UJI DAYA ANALGESIK - USD

127
ii UJI DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM INSTAN DAN JAMU KUNYIT ASAM RAMUAN SEGAR PADA MENCIT PUTIH BETINA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi Oleh : Ika Reny Rahmawati NIM : 058114078 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2009 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of UJI DAYA ANALGESIK - USD

Page 1: UJI DAYA ANALGESIK - USD

ii

UJI DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM INSTAN DAN JAMU KUNYIT ASAM

RAMUAN SEGAR PADA MENCIT PUTIH BETINA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh :

Ika Reny Rahmawati

NIM : 058114078

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2009

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: UJI DAYA ANALGESIK - USD

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: UJI DAYA ANALGESIK - USD

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: UJI DAYA ANALGESIK - USD

v

Untuk segala sesuatu ada masanya…

Untuk apapun di bawah langit ada waktunya…

(Pengkhotbah 3:1)

Kupersembahkan karya kecilku ini untuk: Yesus Kristus dan Bunda Maria

Bapak dan Ibu Adikku

Seseorang yang telah membuat hidupku lebih hidup Almamaterku…

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: UJI DAYA ANALGESIK - USD

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: UJI DAYA ANALGESIK - USD

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: UJI DAYA ANALGESIK - USD

viii

PRAKATA

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: “Uji Daya Analgesik

Jamu Kunyit Asam Instan dan Jamu Kunyit Asam Ramuan Segar pada Mencit

Putih Betina”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan

Strata satu (S-1).

Dalam proses penyusunan skrispsi ini, penulis banyak mendapat bantuan

berupa bimbingan, dorongan, sarana, maupun financial dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Rita Suhadi, M. Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi, Universitas

Sanata Dharma, Yogyakarta.

2. PHK-A3 yang telah memberikan kesempatan dan bantuan dalam penelitian

ini.

3. Bapak Ipang Djunarko, S. Si., Apt., selaku Dosen Pembimbing I atas

bimbingan, pengarahan, dan dukungan selama penelitian sampai penyusunan

skripsi ini.

4. Ibu Yustina Sri Hartini, M. Si., Apt., selaku Dosen Pembimbing II atas

bimbingan, pengarahan, dan dukungan selama penelitian sampai penyusunan

skripsi ini.

5. Bapak Yosef Wijoyo, M. Si., Apt., selaku Dosen Penguji yang telah

memberikan saran dan kritik untuk kesempurnaan skripsi ini.

6. Bapak Yohanes Dwiatmaka, M. Si., selaku Dosen Penguji yang telah

memberikan saran dan kritik untuk kesempurnaan skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: UJI DAYA ANALGESIK - USD

ix

7. Bapak dan Ibu yang tercinta atas seluruh kasih sayang, dukungan, nasihat,

dan perhatian selama ini.

8. Dik Aan atas dukungan dan semangatnya selama ini.

9. Seseorang yang telah memberikan semangat dan cinta selama tiga tahun ini.

10. Mas Heru, Mas Parjiman, Mas Kayat, Mas Ottok, Mas Agung, Pak Musrifin,

Mas Wagiran, Mas Sarwanto, dan Mas Sigit yang telah membantu dalam

penelitian.

11. Teman-teman penelitian payung, Yesi, Dewi, Lina, Siska, Bustan, dan Wisely

yang banyak membantu dalam penelitian dan selalu memberi semangat.

12. Teman-teman setiaku Dheeta, Sukma, dan Nia yang banyak membantu dalam

penelitian.

13. Semua pihak yang telah membantu penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang membangun demi

kesempurnaan skripsi ini. Namun, penulis berharap semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan.

Yogyakarta, Januari 2009

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: UJI DAYA ANALGESIK - USD

x

INTISARI

Jamu kunyit asam ramuan segar ataupun instan merupakan ramuan

rimpang kunyit dan daging buah asam, biasanya diminum wanita untuk mengurangi rasa nyeri waktu haid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah jamu kunyit asam instan dan jamu kunyit asam ramuan segar memiliki daya analgesik serta apakah ada perbedaaan daya analgesik kedua produk tersebut.

Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental murni dengan rancangan penelitian acak lengkap pola dua arah. Pengujian daya analgesik menggunakan metode rangsang kimia. Penelitian dilakukan dengan membagi hewan uji dalam delapan kelompok. Kelompok I (aquadest sebagai kontrol negatif), kelompok II (asetosal sebagai kontrol positif), kelompok III-V yaitu kelompok perlakuan jamu kunyit asam instan dengan dosis 4.550; 9.100; 18.200 mg/kg BB, dan kelompok VI-VIII yaitu kelompok perlakuan jamu kunyit asam ramuan segar dengan dosis 1.365; 2.730; 5.460 mg/kg BB. Asam asetat dosis 25 mg/kg BB diinjeksikan secara intraperitoneal setelah 30 menit pemberian senyawa uji. Respon geliat hewan uji diamati tiap 5 menit selama 60 menit. Jumlah kumulatif geliat diubah ke dalam bentuk % penghambatan terhadap geliat dengan persamaan Handersot dan Forsaith.

Data yang diperoleh dianalisis dengan Kolmogorov-Smirnov dilanjutkan dengan ANAVA satu arah dan uji Scheffe dengan taraf kepercayaan 95% atau dengan uji Kruskal-Wallis dan Mann-Whitney. Perbedaan antara kelompok jamu instan dan ramuan segar dianalisis dengan General-Linear Model Univariate.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jamu kunyit asam instan memiliki daya analgesik yaitu pada dosis 4.550 mg/kg BB sebesar 46,25 %; 9.100 mg/kg BB sebesar 45,90 %; dan 18.200 mg/kg BB sebesar 70,68 %. Pada jamu ramuan segar, daya analgesik yang dimiliki yaitu pada dosis 1.365 mg/kg BB sebesar 37,00 %; 2.730 mg/kg BB sebesar 46,43 %; dan 5.460 mg/kg BB sebesar 49,57 %. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa jamu kunyit asam instan dan ramuan segar tidak memiliki perbedaan daya analgesik. Kata kunci: kunyit asam, instan, segar, metode rangsang kimia, daya analgesik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: UJI DAYA ANALGESIK - USD

xi

ABSTRACT

Both fresh blend sour turmeric tonic and instant sour turmeric tonic are the combination of turmeric rhizome and tamarind that are generally consumed by women to lessen the pain during their menstruation period. This research aims to find out whether fresh blend sour turmeric tonic and instant sour turmeric tonic have the analgesic capacity and to find out the differences between the analgesic capacities of both products.

This is a pure experimental research with two-way pattern, random, complete research design. The method used for the test of analgesic capacity is chemistry stimulant method. The research was done to the experimented animals which were divided into eight groups. Group I (aqueduct as negative control), group II ( asetosal as positive control), groups III-V were the conduction of instant sour turmeric tonic at the dosages of 4.550; 9.100; 18.200 mg/kg BB, and groups VI-VIII were the conduction of fresh blend sour turmeric tonic at the dosages of 1.365; 2.730; 5.460 mg/kg BB. Acetate acid at the dosage of 25 mg/kg BB was injected interperitonially after the test material was given 30 minutes earlier. The behavior responds of the experimented animals were being observed in every five minutes for 60 minutes. The total of behavior cumulative then was changed into the form of barrier percentage toward the behavior with the equation of Handersot and Forsaith.

Then, the data obtained was analyzed with Kolmogorov-Smirnov and continued with one-way ANAVA and Scheffe test which might be trusted up to 95% or with Kruskal-Wallis and Mann-Whitney test. The differences between the group of instant tonic and fresh blend tonic were analyzed with General-Linear Model Univariate.

The research result showed that the instant sour turmeric tonic had the analgesic capacity 46,25 % at the dosage of 4.550 mg/kg BB; 45,90 % at the dosage of 9.100 mg/kg BB; 70,68 % at the dosage of 18.200 mg/kg BB. The fresh blend tonic had the analgesic capacity 37,00 % at the dosage of 1.365 mg/kg BB, 46,43 % at the dosage of 2.730 mg/kg BB; and 49,57 % at the dosage of 5.460 mg/kg BB. Based on the analysis results, it is known that there is not analgesic capacity difference between the instant sour turmeric tonic and the fresh blend sour turmeric tonic.

Key word : sour turmeric, instant, fresh, chemistry stimulant method, analgesic

capacity

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: UJI DAYA ANALGESIK - USD

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi

PRAKATA ............................................................................................................ vii

INTISARI ............................................................................................................... ix

ABSTRACT ............................................................................................................... x

DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xviii

BAB I. PENGANTAR ............................................................................................. 1

A. Latar Belakang .............................................................................................. 1

1. Permasalahan .............................................................................................. 3

2. Keaslian penelitian ..................................................................................... 4

3. Manfaat yang diharapkan ........................................................................... 4

B. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 5

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA...................................................................... 6

A. Obat Tradisional ............................................................................................. 6

B. Kunyit ............................................................................................................. 7

C. Asam Jawa ...................................................................................................... 8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: UJI DAYA ANALGESIK - USD

xiii

D. Nyeri ............................................................................................................. 10

E. Analgetika ..................................................................................................... 16

F. Asetosal ......................................................................................................... 18

G. Kurkumin ...................................................................................................... 19

H. Metode Pengujian Daya Analgesik .............................................................. 20

I. Landasan Teori ............................................................................................... 24

J. Hipotesis ........................................................................................................ 26

BAB III. METODE PENELITIAN ....................................................................... 27

A. Jenis dan Rancangan Penelitian .................................................................... 27

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ............................................... 27

1. Variabel utama .......................................................................................... 27

2. Variabel pengacau .................................................................................... 27

3. Definisi operasional .................................................................................. 28

C. Bahan Penelitian ........................................................................................... 28

D. Alat Penelitian .............................................................................................. 29

E. Jalan Penelitian ............................................................................................. 29

1. Pembuatan larutan CMC Na 1% ............................................................. 29

2. Pembuatan larutan asam asetat 1% .......................................................... 30

3. Penetapan dosis asetosal .......................................................................... 30

4. Pembuatan suspensi asetosal dalam CMC Na 1% ................................... 31

5. Penetapan dosis jamu kunyit asam instan ................................................ 31

6. Pembuatan larutan jamu kunyit asam instan ........................................... 32

7. Penetapan dosis jamu kunyit asam ramuan segar .................................... 32

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: UJI DAYA ANALGESIK - USD

xiv

8. Pembuatan larutan jamu ramuan segar kunyit asam............................... 33

9. Seleksi hewan uji .................................................................................... 33

10. Penetapan kriteria geliat ......................................................................... 34

11. Penentuan dosis asam asetat ................................................................... 34

12. Penetapan selang waktu pemberian rangsang ........................................ 34

13. Uji daya analgesik .................................................................................. 35

F. Analisis Hasil ................................................................................................ 36

BAB IV. PEMBAHASAN ..................................................................................... 38

A. Identifikasi Rimpang Kunyit dan Buah Asam Jawa .................................... 38

B. Uji Pendahuluan ............................................................................................ 38

1. Penetapan kriteria geliat ........................................................................... 39

2. Penetapan dosis asam asetat ..................................................................... 39

3. Penetapan selang waktu pemberian rangsang .......................................... 41

4. Penetapan dosis asetosal ........................................................................... 44

C. Pengujian Daya Analgesik Jamu Kunyit Asam Instan dan Jamu Kunyit

Asam Ramuan Segar .................................................................................... 47

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 61

A. Kesimpulan ................................................................................................... 61

B. Saran ............................................................................................................. 61

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 62

LAMPIRAN ...................................................................................................... 65

BIOGRAFI PENULIS ..................................................................................... 107

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: UJI DAYA ANALGESIK - USD

xv

DAFTAR TABEL

Tabel I. Rata-rata jumlah kumulatif geliat hewan uji pada penetapan dosis

asam asetat ..................................................................................... 40

Tabel II. Ringkasan analisis variansi satu arah pada penetapan dosis efektif

asam asetat ..................................................................................... 40

Tabel III. Rata-rata jumlah kumulatif geliat dan % penghambatan terhadap

geliat pada penetapan selang waktu pemberian rangsang ............. 42

Tabel IV. Ringkasan analisis variansi satu arah % penghambatan terhadap

geliat pada penetapan selang waktu pemberian rangsang ............. 43

Tabel V. Rata-rata jumlah kumulatif geliat hewan uji dan % penghambatan

terhadap geliat pada penetapan dosis asetosal ............................... 45

Tabel VI. Ringkasan analisis variansi satu arah % penghambatan terhadap

geliat pada penetapan dosis asetosal .............................................. 46

Tabel VII. Ringkasan analisis uji Scheffe % penghambatan terhadap geliat

pada penetapan dosis asetosal ....................................................... 46

Tabel VIII. Rata-rata jumlah kumulatif geliat hewan uji dan % penghambatan

terhadap geliat pada kelompok perlakuan jamu kunyit asam instan

dan jamu kunyit asam ramuan segar ............................................. 50

Tabel IX. Hasil analisis uji Scheffe pengaruh produk jamu kunyit asam

terhadap % penghambatan geliat pada kelompok perlakuan jamu

kunyit asam instan dan jamu kunyit asam ramuan segar .............. 52

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: UJI DAYA ANALGESIK - USD

xvi

Tabel X. Hasil analisis uji Scheffe pengaruh dosis terhadap % penghambatan

geliat pada kelompok perlakuan jamu kunyit asam instan dan jamu

kunyit asam ramuan segar ............................................................. 53

Tabel XI. Data % perubahan daya analgesik jamu kunyit asam instan dan

jamu kunyit asam ramuan segar terhadap kontrol positif .............. 55

Tabel XII. Hasil analisis uji Scheffe pengaruh produk jamu kunyit asam

terhadap % perubahan daya analgesik pada kelompok perlakuan

jamu kunyit asam instan dan jamu kunyit asam ramuan segar ..... 57

Tabel XIII. Hasil analisis uji Sceffe pengaruh dosis terhadap % perubahan daya

analgesik pada kelompok perlakuan jamu kunyit asam instan dan

jamu kunyit asam ramuan segar .................................................... 58

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: UJI DAYA ANALGESIK - USD

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Proses pembentukan eicosanoid dari asam arakhidonat melalui jalur

siklooksigenase dan lipooksigenase ................................................... 12

Gambar 2. Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta

inhibisi nyeri endogen ........................................................................ 15

Gambar 3. Penghambatan sintesis eicosanoid oleh analgetika ............................ 17

Gambar 4. Struktur asetosal ................................................................................. 18

Gambar 5. Struktur molekul kurkumin ................................................................ 19

Gambar 6. Diagram batang rata-rata jumlah kumulatif geliat pada penetapan

dosis efektif asam asetat ..................................................................... 41

Gambar 7. Diagram batang rata-rata % penghambatan terhadap geliat pada

penetapan selang waktu pemberian rangsang .................................. 43

Gambar 8. Diagram batang rata-rata % penghambatan terhadap geliat pada

penetapan dosis asetosal .................................................................. 45

Gambar 9. Diagram batang rata-rata % penghambatan terhadap geliat jamu

kunyit asam instan dan jamu kunyit asam ramuan segar ................. 51

Gambar 10. Diagram batang rata-rata % perubahan daya analgesik jamu kunyit

asam instan dan ramuan segar terhadap kontrol positif ................... 56

Gambar 11. Epidermis dan parenkim korteks (perbesaran 10 x 40) .................... 67

Gambar 12. Rambut penutup (perbesaran 10 x 40) ............................................. 67

Gambar 13. Endodermis dan parenkim silinder (perbesaran 10 x 10) ................. 68

Gambar 14. Berkas pengangkut (perbesaran 10 x 40) ......................................... 68

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: UJI DAYA ANALGESIK - USD

xviii

Gambar 15. Sel Sekresi (perbesaran 10 x 40) ....................................................... 69

Gambar 16. Butir pati (perbesaran 10 x 40) ......................................................... 69

Gambar 17. Larutan jamu kunyit asam instan ...................................................... 70

Gambar 18. Larutan jamu kunyit asam ramuan segar ........................................... 70

Gambar 19. Mencit tidak menggeliat .................................................................... 71

Gambar 20. Geliat mencit yang diamati ............................................................... 71

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: UJI DAYA ANALGESIK - USD

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil identifikasi/determinasi tumbuhan ..................................... 65

Lampiran 2. Penampang melintang rimpang kunyit (Anonim, 1977) ............. 66

Lampiran 3. Hasil pengamatan mikroskopis penampang melintang rimpang

kunyit .......................................................................................... 67

Lampiran 4. Gambar larutan jamu kunyit asam instan, jamu kunyit asam

ramuan segar, mencit tidak menggeliat, dan geliat mencit yang

diamati ......................................................................................... 68

Lampiran 5. Data jumlah geliat hewan uji dan hasil analisis statistik pada

penetapan dosis asam asetat ........................................................ 72

Lampiran 6. Data jumlah geliat hewan uji dan hasil analisis statistik pada

penetapan selang waktu pemberian ............................................. 74

Lampiran 7. Data % penghambatan terhadap jumlah geliat dan hasil analisis

statistik pada penetapan selang waktu pemberian ....................... 75

Lampiran 8. Data jumlah geliat hewan uji dan hasil analisis statistik pada

penetapan dosis asetosal .............................................................. 77

Lampiran 9. Data % penghambatan terhadap jumlah geliat dan hasil analisis

statistik pada penetapan dosis asetosal ........................................ 79

Lampiran 10. Tata cara analisis hasil dengan uji General Linear Model

Univariate ................................................................................... 81

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: UJI DAYA ANALGESIK - USD

xx

Lampiran 11. Data jumlah geliat dan hasil analisis statistic pada kontrol negatif,

kontrol positif, perlakuan jamu kunyit asam instan dan ramuan

segar ............................................................................................ 84

Lampiran 12. Data % penghambatan terhadap geliat dan hasil analisis statistiknya

pada perlakuan jamu kunyit asam instan dan jamu kunyit ramuan

segar .......................................................................................... 93

Lampiran 13. Data % perubahan dan hasil analisis statistiknya pada perlakuan

jamu kunyit asam instan dan jamu kunyit ramuan segar .......... 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: UJI DAYA ANALGESIK - USD

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Nyeri merupakan suatu gejala yang umum dan sering terjadi mengikuti

satu atau lebih penyakit. Rasa nyeri menjadi tanda adanya kerusakan pada

jaringan akibat trauma atau luka pada sel yang terjadi di dalam tubuh manusia

(Anonim, 1991). Nyeri bersifat individu dan ambang nyeri pada setiap orang

berbeda-beda (Roach S. S., 2004). Timbulnya rasa nyeri tersebut membuat

seseorang berusaha untuk mencari pengobatan agar rasa nyeri tersebut dapat

berkurang.

Salah satu pengobatan yang menjadi pilihan masyarakat yaitu dengan

obat tradisional. Alasan masyarakat untuk tetap menggunakan obat tradisional

yaitu asumsi masyarakat bahwa obat tradisional memiliki efek samping yang

relatif lebih kecil dibanding dengan obat modern (Oemijati, 1992). Menurut

Undang–Undang Kesehatan No. 23 tahun 1992, obat tradisional adalah bahan atau

ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral,

sediaan galenik, atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang secara tradisional

telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman (Anonim, 1992).

Pengembangan obat tradisional semakin ditingkatkan sebagai salah satu

upaya pengobatan. Obat tradisional yang pada awalnya dibuat oleh masyarakat

untuk pengobatan mandiri, berkembang menjadi industri rumah tangga dan sejak

pertengahan abad ke-20 telah diproduksi oleh industri kecil obat tradisional

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: UJI DAYA ANALGESIK - USD

2

maupun industri obat tradisional dengan mengikuti perkembangan teknologi

pembuatan. Teknologi yang ada membuat jamu menjadi praktis untuk

dikonsumsi. Saat ini di masyarakat sudah tersedia berbagai macam jamu instan

produksi industri obat tradisional.

Masyarakat merupakan kehidupan yang majemuk, di mana memiliki latar

belakang yang berbeda-beda baik tingkat ekonomi, pendidikan, maupun

budayanya. Hal-hal tersebut tentu akan mempengaruhi upaya masyarakat dalam

melakukan pengobatan. Apabila masyarakat memilih menggunakan obat

tradisional, maka masyarakat akan menghadapi pilihan produk obat tradisional

berupa jamu ramuan segar yang dibuat sendiri atau jamu instan yang diproduksi

industri obat tradisional. Hasil penelitian Wisely (2008) menyatakan bahwa jamu

ramuan segar menurut responden adalah jamu yang dibuat sendiri dengan cara

direbus atau diremas dan dibuat dari bahan-bahan alami, jamu gendong, jamu

berbentuk cair yang dapat langsung diminum tanpa perlu diolah lagi, jamu yang

bukan buatan pabrik dan tidak dikemas. Jamu instan menurut responden adalah

jamu buatan pabrik yang sudah dikemas, jamu umumnya berbentuk serbuk yang

penggunaannya tinggal diseduh, jamu yang dijual di toko obat/warung jamu, jamu

yang dibuat dengan bentuk sediaan modern seperti bentuk tablet, kapsul, pil,

salep, dan krim.

Salah satu produk jamu ramuan segar ataupun jamu instan yang banyak

digunakan oleh masyarakat adalah jamu kunyit asam. Jamu kunyit asam tersebut

merupakan ramuan rimpang kunyit dan daging buah asam. Pada umumnya,

masyarakat menggunakan jamu kunyit asam untuk mengurangi rasa nyeri waktu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: UJI DAYA ANALGESIK - USD

3

haid (Suharmiati dan Handayani, L., 2001). Rasa nyeri dapat hilang karena dalam

rimpang kunyit terdapat kurkumin yang mempunyai kemampuan menghambat

produksi prostaglandin dan leukotrien sebagai mediator nyeri (Bone, K. dan Mills,

S., 2000).

Peredaran jamu kunyit asam instan dan jamu kunyit asam ramuan segar

yang semakin marak, membuat masyarakat dihadapkan pada pilihan dalam

menentukan pengobatan yang akan digunakan. Dari kedua sediaan jamu tersebut,

tentu berbeda dalam hal proses pembuatan dan mungkin juga akan mempengaruhi

efektivitas yang dihasilkan. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui daya analgesik jamu kunyit asam instan dan jamu kunyit asam

ramuan segar serta apakah ada perbedaaan daya analgesik kedua produk tersebut,

Penelitian ini merupakan salah satu bagian dari penelitian yang berjudul “Kajian

Obat Tradisional: Survei Pemahaman dan Pemilihan, Standarisasi dan Optimasi

Komposisi Bahan Baku serta Uji Analgetika Ramuan Segar dan Instan Jamu

Kunyit Asam” yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pemerintah, industri obat

tradisional, dan masyarakat dalam mengembangkan obat tradisional jamu kunyit

asam.

1. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka permasalahan

yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:

a. Apakah jamu kunyit asam instan dan jamu kunyit asam ramuan segar

memiliki daya analgesik?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: UJI DAYA ANALGESIK - USD

4

b. Apakah ada perbedaan daya analgesik jamu kunyit asam instan dan jamu

kunyit asam ramuan segar?

2. Keaslian penelitian

Penelitian mengenai Uji Daya Analgesik Jamu Kunyit Asam Instan dan

Jamu Kunyit Asam Ramuan Segar pada Mencit Putih Betina sejauh penelusuran

penulis belum pernah dilakukan. Penelitian yang pernah dilakukan yaitu Efek

Analgetika Infusa Daun Asam Jawa pada Mencit Putih Betina (Lestari, 2006),

Perbedaan Kadar Kurkumin dalam Ekstrak Rimpang Kunyit yang dibuat secara

Maserasi dan Perkolasi (Endah, 2002), Pembuatan Tablet Ekstrak Kunyit dengan

Bahan Pengikat Musilago Amyli (Wijayanti, 2002) dan pernah dilakukan

penelitian kunyit asam yaitu Validasi Penetapan Kadar Parasetamol Tercampur

Kunyit Asam dalam Plasma dengan Metode Kolorimetri (Vidiani, 2006).

3. Manfaat yang diharapkan

Manfaat penelitian ini yaitu:

a. manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan informasi bagi

pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang kefarmasian yaitu

mengenai penggunaan obat tradisional yang berkhasiat sebagai analgesik,

salah satunya yaitu jamu kunyit asam.

b. manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada

masyarakat mengenai daya analgesik jamu kunyit asam instan dibandingkan

dengan jamu kunyit asam ramuan segar sehingga dapat membantu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: UJI DAYA ANALGESIK - USD

5

masyarakat dalam memilih penggunaan obat tradisional ramuan segar atau

instan dan atau membuat obat tradisional.

B. Tujuan Penelitian

a. Tujuan umum

Untuk menambah informasi mengenai khasiat jamu kunyit asam yang

dapat digunakan sebagai analgesik.

b. Tujuan khusus

Untuk mengetahui apakah jamu kunyit asam instan dan jamu kunyit

asam ramuan segar memiliki daya analgesik serta apakah ada perbedaan daya

analgesik kedua jamu tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: UJI DAYA ANALGESIK - USD

6

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Obat Tradisional

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992

tentang kesehatan menyebutkan bahwa obat tradisional adalah bahan atau ramuan

bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian

(galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun-temurun digunakan

untuk pengobatan berdasarkan pengalaman (Anonim, 1992).

Berdasarkan cara pembuatan serta jenis klaim penggunaan dan tingkat

pembuktian khasiat, obat bahan alam Indonesia dikelompokkan menjadi 3

kategori yaitu Jamu, Obat Herbal Terstandar (OHT), dan Fitofarmaka. Jamu harus

memenuhi kriteria: aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan, klaim

khasiat dibuktikan berdasarkan data empiris, memenuhi persyaratan mutu yang

berlaku. Obat Herbal Terstandar (OHT) yaitu sediaan obat bahan alam yang telah

dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan bahan

bakunya telah distandarisasi. Fitofarmaka yaitu sediaan obat bahan alam yang

telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan

uji klinik, bahan baku dan produk jadinya telah distandarisasi (Anonim, 2004).

Menurut Suharmiati dan Handayani L. (2001), jamu ramuan segar

merupakan jamu yang diolah dengan cara sederhana dan tradisional, yang secara

umum pengolahannya dibedakan menjadi dua macam, yaitu dengan merebus

seluruh bahan atau dengan cara mengambil/memeras sari yang terkandung dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: UJI DAYA ANALGESIK - USD

7

jamu kemudian dicampur dengan air matang. Soedibyo, M. (2008)

mengemukakan bahwa saat ini, produk-produk jamu telah diolah berdasarkan

modernisasi teknologi dan industrialisasi yang memenuhi standar ketat kualitas

dan keamanan, sehingga jamu bisa berbentuk ekstrak dalam kemasan pil,

serbuk/puyer, dan kapsul, yang siap dikonsumsi masyarakat.

B. Kunyit

1. Keterangan botani

Kunyit (Curcuma domestica, Val) termasuk dalam familia Zingiberaceae

(Rukmana, R., 1999).

2. Nama daerah

Di Indonesia dikenal sebagai kunyit. Di Sumatera disebut kakunye, kunye,

kinung, odil, ondil. Di Jawa Tengah disebut kunyir, konye, kunir, temu kuning.

Di Kalimantan dikenal sebagai henda, cahang, dio, kalesiau. Di Nusa Tenggara

disebut kunyik, wingira, kemunyi, kunik, guni, kunir. Di Sulawesi disebut

uinida, alawahu, pagidon, uni, kuni. Di Maluku disebut kurlai, lulu malai, ulin,

tum, kunine, gogohiki (Anonim, 1977).

3. Morfologi tanaman

Kunyit merupakan tanaman semak, mempunyai batang pohon semu dan basah,

tingginya sekitar 1 m dan bunganya muncul dari pucuk batang semu dengan

panjang sekitar 10-15 cm dan berwarna putih. Daunnya mirip dengan tumbuh-

tumbuhan jenis pisang-pisangan, berbentuk lanset memanjang, ujung dan

pangkal runcing, tepi rata, panjang 20-40 cm, lebar 8-12,5 cm, pertulangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: UJI DAYA ANALGESIK - USD

8

menyirip, warna hijau pucat. Rimpangnya memiliki banyak cabang dengan

kulit luarnya berwarna jingga kecoklatan. Buah daging rimpang kunyit

berwarna merah jingga kekuning-kuningan (Soedibyo, M., 1998).

3. Kandungan kimia

Kandungan kimia rimpang kunyit meliputi 3-5% kurkuminoid yang terdiri

dari kurkumin, desmetoksikurkumin, dan bidesmetoksikurkumin. Minyak

atsiri yang terdapat dalam rimpang kunyit sebesar 2-7% (Bisset N. G. dan

Wichtl M., 2001).

4. Kegunaan

Rimpang kunyit digunakan untuk mengobati sakit perut, demam, muntah saat

hamil, nyeri haid, nyeri setelah melahirkan, sebagai jamu bersih darah,

meningkatkan nafsu makan, dan gangguan fungsi hati (Bone, K. dan Mills, S.,

2000).

C. Asam Jawa

1. Keterangan botani

Asam Jawa (Tamarindus indica, Linn) termasuk dalam familia Leguminose

(Hutapea, J. R., 1994).

2. Nama daerah

Tumbuhan asam Jawa mempunyai nama yang berbeda-beda di beberapa

daerah. Di Sumatera dikenal dengan nama bak me, acam lagi, acam Jawa,

kayu asam, menceloki, dan cumalagi. Di Jawa dikenal dengan nama tangkal

asam, wit asam, dan acem. Di Kalimantan dikenal dengan nama asam Jawa.

Di Nusa Tenggara dikenal dengan nama celagi, bage, mengga, tobi, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: UJI DAYA ANALGESIK - USD

9

kanefo. Di Sulawesi dikenal sebagai asang Jawa, cambe, dan cempa. Di

Maluku dikenal dengan nama tobe laki dan asam jawaka (Anonim, 1985 b).

3. Morfologi tanaman

Asam Jawa tumbuh di daerah dataran rendah. Tanaman ini berupa pohon,

tinggi 15-25 m. Batang tegak, berkayu, bulat, permukaan banyak lenti sel,

percabangan simpodial, berwarna coklat muda. Daun majemuk, lonjong

berhadapan, panjang 1-2,5 cm, tepi rata, ujung tumpul, tangkai membulat,

pertulangan menyirip, halus, hijau, tangkai panjang ± 0,2 cm. Bunga

majemuk, bentuk tandan, di ketiak daun, tangkai panjang ± 0,6 cm, kuning,

kelopak bentuk tabung, hijau kecoklatan, benang sari jumlahnya banyak,

putih, putik putih, mahkota kecil, kuning, buah polong, panjang ± 10 cm,

hijau kecoklatan. Biji bentuk kotak, pipih. Akar tunggang coklat kotor

(Hutapea, J. R., 1994).

4. Kandungan Kimia

Daging buah asam antara lain mengandung asam anggur, asam apel, asam

sitrat, asam suksinat, asam tartrat, dan pektin, juga didapati gula invert

(Tampubolon, O. T., 1981).

5. Kegunaan

Daging buah asam biasa digunakan sebagai pencahar, penambah nafsu makan,

penyejuk, dan mengobati sariawan (Anonim, 1985 a).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: UJI DAYA ANALGESIK - USD

10

D. Nyeri

Nyeri adalah perasaan sensoris dan emosional yang tidak menyenangkan

dan berkaitan dengan kerusakan jaringan. Nyeri bersifat individu dan ambang

nyeri pada setiap orang berbeda-beda (Roach, S. S., 2004). Ambang nyeri

didefinisikan sebagai tingkat (level) dimana nyeri dirasakan untuk pertama kali.

Nyeri timbul jika rangsang mekanik, termal, kimia, atau listrik melampaui suatu

nilai ambang tertentu (nilai ambang nyeri). Adanya kerusakan jaringan akan

mengakibatkan pembebasan mediator nyeri yang menyebabkan perangsangan

reseptor nyeri (Mutschler, 1999).

Menurut tempat terjadinya, nyeri terbagi atas nyeri somatik dan nyeri

dalam (viseral). Dikatakan nyeri somatik apabila rasa nyeri berasal dari kulit, otot,

persendian, tulang, atau dari jaringan ikat. Nyeri somatik dibagi atas dua kualitas

yaitu nyeri permukaan dan nyeri dalam. Disebut nyeri permukaan apabila

rangsang bertempat di dalam kulit, sedangkan disebut nyeri dalam apabila

rangsang berasal dari otot, persendian tulang dan jaringan ikat. Nyeri dalam

(viseral) atau nyeri perut terjadi antara lain pada tegangan organ perut, kejang otot

polos, aliran darah kurang dan penyakit yang disertai radang (Mutschler, 1999).

Berdasarkan waktu terjadinya, nyeri dapat dibedakan menjadi nyeri yang

sifatnya akut dan kronis. Pada nyeri yang sifatnya akut, umumnya terjadi beberapa

saat setelah terjadinya lesi atau trauma jaringan, berlangsung singkat dan biasanya

cepat membaik bila diberi obat pengurang rasa nyeri (analgetika). Bila diberikan

stimulus nyeri, maka rasa nyeri akan timbul dalam waktu kira-kira 0,1 detik. Rasa

sakit akut juga digambarkan dengan banyak nama pengganti, seperti rasa sakit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: UJI DAYA ANALGESIK - USD

11

tajam, rasa tertusuk, rasa sakit cepat, rasa sakit elektrik, dan sebagainya (Anonim,

1991; Guyton A. C., 1993). Nyeri yang kronik umumnya berhubungan dengan

terjadinya lesi jaringan yang bersifat permanen, atau dapat sebagai kelanjutan dari

nyeri akut yang tidak ditangani dengan baik. Nyeri yang kronik umumnya

berhubungan dengan terjadinya lesi jaringan yang bersifat permanen, atau dapat

sebagai kelanjutan dari nyeri akut yang tidak ditangani dengan baik. Nyeri kronik

ini biasanya berlangsung lama, atau biasanya terjadi selama lebih dari 6 bulan.

Rasa sakit kronik timbul setelah satu detik atau lebih dan kemudian rasa sakit ini

secara perlahan bertambah untuk selama beberapa detik dan kadang kala sampai

beberapa menit. Rasa sakit kronik diberi banyak nama tambahan seperti rasa sakit

terbakar, rasa sakit pegal, rasa sakit berdenyut-denyut, rasa sakit mual, dan rasa

sakit lambat (Anonim, 1991; GuytonA. C., 1993).

Eicosanoid merupakan produk oksigenasi dari asam lemak rantai panjang

yang tidak jenuh (Katzung, B. G., 2001). Eicosanoid terlibat dalam mengatur

proses fisiologi dan beberapa diantaranya merupakan mediator yang sangat

penting dalam menimbulkan rasa nyeri (Rang H. P., Dale, M. M., Ritter, J. M.,

dan Flower, R. J., 2007).

Prekursor eicosanoid yang terbanyak dan diduga paling penting yaitu

asam arakidonat yang dirilis dari fosfolipid-fosfolipid membran oleh satu atau

lebih lipase (Katzung, B. G., 2001). Eicosanoid yang pokok yaitu prostaglandin,

tromboksan, dan leukotrien. Sel yang mengalami kerusakan dapat menstimulus

pelepasan eicosanoid (Rang dkk, 2007).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: UJI DAYA ANALGESIK - USD

12

Fosfolipid

Asam arakhidonat

Fosfolipase A2

12-HETE

(kemotaksin)

12-Lipoksigenase

Lipoksin A dan B

15-Lipoksigenase

Siklooksigenase

Siklik

endoperoksid

PGD2 (menghambat

agregasi platelet,

vasodilator)

PGF2α (bronkokonstriksi,

kontraksi myometrial) PGE2 (vasodilator,

hiperalgesik)

Tromboksan A2 (trombotik,

vasokonstriktor)

PGI2 (vasodilator, hiperalgesik,

menghambat agregasi platelet)

5-Lipoksigenase

5-HPETE

LTA4

LTC4 (bronkokonstriktor)

LTD4

LTE4

LTB4 (kemotaksin)

Gambar 1. Proses pembentukan eicosanoid dari asam arakhidonat melalui jalur siklooksigenase dan lipooksigenase (Rang dkk, 2007)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: UJI DAYA ANALGESIK - USD

13

Asam arakhidonat dimetabolisme melalui beberapa jalur yaitu:

1. metabolisme oleh siklooksigenase (COX) yang terdiri dari dua bentuk yaitu

COX-1 dan COX-2. Enzim ini akan menginisiasi biosintesis prostaglandin

dan tromboksan.

2. metabolisme oleh lipoksigenase yang akan menginisiasi sintesis leukotrien

dan eicosanoid lain.

(Rang dkk, 2007)

Prostaglandin dan tromboksan mempunyai efek utama pada empat jenis

otot polos: saluran napas, saluran cerna, reproduksi, dan vaskular. Target penting

lainnya mencakup platelet dan monosit, sistem saraf pusat, ujung saraf otonomik

pra sinap, ujung saraf sensorik, organ endokrin, dan jaringan lemak. Leukotrien

mempunyai efek pada hati dan otot polos, sel-sel darah, dan sistem ginjal

(Katzung, B. G., 2001)

Yang termasuk “zat nyeri” yang potensinya kecil adalah ion hidrogen.

Pada penurunan pH di bawah 6 selalu terjadi rasa nyeri yang meningkat pada

kenaikan konsentrasi ion H+ lebih lanjut. Demikian pula berbagai neurotransmiter

bekerja sebagai zat nyeri pada kerusakan jaringan. Histamin pada konsentrasi

relatif tinggi terbukti sebagai zat nyeri. Asetilkolin pada konsentrasi rendah

mensensibilisasi reseptor nyeri terhadap zat nyeri lain sehingga senyawa ini

bersama-sama dengan senyawa yang dalam konsentrasi yang sesuai secara sendiri

tidak dapat menimbulkan rasa nyeri. Pada konsentrasi tinggi, asetilkolin bekerja

sebagai zat nyeri yang berdiri sendiri. Serotonin merupakan senyawa yang

menimbulkan nyeri yang paling efektif dari kelompok transmiter. Sebagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: UJI DAYA ANALGESIK - USD

14

kelompok senyawa penting lain dalam hubungan ini adalah kinin, khususnya

bradikinin yang termasuk penyebab nyeri terkuat. Prostaglandin yang dibentuk

lebih banyak akan mensensibilitas reseptor nyeri dan disamping itu menjadi

penentu dalam lamanya rasa nyeri (Mutschler, 1999).

Ada tiga jenis reseptor berdasarkan tipe stimulus yang diberikan, yaitu:

a. Reseptor nyeri mekanosensitif

Reseptor ini akan terangsang bila ada stres mekanik atau kerusakan

jaringan (Guyton, A. C., 1993). Reseptor ini akan meneruskan nyeri permukaan

melalui serabut A-delta bermielin (Mutschler, 1999).

b. Reseptor nyeri termosensitif

Reseptor ini peka terhadap perubahan suhu panas/dingin yang ekstrim

(Guyton, A. C., 1993). Reseptor ini meneruskan nyeri kedua melalui serabut-

serabut c yang tidak bermielin (Mutschler, 1999).

c. Reseptor nyeri kemosensitif

Reseptor ini peka terhadap bahan kimia seperti bradikinin, serotonin,

histamin, ion kalsium, asam, prostaglandin, asetilkolin, dan enzim proteolitik

(Guyton, A. C., 1993). Zat-zat kimia di atas disebut juga zat nyeri atau mediator

nyeri (Mutschler, 1999).

Proses penghantaran nyeri adalah sebagai berikut: potensial aksi (impuls

nosiseptif) yang terbentuk pada reseptor nyeri diteruskan melalui serabut saraf

aferen ke dalam akar dorsal sumsum tulang belakang. Di tempat ini juga terjadi

refleks somatik dan vegetatif awal melalui interneuron serta penghambatan nyeri

menurun pada serabut aferen. Serabut-serabut yang berakhir dalam daerah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: UJI DAYA ANALGESIK - USD

15

formatio reticularis menimbulkan reaksi vegetatif. Tempat kontak yang lain

adalah thalamus optikcus. Di sini impuls diteruskan ke gyrus postcontralis (celah

sentral belakang), tempat lokalisasi nyeri, juga ke sistem limbik yang terlibat

dalam penilaian nyeri. Kemudian otak kecil dan otak besar sama-sama melakukan

reaksi perlindungan dan reaksi menghindar yang terkoordinasi.

Proses terjadinya nyeri adalah sebagai berikut:

Rasa Nyeri Lokalisasi nyeri

Penilaian nyeri

Korteks Reaksi pertahanan

Sistem limbik Otak kecil

Talamus optik

Formasio retikularis reaksi vegetatif

Sumsum tulang refleks

Reseptor

Pembebasan mediator

Rangsang nyeri

Keterangan: : impuls penghantaran nyeri yang meningkat : reaksi nyeri : inhibisi nyeri endogen Gambar 2. Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta

inhibisi nyeri endogen (Mutschler, 1999)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: UJI DAYA ANALGESIK - USD

16

E. Analgetika

Analgetika adalah golongan obat-obatan yang memiliki aktivitas

menekan atau mengurangi rasa nyeri. Efek ini dapat dicapai dengan berbagai cara,

seperti menekan kepekaan reseptor terhadap rangsang nyeri mekanik, termik

listrik, atau kimiawi di pusat atau dengan cara menghambat pembentukan

prostaglandin sebagai mediator sensasi nyeri (Anonim, 1991). Obat ini dapat

digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran (Tjay

dan Rahardja, 2002).

Rasa nyeri dapat dilawan dengan beberapa cara yakni dengan (1)

merintangi pembentukan rangsangan dalam reseptor-reseptor nyeri perifer oleh

analgetika perifer atau oleh anestetika lokal, (2) merintangi penyaluran

rangsangan nyeri dalam saraf-saraf sensoris, misalnya dengan anestetika lokal, (3)

blokade dari pusat nyeri dalam sistem saraf sentral dengan analgetika sentral

(narkotika) atau dengan anestetika umum (Tjay dan Raharja, 2002).

Menurut Roach, S. S. (2004), obat yang digunakan dalam mengatasi

nyeri terdiri dari dua kelompok yaitu analgetika non-narkotik dan analgetika

narkotik.

1. Analgetika non-narkotik

Obat-obat ini meringankan rasa nyeri tanpa menurunkan kesadaran dan

tidak menyebabkan ketergantungan seperti penggunaan analgetika narkotik.

Analgetika non-narkotik terdiri dari senyawa golongan salisilat, non-salisilat

(seperti asetaminophen), dan nonsteroidal anti-inflamatory drugs (NSAIDs). Obat

ini digunakan untuk mengatasi nyeri ringan hingga sedang (Roach, S. S., 2004).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: UJI DAYA ANALGESIK - USD

17

Fosfolipid

Asam arakhidonat

Fosfolipase A2

12-HETE

(kemotaksin)

12-Lipoksigenase

Lipoksin A dan B

15-Lipoksigenase

Siklooksigenase

Siklik

endoperoksid

PGD2 (menghambat

agregasi platelet,

vasodilator)

PGF2α (bronkokonstriksi,

kontraksi myometrial)

PGE2 (vasodilator,

hiperalgesik)

Tromboksan A2 (trombotik,

vasokonstriktor)

PGI2 (vasodilator, hiperalgesik,

menghambat agregasi platelet)

5-Lipoksigenase

5-HPETE

LTA4

LTC4 (bronkokonstriktor)

LTD4 LTE4

LTB4 (kemotaksin)

Inhibitor fosfolipid

kortikosteroid

NSAID, ASA

Antagonis TXA2

Inhibitor sintesis

TXA2

Antagonis PG Antagonis reseptor leukotrien

Inhibitor

lipoksigenase

Gambar 3. Penghambatan sintesis eicosanoid oleh analgetika (Rang dkk, 2007)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: UJI DAYA ANALGESIK - USD

18

2. Analgetika narkotik

Analgetik narkotik disebut juga opioida, adalah zat yang bekerja terhadap

reseptor opioid khas di sistem saraf pusat, hingga persepsi nyeri dan respons

emosional terhadap nyeri berkurang (Tjay dan Rahardja, 2002).

Analgetika kuat diindikasikan pada kondisi nyeri yang sangat kuat. Di

sini terutama nyeri akibat kecelakaan, nyeri karena operasi, dan nyeri tumor

(Mutschler, 1999).

F. Asetosal

COOH

OCOCH3

Gambar 4. Struktur asetosal (Anonim, 1995)

Asam asetil salisilat yang lebih dikenal sebagai asetosal atau aspirin

merupakan analgesik, anti inflamasi, antipiretik, dan inhibitor agregasi platelet

(Dollery, C., 1999). Aspirin merupakan senyawa standar yang digunakan dalam

menilai efek obat sejenis (Dipalma, J. R. dan Digregorio, G. J., 1990). Aspirin

merupakan salah satu obat yang paling sering digunakan untuk meredakan nyeri

ringan sampai sedang (Katzung, B. G., 2001).

Asetosal merupakan analgetika yang efektif, dengan durasi kira-kira 4

jam (Neal, M. J., 1997). Asetosal akan diabsorbsi selama 5-30 menit setelah

pemberian oral dan pada dosis tunggal akan mencapai kadar plasma puncak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: UJI DAYA ANALGESIK - USD

19

setelah 1-3 jam. Dosis yang biasa digunakan antara 325-650 mg (McEvoy, G. K.,

2005).

Aspirin menghambat sintesis prostaglandin, melalui asetilasi. Asetosal

menghambat enzim siklooksigenase dengan mengasetilasi gugus aktif serin dari

enzim ini sehingga konversi asam arakhidonat menjadi prostaglandin dan

tromboksan akan terganggu, sehingga rasa nyeri dapat berkurang (Dollery, C.,

1999).

G. Kurkumin

Kurkumin merupakan senyawa kandungan utama tanaman kunyit.

Kurkumin murni sangat sulit diperoleh langsung dari kunyit karena sering kali

tercampur dengan dua turunannya yaitu desmetoksukurkumin dan

bidesmetoksikurkumin (Bone, K. dan Mills, S., 2000).

Struktur kimia dari kurkumin adalah sebagai berikut:

O O

H

OCH3H3CO

HO OH

Gambar 5. Struktur molekul kurkumin (Bone, K. dan Mills, S., 2000)

Kurkumin praktis tidak larut dalam air pada pH netral dan pH asam,

tetapi larut dalam pH basa. Komponen kurkumin relatif stabil pada suasana asam

(Stankovic, I., 2004). Berdasarkan penelitian Wan, Y.J., Pan, M.H., Cheng, A.L.,

Lin, L.I., Ho, Y.S., Hsieh, C.Y., dkk (1997), diperoleh bahwa kurkumin yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: UJI DAYA ANALGESIK - USD

20

terdapat dalam larutan pH 7,2 dan dipanaskan pada suhu 370 C akan mengalami

dekomposisi.

Menurut Bone, K. dan Mills, S. (2000), dalam rimpang kunyit terdapat

kurkumin yang mempunyai kemampuan menghambat produksi prostaglandin dan

leukotrien sebagai mediator nyeri. Berdasarkan penelitian Bengmark, S. (2006)

diperoleh bahwa kurkumin memiliki kemampuan untuk menghambat aktivasi

mediator nyeri yaitu melalui ikatan dengan enzim siklooksigenase-2 dan

lipooksigenase.

H. Metode Pengujian Daya Analgesik

Pengujian daya analgesik dapat menggunakan berbagai metode. Menurut

Turner (1965) metode pengujian daya analgesik berdasarkan jenis analgesiknya

ada dua golongan, yaitu golongan analgesik narkotika dan analgesik non

narkotika. Metode-metode pengujian aktivitas analgesik dilakukan dengan menilai

kemampuan zat uji untuk menekan atau menghilangkan rasa nyeri yang diinduksi

pada hewan uji (mencit, tikus, marmot) (Anonim, 1991).

1. Golongan analgesik narkotika

a. metode jepitan ekor

Sekelompok mencit diinjeksi dengan senyawa uji secara subkutan atau

intravena. Setelah 30 menit, jepitan dipasang selama 30 detik pada bagian

pangkal ekor yang telah dilapisi karet tipis. Respon yang diamati yaitu

ada tidaknya usaha dari hewan uji untuk melepaskan diri dari jepitan

tersebut. Pada hewan uji yang diberi analgesik akan mengabaikan jepitan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: UJI DAYA ANALGESIK - USD

21

tersebut, namun pada hewan yang tidak diberi analgesik akan berusaha

untuk melepaskan diri dari jepitan tersebut (Turner, 1965).

b. metode rangsang panas

Metode ini dilakukan dengan cara meletakkan mencit yang telah diberi

senyawa uji di atas pelat panas (hot plate) yang bersuhu 550 -55,50 C.

Respon yang diamati yaitu ketika hewan uji mengangkat, menjilat telapak

kakinya dan kemudian melompat dari lempeng panas (Turner, 1965).

c. metode pengukuran tekanan

Alat yang digunakan pada metode ini menggunakan dua buah syringe

yang dihubungkan kedua ujungnya, bersifat elastis, fleksibel, serta

terdapat pipa plastik yang diisi dengan cairan. Pipa tersebut kemudian

dihubungkan dengan manometer. Syringe yang pertama diletakkan

dengan posisi vertikal dengan ujungnya menghadap ke atas. Ekor tikus

diletakkan di bawah penghisap syringe. Pada saat tekanan diberikan pada

penghisap dari syringe kedua, maka tekanan ini akan berhubungan dengan

sistem hidrolik pada syringe yang pertama lalu pada ekor hewan uji.

Tekanan yang sama diberikan pada syringe kedua yang dapat

meningkatkan tekanan pada ekor hewan uji. Respon yang timbul akan

tercatat pada manometer ketika hewan uji meronta-ronta kemudian

mengeluarkan suara (mencicit) sebagai tanda kesakitan (Turner, 1965).

d. metode potensi petidin

Metode ini memerlukan hewan uji dalam jumlah banyak. Tiap kelompok

hewan uji terdiri dari 20 ekor, setengah kelompok dibagi menjadi tiga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: UJI DAYA ANALGESIK - USD

22

bagian yang diberi petidin dengan peringkat dosis yaitu 2, 4, dan 8 mg/kg.

Setengah kelompok yang lain petidin, yang lain, petidin dan senyawa uji

dengan dosis 25% dari LD50. Persen daya analgesik dapat dihitung dengan

bantuan metode rangsang panas.

e. metode antagonis nalorfin

Metode ini digunakan untuk mengetahui aksi dari obat-obat seperti

morfin. Hewan uji yang dapat digunakan pada metode ini yaitu tikus,

mencit, dan anjing. Hewan uji diberi obat dengan dosis toksik lalu diikuti

pemberian nalorfin (0,5 – 10,0 mg/kg BB) secara intravena.

f. metode kejang oksitosin

Oksitosin merupakan hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pituitori

posterior, yang dapat menyebabkan kontraksi uterin sehingga

menimbulkan kejang pada tikus. Respon berupa kejang tersebut meliputi

kontraksi abdominal, sehingga dapat menarik pinggang dan kaki hewan

uji ke belakang. Penurunan jumlah kejang dapat diamati dan nilai ED50

dapat diperkirakan.

g. metode pencelupan pada air panas

Metode ini dilakukan dengan cara mencelupkan ekor mencit pada air

bertemperatur 580 C, dimulai 15 menit setelah diinjeksikan zat uji secara

intraperitoneal. Pencelupan diulang setiap 30 menit. Respon mencit

terlihat pada hentakan ekornya untuk menghindari air panas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: UJI DAYA ANALGESIK - USD

23

2. Golongan analgesik non narkotika

a. metode rektodolorimetri

Pada metode ini hewan uji tikus diletakkan dalam sebuah kandang yang

dibuat khusus dengan menggunakan alas tembaga yang kemudian

dihubungkan dengan sebuah gulungan yang berfungsi sebagai

penginduksi. Ujung lain dari gulungan tersebut dihubungkan dengan

silinder elektroda tembaga. Pada gulungan bagian atas terdapat konduktor

yang dihubungkan dengan sebuah volmeter yang sensitif untuk dapat

mengubah 0,1 volt. Teriakan mencit dapat timbul dengan pemberian

tegangan sebesar 1 sampai 2 volt (Turner, 1965).

b. metode podolorimetri

Pengujian daya analgesik menggunakan metode ini dengan memberikan

aliran listrik pada kandang yang ditempati hewan uji. Hewan uji

diletakkan dalam kandang yang alasnya terbuat dari kepingan metal,

sehingga bisa mengalirkan listrik. Respon yang timbul yaitu teriakan dari

hewan uji tersebut. Pengukuran dilakukan dengan selang waktu 10 menit

selama 1 jam (Turner, 1965).

c. metode rangsang kimia

Pada metode ini digunakan rangsang kimia berupa zat kimia yang

diberikan secara intraperitoneal pada mencit yang sudah diberi senyawa

uji secara oral pada selang waktu tertentu. Zat kimia yang biasa

digunakan untuk menimbulkan rasa nyeri yaitu fenilkuinon. Respon

mencit terhadap rangsang nyeri ini berupa geliat yaitu kontraksi perut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: UJI DAYA ANALGESIK - USD

24

disertai tarikan kedua kaki ke belakang dan perut menempel pada lantai.

Metode ini peka untuk pengujian senyawa-senyawa analgesik non

narkotik. Selain itu, metode ini cukup sederhana, mudah dilakukan, dan

cukup peka untuk pengujian senyawa-senyawa yang memiliki daya

analgesik lemah. Daya analgesik dihitung dengan persamaan menurut

Handershot dan Forsaith (1959) sebagai berikut:

% penghambatan terhadap geliat = 100 – (P/K x 100%)

Keterangan:

P : jumlah geliat mencit pada kelompok perlakuan K : rata-rata jumlah geliat mencit pada kelompok control

I. Landasan Teori

Menurut Roach, S. S. (2004), nyeri adalah perasaan sensoris dan

emosional yang tidak enak dan berkaitan dengan kerusakan jaringan. Nyeri

bersifat individu dan ambang nyeri pada setiap orang berbeda-beda. Nyeri timbul

jika rangsang mekanik, termal, kimia, atau listrik melampaui suatu nilai ambang

tertentu (nilai ambang nyeri) dan karena itu menyebabkan kerusakan jaringan

dengan pembebasan mediator nyeri yang menyebabkan perangsangan reseptor

nyeri (Mutschler, 1999).

Eicosanoid merupakan produk oksigenasi dari asam lemak rantai panjang

yang tidak jenuh. Prekursor eicosanoid yang terbanyak dan diduga paling penting

yaitu asam arakidonat yang dirilis dari fosfolipid-fosfolipid membran oleh satu

atau lebih lipase (Katzung, B. G., 2001). Eicosanoid terlibat dalam mengatur

proses fisiologi dan beberapa di antaranya merupakan mediator yang sangat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: UJI DAYA ANALGESIK - USD

25

penting dalam menimbulkan rasa nyeri. Eicosanoid yang pokok yaitu

prostaglandin, tromboksan, dan leukotrien. Sel yang mengalami kerusakan dapat

menstimulus pelepasan eicosanoid (Rang dkk, 2007).

Asam asetil salisilat yang lebih dikenal sebagai asetosal atau aspirin

merupakan analgesik, anti inflamasi, antipiretik, dan inhibitor agregasi platelet.

Aspirin menghambat sintesis prostaglandin, melalui asetilasi. Asetosal

menghambat enzim siklooksigenase dengan mengasetilasi gugus aktif serin dari

enzim ini sehingga konversi asam arakhidonat menjadi prostaglandin dan

tromboksan akan terganggu, sehingga rasa nyeri dapat berkurang (Dollery, C.,

1999).

Pemberian jamu kunyit asam instan dan jamu kunyit asam ramuan segar

secara per oral sebelum diberikan rangsang nyeri diduga memiliki daya analgesik

serta kedua jamu tersebut memiliki daya analgesik yang sama. Efek analgesik

disebabkan oleh adanya kurkumin dalam kunyit yang distabilkan oleh asam sitrat

dan asam malat yang terkandung dalam daging buah asam. Berdasarkan penelitian

Bengmark, S. (2006) diperoleh bahwa kurkumin memiliki kemampuan untuk

menghambat aktivasi mediator nyeri yaitu melalui ikatan dengan enzim

siklooksigenase-2 dan lipooksigenase, sehingga perubahan asam arakhidonat

menjadi eicosanoid sebagai mediator kimiawi tidak terjadi. Oleh karena itu,

rangsang nyeri dapat dihambat dan rasa nyeri dapat ditekan.

Menurut Suharmiati dan Handayani, L. (2001), jamu ramuan segar

merupakan jamu yang diolah dengan cara sederhana dan tradisional, yang secara

umum pengolahannya dibedakan menjadi dua macam, yaitu dengan merebus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: UJI DAYA ANALGESIK - USD

26

seluruh bahan atau dengan cara mengambil/memeras sari yang terkandung dalam

jamu kemudian dicampur dengan air matang. Soedibyo, M. (2008)

mengemukakan bahwa saat ini, produk-produk jamu telah diolah berdasarkan

modernisasi teknologi dan industrialisasi yang memenuhi standar ketat kualitas

dan keamanan.

J. Hipotesis

Jamu kunyit asam instan dan jamu kunyit asam ramuan segar memiliki

daya analgesik serta kedua produk tersebut memiliki perbedaan daya analgesik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: UJI DAYA ANALGESIK - USD

27

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental murni dengan

rancangan penelitian acak lengkap pola dua arah.

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel utama

Variabel utama pada penelitian ini terdiri dari:

a. variabel bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah produk jamu dan dosis jamu

kunyit asam.

b. variabel tergantung

Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah daya analgesik jamu

kunyit asam ramuan segar dan jamu kunyit asam instan.

2. Variabel pengacau

Variabel pengacau pada penelitian ini terdiri dari:

a. variabel pengacau terkendali

Pada penelitian ini terdapat variabel pengacau yang harus dikendalikan

yaitu: hewan uji mencit putih betina galur Swiss, umur 2-3 bulan, berat badan

20-30 gram, dan jalur pemberian secara oral.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: UJI DAYA ANALGESIK - USD

28

b. variabel pengacau tidak terkendali

Pada penelitian ini variabel pengacau yang tidak dapat dikendalikan yaitu

kondisi patologis mencit.

3. Definisi operasional

a. Dosis jamu kunyit asam ramuan segar yaitu sejumlah miligram rimpang

kunyit dan buah asam per kilogram berat badan yang dilarutkan dalam

aquadest dan diberikan secara oral (4.550, 9.100, dan 18.200 mg/kg BB).

b. Dosis jamu kunyit asam instan yaitu sejumlah miligram serbuk jamu

kunyit asam instan per kilogram berat badan yang dilarutkan dalam

aquadest dan diberikan secara oral (1.365, 2.730, dan 5.460 mg/kg BB).

c. Daya analgesik menunjukkan seberapa besar kemampuan suatu zat

tertentu dalam memberikan efek analgesik, yang ditunjukkan dengan

besarnya nilai persen penghambatan terhadap respon geliat.

d. Jamu kunyit asam instan adalah jamu Kunyit Asam instan produksi PT.

“SM”.

e. Jamu kunyit asam ramuan segar adalah jamu kunyit asam yang dibuat

dengan cara merebus rimpang kunyit yang telah diparut dan buah asam

segar, kemudian diperas untuk memisahkan sari jamu kunyit asam dari

ampasnya (Wisely, 2008).

C. Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini : rimpang kunyit yang

diperoleh dari Badan Penelitian Obat Tradisional Tawangmangu dan buah asam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: UJI DAYA ANALGESIK - USD

29

dari daerah Kulon Progo untuk membuat jamu kunyit asam ramuan segar, jamu

Kunyit Asam instan produksi PT “SM”, asetosal murni (Brataco, Chemica)

sebagai kontrol positif, asam asetat sebagai zat penginduksi nyeri, aquadest,

mencit putih betina galur Swiss (umur 2-3 bulan dengan berat badan 20-30 gram)

diperoleh dari Laboratorium Hayati Imono, Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

D. Alat Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian meliputi :

1. Neraca analitik (Mettler Toledo)

2. Spuit peroral dan injeksi intraperitoneal 1 ml (Terumo)

3. Stopwatch

4. Kotak kaca

5. Alat-alat gelas

E. Jalan Penelitian

1. Pembuatan larutan CMC Na 1 %

Larutan CMC Na 1 % dibuat dengan cara menimbang secara seksama 1

gram CMC Na dan ditaburkan sedikit demi sedikit diatas air panas sambil

diaduk hingga mengembang. Lalu dimasukkan kedalam labu ukur 100 ml dan

ditambah air hingga 100 ml.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: UJI DAYA ANALGESIK - USD

30

2. Pembuatan larutan asam asetat 1%

Larutan asam asetat dibuat dari asam asetat glacial (100%) dengan cara

pengenceran menggunakan rumus V1 C1 = V2 C2.

3. Penetapan dosis asetosal

Asetosal digunakan sebagai kontrol positif dalam penelitian ini adalah

asetosal murni. Dalam penelitian ini diasumsikan bahwa dosis asetosal untuk

orang dewasa (50 kg) adalah 0,5 gram. Supaya dosis tersebut dapat

dikonversikan ke mencit, maka terlebih dahulu dihitung dosis untuk manusia

70 kg sebagai berikut:

Dosis untuk manusia 70 kg = 70 kg/50 kg x 0,5 g

= 0,7 g

Jika dosis tersebut dikonversikan ke mencit 20 g dengan angka konversi 0,0026

maka diperoleh sebagai berikut:

Dosis untuk mencit 20 g = 0,0026 x 0,7 g

= 1,82 x 10-3 g

maka dosis asetosal = 1000 g/20 g x 1,82 x 10-3

= 0,091 g/kg BB

= 91 mg/kg BB

Untuk menetapkan dosis asetosal digunakan 3 peringkat dosis. Dosis hasil

perhitungan digunakan sebagai dosis tengah, 2 dosis lainnya diperoleh dengan

cara menentukan kelipatannya. Angka kelipatan yang digunakan yaitu

kelipatan 2 sehingga diperoleh dosis 250, 500, dan 1000 mg. Setelah

dikonversikan ke mencit diperoleh dosis 45,5; 91; 182 mg/kg BB.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: UJI DAYA ANALGESIK - USD

31

4. Pembuatan suspensi asetosal dalam CMC Na 1%

Asetosal yang akan digunakan sebagai kontrol positif dibuat dengan

menimbang secara seksama sejumlah asetosal dan disuspensikan dalam CMC

Na 1 % sesuai dengan volume yang akan dibuat.

5. Penetapan dosis jamu kunyit asam instan

Penetapan dosis jamu kunyit asam instan berdasarkan dosis yang

digunakan manusia dewasa (50 kg) yaitu 25 g/50 kg BB, sesuai dengan aturan

pakai yang terdapat pada kemasan jamu instan. Supaya dosis tersebut dapat

dikonversikan ke mencit, maka dihitung dosis untuk manusia 70 kg sebagai

berikut:

Dosis untuk manusia 70 kg = 70 kg/50 kg x 25 g

= 35 g

Jika dosis tersebut dikonversikan ke mencit 20 g dengan angka konversi 0,0026

maka diperoleh sebagai berikut:

Dosis mencit 20 g : 35 g/70 kg BB x 0,0026

: 0,091 g/20g BB

: 4,55 mg/g BB

: 4.550 mg/kg BB

Dosis 4.550 mg/kg BB merupakan dosis terapi. Dalam penelitian ini ditetapkan

3 peringkat dosis, dengan cara menentukan kelipatannya. Angka kelipatan yang

digunakan sebesar 2 kalinya, sehingga diperoleh 3 peringkat dosis yaitu 4.550

mg/kg BB (1 x 4.550 mg/kg BB); 9.100 mg/kg BB (2 x 4.550 mg/kg BB); dan

18.200 mg/kg BB (2 x 9.100 mg/g BB).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: UJI DAYA ANALGESIK - USD

32

6. Pembuatan larutan jamu kunyit asam instan

Jamu kunyit asam instan ditimbang sebanyak 18,2 g dan dilarutkan

dengan aquadest hingga 25 ml.

7. Penetapan dosis jamu kunyit asam ramuan segar

Penetapan dosis jamu kunyit asam ramuan segar berdasarkan komposisi

ekstrak kunyit : asam = 20% : 10% dalam jamu kunyit asam instan produksi

PT. “SM”.

Kunyit : 20% x 25 g = 5 g

Asam : 10% x 25 g = 2,5 g

Sehingga dosis untuk manusia dewasa (50 kg) adalah 7,5 g/50 kg BB. Supaya

dosis tersebut dapat dikonversikan ke mencit, maka dihitung dosis untuk

manusia 70 kg sebagai berikut:

Dosis untuk manusia 70 kg = 70 kg/50 kg x 7,5 g

= 10,5 g

Jika dosis tersebut dikonversikan ke mencit 20 g dengan angka konversi 0,0026

maka diperoleh sebagai berikut:

Dosis mencit 20 g : 10,5 g/70 kg BB x 0,0026

: 0,0273 g/20g BB

: 27,3 mg/20g BB

: 1.365 mg/kg BB

Dosis 1.365 mg/kg BB merupakan dosis terapi. Dalam penelitian ini ditetapkan

3 peringkat dosis, dengan cara menentukan kelipatannya. Angka kelipatan yang

digunakan sebesar 2 kalinya, sehingga diperoleh 3 peringkat dosis yaitu 1.365

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: UJI DAYA ANALGESIK - USD

33

mg/kg BB (1 x 1.365 mg/kg BB); 2.730 mg/kg BB (2 x 1.365 mg/kg BB); dan

5.460 mg/kg BB (2 x 2.730 mg/kg BB).

8. Pembuatan larutan jamu kunyit asam ramuan segar

Konsentrasi larutan jamu kunyit asam ramuan segar yaitu:

V x C = D x BB

0,5 ml x C = 5.460 mg/kg x 20 g

C = ml

gkgxmg5,0

20/460.5

C = 218,4 mg/ml

Larutan jamu ramuan segar kunyit asam dibuat dalam 100 ml sehingga

konsentrasi yang diperoleh adalah 21,84 g/100 ml. Komposisi kunyit : asam =

yang digunakan yaitu 20% : 10% .

Kunyit : 20/30 x 21,84 g =14,56 g

Asam : 10/30 x 21,84 g = 7,28 g

Rimpang kunyit ditimbang sebanyak 14,56 g dan buah asam sebanyak 7,28 g;

kemudian direbus dengan 100 ml air mendidih.

9. Seleksi hewan uji

Hewan uji yang digunakan yaitu mencit putih betina galur Swiss,

berumur 2-3 bulan, dengan berat badan 20-30 gram. Semua hewan uji

dipelihara dengan kondisi dan perlakuan yang sama meliputi pakan, minum,

dan kandang. Sebelum diberi perlakuan, semua hewan uji diadaptasikan

terlebih dahulu dengan kondisi yang sama dan dipuasakan terlebih dahulu

selama 18-22 jam tanpa diberi makan, hanya diberi minum saja. Hal ini

bertujuan untuk mengurangi variasi akibat adanya makanan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: UJI DAYA ANALGESIK - USD

34

10. Penetapan kriteria geliat

Respon yang diamati pada uji daya analgesik ini berupa geliat. Kriteria

geliat perlu ditetapkan untuk mendapatkan geliat yang hampir sama. Gerakan

mencit yang dianggap sebagai geliat adalah kedua kakinya ditarik ke belakang

dan tubuhnya memanjang serta pada bagian perutnya menempel pada alas

tempat berpijak.

11. Penetapan dosis asam asetat

Menurut Williamson, E. M., Okpako, D. T., dan Evans, F. J. (1996) asam

asetat kadar 1-3 % digunakan sebagai iritant yang menyebabkan nyeri pada

pengujian daya analgesik dengan metode geliat.

Penentuan dosis asam asetat bertujuan untuk menentukan dosis efektif

asam asetat yang dapat memberikan jumlah geliat yang cukup dan mudah

untuk diamati. Peringkat dosis yang digunakan yaitu 25, 50, dan 100 mg/kg BB

dengan konsentrasi 1%. Ketiga dosis tersebut diinjeksikan secara

interaperitoneal kepada masing-masing kelompok hewan uji. Geliat mencit

diamati setiap 5 menit selama 60 menit. Dosis yang dipilih adalah dosis yang

memberikan geliat tidak terlalu banyak, sehingga tidak kesulitan dalam

pengamatan, tetapi juga tidak terlalu sedikit sehingga bila sebelumnya diberi

perlakuan analgetika masih memberikan geliat sampai kurang lebih 1 jam.

12. Penetapan selang waktu pemberian rangsang

Selang waktu pemberian rangsang ditetapkan untuk mengetahui rentang

waktu antara pemberian rangsang nyeri dengan pemberian larutan uji yang

digunakan sebagai analgesik. Diharapkan pada selang waktu tersebut, larutan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: UJI DAYA ANALGESIK - USD

35

uji yang diberikan secara per oral telah mengalami absorbsi dan bila diberikan

rangsang nyeri berupa asam asetat, larutan uji dapat menimbulkan efek dan

respon geliat hewan uji akan berkurang.

Rentang waktu yang diujikan adalah 5, 10, 15 dan 30 menit. Sebanyak 12

ekor hewan uji, yang telah dipuasakan ± 18-22 jam dibagi ke dalam 4

kelompok. Hewan uji diberikan asetosal dengan dosis 91 mg/kg BB secara per

oral kemudian setelah selang waktu tiap kelompok (5, 10, 15, dan 30 menit)

diinjeksi dengan asam asetat 1% secara intraperitoneal menggunakan dosis

efektif asam asetat yang diperoleh dari penetapan dosis asam asetat.

13. Uji daya analgesik

Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 72 ekor. Hewan

uji dibagi secara acak menjadi 8 kelompok meliputi: kelompok I yaitu kontrol

negatif digunakan aquadest, kelompok II yaitu kontrol positif digunakan

asetosal dosis 91 mg/kg BB, kelompok III-V yaitu kelompok perlakuan jamu

kunyit asam instan dengan 3 peringkat dosis yaitu 4.550; 9.100; 18.200 mg/kg

BB, dan kelompok VI-VIII yaitu kelompok perlakuan jamu ramuan segar

kunyit asam dengan 3 peringkat dosis yaitu 1.365; 2.730; 5.460 mg/kg BB.

Hewan uji diberi perlakuan secara oral dengan larutan uji dan setelah 30

menit diinjeksi dengan asam asetat 1% secara intraperitoneal. Pengujian daya

analgesik dilakukan dengan pengamatan respon nyeri berupa geliat setelah

mencit diinjeksi asam asetat. Pengamatan dilakukan tiap lima menit selama 60

menit. Persen penghambatan terhadap rasa nyeri dari masing-masing perlakuan

dihitung dengan persamaan Handersot dan Forsaith yaitu :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: UJI DAYA ANALGESIK - USD

36

% penghambatan terhadap rasa nyeri = 100 – [(P/K) x 100]

Keterangan :

P = jumlah kumulatif geliat hewan uji setelah perlakuan K = jumlah rata-rata geliat hewan uji kontrol negatif

Perubahan persen penghambatan geliat terhadap asetosal dosis 91 mg/kg BB

sebagai kontrol positif pada tiap kelompok perlakuan dihitung dengan rumus:

% perubahan penghambatan rangsang = 100)( xKp

KpP −

Keterangan:

P = % penghambatan terhadap geliat pada setiap kelompok perlakuan Kp = rata-rata % penghambatan terhadap geliat pada kelompok kontrol positif

F. Analisis Hasil

Data yang diperoleh dianalisis dengan Kolmogorov-Smirnov untuk

melihat distribusi data. Jika data terdistribusi normal dan variansi homogen maka

dilanjutkan dengan ANAVA satu arah kemudian dilanjutkan dengan uji Scheffe

dengan taraf kepercayaan 95% untuk melihat perbedaan antar kelompok tersebut

bermakna (p<0,05) atau tidak bermakna (p > 0,05). Jika data tidak terdistribusi

normal atau variansi tidak homogen maka dilanjutkan dengan analisis Kruskal-

Wallis kemudian dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney untuk melihat perbedaan

antar kelompok tersebut bermakna (p<0,05) atau tidak bermakna (p > 0,05).

Data hasil uji daya analgesik jamu kunyit asam instan dan jamu kunyit

asam ramuan segar dianalisis dengan General Linear Model Univariate dan uji

Scheffe dengan taraf kepercayaan 95% untuk melihat perbedaan antara jamu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: UJI DAYA ANALGESIK - USD

37

kunyit asam instan dan jamu kunyit asam ramuan segar, dengan faktor produk

jamu (instan dan ramuan segar) dan dosis jamu kunyit asam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: UJI DAYA ANALGESIK - USD

38

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Identifikasi Rimpang Kunyit dan Buah Asam Jawa

Dalam penelitian ini, digunakan rimpang kunyit dan daging buah asam

jawa untuk membuat jamu kunyit asam ramuan segar. Rimpang kunyit dan buah

asam jawa yang digunakan, perlu diidentifikasi terlebih dahulu. Identifikasi

dilakukan untuk memperoleh kepastian bahwa bahan yang digunakan adalah

benar-benar rimpang kunyit dan buah asam jawa.

Identifikasi buah asam jawa dilakukan di bagian Biologi Farmasi,

Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada. Identifikasi rimpang kunyit dilakukan

secara mikroskopis untuk mengamati penampang melintang rimpang kunyit. Hasil

pengamatan yang diperoleh (lampiran 1) dibandingkan dengan penampang

melintang secara mikroskopis dari rimpang kunyit pada buku standar menurut

Anonim (1977).

Berdasarkan hasil identifikasi, diperoleh bahwa bahan yang digunakan

dalam pembuatan jamu kunyit asam ramuan segar adalah rimpang kunyit

(Curcuma domestica Val) dan buah asam jawa (Tamarindus indica L.)

B. Uji Pendahuluan

Uji pendahuluan bertujuan untuk menetapkan hal-hal yang akan

dilakukan pada uji daya analgesik jamu kunyit asam instan dan jamu kunyit asam

ramuan segar sehingga diperoleh data yang representatif. Uji pendahuluan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: UJI DAYA ANALGESIK - USD

39

dilakukan meliputi penetapan kriteria geliat, penetapan dosis asam asetat,

penetapan selang waktu pemberian rangsang, dan penetapan dosis asetosal. Dalam

uji pendahuluan ini digunakan subyek uji: mencit betina, galur Swiss dengan

umur 2-3 bulan, dan berat badan 20-30 gram. Semua hewan uji dipuasakan selama

18-22 jam, tidak diberi makan tetapi tetap diberi minum. Hal ini bertujuan untuk

mengurangi variasi akibat adanya makanan.

1. Penetapan kriteria geliat

Kriteria geliat perlu ditetapkan untuk mendapatkan geliat yang sama

sehingga pada saat penelitian, geliat yang diamati tidak berbeda-beda dan akan

diperoleh hasil yang valid. Gerakan mencit yang dianggap sebagai geliat adalah

kedua kakinya ditarik ke belakang dan tubuhnya memanjang serta pada bagian

perutnya menempel pada alas tempat berpijak. Respon geliat terjadi karena

adanya pemberian asam asetat secara intraperitoneal yang dapat mengiritasi

jaringan. Adanya jaringan yang mengalami iritasi tersebut menyebabkan rasa sakit

dan mencit memberikan respon berupa geliat.

2. Penetapan dosis asam asetat

Penelitian uji daya analgesik jamu kunyit asam instan dan jamu kunyit

asam ramuan segar ini menggunakan metode rangsang kimia. Zat kimia yang

digunakan untuk menginduksi nyeri yaitu asam asetat. Penetapan dosis asam

asetat bertujuan untuk menentukan dosis efektif asam asetat yang dapat

memberikan geliat dalam jumlah yang tidak terlalu sedikit dan tidak terlalu

banyak sehingga memudahkan pengamatan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: UJI DAYA ANALGESIK - USD

40

Dalam penentuan dosis efektif asam asetat, digunakan 3 peringkat dosis

yaitu 25, 50, dan 100 mg/kg BB, dengan konsentrasi sebesar 1%. Ketiga dosis

tersebut diinjeksikan secara intraperitoneal kepada masing-masing kelompok

hewan uji, di mana setiap kelompok terdapat 3 ekor hewan uji. Geliat mencit

diamati setiap lima menit selama 60 menit. Data rata-rata jumlah kumulatif geliat

mencit yang diperoleh dapat dilihat pada tabel I dan jumlah geliat tiap menitnya

dapat dilihat pada lampiran 3.

Tabel I. Rata-rata jumlah kumulatif geliat hewan uji pada penetapan dosis asam asetat

Dosis asam asetat (mg/kg BB) Rata-rata jumlah kumulatif geliat mencit (X ± SE)

25 141 ± 19,08

50 85 ± 30, 88

100 64 ± 12,14

Rata–rata jumlah kumulatif geliat hewan uji pada penetapan dosis asam

asetat dapat pula disajikan dalam bentuk diagram batang seperti pada gambar 6.

Ringkasan data statistik analisis variansi satu arah pada penetapan dosis efektif

asam asetat dapat dilihat pada tabel II.

Tabel II. Ringkasan analisis variansi satu arah pada penetapan dosis efektif asam asetat

Sumber variansi

Jumlah kuadrat

Derajat bebas

Rata-rata kuadrat F hitung Probabilitas

Antar perlakuan 9684,222 2 4842,111

3,388 0,104 Dalam kelompok 8574,667 6 1429,111

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: UJI DAYA ANALGESIK - USD

41

Gambar 6. Diagram batang rata-rata jumlah kumulatif geliat pada penetapan dosis efektif asam asetat

Dari hasil analisis (tabel II), diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,104 (p

> 0,05) yang menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara ketiga kelompok

tersebut. Hal ini berarti bahwa pemberian asam asetat dengan tiga peringkat dosis

menimbulkan respon geliat yang tidak berbeda selama waktu pengamatan.

Berdasarkan hasil tersebut, dosis efektif asam asetat yang dipilih untuk

memberikan rangsang nyeri pada uji selanjutnya yaitu 25 mg/kg BB. Dosis asam

asetat 25 mg/kg BB yang dipilih karena pada dosis tersebut sudah mampu

menimbulkan respon geliat yang memudahkan pengamatan. Selain itu, pada dosis

25 mg/kg BB ini memiliki jumlah geliat yang lebih banyak dibandingkan dosis 50

mg/kg BB dan 100 mg/kg BB.

3. Penetapan selang waktu pemberian rangsang

Selang waktu pemberian rangsang yaitu selisih waktu antara pemberian

larutan zat uji secara per oral dengan pemberian rangsang nyeri secara

intraperitoneal. Penetapan selang waktu pemberian rangsang ini bertujuan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: UJI DAYA ANALGESIK - USD

42

mengetahui waktu absorbsi dari zat uji sehingga akan memberikan efek yang

optimal. Zat uji yang digunakan dalam penetapan selang waktu pemberian

rangsang yaitu asetosal dosis 91 mg/kg BB. Selang waktu yang diuji yaitu 5, 10,

15, dan 30 menit. Asetosal diberikan secara per oral pada tiap hewan uji,

kemudian setelah selang waktu yang diuji, asam asetat diberikan secara

intraperitoneal. Respon geliat diamati setiap lima menit selama 60 menit. Data

rata-rata jumlah kumulatif geliat yang diperoleh serta % penghambatan terhadap

geliat dapat dilihat pada tabel III dan data selengkapnya dapat dilihat pada

lampiran 6 dan 7.

Tabel III. Rata-rata jumlah kumulatif geliat hewan uji dan % penghambatan terhadap geliat pada penetapan selang waktu pemberian rangsang

Selang waktu pemberian rangsang (menit)

Rata-rata jumlah kumulatif geliat

(X ± SE)

Rata-rata % penghambatan terhadap geliat

(X ± SE) 5 10 ± 3 84,29±4,72 10 37,33 ± 15,40 41,37±24,20 15 16 ± 10,16 74,87±15,96 30 23,33 ± 1,86 63,35±2,92

Rata-rata % penghambatan terhadap geliat dapat pula disajikan dalam

bentuk diagram batang pada gambar 7 berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: UJI DAYA ANALGESIK - USD

43

Gambar 7. Diagram batang rata-rata % penghambatan terhadap geliat pada penetapan selang waktu pemberian rangsang

Dari data % penghambatan terhadap geliat tersebut kemudian dilakukan

analisis variansi satu arah utnuk mengetahui ada tidaknya perbedaan dalam

kelompok tersebut. Ringkasan analisis variansi satu arah % penghambatan

terhadap geliat pada penetapan selang waktu pemberian dapat dilihat pada tabel

IV.

Tabel IV. Ringkasan analisis variansi satu arah % penghambatan terhadap geliat pada penetapan selang waktu pemberian rangsang

Sumber variansi

Jumlah kuadrat

Derajat bebas

Rata-rata kuadrat F hitung Probabilitas

Antar perlakuan

0,392 3 0,131 2,043 0,187

Dalam kelompok

0,512 8 0,064

Dari hasil analisis pada tabel IV tersebut diperoleh nilai probabilitas

sebesar 0,187 (p > 0,05) yang berarti bahwa tidak ada perbedaan antara tiga

kelompok selang waktu pemberian. Secara statistik, hal ini menunjukkan bahwa

selang waktu pemberian rangsang tidak memberikan perbedaan terhadap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: UJI DAYA ANALGESIK - USD

44

penghambatan geliat, sehingga dapat dikatakan bahwa dalam selang waktu 5

menit, asetosal sudah dapat memberikan efek untuk menghambat geliat. Tetapi,

dalam penelitian ini selang waktu pemberian rangsang yang dipilih yaitu 30

menit, karena pada selang waktu 30 menit, respon geliat yang diperoleh cukup

sedikit dan juga menurut Evoy, G. K. M. (2005), 30 menit merupakan waktu yang

diperlukan untuk absorbsi asetosal. Asetosal ini merupakan senyawa pembanding

dari jamu kunyit asam instan dan jamu kunyit asam ramuan segar. Oleh karena

itu, diharapkan pada menit ke-30 jamu kunyit asam instan dan jamu kunyit asam

ramuan segar sudah mampu memberikan efek pengurangan geliat pada mencit.

4. Penetapan dosis asetosal

Pada penelitian ini, digunakan metode rangsang kimia yang termasuk

dalam uji analgesik golongan non-narkotika sehingga kontrol positif yang

digunakan merupakan obat golongan non-narkotika. Kontrol positif yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu asetosal. Kontrol positif berfungsi sebagai

pembanding terhadap kelompok perlakuan zat uji sehingga dapat diketahui apakah

zat uji memiliki aktivitas farmakologis yang sama dengan asetosal dan seberapa

besar aktivitas zat uji terhadap asetosal.

Dosis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dosis terapi yang lazim

digunakan yaitu 500 mg dan dosis tersebut bila dikonversikan ke mencit yaitu 91

mg/kg BB. Untuk mengetahui dosis asetosal yang optimal dalam menghambat

respon geliat pada hewan uji maka diuji tiga peringkat dosis, dimana dosis 91

mg/kg BB diguakan sebagai peringkat dosis kedua. Dalam menentukan peringkat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: UJI DAYA ANALGESIK - USD

45

dosis digunakan angka kelipatan 2, sehingga dosis yang digunakan yaitu 45,5

mg/kg BB, 91 mg/kg BB, dan 182 mg/kg BB.

Rata-rata jumlah kumulatif geliat dan % penghambatan terhadap geliat

dapat dilihat pada tabel V dan data selengkapnya terdapat dalam lampiran 8 dan 9.

Tabel V. Rata-rata jumlah kumulatif geliat hewan uji dan % penghambatan terhadap geliat pada penetapan dosis asetosal

Dosis asetosal (mg/kg BB)

Rata-rata jumlah kumulatif geliat

(X ± SE)

Rata-rata % penghambatan terhadap geliat

(X ± SE) 45 39 ± 7,82 38,75±12,28 91 35,33 ± 5,24 44,51±8,24 182 6,67 ± 3,72 89,53±5,84

Rata-rata % penghambatan terhadap geliat dapat pula disajikan dalam

bentuk diagram batang pada gambar 7 berikut.

Gambar 8. Diagram batang rata-rata % penghambatan terhadap geliat pada penetapan dosis asetosal

Data pada tabel V menunjukkan bahwa peningkatan dosis asetosal dapat

meningkatkan efek pengurangan jumlah geliat pada mencit. Hal ini terlihat bahwa

pada dosis 182 mg/kg BB jumlah geliat lebih sedikit dibandingkan dosis 45,5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: UJI DAYA ANALGESIK - USD

46

mg/kg BB dan 91 mg/kg BB. Kemudian, untuk mengetahui ada tidaknya

perbedaan dari ketiga kelompok dosis tersebut, data % penghambatan terhadap

geliat diuji secara statistik dengan analisis variansi satu arah. Hasil analisis dapat

dilihat pada lampiran 8 dan ringkasan hasil analisis dapat dilihat pada tabel VI.

Tabel VI. Ringkasan analisis variansi satu arah % penghambatan terhadap geliat pada penetapan dosis asetosal

Sumber variansi

Jumlah kuadrat

Derajat bebas

Rata-rata kuadrat F hitung Probabilitas

Antar perlakuan 4638,586 2 2319,293

9,196 0,015 Dalam kelompok 1513,208 6 252,201

Dari hasil analisis (tabel VI) tersebut diperoleh nilai probabilitasnya yaitu

0,015 (p < 0,05) sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan antara ketiga

kelompok tersebut. Analisis selanjutnya menggunakan uji Scheffe dengan taraf

kepercayaan 95% untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang bermakna

antara ketiga kelompok tersebut. Hasil analisis dapat dilihat pada tabel VII.

Tabel VII. Ringkasan hasil uji Scheffe % penghambatan terhadap geliat pada penetapan dosis asetosal

Dosis asetosal (mg/kg BB) 45,5 91 182

45,5 - tb bb 91 tb - bb 182 bb bb -

Keterangan:

bb : berbeda bermakna (p < 0,05) tb : berbeda tidak bernakna (p > 0,05)

Dari hasil analisis menunjukkan bahwa dosis 45,5 mg/kg BB memiliki

perbedaan yang tidak bermakna terhadap dosis 91 mg/kg BB dan berbeda

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: UJI DAYA ANALGESIK - USD

47

bermakna dengan dosis 182 mg/kg BB. Kelompok dosis 91 mg/kg BB memiliki

perbedaan yang tidak bermakna terhadap dosis 45 mg/kg BB dan berbeda

bermakna terhadap dosis 182 mg/kg BB. Hal ini berarti bahwa peningkatan dosis

asetosal dapat meningkatkan efek analgesiknya dan peningkatan ini bermakna

secara statistik. Dari hasil tersebut dosis asetosal yang dipilih yaitu 91 mg/kg BB

dengan % penghambatan geliat sebesar 44,51%. Dosis tersebut digunakan dalam

penelitian ini karena merupakan dosis yang lazim digunakan manusia. Dosis 182

mg/kg BB memiliki nilai % penghambatan terhadap geliat yang lebih tinggi

dibandingkan dosis 91 mg/kg BB, tetapi dosis tersebut tidak lazim digunakan.

C. Pengujian Daya Analgesik Jamu Kunyit Asam Instan dan Jamu Kunyit Asam Ramuan Segar

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya daya analgesik

pada jamu kunyit asam instan dan jamu kunyit asam ramuan segar serta untuk

mengetahui apakah ada perbedaan daya analgesik dari kedua jamu tersebut.

Metode yang digunakan yaitu metode rangsang kimia. Metode rangsang kimia

dipilih karena cukup sederhana dan mudah dilakukan sebagai awal pengujian efek

analgesik jamu kunyit asam ini. Metode ini memiliki kelemahan yaitu tidak

spesifik karena kemampuan suatu senyawa dalam menghambat geliat belum tentu

disebabkan oleh adanya efek analgesik, mungkin juga senyawa tersebut memiliki

efek antihistamin, parasimpatomimetik, atau simpatomimetik (Turner, 1965).

Subyek uji yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mencit betina,

diinjeksi dengan zat kimia asam asetat yang berfungsi sebagai pemberi rangsang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: UJI DAYA ANALGESIK - USD

48

nyeri. Asam asetat dapat menyebabkan nyeri karena menurunkan pH jaringan

akibat adanya pembebasan H+. Adanya penurunan pH tersebut mengakibatkan

terjadinya iritasi pada jaringan lokal. Rasa nyeri yang terjadi dapat ditunjukkan

dengan adanya respon mencit berupa geliat. Pemberian senyawa yang memiliki

efek analgesik dapat menekan atau mengurangi rasa nyeri yang muncul sehingga

respon geliat semakin sedikit. Respon geliat diamati tiap lima menit selama 60

menit setelah pemberian asam asetat.

Data yang diperoleh berupa jumlah kumulatif geliat pada tiap kelompok

perlakuan. Jumlah kumulatif geliat diubah ke dalam % penghambatan terhadap

geliat dengan persamaan Handersot-Forsaith dan diuji secara statistik dengan

analisis General Linear Model Univariate dilanjutkan menggunakan uji Scheffe

dengan taraf kepercayaan 95% jika data terdistribusi normal dan variansinya

homogen, untuk melihat adanya perbedaan antar kelompok perlakuan. Jika data

tidak terdistribusi normal atau variansinya tidak homogen, analisis dilakukan

dengan uji Friedman untuk melihat ada tidaknya perbedaan dalam kelompok

perlakuan.

Pengujian daya analgesik jamu kunyit asam instan dan jamu kunyit asam

ramuan segar dilakukan sesuai dengan hasil uji pendahuluan. Dosis asam asetat

yang digunakan sebagai pemberi rangsang nyeri yaitu 25 mg/kg BB dengan

konsentrasi 1% dan selang waktu pemberian rangsang yaitu 30 menit. Asetosal

digunakan sebagai kontrol positif dengan dosis 91 mg/kg BB. Kontrol negatif

yang digunakan yaitu aquadest karena digunakan sebagai pelarut jamu kunyit

asam instan dan jamu kunyit asam ramuan segar. Dosis jamu kunyit asam instan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: UJI DAYA ANALGESIK - USD

49

yang digunakan yaitu 4.550; 9.100; 18.200 mg/kg BB, sedangkan peringkat dosis

jamu ramuan segar yaitu 1.365; 2.730; 5.460 mg/kg BB.

Dalam pengujian daya analgesik jamu kunyit asam instan dan jamu

kunyit asam ramuan segar, hewan uji dibagi dalam delapan kelompok terdiri dari

kelompok I yaitu kontrol negatif berupa aquadest; kelompok II yaitu kontrol

positif berupa asetosal dosis 91 mg/kg BB; kelompok III-V yaitu kelompok

perlakuan jamu kunyit asam instan dosis 4.550, 9.100, 18.200 mg/kg BB;

kelompok VI-VIII yaitu kelompok perlakuan jamu kunyit asam ramuan segar

dosis 1.365, 2.730, dan 5.460 mg/kg BB.

Jamu ramuan segar yang digunakan dibuat dari rimpang kunyit dan

daging buah asam. Rimpang kunyit diparut kemudian direbus bersama daging

buah asam jawa. Setelah beberapa saat, jamu didinginkan kemudian diperas untuk

memisahkan jamu kunyit asam dengan ampas kunyit dan asam.

Tiga puluh menit setelah menerima senyawa uji yang diberikan secara

oral, kedelapan kelompok perlakuan tersebut kemudian diberikan asam asetat

secara intraperitoneal sebagai penginduksi nyeri. Respon geliat yang terjadi

diamati setiap lima menit selama 60 menit.

Data jumlah kumulatif geliat dan % penghambatan terhadap geliat pada

kelompok perlakuan jamu kunyit asam instan dan segar terdapat pada tabel VIII

berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: UJI DAYA ANALGESIK - USD

50

Tabel VIII. Rata-rata jumlah kumulatif geliat hewan uji dan % penghambatan terhadap geliat pada kelompok perlakuan jamu kunyit asam instan dan ramuan segar

Kelompok perlakuan Rata-rata jumlah kumulatif

geliat (X ± SE)

Rata-rata % penghambatan terhadap

geliat (X ± SE)

I 63,67±3,52 0,003±5,52 II 12,78±2,79bb 79,93±4,39bb

III 34,22 ± 6,37tb 46,25±9,99tb

IV 34,44 ± 9,60tb 45,90±15,07tb

V 18,67 ± 5,36bb 70,68±8,09bb

VI 40,11 ± 8,61tb 37,00±13,52tb

VII 34,11 ± 8,88tb 46,43±13,95tb

VIII 32,11 ± 5,66tb 49,57±8.89tb

Keterangan:

bb : berbeda bermakna (p < 0,05) tb : berbeda tidak bernakna (p > 0,05)

X : rata-rata SE : standar error I : kontrol negatif (aquadest 25 mg/kg BB) II : kontrol positif (asetosal 91 mg/kg BB) III : jamu kunyit asam instan 4.550 mg/kg BB IV : jamu kunyit asam instan 9.100 mg/kg BB V : jamu kunyit asam instan 18.200 mg/kg BB VI : jamu kunyit asam ramuan segar 1.365 mg/kg BB VII : jamu kunyit asam ramuan segar 2.730 mg/kg BB VIII : jamu kunyit asam ramuan segar 5.460 mg/kg BB

Rata-rata % penghambatan terhadap geliat dapat disajikan dalam bentuk

diagram batang pada gambar 9.

Dari data pada tabel VIII, terlihat bahwa jumlah geliat berbanding

terbalik dengan % penghambatan terhadap geliat. Semakin banyak geliat berarti

semakin kecil % penghambatan senyawa uji terhadap geliat atau semakin kecil

daya analgesiknya. Kelompok kontrol negatif memiliki jumlah geliat yang paling

banyak dibanding kelompok lainnya. Kelompok kontrol positif dan kelompok

perlakuan yang diberi jamu kunyit asam instan dan ramuan segar mengalami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: UJI DAYA ANALGESIK - USD

51

penurunan jumlah geliat dibandingkan kelompok kontrol negatif. Hal tersebut

menunjukkan bahwa asetosal, jamu kunyit asam instan, dan jamu kunyit asam

ramuan segar mampu menghambat respon geliat mencit.

Gambar 9. Diagram batang rata-rata % penghambatan terhadap geliat jamu kunyit asam instan dan jamu kunyit asam ramuan segar

Keterangan:

I : kontrol negatif (aquadest 25 mg/kg BB) II : kontrol positif (asetosal 91 mg/kg BB) III : jamu kunyit asam instan 4.550 mg/kg BB IV : jamu kunyit asam instan 9.100 mg/kg BB V : jamu kunyit asam instan 18.200 mg/kg BB VI : jamu kunyit asam ramuan segar 1.365 mg/kg BB VII : jamu kunyit asam ramuan segar 2.730 mg/kg BB VIII : jamu kunyit asam ramuan segar 5.460 mg/kg BB

Data % penghambatan terhadap geliat kemudian dianalisis menggunakan

General Linear Model Univariate dilanjutkan uji Scheffe untuk mengetahui

perbedaan antar kelompok tersebut, dimana faktor yang akan diuji yaitu produk

jamu (jamu kunyit asam instan dan ramuan segar) dan dosis jamu kunyit asam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: UJI DAYA ANALGESIK - USD

52

Hasil analisis data % penghambatan terhadap geliat dengan faktor produk jamu

terdapat pada tabel IX berikut.

Tabel IX. Hasil analisis uji Scheffe pengaruh produk jamu kunyit asam terhadap % penghambatan geliat pada kelompok perlakuan jamu kunyit asam instan dan jamu

kunyit asam ramuan segar Produk I II III IV

I - bb bb bb II bb - tb bb III bb tb - tb IV bb bb tb -

Keterangan:

bb : berbeda bermakna (p < 0,05) tb : berbeda tidak bernakna (p > 0,05) I : kontrol negatif (aquadest 25 mg/kg BB) II : kontrol positif (asetosal 91 mg/kg BB) III : jamu kunyit asam instan IV : jamu kunyit asam ramuan segar

Dari hasil analisis pada tabel IX, dapat diketahui bahwa kontrol negatif

memiliki perbedaan yang bermakna terhadap kontrol positif dan jamu kunyit asam

baik instan maupun ramuan segar. Hal tersebut berarti bahwa dengan pemberian

asetosal dan jamu kunyit asam mampu menghambat geliat mencit akibat induksi

asam asetat. Dari hasil analisis dapat diketahui juga bahwa kontrol positif

memiliki perbedaan yang tidak bermakna dengan kelompok perlakuan jamu

kunyit asam instan, sehingga dapat dikatakan bahwa jamu kunyit asam instan

memiliki daya analgesik yang setara dengan asetosal dosis 91 mg/kg BB. Hasil

analisis statistik juga menunjukkan bahwa kelompok produk jamu kunyit asam

instan dan ramuan segar memiliki perbedaan yang tidak bermakna. Hal tersebut

berarti dengan pemberian jamu kunyit asam instan maupun ramuan segar akan

memberikan daya analgesik yang setara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: UJI DAYA ANALGESIK - USD

53

Hasil analisis data % penghambatan terhadap geliat dengan faktor dosis

jamu kunyit asam terdapat pada tabel X berikut.

Tabel X. Hasil analisis uji Scheffe pengaruh dosis terhadap % penghambatan geliat pada kelompok perlakuan jamu kunyit asam instan dan jamu kunyit asam ramuan segar

Kelompok perlakuan I II III IV V VI VII VIII

I - bb tb tb bb tb tb tb II bb - tb tb tb tb tb tb III tb tb - tb tb tb tb tb IV tb tb tb - tb tb tb tb V bb tb tb tb - tb tb tb VI tb tb tb tb tb - tb tb VII tb tb tb tb tb tb - tb VIII tb tb tb tb tb tb tb -

Keterangan:

bb : berbeda bermakna (p < 0,05) tb : berbeda tidak bemakna (p > 0,05) I : kontrol negatif (aquadest 25 mg/kg BB) II : kontrol positif (asetosal 91 mg/kg BB) III : jamu kunyit asam instan 4.550 mg/kg BB IV : jamu kunyit asam instan 9.100 mg/kg BB V : jamu kunyit asam instan 18.200 mg/kg BB VI : jamu kunyit asam ramuan segar 1.365 mg/kg BB VII : jamu kunyit asam ramuan segar 2.730 mg/kg BB VIII : jamu kunyit asam ramuan segar 5.460 mg/kg BB

Dari hasil analisis pada tabel X, dapat diketahui bahwa kontrol negatif

memiliki perbedaan yang bermakna terhadap kontrol positif dan kelompok jamu

kunyit asam instan dosis 18.200 mg/kg BB. Hal itu berarti bahwa kontrol positif

dan kelompok jamu kunyit asam instan dosis 18.200 mg/kg BB mampu

mengurangi rasa nyeri yang dapat ditunjukkan dengan nilai % penghambatan

terhadap geliat dari kontrol positif dan kelompok jamu kunyit asam instan dosis

18.200 mg/kg BB lebih tinggi dari kontrol negatif. Pada kelompok jamu kunyit

asam instan dosis 4.550 mg/kg BB; 9.100 mg/kg BB; jamu kunyit asam ramuan

segar dosis 1.365 mg/kg BB; 2.730 mg/kg BB; dan 5.460 mg/kg BB memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: UJI DAYA ANALGESIK - USD

54

perbedaan yang tidak bermakna terhadap kontrol negatif. Hal ini menunjukkan

bahwa kelompok dosis tersebut tidak memiliki daya analgesik. Dari data yang

diperoleh dapat dilihat bahwa jamu kunyit asam instan dosis 18.200 mg/kg BB

memiliki perbedaan yang bermakna terhadap kontrol negatif dan perbedaan yang

tidak bermakna terhadap kontrol positif. Dengan demikian dapat diasumsikan

bahwa jamu kunyit asam instan dosis 18.200 mg/kg BB memiliki daya analgesik

yang sama besar dengan asetosal 91 mg/kg BB.

Kelompok perlakuan jamu kunyit asam instan dosis 4.550 mg/kg BB,

9.100 mg/kg BB, dan 18.200 mg/kg BB secara berturut-turut memiliki %

penghambatan terhadap geliat sebesar 46,25 %; 45,90 %; dan 70,68 %. Pada

kelompok perlakuan jamu kunyit asam ramuan segar dosis 1.365 mg/kg BB,

2.730 mg/kg BB, dan 5.460 mg/kg BB secara berturut-turut memiliki %

penghambatan terhadap geliat sebesar 37,00%; 46,43%; dan 49,57%. Pada

asetosal yang telah digunakan sebagai analgesik memiliki hasil % penghambatan

terhadap geliat sebesar 79,93 %.

Menurut Anonim (1991) mengenai aktivitas analgetika pada metode

rangsang kimia menyatakan bahwa adanya aktivitas analgetika ditunjukkan

adanya kemampuan menghambat geliat ≥ 50% dibandingkan kelompok kontrol

negatif. Dari hasil penelitian, hanya kelompok perlakuan jamu kunyit asam instan

pada dosis 18.200 mg/kg BB yang memiliki aktivitas analgetika karena

kemampuan menghambat geliat > 50%. Jamu kunyit asam instan pada dosis 4.550

mg/kg BB dan 9.100 mg/kg BB aktivitas analgetika yang dimiliki rendah karena

kemampuan menghambat geliat < 50%. Pada jamu kunyit asam ramuan segar,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: UJI DAYA ANALGESIK - USD

55

tidak ada kelompok yang memiliki aktivitas analgetika karena kemampuan

menghambat geliat < 50%. Meskipun demikian, jamu kunyit asam ramuan segar

dapat dikatakan memiliki efek analgesik tetapi daya yang dimiliki rendah.

Aktivitas analgetika suatu sediaan tentu akan dipengaruhi oleh komposisi bahan

yang digunakan. Jamu kunyit asam yang memiliki aktivitas analgetika yaitu jamu

kunyit asam instan pada dosis 18.200 mg/kg BB (4 kali dosis terapi). Oleh karena

itu, untuk memperoleh daya analgesik yang optimal pada dosis terapi, perlu

dilakukan optimasi komposisi rimpang kunyit dan buah asam jawa.

Dari hasil perhitungan % penghambatan terhadap geliat dapat dihitung %

perubahan daya analgesik jamu kunyit asam instan dan jamu kunyit asam ramuan

segar terhadap kontrol positif yaitu asetosal 91 mg/kg BB. Data % perubahan daya

analgesik dapat dilihat pada lampiran 13 serta ringkasannya pada tabel XI.

Tabel XI. Data % perubahan daya analgesik jamu kunyit asam instan dan jamu kunyit asam ramuan segar terhadap kontrol positif

Kelompok perlakuan % perubahan daya analgesik (X ± SE)

I -99,99±6,91 II 0,002±5,49bb

III -42,13±12,51tb

IV -42,57±18,86tb

V -11,57±10,13tb

VI -53,93±16,92tb

VII -41,92±17,45tb

VIII -37,99±11,12tb

Keterangan: I : kontrol negatif (aquadest 25 mg/kg BB)

II : kontrol positif (asetosal 91 mg/kg BB) III : jamu kunyit asam instan 4.550 mg/kg BB IV : jamu kunyit asam instan 9.100 mg/kg BB V : jamu kunyit asam instan 18.200 mg/kg BB VI : jamu kunyit asam ramuan segar 1.365 mg/kg BB VII : jamu kunyit asam ramuan segar 2.730 mg/kg BB VIII : jamu kunyit asam ramuan segar 5.460 mg/kg BB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: UJI DAYA ANALGESIK - USD

56

Rata-rata % perubahan daya analgesik jamu kunyit asam instan dan jamu

kunyit ramuan segar dapat pula disajikan dalam bentuk diagram batang pada

gambar 10 berikut.

Gambar 10. Diagram batang rata-rata % perubahan daya analgesik jamu kunyit asam instan dan ramuan segar terhadap kontrol positif

Keterangan:

I : kontrol negatif (aquadest 25 mg/kg BB) II : kontrol positif (asetosal 91 mg/kg BB) III : jamu kunyit asam instan 4.550 mg/kg BB IV : jamu kunyit asam instan 9.100 mg/kg BB V : jamu kunyit asam instan 18.200 mg/kg BB VI : jamu kunyit asam ramuan segar 1.365 mg/kg BB VII : jamu kunyit asam ramuan segar 2.730 mg/kg BB VIII : jamu kunyit asam ramuan segar 5.460 mg/kg BB

Data % perubahan daya analgesik diuji secara statistik dengan analisis

General Linear Model dan dilanjutkan dengan uji Scheffe untuk mengetahui ada

tidaknya perbedaan antar kelompok perlakuan tersebut, dimana faktor yang akan

diuji yaitu produk jamu (jamu kunyit asam instan dan ramuan segar) dan dosis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: UJI DAYA ANALGESIK - USD

57

jamu kunyit asam. Hasil analisis data % perubahan daya analgesik dengan faktor

produk jamu terdapat pada tabel XII berikut.

Tabel XII. Hasil analisis uji Scheffe pengaruh produk jamu kunyit asam terhadap % perubahan daya analgesik pada kelompok perlakuan jamu kunyit asam instan

dan jamu kunyit asam ramuan segar Produk I II III IV

I - bb bb tb II bb - tb tb III bb tb - tb IV tb tb tb -

Keterangan:

bb : berbeda bermakna (p < 0,05) tb : berbeda tidak bernakna (p > 0,05) I : kontrol negatif (aquadest 25 mg/kg BB) II : kontrol positif (asetosal 91 mg/kg BB) III : jamu kunyit asam instan IV : jamu kunyit asam ramuan segar

Dari hasil analisis pada tabel XII, dapat diketahui bahwa kontrol negatif

memiliki perbedaan yang bermakna terhadap kontrol positif dan jamu kunyit asam

instan, serta berbeda tidak bermakna dengan jamu kunyit asam ramuan segar. Hal

tersebut berarti bahwa kontrol negatif tidak memiliki daya analgesik dimana dapat

ditunjukkan dengan nilai % perubahan daya analgesik yang negatif jauh lebih

besar dibandingkan kontrol positif. Nilai % perubahan daya analgesik pada

kelompok jamu kunyit asam instan dan ramuan segar memiliki perbedaan yang

tidak bermakna dengan kelompok kontrol positif. Hal ini menunjukkan bahwa

tidak terjadi perubahan daya analgesik yang signifikan pada jamu kunyit asam

instan dan ramuan segar terhadap kontrol positif. Hasil tersebut menyatakan

bahwa jamu kunyit asam instan maupun segar mampu memberikan daya

analgesik yang setara dengan kontrol positif. Dari hasil analisis juga menyatakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: UJI DAYA ANALGESIK - USD

58

bahwa kelompok jamu kunyit asam instan memiliki perbedaan yang tidak

bermakna dengan kelompok jamu kunyit asam ramuan segar. Hal tersebut berarti

bahwa produk jamu kunyit asam instan dan ramuan segar mampu memberikan

daya analgesik yang sama.

Hasil analisis data % perubahan daya analgesik dengan faktor dosis jamu

kunyit asam terdapat pada tabel XIII berikut.

Tabel XIII. Hasil analisis uji Scheffe pengaruh dosis terhadap % perubahan daya analgesik pada kelompok perlakuan jamu kunyit asam instan dan jamu kunyit

asam ramuan segar Kelompok perlakuan I II III IV V VI VII VIII

I - bb tb tb tb tb tb tb II bb - tb tb tb tb tb tb III tb tb - tb tb tb tb tb IV tb tb tb - tb tb tb tb V tb tb tb tb - tb tb tb VI tb tb tb tb tb - tb tb VII tb tb tb tb tb tb - tb VIII tb tb tb tb tb tb tb -

Keterangan:

bb : berbeda bermakna (p < 0,05) tb : berbeda tidak bernakna (p > 0,05) I : kontrol negatif (aquadest 25 mg/kg BB) II : kontrol positif (asetosal 91 mg/kg BB) III : jamu kunyit asam instan 4.550 mg/kg BB IV : jamu kunyit asam instan 9.100 mg/kg BB V : jamu kunyit asam instan 18.200 mg/kg BB VI : jamu kunyit asam ramuan segar 1.365 mg/kg BB VII : jamu kunyit asam ramuan segar 2.730 mg/kg BB VIII : jamu kunyit asam ramuan segar 5.460 mg/kg BB

Dari data pada tabel XIII terlihat bahwa kelompok kontrol negatif

memiliki perbedaan yang bermakna terhadap kontrol positif, artinya bahwa nilai

perubahan daya analgesik kontrol negatif terhadap kontrol positif sangat besar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: UJI DAYA ANALGESIK - USD

59

Hal tersebut menunjukkan bahwa kontrol negatif tidak memiliki daya analgesik.

Selain itu, besar % perubahan daya analgesik pada kontrol negatif juga bernilai

negatif, jauh lebih besar dari kontrol positif. Pada kelompok perlakuan, semua

peringkat dosis baik jamu kunyit asam instan maupun ramuan segar memiliki

perbedaan yang tidak bermakna terhadap kontrol positif tetapi nilai perubahan

daya analgesiknya lebih besar dibandingkan dengan kontrol positif. Hal ini berarti

bahwa jamu kunyit asam instan maupun ramuan segar kurang efektif sebagai

analgesik dibandingkan dengan kontrol positif.

Berdasarkan hasil analisis (tabel XII dan XIII) diperoleh bahwa jamu

kunyit asam instan pada ketiga peringkat dosis memiliki perbedaan yang tidak

bermakna dengan jamu kunyit asam ramuan segar pada ketiga peringkat dosis.

Hal ini berarti bahwa penggunaan jamu kunyit asam instan dan jamu kunyit asam

ramuan segar akan memberikan daya analgesik yang sama. Oleh karena itu,

dengan hasil penelitian yang demikian, dapat membantu masyarakat dalam

pemilihan penggunaan jamu kunyit asam instan atau jamu kunyit asam ramuan

segar, di mana kedua jamu tersebut memiliki daya analgesik yang sama.

Efek analgesik yang ditimbulkan oleh jamu kunyit asam instan dan jamu

kunyit asam ramuan segar berasal dari kurkumin yang terkandung dalam kunyit.

Menurut Bengmark, S. (2006) kurkumin tersebut dapat menghambat enzim

siklooksigenase dan lipoksigenase, sehingga perubahan asam arakhidonat menjadi

endoperokside siklik terganggu dan biosintesis prostaglandin serta leukotrien

sebagai mediator kimiawi tidak dapat diproduksi. Oleh karena itu, rangsang nyeri

dapat dihambat dan rasa nyeri dapat ditekan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: UJI DAYA ANALGESIK - USD

60

Metode rangsang kimia yang digunakan untuk uji daya analgesik jamu

kunyit asam instan dan ramuan segar ini, memiliki kelemahan yaitu bahwa bila

hasil uji menunjukkan adanya daya penghambatan terhadap geliat, belum pasti hal

tersebut akibat adanya aktivitas analgesik dari senyawa uji. Menurut Turner

(1965), adanya kemampuan menghambat geliat bisa terjadi karena senyawa uji

memiliki efek analgesik, antihistamin, parasimpatomimetik, atau simpatomimetik.

Oleh karena itu, untuk membuktikan adanya efek analgesik dari senyawa uji,

perlu dilakukan uji analgesik dengan metode lain yang lebih spesifik, seperti

rektodolorimetri dan podolorimetri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: UJI DAYA ANALGESIK - USD

61

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil uji daya analgesik jamu kunyit asam instan dan jamu kunyit

asam ramuan segar dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. jamu kunyit asam instan memiliki daya analgesik yaitu pada dosis 4.550

mg/kg BB sebesar 46,25 %; dosis 9.100 mg/kg BB sebesar 45,90 %; dan

18.200 mg/kg BB sebesar 70,68 %. Pada jamu ramuan segar daya analgesik

yang dimiliki yaitu pada dosis 1.365 mg/kg BB sebesar 37,00 %; 2.730

mg/kg BB sebesar 46,43 %; dan dosis 5.460 mg/kg BB sebesar 49,57 %.

2. tidak ada perbedaan daya analgesik antara jamu kunyit asam instan dan jamu

kunyit asam ramuan segar.

B. Saran

1. Perlu dilakukan uji daya analgesik jamu kunyit asam instan dan jamu kunyit

asam ramuan segar dengan metode lain yaitu rektodolorimetri dan

podolorimetri.

2. Perlu dilakukan identifikasi dan penetapan kadar senyawa kurkumin pada

jamu kunyit asam instan dan ramuan segar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: UJI DAYA ANALGESIK - USD

62

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1977, Materia Medika Indonesia, Jilid I, 47, 51, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

Anonim, 1985 a, Tanaman Obat Indonesia, Jilid I, 5, Departemen Kesehatan

Republik Indonesia, Jakarta Anonim, 1985 b, Tanaman Obat Indonesia, Jilid II, 101, Departemen Kesehatan

Republik Indonesia, Jakarta Anonim, 1991, Pedoman Pengujian dan Pengembangan Fitofarmaka, Penapisan

Farmakologi, Pengujian Fitokimia dan Pengujian Klinik, 3 dan 259, Yayasan Pengembangan Obat Bahan Alam Phytomedika, Jakarta

. Anonim, 1992, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 1992

tentang Kesehatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, edisi IV, 9, Departemen Kesehatan

Republik Indonesia, Jakarta

Anonim, 2004, Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan makanan Republik Indonesia No. HK.00.05.4.2411 tentang Ketentuan Pokok Pengelompokkan Dan Penandaan Obat Bahan Alam Indonesia, Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, Jakarta

Bengmark, S., 2006, The Effect of Curcumin (Active Substance of Turmeric) on

the Acetic-Acid Induced Visceral Nociception in Rats, Pakistan Journal of Biological Science, 314

Bisset N. G. dan Wichtl M., 2001, Herbal Drugs and Phytopharmaceuticals,

Edisi 2, 174, CRC Press, New York Bone, K. dan Mills, S., 2000, Principles and Practice of Phytotherapy, 569, 571,

Churchill Livingstone, New York Dipalma J. R. dan Digregorio G. J., 1990, Basic Pharmacology in Medicine, 3rd

ed, 309, McGraw-Hill International Editions, Singapura Dollery, C., 1999, Therapeutic Drugs, 2nd ed, 216-217, Churchill Livingstone,

New York Guyton, A. C., 1993, Textbook of Medical Phisiology, diterjemahkan oleh

Tengadi, K. A., 307-313, EGC, Jakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: UJI DAYA ANALGESIK - USD

63

Hutapea, J. R., 1994, Inventaris Tanaman Obat Indonesia, Jilid III, 287-289, Depkes RI, Jakarta

Katzung, B. G., 2001, Farmakologi Dasar dan Klinik, diterjemahkan oleh Sjabana

D., 545, Salemba Medika, Jakarta McEvoy, G. K., 2005, AHFS Drug Information, 1951, Authority of the Board of

The American Society of Health-System Pharmacists, USA Mutshcler, 1999, Dinamika Obat, diterjemahkan oleh Widianto, M. B. dan Ranti,

A. S., 177-183, Penerbit ITB, Bandung Neal, M. J., 1997, Medical Pharmacology at a Glance, 3rd ed, 70, Blackwell

Science, London Oemijati, 1992, Uji Klinik Obat Tradisional, Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia, Jakarta Rang, H. P., Dale, M. M., Ritter, J. M., and Flower R. J., 2007, Pharmacology,

edisi VI, 215-217, Churchill Livingstone, USA Roach, S. S., 2004, Introductory Clinical Pharmacology, edisi 7, 150, Lippincott

Williams & Wilkins, New York Rukmana, R., 1994, Kunyit, Kanisius, Yogyakarta Soedibyo, M., 1998, Alam Sumber Kesehatan Manfaat dan Kegunaan, 231, Balai

Pustaka, Jakarta Soedibyo, M., 2008, Legenda Jamu Indonesia,

http://www.jugaguru.com/tokoh/all/tahun/2008/bulan/01/tanggal/08/id/648/ , diakses tanggal 10 Desember 2008

Stankovic, I., 2004, Curcumin Chemical And Technical Assessment (CTA), 4-5,

ftp://ftp.fao.org/es/esn/jecfa/cta/CTA_61_Curcumin.pdf diakses tanggal 10 Desember 2008

Suharmiati dan Handayani, L., 2001, Bahan Baku, Khasiat, dan Cara Pengolahan

Jamu Tradisional: Studi Kasus di Kodya Surabaya 1998, Medika, Vol. XXVIII, 284-289, PT. Grafiti Medika Pers, Jakarta

Tampubolon, O. T., 1981, Tumbuhan Obat Bagi Pencinta Alam, 3, Penerbit

Bhratara Karya Aksara, Jakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: UJI DAYA ANALGESIK - USD

64

Tjay, T. H., dan Rahardja, K., 2002, Obat-Obat Penting : Khasiat, Penggunaan, dan Efek Sampingnya, Edisi V, Cetakan I, 295-299, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta

Turner R. A., 1965, Screening Methods in Pharmacology, Academic Press, New

York Wan, Y.J., Pan, M.H., Cheng, A.L., Lin, L.I., Ho, Y.S., Hsieh, C.Y., dkk, 1997,

Stability of Curcumin in Buffer Solutions and Characterization of its Degradation Products. J. Pharm. Biomed. Anal., 15(12): 1867-1876

Williamson, E. M., Okpako, D. T., dan Evans, F. J., 1996, Selection, Preparation,

and Pharmacological Evaluation of Plant Material, 145, John Wiley & Sons, New York

Wisely, 2008, Studi Tentang Pemahaman Obat Tradisional Berdasarkan Informasi

pada Kemasan dan Alasan Pemilihan Jamu Ramuan Segar atau Jamu Instan pada Masyarakat Desa Maguwoharjo, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: UJI DAYA ANALGESIK - USD

65

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: UJI DAYA ANALGESIK - USD

66

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: UJI DAYA ANALGESIK - USD

67

Lampiran 2. Penampang melintang rimpang kunyit (Anonim, 1977)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: UJI DAYA ANALGESIK - USD

68

Lampiran 3. Hasil pengamatan mikroskopis penampang melintang rimpang kunyit

Parenkim Korteks

Epidermis

Gambar 11. Epidermis dan Parenkim Korteks (perbesaran 10 x 40)

Rambut Penutup

Gambar 12. Rambut Penutup (perbesaran 10 x 40)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: UJI DAYA ANALGESIK - USD

69

Endodermis

Parenkim Silinder

Gambar 13. Endodermis dan Parenkim Silinder (perbesaran 10 x 10)

Berkas

Pengangkut

Gambar 14. Berkas Pengangkut (perbesaran 10 x 40)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: UJI DAYA ANALGESIK - USD

70

Sel Sekresi

Gambar 15. Sel Sekresi (perbesaran 10 x 40)

Butir Pati

Gambar 16. Butir Pati (perbesaran 10 x 40)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: UJI DAYA ANALGESIK - USD

71

Lampiran 4. Gambar larutan jamu kunyit asam instan, jamu kunyit asam ramuan

segar, mencit tidak menggeliat, dan geliat mencit yang diamati

Gambar 17. Larutan jamu kunyit asam instan

Gambar 18. Larutan jamu kunyit asam ramuan segar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: UJI DAYA ANALGESIK - USD

72

Gambar 19. Mencit tidak menggeliat

Gambar 20. Geliat mencit yang diamati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: UJI DAYA ANALGESIK - USD

73

Lampiran 5. Data jumlah geliat hewan uji dan hasil analisis statistik pada

penetapan dosis asam asetat

Tabel XIV. Jumlah geliat hewan uji pada penetapan dosis efektif asam asetat

Waktu

(menit)

Dosis 25 mg/kg BB Dosis 50 mg/kg BB Dosis 100 mg/kg BB

I II III I II III I II III

0-5 2 12 3 6 10 14 0 2 16

5-10 10 17 18 9 11 20 8 10 12

10-15 12 19 20 6 8 13 8 8 7

15-20 11 17 20 4 8 12 5 5 10

20-25 15 16 16 6 6 11 4 5 9

25-30 4 16 12 3 8 11 4 6 6

30-35 4 12 14 1 5 19 4 2 6

35-40 8 14 14 7 2 12 4 4 4

40-45 11 11 15 1 0 12 2 2 5

45-50 10 5 14 2 1 10 3 3 5

50-55 11 4 13 0 2 6 3 5 7

55-60 9 2 14 3 1 5 4 3 1

TOTAL 107 145 173 48 62 145 49 55 88

X±SE 141 ± 19,08 85 ± 30, 88 64 ± 12,14

NPar Tests One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Geliat N 9 Normal Parameters(a,b)

Mean 96.89 Std. Deviation 47.774

Most Extreme Differences

Absolute .212 Positive .212 Negative -.176

Kolmogorov-Smirnov Z .636 Asymp. Sig. (2-tailed) .814

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: UJI DAYA ANALGESIK - USD

74

Oneway Descriptives

Geliat

N

Mean

Std.

Deviation

Std.

Error

95% Confidence Interval for

Mean Minimum

Maximum

Lower Bound Upper Bound

25 mg/kg 3 141,67 33,126 19,125 59,38 223,96 107 173

50 mg/kg 3 85,00 52,431 30,271 -45,25 215,25 48 145

100 mg/kg 3 64,00 21,000 12,124 11,83 116,17 49 88

Total 9 96,89 47,774 15,925 60,17 133,61 48 173

Test of Homogeneity of Variances

Geliat

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

1,948 2 6 ,223

ANOVA

Geliat

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 9684.222 2 4842.111 3.388 .104

Within Groups 8574.667 6 1429.111

Total 18258.889 8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: UJI DAYA ANALGESIK - USD

75

Lampiran 6. Data jumlah geliat hewan uji dan hasil analisis statistik pada penetapan

selang waktu pemberian

Tabel XV. Jumlah geliat hewan uji pada penetapan selang waktu pemberian

Waktu

(menit)

5 menit 10 menit 15 menit 30 menit

I II III I II III I II III I II III

0-5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

5-10 2 1 1 2 0 0 0 0 2 2 0 1

10-15 2 0 4 8 8 2 1 1 6 5 3 2

15-20 0 0 2 8 9 3 0 1 0 3 1 7

20-25 0 1 2 12 14 0 0 0 4 0 2 3

25-30 0 0 0 8 6 0 0 0 1 0 1 2

30-35 0 5 3 5 4 0 0 1 7 3 4 2

35-40 0 2 0 2 2 0 0 1 5 1 1 1

40-45 0 2 0 1 0 0 0 2 4 0 3 0

45-50 0 2 0 3 0 1 1 0 1 1 2 4

50-55 0 0 1 3 1 1 0 2 4 6 0 0

55-60 0 0 0 5 4 0 1 1 2 6 4 0

TOTAL 4 13 13 57 48 7 3 9 36 27 21 22

X±SE 10 ± 3 37,33 ± 15,40 16 ± 10,16 23,33 ± 1,86

NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test trans_geliat N 12 Normal Parametersa,,b Mean 1.1830

Std. Deviation .40833 Most Extreme Differences

Absolute .133 Positive .089 Negative -.133

Kolmogorov-Smirnov Z .462 Asymp. Sig. (2-tailed) .983 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: UJI DAYA ANALGESIK - USD

76

Oneway Descriptives

trans_geliat

N Mean Std.

Deviation Std.

Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound 5 menit 3 .9433 .29554 .17063 .2092 1.6775 .60 1.11 10 menit 3 1.4274 .50567 .29195 .1712 2.6836 .85 1.76 15 menit 3 .9959 .54079 .31223 -.3475 2.3393 .48 1.56 30 menit 3 1.3653 .05807 .03353 1.2211 1.5096 1.32 1.43 Total 12 1.1830 .40833 .11787 .9235 1.4424 .48 1.76

Test of Homogeneity of Variances trans_geliat

Levene Statistic df1 df2 Sig.

2.507 3 8 .133

ANOVA trans_geliat Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups .556 3 .185 1.161 .383 Within Groups 1.278 8 .160 Total 1.834 11

Lampiran 7. Data % penghambatan terhadap jumlah geliat dan hasil analisis statistik pada penetapan selang waktu pemberian

Tabel XVI. Data % penghambatan terhadap jumlah geliat pada penetapan selang waktu

pemberian Kelompok perlakuan

Selang waktu 5 menit 10 menit 15 menit 30 menit

I 93,72 10,48 95,29 57,59 II 79,58 24,61 85,86 67,02 III 79,58 89,01 43,46 65,45

X± SE 84,29±4,72 41,37±24,20 74,87±15,96 63,35±2,92

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: UJI DAYA ANALGESIK - USD

77

NPar Tests One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

trans_daya N 12 Normal Parametersa,,b Mean 1.7573

Std. Deviation .28668 Most Extreme Differences Absolute .254

Positive .220 Negative -.254

Kolmogorov-Smirnov Z .881 Asymp. Sig. (2-tailed) .420 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Oneway

Descriptives trans_daya

N Mean Std.

Deviation Std.

Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower

Bound Upper Bound 5 menit 3 1.9245 .04101 .02368 1.8226 2.0264 1.90 1.97 10 menit 3 1.4536 .46768 .27002 .2918 2.6154 1.02 1.95 15 menit 3 1.8503 .18518 .10691 1.3903 2.3103 1.64 1.98 30 menit 3 1.8008 .03543 .02045 1.7128 1.8888 1.76 1.83 Total 12 1.7573 .28668 .08276 1.5752 1.9395 1.02 1.98

Test of Homogeneity of Variances trans_daya

Levene Statistic df1 df2 Sig.

4.078 3 8 .050

ANOVA trans_daya Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups .392 3 .131 2.043 .187 Within Groups .512 8 .064 Total .904 11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: UJI DAYA ANALGESIK - USD

78

Lampiran 8. Data jumlah geliat hewan uji dan hasil analisis statistik pada penetapan dosis asetosal

Tabel XVII. Jumlah geliat hewan uji pada penetapan dosis asetosal

Waktu

(menit)

Dosis 45 mg/kg BB Dosis 91 mg/kg

BB

Dosis 182 mg/kg

BB

I II III I II III I II III

0-5 1 0 0 0 0 0 0 0 0

5-10 13 2 2 3 3 2 0 1 0

10-15 9 7 5 1 2 1 0 3 0

15-20 6 10 6 1 4 2 0 2 0

20-25 4 10 0 8 10 3 0 1 0

25-30 2 5 3 0 2 8 0 2 2

30-35 0 6 1 0 2 10 1 0 0

35-40 2 2 1 2 1 4 1 3 0

40-45 1 2 1 1 0 4 0 1 1

45-50 2 3 3 2 1 2 0 0 1

50-55 0 2 0 6 0 3 0 0 0

55-60 0 3 3 15 0 3 0 1 0

TOTAL 40 52 25 39 25 42 2 14 4

X±SE 39 ± 7,82 35,33 ± 5,24 6,67 ± 3,72

NPar Tests One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Geliat N 9 Normal Parameters(a,b)

Mean 27.00 Std. Deviation 17.656

Most Extreme Differences

Absolute .196 Positive .126 Negative -.196

Kolmogorov-Smirnov Z .588 Asymp. Sig. (2-tailed) .879

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: UJI DAYA ANALGESIK - USD

79

Oneway

Descriptives Geliat

N Mean Std.

Deviation Std.

Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum

Lower Bound

Upper Bound

45 mg/kg 3 39,00 13,528 7,810 5,40 72,60 25 52 91 mg/kg 3 35,33 9,074 5,239 12,79 57,87 25 42 182 mg/kg 3 6,67 6,429 3,712 -9,30 22,64 2 14 Total 9 27,00 17,656 5,885 13,43 40,57 2 52

Test of Homogeneity of Variances Geliat

Levene Statistic df1 df2 Sig.

,647 2 6 ,557

ANOVA Geliat

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 1880.667 2 940.333 9.199 .015 Within Groups 613.333 6 102.222 Total 2494.000 8

Post Hoc Tests Multiple Comparisons Dependent Variable: Geliat Scheffe

(I) Kelompok

(J) Kelompok

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval Lower Bound

Upper Bound

45 mg/kg 91 mg/kg 3.667 8.255 .908 -22.81 30.14 182 mg/kg 32.333(*) 8.255 .022 5.86 58.81

91 mg/kg 45 mg/kg -3.667 8.255 .908 -30.14 22.81 182 mg/kg 28.667(*) 8.255 .037 2.19 55.14 182 mg/kg 45 mg/kg -32.333(*) 8.255 .022 -58.81 -5.86 91 mg/kg -28.667(*) 8.255 .037 -55.14 -2.19

* The mean difference is significant at the .05 level.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: UJI DAYA ANALGESIK - USD

80

Homogeneous Subsets Geliat Scheffe

Kelompok N Subset for alpha = .05

1 2 182 mg/kg 3 6.67 91 mg/kg 3 35.33 45 mg/kg 3 39.00 Sig. 1.000 .908

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000. Lampiran 9. Data % penghambatan terhadap jumlah geliat dan hasil analisis statistik pada

penetapan dosis asetosal

Tabel XVIII. Data % penghambatan terhadap jumlah geliat pada penetapan dosis asetosal Kelompok perlakuan

Dosis asetosal 45 mg/kg 91 mg/kg 182 mg/kg

I 37,18 38,75 96,86 II 18,33 60,74 78,01 III 60,74 34,04 93,72

X± SE 38,75±12,28 44,51±8,24 89,53±5,84 NPar Tests One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Daya N 9

Normal Parameters(a,b) Mean 57,5967 Std. Deviation 27,73039

Most Extreme Differences

Absolute ,196 Positive ,196 Negative -,126

Kolmogorov-Smirnov Z ,588 Asymp. Sig. (2-tailed) ,879

a Test distribution is Normal. b Calculated from data. Oneway

Descriptives Daya

N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval

for Mean Minimum Maximum

Lower Bound

Upper Bound

45 mg/kg 3 38,7500 21,24855 12,26785 -14,0343 91,5343 18,33 60,74 91 mg/kg 3 44,5100 14,25152 8,22812 9,1073 79,9127 34,04 60,74

182 mg/kg 3 89,5300 10,09939 5,83089 64,4417 114,6183 78,01 96,86 Total 9 57,5967 27,73039 9,24346 36,2812 78,9121 18,33 96,86

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: UJI DAYA ANALGESIK - USD

81

Test of Homogeneity of Variances Daya

Levene Statistic df1 df2 Sig.

,646 2 6 ,557

ANOVA Daya

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 4638,586 2 2319,293 9,196 ,015 Within Groups 1513,208 6 252,201 Total 6151,795 8

Post Hoc Tests Multiple Comparisons Dependent Variable: Daya Scheffe

(I) Kelompok

(J) Kelompok

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig. 95% Confidence Interval

Lower Bound

Upper Bound

45 mg/kg 91 mg/kg -5,76000 12,96666 ,907 -47,3474 35,8274 182 mg/kg -50,78000(*) 12,96666 ,022 -92,3674 -9,1926 91 mg/kg 45 mg/kg 5,76000 12,96666 ,907 -35,8274 47,3474 182 mg/kg -45,02000(*) 12,96666 ,037 -86,6074 -3,4326 182 mg/kg 45 mg/kg 50,78000(*) 12,96666 ,022 9,1926 92,3674 91 mg/kg 45,02000(*) 12,96666 ,037 3,4326 86,6074

* The mean difference is significant at the .05 level. Homogeneous Subsets Daya Scheffe

Kelompok N Subset for alpha = .05

1 2 45 mg/kg 3 38,7500 91 mg/kg 3 44,5100 182 mg/kg 3 89,5300 Sig. ,907 1,000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: UJI DAYA ANALGESIK - USD

82

Lampiran 10. Tata cara analisis hasil dengan uji General Linear Model Univariate

a. Menguji pengaruh produk jamu dan dosis jamu kunyit asam terhadap jumlah

geliat hewan uji

Ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu:

1. Produk jamu dan dosis jamu merupakan variabel bebas (faktor)

2. Jumlah geliat merupakan variabel tergantung

Proses pengujian:

• Buka SPSS

• Dari menu Analyze, pilih submenu General Linier Model, lalu pilih

Univariate

Tampak di layar kotak dialog UNIVARIATE

Pengisian:

− Masukkan variabel jumlah geliat ke bagian DEPENDENT VARIABLE.

− Masukkan variabel produk jamu dan dosis jamu ke bagian FIXED

FACTOR(S)

- Buka Option dan pilih uji Scheffe untuk menganalisis perbedaan antar

kelompok, kemudian tekan OK

Tekan OK untuk proses uji variabel

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: UJI DAYA ANALGESIK - USD

83

b. Menguji pengaruh produk jamu dan dosis jamu kunyit asam terhadap %

penghambatan geliat

Ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu:

1. Produk jamu dan dosis jamu merupakan variabel bebas (faktor)

2. Persen penghambatan geliat merupakan variabel tergantung

Proses pengujian:

• Buka SPSS

• Dari menu Analyze, pilih submenu General Linier Model, lalu pilih

Univariate

Tampak di layar kotak dialog UNIVARIATE

Pengisian:

− Masukkan variabel % penghambatan geliat ke bagian DEPENDENT

VARIABLE.

− Masukkan variabel produk jamu dan dosis jamu ke bagian FIXED

FACTOR(S)

- Buka Option dan pilih uji Scheffe untuk menganalisis perbedaan antar

kelompok, kemudian tekan OK

Tekan OK untuk proses uji variabel

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: UJI DAYA ANALGESIK - USD

83

c. Menguji pengaruh produk jamu dan dosis jamu kunyit asam terhadap %

perubahan daya analgesik

Ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu:

1. Produk jamu dan dosis jamu merupakan variabel bebas (faktor)

2. Persen perubahan daya analgesik merupakan variabel tergantung

Proses pengujian:

• Buka SPSS

• Dari menu Analyze, pilih submenu General Linier Model, lalu pilih

Univariate

Tampak di layar kotak dialog UNIVARIATE

Pengisian:

− Masukkan variabel jumlah geliat ke bagian DEPENDENT VARIABLE.

− Masukkan variabel produk jamu dan dosis jamu ke bagian FIXED

FACTOR(S)

− Buka Option dan pilih uji Scheffe untuk menganalisis perbedaan antar

kelompok, kemudian tekan OK

Tekan OK untuk proses uji variabel

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: UJI DAYA ANALGESIK - USD

84

Lampiran 11. Data jumlah geliat dan hasil analisis statistik pada kontrol negatif, kontrol positif, perlakuan jamu kunyit asam instan dan ramuan

segar

Tabel XIX. Jumlah geliat hewan uji setelah pemberian asam asetat pada kelompok perlakuan jamu kunyit asam instan dan ramuan segar

Waktu

(menit)

Aquadest Asetosal Instan Dosis 4.550 mg/kg BB

I II III IV V VI VII VIII IX I II III IV V VI VII VIII IX I II III IV V VI VII VIII IX

0-5 6 2 0 1 6 0 4 2 1 0 0 2 0 0 0 0 2 0 5 0 0 0 0 3 1 0 10

5-10 8 13 0 15 8 2 9 7 4 0 0 2 0 1 0 0 7 9 8 3 2 6 1 13 8 0 15

10-15 9 5 5 7 9 3 3 16 2 3 2 6 2 0 1 0 4 4 9 3 4 4 5 9 10 1 9

15-20 6 13 11 4 6 7 8 10 6 0 0 1 2 1 0 0 1 2 2 3 1 6 0 4 1 0 14

20-25 5 8 6 0 5 6 3 4 2 1 2 2 1 1 1 0 2 0 4 2 6 1 5 5 5 0 4

25-30 5 6 7 5 5 4 3 5 5 2 2 1 0 3 0 0 1 5 2 6 1 0 5 4 6 0 1

30-35 4 5 6 3 4 4 8 7 3 1 4 2 0 0 0 0 4 0 2 0 4 0 8 3 1 2 3

35-40 6 3 4 4 6 0 0 2 4 2 0 0 1 2 0 0 0 2 1 2 5 0 3 2 6 0 3

40-45 4 4 5 5 4 0 2 3 1 0 0 0 0 4 2 0 1 0 2 2 2 0 5 0 0 0 0

45-50 3 5 0 6 3 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 2 2 2 0 0 2 0 2 2 5

50-55 3 3 2 5 3 0 2 2 1 0 0 0 2 2 1 0 0 1 1 1 1 0 2 2 2 0 1

55-60 1 5 0 5 1 1 4 1 0 2 0 0 0 0 0 0 1 2 1 0 0 0 0 1 0 1 7

TOTAL 61 72 63 60 60 85 60 46 66 11 10 16 8 14 6 0 23 27 39 24 26 17 36 46 42 6 72

X±SE 63,67±3,52 12,78±2,79 34,22 ± 6,37

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: UJI DAYA ANALGESIK - USD

85

Waktu

(menit)

Instan Dosis 9.100 mg/kg BB Instan Dosis 18.200 mg/kg BB Ramuan Segar Dosis 1.365 mg/kg BB

I II III IV V VI VII VIII IX I II III IV V VI VII VIII IX I II III IV V VI VII VIII IX

0-5 3 1 0 4 4 0 0 2 2 4 0 2 0 2 0 0 8 8 0 0 0 5 1 0 2 4 1

5-10 3 0 1 7 7 6 2 11 9 2 3 5 0 1 0 16 11 10 3 4 5 9 14 0 8 17 19

10-15 3 0 1 6 7 3 1 11 5 1 1 3 0 5 0 8 3 10 3 13 1 8 10 1 4 7 3

15-20 2 0 2 0 6 0 10 8 6 0 0 1 2 2 2 4 4 6 1 17 2 3 4 0 6 5 6

20-25 3 0 2 0 5 0 6 7 6 1 1 0 0 1 1 1 2 5 1 14 1 3 4 1 8 5 5

25-30 0 0 1 0 7 0 5 5 2 0 01 0 2 2 0 0 0 2 2 9 0 0 9 2 7 3 3

30-35 3 0 0 0 4 0 2 2 5 0 1 0 0 3 0 5 3 0 0 5 0 4 4 0 5 4 1

35-40 0 0 0 0 6 0 5 2 6 0 0 0 0 1 0 3 9 0 3 5 0 2 1 1 5 5 1

40-45 0 2 0 0 7 0 4 5 7 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 5 2 0 4 1 2 0 1

45-50 1 0 0 0 9 0 10 6 5 0 0 0 1 2 0 0 0 1 0 6 0 2 2 0 2 1 1

50-55 0 0 0 0 10 2 5 1 6 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 1 0 0 7 0 2 0 1

55-60 0 0 0 0 5 0 0 0 8 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 4 1 1 2 0 1 2 1

TOTAL 18 3 7 17 77 11 50 60 67 8 7 11 5 19 3 37 41 37 13 83 12 37 62 6 52 53 43

X±SE 34,44 ± 9,60 18,67 ± 5,36 40,11 ± 8,61

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: UJI DAYA ANALGESIK - USD

86

Waktu

(menit)

Ramuan Segar Dosis 2.730 mg/kg Ramuan Segar Dosis 5.460 mg/kg BB

I II III IV V VI VII VIII IX I II III IV V VI VII VIII IX

0-5 0 2 0 2 0 2 0 2 0 2 0 2 0 2 0 2 0 2

5-10 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2

10-15 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2

15-20 2 0 2 0 2 0 2 0 2 0 2 0 2 0 2 0 2 0

20-25 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1

25-30 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0

30-35 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1

35-40 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

40-45 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0

45-50 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

50-55 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

55-60 3 0 3 0 3 0 3 0 3 0 3 0 3 0 3 0 3 0

TOTAL 15 8 15 8 15 8 15 8 15 8 15 8 15 8 15 8 15 8

X±SE 34,11 ± 8,88 32,11 ± 5,66

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: UJI DAYA ANALGESIK - USD

87

NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Geliat N 72 Normal Parametersa,,b Mean 33.7639

Std. Deviation 23.93859 Most Extreme Differences Absolute .134

Positive .134 Negative -.085

Kolmogorov-Smirnov Z 1.138 Asymp. Sig. (2-tailed) .150 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Univariate Analysis of Variance

Between-Subjects Factors Value Label N Kelompok 1.00 aquadest 9

2.00 asetosal 9 3.00 instan 27 4.00 segar 27

Dosis 1.00 aquadest 9 2.00 asetosal 91 mg/kg

BB 9

3.00 4.550 mg/kg BB 9 4.00 9.100 mg/kg BB 9 5.00 18.200 mg/kg BB 9 6.00 1.365 mg/kg BB 9 7.00 2.730 mg/kg BB 9 8.00 5.460 mg/kg BB 9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: UJI DAYA ANALGESIK - USD

88

Descriptive Statistics Dependent Variable:Geliat Kelompok Dosis Mean Std. Deviation N aquadest aquadest 63.6667 10.54751 9

Total 63.6667 10.54751 9 asetosal asetosal 91 mg/kg BB 12.7778 8.37821 9

Total 12.7778 8.37821 9 instan 4.550 mg/kg BB 34.2222 19.09697 9

9.100 mg/kg BB 34.4444 28.79284 9 18.200 mg/kg BB 18.6667 15.45962 9 Total 29.1111 22.30442 27

segar 1.365 mg/kg BB 40.1111 25.81881 9 2.730 mg/kg BB 34.1111 26.63853 9 5.460 mg/kg BB 32.1111 16.98120 9 Total 35.4444 22.89497 27

Total aquadest 63.6667 10.54751 9 asetosal 91 mg/kg BB 12.7778 8.37821 9 4.550 mg/kg BB 34.2222 19.09697 9 9.100 mg/kg BB 34.4444 28.79284 9 18.200 mg/kg BB 18.6667 15.45962 9 1.365 mg/kg BB 40.1111 25.81881 9 2.730 mg/kg BB 34.1111 26.63853 9 5.460 mg/kg BB 32.1111 16.98120 9 Total 33.7639 23.93859 72

Levene's Test of Equality of Error Variancesa

Dependent Variable:Geliat F df1 df2 Sig. 3.445 7 64 .003

Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups. a. Design: Intercept + Kelompok + Dosis +

Kelompok * Dosis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: UJI DAYA ANALGESIK - USD

89

Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable:Geliat

Source Type III Sum

of Squares df Mean Square F Sig. Corrected Model 14456.986a 7 2065.284 5.039 .000 Intercept 80290.129 1 80290.129 195.904 .000 Kelompok .000 0 . . . Dosis 1784.889 4 446.222 1.089 .370 Kelompok * Dosis .000 0 . . . Error 26230.000 64 409.844 Total 122767.000 72 Corrected Total 40686.986 71 a. R Squared = ,355 (Adjusted R Squared = ,285) Post Hoc Tests Kelompok

Multiple Comparisons Geliat Scheffe

(I) Kelompok

(J) Kelompok

Mean Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound

aquadest asetosal 50.8889* 9.54340 .000 23.4866 78.2912 instan 34.5556* 7.79215 .001 12.1817 56.9294 segar 28.2222* 7.79215 .007 5.8483 50.5961

asetosal aquadest -50.8889* 9.54340 .000 -78.2912 -23.4866 instan -16.3333 7.79215 .233 -38.7072 6.0405 segar -22.6667* 7.79215 .046 -45.0405 -.2928

instan aquadest -34.5556* 7.79215 .001 -56.9294 -12.1817 asetosal 16.3333 7.79215 .233 -6.0405 38.7072 segar -6.3333 5.50988 .725 -22.1541 9.4874

segar aquadest -28.2222* 7.79215 .007 -50.5961 -5.8483 asetosal 22.6667* 7.79215 .046 .2928 45.0405 instan 6.3333 5.50988 .725 -9.4874 22.1541

Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = 409,844. *. The mean difference is significant at the ,05 level.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: UJI DAYA ANALGESIK - USD

90

Homogeneous Subsets Geliat

Scheffea,,b,,c

Kelompok N

Subset

1 2 3

asetosal 9 12.7778 instan 27 29.1111 29.1111 segar 27 35.4444 aquadest 9 63.6667 Sig. .233 .882 1.000 Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = 409,844. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 13,500. b. The group sizes are unequal. The harmonic mean of the group sizes is used. Type I error levels are not guaranteed. c. Alpha = ,05. Dosis

Multiple Comparisons Geliat Scheffe

(I) Dosis (J) Dosis

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

aquadest asetosal 91 mg/kg BB 50.8889* 9.54340 .001 13.8107 87.9671

4.550 mg/kg BB 29.4444 9.54340 .238 -7.6338 66.5227

9.100 mg/kg BB 29.2222 9.54340 .247 -7.8560 66.3005

18.200 mg/kg BB 45.0000* 9.54340 .006 7.9218 82.0782

1.365 mg/kg BB 23.5556 9.54340 .535 -13.5227 60.6338

2.730 mg/kg BB 29.5556 9.54340 .233 -7.5227 66.6338

5.460 mg/kg BB 31.5556 9.54340 .163 -5.5227 68.6338 asetosal 91 mg/kg BB

aquadest -50.8889* 9.54340 .001 -87.9671 -13.8107 4.550 mg/kg BB -21.4444 9.54340 .654 -58.5227 15.6338 9.100 mg/kg BB -21.6667 9.54340 .642 -58.7449 15.4116 18.200 mg/kg BB -5.8889 9.54340 1.000 -42.9671 31.1893 1.365 mg/kg BB -27.3333 9.54340 .331 -64.4116 9.7449 2.730 mg/kg BB -21.3333 9.54340 .660 -58.4116 15.7449 5.460 mg/kg BB -19.3333 9.54340 .765 -56.4116 17.7449

4.550 mg/kg BB aquadest -29.4444 9.54340 .238 -66.5227 7.6338 asetosal 91 mg/kg BB 21.4444 9.54340 .654 -15.6338 58.5227 9.100 mg/kg BB -.2222 9.54340 1.000 -37.3005 36.8560 18.200 mg/kg BB 15.5556 9.54340 .911 -21.5227 52.6338 1.365 mg/kg BB -5.8889 9.54340 1.000 -42.9671 31.1893

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: UJI DAYA ANALGESIK - USD

91

2.730 mg/kg BB .1111 9.54340 1.000 -36.9671 37.1893 5.460 mg/kg BB 2.1111 9.54340 1.000 -34.9671 39.1893

9.100 mg/kg BB aquadest -29.2222 9.54340 .247 -66.3005 7.8560 asetosal 91 mg/kg BB 21.6667 9.54340 .642 -15.4116 58.7449 4.550 mg/kg BB .2222 9.54340 1.000 -36.8560 37.3005 18.200 mg/kg BB 15.7778 9.54340 .905 -21.3005 52.8560 1.365 mg/kg BB -5.6667 9.54340 1.000 -42.7449 31.4116 2.730 mg/kg BB .3333 9.54340 1.000 -36.7449 37.4116 5.460 mg/kg BB 2.3333 9.54340 1.000 -34.7449 39.4116

18.200 mg/kg BB

aquadest -45.0000* 9.54340 .006 -82.0782 -7.9218 asetosal 91 mg/kg BB 5.8889 9.54340 1.000 -31.1893 42.9671 4.550 mg/kg BB -15.5556 9.54340 .911 -52.6338 21.5227 9.100 mg/kg BB -15.7778 9.54340 .905 -52.8560 21.3005 1.365 mg/kg BB -21.4444 9.54340 .654 -58.5227 15.6338 2.730 mg/kg BB -15.4444 9.54340 .914 -52.5227 21.6338 5.460 mg/kg BB -13.4444 9.54340 .958 -50.5227 23.6338

1.365 mg/kg BB aquadest -23.5556 9.54340 .535 -60.6338 13.5227 asetosal 91 mg/kg BB 27.3333 9.54340 .331 -9.7449 64.4116 4.550 mg/kg BB 5.8889 9.54340 1.000 -31.1893 42.9671 9.100 mg/kg BB 5.6667 9.54340 1.000 -31.4116 42.7449 18.200 mg/kg BB 21.4444 9.54340 .654 -15.6338 58.5227 2.730 mg/kg BB 6.0000 9.54340 1.000 -31.0782 43.0782 5.460 mg/kg BB 8.0000 9.54340 .998 -29.0782 45.0782

2.730 mg/kg BB aquadest -29.5556 9.54340 .233 -66.6338 7.5227 asetosal 91 mg/kg BB 21.3333 9.54340 .660 -15.7449 58.4116 4.550 mg/kg BB -.1111 9.54340 1.000 -37.1893 36.9671 9.100 mg/kg BB -.3333 9.54340 1.000 -37.4116 36.7449 18.200 mg/kg BB 15.4444 9.54340 .914 -21.6338 52.5227 1.365 mg/kg BB -6.0000 9.54340 1.000 -43.0782 31.0782 5.460 mg/kg BB 2.0000 9.54340 1.000 -35.0782 39.0782

5.460 mg/kg BB aquadest -31.5556 9.54340 .163 -68.6338 5.5227 asetosal 91 mg/kg BB 19.3333 9.54340 .765 -17.7449 56.4116 4.550 mg/kg BB -2.1111 9.54340 1.000 -39.1893 34.9671 9.100 mg/kg BB -2.3333 9.54340 1.000 -39.4116 34.7449 18.200 mg/kg BB 13.4444 9.54340 .958 -23.6338 50.5227 1.365 mg/kg BB -8.0000 9.54340 .998 -45.0782 29.0782 2.730 mg/kg BB -2.0000 9.54340 1.000 -39.0782 35.0782

Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = 409,844. *. The mean difference is significant at the ,05 level.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: UJI DAYA ANALGESIK - USD

92

Homogeneous Subsets

Geliat Scheffea,,b

Dosis N

Subset

1 2

asetosal 91 mg/kg BB 9 12.7778 18.200 mg/kg BB 9 18.6667 5.460 mg/kg BB 9 32.1111 32.1111 2.730 mg/kg BB 9 34.1111 34.1111 4.550 mg/kg BB 9 34.2222 34.2222 9.100 mg/kg BB 9 34.4444 34.4444 1.365 mg/kg BB 9 40.1111 40.1111 aquadest 9 63.6667 Sig. .331 .163 Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = 409,844. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 9,000. b. Alpha = ,05.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: UJI DAYA ANALGESIK - USD

93

Lampiran 12. Data % penghambatan terhadap geliat dan hasil analisis statistiknya pada perlakuan jamu kunyit asam instan dan jamu

kunyit ramuan segar

Tabel XX. Data % penghambatan terhadap geliat pada perlakuan jamu kunyit asam instan dan jamu kunyit ramuan segar

Kelompok

Perlakuan

Aquadest Asetosal Instan

4.550 mg/kg

Instan

9.100 mg/kg

Instan

18.200 mg/kg

Segar

1.365 mg/kg

Segar

2.730 mg/kg

Segar

5.460 mg/kg

I 4,19 82,72 38,75 71,73 87,44 79,58 76,44 26,18

II -13,08 84,29 62,31 95,29 89,01 -30,36 87,44 38,75

III 1,05 74,87 59,16 89,01 82,72 81,15 40,32 89,01

IV 5,76 87,44 73,30 73,30 92,15 41,89 -47,64 68,59

V 5,76 78,01 43,46 -20,94 70,16 2,62 85,86 23,04

VI -33,50 90,58 27,75 82,72 95,29 90,58 70,16 82,72

VII 5,76 100 34,03 21,47 41,89 18,33 35,61 13,62

VIII 27,75 63,88 90,58 5,76 35,61 16,76 38,75 51,31

IX -33,66 57,59 -13,08 -5,23 41,89 32,46 30,89 52,88

X±SE -3,33±6,68 79,93±4,39 46,25±9,99 45,90±15,07 70,68±8,09 37,00±13,52 46,43±13,95 49,57±8.89

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: UJI DAYA ANALGESIK - USD

94

NPar Tests One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Daya

N 72 Normal Parametersa,,b Mean 46.5539

Std. Deviation 38.32689 Most Extreme Differences Absolute .134

Positive .088 Negative -.134

Kolmogorov-Smirnov Z 1.137 Asymp. Sig. (2-tailed) .151 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Levene's Test of Equality of Error Variancesa Dependent Variable:Daya

F df1 df2 Sig.

3.029 7 64 .008 Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups. a. Design: Intercept + Kelompok + Dosis + Kelompok * Dosis Univariate Analysis of Variance

Tests of Between-Subjects Effects

Between-Subjects Factors

Value Label N

Kelompok 1.00 Aquadest 9

2.00 Asetosal 9

3.00 Instan 27

4.00 Ramuan Segar 27 Dosis 1.00 Aquadest 9

2.00 Asetosal 9 3.00 4.550 mg/kg BB 9 4.00 9.100 mg/kg BB 9 5.00 18.200 mg/kg BB 9 6.00 1.365 mg/kg BB 9 7.00 2.730 mg/kg BB 9 8.00 5.460 mg/kg BB 9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: UJI DAYA ANALGESIK - USD

95

Dependent Variable:Daya

Source Type III Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model 38570.325a 7 5510.046 5.365 .000 Intercept 139686.833 1 139686.833 136.020 .000 Kelompok .000 0 . . . Dosis 4403.711 4 1100.928 1.072 .378 Kelompok * Dosis .000 0 . . . Error 65725.145 64 1026.955 Total 260338.520 72 Corrected Total 104295.471 71

a. R Squared = ,370 (Adjusted R Squared = ,301)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: UJI DAYA ANALGESIK - USD

96

Post Hoc Tests Kelompok

Multiple Comparisons Daya Scheffe

(I) Kelompok (J) Kelompok

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

Aquadest Asetosal -83.2611* 15.10670 .000 -126 -39.8847

Instan -57.6089* 12.33457 .000 -93.0256 -22.1922

Ramuan Segar

-47.6611* 12.33457 .004 -83.0778 -12.2444

Asetosal Aquadest 83.2611* 15.10670 .000 39.8847 126.6375 Instan 25.6522 12.33457 .239 -9.7645 61.0689 Ramuan Segar

35.6000* 12.33457 .048 .1833 71.0167

Instan Aquadest 57.6089* 12.33457 .000 22.1922 93.0256 Asetosal -25.6522 12.33457 .239 -61.0689 9.7645 Ramuan Segar

9.9478 8.72186 .730 -15.0956 34.9912

Ramuan Segar

Aquadest 47.6611* 12.33457 .004 12.2444 83.0778 Asetosal -35.6000* 12.33457 .048 -71.0167 -.1833 Instan -9.9478 8.72186 .730 -34.9912 15.0956

Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = 1026,955. *. The mean difference is significant at the 0,05 level.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: UJI DAYA ANALGESIK - USD

97

Homogeneous Subsets Daya

Scheffea,,b,,c

Kelompok N

Subset

1 2 3

Aquadest 9 -3.3300 Ramuan Segar 27 44.3311 Instan 27 54.2789 54.2789 Asetosal 9 79.9311 Sig. 1.000 .884 .239 Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = 1026,955. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 13,500. b. The group sizes are unequal. The harmonic mean of the group sizes is used. Type I error levels are not guaranteed. c. Alpha = 0,05. Dosis

Multiple Comparisons Daya Scheffe

(I) Dosis (J) Dosis Mean

Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

Aquadest Asetosal -83.2611* 15.10670 .001 -141.9540 -24.5682

4.550 mg/kg BB -49.5811 15.10670 .170 -108.2740 9.1118

9.100 mg/kg BB -49.2311 15.10670 .177 -107.9240 9.4618

18.200 mg/kg BB -74.0144* 15.10670 .004 -132.7074 -15.3215

1.365 mg/kg BB -40.3311 15.10670 .427 -99.0240 18.3618

2.730 mg/kg BB -49.7556 15.10670 .167 -108.4485 8.9374

5.460 mg/kg BB -52.8967 15.10670 .113 -111.5896 5.7962 Asetosal Aquadest 83.2611* 15.10670 .001 24.5682 141.9540

4.550 mg/kg BB 33.6800 15.10670 .664 -25.0129 92.3729 9.100 mg/kg BB 34.0300 15.10670 .651 -24.6629 92.7229 18.200 mg/kg BB 9.2467 15.10670 1.000 -49.4462 67.9396 1.365 mg/kg BB 42.9300 15.10670 .342 -15.7629 101.6229 2.730 mg/kg BB 33.5056 15.10670 .670 -25.1874 92.1985 5.460 mg/kg BB 30.3644 15.10670 .772 -28.3285 89.0574

4.550 mg/kg BB Aquadest 49.5811 15.10670 .170 -9.1118 108.2740 Asetosal -33.6800 15.10670 .664 -92.3729 25.0129

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: UJI DAYA ANALGESIK - USD

98

9.100 mg/kg BB .3500 15.10670 1.000 -58.3429 59.0429 18.200 mg/kg BB -24.4333 15.10670 .914 -83.1262 34.2596 1.365 mg/kg BB 9.2500 15.10670 1.000 -49.4429 67.9429 2.730 mg/kg BB -.1744 15.10670 1.000 -58.8674 58.5185 5.460 mg/kg BB -3.3156 15.10670 1.000 -62.0085 55.3774

9.100 mg/kg BB Aquadest 49.2311 15.10670 .177 -9.4618 107.9240 Asetosal -34.0300 15.10670 .651 -92.7229 24.6629 4.550 mg/kg BB -.3500 15.10670 1.000 -59.0429 58.3429 18.200 mg/kg BB -24.7833 15.10670 .908 -83.4762 33.9096 1.365 mg/kg BB 8.9000 15.10670 1.000 -49.7929 67.5929 2.730 mg/kg BB -.5244 15.10670 1.000 -59.2174 58.1685 5.460 mg/kg BB -3.6656 15.10670 1.000 -62.3585 55.0274

18.200 mg/kg BB

Aquadest 74.0144* 15.10670 .004 15.3215 132.7074 Asetosal -9.2467 15.10670 1.000 -67.9396 49.4462 4.550 mg/kg BB 24.4333 15.10670 .914 -34.2596 83.1262 9.100 mg/kg BB 24.7833 15.10670 .908 -33.9096 83.4762 1.365 mg/kg BB 33.6833 15.10670 .663 -25.0096 92.3762 2.730 mg/kg BB 24.2589 15.10670 .917 -34.4340 82.9518 5.460 mg/kg BB 21.1178 15.10670 .960 -37.5751 79.8107

1.365 mg/kg BB Aquadest 40.3311 15.10670 .427 -18.3618 99.0240 Asetosal -42.9300 15.10670 .342 -101.6229 15.7629 4.550 mg/kg BB -9.2500 15.10670 1.000 -67.9429 49.4429 9.100 mg/kg BB -8.9000 15.10670 1.000 -67.5929 49.7929 18.200 mg/kg BB -33.6833 15.10670 .663 -92.3762 25.0096 2.730 mg/kg BB -9.4244 15.10670 1.000 -68.1174 49.2685 5.460 mg/kg BB -12.5656 15.10670 .998 -71.2585 46.1274

2.730 mg/kg BB Aquadest 49.7556 15.10670 .167 -8.9374 108.4485 Asetosal -33.5056 15.10670 .670 -92.1985 25.1874 4.550 mg/kg BB .1744 15.10670 1.000 -58.5185 58.8674 9.100 mg/kg BB .5244 15.10670 1.000 -58.1685 59.2174 18.200 mg/kg BB -24.2589 15.10670 .917 -82.9518 34.4340 1.365 mg/kg BB 9.4244 15.10670 1.000 -49.2685 68.1174 5.460 mg/kg BB -3.1411 15.10670 1.000 -61.8340 55.5518

5.460 mg/kg BB Aquadest 52.8967 15.10670 .113 -5.7962 111.5896 Asetosal -30.3644 15.10670 .772 -89.0574 28.3285 4.550 mg/kg BB 3.3156 15.10670 1.000 -55.3774 62.0085 9.100 mg/kg BB 3.6656 15.10670 1.000 -55.0274 62.3585 18.200 mg/kg BB -21.1178 15.10670 .960 -79.8107 37.5751 1.365 mg/kg BB 12.5656 15.10670 .998 -46.1274 71.2585 2.730 mg/kg BB 3.1411 15.10670 1.000 -55.5518 61.8340

Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = 1026,955. *. The mean difference is significant at the 0,05 level.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: UJI DAYA ANALGESIK - USD

99

Homogeneous Subsets Daya

Scheffea,,b

Dosis N

Subset

1 2

Aquadest 9 -3.3300 1.365 mg/kg BB 9 37.0011 37.0011 9.100 mg/kg BB 9 45.9011 45.9011 4.550 mg/kg BB 9 46.2511 46.2511 2.730 mg/kg BB 9 46.4256 46.4256 5.460 mg/kg BB 9 49.5667 49.5667 18.200 mg/kg BB 9 70.6844 Asetosal 9 79.9311 Sig. .113 .342 Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = 1026,955. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 9,000. b. Alpha = 0,05.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: UJI DAYA ANALGESIK - USD

100

Lampiran 13. Data % perubahan dan hasil analisis statistiknya pada perlakuan jamu kunyit asam instan dan jamu kunyit ramuan

segar

Tabel XXI. Data % perubahan daya analgesik pada perlakuan jamu kunyit asam instan dan jamu kunyit ramuan segar

Kelompok

Perlakuan

Aquadest Asetosal Instan

4.550 mg/kg

Instan

9.100 mg/kg

Instan

18.200 mg/kg

Segar

1.365 mg/kg

Segar

2.730 mg/kg

Segar

5.460 mg/kg

I -94,76 3,49 -51,52 -10,26 9,40 -0,44 -4,37 -67,25

II -116,36 5,46 -22,04 19,22 11,36 -137,98 9,40 -51,52

III -98,69 -6,33 -25,99 11,36 3,49 1,53 -49,56 11,36

IV -92,79 9,40 -8,29 -8,29 15,29 -47,59 -159,60 -14,19

V -92,79 -2,40 -45,63 -126,20 -12,22 -96,72 7,42 -71,17

VI -141,91 13,32 -65,28 3,49 19,22 13,32 -12,22 3,49

VII -92,79 25,11 -57,42 -73,14 -47,59 -77,07 -55,45 -82,96

VIII -65,28 -20,08 13,32 -92,79 -55,45 -79,03 -51,52 -35,81

IX -104,58 -27,95 -116,36 -106,54 -47,59 -61,35 -61,35 -33,84

X±SE -99,99±6,91 0,002±5,49 -42,13±12,51 -42,57±18,86 -11,57±10,13 -53,93±16,92 -41,92±17,45 -37,99±11,12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: UJI DAYA ANALGESIK - USD

101

NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Perubahan

N 71 Normal Parametersa,,b Mean -40.5083

Std. Deviation 46.94583 Most Extreme Differences Absolute .135

Positive .088 Negative -.135

Kolmogorov-Smirnov Z 1.138 Asymp. Sig. (2-tailed) .150 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Univariate Analysis of Variance

Between-Subjects Factors

Value Label N

Kelompok 1.00 aquadest 9

2.00 asetosal 9

3.00 instan 27

4.00 segar 26 Dosis 1.00 aquadest 9

2.00 asetosal 91 mg/kg BB

9

3.00 4.550 mg/kg BB 9 4.00 9.100 mg/kg BB 9 5.00 18.200 mg/kg BB 9 6.00 1.365 mg/kg BB 9 7.00 2.730 mg/kg BB 9 8.00 5.460 mg/kg BB 8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: UJI DAYA ANALGESIK - USD

102

Descriptive Statistics Dependent Variable:Perubahan

Kelompok Dosis Mean Std. Deviation N

aquadest aquadest -89.0778 40.38061 9

Total -89.0778 40.38061 9 asetosal asetosal 91 mg/kg BB -6.1100 23.65023 9

Total -6.1100 23.65023 9 instan 4.550 mg/kg BB -37.5500 38.73454 9

9.100 mg/kg BB -40.3878 58.33505 9 18.200 mg/kg BB -12.6589 29.69856 9 Total -30.1989 44.05954 27

segar 1.365 mg/kg BB -54.3622 50.26056 9 2.730 mg/kg BB -48.9033 50.88304 9 5.460 mg/kg BB -34.3300 33.68666 8 Total -46.3088 45.01442 26

Total aquadest -89.0778 40.38061 9 asetosal 91 mg/kg BB -6.1100 23.65023 9 4.550 mg/kg BB -37.5500 38.73454 9 9.100 mg/kg BB -40.3878 58.33505 9 18.200 mg/kg BB -12.6589 29.69856 9 1.365 mg/kg BB -54.3622 50.26056 9 2.730 mg/kg BB -48.9033 50.88304 9 5.460 mg/kg BB -34.3300 33.68666 8 Total -40.5083 46.94583 71

Levene's Test of Equality of Error Variancesa Dependent Variable:Perubahan

F df1 df2 Sig.

1.875 7 63 .089 Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups. a. Design: Intercept + Kelompok + Dosis + Kelompok * Dosis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: UJI DAYA ANALGESIK - USD

103

Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable:Perubahan

Source Type III Sum of

Squares df Mean Square F Sig. Corrected Model 41606.378a 7 5943.768 3.324 .004 Intercept 115302.423 1 115302.423 64.473 .000 Kelompok .000 0 . . . Dosis 5981.771 4 1495.443 .836 .507 Kelompok * Dosis .000 0 . . . Error 112667.390 63 1788.371 Total 270779.313 71 Corrected Total 154273.768 70 a. R Squared = ,270 (Adjusted R Squared = ,189) Post Hoc Tests Kelompok

Multiple Comparisons Perubahan Scheffe

(I) Kelompok

(J) Kelompok

Mean Differenc

e (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound aquadest asetosal -82.9678* 19.93529 .001 -140.2332 -25.7024

instan -58.8789* 16.27710 .007 -105.6359 -12.1219 segar -42.7689 16.35517 .088 -89.7502 4.2123

asetosal aquadest 82.9678* 19.93529 .001 25.7024 140.2332 instan 24.0889 16.27710 .538 -22.6681 70.8459 segar 40.1988 16.35517 .121 -6.7824 87.1801

instan aquadest 58.8789* 16.27710 .007 12.1219 105.6359 asetosal -24.0889 16.27710 .538 -70.8459 22.6681 segar 16.1100 11.61979 .592 -17.2686 49.4885

segar aquadest 42.7689 16.35517 .088 -4.2123 89.7502 asetosal -40.1988 16.35517 .121 -87.1801 6.7824 instan -16.1100 11.61979 .592 -49.4885 17.2686

Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = 1788,371. *. The mean difference is significant at the ,05 level.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: UJI DAYA ANALGESIK - USD

104

Homogeneous Subsets

Perubahan Scheffea,,b,,c

Kelompok N

Subset

1 2

aquadest 9 -89.0778 segar 26 -46.3088 -46.3088 instan 27 -30.1989 asetosal 9 -6.1100 Sig. .087 .120 Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = 1788,371. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 13,435. b. The group sizes are unequal. The harmonic mean of the group sizes is used. Type I error levels are not guaranteed. c. Alpha = ,05.

Dosis

Multiple Comparisons Perubahan Scheffe

(I) Dosis (J) Dosis

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

aquadest asetosal 91 mg/kg BB -82.9678* 19.93529 .026 -160.4640 -5.4715

4.550 mg/kg BB -51.5278 19.93529 .472 -129.0240 25.9685

9.100 mg/kg BB -48.6900 19.93529 .549 -126.1863 28.8063

18.200 mg/kg BB -76.4189 19.93529 .056 -153.9151 1.0774

1.365 mg/kg BB -34.7156 19.93529 .878 -112.2118 42.7807

2.730 mg/kg BB -40.1744 19.93529 .769 -117.6707 37.3218

5.460 mg/kg BB -54.7478 20.54883 .430 -134.6291 25.1335 asetosal 91 mg/kg BB

aquadest 82.9678* 19.93529 .026 5.4715 160.4640 4.550 mg/kg BB 31.4400 19.93529 .924 -46.0563 108.9363 9.100 mg/kg BB 34.2778 19.93529 .885 -43.2185 111.7740 18.200 mg/kg BB 6.5489 19.93529 1.000 -70.9474 84.0451 1.365 mg/kg BB 48.2522 19.93529 .561 -29.2440 125.7485 2.730 mg/kg BB 42.7933 19.93529 .706 -34.7029 120.2896 5.460 mg/kg BB 28.2200 20.54883 .964 -51.6613 108.1013

4.550 mg/kg aquadest 51.5278 19.93529 .472 -25.9685 129.0240

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: UJI DAYA ANALGESIK - USD

105

BB asetosal 91 mg/kg BB -31.4400 19.93529 .924 -108.9363 46.0563 9.100 mg/kg BB 2.8378 19.93529 1.000 -74.6585 80.3340 18.200 mg/kg BB -24.8911 19.93529 .979 -102.3874 52.6051 1.365 mg/kg BB 16.8122 19.93529 .998 -60.6840 94.3085 2.730 mg/kg BB 11.3533 19.93529 1.000 -66.1429 88.8496 5.460 mg/kg BB -3.2200 20.54883 1.000 -83.1013 76.6613

9.100 mg/kg BB

aquadest 48.6900 19.93529 .549 -28.8063 126.1863 asetosal 91 mg/kg BB -34.2778 19.93529 .885 -111.7740 43.2185 4.550 mg/kg BB -2.8378 19.93529 1.000 -80.3340 74.6585 18.200 mg/kg BB -27.7289 19.93529 .961 -105.2251 49.7674 1.365 mg/kg BB 13.9744 19.93529 .999 -63.5218 91.4707 2.730 mg/kg BB 8.5156 19.93529 1.000 -68.9807 86.0118 5.460 mg/kg BB -6.0578 20.54883 1.000 -85.9391 73.8235

18.200 mg/kg BB

aquadest 76.4189 19.93529 .056 -1.0774 153.9151 asetosal 91 mg/kg BB -6.5489 19.93529 1.000 -84.0451 70.9474 4.550 mg/kg BB 24.8911 19.93529 .979 -52.6051 102.3874 9.100 mg/kg BB 27.7289 19.93529 .961 -49.7674 105.2251 1.365 mg/kg BB 41.7033 19.93529 .733 -35.7929 119.1996 2.730 mg/kg BB 36.2444 19.93529 .851 -41.2518 113.7407 5.460 mg/kg BB 21.6711 20.54883 .992 -58.2102 101.5524

1.365 mg/kg BB

aquadest 34.7156 19.93529 .878 -42.7807 112.2118 asetosal 91 mg/kg BB -48.2522 19.93529 .561 -125.7485 29.2440 4.550 mg/kg BB -16.8122 19.93529 .998 -94.3085 60.6840 9.100 mg/kg BB -13.9744 19.93529 .999 -91.4707 63.5218 18.200 mg/kg BB -41.7033 19.93529 .733 -119.1996 35.7929 2.730 mg/kg BB -5.4589 19.93529 1.000 -82.9551 72.0374 5.460 mg/kg BB -20.0322 20.54883 .995 -99.9135 59.8491

2.730 mg/kg BB

aquadest 40.1744 19.93529 .769 -37.3218 117.6707 asetosal 91 mg/kg BB -42.7933 19.93529 .706 -120.2896 34.7029 4.550 mg/kg BB -11.3533 19.93529 1.000 -88.8496 66.1429 9.100 mg/kg BB -8.5156 19.93529 1.000 -86.0118 68.9807 18.200 mg/kg BB -36.2444 19.93529 .851 -113.7407 41.2518 1.365 mg/kg BB 5.4589 19.93529 1.000 -72.0374 82.9551 5.460 mg/kg BB -14.5733 20.54883 .999 -94.4546 65.3080

5.460 mg/kg BB

aquadest 54.7478 20.54883 .430 -25.1335 134.6291 asetosal 91 mg/kg BB -28.2200 20.54883 .964 -108.1013 51.6613 4.550 mg/kg BB 3.2200 20.54883 1.000 -76.6613 83.1013 9.100 mg/kg BB 6.0578 20.54883 1.000 -73.8235 85.9391 18.200 mg/kg BB -21.6711 20.54883 .992 -101.5524 58.2102 1.365 mg/kg BB 20.0322 20.54883 .995 -59.8491 99.9135 2.730 mg/kg BB 14.5733 20.54883 .999 -65.3080 94.4546

Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = 1788,371. *. The mean difference is significant at the ,05 level.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: UJI DAYA ANALGESIK - USD

106

Homogeneous Subsets

Perubahan Scheffea,,b,,c

Dosis N

Subset

1 2

aquadest 9 -89.0778 1.365 mg/kg BB 9 -54.3622 -54.3622 2.730 mg/kg BB 9 -48.9033 -48.9033 9.100 mg/kg BB 9 -40.3878 -40.3878 4.550 mg/kg BB 9 -37.5500 -37.5500 5.460 mg/kg BB 8 -34.3300 -34.3300 18.200 mg/kg BB 9 -12.6589 -12.6589 asetosal 91 mg/kg BB 9 -6.1100

Sig. .060 .571

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = 1788,371. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 8,862. b. The group sizes are unequal. The harmonic mean of the group sizes is used. Type I error levels are not guaranteed. c. Alpha = ,05.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: UJI DAYA ANALGESIK - USD

107

BIOGRAFI PENULIS

Yogyakarta pada tahun 2005. Penulis, semasa kuliah pernah menjadi anggota

Jaringan Mahasiswa Kesehatan Indonesia (JMKI) pada tahun 2005, panitia

TITRASI tahun 2006, Panitia Dies Natalis XII Fakultas Farmasi tahun 2007, dan

asisten praktikum Analisis Sediaan Obat Tradisional.

Penulis lahir pada tanggal 25 Juli 1987 di Wonosari,

Gunungkidul, Yogyakarta. Anak pertama dari Bapak

Tugimin dan Ibu Agnes Windarti. Penulis telah

menyelesaikan masa studinya di TK Kanisius St.

Agnes Beji pada tahun 1991 sampai tahun 1993, SD

Kanisius Beji pada tahun 1993 sampai tahun 1999,

SLTP Negeri 2 Playen pada tahun 1999 sampai tahun

2002, kemudian melanjutkan ke SMA Negeri 1

Wonosari pada tahun 2002 sampai tahun 2005 dan

kuliah di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI