sebagai hukum nasional iang harus diperlakukan.

Djadi kesulitan timbul kini: Apa jang sesungguhnja diartikan dengan istilah „Spanish law”.

Lihatlah disini timbulnja lagi pokok-persoalan tentang renvoi jang telah didjadikan thema utama pembahasan kita sekarang ini.

Dan dalam mendjawab pertanjaan ini, dalam menghadapi persoalan apakah istilah „hukum Spanjol” ini berarti melulu hukum intern Spanjol atau djuga meliputi 7/FZ-nja, maka hakim ^W y n n - P a r r y mendjawab'* bahwa beliau hendak memutuskan ini seperti telah dilakukan oleh Privy Council dalam suatu perkara dari tahun 1941.

Hakim W y n n - P a r r y mempertimbangkan :„For when it is asked whether by the phrase „Spanish law” is meant

only the internal law of Spain or the whole of the law of Spain, including therein the body of rules of private international law recognised and291) Berlainan adalah keadaar. dalam HPI Indonesia, dimana diterima bahwa seluruh warisan

sebagai suatu kebulatan tunduk kepada hukum jang sama („universitas” ). Bdgk. G r i s ­w o l d , o.c. h. 254).

64

Page 65: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

administered by its Courts, the answer is, in my judgment, at any rate so far as this Court is concerned, conclusively provided by the following passage from the judgment of the Privy Council -02) in J a b e r E l i a s K o t i a v. K a t r B i n I J i r y e s Na h a s (1941) A.C. 403, at p. 413. 293)

„In the English courts phrases which refer to the national law of a propositus are prima facie to be construed, not as referring to the law which the courts of that country would apply in the case of its oii'n national domiciled in its own country with regard (where the situation of the property is relevant) to property in its own countiy, but to the law which the courts of that countiy would apply to the particular case of the propositus, having regard to what in their view” is his domicile (if they consider that to be relevant) and haying regard to the situation of the property’ in question (if they consider that to be relevant)”. -iM)Dan kemudian ditambahkan oleli hakim W y n n - P a r r y bahwa

keputusan tersebut telah dikemukakan oleli suatu „very strong Board dan bahwa dalil ini dikemukakan scbagai „a statement of the law of England” jang memperoleh dukungan dari „an impressive body of judicial authority’. Dan kemudian disebut pula perkara2 C o l l i e r v. R i v a z (1841 ),^ ) C a s d a g l i v. C a s d a g l i (1918), Re Ro s s (1930), -96) Re A s k e w (1930). -,J7)

292) Dalam hubungan perkara2 jang diputus oleh Privy Counciilin , territorial unitsb r i d g e , selalu harus diperhatikan adanja Mdak se la lu m em p erguna-tenentu (plurilegislarive territories), supaja Privy G , hacian3 dengan hukum kan sadja „English law" karena „British Empire” terdin dart “ S j ®b r i d g e „The jang interterritorial (HAT) dan interpersonal (HAG). K mnflict rule to the law o ffaillure to observe the distinction between a r e fe rence by jaW of a countrya country which has a territorial system of law mid a re o f m isu n d erstan d in gwhich has a composite system of personal law underlie: in su p p o rt of the doctrineof certain cases and the unjustifiable citation of such c k e j se b a lik n ja djusteru of the renvoi” , (h. 201 ; lihat djuga h. 223 dst.). V a n bagi negara' jangmenekankan bahwa terhadap penolakan renvoi. h a t dan HAG (denganmengenal lebih darL satu sistim-hukum dalam batas-_ne„< j ’ Denulis ini : ,.Men ynoe‘.menundjuk kepada keadaan di Indonesia sebagai tjontonj. . . . d reg e ls volgen, die indan tussen die locale o f gentiele rechten kiezen enm oet daarbij de rcghet land waar zij gelden omtrent hun verhouding geld ( . diperlakukan

293) Perkara K o t i a v. N a h a s ini mengenai P^entuan h u k ^ ^ .^ ab intesta‘0 (0lehuntuk tanah mulk (tanah dengan hak milik mutlak) j ?etaknja di Palestina. Menurut Ibrahim Elias Kotia meninggal 17-12-19->7 tanpa anak) ..¡^ tanah bersangkutan bukanperaturan* Palestina maka dalam hal sipewaris'Jang> aoama disana. maka tanah milikwarga Palestina atau anggota dari salah satu go g. (Palestine Succession 0-dinance tersebut akan dibagi menurut hukum nasional dj k kepada lex situs, maka hukum 1923 : 4). Dan d jikalau hukum nasional in i.^nundju P pa]estina Daiam perkarajang belakangan inilah jang aka" p ^ S n a dan djuga bukan anggota sesua‘ u golongan sekarang ini sipewaris bukan warga PaIes“ ™f „ Mpnurut hukum Lebanon maka pewansan agama, melainkan seorang warganegara Lebanon^ perkara ini kemudian Supremedari tanah diluar Lebanon diatur oleh lex situs uaiam pe k CouncI, telah menguatkanCourt Palestina mempergunakan hukum^mte™ .£ mendalam oleh F a l c o n b r i d g e keputusan tersebut. Perkara ini dibahas setjara menoaiamh. 220 dst. h 66 W e b b a n d B r o w n, 'h. 71 ;

294) G r a v e s o n , Cases, h. 65 ; G r a v e s 0_n, n. obiter dictum” jang patutC h e s h i r e h. 80 (6th ed.) menamakan passage lnisua.u ,.diketjam. Demikian pula D l c e y - M o r r t » ,

295) Lihat noot no. 267. ,296) Lihat No. : ii.297) Lihat No. lv diatas.

65

HPI 2/II — 2 Vel 5

Page 66: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

Kemudian dibahas oleh hakim W y n n - P a r r y apakah jang me­rupakan hukum seperti jang akan dipergunakan oleh „ Spanish Courts” dalam perkara sematjam ini ? 208)

Menurut hakim jang terhormat tersebut disinilah timbul kesulitan jang besar baginja, karena temjata bahwa para expert jang didengar (3 expert tentang hukum Spanjol telah didengar) -09) memberikan. keterangan2 jang ,diametrically opposed”, hingga menurut pendapat W y n n - P a r r y nampaklah 'adanja „a profound cleavage of legal opinion in Spain” tentang apakah renvoi diterima disana atau tidak. 3U0)

Setelah menjelidiki sendiri ketentuan2 dalam hukum positip Spanjol, antaranja dalam Code Civil, hakim W y n n - P a r r y berpendapat, bahwa di Spanjol ini tidak diterima renvoi: „Basing myself on this material,1 come to the conclusion that it would be against the spirit and intendment of the Spanish Civil Code to hold that, in a case such as this, Spanish law would accept the renvoi which the English law makes to it as the lex situs”. 301)

Oleh karena itu, hakim berkesimpulan, bahwa — seperti djuga halnja akan dilakukan oleh hakim Spanjol —, maka dalam menjelesaikan testamen sipewaris berkenaan benda2-tak-bergerak jang terletak di Spanjol, harus dipergunakan hukum i n t e r n Inggris.

Menurut hukum Inggris ini maka testamen Spanjol gagal untuk meng­alihkan benda" Spanjol sipewaris, karena jang berhak menerima harus memenuhi „double qualification”, jakni sebagai „Duke of Wellington” dan „Duke of Ciudad Rodrigo”. 302) Dan setelah meninggalnja sipewaris, tidak lagi kedua pangkat ini berada dalam satu tangan, satu dan lain karena tjara2 beralih pangkat dan gelar kebesaran ini menurut aturan2 di Inggris dan di Spanjol berlainan adanja.

Karenanja tjara beralih jang effektip baru terdjadi dengan testamen- Inggris. Benda2 di Spanjol jang tidak diwasiatkan setjara effektip oleh testamen-Spanjol, kini setjara effektip beralih menurut testamen-Inggris dalam keseluruhannja. dan tidak dikurangi atau terpengaruh oleh kaidah2 legitima portio jang dikenal dalam hukum Spanjol.

Berhubung dengan hal2 terurai diatas, achirnja halam W y n n - Par r y memutuskan, bahwa Duke of Wellington ke-7 adalah jang ber­hak atas ben^a2 bergerak dan tidak-bergerak jang berada di Spanjol,298) ,,I must address myself to the question, what is the law on the matter in question which

would be expounded by the Supreme Court of Spain if it were before that Court "> *’G r a v e s o n, h. 66 ; W e b b and B r o w n , h. 71.

299) Jang didengar ialah : M r V a 1 1 s, practising member o f both the English and Spanish bars and Legal adviser to the Spanish Embassy and the Spanish C o n s u la t e General In London ; the IUustrisImo Senor D o n J u a n d e C a l l e j ó n prac­tising member of both the Spanish and English Bars dan mendahului Vails sebagal legal adviser dari Ambassade Spanjol di London ; D r C o l a s , djuga anggota Spanish and English Bars, djuga doctor of law Universitas Madrid.

300) Bdgk. djuga berkenaan dengan ini, noot 186.301) G r a v e s o n , Cases, h. 72.302) ,,No one person exists who fulfills both qualifications and therefore the gift falls” .

G r a v e s o n , Cases h. 72.

66

Page 67: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

jang telah termasuk dalam testamen-Spanjol tetapi tidak ?03. ^telah dialihkan olehnja, melainkan berdasarkan te^amen-Ui gr . '

Dari keputusan inilah dapat dilihat bahwa umumnja menerima baik apa jang dinamakan „the oreign In2 <*riiPerkara ini merupakan suatu illu^asi K ^ n d a f k a ntelah berichtiar untuk menjelesaikan peristiwa HI I g Kprsanfr-diri se-olah- beliau ini duduk dalam kursi hakim negara g kutan (i.e. Spanjol).

(iv ) I n r e A s k e w ; M a r j o ri b a n k s v. A s k e w (1930).Tiga tjontoh tersebut diatas adalah berkenaan dengan hukV ^ ^

Ketiga tjontoh itu memberikan lukisan jang baik berkenaan g ^ P soalan renvoi seperti didjadikan pegangan oleh pera tentangTjontoh berikutnja djuga seringkali disebut dal“ " ^f^ersoalannja kini renvoi setaraf dengan ketiga tjontoh terdahulu. J P karenaialah terletak dibidang status anak, apakah disah uhseauensperkawinan kemudian dari pihak orang tua dalammcilrimonium). 304)Tjontoh sekarang ini termasuk iv &schema kita. . , o t . so5\

Duduknja perkara setjara singkat adalah sebagai er telahSe° rang 'varganegM ato^ ns, J o h n B e i da tahun

membuat sjarat2 perdjandiian-kawin (mamage s nprdiandiian1893, pada waktu mana ia b^rdomicilie di Ingg p . Daiam p tersebut ditentukan antaranja baliwa apabila ia kelak menik >maka ia akan dapat mempergunakan sebagian daripa a anak ianesuami dan boleh mempergunakannja untuk kepentingan seoi diperoleh dari perkawinannja jang berikut. . f ¿m

Benar sadja, ternjata bahwa ia telah bertjerar f " memperoleh suatu „ domicile of choice" di memutuskanbulan Djuni 1911 suatu badan peradilan Ujerman telah , Berlinp rfg w lnm ilill | ,.g p C T i » . i ; " ; ! “ ” 1«.

Sas .i;:;, i* — iU « . <*¡5 r « « 5 -W e n g e 1 s tersebut telah dilahirkan pada bu an la' 'ua . sebacai anak anak perempuan M a r g a r e t e A s k e w, jang telah drakm sebagai anakoleh ] o h n B e r t r a m A s k e w .________I_______ , t nresent Duke is entitled

303) Kesimpulan terachlr : „F or these reasons in my judgment, tne P ,neffectually disposedto the Spanish movable and i m m o v a b l e property comprised ino f by the Spanish w ill” . G r a v e s o n . * .• adajah terbatas pada beberapa Menurut pendirian penulis3 HPI Inggris b nertieraian, pendeknja pada soal•bagian hukum tertentu, scverti 'v&Tisan, P ®mkan ’ Djadi tidak m isa ln ja dalam bidangdimana dom lcllie merupakan faktor jang Bdek G r a v e s o n , h. 71. 72-kontraki dan tindakan; hukum mengenar tor s . M Jk. t e 1

304)

305)k o n t r a k . d a n tin d a ik a n2 / M o r r i s C a ses^ h . 16 d s t . ; ^ a s 1Chancery Division (1930) 2 Ch. 259 s d. M o r r i s ^ f i d g e, h 167,Cases, h. 232 d s t . U n tu k k o m e n ta r D i c e y . n. ^ K u h n , h .5 2 ; C h e -176; G r a v e s o n, h. 65 ; S c h r a i t t h o r r , n. s h i r e , h. 79 (6'.h ed.).

67

Page 68: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

Kemudian dalam tahun 1913 J o h n B e r t r a m A s k e w telah mempergunakan haknja untuk mentjabut sehagiarAtdaripada fonds tmst sang suami sesuai dengan apa jang ditentukan dalam sjarat-perkawinan 1893 terurai diatas, serta memberikannja demi kepentingan anaknja M a r g a r e t e tersebut.

Timbullah persoalan kini apakah perbuatan jang terachir ini sah adanja. Apakah dapat diterima bahwa anak M a r g a r e t e ini adalah seorang anak jang disahkan karena perkawinan kemudian dari pihak orang tua.

jang mend jadi persoalan dalam perkara ini ialah hukum intern manakah jang harus diperlakukan. Djika hukum intern Inggris jang di­perlakukan. maka anak M a r g a r e t e tidak dapat dianggap telah disahkan oleh perkawinan kemudian dari orang tuanja oleh karena ia ini telah dilahirkan pada saat tatkala ajalinja masih berada dalam hubungan perkawinan dengan seorang perempuan lain daripada ibimja. Bukankah ia ini telah dilahirkan pada saat sebelum perkawinan pertama dari ajahnja terputus karena t jerai ? Menurut Legitimacy Act tahun 1926 maka dalam hal seperti ini tidaklah dapat dianggap M a r g a r e t e sebagai anak jang disahkan.

Apabila dipergunakan hukum intern Djerman barulah M a r g a r e t e dapat dianggap disahkan karena perkawinan kemudian daripada pihak orang tua. Hal ini telah ditegaskan pula dalam sebuah affidavit jang telah diberikan oleh seorang sardjana hukum Djerman dalam perkara ini. 308)

Menurut IlPl-lnggris maka soal pengesahan anak hams ditentukan menurut hukum daripada domicilie sang ajah pada saat anak dilahirkan dan oleh hukum domicilie sang ajah pada waktu perkawinan dilangsung­kan. Apabila kedua-nja ini menerima legitimatio per snbsecjuens matrimo- nium, maka anak bersangkutan dianggap disahkan karena perkawinan menjusul dari pihak orang tua. 307)

Sudah njata dari kedjadian2 dalam perkara ini bahwa pada waktu \1 a r g a r e t e dilahirkan dan pada waktu kemudian diadakan perkawinan diantara pihak orang tuanja, bahwa domicilie dari J o h n B e r t r a m A s k e w 'adalah di Djerman.306) Affidavit dari D r R o s t dalam perkara ini jang diterima oleh segala fihak jang sedan*»

berperkara, diketjam keras oleh F a l c o n b r i d g e (h. 211 dst.)- Dalam affidavit tersebut dinjatakan : ,,I am informed and. believe that John Bertram Askew was an Englishman. Therefore English law would be applied by the German Court in deciding the question.” A s k e w hanja adalah seorang „Englishman” 'karena domicU-of-origin- nja adalah ,,English” . Tetapi HP1 Djerman menundjuk kepada hukum nasional dari jang bersangkutan ini. Tidak <liadakan perbedaan jang seharusnja antara ,,law of a British subject" dan ,,law of England” (h. 212). Perbedaan ini dianggap penting oleh F a l ­c o n b r i d g e (h. 199) karena menurut pandangan beliau selalu harus diperhatikan apakah sistim hukum jang ditundjuk oleh sesuatu kaidah HPI, merupakan :1. hukum dari „territorial unit” jang mempunjai a unitary system of territorial law” ,

jakni suatu „single law district” , atau2. hukum daripada „composite system of territorial law” (HAT dalam istilah kita), atau3. hukum „territorial unit” dengan „composite system of personal law” (HAG dalam

istilah kita).307) Bdgk. perkara U d n y v. U d n y ; HPI, II (1) no. 377.

68

Page 69: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

PT-

Sekarang timbul pertanjaan : Apakah jang sebenamja diartikan dengan istilah „law of the father’s domicile” ? Apakah ini berarti hanja hukum i n t e r n Djerman atau sebaliknja harus dianggap sebagai lebih luas adanja, hingga meliputi pula kaidah- HPI-Djennan ?

Lihatlah disini inti-pokok persoalan renvoi jang dalam kata2 jang digunakan dalam pertimbangan hakim Ma u g h a m, J., berbunji se­bagai berikut: „But what is the meaning of the phrase ’the law of the father’s domicile’ ? Does it refer to the municipal 'law or local law or Germany, or does it refer to tlie whole of the laws applicable in Germany, including the views entertained in Germany as to the rules of private international law?” 30S)

Hakim M a u g h a m, }.. setelah mengadakan penjelidikan jurispru- densi dan menindjau persoalan renvoi setjara saksama tiba pada kesim­pulan bahwa jang harus diperhatikan ialah hukum Djerman dalamk e s e l u r u h a n nj a, seperti dilaksanakan oleh hakim2 dari negara asing i ___1.bersangkutan.

Sebelum tiba pada kesimpulan tersebut maka dalam pertimbangan-nja kita kntemukan suatu perumpamaan jang dipilih oleh hakim M a u g h a m untuk mendjelaskan pendiriannja. Misalnja ada seorang J o h n D o e. seorang warganegara Inggris jang pergi ke negeri asing, jakni kata sadja Commonwealth Utopia. Dan dinegara jang baru ini ia memperoleh „permanent home”-nja dan ia menetap disitu tanpa mempunjai hasrat untuk kembali kenegara asalnja (animus manendi). Akim tetapi in ini belum dinaturalisasi mendjadi warganegara Utopia. Ia masih tetap seorang British subject jang berdomicilie di Utopia. Sekarang ini kita anggap bahwa Utopia menggunakan prinsip nasionalitet untuk menentukan statuspersonil orang2 asing jang berada disana.

Apakah J o h n D o e ini harus dianggap sebagai berdomicilie di Utopia adalah suatu hal jang dihadapan hakim Inggris hams ditentukan oleh hukum Inggris. Dalam hal demikian harus diterimalah ia ini sebagai berdomicilie di Utopia.

Djika timbul persoalan2 tentang status personil, maka hakim Inggris akan mempergunakan hukum dari domicilienja, jakni hukum dari Utopiasebagai jang menentukan.

Timbullah lagi persoalan : Apakah jang diartikan dengan hukum Utopia ini :: hukum intern Utopia atau hukum Utopia dalam keseluruhan­nya P

Untuk dapat mendjawab pertanjaan ini hams kita melihat pula apakah dasarnja bagi HPI-Inggris untuk menjatakan seorang sebagai John D o c ini takluk dibawah hukum domicilienja ? Djawabannja ialah bahwa dengan memperoleh permanent home disana ia ini telah „attracted to

308) M o r r i s , Cases, h. 18.

69

Page 70: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

himself the system of personal law which Utopia would apply to him”. Dan sardjana2 hukum Utopia telah menerima prinsip nasionalitet untuk menentukan status personil. Karenanja menurut hukum Utopia ini hukum Inggris-lah jang akan berlaku. Dalam hal ini sama sekali tidak timbul suatu „deadlock”. Jang harus diselidiki ialah hak2 apakah jang telah diperoleh oleh J o h n D o e menurut hukum Utopia karena domicilie-nja disana. Hak2 jang diperoleh ini perlu untuk diketahui karena hakim Inggris akan melaksanakan pula (enforce) hak2 tersebut.

Dalam hubungan ini hakim M a u g h a m berpendapat bahwa tidak ada tempat bagi suatu „deadlock”, tidak ada suatu „circtilus inextricabilis”. Kata hakim tersebut : „It is apparent that there is no room here for a deadlock, and that the circulus inextricabilis is no better than a (perhaps amusing) quibble”. Kemudian ditambahkan beliau : „The English judges and the foreign judges do not bow to each other like the officers at Fontenoy”. 309)

Jang perlu diselidiki ialah apakah J o h n D o e telah memperoleh hak2 di Utopia menurut hukum Utopia. Dan djika hal inilah jang perlu diselidiki, maka tidaklah bisa lain bahwa jang diartikan ialah hukum Utopia dalam k e s e l u r u h a n n j a „including any views of private international law which may be deemed to give him rights (or subject him to restrictions) ...............” S1°)

Djadi dalam hukum Djerman jang dalam perkara ini dianggap berlaku sebagai hukum domicilie menurut HPI-Inggris, harus dianggap termasuk pula ketentuan2 HPI-Djerman. Lebih djauh, haruslah diartikan hal ini sebagai keseluruhan hukum Djerman seperti, jang akan dipergunakan oleh hakim Djerman djika harus mengadili peristiwa ini.

Kini kita saksikan, bahwa setelah diadakan penjelidikan oleh hakim M a u g h a m bolehlah diterima bahwa mengenai soal renvoi ini praktek- hukum Djerman umumnja menerimanja. Djadi HPI-Djerman jang ber­dasarkan prinsip nasionalitet menundjuk kepada hukum Inggris, harus diartikan sebagai menundjuk kepada keseluruhan hukum Inggris (termasuk kaidah2 HPI Inggris, jang berdasarkan prinsip domicilie), jang menundjuk kembali kepada hukum Djerman. Jang belakangan inilah menerima renvoi tersebut, hingga hukum i n t e r n Djerman jang dipergunakan. 311)

Djuga hakim M a u g h a m , J., karenanja akan mempergunakan hukum intern Djerman untuk* menentukan status anak M a r g a r e t e. Dengan demikian diterimalah bahwa anak tersebut adalah anak jang

309) M o r r i s , Cases, h. 21. Disitir a.I. oleh S c h m i t t h o f f , ii. 96.310) M o r r i s , Cases, h. 21.311) Bdgk. pula, G r o s s m a n , J., jang dalam peilkara i n r e O ’ K e e f e , P o i n g -

d e s t r e v. S h e r m a n , Chancery Division (1940) ; (1940) 1 AU E.R. 216, s.d. C a s t e 1, Cases, h. 236, membenarkan pendirian M a u g h a m , J., dalaro i n r e A s Je e w.

70

Page 71: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

disahkan, dilahirkan dari orang tua jang kemudian mend jadi suami-isteri J o hn B e r t r a m A s k e w dan A n n a W e n g e l s .

Walaupun pada hakekatnja hakim M a u g h a m telah memperguna­kan „the foreign Court theory” dalam memutuskan perkara ini, beliau mengemukakan pula pendiriannja bahwa sesungguhnja adalah lebih desirable ’ agar supaja penundjirkan kepada hukum asing oleh HPI-

dianggap sadja sebagai S a c h n ormv enveisu ng. Dalam hubungan ini ia menundjuk kepada pendapat pribadi dari hakim R u s s e l l dalam perkara in re A n n e s l e y jang sudah kita ketemukan diatas. 312) Kata M a u g h a m : „There is much to be said for the ’simple and rational solution’ suggested by Ru s s e l , J. in In re Annesley \ Tetapi, menurut pendapat hakim M a u g h a m sebaiknja hal ini diatur dalam suatu peraturan chusus. Pendapatnja ini terutama disebabkan karena tjara „the foreign Court” theory akan membawa demikian banjak kesulitan dan ketidak-pastian dalam menentukan apakah jang sesungguhnja merupakan makna dan isi dari hukum asing itu. Seringkali, seperti djuga dalam perkara ini, para expert dari hukum asing bersangkutan, mengemukakan pandangan2 jang saling bertentangan dan ine-ragu--kan. 313) Kata M a u g ­h a m pada achir keputusannja, bahwa „it is clearly desirable that the matter should be certain and should not be held ultimately to depend on the doubtful and conflicting evidence of foreign experts”. 314)

Adalah bagian inilah dari pertimbangan keputusan ini jang djustru telah dikemukakan oleh berbagai sardjana hukum Inggris, seperti misalnja Mo r r i s , untuk menentang doktrin renvoi. 315)

Djika kita tindjau kembali perkara in re A s k e w ini dan hendak memasukkannja dalam schema jang telah diberikan diatas, maka peristiwa ini dapat kita masukkan dalam Kemungkinan-I.

312) Dibawah no. i. Diperhatikan pula pendapat pribadi ini oleh G r a v e *S c h m i t t h o f f , h. 101 ; K u h n, h. 52 ; F a 1 c o n b r J a g ^ K u h n>

313) Bdgk. ke'jaman terhadap penjelesaian perkara i n r e A s k e w th. 52 : ..We believe the result to be unfortunate both on p r in c ip le ami ^ ^of practical administration of jus'ice. Obtaining an opinion of ro.eign h gh private international law of a foreign country is costly and ofteconflict o f expert testimony” . ,0 . It may be added that

314) M o r r i s , Cases, h. 23. Bdgk. pula per imbangan pada h. 19 ■ >• >aw which has there is generally an.acute conflict of expert opinion as' to tl^courts^ake from time to to be proved afresh in each case. F o r e i g n Juri^ a n d foreign courts jaKe^romtime varying views on the subject of renvoi. D i c; e^y - M jjccu’cced by i^e writers,315) Bdgk. M o r r i s , Cases, h. 26 : „In view of tlie difficulties dwcuwed By ne write s.and the thousands of cases In which the foreign t0 be preferable view” ,reference to the foreign conflict laws, the foaner would appear to be the prererame vie Lihat djuga D i c e y - M o r r i s , h. 14 ; K u h n. h. 52 . C n e s n^i r^e (6th ed.). Bdgk. pula untuk keadaan c£ us^s ****", upj ¿ ari negara2 lain ber-inl mengemukakan bahwa djika renvoi Kemudian ditambahkannja : „I f it besangkutan harus „reasonably clear an p many American States on many topics,as uncear as the Conflict of Laws rules „or * only practicable solution.”a s mple escape from the renvoi by 8 kesulitan* ini djusteru bisa membawa kepada F a 1 c o n b r i d g e mengemukakan iUSMce” (h 178). Kemudian beliau menambahkan

que resu,i or a ? isC,a'n r L n theory” ini memperlihatkan „a certain measure o f T o T I V t T ' - k i S S K ,he n lc e t /o f Ihe problems Implicit in the method of solution adopted or a tendency to regard -that solution as simpler than it really is” .

71

Page 72: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

h

393 Pendirian para penulis HPL-Inggris.

Dari tjontoh- tersebut diatas dapatlah ditarik kesimpulan bahwa jurisprudensi di Inggris boleh dikatakan adalah „favorable” bagi pene­rimaan dari doktrin rcnvoi ini. 31(i) Setelah melihat tendensi dalam praktek hukum adalah pada tempatnja untuk menindjau bagaimanakah adalah pendirian daripada doktrine Inggris seperti dipaparkan oleh para sardjana hukum-nja dalam karja2 ilmiah mereka.

Ternjata mengenai hal ini tidak terdapat kata-sepakat. Ada penulis2 jang menerimanja, tetapi ada djuga jang mengetjamnja setjara habis2an.

Diantara mereka jang menerima ini dapat disebut D i c e y (dalam edisi2 semula dari buku standardnja), 317) W o 1 f £, ~1S) AVeb b a n d B r o w n, :{VJ) S c h m i 11 h o f f. 3L,°)

Westlake mempunjai konsepsi sendiri jang terkenal dengan istilah „theory of desistement”. :*-1)

Diantara para penentang dapat disebut, pertama-tama C h e s h i r e jang memperlihatkan kesungguhan dan kesengitan argumentasi jang dalam

316) Hal ini sampai diakui pula oleh M o r r i s , jang pada hakekatnja tidak menjukai doktrinrenvoi ini : „Nevertheless, until the matter is reviewed, by a higher court it must be­taken that the theory of double or total renvoi is the doctrine of the English Courts (or at any rate of the Chancery Division) in the situations that they are willing to refer to the conflict rules of the foreign law” . D i c e y - M o r r i s , h. 72; G r a v e s o n , h. 69: W o l f f h. 192.

317) Sebelum diolah oleh M o r r i s c.s.318) W o l f f , h. 199 dst.319) W e b b and B r o w n , h. 72 dst.320) S c h m i t t h o f f mengemukakan bahwa penerimaan renvoi adalah sesuai dengan dok-

trina „vested rights” jang seperti 'diketahui didjadikan sendi-azasi dari HPI sepei ti dilihat oleh beliau. Daiam hubungan ini ditundjuk pula pada perbedaan antara Recht (droit) (jans berarti seluruh hukum) dan Gesetz (lois). Kata S c h m i t t h o f f „M oreover it is in accordance with the doctrine ot vested rights that the whole of the foreign legal system in question.- the Recht (droit) as opposed to the Gesetz (lois) should be taken into account” (h. 95). Dalam hubungan ini beliau mengutip W e s t l a k e (A treatise on Private international law, by John Westlake, 7th ed. by Norm Benlwich, 1925, h. 32) : „By Gesetze the so-called internal laws of a country are meant, and by Recht its whole legal system as resulting from them in combination with i:s rules of private international law” (h. 95 n. 29). ^

r.21) Jang diartikan dengan . . d é s i s t e m e n t ” ini ialah misalnja sbb. : Djikalau kaidahHPi Inggris umpamanja menundjuk kepada hukum Perantjis sebagai huKum domicilie maka jang diartikan dengan ini adalah hukum in.ern Perantjis. Akan tetapi tidak ada hukum intern Perantjis jang oapat dipergunakan untuk hal-1 jang oleh hukum tersebut tidak dikehendaki. Ojeh Kaiena itu hakim Inggris akan menjelidiki kaidah- HPI Perantjis. Dan jang belakangan ini menundjukkan bahwa hukum in’.ern Perantjis hanja disediakan untuk berlaku bagi warganegaia Perantjis sadja. Oleh karena sendi dari hukum Perantjis adalah kewarganegaraan, maka dapatlah dikatakan balnva tidak ada lingkungan kuasa teihadap warganegara Inggris. Penundjukan kepada hukum Perantjis dengan demikian telah membuktikan bahwa tidak ada hukum Perantjis jang dapat dipergunakan. Oleh karena itu, tidak ada djalan lain bagi hakim Inggris daripada mempeigunakan sadja hukum intern Inggris. Inilah hasil jang pada pokoknja sama seperti penundjukan kem­bali, tetapi tjara approach sematjam ini bukannja „renvoi” , melainkan „ d é s i s t e - m e n t” . „La loi (française) ne renvoie pas, eue s ’abstient, elle se desinteresse” .Di Inggris teori ini dipcikembangkan oleh W e s t l a k e , A treatise on Private inter­national law, 7’.h ed. by N o r m a n B e n t w i c h (1925), h. 29 dst. Diantara sardjana- lain jang seiupa pandangan dapat disebut V o n B a r (1 Theorie und Praxis des inter- nationalen Privatrechts), 2nd ed. 1889, h. 278 dst. Bdgk. ketjaman W o l f f , h. 148, 1-19 Perhatikan pula dalam hubungan ini L e m a i r e , T. 148/1, p.h. 21 dst. H ij m a n s , h. 159 ; F a l c o n b r i d g e menterdjemahkan „désistement theory” ini dengan ,,dlsi claimer of jurisdiction theory” („se désister.” adalah : „disclaim jurisdiction) (h. 22, 188 berkenaan dengan renvoi) ; Lihat pula P i e r r e L o u l s - L u c a s , 10 Répertoire, h. 416; L e r e b o u r s - P i g e o n n i è r e - L o u s s o u a r n . h. 429 dst.

72

Page 73: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

garis2 besamja sudah kita uraikan diatas, 322) M o r r i s, 3‘ 3) G r a - v e s o n, F a 1 c o n b r i d g e (untuk Canada). 3_‘')

394. Peranan pembuat-undang2.

Dalam peraturan- tertulis jang dikeluarkan oleh pembuat-undang Inggris tidak ada ketentuan tentang renvoi. Inilah sebabnja, mengapa seperti telah kita saksikan diatas, hakim M a u g h a m , J. setj.ua sepintas lalu telah mengemukakan pendapat pribadinja, bahwa suatu peiatuian demikian adalah desirable”. :i-r>)

395. Ketjaman terhadap ,»the foreign Court theory .

Selain daripada ketjaman- jang telah kita saksikan diatas (janS antara lain dikemukakan oleh C h e s h i r e dan M o r r i s ) terha ap pen lria praktek-hukum Inggris mengenai doktrina renvoi ini, masih- c apa mukakan suatu keberatan lain jimg memerlukan perhatian. )

Telah kita saksikan bahwa dengan djalan „the foieign Couit theo ini, hakim Inggris telah mengedjar akan terdjadinja apa jang C1 sebagai „ harmoni/ of decisions”. :!“h) Dengan d i t e r i m a n j a ptne nian hakim Inggris akan menjelesaikan peristiwa MPI jang dihacapi epa i sedemikian rupa se-olah- ia ini duduk diatas kuisi ha im tari lieS asing bersangkutan, dapatlah dikatakan bahwa foimula untu memu u

menamakan loo ^an alasanJ Pro dan konlTa »'envoi. Lihat no. 3S7 dst. C h c s h i r r Menurut K rp m renvoi ini „this tamous but regrettable doctrine” (6th éd.. h. 63). textbookni-7 nc>?Aan F.S a n c e s c a k i s, C h e s h i r e ini dalam tjetakan pertama d e 1 s o h n n masi*1 Pr0 renvoi. Tetapi kemudian karena terpengaruh oleh M e n -

323) Dalam D • a r 1 h ° 1 d -v da>am tjetakan ke-2 (1937) berobah haluan...exceptional r-ic * ° r. r * s ’ Menurut pandangan M o r r i s maka hanja dalam

324) Dalam pand-i •• sadja (jang diperintjinja, h. 74 dst.) boleh dipergunakan renvoi.theory” teHh1 ^ G r a v e s o n . (h. 70), hakim Inggris dalam menerima „foreign Court terpatah karon ” Siln an atas >>*eSa* fiction” hingga dengan demikian „chain of logic’ fiction is th-it MljaV A Pakah JanS dianggap beliau fiksi hukum itu ? „The underlying that the for).}«« • 1EnRllsl1 judge is judging the issue as a foreign judge would do and Basis jane fiiTr ¿ud8e would act in the same way as the English judge thinks he would.” Inggris tet-ini h i •’ a"^va hakim Inggris ini se-olah-’ tidak lebih lama merupakan hakim dengan sumn-ii a!j!nL asing’ dianggap oleh G r a v e s o n sukar dipertanggung-djawabkan Inggris r-* atannia> bahwa ia ini harus mengadili menurut ketentuan2 hukum

325) Dalam masul< kaidah* HPI-nJa). Bdgk. tentang „pure fiction” .K a d a n g ronngan ,r 3 1 c o n b r I d g c ini renvoi djangan diterima atau ditoJak in toto. berdjudul r ° 1 ada*a*1 bermanfaat dan berguna. Bdgk. Chapter 6 j 2 dari Essays-nja

It is siihm'H nvoi an exPedie in some situations, not a principle lor all situations” doctrine nr i that tTltr Myllt’general approach to the problem of the renvoi is that the That is tn 10 reavoi ought not to be accepted in toto or rejected in toto. situations the doctrine is a useful, even necessary, expedient or device in somenrincinio i. as reBards some questions, but it should ndT be1 .TdoptecT"as genera)L e w -i i ri pp“,Cal)Ie to all situations and ail questions” (h. 141, 235, 236). Bdgk. pula idem I t tK/L • a n s> Ràgles Générales des Conflit de Lois, 69 Rec (1939), vol. m , h. 61 générales r i f °ne du rer>voi, 29 Rec (1929) vol. IV, h. 515, p.h. 615, M a u r v, Règle*

326) DaJam n conflit« de lois 57 Rec (1936). vol. III, h. 548 , 549. ‘ KB**ies327) Untuk keber-uin» * 1 k,Z w (1930) terurai d,atas no- (IV>-'i28) W o I f f h on" ’ at Perlriljian Jang diberikan N i e d e r e r, h. 268 dst

praiseworthy cantrfhh- Bd8k‘ , tentan*> inj PudJian R a„b f, 1 :00-’The EnB^sh rule is ah. 229. contribution to international harmony.................. (h. 82). Lihat djuga L u n z

73

Page 74: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

suatu perkara „as the foreign court would decide it” oleh hakim2 Inggris ini dianggap sebagai „more seriously” dan mereka berusaha sekerasnja untuk „putting it into full practice”. 329) Suatu „policy of forbearance” kata R a b e I, jang memudji sikap hakim2 Inggris ini karena mereka ini telah „exhibited real wisdom in avoiding the absurd result not of renvoi but of the rejection of renvoi”. 330)

Akan tetapi, disamping unsur baik kearah tertjapainja „harmony of decisions”, terdapat suatu kelemahan pada teori renvoi seperti dianut oleh praktek-hukum Inggris ini. Kelemahannja nampak pada kenjataan. bahwa sistim „ foreign court theory” ini hanja dapat berdjalan rlpngrm 1-nln-mana tidak ada lain negara didunia ini jang djuga menganut pendirian sedemikian. Djika terdapat lain negara jang djuga menganut „foreign court theory” atau sistim „double renvoi” maka tidaklah dapat diselesaikan suatu peristiwa HPI dengan negara bersangkutan jang harus diadili oleh hakim Inggris. 33 x)

Dalam hal demikian ini sesungguhnja benar2 akan terdjadi suatu „endless oscillation” atau „endless rotation”, 332) suatu „circtdus inextri- cabilvs” 333) Para hakim daripada negara2 bersangkutan ini se-olah2 bung- kuk-membungkuki jang satu kepada jang lain, seperti dalam gambaran hakim M a u g h a m dalam perkara in re A s k e w „the officers at Fontenoy”, 334) atau seperti para pelaku dalam Operette K o t z e b u e „Die deutschen Kleinstädter”, jang karena „overpolite” terus berdiri di- depan pintu terbuka, saling bungkuk-membungkuki diri, untuk memper- silahkan jang satu berdjalan lebih dahulu dari jang lain, setjara terus- menerus hingga lajar tertutup, dan tatkala lajar terbuka lagi masih mereka ini berdiri pada tempat dalam sikap jang sama ! 335) N e u h a u s dalam

329) W o l f f , h. 201.33U) Radel, I, h. 81.331) Dalam hal demikian, menurut P a g e n s t e c h e r timbullah suatu ,,negative juris­

dictional conflict” , ( M a x P a g e n s t e c h e r , Renvoi in the United States : a pro- posai, 29 Tuiane L.R., h. 379 dst. s.d. C a s t e 1, Cases, h. 268 d s1:., p.h. 271. L e r e -b o u r s - P i g e o n n l è r e - L o u s s o u a r n berkeberatan tei hadap usul P a ­g e n s t e c h e r dalam karangannja tersebut karena sesuai dengan ,,the foreign Court theory” usul Pagens'echer ini dipandang ,,n’est pas viable qu’ à la condition de ne pas être appliqué pour tous les pays” (h. 430 n. 5).

332) G r i s w o l d , o.c.h. 259 berpendapat dalam hubungan Ini bahwa ,,the endless chain is a remote possibility, nov: the central theme of renvoi” .

333) Bdgk. utjapan F a l c o n b r i d g e mengenai ini : ,,This is a perfect example ofc i r c u l u s i n e x t r i c a b i l i s ” (h. 183).

334) Lihat M o r r i s , Cases, h. 21.335) Gambaran ini sudah kita sebut diatas no. 387 ; lihat W o l f f h. 201. Bdgk. pula

G r i s w o l d , o.c. p. 246: „and Alphonse and Gaston would never get through the door unless we could find some other way to help them out. Sebagai djalan keluar G r i s w o l d usulkan supaja dalam hal di U.S.A. dan di Inggris sama= dipergunakan „the foreign Court theory” , ialah agar supaja hakim U.S.A. mempergunakan sadja hukum intern sendiri. K e g e l (Kommentar, h. 942) jang djuga ingin menerima sisMm jang serupa seperti „foreign Court theory” Inggris, mengandjurkan supaja dalam hubungan HPI Djerman-Inggris, hakim Djerman mempergunakan dahulu hukum intern Inggris dengan alasan : „Man darf die englische Rücksichtnahme nicht ausbenten” . Djika akan te ‘ api akan temjata bahwa hakim Inggris mempergunakan hukum intern Djerman, maka hakim Djerman perlu mengikutinja. Bagi K e g e l , jang diutamakan ialah tertjapainja ,,Ent- scheidungs-einklang” . Kesulitan jang timbul karena HPI-Djerman hendak menganut pula „foreign Court theory” Inggris dipersamakan K e g e l seperti dua orang pemilik tilponjang mempunjai sa‘ u saluran jang sama. Dengan seluruh dunia luar kedua pemiliktilpon ini dapat minta bitjara, tetapi tidak satu dengan lain.

74

Page 75: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

bukunja jang terbaru telah menjebut tjontoh jang menarik perhatian: Suatu pasangan muda-belia jang sedang bersantap dalam restoran masing2 telah menjatakan hendak menerima sadja minuman anggur jang dipilih oleh jang lain. Pada hakekatnja salah satu pihak harus melepaskan „noble attitude” ini sebelum achimja dapat dipilih suatu matjam minuman anggur. 33°)

o r r i s mengemukakan berkenaan dengan hal ini: „What would happen if the foreign law adopted the same theory of renvoi as the English court must remain a mystery”. 337) Dan W o 1 f f menambahkan bahwa adalah „very fortunate for the English courts that there is no country outside the British Commonwealth, either on the European con* tinent or in America, Asia or Africa, that has adopted the English system of (double) renvoi; and it is to be expected — and hoped — that the English rule will remain strictly insular”. 338) Kemudian ditambahkan beliau : „Should, however, the English renvoi system become universal it would break down entirely and result in an endless circle . 330)

Dan djika akan terdjadi keadaan sedemikian ini, maka beliau me­ngemukakan bahwp. adalah lebih baik untuk mentjari pemetjahan dengan menerima sistim ^single renvoi” seperti dikenal dalam negara2 Eropah- kontinental. 340)

Memang alasan ini perlu diperhatikan pula dalam menghadapi sistim renvoi seperti dipergunakan di Inggris. 341)

(b) A m e r i k a Se r i ka t .

Keadaan di Amerika Serikat berkenaan dengan masalah renvoi ini adalah agak berlainan daripada dinegara Inggris.

396. Renvoi dalam Restatement.

Peraturan2 tertulis tentang renvoi ini tidak a d a . Jang ada ialah ketentuan2 dalam „Restatement of Conflict of Laws jang perna

jk s i e s b y , Some aspects of336) N e u h a u s, o.c. h. 184, n. 448 , tertjetak, 1952).

the legislative technique in the conflict of law N u s s b a u m, h. 98;337) M o r r i s , Cases, h. 26 ; D i c e y ; M c>r r I s . h. 79.

F a l c o n b r i d g e , h. 161, 175 n.i. 183, 19&.338) W o l f f , h. 201. akan tetapi konsepsi K e g e l , jang339) W o l f f , h. 202. Bdgk. L u n z, h. 229 ; .. untuk Djerman dan djalan-keluar

djuga mengandjurkan sematjam ,,foreign Court rpnvoi antara HPI-lnggris dan Djermanjang harus ditempuh djika ada pertemuan mengenai reiivu(h. 115, 116 Kommentar, h. 942). .««ii” W o l f f , h. 202. Bdgk. G r i s -

340) „F or the time being the English solution works wui • , dalam hal demikian hukumw o l d , o.c. h. 258, 259 jang mengusulkan agar * memperlihatkan suatuintern sang hakim sendiri jang dipergunakan karena h h

„hiatus” . . forpicn Court” Inggris ini : ..Still the341) N u s s b a u m berpendapat virtues” (h 98).shortenings o f English solution outweigh its virtu

75

Page 76: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

1

sebut ber-ulang2. Dalam Restatement ini terdapat ketentuan umum jang menolak penundjukan-kcmbali (paragrap 7 sub b). a'1-2)

Dalam paragrap tersebut ditentukan bahwa apabila dalam memilih hukum jang harus diperlakukan ditentukan bahwa sesuatu hukum asing harus dipergunakan, maka dalam pengertian tersebut melulu dianggap termasuk hukum i n t e r n daripada negara asing bersangkutan dan tidak kaidah* HPI-nja. ■n:!)

Terhadap ketentuan ini hanja ada dua (kctjualian^ jang diatur dalam paragrap 8. :!44) Dalam paragrap S ini ditentukan <f?crtama3bahwa semua persoalan jang berkenaan dengan titel atas tanah diatur oleh hukum dari negara didalam mana tanah itu terletak, termasuk kaidah~ HPl negara tersebut. (Kedua - ditentukan bahwa semua persoalan berkenaan dengan salinfti keputusan pertjeraian ditentukan oleh tempat domicilie dari para pihak, termasuk kaidah2 HPI-nja. :5ir’)

397. Jurisprudensi U.S.A. tentang renvoi.Setelah melihat keadaan pada peraturan2 tertulis, perhatian kita akan

diarahkan kepada jurisprudensi di U.S.A. sekitar masalah rcncoi ini. 340) Ada dua keputusan terkenal jang seringkah disebut setiap ktfli di-

bitjarakan masalah renvoi di Amerika Serikat. Perkara jang pertama me­nolak renvoi, karena lembaga ini dianggap bukanlah merupakan bagian daripada hukum jang berlaku di New York (perkara M a t t e r o f T a l l - ma d g e. 1919). Perkara jang kedua sebaliknja menerimanja dan merupa­kan suatu keputusan jang agak recent ( I n re S c h n e i d e r ’ s E s t a t e , 1950).?42) Sistim dari Restatement dalam pandangan perentjanaannja B e a l e , didasarkan atas

hasrat untuk memberikan kaidah2 HPI jang sederhana dan c^eias serta untuk memperoleh kesatuan (uniformity') dan ..predictability", djuga mentjegah „forum shopping” . Tetapi penerimaan renvoi akan membawa dilemma bagi penganut Restatement, karena pemakaian renvoi akan menimbulkan konflik antara pokok- tudjuan Restatement itu. Benar renvoi akan membawa lebih banjak „uniformity” dan- djuga pentjegahan forum shopping tetapi sistimnja akan menajadi djauh lebih komplex, lebih sukar dan hilanglah ..predictability". Dengan demikian, kata V o n M e h r e n (o.c. h. 385) ,,Ren%’oi then becomcs a Trojan- horse : introducing by trick precisely those considerations excluded by a Restatementanalysis” . (Bdgk. pula citaat dari N e u h a u s, h: 182 n. 444).

343) Paragrap 7 sub b dan Restatement berbunji : „where in making the choise of law tngovern a certain, situation the law of another state is to be applied, since the only Conflict of Lav/s used in the determination of the case is the Conflict o f Laws o f theforum, the foreign law to be applied is the law applicable to the matter in hand andnot »he Conflict of Laws of the foreign State” .

^44) Untuk sedjarah penerimaan par. 8 ini lihat G r i s w o l d ,o.c. h. 249 n. 29.345) Paragrap 8 dari Restatement berbunji : Rule in questions of title to land or divorce.

(1) All ques’ ions of title to land are decided in accordance with the law of the state' ^iiere t'ie ' nc' uding the Conflict of Laws rules of that state.

(2) All questions concerning the validity of a decree of divorce are decided in accordancestate ” ie ^om'c^e t*ie P a r tie s , including the Conflict of Laws of that

346) Jurisprudensi U.S.A. tentang renvoi ini telah chusus diperhatikan oleh F a l c o n * b r i d g e, Chapter 10, „Renvoi in New York and elsewhere” , h. 233 dst. Disamping perkara- Matter of Talmadge dan in r e S c h n e i d e r ’ s E s t a t e jang akan dibitjarakan setjara extenso dibawah ini. djuga disebut a.i. perkara2 jang seringkali disitir, seperti G r a y v. G r a y (1934, 87 N.H.. New Hampshire — 82, Supreme Court. New Hampshire) s.d. F a l c o n b r i d g e . h. 257; U n i v e r s i t y o f C h i c a g o v. D a f e r (1936, Supreme Court of Michigan, 277 Mich.-Michigan. 658 s.d. S t u m b e r g . Cases, h. 168 ; F a l c o n b r i d g e , h. 259 dst.) ; N u s s - b a u m. h. 96.

76

Page 77: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

(i) M a t t e r o f T a l l m a d i g e , I n r e C h a d w i c k ' s w i l l .

Perkara ini telah diadili oleh the Surrogates Court, New York County, 19.19. 34') Jang mendjadi pokok persoalan ialah pembagian daripada estate Mr C h a d w i c k. seorang New York dari asalnja, jang telah meninggal, berdomicilie di Perantjis.

Jang mendjadi persoalan ialah hukum manakah jang harus diperlaku­kan. Djika hukum intern Perantjis jang dipergunakan maka seorang bibi jang akan menerima seluruh estate. Apabila akan tetapi hukum intem New York jang dipergunakan maka estate ini akan dibagi oleh sang bibi dengan seorang kakak dari sipewaris.

Dalam perkara ini telah dikeinukakan oleh satu pihak bahwa jang harus diperlakukan ialah hukum intern dari New York dengan djalan renvoi. Akan tetapi, hakim jang memutuskan perkara ini, Referee W i n t h r o p telah menolak dalil ini. Menurut pendapat beliau, renvoi ini adalah „no part of New- York Law”..

Hakim ini tel ah sampai pada kesimpulannja itu setelah mengadakan penjelidikan jang saksama tentang masalah renvoi.

Seperti telah kita saksikan diatas, maka oleh hakim Russ e l , J. da­lam perkara R e A n n e s 1 e y, telah ditundjuk pula kepada perkara T a 11 in a d g o dengan membenarkan pendirian hakim New York ini. ?AH) Bagi kita karenanja adalah lebih banjak alasan untuk memperhatikannja.

Dalam pertimbangan- dari Referee W i n t h r o p telah dikemukakan antaranja bahwa tidak dapat disangkal bahwa di Perantjis orang menerima lembaga renvoi ini. Beliau menundjuk kepada perkara F o r g o 349) jang memang merupakan case terpenting dan pertama jang merupakan du­kungan bagi penerimaan daripada penundjukan-kembali.

Terhadap penjelesaian perkara F o r g o oleh hakim Perantjis ini, W i n t h r o p memadjukan keberatannja. Diantara alasan- jang dikemu­kakan terutama ialah bahwa penerimaan daripada penundjukan-kembali ini dianggap beliau sebagai tidak logis. Diatas sudah kita saksikan, bahwa alasan ini sutlah seringkah dikemukakan oleh para penentang renvoi. J,,°) Pertimbangan- jang dikemukakan berbunji sebagai berikut: „But logically, why should ihe inquiry..stop with the internal law of New York on the reference from the French law ? Why, indeed should the reference be to the internal law of New York and not to its conflict of laws rule asrain ?”O

347) S t u m b e r g. Cases, h. 165 ; lihat djuga C a s t e 1, Cases, h. 243. Dlbitjarakan a.i. oleh K u h n , h. 50 ; F a l c o n b r i d g e , h. 233 dst.

348) Lihat diatas, no. (i).349) Lihat diatas no. 385350) Lihat no. 387 dst.351) S t u m b e r g , Cases, h. IBB.

t

77

Page 78: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

Penundjukan-kembali ini akan merupakan suatu „indefinite oscillation between the two laws”. Dan dengan penuh persetudjuan kemudian telah dikutip oleh beliau utjapan dari B u z a 11 i jang disitir oleh B a t e : „This is an eternal renvoi from one rule of conduct to another, without ever descending to the application of an internal law, a closed circle with no exit. It is the application of lawn tennis to international law”. 352)

Berdasarkan pertimbangan2 tersebut maka W i n t h r o p berkesim­pulan bahwa menurut pendapatnja renvoi tidak merupakan bagian dari hukum New York. Dengan lain perkataan, penundjukan kepada hukum Perantjis oleh HPI-Amerika Serikat harus dipandang sebagai Sachnorm- verweisung. Maka dalam perkara sekarang ini jang dipergunakan ialah hukum i n t e r n Perantjis.

Perkara T a l l m a d g e ini terkenal sebagai salah satu tjontoh dimana hakim U.S.A. setjara tegas menolak renvoi.

(ii) In re S c h n e i d e r ’ s e s t a t e (1950)

Berlainan daripada dalam perkara T a l l m a d g e kita saksikan da­lam perkara jang diadjukan dalam 1950 kehadapan Surrogate’s Court, New York County ini, bahwa lembaga renvoi diterima dengan tegas. 853)

Dudulaija perkara dalam garis2 besar adalah sebagai berikut: Sipe- waris adalah seorang warganegara Amerika Serikat karena naturalisasi, jang meninggal berdomicilie di New York. Ia telah membuat suatu surat- wasiat. Dalam harta-peninggalannja terdapat sebidang tanah jang terletak dinegara Swiss.

Jang mendjadi persoalan ialah hukum manakah jang harus diperlaku­kan : hukum i n t e r n Swiss atau hukum i n t e r n New York.

Djika diperlakukan hukum intern Swiss maka sebagian daripada testamen bersangkutan tidak sah adanja karena sipewaris tidak berhak untuk mewasiatkan bagian2 tertentu daripada ahliwarisnja (legitima portio).

Tetapi menurut HPI-Swiss persoalan ini harus diatur setjara berlainan. Menurut kaidah2 HPI-Swiss maka jang harus diperlakukan ialah hukum dari domicilie sipewaris pada waktu meninggalnja. Hukum domicilie sipe­waris ini jang akan diperlakukan baik untuk benda2 bergeiak maupun benda 2-tak-bergerak.

Dalam perkara ini tanah jang terletak di Swiss telah didjual setelah sipewaris meninggal dan hasil2nja telah ditransfer ke New York. Kini timbul perkara antara mereka jang telah memperoleh bagian menurut

352) S t u m b e r g , Cases, h. 166.353) (1950), 96 N.Y. Supp. (2nd) 652 s.d. C a s t e 1, Cases, h. 243 ; G r a v e s o n , h. 68 ;

F a 1 c o n b r 1 d g e, h. 233 dst. ; Bdgk. pula Z w e i g e r t, K., Anmerkung zu der New Yorker Entscheidung „In re Schneider's Estate” , 16 RabelsZ (1951), h. 633 dst.

78

Page 79: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

surat-wasiat dan mereka jang tergolong para ahliwaris dari sipewaris berkenaan dengan hasil2 pendjualan ini.

Hakim F r a n k e n t h a l e r , setelah menelaah paragrap 8 dari Restatement of Conflict of Laws, jang djuga telah kita perhatikan di- atas, 354) telah membahas apa jang berlaku dalam praktek hukum Inggris. Antaranja telah disebut keputusan2 dalam perkara in re R o s s dan in re A s k e w jang sudah kita ketemukan diatas. 355) Kedua perkara ini mengenai pewarisan dari benda2-tak-bergerak pula. 350)

F r a n k e n t h a l e r , berlainan dari pendapat W i n t h r o p dalam perkara T a 11 m a d g e, berpendapat bahwa keputusan2 para hakim dalam negara bagian New York djuga menundjukan bahwa doctrine renvoi di­terima baik. Beliau menjebut suatu rangkaian keputusan2 hakim dari New York Court jang menurut pendapatnja menjokong sepenuhnja doktrina renvoi. 357) Menurut pendapat beliau maka W i n t h r o p waktu membuat keputusan dalam perkara T a 11 m a d g e, tidak memperhatikan, bahwa sudah 15 tahun sebelum keputusan itu, Supreme Court dari New York sudah menerima baik lembaga renvoi ini. Berhubung dengan itu maka hakim jang terpeladjar ini sampai kepada kesimpulan sebagai berikut:

„The broad assertion in Matter of Tallmadge,.......... that the renvoiprinciple is not applicable in New York is not in accord with the earlier or later cases”.

Kemudian ditambahkan, bahwa mengenai soal renvoi ini masih belum ada ketentuan jang pasti tentang sikap h.-ikzm di U.S.A. Dan untuk me- nundjang penglihatannja ini, hakim menundjuk kepada Rub e L Kata sang hakim : „The precise limits of its applicability are as yet underfined.Cf. R a b e 1, Conflict of Laws.......... " 35S)

Akibat daripada sikap hakim ialah bahwa dalam perkara ini bukan hukum intern Swiss jang menentukan. Surat-wasiat jang didjadikan pokok sengketa diterima sebagai sah dan berlaku, walaupun benda~-tak-bergerak bersangkutan terletak dinegara Swiss. Hasil daripada pendjualan tanah bersangkutan harus dibagi menurut ketentuan2 jang tertjantum dalam surat-wasiat tersebut.354) No. 396.355) M asing21 dlbawah no. 392, D, sub (II) dan (iv).356) Dalam hubungan Ini telah disebut pula keputusan K o t l a v. N a h a s (1941) }ang

telah disebut dalam perkara D u k e o f W e l l i n g t o n , W e l l i n g t o n v. G 1 e n t a n a r. Lihat 392 D sub (iii). „ „ , _

357) a.l. disebut H o l m e s v. H e n g e r (1903) ; 85 N.Y. Supp. 35, s,d. F a l c o n -b r i d g e , h. 250, 251. L

358) S t u m b e r g , Cases, h. 168. Bdgk. kesimpulan N u s s b a u m : „N o more can besaid than that the question is still open in the United States" (h. 97). Penulis ini menjebut djuga lain2 keputusan* hakim U.S A. jang menerima lenvol. Peristiwa in M ater of Tallmadge dianggapnja hanja mempunjai „little authority since it comes from a lower state court and is subject to grave objections” .

79

Page 80: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

Jang penting bagi 'kita, ialah bahwa dengan keputusan ini, hakim New York telah mengemukakan pendirian jang menerima renvoi, menjim- pang daripada sikap jang diambil dalam perkara T a 11 m a d g e.

Pendapat para sardjana hukum Amerika Serikat mengenai nilai ke- putusan ini adalah berbeda. Ada jang menerimanja dan memudjinja sedangkan ada pula jang tidak dapat menghargainja dan mengetjamnja.:iC0)

Pertukaran pikiran sekitar perkara S c h n e i d e r ini adalah „typer- end” untuk iklim jang terdapat di U.S.A. mengenai soal renvoi ini. Tidak ada persesuaian faham antara para penulis kenamaan. Disatii pihak terdapat penulis1' jang menentangnja dengan gigih, seperti misalnja B e a l e , :un) F a 1 c o n b r i d g e, w”) L o r e n z e n, S t u m b e r g , 30S) K n h n. :1H‘) Dilain pihak terdapat mereka jang mengandjurkan agar supaja lembaga renvoi ini diterima. Diantara mereka ini dapat disebut per-tama" pelopornja, tidak kurang dari R a b e 1 sendiri jang menundjuk kepada penggeseran2 penghargaan terhadap renvoi oleh penulis2 Eropah kon­tinental kenamaan, 3Ba) dan mengemukakan harapannja : „A like change of mind is to be hoped for the United States”. 3C6) Diantara para sardjana jang menjetudjuinja dapat disebut pula ¡ G r i s w o l d , 3"7) C o w a n , 3CS) X u s s b a u m. 300)

359) Bdgk. a.i. R a b e 1, I, h. 77, jang berbitjara tentang ,,the isolated and now superseded Tallmadge Case” , dengan menundjuk kepada keputusan in r e S c h n e i d e r s E s t a t e , (lihat h. 77 noot 7).

300) Bdgk. a.i. N u s s b a u m, American-Swiss private international law, h. 25 (1958, tjet. kedua), jang menganggap keputusan hakim ini sebagai hasil daripada suaiu. , .over- theoretical approach” jang terlampau terpengaruh oleh karja G r i s w o l a, uean dan Harvard Law School : „Renvoi Revisited” , o.c. F a 1 c o n b r i d g e, n. _36 n. (a).

361) B e a 1 e, I, § 7, 3.362) F a l c o n b r i d g e , Renvoi and the Law of Domicile, 19 Canadian Bar Review (1941)

311, p.h. 335, 337 ; djuga Essays, h. 141, 164 , 236 dsl. Kesimpulan F a l c o n b r i d g e terhadap perkara ini adalah sebagai berikut : „Even in this relatively simple situation,•ironically enough, some of the practical difficulties in the way of applying the doctrine of the renvoi are illustrated and in fact proved to be too great for the New York Court. The New York Court, it is submitted misconstrued the relevant conflict rule of Swiss law (finding a reference by that rule to the law of the domicile, when there was no such reference in the circumstances of the case) and failed completely to consider whether in any event Swiss law would have accepted a reference back to Swiss law, and in the result applied domestic New York law although a Swiss court would have applied domestic Swiss law” (h. 246).

363) S t u m b e r g , Conflict of Laws (193), 11 n. 203 n. s.d. C a s t e 1. Cases, h. 248 n. 25.364) K u h n , h. 51 : „W e'believe the doctrine enunciated in the Tillmadge case to be sound

from the view point of principle as well as of convenience Renvoi does not resolve the conflict” .

365) Seperti misalnja L e r e b o u r s - P i g e o n n i d r e , A r m i n j o n , N i b o y e t . R o l i n , P o u l l e t N u s s b a u m , W o l f f , R a a p e , S c h n i t z e r , N i e d e r e r , A n z i l o t i . T r i a s d e B e s , G o l d s c h m i d t . Penolakan renvoi dianggap oleh Rabel „a vanishing theoritical fashion of yesterday” , (lihat S c h m i t t h o f f , p. 97).

366) R a b e l , I, h. 88. Pendirian R a b e l pro-renvoi ini adalah sedjalan dengan metodos perbandingan hukum jang dianutnja. Bdgk. N i e d e r e r , h. 263 n. 10.

367) G r i s w o l d . Renvoi Revisited, 51 Harvard L.R. (1937), 1165 s.d. C a s t e l , Cases, h. 244 dst., jang pada pokoknja mengusulkan supaja djuga di U.S.A. diterima Foreign Court theory seperti dipraktekkan di Inggris (h. 253 dst.). Penolakan renvoi dianggap beliau sebagai „a rigid head-in-the-sand rule that salvation is to be found alone in the „in ­ternal law” (h. 265).

368) C o w a n , Renvoi does not involve a logical fallacy 87 University of Pennsylvania, L.R. (1938), 34.

369) N u s s b a u m , h. 93 : „In realty, there is nothing vicious or shocking about renvoi” .

80

Page 81: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

Diantara mereka jang pro dan contra renvoi di U.S.A. mi dapat disebut pendirian ten gali jang telah diusulkan oleh P a g_e n sj^e c Renvoi pada prinsipnja ditolak, tetapi diterima sebagai pengetjualian, ja dalam hal2 djika penerimaan renvoi ini akan membawa „harmony o decisions”. 370)

398. Sebabnja renvoi tidak berkembang di ll.S.A.

Teori renvoi tidak banjak diperkembangkan di U.S.A. aP^kila diper bandingkan dengan keadaan di negeri2 Eropah-kontinental. ) a lm kiran ja disebabkan karena kaidah2 HPI jang berlaku di U.S.A. terutama tervvudjud karena timbulnja persoalan2 antara sistim- hukum ari_negaia bagian FederasijAmerika Serikat dan bukan antara U.S.A. an negara lain. Dan sistim2 hukum negara2"bagian UTSTaT ini semua bersan ar an

'atas prinsip domicilie. Dengan demikian tidak banjak kemung ‘nan un ' terdjadinja „conflit des svstemes de droit international piive . i - • • ini tidak terdapat bidang jang subur untuk perkembangan masa renvoi. 3T1)

(DJ. N e g a r a - n e g a r a S o s i a l i s .Dapat dikatakan bahwa pada umumnja dalam negara2 sosialis diterima

renvoi mi.Dalam pandangan2 para sardjana hukum negara- sosia is ]an er

banjak renvoi sebaiknja diterima. Tetapi ada djuga penulis jan-, nja.370) P a g e n s t e c h e r, M a x , Renvoi in the United S ta tes : a p ro ^ sa l.^ T u la n e L_R ,

h. 379 dst., s.d C a s t e l Cases h. 268 dst. Dalam hal p~njndjukan Kcmoau mission) penulis ini usulkan agar supaja hakim U.S.A. melakukan ^Hnle^ rea ^ - u ^ (exact opposiie) daripada apa jang akan dilakukan oleh hakim * da^ f (U S A >bila perkaranja diadjukan kehadapan hakim negara tersebut. h,u;ko m p n o l n kmenundjuk pada X jang menerima Gesamtvenveisung, maka hak‘™ .tim n c a »k™ renvoi. Djika sebaliknja X ini menerima Sachnormverweisung, maka haklmU.S A. akan menenma renvoi. Dalam hal penundjukan-leb'h-djauh (transmiss on , schema^ F^ ------- > Y) diusulkan asar supaja hakim F ini pe-lu ,m.n elid ki *»n kali ne np^n-,ndjukan- obih-djauh ini akan mengakibatkan „uniformity of decision* . Djika halnja demikian, makn p e n u n d ju k a n -lc b 'h -d ja u h akan diterima. Djika tiaak, maka aKan auolak penundjukan-lebih.djauh dan hukum intern dari X jang akan d,p_rgunakn.■Di>nriiria„ Hnn D ^ o o n e t e c h e r tiang nampaknja sesuai dengan „Mittelkurs jang/lifarimn oleh beberDj^m anKaa 1 K N e u h a*u s ^ io c "Wh ” ’i84). Suatu pendinan ----- -

v w i£ u d sSsd £&den S n eSS e m u S a n ? ffunHCt io ^ % U -° ? c h ”n atau „functional analyses” tiba pada ke-simpilan untuk menerima renvoi (o.h. 394). nHto uniformltv of rp^nt” ri!Pendirian teneah la'n diDerlihatkan oleh L e f 1 a r. Dykn „ u m r o m y or result di­kehendaki maka seba'kn’a diterima renvoi, tegapi diika HPI negara- bersangkutan tidak „reasonably c ’ ear and nrovable” maka berdasarkan alasan* praktis sebaikma renvoi tidak d ’pe'hatlkon ih 10). Untuk perkembangan sekitar renvoi di U.S.A. lihat djuga N i i d o f p r h 97”? n 4*}370a) B ^ k . F. h r ft n 7 w e i e, A. E., ™da tindtatian b«fru F r a n c p s c. a k * s. La thSorie du renvoi (Pari«; 1958V dal^m 8 A-TCT. H9.>9). h 233 dst". Diuca F 5» 1 f' n n - b i h f» p. h’ 2*7 • Cormar^d with the English case? the American cases present re-

--------- ------nf thp doctrine, of the renvoi.”'b r I il n p . h. 247 : . . ' ¿ o c t r i n c f of'the renvoi.’latively meaere cons<derat.on of the d371) Bdgk. L u n z. h. 231 ; R a b e 1. i. “ ■

81

HPI 2/II — Vel 6

Page 82: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

(i). II.S.S.R.Kita akan mulai dengan negara U.S.S.R. dan setelah itu menjusullah

lain2 negara dari blok sosialis.Diantara penulis- HPI-U.S.S.R. jang menerima baik renvoi dapat

disebut L u n z, 372) P e r e t e r s k i , 373) dan K o r e z k i. 374)Menurut L u n z maka adalah sebaiknja bilamana renvoi diterima.

Sebagai alasan2 dikemukakan antara lain, bahwa jang harus mendjadi pegangan utama dalam mendjawab pertanjaan apakah penundjukan- kembali harus diterima atau tidak ialah tudjuan utama jang mendjiwai HPI-Sovjet. Tudjuan utama daripada HPI-Sovjet menurut sardjana ini harus kita lihat sebagai berikut: hukum asing akan dapat dipergunakan menurut HPI-Sovjet, apabila hal ini akan membawa manfaat kearah pe­meliharaan perdamaian, agar supaja hubungan2 internasional diperkuat dan agar supaja dapat diberikan sumbangan kearah pertumbuhan daripada hubungan2 ekonomi internasional. Inilah jang merupakan dorongan- bagi HPI-Sovjet untuk mempergunakan hukum asing untuk suatu persoalan HPI tertentu. Oleh karena adanja tudjuan sematjam ini, maka ditentukan­lah dan sekaligus dibatasi pula, pengakuan oleh instansi2 Sovjet dari hak- jang telah dibentuk menurut hukum asing. Djika diperhatikan tudjuan utama daripada HPI-Sovjet berkenaan dengan pengakuan hukum dan hak2 menurut hukum asing ini, maka sudah teranglah bahwa bagi orang Sovjet sendiri tidak ada dasar untuk pada waktu mempergunakan hukum asing ini, bertindak lebih djauh daripada apa jang dilakukan oleh instansi" hukum asing bersangkutan sendiri. Apabila kaidah HPI-Sovjet menundjuk kepada hukum asing, dan jang belakangan ini akan tetapi menundjuk kembali kepada hukum Sovjet, maka hukum Sovjet-lah jang diperguna­kan. Kata L u 11 z : „Daher haben die Organe des Sowjet-staates jeclen-falls keinen Grund bei der Anwendung ausländischen Rechts weiterzuge­hen, als die Organe der betreffenden ausländischen Staaten tun. Wenn eine sowjetische Kollisionsnorm auf ausländisches Recht verweist, das letztere aber eine Rückverweisung auf das sowjetische Recht enthält ist das sowjetische Recht anzuwenden”. 375)

Gurubesar P e r e t e r s k i djuga membela renvoi dengan meng­anggap bahwa hukum asing jang harus dipergunakan menurut kaidah2 HPI-Sovjet harus dipergunakan dalam bentuk dan isi seperti djuga dike­hendaki oleh hukum asing jang telah ditundjuk sendiri. Apabila kaidah HPI-Sovjet menundjuk kepada suatu sistim hukum lain maka kita harus mempergunakan djuga hukum asing ini setjara „genau und loyal”. Tetapi, dalam djalan pikiran P e r e t e r s k i ini kita tidak perlu bersikap372) L u n z, h. 237 ds'.373) I. S. P e r e t e r s k i und S. B. K r y 1 o w, Internationales Privatrecht, Moskau (1940),

s d . L u n z, h. 232.374) W. M. K o r e z k i. Abhandlungen zur englisch-amerikanischen Lehre und Praxis des

Internationalen Privatrechts, Moskau (1948), s.d. L u n z, h. 232 ; Lihat djuga R 6 c - z e i , h. 74.

»75) L u n z, h. 233.

82

Page 83: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

„plus royaliste que le roi”. Setjara tegas dikemukakan beliau berkenaau dengan persoalan renvoi ini:

„Wenn eine sowjetische Kollisionsnorm auf ein bürgerliches Recht verweist, müssen wir dieses Recht anwenden, müssen wir es genau und loyal an wenden. Wo aber das ausländische Recht selbst es ablehnt, die betreffende Frage zu regeln, besteht kein Grund, den Anwendungsbereich dieses Rechts zu erweitern. Wenn das sowjetische Recht auf ein ausländis­ches Gesetz verweist, dieses aber eine Verweisung auf das sowjetische Recht enthält, ist das letztere auch anzuwenden”. 37G)

Bagi professor K o r e z k i alasan utama untuk menerima renvoi ialah agar supaja dapat tertjapai pula adanja suatu h a r m o n i („Einklang”) 377) antara sistim2 HPI berbagai negara didunia ini jang berbeda, bahkan bertentangan satu dengan lain. Setjara prinsipil penun- djukan-kcmbali dapat diterima, djuga menurut sistim hukum HPI-Sovjet. Kata penulis ini : „Die Rückverweisung muss dort, wo es sich darum handelt, die Kollisionsnormen zweier Staaten in solchen Fällen in Einklang zu bringen, in denen eine Nichtübereinstimmung der Kollisionsprinzipien und Kollisionsnonnen dieser Staaten festgestellt würde, den ihr gebühren­den Platz einnehmen”. 377u)

Penulis ini djuga mengemukakan bahwa persoalan renvoi ini kerapkali telah dipergunakan oleh banjak sardjana hukum dan hakim2 dari negara- kapitalis („bürgerlicher”) untuk merugikan kepentingan2 dari negara &pvjet_ Mereka ini menurut K o r e z k i telah mentjoba untuk mempergunakan soal renvoi sebagai sendjata terhadap negara Sovjet. Mereka dengan keliru telah mengemukakan prinsip2 HPI-Sovjet tentang renvoi di berbagai ba­gian dimana djustru tidak terdapat soal renvoi ini. Misalnja dihidang dekrit2 nasionalisasi. 378) Tjara sedemikian ini merupakan suatu „misvor- ming” daripada HPI-Sovjet. Aktin tetapi, tidak pada tempatnja, untuk oleh karena inilah, lantas sebaiknja tidak diterima sadja ren\ oi c i- am bidang menurut HPI-Sovjet ini.

Apa jang dimaksudkan oleh K or e z k i temjata telah didjelaskanlebih djauh oleh L e w i t i n . 370)

Penulis jang disebut belakangan ini temjata adalah seorang penentang daripada renvoi. Menurut pendapat beliau tidak pada tempatnja bilamana diterima penundjukan-kembali dalam sistim HPI-Sovjet ini. Dikemukakan oleh sardjana ini bahwa lembaga penundjukan-kembali ternjata telah dipergunakan oleh hakim2 dari negara2 bourgeois untuk memperketji]

377 Bdgfk. perin jian' dari F a l c o n b r i d g e (h. 180 dst.) dalam hal3 mana sadja akan bisa terdjadi harmoni dari keputusan3 ini.

377a) s.d. L u n z, h. 233. .378) Bdgk. G o u w g i o k s i o n g, Segi» hukum in tern a sio n a l pada n a s io n a lis a s i In d on esia .

Djakarta (1960) h. 12 d st. ^379) A. B. L e w i t i n , Streitfragen des Internationalen Priva'rechts (die Verweisung), dalam

Wissenschaftliche Schriften (des Allunionsinstituts für Rechtswissenschaften), Moskau (1957), heft 2, heft 6, s.d. L u n z , h. 233.

83

Page 84: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

m

pemakaian daripada hukum materiil Sovjet. Dengan berpegangan kepada renvoi ini hakim2 dari negara2 kapitalis bersangkutan telah mengelakkan pemakaian daripada hukum materiil Sovjet setiap kali kepentingan mereka ini menghendaki demikian. Dengan mengemukakan lembaga penundjukan- kembali ini hakim2 dari negara2 kapitalis bersangkutan telah berhasil dalam usaha mereka jang diadakan sekuat tenaga, ialah agar supaja hukum intern mereka sendiri sedapat mungkin dipakai. Mereka melandjutkan usaha untuk sedapat2nja mempergunakan hukum intern sendiri ini djuga apabila dengan otmikian akan dihasilkan keputusan2 jang tidak memuas­kan dan jang tidak adil, jang merugikan para fihak, bahkan kadang2 daripada warganegara sendiri. Sikap sedemikian ini dipandang oleh L e vv i t i n sebagai suatu pendirian jang „ eng nationalistisch”. Dan dalam penglihatan penulis ini maka sikap chauvinistis sedemikian ini tidak se- » pantasnja untuk diberikan tempat dalam sistim HPI-Sovjet. Dikatakan beliau : „Dem sowjetischen Recht sind die eng nationalistischen Tendenzen des Internationalen Privatrechts der Kapitalistischen Länder fremd”. 3S0) HPI-Sovjet harus mendjauhkan pandangan2 nasionalisme jang sempit ini. Kita mempergunakan hukum asing apabila suatu hubungan hukum ter­tentu memperlihatkan suatu hubungan tererat („engerer Beziehung”) dengan hukum asing bersangkutan. Bilamana kita memperlakukan hu­kum asing maka hal ini disebabkan karena kekuatan kaidah2 HPI kita sendiri dan berdasarkan pertimbangan2 praktis (Zweckmässigkeits­gründen). Pemakaian hukum asing ini dipilih karena menurut pandangan kita hanja dengan demikian suatu badan pengadilan dapat mengadili perkara bersangkutan setjara baik dan tepat. Oleh karena itu sudah teranglah Idranja bahwa tidak bisa lain hukum asing ini harus dianggap hukum i n t e r n - m a t e r i i l asing. Kita harus melihat hukum asing ini melulu sebagai hukum intem-materiil, tanpa kaidah2 HPI-nja, dengan tidak memperdulikan lebih djauh apakah kaidah2 HPI hukum asing ini memang menghendaki dipergunakannja hukum intern asing tersebut atau tidak. Kata sardjana ini : „Dafür müssen wir aber in diesen Fällen das betreffende ausländische Recht (natürlich das materielle Recht) anwenden, ohne dessen Kollisionsnorm zu berücksigtigen, ohne zu berücksichtigen ob es angewendet werden will oder nicht.......” 381)

Apabila tudjuan dan sifat daripada kaidah2 HPI dipandang seperti diuraikan tadi ini, maka tidak ada djalan lain daripada menolak renvoi: Fasst man den Charakter und Zweck der Normen des Internationalen

Privatrechts so auf, dann kann natürlich von einer Annahme^ler Rückver­weisung im sowjetischen Recht nicht die Rede sein”. Djika pembuat- undang2 Sovjet telah menentukan sendiri dengan kaidah2 HPI-Sovjet bahwa lxikum materiil Sovjet tidak pada tempatnja untuk dipergunakan380) s.d. L u n z, o.c. h. 233.381) s.d. L u n z, o.c. h. 234.

84

Page 85: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

untuk memakai hukum intern Sovjet dalam menjelesaikan peristiwa ber­sangkutan. Apakah arti daripada penundjukan-kembaii oleh kaidah- HPI asing kearah hukum Sovjet dalam hal ini ? Apakah boleh kita menerima bahwa jang harus berlaku ialah kemauan daripada pembuat-undang-' asing (jakni dengan menerima kaidah- HPI-nja ?). Pembuat-undang2 Sovjet tidak memerlukan nasehat2 daripada pembuat-undang2 asing dalam menentukan persoalan- jang ada sangKu-t-paut dengan berlakimja hukum Sovjet.

Dalam kata- ini terbajanglah keberatan- jang djuga dikemukakan oleh kalangan penentang- renvoi dari dunia Barat. Djika kita memperhatikan lebih djauh alasan J jaug dikemukakan oleh L e w i t i n ini dan mem- bandingkannja dengan alasan2 jang telah dikemukakan oleh C h.e s.h i r e seperti dipaparkan diatas, 382) maka nampaklah tjara mendekati persoalan jang sama. Penulis IiPI-Inggris jang kenamaan ini telah mengemukakan puJa bahwa penerimaan renvoi ini akan mendekati suatu „surrender of legislative sovereignty”. 383)

Bagaimana pendapat para sardjana HPI-Sovjet kenamaan lainnja terhadap alasan2 jang dikemukakan oleh L e w i t i n ini ? Temjata bahwa pendapat ini tidak menerima sambutan jang baik^Sebagai tjontoh daripada perbedaan faham dikalangan sardjana HPI-Sovjet mengenai pendapat2 ini dapat diuraikan pendirian dari L u n z.

Menurut pendapat sardjana HPI-Sovjet jang karja2nja berserakan di- mana2 ini, pendapat dari L e w i t i n tidak dapat diikuti. Ada suatu hal pokok mengenai masalah renvoi jang tidak diperhatikan d dam tjara ber­pikir jang dikemukakan ini. Tjara pembahasan jang diperlihatkan oleh L e w i t i n ini sesungguhnja berpokok pangkal pada dalil2. apriori belaka (rein apriorische Thesen). Apa jang sesungguhnja harus dibuktikan, disini dipandang se-olah2 sudah terbukti 1 L e w i t i n telah mengemukakan pendirian2 daripada para sardjana HPI-Barat setjara terlampau mudah dan tak riil. Menurut kenjataannja, djustru oleh banjak penulis2 dunia Barat jang kenamaan lembaga renvoi ini telah dikesampingkan! Para sardjana hukum HPI-Barat ini dapat dianggap djuga Sebagai wakil2 daripada „bürgerlichen Rechtsideologie”. 384) Kata L u n z : „In dem aggressivsten kapitalistischen Staat, in den U.S.A., ist sie nicht angenommen worden”.

Djadi, kenjataan sebaliknja membuktikan bahwa politik daripada negara2 kapitalis, jang oleh L e w i t i n disebut sebagai „eng nationalis­tisch”, djustru tidak selamanja menerima teori renvoi ini.

L u n z mengemukakan bahwa bukan sadja lembaga renvoi, tetapi djuga lain2 lembaga2 dihidang HPI, dapat „für eng nationalistische Zwecke ausgenutzt werden”. Dan dalam prakteknja memang seringkali terdjadi hal ini. Akan tetapi, dalam negara2 sosialis, lembaga2 jang terkenal dengan

382) No. 387 sub (ii).¿ftoi n k s n i r e. tjet. ke-6, h. 69.384) L u n 2, h. 234.

85

Page 86: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

nama jang sama, seperti djuga renvoi ini, dapat dipergunakan untuk tudjuan2 politis jang sama sekali berlainan. Dan setjara praktis djuga dapat dipergunakan lembaga2 ini setjara bermanfaat untuk tudjuan tertentu. Menurut L u n z, maka dapatlah dengan bersandarkan renvoi ini diatur tjara kerdjasama jang harmonis, antara negara2, atas dasar demokratis. „Hier dienen das gesamte Internationale Privatrecht und seine einzelnen Kategorien dem Zweck, eine friedliche, sachliche Zusammenarbeit auf demokratischer Grundlage zu organisieren*. 3S5)

Ditegaskan bahwa karena penerimaan daripada renvoi maka akan diperluas-lah. berlakunja hukum intem-materiil Sovjet. Pemakaian hukum intem-asing karena diterimanja renvoi ini akan dibatasi. Akan tetapi, pengluasan daripada berlakunja hukum intern Sovjet, bukanlah terdjadi, karena ini adalah kemauan daripada perundang2an asing. Hukum intern Sovjet ini berlaku bukannja karena menuruti petundjuk daripada pembuat2- undang2 asing. Tetapi, sebaliknja, hukum intern Sovjet ini berlaku, karena berdasarkan ketentuan Sovjet sendiri jang tegas m e n e r i m a renvoiI

Kiranja garis2 ini mengingati lata pula kepada apa jang telah di- kemukakan pula oleh para pembela renvoi: „Stets geschieht unser Wille” ( Ra a p e . ) 38C) dan: „Verweist eine Rechtsordnung aber, so ist sie souverän, mit dieser Verweisung den Sinn zu verbinden, den sie will” ( S c h n i t z e r ) . 387)

400* Peranan pembuat-undang2 Sovjet.

Setelah mengikuti pendirian daripada para sardjana hukum HPI jang mempengaruhi doktrina Sovjet-Russia tentang renvoi ini tibalah waktunja untuk memperhatikan pula sekedar pendirian daripada pembuat-undang- Sovjet dan badan peradilan Sovjet mengenai masalah ini.

Apakah dalam perundang2an Sovjet diterima renvoi ini ?Dalam sistim perundang2an jang berlaku untuk Uni Sovjet terdapat

petundjuk2 jang tegas bahwa lembaga renvoi diterima dalam hukum positip. Menurut pendapat L u n z maka tidak ada kesangsian lagi bahwa dalam hukum, positip USSR diterima, baik penundjukan-kembali maupun penundjukan-lebih-djauh.

Baik dalam hukum nasional intern maupun dalam perdjandjian2 internasional Sovjet terdapat ketentuan2 penerimaan renvoi ini.

Dalam hubungan ini dapat ditundjuk kepada apa jang tertjanlum dalam peraturan mengenai tjek2 dari tahun 1929. Pasal 36 dari peraturan ini menentukan bahwa kemampuan seseorang untuk mengikat diri dengan tjek ditentukan oleh hukum nasionalnja. Apabila hukum nasional ini me-

385) L u n z, h. 234.386) R a a p e, h. 77 ; Lihat no. 387 sub (i).387) S c h n i t z e r , h . 209. Tebal d a r i k a m i. L ih a t d ju g a d ia ta s , n o o t n o . 105.

86

Page 87: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

nundjuk kepada hukum dari negara lain, maka hukum jang belakangan inilah adalah jang berlaku. 3SS) Dengan demikian tegaslah bahwa ke­tentuan ini menerima renvoi, baik sebagai penundjukan-kembali maupun sebagai penundjukan-lebih-djauh.

Persetudjuan Djenewa dari tahun 1930 tentang peraturan mengenai soal2 perselisihan hukum wissel memuat pula ketentuan2 jang serupa. 389) USSR turut serta dalam perdjandjian internasional Djenewa tersebut. 3D0)

Djuga dalam banjak perdjandjian2 dagang jang telah diadakan oleh USSR dengan negara2 lain nampak adanja penerimaan renvoi ini. Sebagai tjontoli dapat disebut disini perdjandjian dagang antara USSR dan Perantjis dari tahun 1951. Dalam pasal 10 dari perdjandjian tersebut telah ditentukan bahwa perselisihan2 hukum berkenaan., dengan . transaksi2 da­gang jang telah diadakan oleh Perwakilan dagang USSR didalam wilajah Perantjis akan diatur oleh hukum Perantjis, apabila tidak ditentukan lain oleh, hukum Perantjis ini. 391) Dengan lain perkataan: disini terbukalah kemungkinan pemakaian hukum lain daripada hukum Perantjis jang di- tundjuk oleh perdjandjian ini. Kemungkinan penundjukan-kembali atau penundjukan-lebih-djauh oleh hukum Perantjis ini diakui.

Walaupun USSR belum mempunjai suatu kodifikasi tersendiri dari­pada HPI-nja, dapat djuga disimpulkan penerimaan renvoi oleh per- undang2an positip jang berlaku di Sovjet dengan menarik kesimpulan sedemikian ini dari berbagai peraturan jang tersebar, seperti dalam perundang2-an tentang tjek2, wesel dan peixljandjian2 dagang internasional terurai diatas.

(ii) H o n g a r i a .

Dalam sistim hukum positip HPI Hongaria tidak terdapat ketentuan jang tegas tentang masalah renvoi. Tidak ada peraturan2 jang menerima atau menolak penundjukan-kembali ini. Akan tetapi, nistjaja demilaan, dapatlah ditarik kesimpulan daripada turut sertanja Hongaria pada banjak388) Pasal 36 dari Peraturan tentang tjek» dari 6-11-1929 berbunji : ..DIe Fahigkeit einer

Person, Verbindliohkeiten aus einem Scheck einzugehen, wird durch das Rechï des Staates bertimmt, dessen Biirger sie ist. Verweist das Recht dieses Staates auf das Recht eines anderen Staa es, so ist das letztere anwendbar” . Teks M a k a r o v - Q u e l l e n , 1 no- 58- . , ,389) Pasal 2 dari „Convention du 7 Juin 1930 destinée à régler certains conflits de lois en matiè-e de le très de change et de billets à ordre” ini berbunji : ,,La capasité d’une pe/sonne pour s ’engager par lettre de change et billet à ordre, est dé erminée par sa loi nationale. Si cette loi nationale déclare compéten e la loi d ’un autre pays, cette dernière loi est appliquée” . Teks M a k a r o v - Q u e l l e n , II, h. 761.

390) M i1 ai 23-2-1937.391) Pasal 10 ajat 2 dari Accord concernant les relations commerciales réciproques et le statua

de la Rep.ésentation commerciale de l’Union des Républiques Socialistes Soviétiques en F 'ance du 3 septembre 1951 (Paris) berbunji : ,,Les contestations relatives aux ‘ ransactions com merc’a’ es conclues ou garanties sur le territoire de la France par la Représentation commerciale de ’Union des Républiques Socialistes Soviétiques conformément à l’alinéa 1 de l ’ar icle 8 du présent Accord sont, sous réserve d’une clause compromissoire ou d’une c'ause d’attribution d’une autre juridiction, de la compétence des tr'bunaux français et se ont résolues conformément à la légisia ion française à moins qu’il n’en soit prévuautrement par les clauses de chaque contrat particulier ou les lois françaises..........Teks M a k a r o v - Q u e l l e n , II. h. 757.

87

Page 88: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

perdjandjian internasional clan djuga perdjandjian bilateral jang menerima renvoi, bahwa penundjukan-kembali ini tidak asing bagi IIPI Hongaria. Hanja ketegasan tentang penerimaan atau penolakan renvoi dalam sistim positip HPI Hongaria belum ada.

401. Peraturajn Jurisprudensi.

Dalam jurisprudensi Hongaria pun tidak terdapat kepastian tentang persoalan ini. 392) Akan tetapi. Kementerian Kehakiman Hongaria pernah mengeluarkan peraturan tentang atjara berperkara jang termasuk bidang „freiwilligen Gerichtsbarkeit”, chususnja soal2 mengenai hukum pribadi dan hukum kekeluargaan, jang pada pokoknja tidak menerima renvoi. Dalam ketentuan2 ini dinjatakan bahwa bagi orang asing berlakulah hu­kum nasional-nja. Hukum nasional ini berlalcu tanpa menjelidiki lebih djauh apakah hukum jang ditundjuk ini menundjuk-kembali kepada hulcum Hongaria atau kepada hukum negara ketiga.

402. Pendapat para sardjana Hongaria.

Dalam kalangan sardjana hukum tidak terdapat persesuaian faham tentang masalah renvoi ini. Ada penulis2 jang menoiaknja, seperti misalnja F e r e n c z i dan S z a s z y. 393) Tetapi ada pula penulis- jang pro-renvoi, Disini dapat disebut nama dari R é c z e i, jang textbook-nja tentang HPI telah diterdjemahkan dalam bahasa Djerman pada tahun 1960, hingga bagi kita mendjadi lebih dapat didekati.

Sebagai alasan terpenting mengapa menurut R é c z e i harus diterima renvoi ini dalam HPI-Hongaria dikemukakannja alasan2 „doelmatigheid” dan manfaat praktis. Apabila didunia ini masih ada negara2 jang menerima renvoi maka tidak bisa lain Hongaria djuga harus berbuat demikian. Djika Hongaria tidak menerima, sedangkan ada banjak negara2 lain jang menerimanja maka ini akan berarti suatu kerugian bagi Plongaria sendiri. Bukankah dengan memakai lembaga renvoi ini dapat tertjapai bahwa hukum materiil Hongaria dapat dipergunakan setjara lebih luas daripada djika ditolaknja. 304) Dan apakah kenjataan tidak membuktikan bahwa hakim2 dan sardjana2 hukum dari negara2 „bourgeois” untuk memperketjil sedapat mungkin berlakunja hukum materiil negara2 sosialis dan deinokrasi-

392) L o u i s - L u c a s , 10 Répertoire, h. 435 mengemukakan bahwa jurisprudensi Hongaria nimpaknja menerima renvoi.

393) Lihat R ’ 6 c z e i, h. 72. Kiranja dalam hubungan ini dapat disebut pula „P roject deloi sur le d .o: t inte national p ivé élaboré par S z a s z y : ,,Du renvoi — Art. 11Lorsqu’une loi étrangère est déclarée applicable, on doit entendre par là les disposi'ions internes de cette loi à l'exclusion de ses dispositions de droit interna ional privé” , Teks M a k a r o v - Q u e l l e n , I no. 57; F r a n c e s c a k i s , h. 267.

394) Tentang alasan2 jang bersifat politis ini, V a n B r a k e l , telah mengemukakan ke-tjaman jang pedas : ..Dergelijke, zuiver politieke overwegingen laat ik buiten besp/eking”(h. 68 n. 1).

88

Page 89: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

rakjat, antara lain djuga dengan mempergunakan lembaga penundjukan- kembali ini ? Kita tidak boleh ketinggalan dalam hal in i! .

Penerimaan lembaga renvoi tidak dapat dipertanggung-djawabkan atas alasan- juridis atau logis. Bukan alasan2 juridis atau logis-lah jang memegang peranan dalam hal ini. Balikan menurut pendapat R e c z e i maka sudah teranglah inkonsekvvensi daripada lembaga renvoi djika di- tindjau dari segi logika atau setjara juridis. Kata R e c z e i : „Die Unfolgerichtigkeit der Riickvenveisimg liegt also auf der Hand und erklärt gleichzeitig auch, warum sie mit rechtlichen Argumenten nicht zu verteidi­gen ist”. 305)

Kemudian ditambahkan : „Eine einseitige Ablehnung der Rückver­weisung würde aber bedeuten, dass man auf die Anwendung des ungarischen Rechtes ganz überflüssig verzichtet, falls der gegenüber­stehende Souverän dies gar nicht beansprucht und wenn er einer umge­kehrten Lage das ungarische Recht ausser acht lassen würde”. Kurang lebih kita ketemukan dalam kata2 ini djalan pikiran jang serupa, seperti dikemukakan oleh para pembela renvoi. Djanganlah bersikap „plus royaliste que le roi”, „frommer als die Kirche, fremdländischer als der Ausländer”. 39C)

Alasan terutama untuk menerima pcnundfuknn-kembnli adalah praktek international jang riil. Kata R e c z e i : „Das oberste Argument für die Anerkennung der Rückverweisung liegt also in der internationalen Realität: wenn sie die anderen Staaten annehmen, können auch wir nicht auf die Möglichkeit ihrer Anwendung verzichten”. Kemudian ditambahkan beliau : „Ein gegensätzlicher Standpunkt wäre unter den gegenwärtigen Verhältnissen besonders falsch, wo die kapitalistischen Gerichte jeder Mittel ergreifen, um der Anwendung des sozialistischen und volksdemo­kratischen Rechtes auszuweichen. Es ist unnötig, den Wirkungsbereich der sozialistischen Rechtsordnung zu beengen und durch die Ablehnung der Rückverweisung ein Vakuum zu schaffen, in welches gegebenenfalls das kapitalistische Recht eindringt”.- 3Ü7)

Achimja dikemukakan pula oleh R e c z e i, bahwa tentunja tidak ada halangan bagi Hongaria untuk mengadakan perdjandjian2 dengan lain2 negara didalam mana setjara tegas dikesampingkan renvoi setjara timbal-balik. Djuga dalam hal ini njatalah bahwa kehendak dari negara bersangkutan sendirilah adalah jang memastikan. 89S)

(iii) T j e k o s 1 o w a k i a.Negara sosialis lainnja jang memerlukan perhatian adalah Tjeko-

slowakia.395) R 6 c z e i, h. 75.396) W e i s s, s.d. L u n z. h. 227, 228. Lihat diatas.Sft7) R 6 c z e i, h. 238.398) Bdgk. utjapan R a a p e : ,,Stets geschieht unser Wille” , h. 77. 4

89

Page 90: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

403 Peraturan pembuat-undang2.

Dalam perundang2an positip dari negara ini tidak terdapat ketentuan jang tegas tentang masalah renvoi. Akan tetapi, dapat dikemukakan bahwa lembaga renvoi ini senantiasa dikenal pula dalam hukum jang berlaku di Tjekoslowalda. Lembaga renvoi ini dapat disimpulkan pula peneri- maannja dalam berbagai tjontoh.

Kodifikasi HPI dinegara ini terlaksana dengan undang2 dari tahun 1948. 3" ) Undang2 ini (mengatur berbagai hal dibidang IiPI setjara mendalam. Djuga soal renvoi dapat disimpulkan dari beberapa pasal dalam Undang2 tersebut. Misalnja dari paragrap 17 400) dan 23. 401) Paragrap jang disebut pertama menundjuk kepada berlakunja hukum dari tempat letaknja benda2 tak-bergerak dari pada mempelai, sebagai hukum jang berlaku untuk hukum harta-perkawinan. Pasal 23 menentukan bahwa apabila negara didalam wilajah mana terletak benda2 tak-bergerak dari sang anak, menentukan bahwa hak2 dari sang ajah berkenaan dengan benda2-tak-bergerak itu, takluk kepada hukum dari tempat letaknja benda2 tersebut, maka hukum jang belakangan inilah adalah jang berlaku. Dalam kedua pasal ini ditundjuk kepada hukum daripada tempat dimana benda- tak-bergerak terletak. 402) Disini kita saksikan adanja penundjukan kepada kaidah2 HPI asing. Dari ketentuan2 ini dapatlah ditarik kesimpulan bahwa pembuat-undang2 Tjekoslowakia tidak menolak penerimaan daripada lem­baga penundjukan-kembali ini.

Tjontoh lain terdapat dalam Undang2 mengenai wessel dan tjek dari tahun 1950. 403) Dalam paragrap 91 ajat 1 404) ditentukan mengenai wesel bahwa kemampuan seseorang untuk mengadakan ikatan2 dalam bidang wesel ditentukan oleh hukum nasional orang bersangkutan. Apabila hulcum nasional ini menentukan bahwa hukum negara lain jang berlaku, maka hukum negara jang belakangan inilah jang diperlakukan. Paragrap 69 ajat 1 405) menentukan hal jang serupa berkenaan dengan kemampuan399) Gesetz über das internationale und interlokale PrivaTecht und über die Rechtsstellung der

Ausländer auf dem Gebiete des Privat'echts vom 11 März 1948.400) Paragrap 17 dari Undang* 1948 inl berbunii : „W enn die Rechtsordnung des Staates, in

dessen Gebie*: sich Liegenschaften der Ehegatten befinden, die Anwendung der Recht­sordnung des Lageortes vorschreibt, so findet auf diese Sachen diese Rechtsordnung Anwendung” . Tekä M a k a r o v - Q u e l l e n , I no. 55.

401) Pa'a'irap 23 da-i U.U. 1948 berbrrnli : ..Wenn die Rechtso-dnung des Staates, in dessenGebiet sich Liegenschaften des Kindes befinden, hinsichtlich des Rech'e des Vaters an diesen Liegenschaften, die Anwendung der R'-chtso-dnung des La<?eortes vo-sch-eib\ so fndet di?se Rechtsordnung Anwendung” . Teks M a k a r o v - Q u e l l e n , I no. 55.

402) Bdgk. lex sitae ini sebagai eksepsl penerimaan renvoi dalam Res'atement. Lihat diatas, no 396.

403) Wechsel-und Sheckgesetz vom 20. Dezember 1950.404) Pi-as-pp 91 aiat 1 dari U.U. 1950 berbunii : ,,D!e Fähigkeit einer Person, eine Wechs-

e!verb!nal!chkeit ein-iugehcn. bestimmt s:ch nach dem R?chte des Landes, dem siermehtt-t. d ir^ s R'-rh'- das R^cht eines ande~en Landes für massgebend, so istdas letztere Recht anzuwenden” . Teks M a k a r o v - O u e i l e n I no. 55.

405) ParagraD 69 ajat 1 da-i U.U. 1950 be'b ’nü : ,.Die Fäh'cjke’ t einnr Person, e’ne Sch^ck-vrTbindüchkeit e'niugrhen. bestimmt s’ch nach drm R^ch' d^s T.'>nif,s, dem s?r» a n ^ h ö t.F. -k’ ärt dies'-'s R^cht das Recht e’nes anderen landes für massgebend, so ist das letztere Recht anzuwenden.” Teks M a k a r o v - Q u e l l e n I no. 55.

90

Page 91: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

seseorang untuk mengadakan ikatan2 mengenai tjek2. Njatalah disini pe­ngaruh daripada ketentuan2 jang tertjantum dalam persetudjuan multila­teral di Djenewa mengenai wesel dan tjek.

Ketentuan2 sematjam ini memperlihatkan bahwa renvoi dalam artikata penundjukan-kembali atau penundjukan-lebih-djauh diterima dalam hukum positip Tjekoslowakia.

Djuga dalam perdjandjian bilateral dapat kita ketemukan penerimaan dari lembaga renvoi ini. Sebagai tjontoh dapat disebut disini misalnja perdjandjian dagang dan pelajaran antara Tjekoslowakia dan USSR dari tahun 1947. Dalam perdjandjian ini dapat disaksikan adanja ketentuan2 penerimaan penundjukan-lebih-djauh. 400)

404. Pendapat para sardjana Tjekoslowakia.

Dari ketentuan2 ini dapat disaksikan bahwa pembuat-undang2 Tjeko­slowakia tidak memandang renvoi sebagai lembaga jang harus dikesam­pingkan. Demikian pula adalah pendapat dari professor B y s t r i c k y dari Praha. Berdasarkan ketentuan2 dalam hukum. positip Tjekoslowakia tersebut diatas, dapatlah ditarik kesimpulan, bahwa lembaga ini adalah „durchaus bekannt” dalam perundang2an negara tersebut. 40?) Lembaga renvoi, baik „au premier degré” maupun „au.second degré”, diterima.

(iv) P o l a n d i a .

Dalam HPI Polandia diakui baik penundjukan-kembali maupun pe- nundjukan-lebih-djauh.

Dalam hukum positip Polandia terdapat ketentuan jang setjara tegas menerima lembaga renvoi ini. 40S) Dalam pasal 36 dari Undang2 1926 tentang HPI Polandia terdapat ketentuan jang menjatakan bahwa apabila menurut kaidah2 HPI Polandia harus diperlakukan hukutn asing atas suatu hubungan hukum dan jang belakangan ini menundjuk lain sistim hukum sebagai jang harus diperlakukan, maka hukum jang terachir inilah jang akan dipergunakan. 40°)

Dengan demikian dapat kita saksikan bahwa menurut pendapat pembuat-undang2 Polandia penundjukan kepada hukum asing dianggap sebagai Gesamtvenveisung, karena kaidah2 HPI dari negara bersangkutan termasuk pula dalam penundjukan ini. Renvoi jang berlaku untuk Polandia

406) Un’uk sebagian dari teks Handels-und Schiffartsvertrag vom 11 Dezember 1947 (Moskau)Ts'cchos’ owak'a d?n USSR ini, i'hat M a k a r o v - Q u e l l e n , II no. 318.

407) Pendjelasan kepada L u n z. o c. h. 239.408) Bdfik. L o u i s - L u c a s , 10 Répertoire, h. 435. _409) Pnsa! 36 da'i U.U. 2-8-19?6 betreffend das für internationale P-ivatvefhä’ tn’ sse gütende

R^cht be~b>’n1i : ..Isl nach p'ncm 'n d’esem Vo-schriften als massgebend berechnetenfremden H"imatrecht e'n R''chtsverhS'tn’s nach ('■npn pnie’-en R"cM 7.11 b'nineilen 0 Ist in Polen dieses andere Recht anzuwenden.” Teks M a k a r o v - Q u e l l e n , I no. 44; F r a n c e s c a k i s , o.e. h. 2G9.

91

Page 92: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

'm

ini djuga hanja diakui sebagai hanja satu kali sadja (nur einmaliger Renvoi). 410)

Demikia.n pula adalah praktek hukum di Polandia. Menurut pendapat professor P r y b v l o w s k y dari Krakau maka renvoi di Polandia ini diakui berdasarkan alasan2 praktis dan „doelmatigheid” dan bukan alasan2 jan g berunsurkan logika „Zweckmassigkeitserwagungen und nicht Argu­mente logischer Natur”. 411)

(v ) A u s t r i a .

Djuga di Austria terdapat ketentuan2 dalam hukum positip jaitg menerima penundjukan-kembali. Dalam paragrap 15 dari Ordonansi 1911 tentang pemakaian dan tambahan atas undang2 perkawinan dan unifikasi daripada hukum kekeluargaan internasional ditentukan bahwa apabila hukum asing jang dinjatakan berlaku oleh kaidah2 Austria me- nundjuk kembali kepada hukum Austria, dalam hal demikian hukum intern Austria-lah jang akan diperlakukan. 4l2)

Disini nampak adanja pengaruh daripada perundang2-an Djerman, karena Ordonansi 1941 merupakan pula suatu produk peiundang2-an Dierman 413) untuk Austria jang temjata setelah perang masih tetap ber­laku menurut undang2 Austria dari tahun 1945. 414)

Dalam Rantjangan untuk Undang2 HPI Austria dari tahun 1913 (jang temjata mempengaruhi« banjak perkembangan dari perundang2-an HPI Tjekoslowakia dan Polandia) 415) telah diterima baik prinsip tentang renvoi ini. 416)

(vi) F i n l a n d i a .

Di Finlandia terdapat pula ketentuan tentang penerimaan renvoi dalam hukurp positip. Dalam Undang2 tahun 1929 tentang hubungan2 kekeluargaan dengan sifat internasional telah ditentukan, bahwa apabila

410) Berlainan daripada „double renvoi*’ dari negara Inggris.411) P r z y b y l o w s k y , Der Renvoi im polnischen Intena'iona!en Privatrccht, s.d. L u n z,

h. 240. Menurut keterangan gurubesar ini djuga dalam Komisi Kodi/ik^si HPI bara untuk Po’ anüa jsn«? dalpm tahun 1957 telah menjiapkpn Rnntjangan untuk U.U. HPI baru bagi Polandia, telah diterima pendapa1 seperti dikemukrkan be’ iau tentang renvo’ ini.

412) P ~ ° 1941 conc^ nrnt l’ a.p’iMc'it’on Pt If* com p’émentde la loi sur le mariage ainsi que l ’unification du droit international de famille, berbunji : ,,Fa/. io j e renvoi. Si d’ap ès le dioit d’un Etat ét anger dont lrs lois ont été déclarées applicable par les .disposisions précédenes les lois autrich’ennes doivent rnt-ich’ennes do’vent être app’ !quées” . Teks M a k a r o v - Q u e 1 1 e n, I, no. 40 ; F r a n c e s c a k i s , o.c. h. 265.

413) Ha'-m teks o *<r:nil ’ ?n<? kUa dîumoai dalam M a k a r o v - Q u c l l e n masih kitö. a i. ” ^a^• 5, „Sind nach dem Recht eines fremden Staates, dessen Gcse ze in den

vo stehenden Vorsch-iften für massgebend erklärt sind, die deutschen Gesetze anzuwenden, so sind die deutschen Gese'ze massgebend” .

414) Dengan U.U. Austria dari 1-5-1945.41 »vi T.ihnt M a k a r o v - Q u e l l e n . I no. 40, bagian Pengantar.416) Paragrap 53 dari Entwurf eines Gesetzes über Inte-natîonaJes P -iva fech t (1913) ln’ ber-

b mii : „S 'nd nach dem Rcch'e eines fremden Staates, dessen G",s'vtze in 1, IS. 20.21. 23 bis 29, 36. 37 und 39 für mass^bend erklärt sind, die österreichischen Gesetze anzuwenden, so finden diese Gesetze Anwendung” .

92

Page 93: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

hukum dari suatu negara jang harus diperlakukan karena merupakan hukum nasional dari jang bersangkutan, menundjuk kepada hukum lain, maka jang belakangan inilah jang berlaku (pasal 53). 417)

Penundjukan kepada hukum asing oleh HPI Finlandia dipandang sebagai Gesamtverweisung.

{v ii) L e t 1 a n d i a.

Setelah 1940 negara Letlandia dimasukkan dalam USSR. 41s) Menurut ketentuan dalam Code Civil Letlandia jang dahulu berlaku, maka dengan njata diterima renvoi ini (pasal 23). 41°) Menurut ketentuan ini maka apabila harus diperlakukan .hukum asing menurut kaidah2 Letlandia, dan hukum asing ini menentukan bahwa hukum Let’andia jang berlaku, maka akan diperlakukanlah jang belakangan ini. Ternjata bahwa disini dianggap penundjukan oleh hukum Letlandia kepada hukum asing sebagai G es am t- verweisung, sedangkan penundjukan-kembali oleh hukum asing tersebut kepada hukum Letlandia dianggap sebagai Sachnormverweisung.

(viii) R o u m a n i a.

Dalam peraturan2 HPI jang berlaku untuk Roumania tidak ada k e t e l a «'a n tentang renvoi. Ketegasan ini terdapat dalam Code Civil Caro] al II-Iea dari 1939, jang akan tetapi tak pernah berlaku sebagai und.ang. 420)

Walaupun demikian untuk mengetahui tendensi jang hidup dika- Iangan pembuat-undang2 Roumania kiranja ada baiknja djika dikemukakan disini, bahwa pasal 24 daripada Code Civil 1939 tersebut memuat ke­tentuan jang dengan tak ragu2 menerima penundjukan-kembali. Dalam pasal tersebut ditentukan, bahwa dalam semua hal dimana menurut417) Gcr-etz vom 5 Dezember 19°f> betreffend gewisse famtPenrecht^chP Vft-hS’ni^e

tionaler Natur berbunjl : „Wenn das Rech‘ eines bestimmten Staates, das als Heimatrecht des Betreffenden anzuwenden wäre, auf ein anderes R?cht verweist, ist -dieses R-'cht nri'r’ " ,,en/1i’ ri” . T^ks M a k a r o v - Q u e l l e n . I no. 17: F r a n c e s c a k i s , h. 266. Bdgk. pula pasal 9 dari peraturan pelaksaninnnia, V o - O 't o ' ’ vo~i 23 D^rmbc# jr.no di'Sf'tzos üb^r gewisse familien-pchtüche Ve-hälnisse in^rvna-tionaler Natur : „Ist gemäss paragraph 53 des Gesetzes über gew'sse <,fvn!1'en-''ch‘ t<C}ie Vr-hä^ni^se in^-nnt'onaier Na'ur in bezug auf einen Ausländer ein pnderes Rccht als das seines Heimatstaates anzuwenden, so soll in den Fällen, um we’che -‘nv o -i ’orren^m V '"v' “ ',n,'n " hnni^lt. so v^rfah-en werden, als wä~e er Angehöriger des Staates, dessen Gesetz annewende*: werden soll” .

418) Gr***" *er USSR vom 5-8-1940. Setelah itu berlakulah hukum dari USSR menurut U.U. ß-ll-W O .

419) Pr*s l 23 dari C o ^ Civil du 28 jnnvier 19^7 Letlandia b^bunii : ,.Si d’an-è-s lf's dis- posit’ons r t e -c fp Int-od’ ict’ on une loi êtrangôre doit être anpi’quée. et si catte ’ o* dispose que la loi lettono doit trouver application, c ’est cette dem 'è'e loi qui doi‘ être appli­quée” . Teks M a k a r o v - Q u e l l e n , I no. 31 ; F r a n c e s c a k i s , o.c. h. ?68.

420) L o u I s - T, n c a s, 10 P^D^rtoire. h. 435, lang Tnemb0”,tahiii"'n b^hwi renvoipernah di*erima dalam jurisnmdensl Roumania tetapi p<ida w .kM di*.'iHST1!n jfof-in'r^n b^Mau untuk Réoe^toi-e ini (1931) adaloh î.défavora.b’ r ” terhadpio nr'n'\n'H’ikî,n-koTnb&H inl. Bdgk. G e o r g e s P l a s t u r a . „D^oît int^-national orivtf de ’ o Ro,,.nirn!' '” . 7 Ré­pertoire h. 41 dst., p h. 60 dst. menr,c'.mukî>k?,n nendrroa'n^' h^hnn nnnn- i - , . „ nnundjukan kembali alkan berarti mengurangi kedaulatan dari pembuat-undang* Roumania.

93

Page 94: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

ketentuan2 Code Civil tersebut diperlakukan hukum nasional dari seorang asing dan dalam hal bahwa hukum asing jang disebut belakangan ini menundjuk-kembali kepada hukum Roumania, maka hukum belakangan inilah jang akan diperlakukan. 421) Disini lata saksikan lagi penerimaan daripada penundjukan-kembali. Penundjukan kepada hukum asing oleh HPI — Roumania dianggap sebagai Ge^am tverweis u n g, sedangkan pe­nundjukan-kembali kepada hukum Roumania, dianggap sebagai Sachnorm- verweisung.

P e r d j a n d j i a n 2 i n t e r n a s i o n a l .Setelah menjaksikan bagaimana dalam hukum positip dari berbagai

negara2 didunia telah diatur masalah renvoi ini adalah pada tempatnja untuk memperhatikan pula sekedar bagaimana usaha jang telah dikerahkan untuk dapat mengatasi kesulitan2 dibidang ini dengan djalan mengadakan perdjandjian2 setjara internasional.

Hingga kini boleh dikatakan bahwa belum lagi berhasil tjita2 untuk mengatasi kesulitan2 dibidang renvoi ini dengan djalan mengadakan persetudjuan2 ditaraf internasional. 422) Padahal, tak dapat disangkal bahwa disinilah terletak djalan jang terbaik untuk dapat mengatasi kesulitan2 setjara se-sempuma2-nja. 423)

Berbagai usaha setjara internasional ini akan kita tindjau dibawah ini.

(1) Persetudjuan Den Haag tentang HPI tahun 1951, 1955.Dalam Konperensi Den Haag ke-VII dari tahun 1951 telah diterima

suatu Konsep tentang tjara mengatur „perselisihan’ antara prinsip nasionalitet dan prinsip domicilie. 424) Dalam Persetudjuan dari tanggal 15-6-1955 di Den Haag telah ditetapkan konsep ini. 425)

Pasal 1 dari persetudjuan ini memuat ketentuan jang menarik per- hatia’n kita berkenaan pokok persoalan jang sedang dibahas. Dalam pasal tersebut ditentukan, bahwa apabila suatu negara dimana orang jang di­persoalkan berdomicilie, memakai prinsip nasionalitet, sedangkan negara dari mana orang tersebut merupakan warganegara mempergunakan prinsip

421) Pasal 24 daripada Le Code Civil de 1939 (Codul civil Carol al Il-lea) berbunji : „Danstous les cas où conformément aux dispositions qui précèdent doit être appliquée la loi nationale ûun étranger et où, confoimément à cette loi, la loi roumaine doi trouver application, cette dernière loi sera appliquée." Teks M a k a r o v - Q u e l l e n , I no. 46 ; F r a n c e s c a k i s , o.c. h. 270.

422) Un’uk perintjian Konvensi= internasional jang bersangkut-paut dengan renvoi ini, lihat A r m i n j o n, 1, h. 357 dst.

423) Bdgk. R a b e 1, jang mengemukakan: ,,The new, more realistic approach to renvoi looks fo inte national agreement rather than doctrinal solutions” , I, h. 89.

424) Sudah diketemukan diatas, HPI, I no. 153. Un uk naskah Inggris Draft Convention for the Regulation of Conflicts between the Law of Nationality and the Law of the Domicile ini, lihat Appendix pada S c h m i t t h o f f , h. 493 ; C a s t e 1. Cases, h. 272 dst.

425) Persetudjuan ini telah ditanda-tangani oleh Belgia pada 1-8-1955, Perantjis pada 25.7-1955. Luxemburg pada 15-6-1955, Beland-a pada 15.6-1955, Spanjol pada 12-4.1957. Oleh negerl Belanda telah diratifikasi persetudjuan ini pada 22-12-1960. Lihat M a k a r o v - Q u e l l e n , II, h. 306.

94

Page 95: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

hulaim^dom*^T Peserta memPergunakan Sachnormen daripada

pasai^^^p10 demikian ma^a j° ta saksikan bahwa hasil jang tertjapai oleh deno-'i Cfsetudjuan ini ialah bahwa renvoi diterima. 427) Sebenamja u 9 ^ a anJa ketentuan ini tidak diselesaikan soal renvoi, melainkan chii^1 « r r n suatu unifikasi daripada kaidah2 HPI untuk suatu tudjuan hal2 ^ f ukimi nasionalitet mengalah kepada hukum domicilie dalam

er entu tadi. Dengan demikian dihindarkan timbulnja persoalan envoi, tetapi persoalannja tidak diselesaikan dengan pasal itu. 42i))

-i., t ja ja. demikian dapatlah dikatakan bahwa dengan adanja ketentuan seper i terdapat dalam pasal 1 ini, maka hasil jang diperoleh adalah

ersamaan seperti djika lembaga penundjukan-kembali diterima., ^ dapat didjelaskan dengan tjontoh konkrit sebagai berikut.i .1Sa-,.ja ndonesia dan negara Inggris 430) turut menanda-tangani per- jan jian itu, maka dalam hal terdapat seorang Inggris jang berdomicilie

.I?1" 1’ ma HPI-Indonesia akan menundjuk kepada hukum Inggris jang S berprinsip domicilie. Karena itu hukum Inggris menundjuk

kepada hukum di Indonesia (tempat domicilie jang bersangkutan), ukum intern Indonesia jang akan diperlakukan, jakni hukum intern

dari domicilie orang jang bersangkutan. Dengan demikian kita saksikan terdjadmja penerimaan dari penundjukan-kembali. Hasilnja adalah ber­samaan seperti apa jang tertjantum dalam pasal 1'Persetudjuan Den Haag;tersebut diatas.

Demikianlah ketentuan2 jang ada sangkut-pautnja dengan renvoi pada Konperensi Den Haag tentang HPI ke-VII jang belum lama berselang

ini.

426) Pasal 1 dari Persetudjuan Den Haag 1955 ini berbunji : „Wenn d e r ^ „ rcs c h r e ib t kommende Person ihren Wohnsitz hat, die Anwendung des. , , ^ ^ S wohns^z ’ Wahrend der Staat, dem diese Person anechürt, die Anwendung des wonnsitz./kumfr, X °rSChrei'b ' ’ wendet Jeder Vertragsstaat die Sachnormen des WOhnsitZ-echt a n .mi)- Teks M a k a r o v - Quellen, II, h. 306 ; F r a n c e s c a k i s. o.e. h. 2i2.

puIa Pas^I 2 dan 3 ; Pasal 2 : „Wenn der Staat, in dem jemand seinen iv. at> und der Heimatsstaat die Anwendung des R ech ts des Wohnsitzs a a ts

i n; wendet jeder Vertragsstaat das materielle Rech‘ des Wohnsitzstaats an” , rasai j : ,,Wenn der Staat, in dem jemand seinen Wohnsitz hat, und der Heimatstaataie Anwendung des Rech s des Heimatstaats vorschreiben, wendet jeder Vertragsstaat

matertelle Recht des Heimatstaats an” .negaras dimana renvoi fak diterima, pasal 1 — 3 dari Perdiandjian Den Haag 195] Pad? hakekatnja berarti suatu pengakuan sebagian dari renvoi. Istilah renvoi sendiri

tidak dipergunakan. (Kata R a a p e : ,,An Gespenstern sicht man vo bei” h. 84). Ber­tentangan dengan HPI mereka sendiri negara*' ini harus mempergunakan hukum materiil intem mereka sendi~i. Tjon oh untuk pemakaian hukum materiil intem ini : Di Italia ".aT s dlPutuskan perkara sahnia perkawinan orans2 Denmark iang berdomicilie di Roma. Hukum intem Italia-lah jang akan dipergunakan (Pasal 1), walaupun HPI-Italia berdasar-

n pnnsip nasionalitet dan menolak renvoi. Tiontoh Hin mengenai pemakaian hukum negara ketiga (..Weiterverweisung” ) : Di Italia harus diputuskan tentang sahnja perka- Kawmj>n orang» Denmark dengan domicilie di Hamburg. Hukum perkawinan Djermani a.nj t dlPergunakan (pasal 1). Lihat K e g e l , h. 121.

¿ 90? RHai-* S c h m i t t h o f f . h. 102 : D < c e v - M o r r i s, h. 81.w-oi tiJ'.M .11 2 - h - 232- L,hat d*u&a C h e ' s h i r e , h. 86 (6th ed.)nonUr*" K«ngdom terutama pisal 5 da^i Konsep K o n ve n si ini, jang memua* perumusan n nh it j ’11 .-domicMip” berdasarknn ..habituat re-s'dence” , nda^h pisal i?n<? paling snkar

3lteJ ima- Bdgk. First Report of the P-ivate Intema'ional Committee (1954)/\ppenaix b s.d. c a s t e 1, Cases, h. 273. Lihat D i c e y - M o r r i s, h. 81 dst.

95

Page 96: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

(2) Persetudjuan hukum kesatuan mengenai HPI negara2 Benelux, 1951.Dalam ketentuan2 dari Persetudjuan 11-5-1951 tentang „Eenvormige

wet betreffende het intemationaal privaatrecht” antara Belgia-Nederland- Luxemburg telah disinggung pula soal renvoi.

Dalam pasal 1 dari Persetudjuan tersebut ditentukan bahwa renvoi tidakjditerima. Dengan tegas dikemukakan bahwa apabila tidak ditentukan berlainan, maka dalam persetudjuan tersebut diartikan dengan istilah „hukum sesuatu negara”, hukum i n t e r n daripadanja, dan bukan HPI- nja. 431)

Sebagai pengganti daripada lembaga renvoi maka kita saksikan bahwa dalam Konvensi tersebut telah disediakan suatu „secondary rule” jang menentukan bahwa hukum domicilie akan menggantikan pemakaian dari hukum kewarganegaraan dalam 3 kemungkinan berkenaan dengan perkara2 mengenai status dan perkawinan. Hukum domicilie ini akan berlaku dalam hal sebagai berikut (pasal 15) :

1. Apabila jang bersangkutan adalah tanpa-kewarganegaraan atau tidak dapat ditentukan kewarganegaraannja dengan pasti;

2. Apabila seorang asing mempunjai domicilienja dalam salah satu negara Benelux dan kaidah2 HPI dari negaranja sendiri menentu­kan bahwa hukum domicilie adalah jang berlaku ;

3. Apabila seorang asing mempunjai domicilienja diluar negeri2 Benelux dan kedua2-nja hukum nasionalnja dan hukum domicilie­nja menentukan hukum jang disebut belakangan ini adalah jang berlaku. 432)

Jang menarik perhatian kita ialah apa jang ditentukan dalam sub 2 dan 3 diatas. Ketentuan2 ini se-olah2 merupakan penerimaan baik dari lembaga renvoi. Akan tetapi, sebenamja bukan demikian hainja. Ketentuan2 tersebut bukan merupakan penerimaan dari renvoi. Hal ini telah didjelas- kan oleh M e i j e r s. 433)

Apabila seorang hakim Benelux dalam perkara2 tersebut diatas, menggunakan hukum domicilie, maka hal itu bukan disebabkan karena

431) Pasal 1 Pei^etudjuan Bénélux 11-5-1951 berbunji : „Sauf disposition contraire, la loi * f ent®nd, dans les articles suivants, des règles de droit en vigeur dans ce pays,II h 127 n règles de droit International privé” . Teks M a k a r o v -Quellen,

432> Bene,ux 11*5-1951 berbunji : „Dans tous les cas où les articlesloi duc! omicile^ ' a nationale d'une personne, cette loi est remplacée par la1" ,Personne n’a pas de nationalité ou lorsque sa nationalité ou la loio Tm-cmi*.? est applicable ne peuvent être déterminées avec certitude ;

ipc rtoïo ! tra? ger a son domicile aux Pays Bas/en Belgique/au Luxembourg, et quedu domicile - oit international privé de sa loi nationale déclarent applicable la loi^i?rT ivnmv5tran®er a 300 domicile hors de son pays et hors des Pays Bas/de Belgique/

Ho il, i u.rg. et que les règles de droit international privé tant de sa loi nationale • • f »• f son domicile, rendent applicable cette dernière lo i” .

433) M e Bénélux Convention on private international law, V.P.O., II, h. 400,ip .h . 401 .

96

Page 97: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

'kaidah- HPI d-tindak demik - 111 JK^aia a)n menentukcin demikian. Hakim Benelux ber-°leh perundi o* aicna snatu titik-taut subsidair 434) telah disediakanhakim Benelux* - i" 1.^M1C UX srnch'ri. „ Secondary rule' dari hukum sanglembaga renvoi S,CIK‘1! i tehih menentukan demikian. Antara penerimaandalam nas'd i ^ C aU s’“\irn P< makaiau kaidah2 subsidair seperti dilakukan

J a , r :m..k'nh,p:" 'WhaSai l-'>edaan praktis.menurut* IiiiL-i " ' i *>a lwa konsepsi „cloinicilie” akan diartikan 43s)hukum asinrr l '*-1 ne^iUU Benelux bersangkutan sendiri dan tidak oleh

' Masilni-i i a,nnana jang bersangkutan adalah warganegara. 430)JnJa akan berbeda sekali." & ■

Runak in ]mi^Ua it a*1.’ ^ " va hakim- dalam negara- asing jang memper- Jticlak meno-'.jUni-C i)niiC1. e ^cn£an dikombinasi dengan teori renvoi akan "Benelux. "nch]m,'il..VCSU.,1ia,,i den8an orang- jang berdomicilie dinegara Karen'i rl-il-n " V " U1 1 kemungkinan untuk penundjukan-lebih-djauh, m ungkin -m 1 K.°nvo,lsi Benc*lu* terdapat ketentuan'-’ jang menolak ke-

»ungkinan adanja penundjukan-lebih-djauh. **) J b

(l-il-ni?e^11" 1',in '1 Sclirtra singkat persoalan renvoi jang kita ketemukan Konvensi Benelux 1951.

r VCn8i ^ c.n HaatJ untuk mengatur perselisihan hukum berkenaan dengan perkawinan, 1902.

bc-» I- a ani |eisetudjuan Den llaag untuk mengatur „perselisihan” hukum Jr 'enaan dengan perkawinan dari J2-1G-1S02 telah dikemukakan pula

pendapat tentang masalah renvoi ini.D it en tu k an dalam pasal pertama bahwa hukum jang bcrluku untuk

Melangsungkan perkawinan diatur oleh hukum nasional dari tiap- mem- pelai, terketjuali djika hukum tersebut menundjuk kepada hukum lain. 438)

jadi disim terbuka kemungkinan-bahwa hukum nasional menundjuk lagi 'epada sistim hukum lain. Dengan lain perkataan, p enu n dju kan kepada

hukum asing dipandang sebagai Cesamtvenveisung. Lembaga renvoi di­terima »baik dalam persetudinan Den JTaag lSOiH ini. ‘,3J

« 4 ) Lihat h p i , n (i) no. 182436) p 6ntan8 pers°alan kwolJfikasi ini lihat kemudian, bab VII.

enentuan dom icilie” ini adalah penting. Bdgk pertimbangan“ hakim dalam perkara 437» A n n e s 1 e y, G r a v e s o n, h. 38, p.h 39.

r u n a k a 'n ^ M o f1 6135311 d a ri M e U e r s, ja n g se p e rti telah tern jata d la ta s. m em an g m e. •43S> p P , s u a t u P e n e n ta n g u ta m a dari teo ri ren voi.

dpSc o n t r ^ T a dar? Konvensi Haag 12-6-1902 tentang perkawinan berbunji : ,,Le droit au ’une ruBn ^ .-7 anase est Par la *°i nationale de chaqun des futurs époux, à moinsk a r o v n,,Jn,0n 9.ette lo ne se réfère expressément à une autre loi” . Teks M a -

439) K u h n Quellen> lr - h- 567 ; F r a n c e s c a k i s . o.c. h. 271.,.to conclliate G|lhnci,kann bahWai .5ni* *3anja terdjadi karena adanja hasrat k o m p r o m i s Bdgk. L o u i s - f u c a sn^10 W nlrtnT th£ law of the domicü on his point" (h. 56).14 negara penandatannan Tr-ikt-i? fo<S »re’ u' 433)’ jang niember*tahukan bahwa dari jjfiianaatangan Traktat 1902 tersebut, 13 negara menentapg renvoi.

/97HPr 2 /II — Vel 7

Page 98: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

f Konvensi Djenewa untuk mengatur perselisihan hukum berkenaan

dengan surat2 wesel dan order, 1930.Dalam „Convention de Cenève du 7 juin 1930 destinée à régler

certains conflits de lois en matière de lettres de change et de billets à ordre” kita ketemukan pula ketentuan tentang renvoi.

Dalam pasal 2 ditentukan bahwa kemampuan seseorang untuk me­lakukan ikatan2 dengan wesel dan surat order ditentukan oleh h u k u m nasionalnya. Apabila hukum nasional ini menjatakan bahwa hukum dari negara lain adalah jang kompeten maka jang belakangan inilah jang diperlakukan. 410)

Disini kita saksikan penerimaan prinsip renvoi. 441) Penundjukan ke­pada hukum nasional dianggap sebagai Gesamtverweisung. Hukum na­sional jang ditundjuk ini dapat menundjuk lagi hukum lain tentunja dengan perantaraan kaidah2 HPI-nja) dan dalam hal demikian hukum jang terachir inilah jang diterima.

Negara2 jang turut serta dalam persetudjuan ini 442) dapat dianggap menerima baik pula renvoi sekedar berkenaan dengan materi ini. 443)

(5) Konvensi Djenewa untuk mengatur perselisihan hukum berkenaan dengan tjek2, 1931.

Ketentuan jang serupa seperti dalam Konvensi Djenewa mengenai wesel dan surat- order, 1930, jang disebut diatas tadi, djuga kita ketemu- kan dalam Konvensi serupa tentang tjek2 dari 19-3-1931.

Pasal 2 dari Konvensi tentang tjek2 ini berbunji serupa dengan pasal 2 dari Konvensi 1930 tersebut diatas. Hanja perkataan „wesel dan surat3 order' diganti oleh „tjek2”. 114)

Untuk menghindarkan ulangan2 jang tak perlu disini ditundjuk sadja kepada apa jang sudah didjelaskan diatas.

G. I n d o n e s i a .Setelah mengikuti pendapat2 daripada para sardjana hukum praktek-

hukum dan pembuat-undang2 lain didunia, tibalah waktunja bagi kita untuk menindjau keadaan didalam negeri sendiri sekitar masalah renvoi ini.440) Pasal 2 dari Konvensi Djenewa 7-6-1930 lnl berbunji : ,,La capacité d'une personne pour

s'engager par lettre de change et billet à ordre est déterminée par sa loi nationale.?ettx *01 natl°nale déclare compétente la loi d’un autre pays, cette dernière loi est

h 271 6 ...................^ e*ts M a k a r o v - Quellen, II, h. 761 ; L r a n c e s c a k i s , o.c.berpendapat tentang ini : „This represents a partial compromise between tbe rîî national law and domiclliary law” (h. 56). „

nienon u J^nnan, Austria, Belgia, Brasil, Denmark, Finlandia, Perantjls, Junanl, Italia. ttccd Monaco, Norwegia, Belanda, Indonesia. Polandia, Portugal, Swiss, Swedia, « c ini dinjatakan berlaku untuk Indonesia dengan U.U. 25-4-1935,N.b. 1935-224 ; lihat S 1935-480

U li omLSal,nJ berkenaan dengan USSR, no. 400.a Convention de Genève du 19 mars 1931, destinée à régler certains conflits

r Cn mati^re de cheques berbunji: ,.La capacité d’une personne pour s ’engagerpar cneque est déterminée par sa loi nationale. Si cette loi nationale déclare compétentela loi a un autre pays, cette dernière loi est appliquée...........” . Teks M a k a r o v -Quellen, U, h. 323 ; F r a n c e s c a k l s , o.c. h. 271.

98

Page 99: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

405. Perhatian penulis2.Seperti h ain j a dengan lain2 materi HPI, maka d uga. persoalan, renvoi

mi nampaknja belum lagi menerima perhatian daripada para sar jana hukum disini, seperti telah dialami di-negara2 lain.

Diantara para penulis jang pemah chusus mempersoalkannja dapat disebut disini L e m a i r e “ 5) dan W e r t h e i m, 446) jang karena djabatan2 mereka sebagai gurubesar dalamThukum antar-tata hu 'um pa Perguruan Tinggi disini, tentunja sudah mempunjai ketjondongan cluf^s untuk memperhatikan segala soal2 jang hidup dibidang HPI- 'Vachir djuga T.M. Menteri/Ketua Mahkamah Agung kita, P r o d j o d i k o r o telali mengemukakan pendapat beliau tentang mas ini. 447)

Beberapa penuhs text-book tentang HPI di Nederland telah m djuk pula kepada keadaan di Indonesia (dahulu Hindia e an___, masalah ini, antara lain V a n B r a k e 1. Menurut e au, 44g.kembangan renvoi di negeri ini terpengaruh banjak ole 4oo\Djuga dalam karangan ilmiah M e i j e r s 440) dan in j j esia mengenai masalah renvoi} telah diperhatikan jurispru ens* sekitarmengenai soal ini. Beberapa keputusan jang menari pe . 451nmasalah renvoi di Indonesia telah disebut pula pen s sistimDjustru karena dalam hal ini terdapat perbedaan jang nj Indonesia) HPI-Nederland dan IIPI-Hindia Belanda (kini diwanst o eh walau berlaku azas concordantie, maka masalah renvoi setiara ter-1 ,1 . , , , , . , l , i i i , . . i U ' ......... " I ' * “ ■ ” '1

^ undang2 dinegeri ini memang hanja sedikit sa j ^ jangmeng-tertulis dibidang HPI. Hanja tiga pasal terpenting 1 1 Balikanatur soal* HPI. Didalamnja tidak terdapat soal ^ ^ . ^ t untuk sistim dalam pasal 16 A.B. 452) jang mengatur.pr^p t e g a s tentanghukum jang berlaku disini hanja terdapat 'e e . ] Belanda),orang2 jang berstatus warganegara R.I. (dahulu kaulaneg____________ ln het Mederlandsch-lndische international445) D alam T. 147/1 dst. De tcrugverwljzlng ln PfldantI 26 10 1939

privaatrecht. vrnrtnn 31-3-1959 dan T. 151/63, RvJ Padang 26-10-1939446) B e r k e n a a n d e n g a n T. 150/526, RvJ Medan .

(dengan advies W e r t h e i m). j h 55 (1952).447) W i r j o n o P r o d j o d i k o r . o, a z q

B I V prlvaatrecht, N.J.B.

451) ¿ S . ! . “ S ’ lain

Z U & ln EpV..1 - i — “ “ '° 11 e r S' h' 351;B a r m a t, Locus r e g it a c tu m , h. 250 a s .

452) L ihat untuk ini : HPI, II. **o. 283 ast.

99

Page 100: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

jang berada cliluar negeri. Tentang orang- asing jang berdomicilie disini tidak terdapat ketentuan jang djelas. Hanja adalah jurisprudensi tetap, jang didukung sepenuhnja oleh pendapat2 para penulis, bahwa pasal itu | diperluas berlakunja, hingga djuga mentjakup orang asing jang berdiam disini. J"Ci° dmnflrr'ifi.JaVlnV Venndahukum nasional mereka sepandjan menfffinai sfnfm personil.

Jang raendjaeli persoalan berkenaan dengan masalah kini ialah, apakah pasal 16 A.B. ini dapat dianggap setjara analogis berlaku pula berkenaan dengan orang- asing jang hukum nasionalnja berprinsip domicilie. Bagai­mana dengan orang- asing jang berdomicilie disini dan jang HPI negara nasionalnja menggantungkan berlakunja hukum status personil kepada domicilie jang bersangkutan. Misalnja, bagaimana dengan status personil seorang British subject jang berdomicilie dj Indonesia? M^imtJf-IPI- Indonesia maka jang harus diperlakukan ialah hukum Ingglis sebagai hukum nasional. ,-'n) Akan tetapi, HPl-Inggri<Lmcnundiuk kembali J.\gpada hukum Indonesia, karena jang belakangan ini nj£i;ygakan hukum .doiHicilie dari jang bersangkutan dan hukum inilah jang menentukan. Apakah penundjukan dari hukum Indonesia kepada hukum Inggris merupakan Sachnoiinverweisung atau Gesamtverweisung ? Djika jang peitama diteri­ma. maka Indonesia tidak menerima renvoi sedangkan dalam hal lainnja, maka penundjukan-kembali diterima baik disini.

Pertanjaan ini tidak terdjawab oleh pasal 16 A.B. atau oleh lain» pasal dalam A.B.

Pendapat para penulis dan jurisprudensi jang harus menentukan bagai­mana sikap iang dianut dalam sistim HPI-Indonesia mengenai lembaga renvoi ini.

406. Praktek administratip menerima renvoi.

Sebelum kita memperhatikan lebih djauh jurisprudensi Indonesia me­ngenai masalah renvoi ini kita akan minta perhatian terlebih dahulu untuk praktek administratip daripada instansi2 pemerintahan dinegeii ini bei- kenaan dengan persoalan jang sedang dibahas. Diustru dari praktek administratip ini akan danat dilihat setiar.a mata bagaimniin IpmhfiPa penundjukan-kembali diterima di Indonesia. Dalam hal ini piaktek dari-pada instansi- pemerintahan janfif harus turut" me, alc^m lcan. ppratnran" jang diadakan oleh pembuat-undang2 adalah lebih diela fhmpndn praktek liuKum^dimul^ Dimami jang belakangan ini boleh dikatakanpada awalnja masih menundjukan suatu sikap jang ragu- atau belum demikian tegas adanja, tidak demikian dengan praktek administrasi.

453) Bdgk. apa Jang dikemukakan oleh F a l c o n b r J d g e mengenai „hukum nasional" dari seorang „British subject1' ini ; dtatas n. 4.

100

Page 101: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

r

Pmktek administratip ini dapat dilihat antaranja pada pendirian dari pegawai- Tjatalan Sipil (Burgcrlijkc Stcmd) pada waktu harus melangsung- / kaii perkawinan dari orang- asing jang berada disini. /

Sudah dalam tahun 1922 kita ketemukan suatu Surat Edaran resmi dari Djaksa Agung (Procureur Generaal) jang ditudjukan kepada pegawai2 Tjatatan Sipil. *'•*) Dalam surat-edaran tersebut didjelaskan sikap' apakah jang haius diambil oleh Pegawai- Burgerlijke Stand ini pada waktu me­langsungkan perkawinan dari para mempelai jang kedua2-nja atau salah satu adalah orang asing. Atas permintaan pemerintah maka Djaksa Agung telah mengeluarkan surat-edaran ini.

Jang m en d jadi pokok persoalan dalam surat edaran tersebut ialah apa­kah seorang asing jang sudah dewasa masih memerlukan persctudjuan dari orang tua untuk dapat melangsungkan suatu perkawinan Seperti diketahui dalam B.W.-Indonesia terdapat ketentuan bahwa seorang jan« masih belum mentjapai usia 30 tahun, walau sudah dewasa, masih me* merlukan persetudjuan dari orang tua mereka untuk dapat menikah (pasal 42 B.W.).

Di 'Indonesia ryinsjp^nasionalitet-lah jang dipergunakan untuk .status personil Soal kemampuan untuk menikah dan persetudjuan orang lain sebagai sjarat untuk melangsungkan perkawinan termasuk bidang status personil. Orang- asing djuga setjara analogi pada pasal 16 A.B. ditentukan status ptTSonilnja menurut hukum irasional m asingUntuk mengelabui apakali orang2 asing jang hendak menikah di Indonesia memerlukan per­setudjuan dari orang tua d jika sudah dewasa tetapi belum tjukup 30 tahun perlu dilihat kepada hukum dari negara nasional mereka. Umumnja negara5 lain tidak mengenal lembaga permintaan persetudjuan dari orang tua untuk anak- jang sudah dewasa. 4:,r’)

Dalam surat-edaran dari Djaksa Agung termaksud diadakan per­bedaan antara negara2 jang berprinsip domicilie dan negara2 jang ber­prinsip nasionalitet. Bagi jang belakangan ini tidak merupakan soal. Apabila pasal 16 A.B. harus ditafsirkan setjara analogis - tai'siran mana diterima setjara umum untuk Indonesia — bahwa pasal itu berlaku pula untuk warga negara asing jang berada di Indonesia, maka teranglah untuk soal ini berlaku hukum jang terdapat dinegara mereka. Tidak akan me­rupakan persoalan apakah jang sebenarnja diartikan dengan istilah „hukum nasional” ini. Hukum nasional orang asing inilah jang akan berlaku, djuga mengenai diperlukan atau tidaknja persetudjuan orang tua ini.

Lain halnja dengan orang2 asing jang.dalam negara asalnjajnempnnjai sistim TfPI iani* berdasarkan atas prinsip domicilie. Disinilah pada tempat-

454) Surat Edaran (Rondschrijven) ttg. 9-3-1922, T. 115/302.455) Bdgk. H.A. N a u t a , Eenige regeeringsbeslissmgen en aan de regeering ultgebrachte

adviezen betreffende onderwerpen van burgerlijk recht, T. 143/617, p.h. 629 ; ,,Er zijn n. 1. weinig o f geen wetgevlngen, die op het stuk van ouderlljke toestemminß zulke hooge eischen stellen als de nederlandsche' en de nederlamJsch-indische".

1 0 1

Page 102: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

nja untuk mempersoalkan apakah penundjukan oleh HPI ln onesia eP ^ „hukum nasional” dari jang bersangkutan merupakan pu a penun J ^ kepada HPI dari negara bersangkutan. Djika demikian halnja ma ’a i n t e r n Indonesia-lah jang akan diperlakukan, bila penun ju 'anditerima. . , vv^rikafl

Dalam surat edaran dari Djaksa Agung bersangkutan e a i i ^ tiontoh2 dari orang2 Djerman dan orang- Perantjis janS ienc a * ^ . irar, sungkan perkawinan disini. Mereka ini akan takluk di a\\ a i per_ tentang sjarat'- persetudjuan kawin )ang berlaku dalam ma ir*S asal mereka. B.W. (dengan pasal 48-nja jang mengaiui soa spe tidak berlaku bagi mereka ini. . « • Va ini

Berlainan adalah halnja dengan seorang Inggris. .f^ . ! ^ e re ^ ra D 2 berlakulah prinsip domicilie untuk penentuan status personi. ji as Inggris jang berdomicilie disini hendak menikah, m^ a 'e en daPatB.W. akan berlaku baginja. - ) Pendjabat nikah di I n d , ) » a j ,n c la p a _ melangsungkan perkawinan ini. dengan berpegangan epa _pnertikowinan jang berlaku disini. Apabila tidak dapat -r. nsasitertera dalam B.W.-lndonesia fm, maka akan dapat dibenkan dispens«

‘ “ “ ■ i p i - g ; PBi 2 « k . » i . — i. ■*»•-

p ™ » * . » « * . * “ “ £ " S i S '.negeri ini dalam surat-edaran dari Djaksa Agung e r s s u r a t - e d a r a n njataannja kita saksikan bahwa apa jang ditjantum n tercj;acii dalam bersangkutan memang adalah sesuaipraktek. K i t a saksikan bahwa atas wa g g g d i p e r l a k u k a n

sionalnja memakai prinsip ^ mJ eka berdomicilie dansadia hukum iang tertera dalam B.\V. ^ n ^ :toi.nlranhendak menikah disini. Dalam praktek administrasi jang tuoleh Naut a , «*) kita saksikan adanja pe^a sanaan^ kan puiaKetentuan- jang tertjantum dalam pasal 4 - . • : _ ? Denmark. «*)untuk orang Amerika 45°) warganegara In0gns ) & Tndo-

Praktek administrasi sekitar perkawinan2 jang dilangsung' i nesia oleh orang»- asing jang berdomicilie 'disini merupakan bukt, 1<®» kuat tentang penerimaan lembaga renvoi di negeri uini.

Menteri iLh'Ys' ni menurut pendapat kalangan resmi, seiperti dikonsepsikan oleh J-M- ,,Undanp.unHa *.an dan J Menteri-Ketua Mahkamah Agung, tidak lagi merupakan mengenai' melainkan hanja suatu ,,Boek” belaka, timbul persoalan tersen d iridisini. HuWiir«Un2 ®P®kah Jang harus diperlukan untuk orang3 asing jang berdomicilie tuan dalam r ®dat‘ kah ? Dan djika demikian, dalam bentuk apa ? Apakah i s i keten-

4 5 7 ) Dalam suratXi^' ma3ih' akan berlaku terus tanpa disebut pasalsnja ?mempe ru n a t^ ran. tersel}u • djuga setjara keliru telah dikemukakan bahwa HPI T io n g k o k

jro\ N a u t a ’ « o -? slp dornIcilie untuk status personil. T. 115, h. 302, p.h. 303.« 9 ) Bsmama’ j.w ?; „ .« 0 ) Bernama O.J.. i: = 1 6 - l ]M0 n1t‘ l461) Bernama A.N.I/ o.B . 18-4-1933 lio. ' l . lihat untuk Ini N a u t a , o.c. h. 630.

102

Page 103: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

407» Pendirian Direktur DjustisLjrenainan wireKrux i^uoLionLain daripada itu, dapat ditundjuk pula kepada ¿ " f

Direktur Djustisi mengenai hal ini. Djuga pendja a i nerimaan daripada lembaga renvoi. i02)

408. Pendapat2 jang menentang.Tetapi, sebaliknja Kaad van Indie dan ditolak. <6S)

njatalcan sebagai pendirian mereka bahwa J menerima renvoiDalam prakteknja temjata, bahwa pend p ^ ¿¡anut

adalah jang lebih kuat adanja, karena milah ] g

409. Pendirian jurisprudensi. ^ soalnjaSesudah melihat sikap daripada praktek Jari juris-

untuk menjelidiki lebih djauh bagaimanakah adalah p

Oleh L e m a i r e telah diadakan Pen>eU ^ chususperanan jurisprudensi di Indonesia ini dalam ar g mempersoalkan masalah renvoi dalam HPI-In onesl, . _Ja fceputusarf

Dibawah ini kita akan memberi pembah^an d^pada K p^ ^ terpenting jang terdapat dalam jurisprudensi n soalan renvoi.

410. Palisemen dari seorang British-India. i/

(1) Keputusan jang serin g^ maan penundjukan-kembali oleh junsp penulis- tentangdari Raad van Tustitie Medan dari ta lun ^vj \jedan ini sebagaiHPI Belanda seringkali disebut pll a eP ¿ j Indonesia draipadatjontoh tentang penjimpangan dari si aP P® 4C6\pola jurisprudensi jang berlaku di Ne er a j arj seorang Timur Asing

Perkara ini berkenaan dengan p . erSC|ie Vreemdeling Klingalees) jang termasuk golongan „orang Kling ( os ^.sinij agar supaja iajang berasal dari British India an 2 iang berlaku dalam Faillise- dapat dinjatakan palit menurut eten Kena Sultlian Marican inimetsverordening (F.V.). 467) pen™ ° ” „ennohonannja agar supaja dapat baru berusia 16 tahun tatkala ia adjukan permon

S M ? ! S i S r c . ’ r t 2 96? ; de ^ a l r e ,464) L e m a I r e. o.c. p h. 4 ° •_ o c h, 351 ; B a a k, o.c..465) T . 124/ 242, R vJ M edan 4-12-1925. O f f e r h a u s. 0-c » • \ dengan466) Bdgk. a.i. V a n P r a a g, o.c. " ^ « . ¿ , pert,atikan f»ula oleh N u s s d a u m, D

menfebut ?en[el?d?kan °M e U 6 be'rhuSung^diaiman» eratnja dengan WvK dan B.W. jang467) Apa kini F.V. masih berlaku, berhu^ng ajay

telah dinjatakan tidak berlaku lagi sebagai w

Page 104: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

dinjatakan palit karena ia berada dalam keadaan berhenti m em bajai' hutang--nja.

Hakim menjatakan bahwa sebelum dapat dikabulkan permohonan ini, perlu diperiksa terlebih dahulu apakah sipcmohon^ dapat diterima dengan pennohonannja. la ini temiasuk golongan Timur Asing Keling jang bukan-kaulanegara-Belanda. Kini tfmbul pertanjaan apakah ia ini dapat dianggap sudah dewasa dan dapat diterima dengan pennohonannja jang disandarkan atas F.V. jang berlaku disini. Oleh karena ternjata balnva ia telah menikah dengan seorang perempuan Indonesia pada saat diadjukan- nja permohonan palit ini, maka ia dianggap oleh Raad sebagai telab dewasa. " ;s) Oleh karena itu maka ia dianggap mampu untuk melakukan tindakan- hukum jang ditentukan dalam F.V. ehususnja mengenai per­mintaan palit atas permohonan sendiri.

Kini timbul pertanjaan apakah pada tempatnja bilamana mengenai kedewasaan n ja ini dipergunakan h ukum jang berlaku intern di Indonesia atau harus ditentukan sesuatu menurut hukum Briiish India. Dalam menghadapi persoalan ini Raad Medan telah lnenjinggimg bahwa IIPI British India, seperti halnia der.ga» MPI-lneiiris, mempergunakan prinsip domicilie dalam menentukan status personil, jang diperlakukan ialah hukum daripada tempat domicilie jang bersangkutan.

Raad Medan mempertimbangkan a.l. :„Overwegende te dezen aanzicn, dat van een van de belreitende staat en hevoegdheid van NedevVaudsche Onderdanen hier te lande geldende wettelijke bepalingen aiwijkend personeel statuut van verzoeker niet is gebleken, terwijl bovendien mag worden aangenomen. dat de Brilsch-Indische evenals de Engclsehe Welgeving zicl\ stelt op het standpunt. dat zich in het buitenland gevestigd hebbende Britsch-Indische Onderdanen onderworpen v.ijn aan de wettelijke bepalingen betreffende staat en bevoegdheid van het kmd tcm hun woonplaals, zoodat de rcchts-en handelingsbevoegdheid van verzoeker moet worden beoordeckl naar de hier te lande voor Vreemde Ooster- lingcn (Staatsblad 1924 110. 556) vastgestelde bepalingen”. " ,!l) Berdasarkan pertimbangan2 ini telah diterima permohonan pemohon

supaja dinjatakan palit sesuai dengan ketentuan- F.V.Dari pertimbangan ini djelaslah kiranja bahwa pcnundjukan daripada

IIPI Indonesia kepada hukum British India harus dianggap sebagai mcn- tjakup pula kaidah2 HP1 dari negara jang belakangan ini. Penundjukan ini dianggap sebagai Gesamtverweisung. I>an penundjukan-kembali oleh IIPI British India kepada hukum Indonesia telah diterima. Walau tidak di-

46®) Walaupun pemohon memberitahukan bahwa ia baru berumur 16 tahun, menurut pendapat R aad sendiri usia sipemohon ini harus ditaksir se-kurang2nja 17 — 18 tahun.

469) T. 124/24-, p.h. 243. Kursip dari kami.

1 0 4

Page 105: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

pergunakan kata’ jang tegas bahwa renvoi diterima, adanja sikap dan pertimbangan dari Raad Medan -ini pada hakckatnja meiupakan peneri­maan chu-ipacla lembaga penundjukan-kembali.

411. ^Varganegara Persia, Armenia-Nasrani.(2) Keputusan lain jang menarik perhatian dalam hubungan ini ada-

¿h perkara tentang orang Armenia Nasrani heikewarganegaraan Persia jang telali diputuskan oleh Presiden Raad van Justitie Semarang pada tahun 1928. 4 ■") Keputusan ini pernah kita bitjarakan tatkala membahas persoalan Kewarganegaraan sebagai titik pertalian sekunder. *71) Pada waktu itu sudah diberitahukan bahwa keputusan ini akan kita uraikan lebiJi landjut pada waktu membitjarakan soal renvoi.

Duduknja perkara setjara singkat diulangi disini : Njonja E.A. van Stralendorf, isteri dari seorang Armenia jang "berkewarganegaraan Pers i a, A.A.. Galstaun, telah meletakkan sitaan marital. Fihak suami telah meng- adj'ukan bantahan supaja sitaan ditjabut. Oleh Presiden RvJ telah diper­timbangkan bahwa tidaklah terang apakah dalam hal ini harus diperguna­kan hukum kewarganegaraan atau hukum domicilie. Tetapi scdjak Konvensi 1^-7-J905 tentang harta-benda-perkawinan maka untuk sebagian besar dari Eropah Barat telali diperliluitkun ketjendenmgnn kawah prinsip kewarga­negaraan. Oleh N.S. 1925 no. 225 telah diberikanlain untuk turut serta dalam konvensi ini. Akan tetapi, tidak teranglah bagi Ilakim apakah Pcrsia telali turut serta dalam Konvensi ini.

Berhubung dengan hal- ini ITakim hendak menerima sebagai pokok pangkal pendiriannja bahwa untuk sementara ini bolehlah dipandang hukum nasional dari sang suami adalah hukum jang berlaku. 472) Dan dalam perkara ini pihak suami sebagai penggugat, telah mendalilkan bahwa karena ia berkewarganegaraan Persia, maka hukum Pcrsia adalah jang berlaku. Menurut hukum Persia ini maka jang berlaku adalah hukum Islam, dan hukum ini tidak mengenal pertjampuran harta. Oleh karena itu tidaklah dapat diadakan sitaan marital selama perkawinan berlangsung. Sebabku fa fihak perempuan sebagai terbantah pertama telah mengemuka­kan bahwa hukum Hindia Belanda adalah jang berlaku dan bukan hukum Armenia.

Setelah hakim menentukan bahwa hukum nasional Persia adalah jansj harus berlaku maka beliau telah mengadakan penjelidikan apakah jaiw sebenamja termasuk dalam hukum Persia ini. °

HPTi2 TT3/^- Preslclen RvJ Semarang (Mr. A.E. v a n A r k e 1), 17-2-1928.n-l'l, u (i). no 180 bagian ini dari pei timbangan Hakim tersebut, karena belia»aslne Hn« ^ menginsafi bahwa berdasarkan analogi dari ps. 16 AB diuga orans3148/ 7). 8 berac,a dislnl' takluk kepada Prins‘P naslonalitet (L e m a l r e, o c. ?.

N 105

Page 106: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

Seorang ahli telah didengar dan hasilnja ialah bahwa menurut pen­dapat sang ahli ini Persia tidaklah mempunjai suatu hukum perdata jang modem dan terkodifikasi untuk berbagai-rakjat jang terdapat didalam wilajahnja. Menurut pendapat Hakim umum diketahui bahwa Persia pada waktu perkara ini diadjukan berada dibawah pemerintahan Islam sangat konservatip. Oleh karena itu maka dapatlah ditarik kesimpulan bahwa hukum Persia ini tidak akan turut mengatur hukum perdata, cliususnja hukum harta-benda dari seorang „kafir” seperti penggugat dalam perkara hti ( j^ g termasuk orang Armenia beragama Nasrani). Djuga fihak geredja Armenia tidak mempunjai aturan mengenai hukum harta-benda dalam perkawinan. Hal ini disimpulkan oleh Hakim dari keterangan fihak ahli bahwa geredja di Armenia ini hanja turut tjampur mengenai segi spirituil (geestelijke kant) daripada perkawinan. Oleh karena itu, menurut pendapat hakim, terdapat suatu „hiaat” dalam hal ini. Menurut pendapat sang ahli maka kekurangan ini dalam prakteknja ditutupi oleh orang2 Armenia Nasrani jang menikah dan bertempat tinggal di Persia, dengan kebiasaan untuk takluk dalam hal ini kepada hukum Islam.

Dan jang menarik perhatian ialah bahwa dalam hubungan ini telah ditarik kesimpulan oleh sang hakim, bahwa hukum Persia bersangkutan menentukan bahwa seorang Persia-Armenia, jang menetap diluar negeri, tidak membawa apa2 sebagai statutum personale daripada peringatan agar supaja tunduk dalam hal ini kepada hukum dari tempat baru jang dipergi- kan. Dengan tegas telah dipertimbangkan :

„Overwegende dat de slotsom hiervan deze is, dat de Pers-Armenier, die 'zich elders gaat vestigen, aan statutum personale niets in den mars medeneemt dan de maning zich te gedragen naar het ter plaatse heerschend recht. 473)Dari passage ini djelaslah kiranja bahwa dalam alam pikiran Presiden

RvJ Semarang, dalam istilah „hukum nasional Persia” ini harus tertjakup pula kaidah2 HPI-Persia. 474) Tetapi, menurut L e m a i r e, maka Presiden RvJ Semarang ini telah menerima penundjukan-kembali setjara „onwe- tens”. 475)

Oleh Hakim telah ditambahkan pula pertimbangan sebagai berikut: „Overwegende, dat recht van nationaliteit en recht van domicilieals resultaat geven dat het recht geldende ter plaatse van domicilieop der partijen huwelijk van toepassing is. 47°)

473) T. 127/353. Hakim djuga mensitir suatu passage dari suatu karja ilmijah dimana dl-njatakan bahwa djuga orang3 Armenia jang berada di Bengalen sudah sedjak lama menghendaki tidak lain daripada diperlakukannja ,,law o f England” kepada mereka oleh karena Armenia sudah lama berhenti mendjadi suatu natie dan hukum asal mereka Ini sukar sekali untuk ditentukan.

474) Bdgk. L e m a i r e. o.c. T. 148/8.ViV\ L e m a 1 r e, T. 148/7.476) T. 127/354.

106

Page 107: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

Baik hukum nasional maupun hukum domicilie temjata memperoleh asil jang sama, jakni bahwa hukum dari tempat domicilie para pihak

adalah jang berlaku untuk perkawinan ini. Dalam hal ini maka diperlaku- anlah hukum B.W. Indonesia, sebagai hukum domicilie.

Disini kita saksikan, bahwa istilah „hukum nasional” dianggap setjara uas ; djuga kaidah- ITPI-nja termasuk didalam istilah ini.

Penundjukan oleh IIPI Indonesia kepada hukum nasional Persia di- anSSaP sehagai Gesamtverweisung, sedangkan penundjukan-kembali ke­pada. hukum Indonesia dianggap sebagai Sachnormverweisung. Walaupun Presiden HvJ Semarang ini tidak dengan sedemikian banjak perkataan menjebut istilah „ renvoi”, pada hakekatnja pendirian jang diambil beliau adalah penerimaan dari lembaga penundjukan-kembali ini.

Oleh karena itu keputusan tersebut telah meminta perhatian kita.

412. Perwalian seorang British subject.

(3) Keputusan ketiga jang dapat disebut dalam rangka ini adalah ketetapan dari Raad van Justitie Djakarta dari tahun 1934. 4?7)

1 erkara ini adalah berkenaan dengan permohonan perwalian dari seorang jang belum dewasa, 19 tahui]. Thio Tjan Tonff iang ternjata adalah British subject dan berdomicilie di Penang. Para pemohon Lie Boen Tjhin dan perempuan Thong Siew Mee i^ng bertempat tinggal di Penang pula, telah mengadjukan permohonan kehadapan RvJ Djakarta agar supaja untuk Thio Tjan Long tersebut diangkat seorang wali karena ia masih dianggap belum dewasa. Para pemohon mendasarkan permohonan mereka ini atas pasal 360 alinea 2 dari B.W. Indonesia.

Akan tetapi, menurut pendapat hakim, B.W. Indonesia tidak pada tempatnja untuk diperlakukan dalam hal ini. Sebabnja ialah karena jang bersangkutan adalah „Britsch onderdaan, gedomicilieerd te Penang”. Pasal 360 tidak dapat berlaku, djuga tidak alinea keduanja, karena pasal tersebut dimaksudkan hanja untuk berlaku atas kaulanegara Belanda.

Maka permohonan bersangkutan telah diselesaikan menurut hukum *nS£ris ]ang berlaku dalam djadjahan Straits Settlements. Atas orang jang belum dewasa bersangkutan berlakulah hukum Inggris jang mendjadi hukum di Malaya itu. Menurut hukum Inggris tersebut maka seorang jang belum dewasa, walaupun telah menikah sebelum mentjapai usia 2 1 tahun, tetap dipandang sebagai orang jang belum dewasa. 4,s) Tidak ada keten­tuan seperti terdapat dalam B.W. Indonesia bahwa karena perkawinan seseorang jang belum tjukup umur dianggap telah mendjadi dewasa. Hakim telah mensitir karja- ilmijah mengenai hukum perdata Inggris untuk

i 7!? X ’ Djakarta (Eerste Kamert 18-7-1934 —478) Dari fakta» jang diadjukan dalam perkara ini ternyata bahwa perempuan Thong Siew Mee n ^ i l OI i^edua> adalah isteri dari Thio Tjan Long. jang belum dewasa. Bdgk. putusan

,,uiung KHas’ * dibawah no. 1 diatas.

107

Page 108: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

meneguhkan pendapatnja jni. 17i') Selandjutnja hakim telah menentukan pula bahwa menurut hukum Inggris jang berlaku untuk *m;ik ianrr belum ckw asa-u^i, dalam hal jang dihadapi sekarang, tidnklnh porlu nnt'ik

heoian^ waj , Oleh pemohon- telah dianggap perlu untuk mengang­kat w a i ini karena harus dapat mengurus harta peninggalan dari ibnnja jang kini terlibat dalam suatu perkara. Wali dianggap perlu untuk dapat mewakili siahli-waris jang belum dewasa dalam perkara- bersangkutan.

aiena hukum Inggris jang dianggap berlaku maka walaupun sudah terang ■>a lwa i lak Thio Tjan Long adalah belum dewasa, namun tidak diperlu­kan seoiang wali. Ilal ini disebabkan karena hukum Inggris, berlainan

c anpada B.W. Indonesia, mengenal lembaga daripada „personal represen­tative aiipada siahli-waris, jakni fihak „executor” jang diangkat dalam suiat-wasiat.^Berlainan daripada sistim jang dikenal dalam BAV. kita (pasal 833 dan 955) maka menurut sendi2 hukum Anglo-Saxon hak- dan kewadjiban- jang bersifat hukum-harta-benda tidaklah langsung beralih dai i sipewaris kepada fihak ahliwaris2 setelah meninggalnja sipewaris itu. Ilak- dan kewadjiban- ini beralih dahulu kepada fihak „executor” ini jang dianggap sebagai „personal representative” dari sipewaris. Dan dalam hal sekaiang ini, maka ternjata bahwa jang telah diangkat sebagai execu- teuitestamentair ialah pemohon kedua, jakni perempuan Thong Siew Mec jang adalah isteri dari Thio Tjan Long. Perempuan Thong Siew Mec inilah jang berhak untuk sebagai executrice-testmentair dan „personal representa­tive dari sipewaris, mclandjutkan perkara jang sedang berlangsung di- hadapan RvJ bersangkutan antara pemohon kesatu dan sipewaris, dengan mengangkat seorang pengatjara jang berpraktek disini. Demikian adalah duduknja perkara ini.

Jang menarik perhatian kita dalam rangka pembitjaraan mengenai masalah renvoi ialah, bahwa RvJ ini. dengan mengemukakan bahwa karena anak jang bersangkutan adalah British subject dan berdomicilie di Penang, maka diperlakukanlali hukum perdata inggris, telah memperlihatkan ke- tjondongan untuk menerima renvoi ini.

Djalan pikiran RvJ dapat dipaparkan sebagai berikut : sistim IIPI kita menganut prinsip nasionalitet seperti ditentukan dalam pasal 16 A.B. Prinsip nasionalitet ini djuga diperlakukan setjara a n a 1 o g i s untuk orang- asing. Kini kewarganegaraan dari jang bersangkutan adalah Inggris. Djadi hukum Inggris adalah jang diperlakukan. Hukum Inggris janp innn;t-- kali :. hukum i n t e_r n - 1 nggris atau dinga kaplah- rTPl-njn ? Kebetulan dalam casus positie sekarang ini kedua--nja membawa hasil jang sama : baik hukum intern-lnggris maupun kaidah- HPl-Inggris jang berdasarkan prinsip domicilie membawa sebagai hasil : diperlakukannja hukum Inggris jang berlaku di Penang (tempat domicilie jang bersangkutan).

479 ) T . 1 4 0 /4 8 2 .

108

Page 109: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

Putusan selat—*1' 1 ^t'lcSa'san dalam pemberian motivering dari ke- dorong santr 7 I."V lsa,i h1 rcnvoi ,ni> maka alasan- sebenamja jang men- adanja. Apak- I a. ' im c a 11,11 nicm berikan Keputusan masih kurang tegas frhak iantr hrM-1. c ianto£>aP menentukan ialah : kewarganegaraan dari nja (ianrr cli. trS ln' utan (jakni : British subject) ataupun d o m i c U i e - S traits Scttlcmenis^PcMiai^r) d<miicilie didaIam wilajah djadjahan Inggris

tersebut telah^P^- aC ln u ketegasan ini maka pendirian RvJ Djakarta maka perso-i]-*” ^ VU1 L e m a i r e . 4S") Menurut pendapat beliau Dan sang’i h ” verstoPt tusschen andere overwegingen” Tambahan 1-icr’ i i * c memperhatikan lebih landjut masalah renvoi, jane kirmi-i* ¥•' Ul 1111 dJu&a tidak memberitahukan kaidah HPI manakah 1 i e telahdik'eiiV sobaSai pegangannja. Tetapi, disini d o m i c i -keputusan tor<^l„U« i'?” P * sebaSai fakta jang merupakan dasar untuk faktor domieilie ini’ 1 ^ .p®rt" llbailgan jang meletakkan titik berat atas hendak mcnerim. ’ ,tlnjalab claPat dimengerti bilamana memang Hakim gris dipandamr t o v T " 1 £ v’“ !!‘ lcembaIi (penundjulayi kepada hukum Ing, kita ialah 1 - 1 ^ a&ai >^°msionsnonnvenveisung”). Djadi, kesimpulan memperlihntk-n V a a ani keputl,san hersangkutan, hakim Indonesia telah renvoi 481) t * ” ‘S.U atl1 kecenderungan kearah penerimaan dari lembaga masih beh adalab disajangkan bahwa ketegasan tentang hal inihil'inrrI"ii-> C 1 5ei*kan dengan sedemikian banjak perkataan jaang meng- luJangkau sennia keragu--an. «-') . 6

setudjuan orang tua wntuk menikah bagi orang asing.

lv.hoit» Kepillusan lain JanS Perlu diperhatikan pula dalam rangka pem- niitiis-ni j lllspil,densi' Indonesia mengenai masalah renvoi adalah ke-

()°ggcl'e‘cht.slK)f dari tahun 1936. 4S;i) Perkara ini sudah kita u-PTviiur.n,n |ll! ala. klta niemb«tjarakan masalah- tentang status dan ke-

, C tl s,stenKUik HPI-Indonesia dan berkenaan dengan kewar­ganegaraan sebagai titik-taut-sekunder. -84)Sonr i X " 11 Ja lx '^ ara setjara singkat akan diberitahukan lagi disini.

Pega\\'ai ljatatan Sipil Medan telah dituntut karena dianggap4 8 0 ) T . 1 4 8 /6 .

oleh^eViSiisUHh"8 « , ^ „ i -1 Jn? w ij n d ib a w a h kepu tu san ini telah d ipergu n ak an pu la b a n g a u R v j b a h w a ’ ’ n n •40/483 n - »• T ja ta tan beliau ini d ibu at pad a p e n im ,s e b a g a i s u a t u c e n h , iH ” i ^ en<^a ’ ja n 8 b e rg e ra k dan tid ak -bergerak , harus d ia n g g a p b e r i t a h u k a n b a i i w i H P i . ' „ i -8 ta k lu k k e p a d a hukum ja n g sam a. K o 1 1 e w ij n m em . I n g g r i s ¡ „ j m e n e a n « ™ h ? h « ! ¿ ju s t e r u m en erim a p en d apat ini. S e b a lik n ja s ist im H PI- h u b u n g a n in i b eU a u m e n l S b e n d a - ta k -b erg era k takluk kepada le x re i s ita e . D alamd i a t a s (n o 39? , ' h n j f J P e r k a r a i n r e R o s s, ja n g telah k ita bah as pulan e s ia b e r a n g g a p a n b a h w a hVl^U m e n a m b a h k a n bah w a akan tetapi, d im an a hak im In d o - u n t u k b e n d a » j a n e t e r fe l a k d ir i i io ™a r is S tra its S ettlem en ts ja n g h a m s d ipergu n ak an . . r e n v o i ’ - in i ^ « t e r l e t a k d id a la m w ila ja h In d on es ia , m aka hakim In g g r is akan m en erim a

4 8 2 ) K e t e g a s a n in i w f ' n ^ S P ,C o u r t t h e o r y " teru ra i d iatas n o . 392 su b D ).183) T . 1 4 4 /4 5 5 H G H ? V h L i q 7g d Te te m u k a n kem u d ian . L ihat d ibaw ah n o . 414.484, H PI. „ <»• H C H 2 M J . » * , R « Medan

109

Page 110: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

1

telah Peraturair' perkawinan jang berlaku di Indonesia. Jangiano- wpla nn aj \ ^ : me anSsunS^an perkawinan dari orang- asingnerbolf>V>l^PUn SU? a^ tj^kup 21 tahun, tetapi beliim 30 tahun, telah di- Diantara «p L memkah tanPa ada persetudjuan dari filiak orang tua. aturan terdk n T f^T dianggaP telah dilangsungkan setjara melanggar finapol p Per 'awinan dari seorang jang lahir di Perak dan bertempat Malfy Statesnang’ temPat mana terletak didalam wilajah Federated

(rebore^f^p Pfn< aPat hakim, karena orang jang bersangkutan ini „is beriak laK ^ w°onachtig te Penang” maka atas orang bersangkutanp w v i 11™ S&rá- Karena hukum Inggris jang berlaku dan bukan i * v * Z*13 a j ®Sawai Tjatatan Sipil bersangkutan tidak dapat dihukum,

r u ung dalam hukum Inggris seorang jang sudah tjukup 2 1 tahun pa meru ' tanpa memerlukan lagi persetudjuan chusus dari orang tua.

Karena kelaluran didalam wilajah Federated Malay States, maka kemung­kinan acialah besar bahwa jang bersangkutan ini adalah berkewargane- garaan Inggns. Apakah karena kewarganegaraan ini, maka fihak hakim telah menganggap bahwa terhadapnja harus diperlakukan hukum Inggris. Dalam hal ini tidak ada ketegasan. Hakim tidak memberitahukan atas kaidah HPI manakah dianggapnja berlaku hukum Inggris ini. Keragu2-an bertambah djika diperhatikan bahwa domicilie dari British subject bersangkutan turut memegang peranan. Baik menurut HPI-Indo- nesia maupun menurut IlPI-Inggris njatalah bahwa hukum intem Inggris (seperti jang berlaku di Federated Malay States) adalah jang berlaku. Pertimbangan tentang domicilie Inggns dari orang jang bersangkutan ini hanja dapat kita mengerti djika fihak Hakim mengambil sikap jang hendak menerima penundjukannja-kembali. 48a) Keputusan ini dapat dianggap sebagai tjontoh daripada adanja ketjenderungan untuk menerima lembaga penundjukan-kembali. Tetapi haldm dalam keputusannja tidak memper­soalkan masalah renvoi dengan sedemikian banjak perkataan.

* Hal ini disajangkan oleh L e m a i r e tatkala membahas keputusan dari Hooggerechtshof ini dalam rangka masalah renvoi. 48G) Sebenarnja Mahkamah peradilan tertinggi untuk negeri ini telah memperoleh suatu kesempatan jang baik untuk memberikan suatu keputusan jang prinsipiil mengenai masalah renvoi. Akan tetapi, sajang kesempatan ini tidak diper­gunakan.

Oleh karena dalam jurisprudensi Indonesia belum terdapat suatu keputusan jang setjara terang-benderang dan prinsipiil mengambil sikap terhadap masalah renvoi ini, maka pada waktu L e m a i r e mengadakan tindjauannja^gi, boleh dikatakan bahwa memang jurisprudensi_Indonesia485) HPI-Indonesia kepada hukum Inggris dipandang sebagai „Gesam t-486) L e m a Í r e, o.c. T. 148/5.

110

FAK. HUK.

Page 111: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

iiii m em peif^rt- adanja. Jang hanja dapat dikatakan ialah jurisprudensi Cembali itu « 7) an suatu ’ ” t6n_denz’^keardi peneiiiiaaa._penondjukan_

pertjeraiaiin P^e-mpuan Inggris sebelum 300 hari setelah

ternjata bahwa ^ tapi beberapa tahun sebelum petjahnja perang Pasifik, Hanja disaiano-1- es<rmpatan Jang demikian diharapkan telah timbul pula. Putusan Raad v'm T, ^ Mahkamah Tertinggi jang memberi ke-ketegasan • lS Padang pada tahun 1939 4SS) telah memberikan

\V j penerunaan renvoi.pertimbangan1 !-^L--ah dJuga terdapat setjara tegas dalammenerima penundiuk™ 1 ,5* ] adanJa sikaP J^g tidak ™m2 dalamadpis dari Profesor \v \ 1 l™' KePutusan RvJ Padang ini menjebuttusan itu. Dan 1 1 j e im jang ditjantumkan pula pada kepu- >,renvoi” ini 4 so^ * ^ Pis tersebut telah dipakai setjara tegas istilah

^ ^ r n ^ g " p ^ T ^ n r " ia ia^ sebadai berikut: Perempuan X, terlahir Y, diukan nenn^i SU ?Ct’ bertempat tinggal di Padang, telah mema-menikah dengm ^T P*da RvJ Padang agar supaja diperbolehkan untul* pernah meniki b . i 1™ Pegawai kantor dagang di Padang. Pemohon ngan kenuhi engan tuan X, perkawinan mana telah diputuskan de-A L ira lty DK ■" on” 1 f 1" ^ C° Urt ° f J“ « “ Pr°bate Di™rCe andjang menginfl- i teitanggal 12-10-1939, bersidang di County Middlesex wai TiatatS v " 1 P,UtUSan ”Decree Nisi" <°°) dari 12-6-1938. Oleh Pega- kawinanini } iPi ab dltolak permintaan untuk dilangsungkannja per- belum terpenuh" sjarat 300 hari jang ditentukan oleh pasal 34 B.W.

liu k i^ T ln w H « b? lp e r df pat’ balnva dalam hal i” » harus dipergunakanwaktu mpm? an llukurn perkawinan Inggris tidak mengenal djangka-i itU,.,LaSi P“£ W « -aktu ini - kalau1 9 1 0 1 Q3R / i. , harus dihitung menurut hukum Inggris sedjakifalmi ^ i Sef ,ak tailggal ”Decree N i^ ' dan tidak sedjak 12-6-1939 (jakm sedjak d.perolelmja „Decree Absolute").

mendamkanj\ J?ng pentinS baSi tindjauan kita ialah bahwa fihak pemohon Inggris S h , a persoalan ini harus ditindjau menurut hukum intern nahtet 'dn lain tentunia karena di Indonesia dianut prinsip nasio-

persoalan lang bersangkutan dengan British subject harus iseiesaikan menurut hukum intern di Inggris.

i l l I f B v F Padaenga26U- ^ ni939,a ° leh ^ I r J o n o P r o d j o d 1 k o r o. o.c. h. 54.490, Jakni . Ua?u‘

U i

Page 112: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

i

diberikan b S d a l a m Z d id ie la sk a il dalam adpis jangberlaku d jikalau ditp- - ^ 1 T '1 i” 1’ nva hukum Indonesia-lah jang akanhukum Inggris sehio- 'T*! e aga renv°i- HPI-lndonesia menentukan"gertian Ju.kum I n ^ ” ' “ f TetaP' dalam P "memmdjuk kembali S / l I f f PVIa kaidal‘L' HPI-X»ggris jangjang akan berlaku * Um ones,a> dan jang belakangan inilah

dianggap telah L-olri *n£, n's •v,endiii maka perempuan bersangkutan harus, telah m L w a | K * ll“ 8 “ n. »don,lci]e of origin” lnggrisnja, karena ia ini dan tidak kembali l c engan maksud untuk menetap di Padanguntuk menetan rl; i 1 ° n^ ” s' Ia in* mt'mpunjai suatu animus manetulibahwa ia b e S n d lu /k /p “ f " f C,aPat disaksika" da" t o 'Jataa" seorang Belanda iimr ac ting dengan maksud untuk menikah dengan^ perempuan ImrgH7 Maka menurut IIPI-7nggris sendiri(Inggris) d'm i ei sangkutan telah kehilangan domieilie-asalnja

s l J a Z 1 memPero1^ domicilie baru di Indonesia.kan pemakaian ^ m k u !r r^ brangkaif ’ i!3ahN? ” //F M n SSris lidak '«ensjarat-in^Pris mpmnp 1 1,1 Sgns untllk perkara sekarang ini, karena HPI-I ^ O ergunakan prinsip-domieilie untuk w argai^garknja :

h-MM'cr o-« - i ^ 7nSe,scIie *nlerna1i°naa1 privaatrecht voor het onder­dil- ^ C e .i"oePaii‘sinS van het Engelsche reeht niet eischt, omdat

001 zlJn ondcidanen uitgaat van het domiciliebeginsel : 41,a)i i i l ' ? ? h; mgAn lni ^ ranJa sudah mendjadi djelas bahwa penunj“ d*i,i • m ir I ndonesIa >«-pada „hukum Inggris” sebagai lnikum nasional HPl Inmri. t 'i l” 8! diartikan sebagai Gesamtverweisung. Kaidah*Intmri ■ " ,J p '? f’ cla,am Pem,ndjukai> ini. Dan kaidah- HPI-l erfimrk, ’. n,T ‘nd)uk k«nbali kepada lmkum dari tempat domicilie jangTn.nd k I ' ‘ i ,Um lndonesia- Maka hakim hemendapat bahwa

Pi- - ^ 1- ! - . : ^ ^ - 1 diterima, dan diperlakukanlah B.W. untukp e r i s t i w a m i . -----------------*-------------------- ------------------------------------------------

n t iW ^ v S ! fn?e” diisarkan Pertimbangannja atas B.W. telah ditentukan pula, bahwa h hak perempuan Inggris bervimrlrufiv» i , i • i„wachttijd” 300 hari i ln£? d ,W ,, l 1,cl-s‘lng ‘'»i.m harus memenuln pulapendapat hakim maka d iw l~ . n pasaI 3 4 BAV' Dan "»e» « ™ 1bagai „van openbare orde” |7T diailSgaP se'kesamoimrk'in ,, , . i • • * 1111 rait‘ bahwa tidaklah dapat di-kemudian m em pO T h ittoi.^T b^ t" “ ‘ 'i?' Akan tetaP'- karena hakim nunggu ini, jakni bahwa tur i' ° i‘ ! ketentuan djangka-waktu-me-conjusio sang,uni,, mak ‘ tp,‘ !‘n)a lalah Llntuk mentjegah terdjadinja•-.i rli-mcrl'-i k ’ * dianggap bahwa dalam perkara sekarang, cl a” ?nka-%; akh‘-m«n -»ggU sudah tjukup diperhatikan. Ilal ini disebab tin ln]ata peiempuan bersangkutan telah datang ke Indonesia

491) T. 151/65.

1)2

Page 113: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

dengan M S r i1-12-1938 cH ” ndxaPoera Jang tiba di Tandjong Priok pada tanggal 1938. (Tanp-11 1° 1 sinSga Soutlihampton pada tanggal 3—4 Nopember bekas suamirT- kernungkinan pertemuan antara pemohon dan6-9 - 1 9 3 9 D ini'1 ° * Inggris). Kini tanggal permohonan menikah sudah djangka wakf \J^cymrut Per,daPat Hakim sudah diperhatikan sepenuhnja

13a„.j t - ^ ' b ari. Pennohonan untuk menikah karenanja dikabulkan, vtelah dinakT'C \aUaU sekarang menarik perhatian bahwa B.W. jangInggris son V • llrena bakim telah mempertimbangkan bahwa djuga HPI- retivni rlif« •m irJe n e iU u k a i1 demikian. Hal ini berarti bahwa lembaga

0 1 eh \Uria ° Sang bakim. sebut telib rl •?.* t l e i m cla ani tjatatan beliau dibawah keputusan ter- " lembam ^ , l U C1a s k a i1 ^ u 11 ^a^ va keputusan ini setjara djelas menerimanesia jang berlak{U] ^ 1*°™-L ^ ' RvJ menganggaP hukum perdata Indo- jniatal V» Kol 1 1 )eicasaikan suatu kaidah HPI-Lnt*gris. Dengan demikian j

a penundjiikan-kembali diterima baik dalam keputusan ini.

Pendapat Lemaire, Wertheim. '

daj*Pada mengemukakan penerimaan renvoi dengan berlakunja h e i m f in?Sia ln*’ berdasarkan ketentuan HPI-Inggris, maka • W e r t - ui a i r e H & * |lleilgedePankan pula suatu pendapat chusus dari L e -

\Tf*n ^ 3 an mernba\va hasil pemakaian hukum jang bersamaan, diaumi"-»!^! , teor* L e m a i r e i n i , . maka prinsip nasionalitet jang kan ( mrhf a ^ sebagai. hukum tak tertulis dapat diperiembut-kan ke n ]S V C 7 ) demikian rupa, hingga kaidah ini tidak diperlaku- memnprff V lang; asing jang dalam hukum negara asalnja sendiri dari ^ P“ nsiP"dom*ci^e- Untuk mereka ini tafsiran a n a l o g i sdaniHnl^ lr> kalimat pertama, tidak dipergunakan. Bagi mereka iniharuc Vtnrlal meniak:ai sadJa sebagai ukuran jang menentukan hukum jang adalah kebaliknn d.om.iciIi1e ™,ereka- Seperti diketahui, „rechtsverfijning” amlncri” m danPada tafsiran setjara „analogis”. Kita bitjara tentang

lain inncr F" ^ a sua u Peraturan hukum menjebut tegas suatu kedjadian setHrn fn disebut ^ peraturan itu. Dengan tafsiranW i i i * i a °^1S terdjadi pengluasan daripada berlakunja suatusuaf-f tertentu- 494) Sebaliknja „rechtsverfijning” terdjadi, bilamanasunir jaaian Pada umimmja terang termasuk berhubung disebut dalam k o r W T ! luklim akan tetal3i karena beberapa hal dianggap, bahwa m e n ^ L i v 1 dari berlakunja itu. Djadi lembaga ini

C n i h Vu a^ Va luas''berlakunja kaidah hukum tertentu dipersempit.nasional ° U1 Pa 1 6 A B - menentukan baliwa peraturan2 hukum

asional mengenai status personil mengikuti kaulanegara Belanda (kini492) t . 151/69.S 5 & H P i n tdal® t . 148/1 dst.) Bdgk. HPI. r no 101

«PI 2/ I I — Vel 8113

Page 114: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

analogis diangga^puk toh,!”ap" n !" ereka Per§ ‘ dihlar negeri. Setjara tetap takluk i orang- asing jang berdiam di Indonesia

S ™ pSal Ifi A r • nasi0nal mereka dibidan§ stat" s Pe‘ sonil ini- lakunja, maka nacoi i im setiara analogis dilebarkan lingkungan ber-rupa, bahwa pelebaran dl^er^ m^utkan lag* (verfijnd) sedemikiansoalnja berkenaan setjara analogis tidak dilakukan lagi, apabilaNegara dengan prinsijT ^rtcilL ^10 ^ Iildonesia lang berasal dari suatu

terpengaruh oleh s ng cat pendirian dari L e m a i r e, jang temjataP ?g e o n „ i t r e ? ^ a“ ia d ‘™ L e r e b o u r s -

dan disetudjui setjara bulat M? \v* 1 ^ temjata telah dikemukakankeputusan jano- baru corV ?• u er t h e i m dalam tjatatannja dibawah

Oleh RW P ]a a ^ J ^ k a n . 40°)intern sendiri i n i ^ ^ L i aPakah hasil pemakaian hukum

.renvoi seperti dikenal A i - Penerimaan setjara bulat dari lembagaruh oleh teori chusm 1 S1Stim ” Smg!e renvoi” atau karena terpenga- bahwa dalam pandangan oh™ * *F dapat kiranja ditambah disini,boleh dikatakan tak dapat T * S P®li^dJPaParkan oleh L e m a i r e pun, penerimaan p e n u n d ^ L ^ ^ ? 11? * Suatu ^etjenderungan kearahdi-tawar2. " ab menipakan suatu hal jang tak dapat

416' Pcndirian W i r j " o n ° P r o d j o d i k o r o ,

perlu ^ipe^hatitin. KB lu L Mte ia r "ap A®U" g . kita meilSenai soal renV0‘kembali ini d^ntrnn vu menghampiri persoaian penundjukan-r : t z : ^ a sekaiis us daiam k< W a ¡**£ w » « . besar,

PadaTa^tu m f nv f eng,an Send‘Z asasi> ‘^juan-pokok dari HPI.ketemukanpula pencUriaiTTari beliSTtai P™ )\ 7 k° ntra ’ T “ Sudah kita r> a - i - i ltin aan beliau mi. 4J7) Menurut pendapat W i r i o -n o P r o d j o d i k o r o titik berat harus diletakkan atas „rasa keadilan”da"P ada P“fa fl*ilak ¡a n 8 berangkutan. Rasa Keadilan ini didjadikan dasar danpada seluruh s.sUm HPI. « j M a m da J bertudjuanuntuk memenuhi rasa keadilan lviilr rlow , , •macinmlmf- io* i masjarakat nasional maupun danmasjarakat negara lain jang bersangkut-paut. «» ) Penundjukan kenada hukum asing bertudjuan untuk , cijuKan Kepaa

' r r r darigolonganA.B. ditLdjurdalam^uaL pe!*tUkaktn’ d)ikalau menurut P“ 31 16p ristiwa tertentu kepada hukum Inggris untuk

i i T ^ i . re' T- ,4s/‘ - *»• *1.497) Lihat no. 388 sub vil.

S I ) w U J oTn o o d j oJ d f K rd0arl hG5r5a v e s o n' h• 31 dst. ; HPI, I no. 69 sub a.

114

Page 115: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

^ch^arkaif^p-^H^ berdiam di Indonesia, maka dengan penundjukan ini D juga orang2 i a SUPaJa rasa keadilan dari masjarakat Inggris terpenuhi. Masjarakat In j anS berdiam di Indonesia dianggap termasuk dalam

Untuk °^ ns ln*’ hagi warganerr i nc^°1l.e^ a sudah djelaslah bahwa hukum Indonesiaadilan m a s i - i r i l ? 1 t ° °^ esia J ^ g berdiam disini adalah memenuhi ke*

A pabilaT : a a 1 seIaJaknja-dari negara' i f n i ata ada Peraturan Inggris jang menimdjuk kepada hukumdiperlakul-nr. I71a” a oiang" Inggris berdomicilie sebagai hukum jang haruskat Inggris rlma a idaPatlah ¿¡kemukakan, bahwa rasa keadilan masjara-i n2gris itu T>,lPem denSa n . beri akun ja hukum domicilie bagi orang^donesia seh ^ tjonto^ ^ ta» Aranglah bahwa pemakaian hukum interndisini adaHh domicilie, bagi orang2 Inggris jang berdiamsadja rasa k ea d ila iw }1 ” k! adilan dari orang2 Inggris ini. Dan bukanadilan dari masiarakit , ggr‘s inilal1 terPenuhi- diuSa raia ke-Materiil Tnrlr» • Indonesia dipuaskan pula dengan berlakuhja hukum

S e h W 8 lmtuk ° ranS2 In8 S1'is bersangkutan ini.kan sesuahi ^ ltU m a .a Penen'maan renvoi oleh HPI-Indonesia merupa- bersangkutan sesuai dengan rasa keadilan dari semua fihak jang

adai n li irii ah menurut pendirian Ketua Mahkamah Agung lata,pada tem patnja bilamana diterima renvoi itu.

Untuk n e n e ^ ^anii m engenai dasar rasa-keadilan sebagai sendi-alasan menietudiui - rCnVOi ini sudah ^ je la sk a n diatas. 50°) Kami dapatalasan rasa renvoi untuk Indonesia. Akan tetapi, pemakaianmahan U n h T f kami anggaP memperliliatkan berbagai unsur kele- tiuknnlnli Kii 1 m englllangi apa jang sudah didjelaskan maka disini kan diatas ta d i^ ^ 33111 menundjuk kepada pendirian jang sudah diutara-

417. Pendapat sendiri. Re s u me .

.m enSik:uti pendapatan antara para sardjana hukum kenamaan,Pu n 11 Cn-*ataan dalam hukum positip, baik dalam per-undang2-an mau- L o - i m hukl,m > bukan sadja didalam negeri tetapi djuga diluar

ri’ ami apat menarik kesimpulan sebagai berikut:kembali ^d ^ ePu^ ik Indonesia adalah sebaiknja bilamana penundjukan-

, 7" ini bukan sadja adalah sesuai dengan pendirian daripada paraar jana entang hukum Indonesia jang pernah mentjurahkan pikiran

mereka kepada persoalan renvoi ini.

500) Pada no. 388 sub vli tersebut.

115

Page 116: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

. . * jurisprudensi Indonesia memberikan ketegasan dalam halmi Berbagai keputusan jang telah diuraikan diatas, setjara djelas mem­perlihatkan bahwa penerimaan renvoi ini merupakan pendirian jang tetap bagi para hakim di Indonesia.

4. Praktek administratip, diluar pengadilan, lebih2 lagi setjara djelas memperlihatkan penerimaan dari lembaga penundjukan-kembali ini.

5. Diantaranja dapat ditundjuk disini kepada praktek daripada pegawai- Tjatatan Sipil, jang selalu untuk perkawinan daripada orang2

asing jang dinegara asal mereka menganut sistim HPI berdasarkan prinsip' domicilie mempergunakan hukum perkawinan intern Indonesia.

6 . Pendirian ini dikuatkan oleh pendapat resmi dari fihak pemerintah, jang diutarakan dalam berbagai surat-edaran tertentu.

7. Penerimaan penundjukan-kembali bagi Indonesia djuga dapat di- pertanggung-djawabkan, karena alasan- p r a k t i s . Dengan p e n e r i m a a n penundjukan-kembali ini maka hukum intem I n d o n e s i a - l a h jang akan dipergunakan.

8 . Keadaan perkembangan hukum di Indonesia pada dewasa ini, chususnja dibidang perbandingan-hukum dan mempeladjari sistim2 hukum perdata asing, masih demikian rupa, hingga merupakan sesuatu keun­tungan jang tak boleh diabaikan bilamana penjelesaian suatu persoalan HPI dapat membawa kepada pemakaian daripada hukum-intern sendiri.

9. Tidak ada banjak kemungkinan bagi para pelaksana hukunJ disini dalam keadaan sekarang untuk mengetahui dengan baik isi d a r i p a d a hukum materiil asing ini.

Bahan2 tidak tersedia, fasilitas2 lainnja, seperti ahli2 dan lembaga1* penjelidikan2 chusus mengenai hukum perdata asing, jang dapat diminta­kan bantuannja dalam mengupas suatu persoalan hukum asing, tidak tersedia.

10. Pemakaian daripada hukum intern sang hakim sendiri, karenanja akan membawa suatu djaminan jang lebih besar, bahwa apa jang akan diputuskannja ini benar2 merupakan h u k u m .

1 1 . Bukan sadja hukum dalam formulering2 jang bagus dan baik,tetapi jang benar2 dapat memenuhi rasa keadilan dari para justitiabelen jang bersangkutan.

12. Dalam Aial Uni pemakaian daripada hukum intem Indonesia bukanlah terdorong oleh alasan2 chauvinisme-juridis. Pemakaian daripada hukum sendiri ini, setelah adanja pertimbangan2 jang memberikan tempat pula kepada apa jang dikehendaki sendiri oleh sistim hukum asing dalam arti kata luas, djadi: inclusip HPI bersangkutan adalah „ g e s u n d ”. 501) Tenitama dalam keadaan chusus bagi Indonesia sekarang ini.

501) Bdgk. W o 1 f f, IPR-Deutschlands, h. 76, s.d. diatas no, 140.

116

Page 117: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

tempatnia keadaan sekarang menurut pendapat kami, adalah padasetiap kemunckIT™ harus >>mendjambret” („aangrijpen”) se-dapat2njaintern sendiri lang membawa kepada pemakaian daripada hukum

untuk men^^-of’ da aiJ1 keadaan serba-kekurangan materiaal dan fasilitas2

besar dan dia UU 1 lim *ntern asing ini, adalah suatu manfaat jang Memenuhi k eb ^ f e^aik"baiknja akan tertjapainja keputusan2 jang Mana hukum ° 111 Para justitiabelen setjara se-baik'-’-nja bila- Mungkin. niateriil intern Indonesia dapat dipergunakan sebanjak

Pula p e m a k a ia ^ l^ ^ a k ü *s Jang bersamaan ini, kami telah membela HPI dikemudian liari ^ ^ S1P"dom*c^ e untuk status personil dalam sistiro

kembali bael * irp t1 terui^ma berlaku untuk penerimaan penundjukan- bersifat lornc ^ " n ones*a mi adalah alasan pr akt i s , bukan jang

17 D pun J^ridis. 5°3) 6dencrm adaklb atasan2 jang terutama dikemukakan berkenaan

A W * 1 Penundiukan-ke.r.bali kembali m e n t a l - * TiemeSang peranan karena penerimaan penundjukan-

18. Untuk ‘>a ar dipergunakannja hukum materiil intern sendiri,adanfa alasan - Vemindjtikan-lebih-djauh tidak demikian djelasdipakainia hulF**1 I"n*’ Penundjukan-lebih-djauh lazimnja mengakibatkan

19. A k a n lnt.01n ?a*n daripada sistim hukum sang hakim,lebih-diauh ,dj'U,ga bagi Indonesia penerimaan-penundjukan-njatalah kiran 'k T*sandarkan atas pertimbangan2 praktis ini. Dan hal ini Menghadapi * amana düngat bahwa di Indonesia masih sadja kitania waTanr»,«1S lm ukum Jang »plurilegislative” BOi) menurut kenjataan- Untuk tambalv Ipei!soa'!m2 HAG berkurang, dan semakin lama diusahakan hukum se-hari2 persoalani ini “ as* ada djuga dalam persoalananekawama •] i . Ping itu persoalan2 jang disebabkan karena keniataan arlil™ "Um „territoriaal verschillend” membawa kepada

2 0 Set' ^ P?rsoa an~ HAT dalam kehidupan hukum disini. bahwa huku ^ dalajn suatu persoalan HPI tertentu, sudah dipastikan prakteknia m. lntern Indonesia jang akan dipergunakan, maka dalam ditindiau W l i • hakim dapat memutuskan perkaranja perludata di In 1 1 1 C. ai!^ aS* hukum manakah dari anekawama hukum per. dincaVnr» c ° nf s*a *ni jang harus diperlakukan. Dengan demikian dapathukum intem °ni 5of)'Perlukan ”PenundJukan-lebih-dlauh” kearah

502) HPI, i fT i ) , no 2504) Bdgk dFaLaf ’c no- 389-505) Bdgk! V a J, r ? i5 J’ 1 ? * h. « 9 dst.5°6) Bdgk. N i e d e n- 3.

K e g e l h. n o r C r’ h ' 278 ^ ; -.Die Verweisung auf komplexe Rechtssysteme” ;

117

Page 118: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

menurut hemat kami cI h Pen^rimaan daripada penundjukan-kem balidaripada lembaga n r> onsfk w en dJug a harus m em baw a penerimaan

22. Apabila Pe^undJukan-le b ih -d jau h . Fdengarkan oleh merpV ’• maIca beralasan-lah kiranja tjem ooh jan g diper- menerima penundml- & |an§ menentang renvoi, bahw a m ereka ja n g hendak tidak), memperlihatkan1' ^ f a^ a (sedangkan penundjukan-Iebih-djauhbilamana memhnw * i, Suf jundisch-chauvinism e. R envoi diterim a, hanja

23. Oleh ka a P f1113 3^ 11 daripada hukum sendiri Idapat, bahwa kdahK ^ u .dipaparkan diatas ini> kam i berpen-d ite r im a baik lemh sebaiknla bilam ana untuk sistim HFl-In3onesia.d/auh ini, aga Penundjukan-kembali m aupun penundjukan-lebih-

24. Dalan-T^*1 nasional kita kelak akan memperhatikannja.renvoi ini npt-Tn J-k f ^ami pun berpendapat bahw a penerim aandan d ju g a ^ a l ' ? e“ V° I ™ tuk «d a n g » P < ™ I statut"pula — sener+i Personil ini kiranja dapat diperluaskandan hukum W fi> Gnf i anS azim “ dengan b idang hukum pewarisan

o5 P harta-benda dalam perkawinan. 6 Fkontrak dan hnL k*rania tidak pada tempatnja untuk b id a n g hukum- milih sendiri hnlo m peri *an> dim ana kebebasan para fihak untuk m e- intemasional Ha ^ mereka mengbendaki. D juga dalam perdjandjian2

padTteZa n ^ K , alam ? “ *"“ ■ had* * Peradila" internasional adalah pada tempajnja bdarnana lembaga renvoi dikesampingkan.sebagai Resunii n ' f ri es™Pu*;m kami jang sekaligus dapat dianggap sebaga, Resumi pula danpada apa jang sudah ^ t *

118V

Page 119: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

K W A L I F I K A S I

B A B VII

B a t f a a n :\

oa^n CJ’ m Classification in private international law,£ Canadian Bax Review 3, 168, s.d. C a s t e l l , Cases, h. 167 dst. ;

e c ' e t t , W.E., The question of classification- („Qualification.” ) in Private International Law (1934), 15 BYIL. 46 ; C o o k , W.W. Characterization in the Conflict of laws (1941), 51 Yale LJ, 191 ,

o b e r t s o n , A survey of the Characterization Problem in the nH^ur . IVs (1939>> 52 Harvard L.R., 747 ; S a l o m o n , Hei U933)Ca Pr m ^ intemationaal privaatrecht, dis. A’dam,

C iS dJ^ S ’ J* m 52 ^ ; F a l c o n b r i d g e , Essays h. 50 dsL, noM\ *24 reprint dari „Characterization in the conflict of

iaws , (1937). 53 Law QR> ^ ^ L e f l a r . b> 93 dstj-* u s ® “ a u m , h. 79 dst- ; D i c e y , 40 dst. ; C h e sh i r e , h. 45 w V i (Y rf \ eJ ° , n ’ h* 35 & L ; Sch ’m’i t l h o f f , h. 37 dst.; W o l f f , h. 146 dst.» *L,a<a j >f* h* 107 d&t- ? K e g o L . h . 79 dst.; Idem, Kommentar, P H n ? X — IPR Deutschlands h. 49 dst.; Neu ha us64 dst ^es internationalen Privatrechts (1962), h.

N i e d e r e r , h. 221 dst.; Sc hn i t Ve r I, h. M dst.; Wen* f. , • . Vualif.kalion der materiellen Rechtssätze im interna,'

cn „^r^rech-t, dalam Festschrift für Ma r t i n W o l f f . u ingen (1952), h. 337 dst.; I d e m. Réflexions sur la technique

aeö qualifications en d i.p., dalam 43 RCDIP (1954). h. 661 d*t. 1 A r m i n j ° n , L. h. 309 dst ; B a t i f f o l , h. 338 dst.; Ni bo -

y Cours de d.Lp. français, 2e edition (1949), h. 453 dst. ; Lere -422 s * S e o n i i i è r e — L o u s s o u a r n , (tjet. 8), 1962. h.

L u n z h. 181 dst. ; R é c z e i . h. 78 dst.h rk.e1 ’ h* 53 dst- i H i j m ans. lu 99 dst ; K o s t e r ,h. 14C dst. ; J i t t a , h. 69 dsL

*18- Hubucigan kwalifikaai dàn renvoi.

perhatikan J en 1 utl Persoalan renvoi dalam bab jang lalu, kini perlu kitatadi. Masalah* ^ berhubungan erat PuIa dengan renvoiDuîa rîihirfc (qualification) merupakan suatu bagian chus».«P - 1-~ danPr ^dfaran2 um im W A IW ^.w Lehren) HPLdanat dia* k ^ ^ k a s i dan renvoi terdapat suatu hubungan tertentu. Renvoi > hukum” i f gap sebagai ¿ematiam kwalifikasij jakni kwalifikasi dari istilah \ nlnim cbu5usnia »hukum asing7’. Apa jang diartikan dengan istilahadalah r» Apakah jang termasuk dalam istilah tersebut ? IniA 'a P^ 503^ 111 dari teori renvoi seperti telah dipaparkan diatas.

Pa J' ng diartikan oleh sesuatu istilah, bagaimana suatu istilah harus

1) Bdgk. V o n M e h r e a, o.e. h. m i .

119

Page 120: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

di-kwalifikasikan, di-definiir, di-klasifisir, itulah merupakan pokok persoalan daripada teori tentang kwalifikasi dibidang HPI 2).

Oleh karena adanja hubungan tertentu antara renvoi dan kwalifikasi, kedua masalah ini oleh berbagai sardjana penulis- textbook2 HPI telah digabungkan penindjauannja. Demikianlah N u s s b a u m berkata: „Often, renvoi and qualification are dealt with together in literary discussion. A problem of qualification is inherent in renvoi; and both subjects form part of the „basic theories” (Allgemeine Lehren) of Private International Law” 3). ,

Oleh karena itu dapatlah dipertanggung-djawabkan kiranja bahwa pembahasan kita tentang kwalifikasi sekarang ini segera menjusul bab tentang renvoi.

419. Istilah2.

Istilah jang seringkah dipergunakan untuk atjara jang mendjadi bahan pembahasan kita sekarang ini adalah istilah Perantjis „ q u a l i f i c a ­t i o n ” 4). Kita menterdjemahkannja sebagai „kwalifikasi”. Penulis2 Inggris menggunakan „ qualification”, „classification” B), „characterization e), conflict of categories

Istilah Djerman ialah : „Qualification” 7), „Charakterisierung ; djuga digunakan istilah „latente Gesetzeskonflikten” . Istilah Belandanja „Quali- ficatie” 8).

420. Apa itu kwalifikasi ?

Djika ditindjau djalannja suatu perkara HPI jang diadjukan dimuka Hakim, maka persoalan tentang kwalifikasi timbul terlebih dahulu dari­pada masalah renvoi. Setiap persoalan hukum jang dikemukakan diha- dapan pengadilan harus dimulai dengan persoalan kwalifikasi ini.

Kwalifikasi sebenamja dilakukan setjara terus-menerus, setiap hari dan setiap saat, oleh mereka jang berketjimpung dalam bidang hukum. Dalam hukum perdata kita dihadapkan dengan fakta2 jang terdjadi dalam ke­hidupan se-hari2. Misalnja seorang pengatjara menerima seorang client atau seorang saksi jang mentjeritakan suatu kedjadian tertentu atau se­rangkaian peristiwa2. Kedjadian2 jang ditjeritakan ini oleh sang adpokat

*2)

3)

Bdgk. utjapan B a r t l n , pentjlpta d a n vtlcatfon, — c est la même chose a n Jstilah „Qualification” -h- 224 n. 6. Lihat pula R a b e 1 T ’ h" 31 Rec (1930), h 601’’^ ^ ou <luaH*racterizaMon” to ..Interpretation” . * ’ h' 44 : ..Emphasis should be ¿hiftiü d e r e r-N u s s b a u m , h. 102, 103 • nrfai, , shifted from ,,cha-, .classification” dengan „renvoi» a C h e s h i r e i»no c«i <> involving a conflict of laws” Wah bab The cnni™?*) 8US membahas soalw consecutive Staee In so actiona .ï . C a s t e I. Casesj h.’ 104.

Page 121: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

harus disalin dalam istilah2 hukum („translated into legal terms”), agar supaja dapat diketahui apakah arti juridisnja (legal significance) °). Fakta2

jang ditjeritakan ini perlu dimasukkan dalam „kotak2 hukum”, dalam kias2” „ruang2” atau „kamar2”, „bagian2” hukum jang sudah tersedia. Inilah jang dinamakan klassifikasi dari f a k t a 2 (classification of facts”) 10). Misalnja, tjerita jang diadjukan ialah tentang pemberian tugas oleh client kepada seorang jang dipertjajainja untuk melakukan perwakilan chusus baginja dalam menandatangani suatu kontrak. Fakta2 ini perlu di-klassifisir atau di-kwalifikasikan dalam istilah2 pengertian2 hukum perdata. Dalam tjontoh ini misalnja kita mengkwalifikasikannja sebagai „pemberian kuasa” n ) dan bukan sebagai „perdjandjian imtuk memberikan djasa2 tertentu” 12).

Dibidang hukum perdata intern selalu diperlukan kwalifikasi ini. Fakta2

harus dimasukkan dibawah pengertian2 hukum jang berlaku.Demikian pula halnja dibidang HPI. Djuga disini diperlukan kwalifi­

kasi. Fakta2 harus ditaroli dibawah kategori2 juridis tertentu (subsumption of facts under categories of law). Dengan demikian ini fakta2 diklassifisir, dimasukkan dalam kias2 pengertian2 hukum jang tersedia, fakta2 dikarak- terisir 13). Tetapi bukan fakta2 sadja jang harus dikwalifikasikan. Djuga kaidah2 hukum memerlukan klassifikasi ini („classification of rules oj law") 14). - F a J u U k c u J - J l * L L

Bedanja deoigan kwalifikasi dibidang hukum intern hanja ialah bahwa dalam HPI lebih banj^jk dan lebih Taiat terasa keharusan untuk melakukan kwalifikasi im_15). Hal itu disebabkan karena hukum asing bersangkutan dalam suatu persoalan IiPI kadang2 melakukan kwalifikasi jang. H p.j- - . .

l a i n a n daripada hukum kita.Seringkali kita ketemukan istilah2 hukum jang sama bunjinja dalam

sistim HPI kita dan dalam sistim HPI asing. Akan tetapi, tidak selamanja pengertian2 jang bunji istilahnja sama ini, djuga mengenai isinja sama adanja. Kadang2 isinja berbeda djauh walaupun bunji istilah atau kaidah2

HPI jang dipergunakan, sama sekali sama adanja.

9) Bdgk. L e d e r m a n n , W .R ., Classification in private international law, 29 CanadianBar Rev. (1951), 168, reprinted dalam C a s t e I 1, Cases, h. 167 dst.

10) Misalnja : Seorang tukang-ikan mendjerit di-djalans : ,,Eeuw, eeuw !” ; seorang tultangpatri menggojangkan ser6nt£‘ an besi8, tukang bami ketok» doos bambu : apa ini menuruthukum ? Mereka semua -melakukan penawaran (offer).

11) Pasal 1792 dst. B.W.12) Pasal 1601 B.W.13) Bdgk. L e d e r m a n , o .c.h . h. 167.14) Bdgk. L e d e r m a n , o .c . h. 167 : „It is the thesis of this article that , .classification"

is not sim ply a single initial step in the process of solution an’d that in reality twodistinct types o f legal classification are essential with international cases. These are the classification o f facts on the one hand, and the classification of rules of law on the other .

15) Bdgk. V a n B r a k e 1, h. 56. "T; ■

121

Page 122: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

421 * Tjontoh2.

Berbagai tjontoh dapat mendjelaskan hal ini.

(i) Kedaluwarsaan.

Misalnja pengertian Iampail-wakhi (verjaring, Verjährung, statute of limitations). Menurut sistim hukum jang berlaku di-negara2 Eropah-kon- tinental kedaluwarsaan ini. dianggap sebagai suatn leynhagn l-ml-nrr) m a ­

teriil, DaJam sistim2 pegara2 kontinental ini kedaluwarsaan dikwalifikasikan sebagai hukum materiil (substantive, substance, substantial law). Akan tetapi, menurut ^ ^ ^ 2 \nqlo-saxon nfgnta2 ,,rnTrimAn- L'u ,” i ke­daluwarsaan ini diVwfllifisir «sP.hagai . Tprocedure” (procedural law).

(ii) Harta peninggalan tanpa ahliwaris

Tjontoh lain jang seringkali disebut ialah jang berkenaan dengan peralihan harta-benda kepada negara dari seorang jang tidak meninggalkan ahliwaris. Tidak ada persesuaian pendapat tentang kwalifikasi daripada peristiwa hukum ini. Dalam hampir semua sistim hukum didunia dikenal ketentuan bahwa harta-HendaTdari seorang jang meninggalkan harta tanpa aHHwaris^djatuh ketangan fiskus. Kini kita saksikan bahwa dalam sistim negara (Djermaji misalnja hak dari fiskus ini dianggap sebagai termasuk bidang Imkum warisan (par. 1936 BGB) 10). Fihak fiskus menerima harta- benda bersangkutan sebagai warisan. Akan tetapi menurut sistim2 hukum dari negara2 lain peralihan harta-benda jang tidak ada jang empunja ini (herrenlosem Gut) berdasarkan suatu „ Aneignungsrecht”, suatu '„droit regalhn* (pasal 768 C.C.), peralihan J us in bona vacantia”. Demikian keadaannja didalam sistim2 HPI dari irusalnja negara2 Anglo-Saxon dan Perantjis.

Kwalifikasi jang berbeda ini dapat membawa aldbat2nja tersendiri jang berlainan pula. Djika misalnja kita di Indonesia menggunakan kwalifikasi bahwa peralihan ini harus dipandang sebagai „Aneignungsrecht”, maka negara Republik Indonesia akan mengambil semua harta-benda jang di­tinggalkan didalam wilajah R.I. tanpa terdapat ahliwaris. Sebaliknja harta- benda dari seorang warganegara R.I. jang meninggal dunia diluar negeri tanpa meninggalkan ahliwaris tidak akan diklaim oleh R.I. Djika kita hendak menerima kwalifikasi bahwa hak dari negara ini harus dipandang sebagai hak warisan, maka harta-benda bersangkutan akan diwarisi me-

* c w berbunjlI : „ is t zur Zeit des Erbfalls weder ein Verwandter noch ein~,Yr 21assers vorhanden, so ist der Fiskus des Bundesstaats dem der Erblasser

aiV^hört ha1, gesetzlicher Erbe. Hat ('nr Erblasser mehreren Bundes- ErMoTge berufen’ S° pi&kus eines ‘ eden dieser Staaten zu gleichem anteUe zur

, ^?«r„i,!?.tr ..ErbJa« s?r e,n Deutscher, der seinem Bundesstaate anctehörte, so Ist der Reichsfiskus gesetzlicher Erbe.” (kureip dari kami). Bdgk. pula dl Swiss, pasal 466 ZGB.

1 2 2

Page 123: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

numt hukum nasional daripada jang bersangkutan. Djadi, bilamana ter­dapat orang asing disini jang meninggal dunia tanpa mempunjai ahliwaris, maka negara nasionalnja akan dipandang menurut kwalifikasi kita sebagai ahliwaris. Dengan demikian harta-benda bersangkutan, walau berada di- dalam wilajah R.I., tidak akan dipandang djatuh ketangan fiskus R.I., akan tetapi akan diwarisi oleh negara dari mana jang meninggal adalah warganegara. Dengan demikian Idta saksikan betapa pentingnja kwalifi­kasi ini. Kepada siapa akan djatuhnja benda2 bersangkutan akan ter­gantung sama sekaLi daripada kwalifikasi jang Idta pergunakan dalam menjelesaikan persitiwa ini. 17)

(iii) Persctudjuan orang tua untuk menikah.

Djuga persoalan jang timbul berkenaan dengan pcrsetudjuan dari fihaik orang tua jang diperlukan sebelum para mempelai dapat melangsungkan suatu perkawinan dikwalifisir setjara berlainan dalam berbagai sistim hu­kum. Dalam tjontoh2 jurispnidensi jang telah kita sadjikan dalam rangkaian uraian kita diatas, seringkali kita ketemukan perkara2 HPI di Indonesia jang timbul karena adanja sjarat persetudjuan fihak orang tua ini jang diperlukan apabila fihak2 jang hendak menikah belum tjukup mentjapai usia 30 tahun. 18)

Tidak ada persesuaian faham bagaimana harus dikwalifikasikan sjarat sematjam ini. 10) Oleh sistim HPI seperti dikenal di I/iggr}& misalnja sjarat sedemikian ini dianggap sebagai sesuatu jang termasulr^^e n t ^ i dari­pada perbuatan-liukum” („Form der Rechtshandlung”, vorm^dêr rechts- handeling, „ formalities”), belaka. Akan tetapi, menurut sistim2 hukum lain, maka sjarat sematjam ini dianggap termasuk dalam bidang „substantive conditions of .niarriage”, (materiele huwelijksvereisten, capacité) £0) seperti misalnja dalam Code Civil Perantjis atau dalam B.W.-Indonesia (pasal 24). 21)

Tergantung daripada kwahfikasi manakah jang dipergunakan ini untuk menentukan hukum jang akan dipilih.

Tegasnjà, djika misalnja dalam sistim hukum kita ini persetudjuan^orang tua untuk perkawinan dianggap sebagai sesuatu jang termasuk „éapacité”, maka pasal 16-A.B.-lah jang akan menentukan status-personil inLlCarena* nja, hukum nasional Indonesia akan mengikuti seorang warganegara Indo­nesia dimanapun ia ini melawat kelu^r-negeri. Sebaliknja, djika lata meng- kwalifisir-nja sebagai termasuk maka njatalali bukan pasal 16,melainkan pasal 18 A.B. dengan aza & ..Inmut r p, ait actum” jang berlaku.

17) Bdgk. V a n B r a k e 1, h. 55 ; N l e d e r e r , b 183 ; L u n z, h. 18248) Bdgk. m isa ln ja , II ( l) no. 180, II (ii) no. 413.19) Bdgk. a.l. W o 1 f f, h. 147.20) Pasal 148-150, 154, 159, 182 C.C.21) Jang termasuk dalam Eerste Afdeling dari titel 4 baku I jang berdjudul : ,,Van de hoeda-

nigheden en voorw aarden, die vereischt worden om een huwelijk te kunnen aangaan. .

123

Page 124: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

(iv) Testamen jang ditulis sendiri oleh W .N . Belanda di Perantjis.

Tjontoh lain jang berkenaan pula dengan persoalan „form” atau „capa- cite” ini kita saksikan pula pada peristiwa jang seringkali dikemukakan dalam batjaan HPI. Seorang Belanda telah membuat testamen jang ditulis- nja sendiri di Perantjis. Menurut hukum intern Belanda tidaklah dapat diakui sahnja testamen sematjam itu. 22) Akan tetapi menurut hukum jang berlaku di Perantjis dikenal testamen jang ditulis sendiri oleh sipembuat- wasiat ini. Persoalan apakah testamen matjam ini jang dibuat oleh orang Belanda di Perantjis adalah sah atau tidak, tergantung daripada kwalifikasi apakah jang dipergunakan. Djika sjarat ini danggap termasuk soal „Form” („question de forme”) dari perbuatan hukum, maka hukum Perantjis-lah jang berlaku dan testamen sematjam itu dianggap sah adanja. Apabila akan tetapi, sjarat ini dianggap termasuk soal „capacite („Frage der Handlungsfähigkeit”), maka hukum nasional Belanda jang berlaku untuk statut-personil ini, sehingga „testament” tersebut dianggap tidak sah adanja. 23)

(v) Penentuan Locus contractus.Lain tjontoh jang djuga seringkali dikemukakan dalam batjaan HPI

ialah apakah jang sesungguhnja harus dianggap sebagai „locus contractus , tempat dilangsungkannja kontrak.

Djika terdjadi kontrak antara para pihak jang tak hadlir pada suatu tempat tertentu, misalnja dengan djalan surat-menjurat atau dengan djalan pengiriman kawat atau telex, timbullah persoalan, dimanakah sebenamja harus dianggap „tempat terdjadinja kontrak” ini. 24)

Menurut berbagai sistim HPI, maka titikberat diletakkan kepada tem­pat dimana dikirimkan penerimaan penawaran jang telah dilakukan. Misal­nja A jang berada di X, mengirimkan penawaran (offer, Offerte) kepada B, jang berada di Y. Penerimaan penawaran jang dilakukan oleh B dengan mengirim surat, kawat atau telex dari Y dianggap sebagai jang memasti­kan. Sebagai tempat beriangsungnja kontrak dianggap Y ini. Demikian adalah sistim jang misalnja berlaku didalam hukum Inggris.

Tetapi, diberbagai negara*- lain, seperti misalnja di Swiss, Djerman dan Austria, titik-berat diletakkan kepada tempat dimana diterimanja „acceptance jang dikirimkan oleh sipenerima tawaran ini. Djadi dalam tjontoh kita diatas, X-lah, jakni tempat dimana A menerima berita pene­rimaan tawarannja oleh B, adalah tempat dilangsungkannja kontrak.

Baik menurut HPI-Inggris maupun menurut HPI-Swiss maka sahnja suatu perdjandjian mengenai terdjadinja persetudjuan dengan djalan be­

22) Bdgk. ps. 945 B.W. Indonesia.23) Bdgk- tN t1 _2?2, dan h. 229 untuk tjontoh ini.

Page 125: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

rita-penerimaan jang dikirim dari Inggris atas tawaran jang berasal dari Swiss, dianggap ditentukan oleh hukum dimana kontrak dilangsungkan,

Akan tetapi tem pat dim ana kontrak dilangsungkan ini tidak sama. menurut konsepsi hukum Inggns atau konsepsi hukum Swiss. Menurut pendirian H PI-Inggris maka tempat dilangsungkannja kontrak ialah di Inggns, sedangkan sebaliknja menurut HPI-Swiss tempat dilangsungkannia kontrak ialah d i Swiss. 25)

(vi) Penentuan locus deLicti.

Tjontoh lain jang berhubungan dengan tjontoh jang diberikan diatas adalah kwalifikasi daripada pengertian-hukum : „ tempat dimana dilakukan suatu perbuatan melanggar hukum* (lex locus delicti).

M enurut H £ IrAm erika Serikat-misalnja ukuran jang dipakai ialah tem­pat dim ana (ikibat jang merugikan dari perbuatan-melanggar-hukum ¿^ k u tan Jer\ vü d | i^Se^aiücn ja ,-m enuriit HPI-Perantjis titik-berat diletak- kan atas tem pat dimand- telah benar2 dilakukan perbuatan-melanggar- hukum itu. _28) ------------------ K ----------------20—

(vji) Benda bergerak atan tidak-bergerak-

Suatu persoalan lain jang seringkali merupakan pula pokok pertenr tangan; faham antara Ipara jsardjania ialah apakah suatu benda harus dikwalifisir sebagai ^„bergerak” atau „tidak bergerak” („Bewegliche oder unbewegliche Sache , movahles or immovables”, „roerende en onroerende goederen”).

Benda2 tertentu seperti misalnja mesin2 dari suatu pabrik, meubilair clari suatu hotel dsb., dapat dianggap oleh suatu sistim hukum tertentu sebagai termasuk dalam atau merupakan sebagian daripada benda-tak- bergerak. A kan -tetapi, menurut sistim hukum negara2 lain, dapatlah di­pandang ben da tersebut ini sebagai benda2-bergerak.

Menurut hukum manakah harus ditentukan apakah sesuatu benda ini adalah bersifat bergerak atau tidak-bergerak ? Persoalan ini adalah salah satu pokok pe idebatan dalam rangka masalah kwalifikasi dibidang HPI.

Kwalifikasi jang akan menentukan hukum jang akan dipergunakan dalam hal ini. Tergantung daripada bagaimana didjawabnja pertanjaan tersebut, m enurut hukum manakah akan diselesaikan sengketa jang timbulini. 27>

25) Bdgk. untuk tjontoh ini, N i e d e r « . - u o»«26) Bdgk. L u n z, h. 182. e r e r . h. 228.27) p e r s ^ M n^pakahPsif'afr Indonesla di Bremen kita saksikan pula adanja pokok

d r su m “ traPS r AnakShnaJonja daripada hak» konsesi pertanian (landbouwconsessies) lieh ” . Bdgk. G o u w ^ o iA0I?S®Si inl bersifat „dinglich", „sachlich" atau „persön- Indonesla, h. 153 dst l 0 l l g ' Seei* hukum internasional pada nasionalisasi

125

Page 126: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

(viii) Pengertian „domicilie” .

Pengertian hukum '„domicilie”, seperti telah kita saksikan disana-sini dalam uraian kita diatas, merupakan suatu pengertian jang penting di­hidang HPI. Untuk status-personil misalnja, penting sekaH untuk menge­tahui domicilie seseorang ini, terutama dalam negara2 jang berprinsip domicilie.

Apa jang diartikan dengan „domisili” ini tidak sama dalam sistim2 HPI dari berbagai negara didunia. Hal tersebut sudah diterangkan ber-ulang2

dalam rangka pembitjaraan kita diatas. 28)Negara Inggris mempunjai pengertian domicilie jang chas, berlainan

dari Amerika-Serikat dan berbeda sama sekali daripada konsepsi domicilie dari negara2 Eropah-kontinental.

Djadi, tegaslah kiranja bahwa walaupun bunjinja istilah „domicilie” dalam berbagai negara sama adanja, toh m a k n a - i s i n j a kerapkali berbeda besar sekali.

Maka timbullah persoalan jang oleh hakim perlu terlebih dahulu di- petjahkan sebelum dapat dilandjutkan dengan pengupasan lebih djauh dari persoalan HPI jang diadjukan kepadanja : menurut sistim hukum manakah perlu dilakukan kwalifikasi daripada pengertian „domicilie” jang dihadapi ini ?

(ix) Harta-benda perkawinan atau pewarisan.

Terkenal pula adalah perbedaan faham mengenai pengertian „ hukum harta-bcncla perkawinan* (Eheliches Ciiterrecht) atau „hukum warisan (Erffirecht). -

•fojika seorang suami meninggal, apakah bendanja jang beralih kepada filiak isterinja jang ditinggalkan itu, merupakan pewarisan ab intestato (seperti halnja dalam hukum Inggris) atau dianggap sebagai akibat dari­pada persekutuan harta-benda antara para suami-isteri (communauté tegale), seperti misalnja dikenal di Perantjis. -°)

1(x) Perkara Anton v« Bartolo. '

Persoalan jang timbul karena perbedaan pendirian ini telah mendjadi pokok persoalan jang temjata telah merupakan asal-mula daripada per­hatian jang ditjurahkan oleh para sardjana kepada persoalan kwalifikasi dibidang HPI ini. \

Jang dimaksudkan ialah perkara suami-isteri d a i/M a lti jakni peristiwaB. o s a n t o n v. a r t h o l o , diputuskan oleh 'Mahkamah Bandingan Aldiazairah tahun 1891, so) &

Page 127: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

Peristiwa jang terkenal dalam batjaan HPI sebagai „ the Maltese case” ini telah mendjacli dorongan utama untuk studi dari B ar t i n mengenai masalah2 kwalifikasi. Dari B a r t i n -lah berasal istilah .. q n a 1 i f i c ft - t i o n ” ini^

Karena pentingnja perkara ini maka perlu diperhatikan lebih djauh. Dalam perkara ini fihak penggugat, iakni^steri dari almarhum B a r ­

th o 1 o, telah mengadjukan gugatan dihadapan Pengadilan Bandingan di Aldjazair agar supaja diberikan bagian daripada harta-bersama jang terdiri dari benda--tak-bergerak terletak di Aldjazair. Suami-isteri Malta ini berdomicihe di Malta sebelum 1870 dan pada achirnja menetap di Aldja- zair, djadjalian Perantjis, dimana sang suami memperoleh tanah dan ke­mudian meninggal pada tahun 1889.

Menurut pendapat penggugat maka ia berhak atas „l’usufruit” („usu­fruct”, „vi'uchtgebmik) atas seperempat bagian daripada harta-benda jang ditinggikan oleh fihak suami. Disamping itu, sang isteri memperoleh separoh daripada harta-bersama, tentang hal mana tidak ada perselisihan faham antara para pihak jang berperkara. Jang hanja merupakan pokok pertentangan ialah gugatan mengenai usufruct atas seperempat bagian ini. Fihak penggugat mendasarkan gugatannja atas ketentuan hukum harta- benda-perkawinan (matrimonial property law) jang berlaku di Malta. Menurut penggugat hukum Malta inilah jang berlaku karena mereka berdomicilie di Malta pada saat perkawinan dilangsungkan dan tidak terdapat perdjandjian lain jang setjara tegas hendak mengenjampingkan hukum jang berlaku itu. 31)

Fihak tergugat sebaliknja berpendapat bahwa persoalan ini termasuk bidang hukum warisan. Jang berlaku untuk warisan ini adalah hukum daripada letaknja benda (hukum Aldjazair, Perantjis) jang pada waktu itu tidak mengenal hak waris sedemikian bagi sang isteri atas tanah jang ditinggalkan oleh suaminja.

Djadi menurut hukum Malta gugatan penggugat adalah berdasar, tetapi tidak menurut hukum Perantjis. Kini timbul persoalan : hukum manakah diantara kedua sistim ini jang harus dipergunakan ? Kwalifikasi manakah jang harus dipakai ? Kwalifikasi menurut hnlnim Malta, jakm memandang kedjadian ini sebagai termasuk hukum harta-benda-perka- winan atau menurut hukum Perantjis-Adjazair, jang memasukkannja dalam „kotak"" pewarisan.

Pertanjaan sistim hukum manakah jang harus dipergunakan tergantung daripada klassifikasi jang harus dilakukan atas kaidah jang terdapat dalam

31) Jang dipakai sebagai dasar gugatan adalah pasal 17 dari Code Rohan Jang b e rb u n jl sebagai berikut : „A p rès la dissolution du mariage contracté sans acte écrit et lorsqu U n est pas né d ’enfants, de sorte que les biens n ’ont pas été confondus et pa ta g és en trois p or ions, le con joint survivant aura en usufruit s’ il est pauvre, le quart des biens au conjoint prédécédé ; il aura en outre la propriété et l’usufruit de la moitié des biens qu’ ils auront acquis pendant le mariage par leur travail et leur industrie, le tout après

. prélèvem ent des dettes” ; Code Rohan Ini berlaku/untuk Malta sampai 1868.

127

Page 128: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

hukum Malta tadi. Apakah oleh hakim Perantjis jang mengadili perkara ini harus diklassifisir hak jang dikemukakan oleh sang isteri ini sebagai termasuk dalam regime des biens matrimonial” (hukum harta-benda- joerkawinan) ? Djika demikian halnja, maka gug^fan pfmggncra*- berdasar adanja, karena menurut kaidah2 HPI-Perantjis hukum-harta-benda-perka- winan ini harus diatur oleh hukum Malta jang merupakan domicilie jang pertama dari para mempelai- Sebaliknja, bilamana ketentuan dalam Code Rohgn ini harus dikvvalifisir oleh hakim Perantjis sebagai termasuk hukum warisan, maka gugatan fihak penggugat harus dikesampingkan. Hal ini disebabkan karena menurut kaidah2 HPI-Perantjis pewarisan dari benda2- bergerak diatur oleh hukum Perantjis sebagai domicilie terachib dari jang meninggal dan pewarisan dari benda2-tidak-bergerak ditentukan oleh lex situs, jakni hukum Perantjis pula (Aldjazair).

Menurut hukum Malta sendiri maka hak duri fihak isteri jang di­tinggalkan atas „l’usufruit” ini diklassifikasikan sebagai termasuk bagian daripada hukum-harta-benda-dalam-perkawinan. Hal ini disebabkan karena pasal 17 bersangkutan dari Code Rohan tidak terdapat dalam bab jang mengatur pewarisan, melainkan dalam bab jang mengatur „ p e r k a ­w i n a n ”.

Sebaliknja menurut hukum Perantjis maka klassifikasi hak penggugat ini harus dilakukan sesuai dengan azas2 sistim hukum Romawi dan menurut jang belakangan ini maka hak bersangkutan termasuk hukum w a r i s a n .

Kwalifikasi manakah jang harus dipergunakan oleh Pengadilan Ban­dingan Aldjazair ini ? Kita saksikan bahwa Pengadilan bersangkutan telah memakai kwalifikasi jang dianut dalam Code Rohan sendiri. Antara lain dipertimbangkan : „Que cet article se trouve, d’ailleurs, placé au titre du Mariage et de la Société conjugale et non au chapitre des successions ; qu’il convient donc de décider que la veuve Bartholo puise le principe de son action dans ses droits de femme commune en biens et que la loi du 14 juillet 1819, sur la dévolution des successions aux étrangers ne saurait lui être opposée”. 32)

DalSm perkara sekarang ini kita saksikan bahwa hakim Aldjazair telflh melakukan kwalifikasi menurut sistim hukum jang telah dipilihnja untuk diperiakukan_dalam perkaramenurut Jex causae . Teori kwalifikasi sematjam ini dalam waktu» achir telah diperkembangkan oleh M a r t i n W o l f f. O le h k a r e n a keputusan Pengadilan Aldjazair ini adalah sedjalan dengan „approach" W o l f f , maka a sa sikan bshwo. oleh sardjana tersebut keputusan bersangkutan telah diterima dengan baik. 33) Tentang teori kwalifikasi menurut lex

32) Lihat C a s t e i, Cases, h. 192, 193.33) Bdgk. W O 1 f f, h. 150, 51.

128

Page 129: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

causae ini kita akan i mengadakan tindjauan lebih landjut kelak, pada waktu kita tiba pada uraian mengenai ber-matjam- teori kwalifikasi jang dikenal dihidang IIP!. 24 1O X tp

Oleh Ba r t i n jang membela pendirian (kwalifikasi menurut „ lex fori”) tidak dapat dibenarkan d jalan pikiran dari Pengadilan Bandingan Aldjazair dalam mengadili perkara ini. D juga pendirian beliau jang spesifik inengo nai persoalan kwalifikasi ini akan ditindjau setjara tersendiri kelak. 3iJ)

422. "KonEIik-kwaliiikasi.

Kiranja sudah tjukup terang dari tjontoh2 jang disadjikan diatas bahwa persoalan kwalifikasi ini merupakan suatu proses penting jang harus men­dahului setiap pemilihan hukum oleh sang hakim dalam mengadili suatu peristiwa IIPI.

Hakim perlu m 11 1 a i tugasnja dengan melakukan kwalifikasi, jakni „define the juridical nature” daripada persoalan jang dikemukakan ke- hadapannja. 3C) Baru setelah kwalifikasi ini dilakukan dapat dilandjutkan dengan penentuan titik-taut-sekunder, jakni faktor jang menentukan hukran jang harus diperlakukan. Setelah diketahui hukum mana jang harus di­pergunakan ini, barulah diselesaikan perkaranja dengan bersandar kepada ..proper law” ini.

Adanja kwalifikasi jang berbeda, bahkan jang bertentangan diantara berbagai sistim LIPI negara11 masing2 diduiiia inilah jang mendjadi sebab fimbulnja persoalan- jang pada hakekatnja merupakan suatu „Qualifi- kationskonflikt” (le conflit de qualification).

Walaupun istilah“ jang dipergunakan dalam sistim HPI dari berbagai negara sama adanja dan tambahan lagi, djuga bunjinja kaidah2 HPI jang mempergunakan istilah- bersangkutan sama adanja, dalam praktek kita saksikan bahwa seringkali terdapat pertentangan- paham.

423- Tjontoh.

Djika kita menghendaki suatu tjontoh jang konkrit untuk mendjelaskan sesuatu ini, maka dapatlah ditundjuk kepada apa jang ditentukan misalnja dalam pasal .18 A.B.

Pasal ini berbunji sebagai berikut :„ B e n t u k dari setiap perbuatan ditentukan oleh hukum dari tempat

dimana perbuatan itu dilakukan’. 37)

34) No. 428 dst.35) No. 429.36) Bdgk. C a s t e 1, Cases, h. 1G4.37) Pasal 18 A.B. : „D e vorm van elke handeling wordt beoordeeld naar de wetten van hot.

land o f de plaats, alwaar die handeling is verrigt.”

129

HPI 2 / I I — V e l 5)

Page 130: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

Istilah2 tersebut ini tidak mempunjai arti jang sama dalam semua stelsel hukum jang berlaku didunia ini. Ada sistim hukum jang memandang suatu peristiwa tertentu (seperti misalnja sjarat persetudjuan orang tua untuk perkawinan) sebagai termasuk „bentuk” dari perbuatan-hukum, sedangkan menurut sistim- hukum lainnja hal ini tidak termasuk bidang ,.forme melainkan termasuk bidang „ capacite” (kewenangan, bevoegd- heid). Demikian pula halnja dengan istilah „ lex loci actus”. Dalam hal jang bersamaan menurut sistim hukum negara jang satu maka X adalah „lex loci actus , sedangkan menurut sistim hukum negara lain Y-lah jang harus dipandang sebagai „lex loci actus” itu. Appresiasi jang berlainan daripada istilah- hukum jang sama ini mengakibatkan terdjadinja pemakaian hukum jang berbeda, walaupun kaidah- IIPI dari negara2 bersangkutan sama btmjinja dan mempergunakan istilah*’ jang bunjinja bersamaan.

Misalnja baik negara X maupun negara Y kedua2nja mempergunakan kaidah-’ HPI jang berbunji seperti pasal IS A.B. terkutip diatas. Akan tetapi, antara X dan Y ini terdapat perbedaan pandangan mengenai apa jang termasuk didalam pengertian2 „bentuk perbuatan hukum” dan „tem­pat dimana dilangsungkan perbuatan hukum”. Dengan adanja perbedaan ini maka njatalah tidak akan dapat terlaksana k e s e r a g a m a n jang demikian di-tjita2kan.

424. Persamaan bunji istilah, tidak persamaam isi pengertian.

Djadi, persamaan terminologi, persamaan pemakaian istilah2-hukum, persamaan bunjinja kaidah- IIPI, hanja k e 1 i h a t a n n j a dari luar se­bagai sama adanja. Tetapi persamaan ini sesungguhnja hanja bersifat „nur seheinbar , adalah tidak benar2. 3S) Setjara sekelebatan nampaknja persamaan, tetapi pada hakekatnja isi dan arti daripada kaidah2 HPI dan istilah2-hukum bersangkutan adalah b e r b e d a . 39)

Perbedaan ini akan njata apabila kita harus melakukan kwalifikasi menurut masing sistim-hukum jang bersangkutan. Perbedaannja akan tampil kemuka setelah dipersoalkan tentang kwalifikasi jang harus diper­gunakan ini.

Kaidah IIPI jang bunjinja sama tidak selalu akan membawa penjele- saian persoalan2 IIPI jang bersamaan dalam negara2 masing2. Bentuk lahiriah jang serupa temjata dapat menjembunjikan pertentangan2 kaidah2

jang a t c, t, A cldku lun ju diselimuti oleh persamaan istilah ini, akan terdapat „lalente Gesetzeskonflikte” . 40)

28) Lihat N i e d e r e r , ii 221aende SachverhJV ” i*er einem bestimmten Rechtsverhältnis zugrunde lie-saet — r echmirhn ^ © u n te r s c h ie d lic h e rechtliche Charakterisierung od er — w ie man

ln'ernen” R ech t«* ,S « on erfahren kann, je nachdem vom Standpunkt w elches

40, Ä eraeN ^ . ^ n yrS.tT 2 ^ ;e rcb? ? í :h0,? f 'SSU. h. 165.

130

Page 131: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

r

425. Pelopor2 persoalan kwalifikasi.„ ~\ ' ♦

K a h n adalah sardjana IIPI jang dalam tahun 1891 telah mulai memperkembangkan perhatian untuk masaalah kwalifikasi ini. Beliaulah jang telah melakukan karya pionir hingga persoalan kwalifikasi sebagai suatu persoalan umum dihidang IIPI, telah tertjipta dan diperkembangkan. Kahn mempergunakan istilah „latenten Gesetzeskollisioncn” ini. B a r t i n menjusul dalam tahun 1897 dengan karjanja tentang „ Çualifikatiomkon- flikt ini. Sedjak itu masalah kwalifikasi ini tetap berada dalam pusat perhatian daripada para penulis IIPI dan telah merupakan suatu bagian tersendiri dari „règles générales” IIPI.

426. Persoalan HPI tak miungkin lenjap.

Menurut pandangan dari pentjipta2 istilah „qualification" ini, maka karena adanja perbedaan kwalifikasi diantara berbagai sistim HPI negara2

masing2 didunia, tidak akan mungkin lenjap persoalan2 HPI. Seandainja semua sistim2 IIPI didunia ini mempergunakan istilah2 hukum jang sama dan djuga memakai kaidah2 HPI jang bunjinja sama untuk semua per­soalan HPI, namun masalah- HPI tidak akan dapat dikesampingkan ka- renanja. Pendapat B a r t i n ini sudah dapat dilihat dengan djelas dari djudul karangan ilmijahnja : „Tentang tidak mungldnnja pengenjampinga» soal2 HPI setjara mutlak”. 41 )

Pendapat seinatjam ini disandarkan atas kenjataan bahwa walaupun dapat tertjapai unifikasi daripada kaidah2 IIPI, masih belum dapat dihi­langkan soal2 IIPI, d jikalau kwalifikasi dari pengertian3 juridis masih berbeda dalam berbagai stelsel hukum.

427- Kwalifikasi manakah jang harus dipergunakan ?

Dengan adanja perbedaan kwalifikasi dari berbagai sistim hukum jang ditautkan dalam suatu persoalan HPI konkrit, timbullah kesulitan : kwa­lifikasi manakah jang harus dipergunakan ?

Pengertian2 jang terdapat dalam kaidah IÏPI harus didefiniir menurut sistim hukum jang manakah ? Kwalifikasi manakah jang harus diperlaku­kan ? Inilah inti-pokok daripada apa jang dikenal sebagai „persoalan kwalifikasi” .

„Konflik-kiualifikasi” ini harus diselesaikan. Menurut ketentuan- jang manakah ?

41) DJusteru Inilah jang membuat R a b e 1 menentang dengan keras kwalifikasi menurut„le x forl” dari B a r t i n. Lihat R a b e 1, I, h. 61.

131

Page 132: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

Dalam garis- besarnja terdapat tiga matjam pendirian ntama.Ketiga pendapat ini adalah : .

(a) kwalifikasi harus dilakukan niennrnl fry fori (iakni mcmn^hukum dari sang hakim) ; Pno^zL i^1tn

(h) Tcwalitikasi harus dilalaikan menurut lex causa c (jakni hula ^jang dipergunakan untuk menjelesaikaii p,1*' —U-l-I—siin^k-iifij’--'' ‘ °

./428. Tiga maijam kwalifikasi.

( ') L <J" '— '' ’bfikat:on ) ^^ajcn^a,i setjaia •> ° ° 11 <) () m ” (autonomen Quo-htrisnm i ’ T HS“ rkan a ta„ „anahjticali w i ^ t u i l e n c e ” . . e - t Z u q r 1L a .-6 4 J -----------Masnifr- alir-m • •

kurana tennnvil m(;lmPlin]ai pembela-nja tersendiri. Jung satu tidak« 7 “, i * ' f ’ 5 li,hl' Pem" ^ ^ j“ »g mengemukakan

sebut dialas ul.,1 ,i v inei'dJl'nglli " nfi h'»ggi salah satu, pendirian ter- Oibawd, !'ardl»"«- jang rata2 ternama sekali.

mentasi jan<r dikonml^i1' 1 mc™Pt l^atlkaM lebih djaiili teori berikut argu- 1 '".-, cUkemukaka» „leli masing- aliran

/4 2 ) . Kwalifikasi mcnurul lex fori. - f< 7 c ^ ^ .

pOTtam itoa "ein“ , ‘ ¡¡1 melekat daripada para sàrdjana hukum jang• 1*’ r a n z K a K ^nH5ers“ alkan masalah kwalifikasi.Cesetzeskollisionen” '-) dan B a r M ^ 1* mengkedePankan „Latente

Menimi f i-.- • . Jang telah kita sebut diatas.materiil dari Jn<''hak‘m kw alifi*?s\ , ilanis d «a»=ulaui menurut hukum kaidah- MPI ,a , Î T “ hufcum ¡anS dlketemukan dntanhakim sendiri Ao^b ! i'i' menurul huknm dari negara

r r ....... * » s *karena perbuatan melanggar hukum dsb ¿tMldi,an kaNVjn » g "g atiLn harus diinterpretasikan dan didefinir mem ™ * SemU“ PenSe r t ia n 2 1111 intem-materiil sang hakim sendiri pengertian- dari hukum

Dalam pandangan daripada para pembel i f • • •«ebagai suat,! keharusan jan<r tidak lehil, , b ■ i'°n maka dia” gSaP kaidah" IIP] J,ar 11S diloL j. ° 1 ari bahwa kwalifikasisendiri. Tidak ak'm l» '* ai1 mciHllu hukum dalam negeri sang hakim dar i negara lain. T if l 'i l / .^ i a llkan kwalifikasi menurut sistim hukumhukum jang akan dinin* " dPa* cl,lalaikan kwalifikasi misalnja menurut_______ _ J ’ ChpiJlh sebagai jang hanis diperlakukam Setjara

K ti h rif Çycsçtzcslîoll 1 *i ? 8- f i ? ’ « 1 A Tb h ^ n ^ I u n 2e n ° Î ? e n c h M ç , i, c n i ? el: / i l8f e z u r T L e h r e d e s i n t e r n a t i o n a l e n P r iv a t r e c h t s n f i ’ **• 5 ^ . ’ u s n j a t e n t a n g „ L a t e n t e G e s e t z e s k o l l i s i o n e n ” , h . 92 s . d .ß a r t I n , „ L a d o c t r i n h

r è g l e s d u c o n r m d e s ] q j s . . e g . e tr r sr e s J p P P o r t s a v e c l e c a r a c t è r e n a t i o n a l d e si < e c ( 1930) , h . o G j ; d j u g a l P r i n c i p e s ( 1930) . h . 221.

42)

43 ) B a r t I n ,

Page 133: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

P aktis dan lorris m-il-M l l-r-i,riUngkin. ■««) c' ' 5 Kwalitjkasi menurut lex fori adalah satirnja jang

*$30• A lasan- prn kwalifikasi menurut 1« fori.

('jj ' P,TSq | in. Untu toor' ini dikemukakan antaranja :rupa k''U1- ^ J pada nmumnja hanja dapat di5e]esaikaj) demikian tertentu11 111 C anknia Pei‘soaIan ini kearah satu sistim hukum

harns^k]1 misal" ja k,ta nieillacIiukan pertanjaan apakah hukum jang unsur2 ' T C!ii,lliaI<an atas sebuah kontrak jang memperlihatkan tionis' aS|'n^ JIn c,’.tcr!(n^an °leh lex loci actus atau lex loci execu- terlen nia--lt S° U UU tic*aI< dapat didjawab djika kita melihatnja

K v V p*11U c anPada « P , sesuatu negara tertentu. *'')

tla lam 's-'V— 1 ^ ) ^ersi at Uasionaj. «*) Kaidah- I1PI ini termasuk maka n ni c,ari Sl,atu negara tertentu. Dengan demikian,rtatni,. S1S "/V . dalam bahasa h ukum nasi o-t n n v i i 0,0,1 karena itl1, maka pengertian- jang diper- perbuTh ° / seperti misalnja domicilie, bentuk darikum dsl^11 ,U 1Un' Kewenangan .untuk melakukan perbuatan-hu- terdamf^ inUa ,UUlls ditafsirkan sesuai dengan pengertian jang ,]„■ C a am hukum perdata atau hukum atjara perdata intern ~

(2) hilkim sendiri. -«)lcx fori i.1] a^aP^a ]1 terdjadi bahwa kualifikasi menurutteran - I-1* •* * 'va,1 J asi Jang satu‘ njg mungkin. Dalam hal belum inii „ 1 tlliIt1 lukum mana jang harus”dipergunakan (lex causae) k\v'ilffl-K ,U1 1 1*1 ,0^*ka l*dak akan mungkin untuk mempergunakan -intern-'r* f ai lPac ania- Pada suatu „Tatbestand” jang bersifat

ad-il-il) * cai,sae ini belum pasti dari semula. Djustrutiara im-M -1. ' misan untuk memasiikkan „Tatbestand” ini se- I miImL K ^ suP a,a dapat diketahui titik-taut-penentuannja. «») rHriiv l.nU ‘*K an. ’’ ’"h'suintion” ini tidak bisa diperlukan lain

«u a memakai pengertian“ hukum kita sendiri. Djuga untuk '£«*< rikan kwalifikasi daripada titik-pertalian bersangkutan sen-m e i i i

'W) Bdgk. „argum ent tic necessity” dari N i b o y e t. Bdg^. k«:tjia ln|Crnasiona1 anlara,s) Pengetjualian hanja terdapat bilamana memang ada suatu peruj^i

negara* j an g ho. vmgkiiraii. rtiur-a N i e d c r e r, h. 23446) Tidak ada HPl ..inH'rnasional” . Bclgk. HPI, I ao. S. Lihat ciju,dst. __-^irtnn dari 6 a r t 1 n dan47) Teort kwalitikasi menurut lex fori ini adalah selaras dengan P*-110, t [ v i s rrn! OUiaiTT HPI.

u’ a li ij_ jang harus dipandang sebagai penganut aliran P °.____ u*™« v n n c « ->rr-i<:» i--«: <-------— ----------------- 1 8 -segl

hiluin-m'Muiia: navi kaiciah3 HPI. Bdgk. N i e d e r c r, *Vh<Pronflict rules are national, 43) Bdgk. N i. s s b a u ni. b. 80 : ..It cannot be otherwise : t"? ^ h( Qf the national

hence, the concepts com posing these rules must be construeu law in winch they are rooted."

40> Bdgk. S c h n i t z e l . I, h. 07.

133

Page 134: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

diri tidak ariini disebabkan dapat dipergunakan. 60) Halpenentuan hukum Gna * aw®^°ia ^ ta belum lagi selesai dengan pada taraf nerm 1^°^* aU? S diPer a^ k a n . Apa jang kita lakukan'-M a n g m S C 2 ' ^ ^ ^ ^ titik’

lex causae im- a^ran ia^g mcngJiendaki kwalifikasi menurutsesuai den era n . ian§SaP sebagai suatu „ circulus vituosis”, tidakbungan J : n ™ * '} Kata N 11 s s b a u m dalam hu-like lifting nn" * ° ^ S 11 aw for qualification is exactly

ting ° neself by ones own bootstraps”. « )4 3 1 - Ketjaman.

Istilah kwalifikasi m soalan kwalifikasi hanin X ln* mernberi kesan se-olah2 per-pengadilan. „Lex fori’*arhllr| U/ terdjadi suatu proses dimuka»jadi sifat proces™ “ W * -Jiukum dan fonun*. hukum dari sang hakim.sesungguhnja kwalifikici ®deP“nkan. sekali oleh istilah ini. Akan tetapi, perkara9 dimuka hakim ^ tidak hendak dibatalkan kepadakan, bahwa kwalifiW; a -ï ^’ i en&an ^ la h ini hanja hendak dikemuka- dalam sistim hukum* Hi 1 menurut pengertian2 jang berlaku di-Tidak perlu selalu t r n ^ T ^ dlkemukakan persoalan IIPI bersangkutan, di luar pengadilan dana f lV SUatU Persoalan dihadapan hakim. e2u) Djuga

t dapat dipergunakan kwalifikasi ¿enum t lex fori ini! * )432 T ' *

jang mempunjai penganut terbanjak.

Ponulis2 terbanjak mei^anutaL / ° n 11111 merupakan „heersende leer".

lainD l t i ' am Kidang HPI ~ ~ Seperti Pada ^teon ¿ t a l S “ ta” gat Ï Ï T 3ntara Pa- sardjana tentang setjara typisch diumumkaIf”f bS®„af ^ a^ 'P" S Ur!akan ini Wngga Pe™ah un tunnel”. 54) ” combat de nègres, le soir, dans

Pada waktu K a l i n dan B a r f menurut „ lex fori” ini aliran ion« 1 n ^^gen^ukakan teori kwalifikasihukum antamegara, masih s e d a n ^ t e r W ^ ,» ?p S<t a8ai bersumberkan ________ ___ h Kt Dang. Pendirian jang dikemu-50) Bdgk. N 1 e d r> r ~31) fldgk. L u n z L ' h ' 2 3 5 -

„petltio princlnlp*"?30, ketJamannja, h. 184 • a r m i „ »52) N u s s b a u i 2 art N 1 e d e r e r h 235 n , o n ' h- 309 dst- 0 d 8 k - P uJa52a) Bdgk. dalam hubim i*' 8 J '

proses dihadanan inl k°nsepsl Inggris daripada w m ■53) S c h n l t z e r r u 1 HPI> 1 no 14 pada hpi, jang hanja tim bul dalam sua u54) Bdgk. N u s s b a u m 97h ‘

K a u R*M s z <ls37>. »■the bon mot of ■■More » a n anywhere e !ïe on i l» ? sVa“ ,te™w.°nean selap I "international ia w . „ “ “ g “ *“ n è r e . , ' f e ^ o l ^ ™

Page 135: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

i^kan oleh pan . T i" ^ t terhadap intprn^* t |-°1*1- ?x ori mempakan suatu pukulan jang» a satu sistim H PI in ’Stc w °poaiting van IPR” ini. Djika benar

etidaJc-sera?aman rli ^ i GrS1 at suPra*nasionaI bagaimana dapat terdjadi f enSertianMiukiim penieIf saia" 2 soal* HPI, djuga djika sekalipun

Unj>nja. Kata M n *Pei gunakan untuk menjelesaikan soal2 ini, sama- a'v o f Nations thpnrv & f ? • tcnt^11g : „This was the heyday o f the 1 Vvith a heavy Mn r ir n va*e international Law. The discovery' dealt

Private Internat* ' ' i t ° W ?ou^ there be aii international communit)-Secure uniformity not even identity o f Conflict rules wouldP°nulis ini : „ i t L n . k 'v s P" Kemudian ditambalikan olehJ*v o f Arriving „ n ' ? */V c Martin styled his article ’The impossibi-

^ c iin e uppression o f the Conflict o f Laws". r>5)

apat d ise b u t : nicnjetudjui kwalifikasi menurut lex fori ini

ti ^ ^ e r (l n t i i v • A i* t •1 g e o n n i £ r ,A W\ *xT- V J n ^0 n ' ^ ^ a t i f f o l . 37) L e r e b o u r s -» i p } N » b o y e t , W) W e i s s.

D j e r v i a r *’ -1 ° V ° S‘ ^1X1 Gver , N u s c l / V ' 11 fc ^ w i 11 e r, L e w a l d , M e l c h i o r , N e u -t t S > B » * pc , «) Z i t o 1 m a n.Di I t a l . s c h n i t z e r . <*)Di N e cl e r ) n n 1 1 ° * K A §°> B u z a 1 1 i, U d i n a.

d e r . 0«) ' N a n B r a k e l . « ) R o s t e r s , 85) M u l -

r e i ) 7 C t? ' 11 & f ^ a x 0 n •' C h e s h i r e , 07) R o b e r t s o n, L o -• l a « c o n b r i d g e . 88)

«^ K w a lifik a si menurut lex fori dalam hukum positip.

«tau dalam nerot, ]OS‘tlP 3>cn,Pa ketentuan2 IIPI dari berbagai negara menurut lex fori ix\i Uim intcrnas,°nal kita ketemukan djuga kwalifikasi

55) N u s s b a vi m, h. 80. Liliut diatas no. 426.56) a r m i n j o n, I, 311 dst. h m dst.57) b a t i f f o 1, h. 340 dst. r n. Wct- Ud h58) L c r c b o u r s - P i e g e o n n i à i e -.L o u s s ° “ a h- 454 dst. 5 t59) N i b o y c t. Cours de d .i.p- de’ lois, II (194')- h-60) d e V o s , L ô o p o l d , Le problème des conflits (61) N u s s b a u m, h. 89.62) R a a p e {tjet. ke-5), h. 108 ast.63) S c h n i t z e r , I, h. 98 dst.64) V a n B r a k e l , h. 55.

^ pendapat68) F a l c o n b r i d g e mempunjal konsepsi. diatas.

tentang „prim ary £ind secondary classification ters

135

Page 136: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

Aiisalnja dalam i sedemlkan. Menurut nlsil df ' Co‘!'S ° Bustamante dapat kita kclcmukan 'vi a ifikasinjii tersendiri nnh l" l tiap neSa, a akan rncmpergiuii^ai1

JanS ^roaksudkan dalnm i 1 antoLman~ hukum dan hubungan- hukum tersebut. «.) a,an> *»W» sat,., pasal dari perdjandjian /„ternasional

^Jllga dalam nasal m i • mengenai kwalifikasi'meh, • T / C od e .CiviI M c*ir kita saksikan ketentiian apabila dalam satu noi-L- ” U *. ° ) ^°'1 ^ a ani P a sal itu ditentukan bahwa undangan, maka huknm eu aPal Pertentangan antara berbagai per- daripada hubungan^ u ? Mesil'-lah )™ g dipergunakan untuk kwalifikasi jang harus diperlakukan JanS diperlukan untuk menentukan hukum

435- Kwalifik»«;nienurut lex fori dalam jurisprudent

Jalani J u r i s n r 1 diutamakan. *») p ‘ e ? S.i pun urni,m»ja pemakaian lex fori adalab

mang dapat dipertamrc/ ma aian hukum sendiri dari sang hakim ini me­dan „doehnatig” b ^ lmg-djawabkan dan d juga adalah jang paling praktis

Segi * *pegangan utama untiiw!»0 cljuga achir-nja telah mendjadiTidak lebih lama HKL- l emPer iankan teori kwalifikasi menurut lex fori, cessite, jang telah w". erat atas alasan- „keharusan” (argum ent de nc-

adalah pertimbangan-^ nraktiW 7 ••Ki*ni jUng lebiJl dikedcPanl<anveniencc). Satu d'm ini i„. \ w e ncLssltikeitserwcigiingen, 7~) con- praktis dan lebih conaJir ,sang hakim tentunja adalah lebih

,mk ^diatas, perkara I n r e A n ^ SUCJa*l klta sadjikan dalam uraian kitadalam hubungan ini. Kita 1 l- ° 'V i Ur' ^"oS, ls jang menarik perhatian melakukan kwalifikasi daripadY3^ « 3f “.|mi ' la. sanS hakim InSSris telahmirut ketentuan- dari hukum saru” l„T Njonja A n n e s l e y ,__________ iar'S llak'm sendiri, hukum Inggris. ' '

me-)

j^iuppcu ¿.u eniSDrcchon IioKa h U,I1‘* w isse an * '-jf;truen q u a iu iKciLionsrcH^ 11170) P a sa l i o C .C . M e i r b c Ä n • T e k s M a k a ^ o v n 1m A , t s 3 c r w H h n t e n G e s e t z e s -

d e t e r m in e Ia lo i ¿ g v p t i £ £ Ä : " En c a s d e c o n f M t o"n?P«U V 1 e n ’ 11 n o - 1 - a p p a r t ie n t le r a p p o r t d e d rn it™ s c i , le t o m p e 'e n 'c Df), . " „ d i v e r s e s l o i s d a n s u n p r o c e s <nsani 7leX f o r i *th e o r ie in i d ’ V ue d ’ in d iq u c r la l o i K io r la ca t(5S o r i e ä la q u e l l e

71) S c h n i t R c s ta te m e n t ¿ S A ( J ? B d g k . p u la p e n e r i -° r' h iffi ¡M ) 1,1 ( -’ o d e C i v i l L i e c h t e n s t e in

¿J em ik in n j u U a ^ N 'V o r.n e n u ru t " o r M n t* ! d ^ s w i s s " m P* j u i i s P r u d e n s i b e i b a g a i n e g a r a7 2 , B * * * a i>a ia n « u V k em u L ^ V C r - h - 241 “ St. • D je n n « n - l ’ e r a n t j i s , I t a l i a , I n g g r i s ,

k o n f l ik t s is t ie d o p h T ^ a k a n L u n z h i « r . c -s ig k e it s e r w ä g u n g e n o d e r '? ? W e®s v o " F o r d e r u n g e n d e r i l a -,ü g ,! L ö s u n g d e s Q u a l i f i k a t i o n s - R e c h l s zu e r w e it e r e n -- VOn d e m B e s t r e b e n b e s U m m t s o n f lc " 1 n u r v o n Z w e c k m ä s -

73) M e n u r u t k e t ja m a n " u ’ d e n A n w e n d u n g s b e r e i c h d e s e i g e n e n

74) L ih a t d ia ta s n o . 302 n Ju s teru in ila h ja n g m e n d ja d i . . Z i e l e ” d a r i p a d a l e x f o r l - t e o r i

• Bdgk. pula L e d e r m a n , h. 174.

Page 137: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

iuiisprudcnsi e,nfc,ac lkau penindjauan para penulis, hukum positip dan^"'alifikasi m / a* , d,Pertanggung-dja\vabkan untuk menamakan teori

Kini tiba u - 'i? 11 X f° ri ini ” de tersenda leer\^ uakh.nja untuk melihat aliran* jang Jam.

3<5‘ KwaIlfikasi menurut lex causae.

;niig kedua \‘u f 1 ' tC° í ^ ' ' ’^kasi jang tersebut cliatas, maka aliran HTenurut huki ‘ctu a melakukan kwalifikasi menurut lex causae, jakni

jang clipei lakukan (nach dem Wirkungsstatut).*^37 P

embela- kwalifikaai menurut lex causae.

^elakaneau for ”,1U dikcrnukakan oleh D c s p a g n e t'dan pada waktuMentrüt T n T V * ]al\ d* erdW™&»n oleh Ma r t i n W o l f f.

^valifikasi daiipad ln ° 1 f f jang sebaiknja ialah untuk melakukanPenderí an ini / U ** aidah hukum menurut sistim hukum darimanafrom the .view t l ^“atjl Penuh's ini : It is therefore preferable to startsvstem to 1 rln ,'i U-s CVC1 cga riI c takes its classification from the legal

filien u i)c(on<is”. 7-"') Í i 4 1 1

kum Italia kaich ^^ ^ ^ ^ mengkwahbsir kaidah- hukum Perantjis, hu-lidiki berlaku])í-¡1 L- • ^ SLlatu hadan peradilan Inggris djika menje.Pergunakan k\v ihfiha^'*p ian.t/ ,s harus melakukan hal itu dengan mem-

*ÍPl, hakim d'UUi pandailgan ini> djika seandainja dalam suatu persoalan harus dipcrlak l 1 nc^aia t,ba pada kesimpulan bahwa hukum Y jangMenurut sistim hukumi Y kai'^ab~ Jang dipersoalkan harus dikwalifisir

-Ven uni t YV ^ 1" f '? C 'tnV P('ncllr,an dari B art i n dengan „Iex fori”-nja.telah menutur, mu- . " 1*1 '*! f a Jana hukum Pcrautjis dan pengikut-nja iniini rnerasi n,,., Í * meic‘ ' a l,ntuk lukisan- jang baik sedangkan merekaf o lk )^ s sh"t H -ngan kolcksi kar^ti,r=. Kati beliau: „Bartin and hiscollection of • 1CMr C CS tC> g°oc portraits and rest satisfied with aUH,n ot caricatures . 70)

“*38. Ketjaman.

causae In ’ í i k*t£! heritalmkan balnva teori kwalifikasi menurut lex»circuit/9 u.7,/ovL” w Ctíí ^ karCI!a c,íanggaP Illcmba'va kepada suatu

on c a k i 13 a t k"in 1 . 1 nicndJelaskan balnva djustru ketjaman inilah‘ c halnva pendirian jang dianutnja tidak banjak pengikut-’nja.

75) Wol f f , h ...'6) Wol f f , h- {rt

137

Page 138: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

Apabila dikembalikanporties jang sebenamin Ja™an tentang „vicious circle" ini kepada pro- dapat menerima tenri / ’ m a n stJaJa ^ 1 akan lebih banjak orang jang

Menurut para °» U\ Camae . " ) adaannja ialah s e n e ! am’ sePer^ misalnja C h e s h i r e , maka ke- matter (i.e. the lex * *s finally t& regulate theification be a dePends upon classification, how can a class-

Tetapi 8 t0 that law ?” 781pada tempatnia Po angan W o l f f alasan „vicious circle” ini tidaklah jang lazimnia dism „* P^ et\am ini hanj a terpengaruh oleh kaidah« HPI kan tjontoh2 DiiL- se luar biasa. ,0) Penulis ini kemudian memberi- ngenai pewarisan * " T i J* ^ memPerhatikan kaidah HPI Inggris me­risau (suksesi kar’ u * ketemukan kaidah sebagai berikut: „Pewa-daripada negar'i d"* Cmatian’ succession lIPon death) diatur oleh hukum galnia”. DiiVo \..^miana J^g meninggal berdomicilie pada saat mening- seio«rianii - ™enelaahnja setjara lebih tertib, maka kaidah inipengadilan akin^* agai berikut: „Apabila seorang meninggal, maka

j » ? ' L : r rr h " “ " ’ T ,kaidah2 ¡ang8 berlaku gpada *>-dikwalificir • i ’ Jano menumt hukum pada tempat domicilie itu

¿ t ™ .aga’ a g ia n 2 dariPada hukum °°)tjontoh* darinlLu ^ Uraiann)a selandjutnja W o 1 f f memberikan banjak tiapai kenutusan* ’ a lla}= mana menumt beliau akan ter-menurut lex c a u s a l mem,iaskan 1,ania aPabiIa dipergunakan kwalifikasi

11 e ' r : rianV\'keiniUk kTrL. kePut'-lsan «Jari D e N i c o l s v. C u r- dibawah ini* n Je^ n ja akan diuraikan pula garis2 besamja

439. Perkara D c N i c o l s v. C u r l i e r .

appel jang telah diadjuk^oteffa!111 di,3eri^an keputusan dalamC e 1 e s t i n e D e N i c oIs ' m ° ' R de N i c o l s kelahiran

Setjara singkat duduknja perkara adalah Sebami K -i *Tuan D.N. de. Nicols i W i • ... &eba8ai berikut:

telah menikah den'gan s e L f g * * * * ^ 1854i ! 1...Lera- tJIS- Mereka tidak mmr»K ♦. antJis Jang djuga berdomicilieperkawinan. Hohcram toh, i U . Perctyar,djian mengenai harta-benda dan pada tahun 18fi=i - ^ .mudian> mereka bertolak ke Inggrisnaturalisasi. McrrL-i sua™* memperoleh status British subject karena

er lam di London dan membuka suatu restoran ketjil

Page 139: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

Street ^eni^ang niendjadi „ Café Royal” jang terkenal di Regentsan

-jumlah kekaii nii.ninSSa tatkala berdomicilie di Inggris. Ia meninggalkan gugatan balnva^i- maJan : <£• 600.000/—/ —. Pihak isteri memadjukandes bipnv” „ a Kl Í1,1J' berhak atas harta-kekaiaan-bersama, „ communauté

J , me™ n.t hukum Perantjis.Jv-aiciah2 HPT r •

^enda2-bero-Ar 1 n^ ns rnengeinai hak2 dari suaxni-isteri berkenaan denganDjika ada soha^ berikut :itu dan d- 1P erc|ja 11 J’an - k a wi n (marriage contract) oleh perdjandjianm a tr /m o n i^ ^ o ^ L le ^ h 111 kesan®sian oleh hukum dariPada ” the f irsirnatriinoniai d • P° ^ :mdÍian> o eh hukum daripada „the actual berian{Ts o- / P1,0101 ’ Jakni apabila domicilie selama perkawinan

^pabilt t ' ^ ° ' 1 c lo^a^’ °leîi hukum daripada domicilie jang baru. Walasan ada nia "oU] JCenumSkinan pertama maka gugatan sang isteri cWipada hal a j ' H i ° * aiena ltlJ keputusan dalam perkara ini tergantung a*as suat-u «J V ' 1 Pcniaka,an hukum intern Perantjis dapat disandarkan

'erdlamln™ n kawin. J *Jv.waJiJ-j.kasi manakih í > i

ini? Tem iata II r anLS dipakai dalam menjelesaikan perkarahukum -^ -^ --^ h mempergunakan kualifikasi menurut

^ f e a m a ^ e u u íú í ¿ d o C i v n p * “ * " " - - telah diadf k? ‘ , Uasifikasi ¡anSniunsiHtn i w u Perantjis jang memperbedakan antara com-Prudensi P e*-- aU comnu,nauté conoentioneUe. Oleh doktrina dan juris-sUatu kontrak0 ^ 1 COmmimaut° ¡égale ini seringkali dikwalifisir sebagaimatiam m m ,,' a’. suatu »implied contract” dan karenanja sebagai se-kari niiH hnl mnaute conventionelle. Maka dalam perkara ini telah ditentu-tama-lab aPat suatu pcrdjandjian-kawin hingga altematip per-•ftenurut Iml ° 1 t> IIukum Perantjis jang dipergunakan dan kwalifikasi f i e n u u .t lu i l a i m P e r a n t jis ja n g te la l , d ih k u k a n

4 1 0 . A n t o n v . B a r t o l o .

b a W i'^ n m i^ v i l5er^ara A » t o n v. B a r t o l o tersebut diatas, temiata Iu- P f a(; ’ telali melakukan kwalifikasi menurut lex causae, sa)“ Wgga pend,nan hakim itu dipud/i deli W o l f f .

^ B s i ' l t i s » p i¿ r t jhon,óh b ?r ffi!J £konscpsiz HPr dari 'fn n ™ i ? rkan ,,broad spirit" jang harus dipudjikan, bahwadjdalamnja pula ffa n i k X s f f i i ? IanffSap dalam arti kata jang luas hingga mentjakup „kontrak- menurut H p f-in L rif dHna ions o{ f?r,oi8n f>'pe ' D,?lam V0nt,?h ini honsepsi adopt the system of co n tract" 8§?.p mcntJakup pu a sen atjam implied contract to C h e s h i r e terhnH™ f 8 d*kenal dalam sistim hukum Perantjis. Kesimpulanto recognize a r n n S tUS?3 ini ialah bahwa : - Thus the cou" . ¿y ir? reacltaeSinternal law” (h 50 51) r fhAt 7 u ^ ed ,he cateS<>ry ° r contract as understood by English

83) W o l f f , h. 15 Î. )- Llhat lebih dJnuh no. 448. **

139

Page 140: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

Tetapi R a H e 1 }■> -i •rejected”. *') C1 'esimPll]an bahwa „this thcorv has bccn generallySetela}] melihat lavilifil' •

bitjaraan dari aliran ker^- ^ I71eni1111 cx C(ltisac ini kita tiba pada pem-lga.

««• Kwa.ifU(asi se(jara otonoom. cn dapat jcin^

sistim hukum tertentu^ **dak ingin mengkaitkan kwalifikasi kepada suatu diperbintjangkan diatas^^61 dilakukan oleh kedua teori jang telah

o t o n o m , jakni ^ ma^a kwalifikasi lianis dilakukan setjaraPengertian2 hukum daripada salah sat« sistim hukum tertentu,bagai „Bcgriffe - & cl]Pergunakan dalam kaidah-’ IIPI dianggap se­umum (aUgemem«ultio]G\n\ olllsloniil:,estimmungen”, jang berlaku setjara

| ^ b» y

misalnja pengertian- ian i ^diddah pada tempatnja untuk menafsirkan simpang-siur, hine«ra h i T ? PerdiandPan2 antamegara setjaraPengertian2 f a n o - f , S1,ran nJa pada masing2 negara perserta.

kedjar iaIaK TOm7~sTTrr5----- 1 'a a )arjg sama di-mana2pun. Tang harus di-Inilah jar»d rnYrurril ' ^ ' . suatu Kvvalifilcasi setjara o t o n o m ,

d ir ia n kwalifikasi seti-n-i'111*- ^ta lltanla dari niereka jang menganut pen- cliselurul, muka hnm n T ^ a mereka "alah agar supajaHPI, menipu n jai arti im!r pen^ei J*ang dipergunakan dalam kaidah2 makna dan isi iantr Sainn S ,1IlCi'- eilgertian~ HPI ini kiranja nnempunjaiBagi hakim di Peranljk 'd i 'D ie m 3, , ' '“ ^ ™ !^ 1'’ Segaia Pe,osok tIl,nia-

Djika m is a ln j a diteirtukm—w f------ -L - — Trri J iarus- sama isinja.nasional dari sipewaris” rrmV i 'i *'Va t »Pewarisan diatur oleh Tuiloim» • • i ’ lliciKcl Hal ini nprorfi’nsa.i mi harus mempunjai isi ian« ■ ™ Pcngertian »P °'v? 'sistim hukum m asing-. Tsi f]n •• ‘ setjaia uniuni, terlepas daripadaberlaku sama dimann-r,T^1:i,C 1 '^¿-^P.cn^ertiii.n im harus sama adanfa dan

Pengertian- ini i7arliS" rpl .inegara, harus bersifat o t o n 1 danPada hukum materiil sesuatujang bersangkutan J,ari’’ 1Ylrt n ° 111 > harus berada dialas masing2 negarah’eh e n c ^ r i f f ^ ’ ,/ ' *^n,Pakan Jnr nllo Red,(e und Richter chihcit-hiirm dikcsanipingkanJ 1- ,M()n‘srccllt ‘ *°) Dcilgan demikian teranglah terdapat pertentangan f u a ,u anJa konfJik-kwalif/kasi. Tidak sewadjarnja bukan hanja huniinio ^ ^ Pengeitia,,~ hukum. Karena pengertian- ini ___________ [ J,njd Sama> tetapi dJl,ga M dan a,tinja sama ackmja, maka84) R a b e I, I, h. 54 don

85> r h n ”^ an d a r i M a u r y ’ R 4 « ' « d es86) Bdgk. N i- e d e r e r, h' ££} 247•

140

Page 141: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

i£0i*tin 11 f /i •. ikarena itn f /T M'* sama ai‘tinja dalam semua negara bersangkutan. OJelikita sal: v i L- > a d a u?n‘ Pat lag ' untuk „la ten te Gesetzeskonflikte” jang

cliatas.

^rdjaiia^JH,!-111'" utama dari aliran ini adalah Er n s t R a b e lbentan«- a,.f M1 aV,' bei-ai tersebut telah mengemukakan pendiriannja P^fcanclintr-.^r^ii 'H ini dengan inengkedepankan methodos

Dengan p- r' 'lMn 1 ” C ° ^ ° 1 <l 1 * v e m e i k 0 ^daripada" n l a/ ln ,er^and,11gan'bukum ini dapatlah ditjapai pembinaandi-mana- K -^V i ,*U,~ cill:)ic,ang iIP1 jang boleh dipakai setjara umum dandari berb-w- *K 1 ' an^ berlaku setjara umum ini berada iliatas sistimJ

K ' i b e ? 111 nC^a,a bersangkutan.fori dan ir <M1* eninkakan bahwa berlainan daripada teori2 tentang

bukan m en im i^ C(n! Sac te sebut cliatas, maka pendirian jang dianutnja lobiii tepat cln-11 ’*C °S ma-s > jang menetapkan suatu „doctrine", melainkan tc|itu. s :) Sn ¡.i ' i c «pandang sebagai merupakan suatu methodos ter- beliau ia 1,0- V -t-i "V ia,llm (lai> 1931 telah dikemukakan pendapatd jauh d-il-M»^<S1 ' i"1'* ^ an acil,r~nja methodos ini telah didjelaskan lebih

Meni'nil “ ' ”The Conflict of W ’Pangkal ]vl(r: .aiK*a,/ J';.n11 saicljima ini maka fakta- fanff merupakan tolak-sistim hukum t X h ? ,V : V I,PI, ,!ariIS dUpat diJePaskan penafsirannja dari asing. Karena s'f- t ' ' ° * l,m intern sendiri maupun dari hukumkau bal- dan ke-1/ 1- 1 m a ' a bukum jang dipakai untuk mendjelas-jang memnerl,*iHM-.,aaii im' UU'l.lS' memberi tempat bagi suatu interpretasi dalam hukum \ - in ” I)a gunai'J hl,kum asing, sekalipun jang tak dikenai ditempuh i al ih " &u ia im' karena itu, tjara bekerdja jang harus1 esearch” agar • '° i ° S Pei'bandingan. Ilarus diadakan „eomparativesetjara umum in i^ 11'1 dikt'tenu,kan pengertian2 jang dapat berlaku

Menurut R a b e 1 » riperbatikan ti n-i 1 a- jx nSacJuan- jang „eonseientious” selalu telah mem- jang sistim u iv " rr. sf matJam ini. Tetapi, masih diperlukan usaha3

membebaskan n-.H ;S" l!aja daPatla,) tertjapai lmsil jang di-idam-kan untuk eonccptions" v C ,lcts R^es from undue dependence on internal tidak mempuni ii .i^ngei'ban~’ hukum jang dipakai dalam kaidah- I1PI dari i’.eo’-ir'i i * / ,an* sania seperti dalam hukum perdata intern bahwa tonrm.-i-e-Siln^ ^ n’ IIa1 ini suc!ah terang adanja djika diperhatikan membawi k ! *ai|lMi ai!,P,tuli\ suatu kaidah TIPI dengan sendirinja harus ^ pil(r.m ‘ ,e^a a ku alifikasi daripada bangunan--Juikuin berbagai negara. i nnmh. . Mt ia ' U'<!! 11 'A'erallgfmeinerung von Begriffen der verschiedencn

ic. ion System e •’") dapat tertfapailah kiranja pentjiptaan kwa-87) R a b e l , I, h. 54.88) Tjetakan pertama 1945, tjetakan kedua 1958.89) R a b e l , 1, h. 5H.y(>) Btlgk. I. u n z, h. 189

141

Page 142: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

lifikasi otonoom. . Verallawrr. •tertjapai d en gan perl-nnrP e in e n in g sed em ik ia n in i h a n ja ak an d ap at

Pendirian jang f ] uJn anselain daripada disandarkâ men^ edePan^an kualifikasi setjara otonom ini, kali disebut sebagai h^c• i ? a5aS ^coniPara^cc legal studies", djuga sering-

Telah dikatak™ * a , ^ ¥ ^ 1 /urispnulence".dari tiap sistim hukum 1 S a nva menurut methodos ini maka kaidah* ponderend dari lain2 si ]C 1 b a n 11 S k a n dengan kaidah- corres-dengan djalan dem V ^ / Um‘ ^ei‘bandingan ini dilakukan agar supaja sempurna mengenai1 k ^ ^ tertliPta SLiatn sistim jang bulat dan

jang ^ " « W n t i l jang mempu njai snatn sifatBerbagai konse^” ' " " geneml c/'“ r”;. ” )

..zakelijk” dan person niisa nJa perbedaan antara hak- jang bersifatmelanggar hukum ” ('l ” i ’ Pen&ert,an" tentang „kontrak” dan „perbuatan chus u s, sudah dinerk °^tra^^ pewarisan setjara universil atau setjara tentang iurisnrnrlo Cr» • nS n sedjak lama. Djuga dalam doktrina2 umum dan diuga oleh c'^ 0 dlbina «leh para sardjana hukum kontinentaljang terkenal ini *" ana~ Angl°-Saxon diketemukan kembali konsepsi*

otonom ini, maka S ' ! ? rnerelta ianS menjetudjui kwalifikasi setjara usahania untuk ».analytical jurisprudence” harus melandjutkantjapailah pembinaan daripada f men8 komPlitir karyanja hingga ter-a system of leu.-il -* . framework with numerous compartments,proper place” - ) CateS<>nes, in which every legal rule would have its

Approach sedemikian ini memang tak dapat disangkal adalah „attractive“.442. Ketjaman.

A kan tetapi, setjara p r a 1 i •Sekalipun akan mungkin nnh\ 1 S mPar|la sukar untuk dapat terlaksajia. legal categories, - ( 0ved ng^^ je m u k a n suatu „exhaustive system of leaving empty compartments to msftltutions in the world andtidak akan dapatlah tertiami h i - d by future institutions” — maka dalam h u k i / m

kum Italia keduaÎ^cUkra^g dakm llukum Perantjis !H) dan hu-banjak orang bersaim Vf m J,nan surat-wasiat oleh dua atau le b ih

U M j a n g L , er f o ^ ,n,ÎV U,V:m Perantjis larailSan - adalalVini d ian ggap tcrm a sn v” * *1° ' sed a ” Skan m en u ru t liu k u m Ita lia la ra n g a n

gfe P term asuk S]arat m ateriil dari p e rb u a ta n -h u k u m itu . W o î f f

92) Seperti'dikemukakan 1593) W O 1 f f, h. 154 W ° 1 t f, h. 154.* a\ t>oc*1 r n u.* .

Page 143: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

bertanja : „IIow coulcl the most emdite ’comparer’ of laws 01 ,, ere^y^cisive ’analyst’ rernove such differences of classification withou 'altering the law ?” . Dan ditambahkan kemudian: „F°r *he i'^ ^ ence °f classifications is not jurisprudential in character, it connotes a c i *** the law”. 9r>) . .

Bukan sadja sardjana- jang menentang kwalifikasi otonom ini telah memadjukan keberatan- seperti tertera diatas. Djuga diantara iang memudjikan kwalifikasi otonom berdasarkan methodos per ancl^ ‘ - hukum ini terdapat suara2 jang dengan djelas mempeilihat 'an a batas2 tertentu jang nampak pada tjara kwalifikasi sedemikian i i-

Oleh N i e d e r e r misalnja telah ditegaskan bali\va^lB£ -^^9 ^ otonSm ini tidak dapat tcnlaksaruL untuk seratus persen dfilnrn Pra Beliau tidak menutup mata untuk kenjataan bahwa pembinaan pengertian hukum jang harus berlaku setjara umum ini bukan merupakan suatu Pekerdjaan jang mudah. Adalah sukar sekali untuk d a p a t merealisir annja. Penulis tersebut menundjuk pula kepada pendapat- dari berbagai sar jana hukum jang mengemukakan bahwa dalam prakteknja terdapat 'esu n jang tak teratasi dalam proses pembinaan pengertian2 hukum jang er a 'u setjara internasional ini. Menurut pendapat mereka, seorang ha m jan& hendak menempuh djalan demikian ini harus pandai sekali ^ n aru mengenal dengan baik semua matjam hukum jang berlaku diseluruh uma Sungguh bukan suatu tugas jang mudah ! Pengetahuan dari semua sis im hukum ini adalah sjarat mutlak. Ilanja dengan adanja pengetahuanjan^ tepat inilah akan mungkin baginja untuk membina pengertian- jang nar setjara objelctip dapat dianggap berada cliatas masin g" sistim niT-un. ^

Sang hakim dengan demikian harus merupakan seorang „Vnicersa beder Rcchtsvergleichung ; Dan djuga apabila ia sudah mempunjai

•s i tas sedemikian ini, masih dapat dikatakan bahwa pemetjahan pengertian2 liukum setjara internasional ini masih belum dapat memperci i kata-sepakat diantara para sardjana. Kata N i e d e r e r dalam ut)u ini : ,,Der intemationalen Doktrin sei es auf alle Falle bis ieu gelungen, die von ihr geforderten intemationalen Begni e ier ' bcite,t oder Mittel und Wege anzugeben, Wie m » konnte” . »«) Dalam hubungan ini ditjatat oleh Potu1* ^ S t -ata setjara dapatnja semula, jang diutjapkan dalam tahunpraktis tidak dapat dilaksanakan. »») a umum uni.

Untuk m e n e m u k a n p e n g e r fa a n - h u k u m j a n ? t ak m u n gk in . v e r s i l in i t i d a k m u d a h adan)a, b ila m a n a hd< p e n ge rtian! hukumPengalaman telah membuktikan, bahwa pembentukai L &

95) W O 1 f f, h. 154.9G) N i e d e r e r , h. 249 d st .97) Bdßk. F a 1 c o n b r i d g e. h. 70 dst.98) N i e d e r e r , h. 249.99) N i e d e r e r , h. 249, n. 11.

143

Page 144: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

l'ang dapat d iterim a b e -m asing- tidak mernnerlilntl-,? i*1" 11 .lltau tiga sistim jai1Shanjak kesulitan ^nni, • C 1 PC1 belaan jang berarti, sudah membawa tian- hukum ian« b^-l ^ llntllk mentjapai pembentukan daripada penger- C h e s h i r e n,en<r i ' mut]ak universil unluk seluruh dunia. 1"°)analytical iuris-nrnW mU an *-en ang methodos perbandingan hukum dan manner, desirable ,ence T° -solve the problem in this scientificlong as agreement ‘ -T-'V- ^ ccrtainlv nia>’ he, is scarcely practicable so

Melihat kes 1' ^ llPon general jurisprudential principles”. lo1)hagai lehih nil SernalJam mi maka N i e d e r e r menganggap se-

* tian-hukum iany 1 " ” lenSaklli bahwa tjita- untuk pembentukan penger- hukuin dari ma.' ^ 11 St^aia mutlak universil dan berdiri dialas sistim dapat dinerolph ne&ara’ tidak akan dapat terlaksana. 'Tidak iikannaJ ini. fancr P^nSer<-,an- hiikuro jang berlaku setjara umum-internasio- peristiwa- terte^T Jan ak daPat dikemukakan ialah bahwa untukintern diri o - . / 111- . aPat dikatakan bahwa pengertian menurut hukum dapat fang- ^ Um tertentu’ adalah ^lak sesuai dengan pen-Miialnia,n1,nali:l‘ ai !ntern,£‘Si° naI diterima olel. sistim* hukum terbanjak. rcil” dun !, ln"kakan bahwa perbedaan antara luik- jang bersifat

ptrbedaan " t ™ 'tentangan denganvables dan movable-” ‘PL1Sll_nakaM s>etjain internasional antara „ininio-o e n ^ e rtia n 2 ianir H ; / ■ a re n a n Ja acla la h le b ili b a ik u n t u k m e m p e r g u n a k a n

daripada untak1 1 % ? “ ^ ^ “ " ’ i” " M a k u „V n i™lagi kita samn ii t™ ,,] ' Id" f’ Iieilanla' fetapi, dengan demikian ini belum sional m u t S P‘UU‘ P " » " “ h" k"™ /«"g berlaku setjara interna-

D alam pan da n ga n N i e d kw alifikasi o to n o m ini tidak H im M ** " I ’- *i i ? i!etJara P™ktis te o r i te n ta n g

— ................

443. Manfaat kwalifikasi otonom.

b a h w l f d e ^ ’l ^ k i a n 3 ¿ T ' , '1" ? “ ' SCtiaia adalahlex fori ini tidak dav.nt j , lvva Hsugepsi kwalifikasi meniunt

100) Bdgk. n \o. ,101) <■ h e :> h i r e h ' m h ’ 25 °-102) K a ta N i e d e r e r

lnaterna?i^nalenQprjy^caLi°^Jl^ E ! ’^ ^ ^ m 'eh i^ 'bed e i/ten als i i n T '^ l w " dCR so3 enannten hubungan ini disitir ,[h VOn dem begrifflichen Vo rs t cl 1 u n s e n ^ ifmtion should be perlv>r Ja,pan dari D I c e y - M o r r i s Thf> " CXF ° f U Da!amp e r fo r m e d m a c c o r r b in r o w fth t-h« ' ’ Ö L P r ° c e s s o f c h a r a c t e r i s a -

a c c o r d a n c e w it h th e d i c t a t e s o f c o m m o n s e n s e ” (h . 6 7 , C 8).

1 4 4

Page 145: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

pada HPI jang harus mengatur penjelesaian daripada persoalan pér­il dengan unsur- intemasional-cosmopolitis ini perlu diperhatikan. ) Mereka jang menerima kwalifikasi menurut lex fori temjata harus

Mengakui bahwa kwalifikasi jang perlu dilakukan ini tidak dapat dilak­sanakan dengan se-mata- memandang kepada hukum materiil intern dan forum belaka.

Menurut konsepsi kwalifikasi, lex fori jang diperlembut seperti diterima S arang ini, sudah djelaslah bahwa walaupun interpretasi danpada pe­ngertian- HPI harus didasarkan atas pengertian2 hukum materiil dari orum, hal ini tidak berarti bahwa unsur2 cosmopolitis dari HPI dapat ikesampingkan. Dalam melakukan kwalifikasi menurut pengertian2 hukum

^ateriil intern ini harus diadakan persesuaian dengan „überstaatlichen Aufgabe des internationalen Privatrechts”. 10‘). l^jika IIPI hendak memenuhi tugas-panggilannja, maka tidaklah mung-

'n untuk dilaksanakan suatu kwalifikasi menurut lex fori setjara kaku dalam prakteknja.

Tidak dapat ditafsirkan pengertian2 hukum dalam HPI ini setjara ter- atas dan sempit hingga lianja pengertian2 daripada hukum intern materiil

jang diperhatikan. Menurut pendapat mereka jang menganut kwalifikasi erdasarkan lex fori ini, selalu diterima bahwa kwalifikasi sedemikian

rneliputi pula bangunan2 hukum luar negeri jang dalam garis* besar dapat ‘sesuaikan dengan pengertian2 hukum materiil intern jang bersamaan

(in Grossen und Ganzen dem gleichnamigen einheimischen Rechtsinstitut entsprechen). 1°5)

Dibukanja mata untuk hal ini dipandang sebagai salah satu keuntungan terbesar jang mendjadi pembawaan pendirian dari R a b e l mengenai kwalifikasi setjara otonom. 10C)

Dalam hal baliwa kwalifikasi menurut lex fori harus dianggap berlaku setjara konsekwen-kaku, dapat dilihat dengan njata betapa tak dapat di­pertahankan sikap sedemikian ini. Misalnja, djika kaidah HPI berbunji : „Pewarisan diatur oleh hukum nasional dari sipewaris” ditafsirkan se­demikian rupa bahwa pengertian „pewarisan” ini hanja menundjuk kepada pengertian „pewarisan” menurut hukum perdata materiil intern dari negara bersangkutan setjara „woordelijk” dan „letterlijk” (buchstäblich), maka ini berarti bahwa kaidah HPI ini melulu merupakan suatu penundjukan ke-

103) Bdgk. N i e d e r e r h 251h d 5*12 N 1 e d e r e r ’ h ' 250. Jang mengutip M » u r y. Règles générales, 57 Rec. (1936),

105) N i e d e r e r , h. 250.106) Bdgk. dalam hubungan ini L u n z, h . 189 : ,,Das wertvollste an Rabels theorie ist die

K ritik an der herrschenden Theorie von der Q u a lifik a tion nach der lex fori, wie Rabel gezeigt hat, können die Anhänger der Qualifikation nach der lex fori selbst nicht Kon- sequent sein und diese Qualifikation so auffassen, dass die in der Kollisionsnorra ver­wendeten Begriffe buchstäblich mit den zivilrechtlichen B eg riffe n übereinstimmen^müssen und das sie sich wie letztere aus der G esa m th e it der innerstaatlichen Zivilrechtsnormen ergeben, die das betreffende Institut bilden. Bel einer solchen Auffasung von der Qualifi- kation nach der lex fori würden die Koilislonsnormen überhaupt jeden Sinn verlieren und wären nicht mehr eine Verweisung auf ausländisches Recht".

HPI 2 /H — v e l 10

145

Page 146: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

pada per-undang2an asin n- •warisan daripada negara f ma ^kali sesuai dengan hukumtak dapat berd/alan J g e n g e lu a r k a i 1 kaidah HPI itu. Hal mi terang

DJ’Jga kwalifikasi m ngunan hukum asing ianp- rn karenanja menerima bahwa ba­rengan bangunan2 h u W 1gm . 0 .n1Jer 11P a i (»eine gewisse Ahnlichkeit”) menurut hukum forum ini ioîf mtern’ tertJakuP pula dalam kwalifikasi

KwaL'fikasi meprinsip-' HPI dari fo T m ) ! f / o " ’ Jang dilaJaikan harus disandarkan atas Hakim dari negara X in n n- n 5 ^ukan se-matas atas liukum intern. dapat melulu melihat an kwalifikasi menurut lex fori tidakmendfelaskan dalam hub! • “ intern ^ X belaka. C h e s h i r e for a case containing n fnY.n^an ’ ,’®u5’ Since the classification is required with that which would b 61 0 en ent’ ^ should not necessarily be identical in this context is to serv*3 ^°ngen*a *° a purely domestic case. Its object since one of the functfo ° le PurPoses private international law and,

. applicable to a case t w ' department of law is to formulate rulesbent upon the judge ^nPinSes upon foreign law, it is obviously incum-of foreign legal systems” ° rules andse-mata2 kepada W •> i tidak dapat membataskan dindemikian maka ia mr^ ,lklim intern X, fcarena djika ia bersikaprupa hingga he catkan suatu „parochial attitude”, sedemikianmerely because it w Î uni C°mp?11 d. to R e g a r d some foreign concept

Konsensi2 HPT unkno™ in his own law”. *»)kum”, dsb., harus d T Î S a iT r f ” kontrak”’. »Perbuatan melanggar hu-_tertjakup didalamnia ûmz/nrr i perJgeiÎ ian Îang luus agar supaja djuga

ja „analogous legal relations of foreign type” . 110)444. Saling mendekati.

kwaM^kÏ" memmUeîf foritTbena bahwa ^«ilifïkasi setjara otonom dan lain. Kwalifikasi menurut lex fl? )a. a ' Van,ak mendekati satu sama Kwalifikasi setjara Z n L ' l «dak mungkin,daripada pengertian* hukum ja n T ^ S i Pembentuka"mutlak menghadapi kesulitan“ jang tak teratasT umum-internasional

107) Bdgk. L u n z, h. 189 laru» rf«i uh'eSo. M * k a r ° v’ I” « ™ , l S ’esh“t e e ‘¡¡J menunjuk kepiÆa apa )ang d,kemukak, „

108) C h e s h i r e , h na Rechtverglelchung, Tübingen 1949,too) C h e s h i r e ¿' J'. v ,J10) DaJam hubungan 'Snir t i» ,^ ^ S .p 'k,amli

dikemukakan” oleh 1 W o l(1f9f0)’ ^ e p e r t f^ e î ¿ceP.utusan dalam D e N i -causae. Dalam nand^îf„ L se^agal tjontoh baeuc .ita saksikan diatas, telahdaripada kwalifn<asi C h e s h i r e keputusfn im kwalifikasi menurut le*kesediaan untuk mêmïïfrf, . lex forl' dimana penRadilan L i ^ anggap sebagai tjontoh termasuk didalamnja k^nsen^i k£ te£ °rl „contract” m ou ru t hukum memperlihatkan sua*u the system of communitv'- r i ? e.rantjis tentang adanja suatu , !nÎem Inggris hingga unity • Lihat diatas suatu „im plied contract to adopt

146

Page 147: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

N i e d e r e r karenanja berkesimpulan sebagai berikut:k ^ertentangan antara teori kwalifikasi menurut lex fori dan methodos 'vahfikasi otonom sudah djauh tjiut. Jang sebenamja ketinggalan nampak- ia hanja „einem Streit um blosse Worte”. m ) Disatu fihak tak dapat

^jsangkal bahwa pengertian- HPI sampai suatu taraf tertentu adalah er tepas daripada pengertian- hukum forum materiil, satu dan lain karena

cli i m a janS bersifat „Uberstaatlich”, djadi : „otonom”. Dilain fihak harus akiu oleh setiap orang bahwa tidak terdapat pengertian2 hukum tetap

ang priaku setjara umiim-mutlak dan „überstaatlich”, dan karenanja da-npr di i ' ? dikan PeSangan oleh sang hakim dalam menafsirkan kaidah2

U . Dalam prakteknja djuga tidak akan mungkin bagi para justitiabelen ntuk membentuk sendiri pengertian2 sedemikian itu.

leh karena itu N i e d e r e r mengusulkan untuk melihat persoalan ^vahfikasi mi dahun proporsi jang sebenamja, jakni sebagai suatu -G Igcmeinen Attslcgtmgsregel’ jang berbunji sebagai berikut:

„D ie kollisionsrechtlichen Begriffe sind der überstaatlichen Aufgabe es internationalen Privatrecht entsprechend „autonom” zu qualifizieren, —• • sie sind unabhängig von der materiellen lex fori auszulegen, s o w e i t *es n a c h A u f f a s s u n g d e s R i c h t e r s d i e A u f g a b e des

i n t e r n a t i o n a l e n P r i v a t r e c h t s e r f o r d e r t ” 11J) Sebagai kata-penutup ditambahkan beliau : „Mehr kann m.E. über die Lösung des Qualifikationsproblems nicht gesagt werden”.

^ 445. Tindjauan lebih landjut tentang kwalifikasi menurut lex fori.

Diatas telah diberitahukan bahwa teori kwalifikasi menurut lex fori ]ni merupakan aliran jang mempunjai penganut2 terbanjak. Berhubung dengan hal itu, dan mengingat bahwa kamipun tjondong untuk meng­gabungkan diri kepada para penulis jang menganut „h errsch en d e Lehre” *ni» adalah pada tempatnja djika dibawah ini diperhatikan lebih djauh berbagai segi jang berkenaan dengan kwalifikasi m en u ru t lex fori itu.

Kita sudah «aksikan diatas, bahwa kwalifikasi menurut hukum dari forum ini tidak boleh diartikan setjara sempit. Harus ada keleluasaan hingga dapat tertjakup pula didalamnja, pengertian2 hukum jang serupa . Unsur „internasional” dari HPI kiranja tak terlupakan dalam hal ini.

Lain daripada itu perlu kita memperhatikan djuga beberapa hal lain sekitar tjara kwalifikasi menurut lex fori ini.

Teori lex fori adalah hasil daripada aliran modern nationalistis-posi- fivistis dalam HPI. Menurut pendapat ini maka kaidalr HPI merupakan kaidah2 hukum n a s i o n a l . Pengertian2 jang terdapat dalam kaidah2

J H) N i e d e r e r , h. 251.Il2) N i e d e r e r , h. 251, 252.

147

Page 148: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

HPI ini karenanja djuga harus dimasukkan, diklassifir, digolongkan ke- dalam pengertian2 jang dianut dalam hukiun intern nasional. Masing2 sistim hukum harus dipandang sebagai suatu keselurulian bulat didalam mana termasuk pula kaidah2 HPI. Pengertian2 jang dipergunakan dalam HPI karenanja djuga terang tidak ibisa lain, tfiarus diambil daripada pengertian2 jang dipergunakan dalam sistim hukum dari mana kaidah2 ini merupakan bagian. Oleh karena itu tidak bisa pengertian2 HPI nasional ini ditafsirkan menurut arti-kata daripada apa jang dianut dalam sistim- hukrnn lain. Kwalifikasi jang satunija mungkin, dalam djalan pikiran ini ialah kwalifikasi menurut lex fori. 113)

t

^46, Pcngetjualian2 atas lex fori.’

Menurut para penganut teori kwalifikasi lex fori ini harus diterima adanja berbagai p e n g e t j u a l i a n atas kwalifikasi menurut hukum forum ini.

(a) Kwalifikasi daripada k e w a r g a n e g a r a n n tidak dilakukan menurut hukum dari forum sang hakim. Sudah diterima setjara umum bahwa untuk menentukan siapa2 merupakan warganegara dari sesuatu negara harus ditentukan setjara chusus dan mutlak oleh negara bersang­kutan sendiri. l14)

Djadi, ,,lç% ,ÇQma.pÏ’-\dl\ jang dipergunakan untuk melakukan kwalifikasi dibidang kewarganegaraan ini.

(b) Djuga kwalifikasi mengenai .. fo-e r g e r a k ” atau .. ti-d_ak t)_e_r^ejLâ_k -nja sesuatu benda ditentukan oleh „ l e x r e i s i t a . e ”. Djadi, bukan lex fori atau lex causae jang dipergunakan untuk menentukan apakah sesuatu benda merupakan benda tetap atau tidak-tetap. Alasan untuk menerima ketentuan pengetjualian ini ialah karena adanja pertim­bangan bahwa hukum dimana tempat terletak benda dan pembuat-undang2- nja dalam prakteknja memang merupakan fihak jang saturnja dapat menen­tukan dengan kekuasaan mereka segalanja jang dikehendaki oleh hukum setempat dengan hukum atas benda2 tetap jang terletak dalam wilajahnja.

(c) Kwalifikasi daripada suatu kontrak menurut . . m a k s u d n.a-raj > U i a J c ” . — ^

Dalam bidang Iiukum-pcrdjandjian, para pihak adalah bebas untuk m e i m t l l k m sendiri hukum jang mereka menghendaki supaja dipergunakan atas kontrak mereka. „Maksud para fihak” jang bersandarkan „portij autonomie serta kebebasan untuk memilih hukum (rechtskeuze) inilah jang menentukan hukum jang harus diperlakukan dan bukan lex fori.

113) Bdgk. N i e d e r e r, h. 234 dst.114) Bdgk. HPI, II (i) no. 198 sub 2, n.’ 226 untuk pendapat para penulis dan peraturan» poslOp.

148

Page 149: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

r

(d) Kwalifikasi daripada „ p e r b u a t a n m e l a n g g a r h ji-k u m ”. Dalam HPI umumnja diterima bahwa perbuatan melanggar hukum

(Delikt, unlawful act, tort) ditentukan oleh hukum daripada tempat dimana perbuatan melanggar hukum itu d i l a k u k a n ( l e x l o c i d e l i c t i c a m m i s s i ,). Persoalan apakah suatu perbuatan merupakan perbuatan melanggar hukum atau tidak akan ditentukan oleh lex loci deliciti ini, dan bukan oleh lex fori.

(e) Apabila ada 'persetudjtian* ant-amnegara* mengenai kaidah2 HPI, maka pengertian2 jang terdapat dalam persetudjuan2 internasional, (seperti misalnja Konvensi2 D en Haag) itu harus ditafsirkan setjara sama olel semua negara2 bersangkutan. Kwalifikasi ini dilakukan setjara terlepai daripada lex fori masing2 negara peserta.

(f) Kwalifikasi daripada pengertian2 jang dipergunakan oleh jnah- kamah* internasional dilakukan menurut ketentuan2 umum jang berlaku untuk mahkamah2 nasional bersangkutan. Djika misalnja timbul sengketa dihadapan Mahkamah Internasional di Den Haag antara dua negara, maka jang diperlakukan ialah azas Jiuknm2 nmnm dan tidak pengertian2 seperti terdapat dalam sistim hukum dari masing2 negara jang sedang berperkara.

Demikianlah berbagai pengetjualian jang oleh para pembela teori lex fori sendiri diterima sebagai penjimpangan2 daripada klassifikasi menurut lex fori.

Bagi para penentang dari teori lex fori ini adanja pengetjualian2 ini dipandang sebagai bukti bahwa sukarlah untuk mempertahankan alasan „logischen Notwendigkeit” 115) daripada teori tersebut.

447. K w alifikasi primer dam sekunder-

Dalam djalan pikiran para pembela kwalifikasi menurut lex fori ter­dapat pula suatu perintjian lebih djauh. 110)

Ada kwalifikasi setjara p r i m e r dan kwalifikasi setjara s e - k u n d e r. 117)

Apakah jang dimaksudkan dengan istilah2 ini ?(1) Kwalifikasi p r i m e r , atau „Qualifikat ion ersten Grades” n8)

(pinmart/ classification; 119) qualificatie in de eerste graad 120) adalah kwalifikasi jang diperlukan untuk dapat menemukan hukum jang harus dipergunakan. Untuk dapat menentukan hukum asing manakah jang di­pergunakan harus dilakukan kwalifikasi menurut kaidah- HPI^dijii—^e x

115) L i h a t N 1 e d e r e r, h. 230 d s t . , ja n g c h u s u s m em p erh atik a n p en g etju a lia n » ini.116) Seperti terutama dikedepankan oleh C h e s h i r e , R o b e r t s o n S c h n l t z e r.117) Seperti halnja dengan titik® pertalian dan renvoi, djuga berkenaan dengan kwalifikasi ml

dikenal taraf p r i m e r dan s e k u n d e r .118) Bdgk. N i e d e r e r, h. 239.119) Bdgk. L e d e r m a n , o .c . h. 164.120) Bdgk. V a n B r a k e 1, h. 62.

149

Page 150: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

fyil-i* Kaidah2 HPT dnri c • • . imateriil dari sang hakim * ^ ^ arUS ^kwalifikasikan menurut hukum

Kwalifikasi primer ini , . ,misalnja: „Domicilie” p mei?1 f/ kepastian tentang pengertian2 seperti Semua ini harus disan^ ewansan > »tempat dilaksanakannja kontrak” dsb. atas kwalifikasi secW-ri^ an. P011^ 1 ^ 112 dan lex fori. Berdasarkan /“ g harus diperg^ak^ 311 ^ te m u k a n hukum asing manakali

perlakukan^ maka nerh hukum asing manakah jang harus di­c in g jang sudah d i W ^ kwalifikasi lebih djauli menurut hukumkwalifikasi s e k u n d 611111 itu* kwalifikasi sematjam ini dinamakan(secondary classificatin^ 122 ” Qtmlif ikati° ” zweiten Grades’ 121) tweede graad. 123) ’ ' secundaire qualificatie, qualificatie in de

kan, maka hukum <? ^ ntukan hukum asing manakah jang harus diperguna­kan dalam hukum a s fn ^ fo f ipakaJ\ ^ ^ r t i a n 2 hukum jang diperguna- berlaku dalam hukum ^ harus ditafsirkan menurut pengertian2 jang hukum asing ini tidakl 1! ^ersangkutan. Untuk menafsirkan pengertian2 fori dari sang hakim t a pa a temPatnja lagi untuk mempergunakan lex asing bersangkuan sendiri menen*1I cai1 hukannja lex fori, melainkan hukum

dengan lex fo r f^ v l ^ rdaPat perbedaan, kwalifikasi dari hukum asing ini ditentukan sebada• 1, i f n . 1 karenanja hukum jang sudahdapTm cneurant hU,™m itu‘ Kw a h W ,i sekunder tidakKwalifikasi tiriuW P®n®ntu^n danpada hukum jang harus diperlakukan, terhadan nprcnS 3 ? “ a (sekund®r) ini tidak dapat bekerdja kembali

S r h a tta anp £ ^ ka" ^sudah selesai terdja^abZ T ™ W a h ^ “ ^ ? ^

p u U n t b ! ^ “ kaSk dal7 dT tataf “ ™engha,ilkan kesim-kwalifikasi primer Severn ^ f ' l ' 1™ allf,kasi llE>nja terdapat dalam taraf iuiner. segera setelah diketemnkan h i . - idipergunakan, sudah selesailah persoalan h fu “ “ S Jan® harusdengan itu djuga kwalifikn«; sln ^ i ■k-pertalian dan berhubunganjang berlaku a d a lT h l Pen8eitian2 HPI bersangkutan, ffinipengertian2 dalam hukum ■!"' T ” 8 ,jang. .,teiah dilcetemukan, dan djuga jang berlaku dalam hukum itu pula ^ WU'ltl*<asi menurut pengertian*

23) Bdgk. V a n B r a k e ° ' h . ^ 164’

150

Page 151: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

448. Tjontoh.

Kiranja dapat didjelaskan hal ini dengan sebuah tjontoh:Djikalau sudah ditentukan hukum jang harus dipergunakan menuru

ketentuan2 dari lex fori maka tidak ada keharusan lebih djauh un Mengadakan kwalifikasi selandjutnja menurut pengertian“ danpada ex jon itu d juga. Jang harus ditafsirkan ialah hukum asing bersangkutan jang sudah dinjatakan berlaku. Dan penafsiran daripada pengertian hukum asing ini akan dilakukan djuga menurut pengertian“ jang ter pat dalam hukum asing itu.

Djika misalnja diketemukan pengertian2 „ badan hukum (1 echtspersoon, »personne morale” menurut perundang2an Perantjis, „ corporation me nurut ketentuan2 hukum Inggris), 124) maka penafsiran daripada penge an ini harus dilakukan menurut hukum asing bersangkutan. Kita harus mem pergunakan penafsiran jang berlaku dalam hukum asing bersangkutan itu. Djuga apabila dengan berbuat demikian ini kita akan memproei as jang berlainan daripada apa jang ditentukan dalam hukum 'ta sen Hakim kita perlu mengadakan penafsiran daripada pengertian tuh asing ini menurut pengertian2 jang berlaku dalam hukum asing Djikalau dengan berbuat demikian ini akan diakibatkan bahwa agaa badan tertentu, jang tidak memenuhi sjarat untuk dipan ang se agai badan hukum menurut hukum Indonesia, harus dikwalirisir se gai badan hukum djuga menurut hukum asing bersangkutan, ma 'a arus diterimalali konsekwensi ini. Djuga pengertian2 hukum jang r a 'U an pada hukum kita sendiri harus kita terima.

449. Pendapat penulis2.Pembedaan antara kwalifikasi primer dan kwalifikasi sekunder ini telah

menarik perhatian daripada para sardjana. Banjak sardjana i ~um e-( namaan jang menerimarija.

K a h n sudali mendjelaskan bahwa pengertian2 jang terdapat a am kaidah2 HPI hanja dapat ditafsirkan menurut lex fori sampai telah di- ketemukan hukum asing jang harus diperlakukan. Dalam hubungan ini sardjana hukum kenamaan tersebut bitjara tentang,,Relativitat er t om-begriffe ) tin^tatan seperti

Berbagai penulis telah menerima kwalifikasi daianicnu ^terurai diatas ini. Diantaranja dapat disebut: ^ c h n i t z e r , - v s h i r e 127) sebagai wakil daripada pendapat penulis“ nggns, a n B r a k e 1 128) untuk Nederland.

124) Bdgk. V a n B r a k e l , h. 62.125) s.d . N i e d e r e r , h. 249 n. 11.126) S c h n i t z e r , I, 102 dst.127) c h e s h i i; e, h. 55 dst. Bdgk. pula R o b e r t s o n .128) V a n B r a k e l , h. 60 dst.

151

Page 152: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

450. Pendapat sendiri. Resume.

pidu saatnja untuk^rnwi Ura'^n k*ta tentang masalah kwalifikasi ini tibalah serta membuat Resume sendiri mengenai persoalan ini

diri kepada k3111! adalah sebaiknja untuk menggabungkan2. Kami ’m leer” mengenai kwalifikasi ini.

depankan kwaliSw!*?1 daripada para sardjana jang hendak mengke-3 D menurut l e x f o r i .

HPI akan diperoleh*^31* hakim Indonesia jang mengadili perkarajang berlaku didalam lagi untu^ mempergunakan pengertian3

a t-n t hukum Indonesia sendiri.Ofldti i 11

antara kwalifikasi n * me*lurut penglihatan kami perlu dibedakan pula pertama perlu d i p J ^ j L kwaU^ :asi sekunder. Untuk jang disebutjang disebut belakangan PadT demikiarl lialnja padahatikan. ' kwalifikasi sekunder ini lex causae diper-

pengertian difnu,iu dengan memberikan uraian daripadadari praktek dim ’ set mana telah diberikan berbagai tjontohkara jang m en d S ? tampU ke^ i a Persoalan kwalifikasi ini. Djuga per-perhatikan T T n ' t o n ’T * c^ hf kwalifikasi ini telah di- v u t o n v. B a r t o l o ) .

k w fllfite fJ P e r t^ to n S S 1 fah dalam pr,a.ktek ini atjapkali terdjadi W l i k - bagai sistim ^ ‘T*®1’ “ A n ta ra istilah- ber-lagi berarti bahwa denwa UI1)lnja sama. Persamaan bunji istilah belummengenai isinja g“ Sendlrinia «*“ ‘ ^ p a t persLuaian faham

persoalan2 H p f t id ^ ^ n Z ^ k S l e n ^ * bahwa da'a™ praktek

kaidJi^HPI (hal manaamerunaka!iarl tertJaPai « n i f ik a s iakan lenjap dan muka

8- w w * ¿ £ 2 2 ? ,ang b- t a t a m -

e) menun,t lex causae ;(c kwahfifauf setjara otonom_y. Aliran ianrr m« • .

pertama. mpunjai penganutnja terbanjak adalah jang disebut

menurut Iex fori ^ telah diberikan pula. f / tinggi teori kwalffik^i^ ^ ^ ^ ^ 13611111152 kenamaan jang mendjundjung

152

Page 153: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

Tindjauan ini diperlengkap dengan memberikan pemandanga. k^lam peraturan2 hukum postip negara2 mana sadja telah diten kwalifikasi seperti ini.

10. Setelah menguraikan tentang lcwalifikasi menurut lex fort u balias pula kwalifikasi menurut lex causae dan lcwalifikasi otonor. ^

11. Keuntungan2 dan kekurangan2 dari m asing2 aliran telah n -bukan.

12. Kemudian didjelaskan pula bahwa teori kwalifikasi menurutf0ri ini mengenal pula pengetjualian2 tertentu. ,

13. Karena adanja pengetjualian2 ini maka dapat dikatakan wa berbagai matjam kwalifikasi tersebut sebenamja sudah banjak men e a satu dengan lain.

153

Page 154: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

« 0. Pendapat sendiri. Risumi,Scllif /3« * j

Pula saatnja im tii/m ene^l-o *“ *? tei\tang masalah kwalifikasi ini tibalah SCr n^ T1huat Resume. n S1 ap kita sendiri mengenai persoalan ini

din kepada „heersende 1 ada ah sebaiknja untuk menggabungkan 2‘ ^ m e m i l i h f h v i m6ngenai ^ ^ k a s i ini.

depankan kwalifikasi para sardjana jang h ^ d a k mengke-3 J^eng d “ ienurut l e x f o r i.

HPI akan diperoleh kesermw haldm Indonesia jang mengadili perkara ja^g berlaku didalam hnl- t i ^ un uk mempergunakan pengertian3

*• Dalan. p ad i h Ind° neSia Sendiri-antara kwalifikasi primer e? Urut Penglihatan kami perlu dibedakan pula Pertama perlu dipergunakan? 1 ^Walifi^asi sekunder. Untuk jang disebut jang disebut belakangan Pa l X t ° rt a^gkan tidak demikian halnja pada hatikan. g n‘ Pada kwalifikasi sekunder ini lex causae diper-

pengertian „kwalifikasi” dengan memberikan uraian daripadadari praktek dimana tn™ f f ,mana telaJl diberikan berbagai tjontoh kara jang mendjadi causp 6'r u * «P6 ??/*??311 ^^^fikasi ini. Djuga per- perhatikan ( A n t o n ” v B a rt o L o ) ng kwalifikasi ini telah di-

lcw alifU casi/pei^tanla^f"? dalam PI? ktek inl atjapkaU terdjadi W l i k - bagai sistim liukum wf|an„, , mungkin terdapat diantara istilah2 ber- lagi berarti bahwa derma i"1 ™ !'nJa s£™ a' Persamaan bunji istilah belum mengenai isinja. S0n rulla akan terdapat persesuaian faham

persoalan2 HPI tidak akan m ung]*, le n j™*11 ldxan,a bahwa dalam praktek

k a id J /H P l'^ rm a n rm e ra S k a !!^ ‘Jcan tertjapai u n i f i k a s iakan lenjap dari muka bumi r W per “ n)aan besar) maka soal2 HPI tidak

8. Ada tiKa J i n ! * “ kw»M lca« jang berbeda ini.(a) kw j r T mCngenai ini :/u\ kasi menurut lex fori;(c) U aillf.11ka i menurut lex causae-;

9 Alira ° tonom'pertama. 1 S mempunjai penganutnja terbanjak adalah jang disebut

, u “ ' - h V tinggi teori kwalifikasi sedemikian^ 11 ^ kenaxnaan Jang mendjundjung

152

Page 155: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

Tmdjauan ini diperlengkap dengan memberikan pemandangan sekedar dalam peraturan2 hukum postip negara? mana sadja telah diterima baik kwalifikasi seperti ini.

1 0 . Setelah menguraikan tentang kwalifikasi menurut lex fori ini telah dibahas pula kwalifikasi menurut lex causae dan kwalifikasi otonom.

1 1 . Keuntungan2 dan kekurangan2 dari masing2 aliran telah diberi­tahukan.

1 2 . Kemudian didjelaskan pula bahwa teori kwalifikasi menurut lex fori ini mengenal pula pengetjualian2 tertentu,

13. Karena adanja pengetjualian2 ini maka dapat dikatakan bahwa berbagai matjam kwalifikasi tersebut sebenamja sudah banjak mendekati satu dengan lain.

153

Page 156: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

D A F T A R k a r j a - k a r j a

(Jang disebut dengan nama penulis sadja)— Tambahan —

Castel, Cases — t.q nlaw*; t / ’ ases’ n°tes and materials on the conflict 01laws, Toronto (I960).

Falconbridp'e T T') c i~ / ^^conbridge, Essays on the confHct of laws, 2nd ed.,Toronto (1954).

Leflar — R.A tt- i(1959) ° C ict of laws’ Indianapolis, New York

Berlin (1961) nterna^ona es Privatrecht, Band I, Allgemeiner Teii,

recht, Berlin 3.962)! ^ Gmndbegriffe des intematioralen Privat-

Zl° Reczei> lQternationales Privatrecht, Budapest (I960).

S im E iir fu h ^ n g ^ 1! ! ’ Gerhard KeSeI> Das Internationale Privatrecht

BOB, 9 Auflf ^ S “ S^ eI -

Stumberg Cases - Stumberg, George W. r aSt. Paul, Minn. (1956) * ° n ^le laws,

Webb and Brown — PR w ui.n. r Webb and D T I r>conflict of laws, London (I960) Br°wn, A casebook on the

**/ **H

154

Page 157: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

D A F T A R B A T J A A N

(Tambahan)

Baak, Enkele opmerkingen omirent de verwijzing in het intema-tionaal privaatrecht, dalam Rechtsgeleerde opstellesn aangeboden aan Meyers, h. 351 dst.

Bartin, E., La doctrine d es 'qualifications et ses rapports avec le caractère national des règles du conflit des lois, 31 Rec. (1930), h. 565 dst.

Becket, W.E., The question of classification („qualification”) in private international law, 15 By 16, h. 46 dst.

Carabiber, Ch., Droit international privé de la Grèce, 6 Répertoire, h. 419 dst.

Cook, W .W ., Characterization in the Conflict of laws (1941), 51 Yale L.J. 191 dst.

Escarra, Jean, Droit international privé de la Chine, 6 Répertoire, h. 203 dst.Ferid, Murad — Firsching, Karl, Internationales Erbrecht, München unâ

Berlin, I, II (1961).Francescakis, Ph., La théorie du renvoi et les conflits de systèmes en

droit international privé, Paris- (1958).Ginsberg, G., Het „renvoi” in het Nederlandsche intemationaal privaat­

recht, N.J.B. (1936), h. 980 dst.Griswold, Erwin N., Renvoi Revisited, 51 Harvard L.R. (1938), s.d. Castel,

Cases, h. 244 dst.Hasselt, Van, Droit in tern a tion a l p rivé des Pays Bas, 6 Répertoire, h. 605

d st .

Lederman, W.R., Classification in private in ternational law, 29 Canadian Bai- Review 3, 168 s.d. Castel, Cases, h. 167 dst.

Lewald, II., Règles générales des conflit de lois, 69 Rec. (1939).---- , La théorie du renvoi, 29 Rec (1929), h. 519 dst.Louis-Lucas, P., Renvoi (Doctrine du ), dalam 10 „R épertoire de droit

in te rn a t io n a l” , d ib a w a h redaksi Lapradelle dan Niboyet, Paris (1931), h. 412 dst.

Mehren, Arthur Taylor Von, The renvoi and its relation to various approaches to the choice-of-law problem, dalam „XXth Century Comparative and Conflicts Law”, Legal essays in honor of Hesse!E Yntema, Leyden (1961), h. 380 dst.

155

Page 158: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

Nauta, H.A., Eenige regeerings-beslissingen en aan de regoering uitge- brachte adviezen betreffende ondervverpen van burgerlijk recht, T. 143/617.

Niboyet, J.P., Cours de di.p. français, 2e edition (1949), h. 453 dst.Nova, R. de, II caso in re O’Keefe e la determLnazione della lex patriae

di un cittadino Britannico domiciato All estero, dalam Festschrift für Leo Raape, Hamburg (1948).

Offerhaus, J., Stromingen in het intemationaal familierecht, Rechtsgeleerde Opstellen aangeboden aan Paul Schölten, h. 351 dst.

Pagenstecher, M., Renvoi in the United States : A proposal, 29 Tulane L.R» s.d. Castel Cases, h. 268, dst.

---- , Der Grundsatz des Entscheiduiigseinklang im internationalen Pn-vatrecht (Akademie der Wissenschaften und der Literatur in Mainz, Abhandlungen der geistes- "und sozialwissenschaftlichen Klasse,1951 no. 5).

Petitpierre, Max, Droit international privé de la Suisse, 7 Réperotire,h. 145 dst.

Robertson, A.H., A survey of the characterization problem in the Conflid of laws (1939), 52 Harward L.R. 747 dst.

Salomon, R., Het qualificatie — probleem in het intemationaal p r iv a a t r e c h t , dis. A’dam (1933).

Scheltema, E., De betekenis van het internationale en vergelijkende recht voor de practijk van het notariaat WPNR 3381.

Vos — Leopold de Vos, Le problème de conflits de lois, Cours de droit international privé Belge, I, II, Brussel (1946).

Wengler, W., Die qualifikation der materiellen Rechtssätze im inter­nationalen Privatrecht, dalam Festschrift für Martin W olff, Tübingen (1952), h. 337 dst.

__ ., Réflexions sur la technique des qualifications en d.i.p., 43 RCDIP(1954), h. 661 dst. ,

Wertheim, W.F., Tjatatan dibâwah keputusan (berikut advies), T . 151/63, RvJ Padang, 26-10-1939.

Yntema, Hessel E., „XXth Century Comparative and Conflicts Law” Legalessays in Ijqrqj; $ JjßSßel E. Entema, Leyden (1961).

oOo—

156

Page 159: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

DAFTAR NAMA DAN HAL-HAL

Ab intestato, 26, 126Absolute general character, 142Absoluut, 41Absurd, 27Acceptance, 124Ad infinitum, 20, 60Adininistratip, praktek —, 100Afrika, 50, 51Ago, 135Ahli waris, 122Ähnlichkeit, 147Aldjazairah, 126Allgemeingültig, 140Allgemeine Lehren, 119Allgemeinen Auslegungsregel, 148Alphonse, 74Altematip, 139Amerika, lihat US.A.Amerika Serikat, lihat U.S.A.Ambiguous, 28Anak,

status —, sah atau tidak, 40 Anak luar-kawin, 18 Analogis, 108, 113, 1 0 1 Analyse, 39Analytical jurisprudence, 132, 142 Aneignungsrecht, 1 2 2

Anekawama- sistim TIPI, 6 , 42 Anggur, 75 Anglo-Saxon

istilah — untuk renvoi, 8

renvoi di negara- —, 5 3 dst. hukum — tentang pewarisan, 108 negara2 — tentang kedaluwar saan, 1 2 2

Animus manendi, 69, 122 Annesley, 57 Antithese, 41Anton v. Bartholo, 126, 139

Anzilotti— pro renvoi, 19, 20, 44, 80— pro kwalifikasi lex fori, 135

Approach, 128Argentina. warganegara — berdomicilie di

Indonesia, 10, 11 Argument de nécessité, 136 Arkel, A.E. van —, 105 Armenia-Nasrani, 105 Arminjon, P

— tentang batjaan renvoi, 5------perkara Forgo, 17------„gastheer” jang ditolak

undangannja, 24 —„ — alasan „plus royaliste que

le roi", 33------utjapan Counsellor Denis,

34 ,------conflits positifs et conflits

négatifs, 35 ------jurisprudensi Perantjis me­

ngenai renvoi, 43------pro renvoi, 80------perintjian Konvensi2 in­

ternasional, 94 ------batjaan kwalifikasi, 119— — istilah2 qualification, 12 0 — kwalifikasi lex causae, 134 pro kwalifikasi lex fori,

135Asia-Afrika, 50 Asing,

lihat „hukum asing” perusahaan —, 40

Askew, in re —, 67 Askew, John Bertram, 67 Askew, Margarete, 67 Asser, 48 Asuransi, 40 Attractive, 142 Audinet, 43

157

Page 160: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

Auslander, 3 4

Autonomen Qualified Austria, 92

B

on, 132, 141

Baak, 48Badan hukum, 1 3 3 Balans, 20 Bank, 18 Bar, Von —

~ pro renvoi, 19, 45— tentang désistement 72 •

Barmat, 9 9 ’Bar tin

_ « T r ~ renvo‘. le, 1 9tidak setudju renvoi, 43 istilah „qualification”,120, 127, dst. kwalifikasi menurut lex fori, 128, dst.

- — positivisme, 133- diketjam Wolff, 137

Basic theories, 120 Batas umur, 14Bate, 78 Batiffol, H.

- tentang batjaan renvoi, 5\j/nt° h RaaPe mengenai Weiterverweisung, 12

tjatatan — pada perkara Rivière, 13 3

Perkara Patino v. Patino,

~ — karja Fran ces cakis 15- - penjerahan kedaulatan

legislatip, 27- - pemakaian H P l-a W ^

a lull'd l sendiri, 28realitas penerimaan ren- voi, 31

------penenmaan cadeaux olehhukum asing, 33

158

— conflits positifs et conflits negatits, 3d

— — liaimoni keputusan2, 36— — luas bidangnja renvoi, 40

— diterimanja renvoi dalam jurisprudensi, 42

— — jurisprudensi Perantjismengenai renvoi, 43

------ pro renvoi, 44— — perbedaan pendapat de­

ngan Lereboiirs-Jrigeon- nierej 44

— — penolakan double renvoi,53

“ — batjaan kwalifikasi, 119 pro kwalifikasi lex fori, 135

Battledore, a game of legal — and shuttlecock, 21

Badminton internasional, 21 Bavaria (Beieren), 17 dst.Beale, J.H.

— tentang penolakan total renvoi, 22

partial renvoi, 26 Restatement, 76 perkara Schneider’s Estate, 80

Beck, 47Beckett, W.E., 119 Begriffswelt, 140 Belanda

istilah — untuk renvoi, 8

warganegara Inggris meninggaJ dinegeri 1 0

teori comitas dari madzab, 47 dst. /testamen warganegara — di Perantjis, 124

Belgiapenulis- pro renvoi di —, 19 renvoi, di 48 dst. hakim — dalam perkara Collier v. Rivaz. 61 Benda2 bergerak, 18

Page 161: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

Benelux, 96, 97 Bentwich, Norman —, 72 Bergmann

— tentang Teks C.C. Argentina, 10

— — teks Z.G.B. Swiss, 12 Bewegliche oder unbewegliche

Sache, 125 Billets a ordre, 98

- Bola liilir-mudik, 23 Bolivia, 14 Bootstraps, 134 Borum, OA. dan Meyer, K, 9 Bourgeois, 8 8

Brakel, S. van— tentang batjaan renvoi, 5— — istilah2 renvoi, 8tjon toh ------ penundjukan-kem-bali, 1 0ketjaman — terhadap negara2

jang menerima penundjukan- kembali tetapi menolak penun- djukan-lebih djauli, 13— anti renvoi, 19— — peranan jurisprudensi

mengenai renvoi, 2 0 ------ alasan tidak logisnja ren­

voi, 2 2------ penundjukan kepada hu­

kum materiil, 27------ alasan bahwa sang hakim

lebih kenal hukum intem- nja sendiri, 30, 31

— — utjapan Counsellor Denis,34

------ harmoni keputusan2, 37— pro renvoi, 48------ renvoi dinegara2 dengan

aneka hukum intern, 65------ alasan2 politis, 88------ renvoi di Indonesia, 99

dst.— — anekawama hukum, 117 _ _ batjaan kwalifikasi, 119

_ _istilah2 kwalifikasi, 120

_ _ kwalifikasi di bidan g hu­kum intern dan Hi'l, 1 2 1

_ __ tjontoh“ kwalifikasi, 12odst.

— pro kwalifikasi lex fori, 135, 153

____qualificatie in de tweedegraad, 151

Brasil, 98 British Empire, 65 British Commonwealth, 75 Britisíi India, 104 British law, 7British subject, 57, 69, 100, 111,

138Broad spirit, 139Brown, D.J.L. and Webb, P.R.

lihat Webb and Brown Bürgerlichen Rechtsideologiö, 85 Burgerlijke Stand, 101 Buzatti, 21, 78, 135 Bystricky

— pro renvoi, 19, 91

CCadeau, 33 !

Café Royal, 139 Callejón, Don Juan de —, 66

Capacité, 123, 130 Capitulation, kapitulasi, 25, 26 Carabiber, Ch

— renvoi di Junani, 65 Cases, 17Castel, J.G.

— tentang batjaan renvoi, 5— berkenaan dengan schéma

penundjukan-lebih-djauh, 8

------perkara Patino v. Patino,15,43

------perkara Forgo, 17------istilah2 renvoi. 2 1------karangan Pagenstecher,

46, 74, 81159

Page 162: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

- C o llie r V. R i v a , ,

~ ~~ Perkara Ross, 5 9

_ ~ Perkara Askew, 67- ffk a ra Tallmadge, 77

- : S f r “ '5 Estat" 78- - F ^ p nVenÜon- 94* “ « Report 1954 95

- - Ä ? £ ” ?***> 119 '- I l kwalifikasi 120- arü kwalifikasi, m- perkara Anton v, Bartolo,

- - hafeùn dan kwalififc^

~ M o” *0 Gesetzeskonflikte,- - perkara de Nicols v. Cur-

lier, 138

n 'T Cf!èbre- 17’ 63. 153 Chadwick s will, 77Chain, endless _, 21Charakterisierung, 120 Characterization, 120Chas, 53Chauvinisme-juridis, 116 Chesliire, G.C.

- tentang batjaan renvoi 5

- - lex domicilie, lex patriaedan renvoi, 6

------istilah renvoi, 8

- — banjaknja batjaan menge­nai renvoi, 15 perkara Forgo, 1 7

- anti-renvoi, 19, 7 2

~ 2 0 % P m m t i ( k k ¡Ogis,

)ang bersifat ..essen- tmlly selective in nature”,

169

tjaman Griswold terhadap —, 27— conflict o f conflicts of

law, 27sukamja mempergunakan „foreign Court doctrine”, 29hulcum intem-asing jang „socially most desirable”, 38

•— — bidang renvoi, 40imaginaiy judicial jour­ney, 54perkara Collier v. Rivaz 54

— tjontoh^ foreign Court doctrine, 55

— — perkara. Ross, 55------ perkara Askew, 67 dst.pendirian — dibandingkan de­

ngan Lewitin, 85 *— Perdjandjian Den Haag

1955, 95— batjaan kwalifikasi, 119

~~ pro kwalifikasi lex fori,135, 153

— mengetjam kwalifikasi lex causae, 138

~* perkara Anton v. Bartolo, 139kesulitan kwalifikasi oto­nom, 144

— — kwalifikasi bangunan2 hu­kum jang menjerupai, 147 dst.

Choice of law, 7 , 17, 25, 26 Circulus inextricabilis, 60, 70, 74

u-culus vitiosus, 21, 24, 134, 137 Ciudad Rodrigo, 63 Classification, 1 2 0 - Classification of facts, 1 2 1

Classification of rules o f law, 1 2 1 Closed circle, 78 Code Rohan, 128 Codigo Bustamante, 136

Page 163: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

Colas, Dr., 6 6 Colin, 43Collier v. Rivaz, 5 4 , 65 C omit as

teori — madzab Belanda, 16, 17 Comity

apotheosis of —, 26hukum asing bukan karena —,34

Common law, 53, 1 2 2

Communauté des biens, 139 Communauté conventionelle, 139 Communauté légale, 126, 139 Comparative legal studies, 142 Comparative method, 132, 141 Comparative research, 141 Comparer, 143 Composite system, 6 8

Concordantie, 48 Conditions of marriage, 123 Conflictenrecht voor conflictregels,

27Conflict o f categories, 120 Conflit de qualification, 129 Conflit de systèmes, 6

Conscientious, 141 Cosmopolitis, 144, 146 Counsel, 31Convenience, convenient, 136 Cook, W .W., 119 Cour de cassation

— tentang perkara Forgo (1878), 17 dst.

— mempelopori praktek hukum Perantjis, 58

Cowan, 80 Crossman, 62, 70

D

Dasar2 utama HPI, 41 Davidson v. Annesley, 57 Deadlock, 70 Decree Absolute, 1 1

Decree Nisi, 111Dehes - a baja of Illora, 63Deiikt, 150Den Haag, 94, 97Denmark

Warganegara — berdomicilie di Indonesia, 8Warganegara — meninggal di Indonesia, 32warganegara — berdomicilie di Hamburg, 95

Denis, Counsellor —, 34 Désistement, theory of —, 72 Desiraûle, 71 Despagnet, 43, 137 Dewasa, 1 1 , 1 0 1 , 104, 107 Dicey

lihat djuga : Dicey-Morris— pro renvoi, 19, 72— tentang perkara Ross, 59 batjaan kwaliikasi, 119

Dicey-Morris— tentang batjaan renvoi, 5 peringatan mengenai isti­

lah „hukum asing”, 7------istilah renvoi, 8, 53------pengakuan anak karena

perkawinan menjusul. 1 1

------banjaknja batjaan menge­nai renvoi, 15

------bidang renvoi, 46------perkara Collier v. Rivaz,

54------perkara Duke of Welling­

ton, 63 dst.------perkara Askew, 67------expert2 jang bertentangan

faham, 71 ------keberatan terhadap for­

eign Court theory, 75------Perdjandjian Den Haag

1955, 95------common sense pada lava-

lififkasi, 144

161I

HPI 2/II — Vel 11

Page 164: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

Direktur Djustisi, 103 Djaksa Agung, 1 0 1

Djenewa, 87, 98 Djepang,

renvoi di - 5 0- Djerman

istilah“ untuk renvoi di —, 7 8

hakim — tentang perkawinan paman-saudara sepupu Swiss di Moskow, 13penundjukan-lebih-djauh dalampraktek hukum —} 14 renvoi di —. 44

pengaruh E G B G b'- atas HP1 - Djepane, 50 expert2 HPI 68 ~ bahasa 88

pengaruh U.U. — atas U.U. Austria, 92orang — menikah disini, 10 2

kwalifikasi locus. contractus di 124

Djual-beli, 40 Doelmatig, 136Doktrin, 28, 31, 38, 47, 53 71 72 Doktrina, 20, 43, 47, 141 ’ ’Domestic la.vv,Domicilie

- atau kewarganegaraan, 6 , 3 6 , 99 dst., 108 dst,

— sipewaris, 10

HPI-Inggris berdasarkan prin- Slp 11 rprinsip - , 5 5 , 81 kwalifikasi hukum ~ 60, ]26,

Domicile (domicil) of origin, 18,

Double qualifficatjor]j 6 6

Droit r^galien, 122 Dualisme, 58Duke of Ciudad Kodrigo 63 Duke of Wellington, 62 *

E

Ebbe- und Flut-Spiel, juris­tisches —, 2 1

Eheliches Güterrecht, 1 2 ö Ehrenzweig, 8 1 Einklang, ö3

Enneccerus— pro renvoi, 19

Entscheidungseinklang, 36, 46 Erbrecht, l 2 b‘Eropah

— kontinental, 43, 49, 81, 126 Erudite, 143Escarra, 50Evidence, doubtful - , 29

conflicting —, 71 Executeur-testamentair, 64, 10 8 Executor, 108 Exequatur, 35 Expert, 29, 32, 6 6 , 7 1 Exit, 78

F

Ftllconbridge, [.D.— tentang batfaan renvoi, 5— — „conflict of conflict

rules”, 6

— — tidak adanja „British law”jang uniform, 7, 9, 100

— — perkara in re O ’Keefe, 7— — perkara Forgo, 17— anti renvoi, 19, 73— — tak dap at diterima atau

ditolak in toto, 2 0

— — unsur se-wenang- padarenvoi, 2 2

------6 matfam kemungkinan„uniformity of decisions”, 35, 37, 83

— ~ bidang renvoi, 40162

Page 165: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

— — tak dapat diterimanja atauditolaknja renvoi „in to to”, 41

— — pendirian Lewald, 46— — tjontoh2 foreign Court

doctrine”, 53— — istilah2 renvoi, 54— — tjontoh2 fofreign Court

theory, 55— — perkara Annesley, 58— — perkara Ross, 59— — perkara Duke of Welling­

ton, 63— — Privy Council, 65— — perkara Askew, 67— — afffidavit Dr. Rost, 68— — pertentangan faham para

expert, 71— — désistement, 72— — circulus inextricabilis, 74— — keberatan foreign Court

theory, 75— — jurisprudensi renvoi di

U.S.A., 76. -------pcrhim TiflJmndge, 77

----- perkara Sclmeiclcr S tiSlll1'te, 78, 79

— — sistim2 hukum plurilegisla-tive, 117

— — batjaan kwalifikasi, 119istilah2 kwalifikasi, 12 0

~ pro kwalifikasi lex fori, 135— — kesulitan2 kwalifikasi oto-

nom, 143 Favourable, 5 3 ? 7 3 Ferenczi, 8 8

Ferid-Firsching; 1 4 2 Finlandia

renvoi di Fiore 92

- pro renvoi, 19 Fiscus, 18 Florence, 59 Fontenoy, 2 2 . 7 0 , 7 4

Foreign Court theory, 26, 53, 54, 55, 56, 60, 62, 71, 73, 74 dst

Forgoperistiwa —, 17, IS, 43, 58, 77

Form der Rechtshandlung, vorm der rechtshandeling, formali­ties, 123

Forum shopping, 76'Framework, 142 Françescakis, Ph.

- tentang batjaan renvoi, 5

conflit de systèmes danrenvoi, 6

----- batjaan recent mengena]renvoi, 15

----- conflits positifs et conflitsnégatifs, 35

-- - alasan „logique, juridique et pratique”, 41

------Avantprojet C.C. Portu-gais, 43

- pro renvoi. 44- perbedaan pendapat dengan

Lérebours-Pïgeonniére, 44- teks C.C. Italia, 44 ~ ipfa EGBGB, 44- leb U.Vn $«'<*• 49- teks C.C. Junani, 49- teks U.U. Tiongkok, 50- teks U.U. Djepang, 50- teks U.U. Thailand, 51- teks U.U. Palestina, 51- teks U.U. Suria, 52■ • tentang perputaran haluan

Cheshire, 73 tindjanan buku-oleh Elirenz- vveig, 81___ tentang Projet Szaszy 88

- teks U.U. Polandia, 9- teks U.U. Austria, 92

teks Konvensi Den Haag 1903, 97 _

- tentang Konvensi Djenewa 1930, 1931, 98

163

Page 166: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

— teks U.U. Finlandia, 93— teks U.U. Letlandia, 93— teks konsep U.U. Roumania,

94Frank, J., 15 Frankenstein, E.

— pro renvoi, 19, 45 Frankenthaler, J., 79 French law, 57Freiwilligen Gerichtsbarkeit, 88

Fritsche, H., 4b

G

Galstaun, A.A. 105 tGaston, 74Gedankenakrobatik, 22 Genesis, 27 Gerald, 64 Geschenk, 34 Gespenstern, 95Gesamt-verweisung, 7, 19, 21, 22,

23, 33, 39, 49, 51, 52, 55, 56, 91, 97, 100, 104, 107, 112

Gesund, 31 Ginsberg

— tpntoh Raape tentang Weit­erverweisung, 1 2

— pro renvoi, 47, 48— tentang renvoi di Indone­

sia, 99Glentanar, Thomas Lord, 62, 63, 64 Goldschmidt, 63, 80 Gouwgioksiong, 125 Graveson, R.H.

— tentang batiaan renvoi, 5

------perkara Udny v. Udny, 1 1

------tiontoh2 foreign Courtdoctrine, 55

— — perkara in re Annesley, 5758, 97

------perkara Ross, 59, 60, 61------perkara Duke of Welling­

ton, 63 dst.

164

------perkara Askew, 67 dst.------penerimaan renvoi oleh

jurisprudensi Inggris, 72— anti renvoi, 73------perkara Schneiders Esta­

te, 78------the theory of Justice, 114------batjaan kwalifikasi, 119------perkara de Nicols v. Cur­

lier, 138 Griswold, E.N.

—---- tentang batjaan renvoi, 5 ------banjaknja batjaan menge­

nai renvoi, 15— pro renvoi, 19------renvoi sebagai „a merry-

goround”, 2 1

ketjaman — terhadap Che­shire, 27------ketidak-past;an hukum ka­

rena penolakan renvoi, 29------keanekawamaan per-

undang-an mengenai renvoi, 42

------pewarisan, 64-------endless chain, 74------foreign Court doctrine,

75------penerimaan par. 8 Resta­

tement, 76— tentang perkara Schneider’s

Estate, 80Gutzwiller, 134, 135

H

Hakim— rnemr^rpimakan hukum sen­

diri. 30 32— iang mala«;. 32 kursi —. 54. 73hukum materiil sang 132

Hamburg, 13. 24 Handlungsfähigkeit, 124

r

Page 167: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

harmoni, 7, 35, 36, 83 harmony of decisions, 37, -73, 81 harta-benda perkawinan, 126 harta peninggalan, 1 2 2

harta pertjampuran, 40, 105 Hasselt, Van, 48 head-in-the-sand, 80 heersende leer, 137, 153 Herkunftsdomizil, 18 hibah, 40Hindia Belanda, 48 Hongaria

penulis2 pro renvoi di —, 19 renvoi di —. 87

Hooggerechtshof, 103 hornet’s nest, 15 hotel, 125 hukum asing

artinja —, 6

— dieloni, 27, 28 expert2 —, 29 mempeladjari —, 29 penundjukan kepada — sebagai Sachnormverweisung, 30— dalam keseluioihan, 32, 33— bukan karena comity, 34 hukum Inggris dan —, 55— di Sovjet, 82 kwalifikasi —, 119

hukum intern— atau termasuk HPI, 6

— atau Sachnormen, 7— — Inggris untuk pengakuan

anak, 1 1

— — Perantjis, 14------ Indonesia, 22, 1 0 2 , dst.— fang selalu ditundjuk, 26— lebih dikenal sang hakim, 30 sang hakim, 32— dan HPI sebagai kesatuan,

33— Y dan X, 34, 35, 36. 55— dipilih karena „socially most

desirable”, 38

— materiil intern, 40— Djerman, 45, 70— materiil Thai, 51— materiil Perantjis, 56— Italia, 59— Inggris, 66

— Utopia, 69 dst.Restatement menundjuk —,76— materiil asing menurut HPI

Sovjet, 84— dan HPI berlainan penger-

tian-pengertiannja, 141hukum kontrak, 40 hukum nasional

— dari para mempelai, 13— atau hukum domicilie, 51

hukum positip— renvoi dalam —, 20

renvoi dalam —, Djerman, 45hukum pribadi, 88

hukum waris, 40 Hijmans, J.H.,

— tentang tjontoh Raape me­ngenai Weiterverweisung, 12

— tentang perkara Forgo, 17,19— anti itv jv ’o?; /<£, 47------ketjondongan jurispruden-

si menerima renvoi, 20

— alasan circulus vitwosis, 23 mengapa HPI selalu

menimdjuk ke hukum intern, 26

--------- bahwa haldm lebih ke­nal hukum intem-nja sendiri, 30, 31

----- keputusan sesuai lex fori,tetapi tak adil, 32

----- konsesi kepada hukumasing, 33

------„daad van welwillend-heid”, 34,

------uniformitet keputusan2,35, 36

t, 165

Page 168: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

------pendirian Lerebours-Pi-geonniere, 44

------batjaan kwalifikasi, 119hypotheek, 40

Iillogical, 20

immovables, 225, 144 implied contract, 139 inconvenient, 29 indefinite oscilation, 24 Indonesia, Republik —,

— menganut prinsip nasiona- litet, 8

warganegara Inggris berdomi- cilie^di —, 8, 38 warganegara Denmark berdo- micilie di —, 8

warganegara — melantjong U.S.A., 10B.W. — tentang pengakuan anak karena perkawinan me- njusul, 1 1

hakim —, 2 2

penerimaan renvoi di —, 37

— menjimpang dari Neder­land, 48renvoi di 52, 98 dst.

Indrapoera, m.s., 113 inextricable circle, 2 1 Inggris,

hukum intern —, 6

sesama orang —, 7

istilah — untuk renvoi. 8

status warganegara — berdomi- cilie di Indonesia, 9 , 2 1 , 38, 115 dst.warganegara - di Nederland, 10

HPI — tentang pengakuan anak. 1 1

praktek hukum — sudah lama menerima renvoi, 17 penulis2 annti renvoi —, 19 HPI asing menggantikan

166

HPI 26warganegara Inggris meninggal di Italia, 26„presumption” bahwa hukum asing adalah sama dengan hu­kum —, 30 renvoi di —, 53 dst. haldm —, 54penundjukan kepada hukum —, 56pewarisan benda2 bergerak me­nurut HPI 60 hukum — menurut Privy Coun- cil, 65hakim — perkara Askew, 6 8 dst. penulis2 HPI —, 72 hukum — mengenai perwalian,108perempuan — menikah kembali sebelum 300 hari, 112 kwalifikasi locus contractus di 124

inlieritance, 40 intern, hukum —

lihat hukum intern intemationales Pingpong, 21 intemationalistische opvatting van

IPR, 135 in toto, 20, 73 Israel

renvoi di —, 51 Italia

istilah — untuk renvoi, 8

penulis2 pro renvoi di —, 19 warganegara Inggris meninggal di 26 'benda2 tak bergerak di —, 37 renvoi di —, 44 penolakan renvoi di —, 56 hukum — atau hukum Inggris, 56hakim — berkenaan perkara Ross, 61

ius in bon a vacantia, 1 2 2

Page 169: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

J

Jenner, H., 54, 61 Jitta, j.,

— tentang batjaan renvoi, 5— — „confiicten tusschen con-

flictenvoorscliriften”, 6

— — istilah- renvoi, 8

— — tentang tak demikian pen-tingnja persoalan renvoi, 17

— anti renvoi, 19, 47 Asser, 48— — baljaan kwalifikasi, 119

John Doe, 69Junani, 49, 98 juridique, 41juridisch-chauvinisme, 118 jurisprudence, 142 jurispiTidensi

ketjondongan — untuk meneri­ma renvoi, 20, 31'— setjara positip, 39— di Swiss, 47— U.S.A., 76— Hongaria, 88— tentang kwalifikasi lex fori,136 dst.

juristentwee —, drie meningen, 29

K

Kahn, F.— tentang istilah Spiegel-

kabinet, 2 1

— anti-renvoi, 46------kwalifikasi lex fori, .132

dst.— — Relativität der Axiom­

begriffe, 153 kaidah2 HPI, 76 kapitalistischen Staat, 85

kapitalistischen Länder, 84 karikatur, 137 karja, 142kategori juridis, 1 2 1

kawat, 24kedaluwarsaan, 12 2

kedaulatan pandangan — negara di Inggris, 17

kedaulatan, legislatip, penje- ralian —, 25

kedewasaan, 40 Kegel, G.

— tentang „Verweisung bei Rechtsspaltung”, 7

----- „IPR Verweisung”, 7 .------istilah- renvoi. h------„X-fache weiterver-

weisung”, 1 2

— — perkara Forgo, 17 „hin und her rasenden

Zug”, 22------ kaidah- HPI fsirg scbcktip

sifahija, 27------„Heimwärtsstreben”, 31----- „Entscheidungseinklang”,

35, 74------luas bidangna renvoi, 40------pasal 27 EGBGB, 45— pro-renvoi, 46----- putusan sesuai dengan

hakim asing, 54 ----- foreign court doctrine un­

tuk Djerman, 75----- „Mittelkurs”, 81----- komplexe Rechtssysteme,

117—_ — batjaan kwalifikasi, 119

Kegel-Soergel,lihat Soergel-Kegel.

kemampuan untuk menikah, 40 keseragaman, 130

167

Page 170: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

ketidak-pastian hukum, 28 kewarganegaraan

— atau domicilie, 5, 11, 36, 45 prinsip —, 69

Kirche, 34Kleinstädter, die Deutschen —, 24

74Kling, orang —, 103 Kollewijn, R. D.

Tjatatan — dibawah RvJ Dja- karta, 20-4-1934, 9 idem, dibawah RvJ Djakarta, 18-7-1934, 8

—, dibawah Hgh 1938, T. 148,109

Kollisionsnormen, 7, 33, 83 Kollisionsnorm-Verweisung, 108 kollisionsrecht, 140 Kombinationen, 22 kompeten, 98 kompromis, 97 konflik

— sistim- hukum, 16 konflik kwalifikasi, 129 König, 34 konsekwen, 118 konsesi, 33, 34 kontinental, 4 9 , 5 5

kontrak, 142Korezki

— pro renvoi, 19, 82, 83 Kosters, J.

tentang batjaan renvoi, 5

------istilah2 renvoi, 8

tjontoh2 — renvoi, 1 0 , 1 1

penolakan renvoi oleh 14, 4 7

— anti renvoi, 19------penerimaan renvoi oleh

jurisprudensi, 20

------circulus vitiosus, 2 1

— — penundjukan kepada hu­kum materiil intem, 27

168

------penundjukan kepada hu­kum asing dalam keselu- ruhannja, 33

— — konsesi kepada hukumasing, 33

------kemungkinan eksekusi, 35------batjaan Kwantixasi, lid— pro kwalifikasi lex fori, 135

kontak- hukum, 1 2 1

Kotia v. Nahas, 65 Kotzebue, operette —, 24, 74 Krakau, 92 Kiylow, S.B., 82 Kuhn, A.K.

— tentang tjontoh Raape me­ngenai Weiter verweisung,. 12

------perkara Forgo, 17, 18------perkara Annesley, 58------perkara Askew, 67------perkara Tallmadge, 77------perkara Schneider’s Esta­

te, 80— — persetudjuan Den Haag,.

1902, 97.kwalifikasi

— ordre public, 27— istilah domicilie, 97— dart renvoi, 119 dst. tiga matjam —, 132— otonoom, 140 dst.— primer dan sekunder, 151

dst.

L

Labbe, 43 Laine

ketjaman — terhadap renvoi, 16, 19— menolak renvoi, 43

Lapradelle dan Niboyet— tentang batjaan renvoi, 5

Las Chanclienas, 63

Page 171: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

laterite Geset'zeskonfiikten, 120,130 Laurent, 48 Lederman, YV.R.

— — batjaan kwalifikasi, 119 arti kwalifikasi, 12 0 dst— — perkara Annesley dan

kwalifikasi, 136 ------kwalifikasi primer dan se­

kunder, 151 dst.Leflar, R.A.

— tentang batjaan renvoi, 5 alasan ketidak-pastian hu­

kum, 28— — harmoni keputusan2, 36 HPI Arkansas, 71— pendirian tengah, 81— — batjaan kwalifikasi, 119

legal categories, 142legal significance, 1 2 1

legal terms, 1 2 1 legitieme portie, 40, 57 legitimacy, 40 legi tim acv Act, 68

lecitima portio. 59. 78 legitimatio per subsequens matri-

moniam, 1 1 , 6 8

Lemaire, W.L.G.— tentang batjaan renvoi, 5— — tjontoh2 penundjukan

kembali, 9 dst.------ renvoi sebadai ..het be-

liicht geworden leerstuk”, 15

— — alasan bahwa sang hakimlebih mengenal hukum intem-nja sendiri. 30

— — lebih sukamfa IIPI darihukiim intern, 32

■------penundjukan kepada hu­kum asing dalam keselu- nihannia, 33

— — harmoni antara prinsipnasionalitet dan domicilie.36

------perbedaan paham pro dan. anti-renvoi jang tetap ada,

38------approach setjara hukum

positip, 39------pendirian Lerebours —

Pigeonniere, 44------renvoi di Nederland, 47------désistement, 72------renvoi di Indonesia, 99

dst.------jurisprudensi renvoi Indo­

nesia, 103 dst.------rechtsverfijning pada ren­

voi, 114Lerebours Pigeonière-Loussouam,

— tentang batjaan renvoi, 5 renvoi dan HPI jang

supranasional, 16 ------perkara Forgo, 17— pro renvoi, 19, 44, 80------keberatan „cercle

vicieux”, 23------penerimaan cadeaux dari

'hukum asing, 33------harmoni kepuhisan2, 36------jurisprudensi Perantjis <

mengenai renvoi, 43------teori renvoi, 47------désistement, 72— keberatan terhadap usul Pa-

genstecher, 73 ------batjaan kwalifikasi, 119— pro kwalifikasi lex fori, 135

Letlandia, 39letters de change, 98 Lewald, H.

— tentang batjaan renvoi, 5— tentang perkara Forgo, 18— anti-renvoi, 46— tentang tak dapat diterima

, atau ditolaknja renvoi intoto, 73

Page 172: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

— pro kwalifikasi lex fori, 135 Lewitin

— anti renvoi, 19, 83 dst.lex causae, 26, 128, 132, 134, 137,

140, 141, 149, 154 lex domicilii, 6

lex fori, 25, 31, 62, 129, 132, 134,136, 141, 144, 149, 154 lex loci actus, 130, 133 lex loci celebrationis, 4 5

lex loci contractus, 4 5

lex loci delicti commissi, 150 lex loci executionis, 133 lex patriae, 6

lex rei sitae, 40 lex situs, 37, 64, 65

Leyden, 81 Lieblingsthema, 19 Lie Boen Tjhin, 107 Liechtenstein

— renvoi di —, 49 local law, 6

locus contractus, 124 locus delicti, 125 locus regit actum, 123 logical cabinet o£ mirrors, 2 1 logique, 41 logis, 77logische Notwendigkeit, 150 Lorenzen

— antirenvoi, 19— tentang perkara Schneider’s Estate, 80— pro kwalifikasi lex fori, 135

Louis-Lucas, P.— tentang batjaan renvoi, 5

— — balans pro dan kontrarenvoi, 20

— — edjekan terhadap renvoi,21— — penjerahan kedaulatan le-

gislatip, 27__ - pemakaian kaidah2 HPI-

asing, 28

— — pemakaian hukum internsendiri, 31 '

— — hubungan renvoi dan or­dre publique, 31

— — penundjukan kepada hu­kum asing dalam keselu- ruhannja, 33

— — kemungkinan eksekusi, 35 keseragaman keputusan2,

36, 37------bidang renvoi, 40------renvoi di Spanjol, Portu­

gal, 43— daftar penulis2 Perantjis, 43— perbedaan pendapat dengan

Lerebours-Pigeonnière, 44— doktrine renvoi di Djerman,

45— tentang renvoi di Swiss, 46------renvoi di Swedia, 48------renvoi di Junani, 49------renvoi di Djepang, 50------désistement, 72------jurisprudensi Hongaria, 88

------hukum positip Polandia,91

------Persetudiuan Den Haag,1902, 97'

------renvoi di Roumania, 93loyal, 83 Lunz, L.A.

— tentang batjaan renvoi, 5— — istilah2 renvoi, S— — lebih banjaknja batjaan2

daripada pentingnja ren­voi, 17

------perkara Forgo, 19— pro renvoi, 19, 82------internationales Pingpong,

21------alasan logica, 22, 39— — zweckmassigkeitser-

wiigungen mengenai renvoi, 25, 31

170

Page 173: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

— — alasan „royalistischer alscler Konig”, 34, 89

— — harmony of décisions, 73— — renvoi tidak subur di

U.S.A., 81— — karja Pereterski, 83— — ketjaman atas Lewetin, 85— — kerdjasama harmonis, 86

pendjelasan Bijstricky, 91— — Perdjandjian Den Haag,

95— — tjontoh2 kwalifikasi, 123

dst.— — Zweckmassigkeitser-

wagungen mengenai kwalifikasi, 136

— — kwalifikasi otonom,, 142 l’usufruit, usufruit, vruchtgebruik,

127Luxembourg, 48 Luxmoore, 59, 60, 61 Lyon Caën, 43

M

Madrid, 14, 6 6

Mahkamah Agung, 38, 10 2

Mahkamah Tertinggi, 1 1 1 Makarov, A.N.

— tentang batjaan renvoi, 5— teks C.C. Argentina, 10— teks Avantprojet C.C. Por­

tugais, 43— teks C.C. Italia, 44— teks EGBGB, 44— teks NAG, 46— teks U.U. Swedia, 48— teks C.C. Junani, 49 teks U.Û. Tiongkok, 50— teks U.U. Djepang, 50— teks U.U. Thailand, 51— teks U.U. Palestina, 51— teks U.U. Suria, 52

— teks U.U. Sovjet tentang tjek, 87

— teks U.U. Sovjet tentang wesel, 87

— teks U.U. Perwakilan Sovjet di Perantjis, 87 -

— teks Projet Szaszy, 88— teks U.U. Tjekoslowakia,

91, 92— teks U.U. Polandia, 91, 92— teks U.U. Finlandia, 93— teks U.U. Letlandia, 93— teks konsep C.C. Roumania,

94— teks Persetudjuan Den Haag

1955, 94— teks Konvensi Den Haag

1902, 97— teks Konvensi Djenewa

1930, 1931, 98— teks Codigo Bustamente, 136

Malaya, 107Maltese case, 127 Mancini, 44 marital status, 40 Marjori banks, 67 marriage settlement, 67 materele huwelijksvereisten, 123 mathematischer Variationen, 22 matrimonial domicile, 139 matrimonial property law, 127 Maud, Lilian, 63 Maugham, J.

pertimbangan — vdalam in reAskew, 16utjapan — dalam in re Askew,22, 24, 58, 62, 69, 73

Maurv,✓ 7— pro renvoi, 44— tentang penolakan atau pe- *

nerimaan renvoi in toto, 73------kwalifikasi lex causae, 140

Mehren, AT. von,— tentang batjaan renvoi, 5

(\

171

Page 174: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

— renvoi sebagai Trojan horse, 76

— usul chusus mengenai ren­voi, 81

------hubungan renvoi dankwaliïikasi, 119

Meili, 47 Melchior, 46, 135

— pro renvoi, 19 Menteri, Kehakiman, 102 merry-go-round, a —, 2 1

mesin, 125Mesir

— renvoi di —, 51 N?Suria kutipan dari —, 52

lcvvalifikasi dalam C.C. —, 136 metodos, 42, 88, 148 Meijer, K dan Borum, O.A.

lihat Borum O.À. dan Meyer, K.

Meijers, E.M.— tentang batjaan renvoi, 5------sebab timbulnja renvoi, 6

------Gesamtverweisung, 7tjontoh. — tentang penundjukan kembali, 9------tj'ontoh Raape m en gênai

Weiterverweisung, 12

— — mengapa renvoi demikian menarik perhatian, 15, 16

------sebab tak terasanfa per­soalan renvoi pada awal perkembangan HPI, 16

----- perkara Forgo, 17— anti renvoi, 19------Spiegel kabinet, 2.1

----- IPR in de hveede macht27

------alasan2 „logique, juri­dique et pratique”, 41

— menolak renvoi, 4 7

Rechtsgeleerde opstellen —, 48 U.U. Thailand, 51

------hukum domicile dan hu­kum nasional berkenaan dengan renvoi

------(x -f- 1 ) nialige verwij-zing, 54

— — soal renvoi pada Persetu-djuan Benelux, 96

------pendjelasan Konvensi Be­nelux, 97

------renvoi di Indonesia, 99dst.

Middlesex, 111 modus vivendi, 36 Monaco, 98 monographic 15 moral gesture, 27 Moms, J.H.C.

— tentang perkara Udny v. Udny, 1 1 , 16

— anti renvoi, 7 9

— — perkara in re Askew, 24------ketidak pastian hukum, 29------lebih banjaknja kesukaran

dari keuntungan peneri­maan renvoi, 29

------partial renvoi, 53------foreign Court doctrine,

55, 75------ketjaman perkara Ross, 62------perkara Askew, 67 dst.— expert- jang bertentangan, 71 tentang penerimaan ren­

voi oleh jurisprudensi Inggris, 72

Morris-Dicev✓liliat Dicey-Morris

Moskouperkawinan naman-saudara se­nimu Swiss di —, 12 dst.

movable pronertv. 64 movables, 125, 144 Mulder. A.C.T.

— ten tang- batiaan renvoi, 5 istilah2 renvoi, 8

Page 175: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

— anti renvoi, 19, 47 vicieuze cirkel, 2 1

— pro kwalifikasi lex fori, 135 municipal law, 6 , 57mystery, 75

N

Naivité, 71 nasional

— atau supranasional, 16 nasionalitet

lihat kewarganegaraan Nasrani, 105, 106 dst. nationalistisch, eng —, 84 nationalises positivistis, 149 Natur, 40natuurlijke bloedverwanten, 18 Nauta, H.A., 101 dst.Nederlands, onderdaan, 104 nègres, combat de —, 134 Neuhaus, P.H.

— tentang batjaan renvoi, 5 istilah2 renvoi, 8— — perkara Duke of Welling­

ton, 63------ tjontoh2 renvoi, 75------ Restatement, 76— tidak menjetudjui usul

Pagenstecher, 81— — batiaan kwalifikasi, 119

Neumeyer, 135New York, 10, 77, 78 Niboyet dan Lapradelle

— tentang batjaan renvoi 5 Niboyet,

— pro renvoi, 44, 80— perbedaan pendapat dengan

Lerebours-Pigeonnière, 44— tentang batjaan kwalifikasi,

119------ argument batjaan

nécessité, 133— pro kwalifikasi lex fori, 133

Niçois, Celestine do —, 138 dst. Niçois, D.N. de —, 138 dst.Niçois, de — v. Curlier, 138 dst Niederer, W.

— tentang batjaan renvoi, 5 pendirian Falconbridge

mengenai perkara in re O’Keefe, 7

----- perbedaan Sachnormver-dan Gesamtverweisung, 7

istilah — untuk renvoi, 8

----- istilah „Kreiselver-weisung”, 8

------tjontoh Raape mengenaiWeiterverweisung, 12

----- renvoi dan HPI jang su­pranasional, 16

— pro renvoi, 19, 20, 47, 80— — ketjondongan jurispru-

densi untuk menerima renvoi, 20

----- badminton, tennis inter­nasional, 21

------mempersilahkan „djalan-lebih-dahulu”, 23

------aliran positivisme mo­dem, 25

------pemakaian hukum internsendiri, 31

------conflits négatifs et con­flits positifs, 35

------luasnja bidang renvoi,40, 41

------diterimanja renvoi olehjurisprudensi, 42

------renvoi di Spanjol, Portu­gal, 43

------pembahasan pasal 28NAG, 46

— Icntang jurisprudensi renvoi Inggris, 53

------foreign Court theory, 73------perkembangan renvoi di

U.S.A., 81

173

Page 176: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

----- komplexe Rechtssysteme,117

------batjaarT kwalifikasi, 119— — tjontoh- kwalifikasi, 123— — persamaan bunji istilah,

' 130----- tidak adanja PIPI interna­

sional, 133------kwalifikasi lex fori, 134----- jurisprudensi otonom, 140

dst.— — kesukaran praktis kwalifi­

kasi2 lex fori dan otonom, 148

— — kwalifikasi primer dan se­kunder, 151, dst.

noble attitude, 75 Norwegia, 98 Nova, R. de

— tentang batjaan renvoi, 5

Nussbaum, A.— tentang batjaan renvoi, 5

— — banjaknja karangan2 me­ngenai renvoi, 15

------pertentangan terhadaprenvoi pada awalnja, 16

----- tak demikian pentingnjapersoalan renvoi, 17

------penulis2 jang pro dan antirenvoi, 19

— pro renvoi, 19, 46— — jurisprudensi penerimaan

renvoi, 20

------bidang renvoi, 40----- renvoi di Italia, 44----- keberatan foreign Court

doctrine. 75— — jurisprudensi renvoi

U.S.A., 76------renvoi di U.S.A., 79

renvoi di Indonesia, 103 batjaan kwalifikasi, 119

------renvoi dan kwalifikasi120

174

— — kwalifikasi lex causae, 134— pro kwalifikasi lex fori, 135

O

offer, offerte, 124 Offerhaus, 48, 99 O’Keefe, Mrs Mary Alice —, 62 Oostersche Vreemdeling Kling-

alees, 103 operette, 74ordre public, ordre publique

kwalifikasi —, 27 renvoi sedjalan dengan —, 31 otonom, 140 dst. 154 overpolite, 24

PPadang, 111 Pagenstecher, M

— tentang batjaan renvoi, 5 schema — tentang penim- djukan-lebih-djauh, 8

— pro renvoi, 45— tentang negative juris­

dictional Conflict, 74usul chusus mengenai renvoi dari —, 81

palit, 104 paman, 1 2

paradox, 26 party-autonomie, 40 Patino v. Patino, 14, 43 pelajaran, 91 pelembutan hukum, 39 pelopor2 kwalifikasi, 131 pembuat undang2, 8 6 , 90 pemberian kuasa, 1 2 1

Penang, 107 pengatjara, 108 pengesahan anak, 1 1 , 6 8

penundjukan kembali, 6 , 8 , 9, 22, 32, 36, 41, 42, 45, 47, 49, 51, 86

r

Page 177: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

penundj'ukaï« iebih ajauo, istilan- —, 5 tj union- —, 1 2 ctst.— uau Diciang renvoi, 4i— ai ujeriiiiui, -io— en ijuvjet oo— ke huKirni intern sendiri, H'/

peraunaii inicin<u>iuiicu, **j. r e i c t K , j l x u

reitinijis,iàUiaii — uîltuis. pcnunujaKaii kembali, 8

tjontoh tentang Weiterver- weisung .ke negara —. 14 Forgo bertempat tinggal di — 17 dst. bank2 —, 18penulis- pro dan anti renvoi - di - , 19'pembela2 renvoi di —, 33 warganegara — meninggalkan benda2 tak bergerak di Italia,37renvoi dalam hukum positip —, 43 dst.penulis2 — modem, 44 h alam Inggris dan hukum —,55hukum intem —, 57, 58 hukum — atau hukum New York, 77 wilafah —, 87orang — menikah disini, 10 2

communauté légale cli —, 126 Aldjazair djadjahan —, 127— sardjana2 Perantjis mengenai

kwalifikasi; 137 kwalifikasi menurut hukum —, 139

perbandingan hukum, 42, 80 perbuatan melanggar hukum, 150 perdiandiian dagang internasio­

nal,' 87

perdjandjian internasional, 41, 94 üst.

perdjandjian kawin, 132 Pereterski

— pro renvoi, 19, 82 perkawinan

persoalan anak karena — me- njusul, 1 1 , 12

— paman saudara sepupu Swiss di Moskou, 12

batas umur untuk —, 14— termasuk bidang renvoi, 40— di Djerman, 40— di Swedia, 48— orang2 asing di Indonesia,

101— orang Armenia-Nasrani, 105— kembali sebelum 300 hari,

111.permanent home, 69 Permutationen, 22 perpetuum mobile, 2 1

persetudiuan orang tua, 109, 123 Persia, 105personal representative, 108 persönliche Recht, 33 personpp morale, 152 persoonlijk, 142 personal, 144 personil, status —,

lihat status personil nertieraian

larangan — di Snam'ol. 14 pertjeraian dalam Restatement.76

perundang-’an renvoi dalam —. 42 dst,

petitio princinii, 134 Petitpierre, 47 pewarisan

— diatur oleh hukum nasional sipewaris, 9, 10, 140

175

Page 178: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

------oleh hukum tempat ting­gal sipewaris, 10

— daiam perkara Forgo, 17, 18— perkara in re Annesiey, 57— Denda- bergerak, 60— perkara Duke of Wellington,

62 dst.— perkara Tallin adge, 78— atau harta benda perka­

winan, 126— dalam HPI Inggris, 138

Philip, A., 9Philonenko, 48 pilihan hukum, 40 Pillet

— anti renvoi, 16, 19, 43 Plastura, Georges, 93 plurilegislative, 117 Pc-ggio Gherardi, 59 Polandia

penulis2 pro renvoi di —, 19 renvoi di —, 91 dst.

politik hukum, 31 Portugal, 43positief rechtelijk, 3 9 , 42 positip, hukum —,

lihat: hukum positip positivisme modem, 25 Poullet

— pro renvoi, 19, 48, 80— pro kwalifikasi lex fori, 135

Praag, L. van —. 99praktis, 29, 31, 116, 117, 136, 142prat;que, 41preferensi, 26Presiden, 18pribadi. 58, 71prima facie, 65primnry classification, 135 dst

151 dst.Privy Council, 64 procedure, procedural law, 1 2 2

Procureur Generaal, 101

Professor, zerstreuter, 23, 24 propositus, 65 Przybylowsky

— pro renvoi, 19— tentang Zweckmässigkeits­

erwägungen, 92

QQualificatie, 12 0

qualificatie in de eerste graad,150 dst.

qualification, 119 Qualifikation ersten Grades,

151 dst.Qualifikationskonflikt, 129 Qualifikation zweiten Grades,

secundaire qualificatie,. qualificatie in de tweede

graad, 151 dst. quibble, 70

RRaape, L.

— tentang batjaan renvoi, 5 Saclinormen, 7------istilah „renvoi au premier

degre”, 8 . •----------„Rückverweisung”, 8

------tjontoh weiterverweisung,12, 13

------banjaknja batjaan menge-nai renvoi, 15

— pro renvoi, 19, 46, 80 berlakunja kemauan sen­

diri, 24, 28, 8 6 , 89'------keharusan menerima ren­

voi, 25------bidang renvoi, 40karangan De Nova dalam Fest­schrift untuk —, 62 ------batjaan lavalifikasi, 119— — JFt’lah2 kwalifikasi, 12 0

— pro kwalifikasi lex fori, 135 Rabel, E

— tentang istilah2 renvoi, 8

Page 179: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

— — renvoi sebagai „the mostfamous dispute in con­flicts law”, 15

— pro renvoi, 19, 20, 46 ketjondongan jurispruden-

si untuk menerima ren­voi, 20

------vicious circle, 2 1_ — mempersilahkan „djalan-

lebih-dahulu”, 23— — alasan souvereiniteit, 26 utjapan Counsellor Denis,

34------uniformitet keputusan2,

35— — modus vivendi, 36------kesulitan mentjapai har­

moni, 37------ jurisprudensi renvoi di

Italia, 44 __ __ renvoi sebagai methodos

terbaik, 62— — pudjian jurisprudensi Ing­

gris, 73— — policy of forbearance, 74— disitir dalam perkara

Schneiders Estate, 79— — tidak suburnja renvoi di

U.S.A., 81------ perdjandjian internasional,

94------ batjaan kwalifikasi, 119— anti kwalifikasi menurut lex

fori, 131, 133— — kwalifikasi lex causae, 140 kwalifikasi otonoom, 142

dst.real, 144real statut, 40, 118 rechtskeuze, 40 rechtspersoon, 152 rechtsverfijning, 399, 113 Rechtsvergleichung, 143 Reczei, L.,

— tentang batjaan renvoi, 5— pro renvoi, 19, 82, 88— tentang „doelmatigheid”, 88

internationalen Realität,89

------batjaan kwalifikasi, 119reference back, 8, 57regime des biens matrimonial, 128règles générales, 1 2 1

Remission, 8

remittal, 8

remitting, 8

Renault, 43renvoi, 6 , 8, 12, 15, 16, 17, 18,

19, 20, 22, 23, 25, 26, 28, 30,31, 32, 34, 35, 36, 38, 40, 41,42, 43, 44, 45, 47, 48, 50, 51,52, 53, 54, 56, 62, 67, 72, 76,78, 81, 85, 88, 90, 91, 92, 98,99, 102, 103.

renvoi au premier degré, 8, 49, 51 renvoi au second degré, S, 49 renvoi, continental —, 53, 54

renvoi, double —, 53, 74 ' Renvoi ersten Grades, 8

renvoi, imperfect, receptive —, 53 renvoi in a more refined form, 53 renvoi, partial or single —, 8, 35,

53, 54renvoi, perfect — theory, 53, 54 renvoi, single —, 75 renvoi, true, integral, 54 Renvoi zweiten Grades, 8

Restatement, renvoi dalam —, 75 restrictions, 70

N Rhys, Lady Anne, 63 rinvio indrieto, 8 .Robertson, A.H., 119, 135, 151 roerende en onroerende goederen,

125 Roguin, 47 roi,

plus rovaliste que le —. 33. 83 Rolin, Alexander Gordon. 59

HPI 2 /II — Vel 12

177

Page 180: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

Ross, Henry James, 59 Ross, Janet Anne, 59 Ross v. YVaterfield, 59, 65 Rost," Dr., 68

Roumania, 93 Rückvenveisung, 8 ,45, 84 Rassel, J.

— dalam perkara in re Annes-., ley, 18, 57, 71, 77

Webb and Brown tentang —, 59 Russia

liliat djuga: USSR perkawinan paman saudara se­pupu; Swiss di —, 12, 24

Ryan, Mr, 61S

Saclmonn Verweisung, 7, 19, 22, 23, 26, 31, 37, 38, 39, 43, 49, 51, 55, 56, 61, 71, 100, 107

Sachnormen, 7, 30, 33 Salomon, 119 Savigny, Von —, 133 Scheltema, 4S schema, 54 Schmitthoff, C.M.

— tentang batjaan renvoi, 5 perkara Forgo, 18----- penerimaan renvoi, 20, 72, *

80----- perkara Annesley, 58------perkara Ross, 59------perkara Duke of Welling­

ton, 63— — perkara Askew, 67 dst.----- Draft Convention, 94----- Perdjandjian Den Haag

1955, 94 dst.----- batjaan kwalifikasi, 119

Schneider’s Estate, 76, 78 Schnitzer, A

— tentang batjaan renvoi, 5— — banjaknja perhatian untuk

renvoi, 15

178

— pro renvoi, 19, 47, 80------alasan- logica mengenai

renvoi, 22, 39------„Angebot des Vortritts”,

23, 33t----- operelte ICotzebeu, 24------kehendak sendiri sebagai

jang menentukan, 25, 28— tjontoh- jurisprudensi, 43— jurisprudensi Weiterver-

weisung di Djcnnan, 45— — renvoi di Djepang, 50---- - keda'ulatan setiap tataliu-

kum, 86

— — batjaan kwalifikasi, 119 kwalifikasi menurut lex

causae, 133 dst.— pro kwalifikasi lex fori, 135,

153— jurisprudensi kwalifikasi, 136 kwalifikasi primer dan

sekunder, 151 dst. Scholten 39, 48, 9 9

Schiilmeisterei, 25 schweres Unrecht, 13 secondary classification, 135, dst.

151 dst. secondary rule, 97 selective, 26, 38 selfeffacement, 27, 28 SemarangSena Kena Sulthan Mari can, 103 shuttlecock, a game of legal

battledore and —, 2 1

Siesby, Erik —, 75 sitaan marital, 105 Soergel-Kegel

— tentang batjaan renvoi, 5 istilah „Kollisionsnormver-

weisung”, 7 sosialis, 81 Soto de Roma, 63 Soulic, 58 sovereignty,

- 4

Page 181: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

Spanisli law, 64surrender of legislative —, 25, 2C

Spanjolpertjeraian menurut hukum —, 1 1

renvoi di —, 43 tanah di —, 63 testamen —, 63 ~courts —, 66

Spiegelkabinet, 21 spiritin'1, 106 stabil, 28 ,status personil, personal status

prinsip kewarganegaraan atau domicilie untuk —, 6— warganegara Argentina di

Indonesia, 10— termasuk bidang renvoi, -40— menurut TIPI Israel, 51— orang Kling di Indonesia, 101

Statute of limitations, 122 Stauffer, 47Straits Settlement, 107 Stralendorf, Nj. EA. van, 105 Stumberg

— tentang „foreign Court theory”, 55

------perkara Duke of Welling­ton, 63 dst. )

— — jnrisprudensi renvoiU.S.A., 76

— — perkara Tallmadge, 77— — perkara Schneider’s

Estate, 78, 79 subsidiair, kaidah- —, 97 substantive, substance, substantial

law, 1 2 2

subsumption of facts, 121, 133 succession upon death, 138 summa in iura, 13 supranasional, 16 Suri a

’•envoi di —, 52 Suyling, 39 Swedia,

renvoi di —, 48, 49 Swiss,

perkawinan paman-saudara se­pupu Swiss di Moskou, 12, 24 penulis2 pro renvoi di —, 19 renvoi di — 46 dst. warisan orang2 Swiss diluar negeri, 47liukum intern atau HPI —,78 hukum — dalam perkara Schneider, 79kwalifikasi locus contractus di - , 124

Szaszy, 88

TTallmadge, 76 Tandjong Pjriok, 113 tata tertib, 16Tatbestand, 133 ------telex, 124 tendenz, 1 1 1

tennis internasional, 2 1

terminologi, 130 territorialen 33territorial unit, 6S terugverwijzing, 8 terugwijzing, 8

testamenlihat „wasiat, surat”

textbook, 1 2

Thailandrenvoi di —, 50

theoritici, 20

these, 41Thio Tjan Long, 107 Thong Siew Mee, 107 Tiongkok

renvoi di —, 50HPI — berprinsip nasionalitet,102

tipu muslihat, 41 titik taut sekunder, 109 Tjatafltrf Sipil, 1 0 1

179

Page 182: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

tjek, 87, 91ijekoslowakia

renvoi di —, 89 penulis2 pro renvoi di —, 19

tort, 150 transmission, 8

Trias de Bes, 43, 80 Trojan horse, 76 tunnel, 134 tweede macht, 27

U

überstaatlich, 148 Udina, 135 uitgebaianceerd, 28 unifikasi, 154 uniform, 7uniformity of decisions, 35 Universalgenie, 143 universil, 142 unlawful act, 150 unpredictable, 29 U.S.A.

istilah — untuk renvoi, 8 warganegara Indonesia, 8

usia seseorang menurut HPI- USA, 14penulis2 anti dan pro renvoi, 19 tjontoh2 jurisprudensi —, 40, 76 dst.renvoi di —, 53 dst., 75 dst. sebabnja renvoi tidak berkem­bang di —. 81— negara kapitalistis jang

aggresip, 85— kwalifikasi domicilie, 126

usque ad infinitum, 20

USSRpenulis2 pro dan anti renvoi, 19 renvoi di — 82 dst. perwakilan dagang —, 87

Utopia, 69 dst.

Vakum, 89 Valery,

— anti renvoi, 19, 43 Vails. Mr., 66

Vareilles-Sommières, 43 verderverwijzing, 8

verfaring, Verjährung, 1 2 2

verwijzing, (x -¡- 1 ) malige —, 54 vicieuze cirkel, 2 1 , 2 2

vicious circle, 21, 138 Vos, de —, 48, 135

Wwarisan, 18, 52wasiat, surat —, 10, 18, 55, 59, 63,

78, 124Waterfield, Caroline Lucy Isabel,

59Webb, P.R. and Brown, D.J.L.

renvoi, 17 ------tidak begitu pentingnja— tentang batjaan renvoi, 5— pro renvoi, 19, 72— — istilah2 renvoi, 53------pendapat Russel, J., 59------jurisprudensi renvoi, 61------perkara Duke of Willing-

ton, 63 dst.Weiss, André,

pro renvoi, 19, 43— tentang „frommer als die

Kirche”, 34, 89— pro kwalifikasi lex fori, 135

Weiterverweisungistilah —, 8

tjontoh2 —, 1 2

tjontoh — dalam jurisprudensi Perantjis, 15— di Perantjis, 43— di Djerman, 45

Wellesly, Lord George, 63 welwillendheid, daad van —, 34 Wengels, 67

V

Page 183: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

Wengler, W., 119 Wertheiin, W.F.

— tentang renvoi, 5— — renvoi di Indonesia, 99

dst.— adpis dalam T. 151, 111, 113 pendapat — tentang renvoi,113 dst.

wesel, 87, 91 Westlake, 72 Winthrop, 77, 79 Wirjono Prodjodikoro

— tentang renvoi, 5, 99 dst.— — „rasa keadilan”, 37, 38— — tendens jurisprudensi In­

donesia mengenai renvoi, pendirian — tentang renvoi,114 dst.

wi ria i n erss tatut, 137 Wolff, M.

— tentans batjaan renvoi, 5— — istilah2 renvoi, 8

tjontoh — renvoi, 10

tjontoh2 — penundjukan-lebih- djauh, 14— penerimaan renvoi oleh

praktek hukum negara2

terbanjak, 17— — Forgo case, 18------ onerette Kotzebue, 24, 74— — djalannja proses peneri­

maan renvoi, 28— — hukum bukan mathema-

tica, 29— — tidak begitu beratnja un­

tuk mempeladjari HPI- asine, 30

— — „?esund”-nja pemakaianhukum intern sendiri, 31

— — renvoi „to protect the lazyfudge” 32

— — penundjukan kepada hu-w

kum asing dalam keselu- ruhannja, 33

------harmoni keputusan2, 36------luas bidang renvoi, 40------perdjandjian internasional

dan renvoi, 41— penulis2 Djerman jang pro

renvoi, 46— renvoi di Swiss, 47— keputusan2 Inggris tentang

renvoi, 53------perkara Collier v. Rivaz,

54------perkara in re Annesley, 57

---------- perkara2 renvoi di Ing­gris, 61

— menerima renvoi, 72, 80 Wolff

— tentang endless circle, 75 „gesund”-nja pemakaian

hukiun sendiri, 116------batjaan kwalifikasi, 119------tjontoh2 kwalifikasi, 123

dst.------kwalifikasi menurut lex

causae, 128 dst., 137 dst.------perkara Anton v. Bartolo,

139Wynn-Parry, J., 43, 64 dst.

Y— tentang batjaan renvoi dalam

karja jang dipersembahkan kepadanja, 5. 81

Zzakelijk, 142 Zitelman, 135Zweckmässigke'tsenvä?ungen, 136 Zweckmässigkeitsgründen, 84 Zweigert

— tentang perkara Schneider’s Estate, 78

181

Page 184: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

DAFTAR KEPUTIISAN'KEPUTUSAN

Jang dibitjaraka»n afau disebui

A. Annesley, in re —, Davidson v. Anneslev (1926), 18, 2 2 , 24. 35, 57 a s t ,97,

Anton v. Bartolo, Mahkamah Bandingan Aldjaxair (1891), 18 Cl un et117, 126 dst., 139 dst.

Askew, in re —, Marjoribanks v. Askew, Chancery Division (1930),2 Ch. 259, 7, 1 1 , 16, 22, 24, 35, 58, 62, 65, 67 dst.

B. Bianchi, in the goods of - , 61.Bremer v. Freeman 10 Moore P.C. (Privy Conci.1), 306, 61.

C. Casdagli v. Casdagli (1918), P. (Law Reports, Probate, Divorce andAdmiralty), 61 dst.

Collier v. Rivaz Prerogative Court of Canterbury (1841), 163 E.R. 608.o3, 54, 61, 65.

D. De Niçois v. Curlier (1900), A.C. 21, 138 dst.Duke of Wellington, in re —, Glentanar v. Wellington, Chancery

Division (1947), 2 All E.R. 854, 7, 35, 62 dst., 79.F. Forgo Case, the Maltese Case, Cour de Cassation (1878),

CW. 24-6-1878, Sirey (1878), 1. 429, 17 dst., 43.Frère v. Frère (1847),

5 Notes of Cases (Notes of Cases, Ecclesiastical and Maritime) 593 53, 61.

G. Gray v. Gray (1934),87 N.H., New Hampshire — 82, Supreme Court New Hampshire 76 *

H. Hamilton v. Dallas (1875),L.R. 1 Ch. D. (Law Reports, 1 Chancery Division) 257 61 r ■

Holmes v. Henger (1903),85 N.Y. Supp. 35 79

). Johnson, in re —, Roberts v. Attorney General72 L.J.Ch. (Law Journal Reports, New Series, Chancery), 682

K. Kotia Jaber Elias — v. Katz Bint jiryes Nahas (1941) A.C.(Law Reports Appeal Cases), 403 65, 79

L. Lacioix, the goods of — (1877) 2 P.D. (Law Reports, Probate Division), 94

-"53,"61

182

Page 185: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

M. Maltass v.Maltass^cc. (Robertsons Ecclesiastical Report), 61 -Mason v. R if

p * . .Ir°uit Court of Appeals of the U.S. Second Circuit, on Appeal °ni the District Court for the Southern District Court of New

o* "■ (1949), 176 Feci. 2nd. (Federal Reporter, Second Series), 486.

O Keefe, jn re —, Poingdestre v. Sherman, (1940) Ch. 24 7, 35, 70

P. Patino v. Patin0j ribunal Civil de la Seine (1950), Clunet (1952), 175

14 dst., 43R. Riviere, Cour de Cassation, 17-4-1953, RCDIP (1953,452

oss, in ie —, Ross v. Waterfield, Chancery Division (1930), 3777> 22, 35, 59, dst., 65

Schneider s Estate, in re - (1950), 96 N.Y.' Supp. (2nd) 652 76, 78 dst., 80

T. Tallmadge, in re - N.Y. State Reporter, Vol. 215,76’ 7 7 clst-, SO

Tmffort, in re - , Trafford v. Blanc, 57 L.l.Ch. 135 61 J

U. Udny v. Udny (1869), L.R. 1 II.L. (Sc) (Law Reports Scotch and Divorce Appeal Cases) 441U, 16, 68

University of Chicago v. Dafer (1936) Supreme Court of Michigan,27 i Midi. Michigan 658 76

Scheiclsgerecht Graphische Vakken, 27-8-1925, A.R. 189 Kantongerecht Wageningen, 12-10-1910, W. 257 Hof Gelderland, 6-5-1856, W. 1765.Rcchtbank Utrecht, 4-4-1928, W. 11895 Hof den Haag, 6-2-1931, N.J. .1931, 747 RvJ. Medan, 4-12-1925, T. 124/242 103 dst.Presiden RvJ. Semarang, 17-2-1928, T. 127/350 105.RvJ. Djakarta, 20-4-1934, T. 139/855 9.RvJ. Djakarta (Eerste Kamer), 18-7-1934, T. 140/481 107.HgH, 29-10-1936 ; RvJ. Medan, 17-7-1936, T. 144/455 109.RvJ. Medan, 31-3-1959, T. 150/526 9 9 .RvJ. Padang, 26-10-1939, T. 151/63 99, 111 dst.

> < > <

183

Page 186: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

D A F TA R P E R IIN D A N G -U N D A N G A N

1 . ArgentinaC.C.pasal 6 —, 10

pasal 7 —, 10 pasal 128 —, 10

2. AusiriaEntwurf eines Gesetzes über Internationales Privatrecht (par. 53 —, 92 . iOrdonnance du 25 October 1941 concernant 1 application ecomplément de la loi sur le mariage ainsi que luni icationdroit international de famille.par. 15 —, 92U.U. - 1-5-1945, 92

3.. BénéluxPersetudjuan 11-5-1951, pasal 1 —, 96 pasal 15 —, 96

4 . Code Rohaapasal 17 - , 127, 128

5 . Den HaagKonvensi — tentang Perselisihan Hukum berkenaan deng kawinan, 12-6-19692. pasal 1 —Konvensi — tentang harta benda perkawinan, 17-7-1905,N.S. 1925 no. 225, 105 Persetudjuan 1951, 1955- N pasal 1 —, 94 dst. pasal 2 —, 95 pasal 3 —, 95 pasal 5 —, 95

6 . Codiigo Bustamantepasal 6 —, 136

7. DjepangU.U. 21-6-1898 tentang ketentuan2 umum mengenai p e m a k a ia n

hukum, - , pasal 29 —, 50

184

n

Page 187: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

Convention du 7 juin 1930 destinée à régler »certains conflits de lois en matière de lettres de change et de billets a ordre”, pas al 2—, 87, 98Convention de Genève du 19 mars 1931, destinée à régler certains conflits de lois en matière de cheques. pasal 2 —, 98

9. Djermam BGBpar. 1936 - , 122 EGBGBpasal 7 - , 44, 45 EGBGB pasal 13 — 44 EGBGBpasal 15 —, 44, 45 EGBGBpasal 17—, 44, 45 EGBGB pasal 25 —, 44 EGBGBpasal 27 —, 40, 44, 45, 46

1 0 . FinlandiaGesetz vom 5 Dezember 1929 betreffend gewisse failli licnrecllt* liehe Verhältnisse internationaler Natur pasal 53 — , 93

1 1 . IndonesiaA.B. pasal 16 - , 99, 100, 101, 105, 108, 113, 114, 123

pasal 18 —, 10, 129B.W. pasal 24 —, 123 ; pasal 34 —, 112 ; pasal 42 —, 101, 102 ;

pasal 48 —, 102 ; pasal 360 —, 107 ; pasal 833 —, 108 ;pasal 955 —, 108.

S. 1924 - , 556, 104S. 1935-480 (N.S. 1935-224), U.U. 25-4-1935 tentang berlakunja

Konvensi Djenewa 1930 tentang wesel dan surat2 order pasal 2 —, 98.

12. IsraelPalestine Order in Council 1922, as amended by the Palestine (Amendment) order in Council 1923.

185

Page 188: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

par. 64 —, 51• Ordonnance concernant les successions,

par. 4 —, 52Palestine Succession Ordinance 1923. par. 4 —, 65

13. ItaliaC.C. pasal 30 —, 44i '1 *

!4. JunaniC.C. pasal32 —, 49

15. LetlandiaC.C. du 28 janvier 1937. pasal 23 —, 93

16. LiechtensteinC.C. pasal 70 —, 49

/17- Mesir

C.C., 29-7-1948 pasal 27 —, 51

18. PerantjisC.C. pasal 13 —, 18, 57

pasal 148-150 —, 123 pasal 152 - , 123 pasal 159 - , 123.

" pasal 182 —, 123pasal 768 - , 122 pasal 968 —, 142

Avant-projet de Code Civil, pasal 51 —, 43

19. PolandiaU.U. 2-8-1926 betreffend für internationale P r iv a tv crh iiltn is .s e geltende Recht, pasal 36 - , 91

2 0 . Roumanf.aC.C. de 1939 (Codul Civil Caröl al II — lea) pasal 24 - , 94

21. SuriaC.C. 16-5-1949 ’ pasal. 29 — 52

1 8 6

Page 189: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

2 2 . SwediaU.U. S-7-1904 tentang beberapa persoalan HP. pasal 2 —, 48

-23. SwissNAGpasal 7£ —, 10 dst.NAG pasal 2S - 46, 47

pasal 31 —, 46 ZGB pasal 100 - , 10 dst.

2 x. Ticr.igkokU.U. 5-8-1918 tentang penggunaan hukum asing, pasal 4 —, 50

25. ThailandU.U. 10-3-1939 tentang Perselisihan Hukum.. pasal 4 —, 51

26. TjckoslowakiaHandels- und Schiffartsvertrag vom 11 Dezember 1947 (Moskau), dengan U.S.S.R.- , 91 -Gesetz über das internationale u n d in te r lo k a le Privatrecht und über die Rechtsstellung der Ausländer auf dem Gebiete des Pri­va treehts vom 11 Marz 1948. par. 17 - , 90 par. 23 —, 90Wechsel- und Sheckgesetz vom 20 Dezember 1950. par 69 - , 90 par. 91 —, 90

2 7 . U . S . A .

Restatem ent of the Law of Conflict of Laws. par. 7 sub b. —, 76 par. 8 —, 76

28. Ü.S.S.R.Peraturan tentang tjek2, 6-11-1929 pasal 36 —, 87Gesetz der U.S.S.R. vom 5-8-1940 mengenai pemasukan Letlandia dalam U.S.S.R., 93Accord concernant les relations commercials réciproques et le status de la Représentation commerciale de 1’ Uunion des Répu­bliques Socialistes Sovietiques en France du 3 Septembre 1951 (Paris)pasal 10 - , 87

187

Page 190: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

D A F T A R I S I

Kata pengantar.Halaman

BAB IV. PENUNDJUKAN KEMBALI (RENVOI) ......................... 5380 Sebab-musabab timbulnja renvoi ............................................... ®3S1. Apa artinja : „hukum asing’7 ? .................................... •'............ ®382. Istilah2 ........................................................................................ S387. Tjontoh2 ....................................................................................... 9

(i) Warganegara Inggris berdomicilie di Indonesia ......... 9„ (ii) Warganegara Denmark berdomicilie di Indonesia ... 9

(iii) Warganegara Indonesia melantjong ke US.A................ 10(iv) Warganegara Inggris di Nederland ............................. 10(v) Warganegara Argentina berdomicilie di Indonesia 10(vi) Pengesahan anak karena perkawanan menjusul .......... H(vii) Tjontoh2 penundjukan lebih djauh ;

Paman-saudara sepupu Swiss di Moskou ................... 12(viii) Batas umur untuk dapat menikah ................................ 14

- (ix) Perkara Patino v. Patino ............................................. 14384. Soal renvoi selalu dalam pusat perhatian ............................. 15

» 385. Peristiwa „ F o r g o ” ............................................................. 17386. Perbedaan pendapat ................................................................ 19387. Alasan2 anti-renvoi .................................................................... 20

(i) Renvoi tidak logis .......................................................... 20

Ketjaman ..................................................................... . 2 2(ii) Renvoi merupakan „penjerahan kedaulatan legislatip” 25

Ket jaman ......................................................................... 27(iii) Renvoi membawa ketidak-pastian hukum .................... 28

Ketjaman ........................................................................ 29(iv) Renvoi membawa kesukaran2 ........................................ 29

Ketjaman ......................................................................... 30388. Alasan2 pro-renvoi ..................................................................... ^

(i) Renvoi memberi keuntungan2 praktis ........................ 31Ketjaman .............................................. .......................... 31

(ii) Penundjukan kepada hukum asing dalam keselu-ruhannja .............................. .......................................... 32Ketjaman ......................................................................... 33

(iii) Djangan „plus royaliste que le roi” .......................... 33Ketjaman ......................................................................... 34

(iv) Keputusan2 jang berbeda .................................. ............. 34Ketjaman ........................................................................ 35

(v) Memperbesar kemungkinan eksekusi ...................... 35188

Page 191: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

Halaman

(vi) Harmoni dari keputusan2 ........................................... 26Ketjaman ........................................................................ 37

(vii) Sesuai dengan „rasa keadilan” filiak2 jang bersang­kutan ....................................................................... 37Ketjaman ...................................%................................... 38

389* Alasan2 pro dan kontra hampir seimbang ................... 38Djalan-keluar dengan tjara penindjauan positief-rechtelijk 39

390. Batas2 bidang renvoi ......................................................... 39391. R é s u m é ...................................................................... 41392. Renvoi dalam per-undang2an, jurisprudensi dan pendapat

sardjana2 hukum .............................................................. 42(A) Negara2 Eropali-Kontinental

(i) P e r a n t j i s .................................................. 43(ii) I t a l i a .......................................................... 44(iii) D j e r m a n .................................................... 44(iv) S vv i s s .............................................................. 46(v) N e d e r 1 a n d .............................................. 47(vi) B e 1 g i a ......................................................... 48(vii) S vv e d i a ......................................................... 48(viii) L i e c h t e n s t e i n ......................................... 'f?(ix) J u n a n i .........................................................

(B) Negara2 Asia-Afrika.a) T i o n g k o k ...................................................... ^b) D j e p a n g ........................................................... ^c) T h a i l a n d ....................................................... ^d) M e s i r ................................................................ ^e) I s r a 1 ................................................................... ^f) S a i i a ................................................................... ^g) I n d o n e s i a ................................................... 52

(C) Negara2 Anglo Saxon.a) I n g g r i s .............................................................. . ^

S c li e m a .......................................................... 54Sistim Kontinental : ............................................. 55Kemungkinan I : .................................................... 55Kemungkinan II : ....... ............................................ ^6

(i) In re Annesley ............................................. 57(ii) In re Ross, Ross v. Waterfield ................... 59(iii) Re Duke of Wellington; Glentanar

v. Wellington................................................... 62(iv) In re Askew ; Majoribanks v. Askew (1930 67

39^--' Pendirian para penulis IlPI-Inggris ..................................... 72

189

Page 192: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

I lalamaij

3 9 8

394 Peranan pembuat-undang2 ...................................................... ^395. Ketjaman terhadap „the foreign Court theory" ..................

b) A m e r i k a S e r i k a t ..................................396. Renvoi dalam Restatement ......................................................397. Jurispmdensi U.S.A. tentang renvoi ......................................

(i) Matter of Tallmadge, In re Chadwicks will ...............(ii) In re Schneider’s estate (1950) .......................................Sebabnja renvoi tidak berkembang di U.S.A.(D) Negara-negara Sosialis.

(i) U.S.S.R.......................................................................... 8 2400. Peraturan pembuat-undang2 Sovjet ....................................... ^6

(ii) H o n g a r i a ......................................................401. Pendapat Jurisprudensi .............................................................402. Pendapat para sardjana Hongaria ............................................ 8 8

(iii) T j e k o s l o w a k i a ....................................... 8 9403. Peraturan pembuat-undang- ..................................................... ^404. Pendapat para sardjana Tjekoslowakia .................................. 91

(iv) P o l a n d i a .............................. ........................ ^ 1(v) A u s t r i a .........................................................(vi) F i n i a n d i a ..................................................(vii) L e t 1 a n d i a ..................................................(viii) R o u m a n i a ................................... ...............

F. Perdjandjian2 internasional ............................................... ,'"t(1) Persetudjuan Den Haag tentang HPI tahun 19ol,

1955 .................................................................(2 ) Persetudjuan hukum kesatuan mengenai H P J

negara- Benelux .......................................................(3) Konvensi Den liaag untuk mengatur perselisihan ^

hukum berkenaan dengan perkawinan, 1902 ....... 9/(4) Konvensi Djenewa untuk mengatur perselisihan

hukum berkenaan dengan surat- wesel dan order,1930 ............................................................................ 9 8

(5) Konvertsi Djenewa untuk mengatur perselisihanhukum berkenaan dengan tjek-, 1931...................... 98

G. 1 n d o n e s i a .............................................................. 98405. Perhatian penulis2 .................................................................... 98406. Piaktek administratip menerima renvoi .................................. 19040/. Pendirian Direktur Djustisi ....................................................... 193408. Pendapat2 jang menentang ......................................................... 193409. Pendirian jurispmdensi ............................................................... 1 0 3

410. Palisemen dari seorang British-Tndia ........................................ 193

190

Page 193: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

Halaman

105 v411. Warganegara Persia, Annenia-Nasiani ••• ........... 1Q7

412. Perwalian seorang British subject .’ "orang asing 10 9413. Persetudjuan orang tua untuk mem 'a i agi ^414. Perkawinan kembali perempuan Inggris sebewm................ m

^ setelah pertjeraian ...................................... ........... 113415. Pendapat Lemaire, YVertheim .................... ........... 114416. Pendirian Wirjono Prodjodikoro ......................... .......... 115417. Pendapat sendiri. R e s u m e ................... ............... 119BAB VII. KWALIFIKASI ................................................. ..........* 11941S. Hubungan kwalifikasi dan renvoi ................ ......... ^20

419. Istilah- ................................................................. ....... 120420. Apa itu kwalifikasi ? ................................... ........... 122421. Tjontoh- .................................................... . ....... 12 2

(i) Kedaluwarsaan ....................... . • .............(ii) Harta peninggi* " 1 ................ .(iii) Persetudjuan orang tua u , m Belanda(iv) Testamen jang ditulis s e n d i r i ..............

di Perantjis ................................... ....................(v) Penentuan Locus contractus . .................. 1 5(vi) Penentuan Locus delicti ........ .................................... 125(vii) Benda bergerak atau tfdak-bergei ................. 1 2 6

(viii) Pengertian „domicihe exvarisun ................. v(ix) Harta-benda perkawinan atau pe* ....................... 126 v(x) Perkara Anton v. Bartolo ......... ................................. l-J

422. Konflik-kwalifikasi ............................... ................... 129423. Tjontoh .................................................. . neng;ertian...... 13 0424. Persamaan bunji istilah, tidak peisam .................... J3 4

425. Pelopor- persoalan kwalifikasi ....... ................... 1 3 1

426. Persoalan HPI tak mungkin, lenjap.... ? ............................... 131:J27. Kwalifikasi manakali jang harus dipergui • .......................... ^

428. Tiga matjam kwalifikasi .............. ........................ 132429. Kwalifikasi menurut lex fori .............................................. 1 3 3

430. Alasan2 pro kwalifikasi menurut ........................ ^34

431. Ketjaman ......................................... . „„..u ................................ 1^432. Teori jang mempunjai penganut tci ^

Page 194: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

433. Penulis2 pro kwalifikasi menurut lex fori.................................... 135434. Kwalifikasi menurut lex fori dalam hukum positip ............... .135

L 435. Kwalifikasi menurut lex fori dalam jurisprudensi ................ 136^ 436. Kwalifikasi menurut lex causae .......... ..................................... 137

437. Pembela2 kwalifikasi menurut lex causae ............................... 137438. Ketjaman ....................................................................................... 1 3 7

* 439. Perkara De Nicols v. Curlier .................................................... 138i, 440. Anton v. Bartolo ......................................................................... 139t. 441. Kwalifikasi setjara otonoom ................................................................................................ 140

442. Ketjaman ....................................................................................... 142443. Manfaat kwalifikasi otonoom ..................................................... 144444. Saling mendekati ......................................................................... 148445. Tindjauan lebih landjut tentang kwalifikasi menurut lex feri 149446. Pengetjualian2 atas lex fori ....................................................... 149447. Kwalifikasi primer rlan sekunder ............................................ 151448. Tjontoh .......................................................................................... 152449. Pendapat penulis2 .......................................................... ............ 152450. Pendapat sendiri. Resume ........................................................ 153

♦/

192j Fa K. h -j K. |

Page 195: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

DONESIA4AN'863469 Depok 16424ac.idui.ac.id

Page 196: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI
Page 197: PROF. DR GOUWCIOKSIOIVC S. II.lib.ui.ac.id/file?file=digital/20379795-Hukum perdata... · diperhatikan pula pendirian2 jang dianut dalam Blok Sosialis ... menjelesaikan soal2 HPI

Perpustakaan U I

01-10-05014140