rivandipputra.files.wordpress.com · Web viewCara pembiakan vegetatif ada yang secara alami dan...

23
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM DASAR-DASAR AGRONOMI ACARA I PERBANYAKAN VEGETATIF Disusun oleh Nama : 1.Muhammad Miftahussurur (12126) 2. Dhemas Adi Purwa (12131) 3. Zulham Aaron Mochammad (12172) 4. Rivandi Pranandita Putra (12175) 5. Nawang Wulandari (12177) 6. Ary Danar Kisworo (12184) Gol / Kel : A4 / 4 Asisten : 1. Ar Roufi Karina

Transcript of rivandipputra.files.wordpress.com · Web viewCara pembiakan vegetatif ada yang secara alami dan...

Page 1: rivandipputra.files.wordpress.com · Web viewCara pembiakan vegetatif ada yang secara alami dan secara buatan. Pembiakan secara buatan dengan stimulasi akar dan tunas adventif ialah

LAPORAN RESMI PRAKTIKUMDASAR-DASAR AGRONOMI

ACARA I

PERBANYAKAN VEGETATIF

Disusun oleh

Nama : 1.Muhammad Miftahussurur (12126)

2. Dhemas Adi Purwa (12131)

3. Zulham Aaron Mochammad (12172)

4. Rivandi Pranandita Putra (12175)

5. Nawang Wulandari (12177)

6. Ary Danar Kisworo (12184)

Gol / Kel : A4 / 4

Asisten : 1. Ar Roufi Karina 2. Bagus Herwibawa 3. Devita Areifvia Ningsih

LABORATORIUM MANAJEMEN DAN PRODUKSI TANAMANJURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA2011

Page 2: rivandipputra.files.wordpress.com · Web viewCara pembiakan vegetatif ada yang secara alami dan secara buatan. Pembiakan secara buatan dengan stimulasi akar dan tunas adventif ialah

ACARA I

PERBANYAKAN VEGETATIF

I. PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Terdapat dua macam cara reproduksi pada tanaman, yakni reproduksi secara

generatif dan reproduksi secara vegetatif. Sistem reproduksi atau cara perbanyakan

tanaman secara generatif menggunakan biji sebagai alat reproduksinya, sedangkan

perbanyakan tanaman secara vegetatif menggunakan bagian-bagian tubuh tanaman

untuk membentuk tanaman baru.

Perbanyakan tanaman secara vegetatif menghasilkan lebih banyak keuntungan

dibandingkan perbanyakan tanaman secara generatif. Oleh karena itu, pada praktikum

ini dipelajari cara perbanyakan tanaman secara vegetatif agar kita mengetahui

bagaimana teknik memperbanyak tanaman secara vegetatif dan juga mempelajari

manfaat yang kita peroleh dari perbanyakan tanaman secara vegetatif.

1.2. TUJUAN

1. Mengetahui prinsip-prinsip dasar perbanyakan tanaman secara vegetatif.

2. Menguasai teknik-teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif.

Page 3: rivandipputra.files.wordpress.com · Web viewCara pembiakan vegetatif ada yang secara alami dan secara buatan. Pembiakan secara buatan dengan stimulasi akar dan tunas adventif ialah

II. TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman perlu pembiakan dalam rangka mempertahankan jenisnya dan

meningkatkan produksinya. Ada dua cara pembiakan tanaman, yaitu secara generatif/

reproduktif (secara kawin) dengan menggunakan benih (biji yang memenuhi

persyaratan sebagai bahan tanaman) dan secara vegetatif (tak kawin) dengan

menggunakan organ vegetatif (Rochiman, K. dan S.S. Harjadi. 1973).

Cara pembiakan vegetatif ada yang secara alami dan secara buatan. Pembiakan

secara buatan dengan stimulasi akar dan tunas adventif ialah layerage, cuttage atau

setek, penyambungan tanaman, dan kultur jaringan. Adapun perbanyakan secara

vegetatif dilakukan menggunakan bagian-bagian tanaman seperti cabang, ranting,

pucuk, daun, umbi, dan akar. Prinsipnya adalah merangsang tunas adventif yang ada di

bagian-bagian tersebut agar berkembang menjadi tanaman sempurna yang memiliki

akar, batang, dan daun sekaligus (Setyati, 2002).

Keuntungan perbanyakan vegetatif adalah dapat menghasilkan tanaman yang

sifatnya sama dengan pohon induknya. Tanaman yang berasal dari perbanyakan secara

vegetatif lebih cepat berbunga dan berbuah. Sementara itu, kelemahannya adalah

membutuhkan pohon indukdalam jumlah besar sehingga membutuhkan banyak biaya.

Untuk mengatasinya, dapat dilakukan stek. Namun, tidak semua tanaman dapat

diperbanyak dengan stek dan tingkat keberhasilannya sangat kecil (Anonim, 2011).

Mencangkok adalah salah satu cara pembiakan vegetatif buatan yang bertujuan

untuk mendapatkan tanaman yang memiliki sifat sama dengan

induknya.Pencangkokan dilakukan dengan jalan menyayat dan mengupas kulit

sekeliling batang. Penyayatan dilakukan sedemikian rupa sehingga lapisan

kambiumnya dapat dihilangkan (dengan cara dikikis). Lebar sayatan tergantung pada

jenis tanaman yang dicangkok. Setelah luka yang dibuat cukup kering, ZPT dapat

diberikan sebagai perlakuan agar bahan cangkokan cepat berakar. Media tumbuh yang

digunakan terdiri atas tanah dan kompos dan kemudian dibalut dengan sabut kelapa

atau plastik. Bila batang di atas sayatan telah menghasilkan sistem perakaran yang

bagus, batang dapat segera dipotong dan ditanam di lapang. Tanaman yang dapat

dicangkok adalah tanaman yang mempunyai batang kayu dan berkambium, seperti

jambu, rambutan, dan mangga (Hartmann, et al, 1997).

Page 4: rivandipputra.files.wordpress.com · Web viewCara pembiakan vegetatif ada yang secara alami dan secara buatan. Pembiakan secara buatan dengan stimulasi akar dan tunas adventif ialah

Kegiatan mencangkok tanaman dipengaruhi oleh faktor macam media maupun

zat perangsang akar (ZPT) untuk mempercepat tumbuhnya akar. Medium untuk

cangkok adalah campuran pupuk kandang dan tanah 1:1, sedangkan medium alternatif

adalah pupuk kandang, sekam dan pasir 1:1:1 (Firmansyah, 2000).

Grafting (penyambungan) dan budding (penempelan) merupakan salah satu

metode perbanyakan vegetatif buatan. Grafting adalah seni menyambungkan dua

jaringan tanaman hidup sedemikian rupa sehingga keduanya bergabung dan tumbuh

serta berkembang sebagai satu tanaman gabungan. Budding adalah salah satu bentuk

dari grafting, dengan ukuran batang atas tereduksi menjadi hanya terdiri atas satu mata

tunas. Adapun tanaman sebelah atas disebut entris atau batang atas (scion), sedangkan

tanaman batang bawah disebut understam atau batang bawah (rootstock). Batang atas

berupa potongan pucuk tanaman yang terdiri atas beberapa tunas dorman yang akan

berkembang menjadi tajuk, sedangkan batang bawah akan berkembang menjadi sistem

perakaran (Ashari, 1995).

Stek merupakan cara perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan

menggunakan sebagian batang, akar, atau daun tanaman untuk ditumbuhkan menjadi

tanaman baru. Sebagai alternatif perbanyakan vegetatif buatan, stek lebih ekonomis,

lebih mudah, tidak memerlukan keterampilan khusus, dan relatif lebih cepat

(Hartmann, et al, 1997).

Pada stek batang, bahan awal perbanyakan berupa batang tanaman. Stek

batang dikelompokkan menjadi empat macam berdasarkan jenis batang tanaman,

antara lain berkayu keras, semi berkayu, lunak, dan herbaceous. Bahan tanaman yang

biasa diperbanyak dengan stek batang berkayu keras, antara lain apel, pir, cemara,

dll.Untuk stek batang berkulit lunak, contohnya terdapat pada tanaman Magnolia sp.

Pada stek batang berkayu lunak, umumnya akar relatif cepat keluar (2-5 minggu)

(Jumin, H.B. 2002).

Akar dan tunas pada stek daun berasal dari jaringan meristem primer atau

meristem sekunder. Masalah pada stek daun secara umum adalah pembentukan tunas-

tunas adventif, bukan akar adventif. Pembentukan akar adventif pada daun lebih

mudah dibandingkan pembentukan tunas adventif ((Jumin, H.B. 2002).

Page 5: rivandipputra.files.wordpress.com · Web viewCara pembiakan vegetatif ada yang secara alami dan secara buatan. Pembiakan secara buatan dengan stimulasi akar dan tunas adventif ialah

III. METODOLOGI

Praktikum Acara I yang berjudul Perbanyakan Vegetatif dilaksanakan pada hari

Kamis, 10 Maret 2011 di Laboratorium Manajemen dan Produksi Tanaman dan di

rumah kaca, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Alat-alat yang

digunakan dalam praktikum ini, antara lain pisau okulasi, plastik pembungkus, tali

rafia, label, dan alat tulis. Bahan-bahan yang digunakan adalah tanaman Codiaeum

variegatum (puring), Sansiviera sp. , dan jeruk (Citrus sp.).

Kegiatan yang dilakukan pada praktikum ini adalah sambung pucuk, stek

batang, stek daun, serta mencangkok. Pada sambung pucuk, langkah pertama yang

dilakukan adalah pemilihan dua spesies tanaman puring yang kedua cabang/batangnya

hampir sama besarnya. Batang yang berdaun kecil digunakan sebagai scion dan batang

yang berdaun lebar digunakan sebagai stock. Setelah itu, bagian pucuk scion dipotong

10-15 cm tergantung besarnya cabang. Daun scion selanjutnya dikurangi dan bagian

pangkal scion dipotong membentuk huruf V atau membentuk baji. Kemudian stock

dibelah ke bawah (di bagian tengah) sepanjang 1-2 cm tergantung besarnya cabang.

Scion disisipkan ke dalam stock, kemudian diikat dengan tali dan dibungkus dengan

plastik untuk mengurangi transpirasi pada scion.

Untuk melakukan stek daun, langkah pertama yang dilakukan adalah persiapan

daun tanaman lidah mertua (Sansiviera sp.) dan media tanah. Daun lidah mertua

tersebut dipotong menjadi tiga bagian yaitu ujung, tengah, dan pangkal. Selanjutnya,

bagian stek daun tesebut ditanam ke dalam media yang disiapkan. Tanah sebagai media

tanam disiram untuk mempercepat pertumbuhan. Untuk stek batang, bagian tanaman

yang akan dijadikan bahan stek dipilih dengan panjang 10-15 cm dengan menyisakan

satu daun saja. Bagian pangkalnya lalu dipotong dengan sudut kemiringan 45ᴼ dan

ukuran luas daun dikurangi dengan memotong hingga setengahnya saja. Kemudian

bahan stek dicelupkan ke dalam IBA 4000 ppm selama 5 detik. Media tanam disiapkan

dan bahan tanam berupa stek tadi dimasukkan ke dalam lubang tanam yang dibuat.

Selanjutnya, polibag yang telah ditanami dimasukkan ke dalam sungkup. Tanaman

dipelihara dengan menjaga kapasitas lapang. Terakhir, keberhasilan penyetekan

diperiksa setelah satu bulan. Stek yang hidup ditandai dengan tunas daun dan

munculnya akar.

Page 6: rivandipputra.files.wordpress.com · Web viewCara pembiakan vegetatif ada yang secara alami dan secara buatan. Pembiakan secara buatan dengan stimulasi akar dan tunas adventif ialah

IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1. HASIL PENGAMATAN

Tabel 1. Tingkat Keberhasilan Stek Daun

Tabel 2. Tingkat Keberhasilan Stek Batang, Sambung Pucuk, dan Cangkok

Perlakuan Persentase Keberhasilan

Stek Batang + ZPT 10%

Stek Batang + Air 20%

Sambung Pucuk 0%

Cangkok 0%

4.2. PEMBAHASAN

Perbanyakan vegetatif merupakan suatu teknik perbanyakan tanaman yang

dilakukan dengan menggunakan bagian-bagian vegetatif dari tanaman seperti akar,

batang dan daun. Perbanyakan vegetatif dapat dilakukan dengan cara stek, cangkok,

sambung pucuk, dan okulasi. Dalam praktikum ini, perbanyakan vegetatif yang

dilakukan adalah stek, cangkok, dan sambung pucuk. Adapun stek yang dilakukan

adalah stek batang dan stek daun. Stek batang menggunakan batang dari tanaman jeruk

(Citrus sp.). Stek daun menggunakan daun dari tanaman lidah mertua (Sanciviera sp.).

Sambung pucuk menggunakan tanaman puring (Codiaeum variegatum). Cangkok

menggunakan pohon mangga (Magnifera indica).

Perbanyakan tanaman secara vegetatif menghasilkan keuntungan lebih banyak

daripada perbanyakan secara generatif. Tanaman hasil pembiakan vegetatif akan

membawa sifat-sifat baik dari induknya dan waktu yang dibutuhkan untuk

menghasilkan bunga dan buah lebih cepat daripada dengan perbanyakan generatif.

Selain itu, tanaman dapat dikembangbiakkan tanpa menunggu berbuah terlebih dahulu

dan tanaman dapat dikembangbiakkan dan dilestarikan meskipun tanaman tidak berbiji

Perlakuan Presentase Keberhasilan

Atas 0%

Tengah 0%

Pangkal 0%

Page 7: rivandipputra.files.wordpress.com · Web viewCara pembiakan vegetatif ada yang secara alami dan secara buatan. Pembiakan secara buatan dengan stimulasi akar dan tunas adventif ialah

atau berbuah. Meskipun demikian, perbanyakan tanaman secara vegetatif juga

memberikan beberapa kerugian, antara lain tanaman mungkin membawa sifat-sifat

buruk dari tanaman induk, sistem perakarannya serabut sehingga menjadi tidak sekuat

tanaman asli, dan dari satu induk hanya diperoleh keturunan baru yang jumlahnya

terbatas.

Stek merupakan pemisahan atau pemotongan beberapa bagian tanaman (akar,

batang, daun, dan tunas) dengan tujuan agar bagian-bagian tersebut dapat membentuk

akar. Stek merupakan salah satu alternatif perbanyakan tanaman secara vegetatif yang

dapat dikatakan cukup ekonomis, mudah dan cepat daripada cara perbanyakan

vegetatif buatan yang lainnya. Namun stek bisa menjadi kurang menguntungkan

apabila kondisi tanaman yang akan distek sukar berakar sehingga akar yang terbentuk

menjadi tidak tahan dengan lingkungan. Stek dapat dikatakan berhasil apabila muncul

regenerasi akar dan pucuk pada bahan stek sehingga dapat berkembang menjadi

tanaman baru.

Keberhasilan stek dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Faktor internal

yang mempengaruhi keberhasilan stek ialah zat pengatur tumbuh (ZPT). Zat pengatur

tumbuh yang paling berperan dalam pengakaran stek adalah auksin. Auksin yang biasa

dikenal yaitu indole-3-aceticacid (IAA), indolebutyric (IBA) dan nepthaleneacetic acid

(NAA). IBA dan NAA bersifat lebih efektif dibandingkan dengan IAA yang

merupakan auksin alami. Pada praktikum ini digunakan IBA sebagai zat pengatur

tumbuh untuk stek batang. Faktor internal lain yang berperan penting dalam

pembentukan tunas adalah sitokinin dan yang paling berperan penting dalam

keberhasilan stek adalah faktor genetik dari tanaman induk yang akan distek. Untuk itu

untuk menunjang keberhasilan stek tanaman induk seharusnya mempunyai sifat-sifat

unggul dan tidak terserang hama atau penyakit. Sedangkan untuk faktor eksternal yang

berpengaruh pada keberhasilan stek yaitu lingkungan tumbuh atau media pengakaran

yang cukup lembab, evapotranspirasi rendah, drainase dan aerasi baik, suhu tidak

terlalu dingin atau panas, tidak terkena cahaya penuh, dan bebas dari hama dan

penyakit.

Pada praktikum ini, dilakukan stek batang dan stek daun. Stek batang

merupakan perbanyakan tanaman dengan menggunakan bagian vegetatif tanaman

berupa batang tanaman. Stek batang dapat dikelompokkan menjadi empat macam

berdasarkan jenis batang tanaman, yakni: berkayu keras, semi berkayu, lunak dan

herbaceous. Dalam praktikum ini, stek batang yang dilakukan adalah stek batang semi

Page 8: rivandipputra.files.wordpress.com · Web viewCara pembiakan vegetatif ada yang secara alami dan secara buatan. Pembiakan secara buatan dengan stimulasi akar dan tunas adventif ialah

berkayu karena tanaman jeruk (Citrus sp.) yang digunakan merupakan jenis batang

tanaman yang semi berkayu. Seperti pada stek umumnya, sebelum melakukan stek

batang harus dilakukan pemilihan batang tanaman yang akan distek agar dapat

menhasilkan buah dan bunga yang baik. Batang dipilih dari tanaman yang berumur

kurang lebih satu tahun agar masih dapat menghasilkan perakaran yang baik dan

memiliki penguapan yang stabil karena apabila dipilih batang yang tua akan sulit

terjadi perakaran dan apabila dipilih batang yang tua maka proses penguapan yang

terjadi akan cepat sekali sehingga mengganggu stek. Batang tanaman yang dipilih juga

batang tanaman yang bebas hama dan penyakit.

Secara teknis, stek batang dilakukan dengan memotong batang tanaman yang

telah dipilih sebelumnya sebagai batang stek. Pemotongan dilakukan dengan

kemiringan 45ᴼ pada bagian atas maupun bagian bawah batang. Pemotongan batang

secara miring pada bagian atas dilakukan dengan tujuan untuk menjaga agar air yang

jatuh dari atas tidak membuat batang busuk. Sementara itu, pemotongan miring bagian

bawah batang bertujuan untuk memperluas persinggungan antara batang dengan media

tanam. Selain itu, dilakukan pengurangan jumlah daun yang terdapat pada batang yang

akan digunakan untuk stek. Hal ini dimaksudkan untuk meminimalkan transpirasi

(penguapan) yang terjadi pada tanaman.

Untuk mengendalikan transpirasi, daun-daun pada batang harus dibuang.

Pangkal batang yang telah dipotong dengan kemiringan 45ᴼ lalu dicelupkan ke dalam

ZPT (Zat Pengatur Tumbuh) yang berupa IBA 4000 ppm untuk mempercepat

perakaran pada tanaman stek. Setelah dicelupkan batang tanaman dimasukkan ke

dalam lubang tanaman pada media tanam yang telah disiapkan. Media tanam berupa

tanah yang dimasukkan ke dalam polibag. Lalu setelah itu dilakukan penyiraman

secara teratur agar stek dapat tumbuh dan berhasil.

Setelah praktikum ini dilaksanakan, dapat diketahui persentase keberhasilan

stek batang dengan ZPT adalah sebesar 10% dan untuk stek batang tanpa ZPT adalah

sebesar 20%. Kegagalan yang terjadi dapat dikarenakan penyiraman yang kurang

teratur dan dibukanya sungkup plastik penutup yang berfungsi untuk mengurangi

transpirasi. Setelah dibuka plastik sungkup kemungkinan tidak ditutup lagi dengan

rapat seperti sebelumnya sehingga laju transpirasinya menjadi besar.

Stek yang juga dilakukan pada praktikum ini adalah stek daun dengan

menggunakan bahan stek berupa daun dari tanaman lidah mertua (Sanciviera sp.).

Bahan awal dari perbanyakan tanaman dengan stek daun ini dapat berupa lembaran

Page 9: rivandipputra.files.wordpress.com · Web viewCara pembiakan vegetatif ada yang secara alami dan secara buatan. Pembiakan secara buatan dengan stimulasi akar dan tunas adventif ialah

daun atau lembaran daun beserta petiol. Bahan awal dari stek daun ini tidak akan

menjadi bagian dari tanaman baru. Pada stek daun akar dan tunas baru berasal dari

jaringan meristem primer atau jaringan meristem sekunder. Pada Sanciviera sp. akar

dan tunas baru berkembang dari meristem sekunder karena pelukaan. Seperti pada stek

batang dan stek-stek pada umumnya bahan stek daun juga harus dipilih dari tanaman

induk yang unggul dan bebas dari hama atau penyakit. Secara teknis, stek daun

dilakukan dengan cara memotong daun dengan panjang sekitar 7,5-10 cm pada bagian

atas, tengah, dan pangkal. Lalu daun yang telah dipotong tadi dimasukkan ke dalam

media yang telah disiapkan dan disiram secara teratur agar daun tadi berakar.

Pada praktikum ini persentase keberhasilan stek daun bagian atas, bagian

tengah, dan bagian bawah adalah sebesar 0%. Tingkat keberhasilan pada stek daun ini

dapat dikatakan tidak ada atau gagal. Ketidakberhasilan pada stek daun ini terjadi

karena penyiraman yang kurang teratur.

Sambung pucuk atau grafting atau penyambungan merupakan suatu seni

menyambungkan dua jaringan tanaman hidup sedemikian rupa sehingga keduanya

dapat bergabung dan tumbuh serta berkembang sebagai satu tanaman gabungan.

Perbanyakan tanaman secara sambung pucuk merupakan teknik perbanyakan tanaman

yang mahal karena memerlukan tenaga terlatih dan waktu yang lama. Teknik ini dipilih

dengan pertimbangan untuk memperbanyak tanaman yang sukar atau tidak dapat

diperbanyak dengan cara stek, perundukan, pemisahan, ataupun dengan pencangkokan.

Banyak jenis tanaman buah-buahan yang sukar atau tidak dapat diperbanyak dengan

cara-cara tersebut tapi mudah diperbanyak dengan teknik penyambungan, misalnya

pada manggis, mangga, belimbing, jeruk, dan durian.

Selain untuk memperbanyak tanaman yang sukar diperbanyak dengan cara

yang lain, sambung pucuk juga memiliki keuntungan yang lain, yaitu perakaran yang

kuat, toleran terhadap lingkungan tertentu, mempercepat pertumbuhan tanaman dan

mengurangi waktu produksi, mempercepat kematangan reproduktif dan produksi buah

lebih awal, mendapatkan bentuk pertumbuhan tanaman khusus, dan memperbaiki

kerusakan pada tanaman.

Dalam praktikum ini, sambung pucuk dilakukan dengan menyambungkan dua

tanaman puring yang berbeda spesies. Langkah pertama yang dilakukan adalah

pelukaan. Batang tanaman puring yang akan dijadikan scion dipotong, kemudian

ditajamkan dengan pisau hingga berbentuk seperti huruf V terbalik. Bagian ini

merupakan batang atas (scion) yang nantinya akan membentuk tajuk (batang, ranting,

Page 10: rivandipputra.files.wordpress.com · Web viewCara pembiakan vegetatif ada yang secara alami dan secara buatan. Pembiakan secara buatan dengan stimulasi akar dan tunas adventif ialah

daun). Setelah itu, dilakukan penyayatan pada tanaman yang akan disambungkan

dengan batang scion tadi, hingga berbentuk seperti huruf V yang disebut dengan batang

bawah atau stock yang nantinya akan membentuk menjadi bagian pangkal dan akar

tanaman. Antara batang yang berbentuk V terbalik tadi selanjutnya disambungkan

dengan batang tanaman yang berbentuk V lalu diikat dengan tali rafia hingga kencang,

daun pada scion dikurangi, dan ditutup dengan plastik untuk mengurangi transpirasi

(penguapan).

Dalam melakukan sambung pucuk, polaritas antara batang atas dan batang

bawah perlu diperhatikan. Batang atas harus disambungkan dengan bagian atas batang

bawah dan agar proses pertautan tersebut dapat berlanjut, sel atau jaringan meristem

antara daerah potongan harus terjadi kontak untuk saling menjalin secara sempurna.

Hal tersebut mungkin terjadi jika kedua tanaman cocok (kompatibel) dan irisan luka

rata, serta pengikatan sambungan tidak terlalu lemah dan tidak terlalu kuat sehingga

tidak terjadi kerusakan jaringan.

Adapun pengaruh batang atas (scion) terhadap batang bawah juga sangat nyata.

Pada umumnya, efek tersebut merupakan timbal balik dari sebagaimana pengaruh

batang bawah terhadap batang atas. Batang bawah ada yang berasal dari semai

generatif dan dari tanaman generatif (klon). Batang bawah yang digunakan dalam

praktikum ini adalah batang bawah puring asal semai. Pemilihan ini didasarkan pada

fakta bahwa batang bawah asal semai lebih menguntungkan dalam hal kuantitas,

umumnya tidak membawa virus dari pohon induknya, dan sistem perakarannya bagus.

Persentase keberhasilan pada praktikum sambung pucuk ini adalah 0% yang

berarti tidak ada satupun yang berhasil. Kegagalan ini terjadi karena teknik pelukaan

tanaman yang salah sehingga tidak terjadi pertautan antara kedua batang tanaman.

Pengikatan yang tidak sempurna juga dapat menjadi salah satu penyebab karena pada

saat pengikatan ada yang terlalu kencang dan ada yang tidak kencang. Hal tersebut

membuat jaringan kambium kedua tanaman tidak bersinggungan dan membuat batang

scion dan stock tidak dapat tumbuh menjadi tanaman baru. Selain itu, kegagalan juga

dapat disebabkan oleh waktu yang kurang tepat. Pada praktikum ini, kegiatan sambung

pucuk dilakukan pada siang hari, sehingga kedua tanaman berada pada kondisi

fisiologis yang kurang tepat.

Kegiatan mencangkok dalam praktikum ini dilakukan pada tanaman mangga

(Magnifera indica). Mencangkok dilakukan agar tanaman cepat berbuah dan memiliki

sifat yang sama dengan induknya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mencangkok,

Page 11: rivandipputra.files.wordpress.com · Web viewCara pembiakan vegetatif ada yang secara alami dan secara buatan. Pembiakan secara buatan dengan stimulasi akar dan tunas adventif ialah

antara lain waktu mencangkok, pemilihan dan pemeliharaan batang cangkokan. Pohon

mangga yang digunakan pada praktikum ini adalah pohon induk yang kuat, sehat dan

subur, serta banyak dan baik buahnya. Meski demikian, persentase keberhasilannya

setelah percobaan pencangkokan adalah sebesar 0%. Hal ini dapat terjadi karena

pemeliharaan batang cangkokan yang kurang intensif (terutama dalam hal pemberian

air).

Page 12: rivandipputra.files.wordpress.com · Web viewCara pembiakan vegetatif ada yang secara alami dan secara buatan. Pembiakan secara buatan dengan stimulasi akar dan tunas adventif ialah

V. KESIMPULAN

1. Perbanyakan tanaman secara vegetatif dapat dilakukan dengan cara stek batang, stek

daun sambung pucuk, dan mencangkok.

2. Salah satu keuntungan perbanyakan tanaman secara vegetatif adalah tanaman memiliki

kesamaan sifat dengan induknya.

3. Persentase keberhasilan pada praktikum ini, yaitu

Sambung Pucuk : 0%

Stek Daun Atas : 0%

Stek Daun Tengah : 0%

Stek Daun Bawah : 0%

Stek Batang dengan ZPT : 10%

Stek Batang tanpa ZPT : 20%

Cangkok : 0%

4. Dari persentase keberhasilan diatas dapat disimpulkan bahwa pembiakan vegetatif

yang berhasil dilakukan adalah stek batang dengan dan tanpa ZPT dan yang gagal

adalah sambung pucuk, stek daun atas, stek daun tengah, stek daun bawah, dan

cangkok.

Page 13: rivandipputra.files.wordpress.com · Web viewCara pembiakan vegetatif ada yang secara alami dan secara buatan. Pembiakan secara buatan dengan stimulasi akar dan tunas adventif ialah

VI. DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2011. Dasar Agronomi Bab VII.

<http://fpuns.ac.id/~hamasains/BAB%20VIIdasgro.htm>,diakses tanggal 12 Maret

2011.

Ashari, S. 1995. Hortikultura Aspek Budaya. Universitas Indonesia Press. Jakarta.

Firmansyah, M.A. 2000. Pengaruh macam media cangkok dan zat perangsang akar

terhadap komponen akar tunas anakan salak. Jurnal Pengkajian dan Pengembangan

Teknologi Pertanian. Departemen Pertanian Indonesia. Bogor.

Hartmann, H.T., D.E. Kester, F.T. Davies. 1997. Plant Propagation Principles and

Practices Edisi 6. Prentince Hall. Englewood Cliffs, N.J.

Jumin, H.B. 2002. Dasar-Dasar Agronomi. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Rochiman, K. dan S.S. Harjadi. 1973. Pembiakan Vegetatif. Departemen Agronomi dan

Hortikultura. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Setyati, Sri. 2002. Pengantar Agronomi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Page 14: rivandipputra.files.wordpress.com · Web viewCara pembiakan vegetatif ada yang secara alami dan secara buatan. Pembiakan secara buatan dengan stimulasi akar dan tunas adventif ialah

VII. LAMPIRAN

Gambar 1. Hasil Sambung Pucuk pada Tanaman Puring (Codiaeum variegatum) (1)

Page 15: rivandipputra.files.wordpress.com · Web viewCara pembiakan vegetatif ada yang secara alami dan secara buatan. Pembiakan secara buatan dengan stimulasi akar dan tunas adventif ialah

Gambar 2. Hasil Sambung Pucuk pada Tanaman Puring (Codiaeum variegatum) (2)

Gambar 3. Hasil Stek Batang pada Tanaman Jeruk (Citrus sp.) tanpa ZPT (1)

Page 16: rivandipputra.files.wordpress.com · Web viewCara pembiakan vegetatif ada yang secara alami dan secara buatan. Pembiakan secara buatan dengan stimulasi akar dan tunas adventif ialah

Gambar 4. Hasil Stek Batang pada Tanaman Jeruk (Citrus sp.) tanpa ZPT (2)

Gambar 5. Hasil Stek Batang pada Tanaman Jeruk (Citrus sp.) dengan ZPT