Production Asparagus
OM SWASTYASTU
ANALISIS RESIKO PRODUKSI ASPARAGUS
DI DESA PELAGA KECAMATAN PETANG
KABUPATEN BADUNG
LAPORAN AKHIR HIBAH
UNGGULAN UDAYANA
TIM PENGUSUL :
1. I Dewa Ayu Sri Yudhari, SP., M.Si. NIDN 00211078042. Ir. I.G.A.A Lies Anggreni, M.Par. NIDN 0028106202
PROGRAM STUDI AGRIBISNISFAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANAAGUSTUS 2016
LATAR BELAKANG BAB I
FluktuasiProduksi
Salah satu sektor
yang mempunyai
peranan penting
dalam perolehan
devisa dan
ketahanan pangan
rumah tangga
Kendala dibidang
pertanian yang
sering dialami oleh
petani adalah risiko
yang dihubungkan
dengan hal yang
tidak diduga
Salah satu komoditas
hortikultura yang
memiliki peluang
bisnis namun tinggi
risiko di Desa Pelaga
adalah Asparagus
yang merupakan
terbaik di Indonesia
bahkan Asia (artikel)
Terjadi fluktuasi hasil
produksi asparagus setiap
minggu yang
mengindikasikan adanya
risiko yang menyebabkan
penurunan pendapatan
KomoditasAsparagus
Kendala di bidangpertanian
SubsektorHortikultura
ASPARAGUS PELAGA
TERBAIK DI ASIA
Mangupura (Balipost.com)-
Asparagus yang dihasilkan petani di
Pelaga, Kecamatan Petang, Kabupaten
Badung ternyata merupakan yang terbaik
di Asia. Hasil itu diperoleh melalui
penelitian yang dilakukan Institut
Pertanian Bogor (IPB).
Menurut Kepala Diskoperindag Badung,
Ketut Karpiana, Pemkab Badung
berupaya memberikan motivasi kepada
Petani sedang menimbang asparagus yang akan
dijual (BP/eka)
petani melalui sebuah festival asparagus.
Kegiatan yang digelar ketiga kalinya pada
Selasa (21/6) tersebut bertujuan
memotivasi para petani khususnya
kelompok Koperasi Tani Mertanadi agar
terus mengembangkan pertanian
asparagus baik secara kualitas maupun
kuantitas.
Untuk kualitas, Karpiana, mengatakan
asparagus Pelaga menjadi asparagus
terbaik di Asia. Saat ini komoditi tersebut
sudah berhasil dikembangkan di lahan
seluas 60 ha di Desa Pelaga.
“Meski asparagus bukan tanaman asli
Indonesia, namun asparagus sudah
berhasil ditanam di lahan seluas 60 ha di
Desa Pelaga. Dan setiap tahun luasnya
terus bertambah,” ujarnya.
Tanggal: 22 Juni 2016 Jam 12:48 pm . Badung, Bali, Berita, Ekonomi , Pertanian
Dari segi budidaya kualitas dan
pemasaran, asparagus Pelaga juga
memberikan dampak positif bagi
kehidupan para petan. Terlebih
sekarang Bupati Badung
memberikan bantuan dana sebesar
Rp 400 juta untuk pembelian bibit
langsung dari Amerika. “Dengan
bertani asparagus pendapatan petani
rata-rata bisa Rp 400 s.d. 500 ribu
per hari,” pungkasnya.
Bupati Giri Prasta dalam
sambutannya menyambut baik
festival asparagus tahun 2016 ini. Ia
mendorong agar asparagus menjadi
ikon pertanian di Kabupaten
Badung. Pasalnya asparagus pelaga
sudah menjadi kebutuhan ekspor
dan menjadi asparagus terbaik
di Asia.
ARTIKEL ASPARAGUS
Sumber : http://balipost.com/read/badung/2016/06/22/53926/asparagus-pelaga-terbaik-di-asia.html
RUMUSAN MASALAHBAB I
Apa saja yang menjadi sumber-sumber risiko dalam memproduksiasparagus ?
Seberapa besar tingkat risiko yang disebabkan oleh sumber risikotersebut pada hasil produksi asparagus ?
Bagaimanakah cara penanganan yang dapat dilakukan dalammenghadapi adanya risiko produksi asparagus di Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung ?
TUJUAN PENELITIAN
1. Mengidentifikasi sumber-sumber risiko dalam memproduksi asparagus2. Menganalisis tingkat risiko dalam memproduksi asparagus3. Cara penanganan risiko asparagus
URGENSI / KEUTAMAAN PENELITIAN
1. Kepastian dalam produksi budidaya asparagus 2. Dapat mengaplikasikan cara penanganan dalam menghadapi
risiko produksi asparagus3. Akan dipublikasikan melalui jurnal International terakreditasi
BAB I
2.1 MengenalAsparagus
2.1.1
Klasifikasi TanamanAsparagus
2.1.2
Syarat TumbuhAsparagus
2.1.3
Pedoman budidayaAsparagus
2.2 BudidayaTanamanAsparagus
2.3 SumberRisiko danAkibatnya
2.3.1
Pengukuran Risiko
2.3.2
StrategiPengelolaan Risiko
2.4 KerangkaPemikiranOperasional
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
Target Kelompok Tani Mertanadi
Meningkatkan produktivitas Asparagus
Meminimumkan risiko Asparagus
Permasalahan
1) Adanya fluktuasi hasil produksi dari tahun
ke tahun
2) Penerimaan petani berfluktuasi
Analisis kualitatif :
● Mengidentifikasi sumber-
sumber risiko
Analisis kuantitatif : Metode
pengukuran risiko
Nilai harapan (expected value)
Peluang
Variance
Standard deviation
Coefficient variation
Risiko portofologi
STRATEGI PENANGANAN RISIKO
BAB II
Kerangka PemikiranOperasional
Lokasi Penelitian :
Desa Pelaga, Kecamatan
Petang, Kabupaten Badung
Waktu Penelitian :
Bulan Juli s.d. Agustus 2016
Data yang digunakan
data kualitatif dan data
kuantitatif yang bersumber
dari data primer
dan data sekunder
Metode pengumpulan data
menggunakan pengumpulan
data survey usahatani, kuisioner,
dan sumber informasi lainnya
Populasi
penelitian adalah
seluruh petani
asparagus di Desa
Pelaga sebanyak 174
orang
Sampel dalam penelitian
ini adalah sejumlah 35 orang
BAB IIIMETODE PENELITIAN
Metode Analisis Data :
1. Analisis Kuantitatif
Penerimaan
Peluang
Nilai Harapan
Variance
Standar Deviation
Coefficient Variation
2. Analisis Deskriptif
Menganalisis risiko yang
dihadapi oleh petani
Asparagus
Mendeskripsikan kondisi
manajemen produksi
Analisis Manajemen Risiko
Identifikasi Sumber-sumber
Risiko dengan analisis data
historis, pengamatan, dan
pengacuan berdasarkan
wawancara yang dilakukan
dengan petani
Definisi Operasional :
1. Peluang (P)
2. Expected return
3. Variance
4. Standard deviation
5. Coefficient variation
6. Diversifikasi
7. Petani Asparagus
8. Luas Lahan Garapan
9. Produktivitas
10. Penerimaan
BAB III
BAB IVGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN4.1 Gambaran Umum Desa Pelaga,
Kecamatan Petang, Kabupaten Badung
a. Batas-batas Desa Pelaga c. Kondisi geografis
b. Banjar dinas d. Mata pencaharian di Desa Pelaga
4.2 Gambaran Umum Usahatani Asparagus
4.3 Kondisi Agroklimat
4.3.1 Kondisi Iklim dan Topografi di Desa Plaga
4.4 Karakteristik Responden
4.4.1 Identitas umur responden 4.4.3 Karakteristik luas lahan garapan petani
4.4.2 Tingkat pendidikan responden
KONDISI ALAM
HAMA DAN PENYAKIT
PANEN DAN PASCA PANEN
SUMBER-SUMBER RISIKO BUDIDAYA ASPARAGUS
BAB V
Menyebabkan tanaman tidak dapat
tumbuh dengan sempurna atau mati.
Serangan hama lebih mudah diatasi
dibandingkan dengan serangan penyakit
Seperti cuaca dan iklim, menjadi suatu
ketidakpastian yang harus dihadapi petani
Asparagus di Desa Pelaga
Cara panen yang salah
menyebabkan berkurangnya
mutu Asparagus
RATA-RATA PRODUKTIFITAS ASPARAGUS DANPELUANG YANG DIHADAPI
TINGGI NORMAL RENDAH
PRODUKTIVITAS 57.6561 25.0496 12.7339
PELUANG 0,125 0,800 0,075
Sumber : Analisis data primer, 2016 (diolah)
BAB V
NO UKURAN NILAI
1. Expected return 28.2017
2. Variance 134.3378
3. Standard deviation 11.5904
4. Coefficient variance 0,411
Sumber : Analisis data primer, 2016
PENILAIAN RISIKO PRODUKSIBERDASARKAN PRODUKTIFITAS ASPARAGUS
BAB V
Artinya, setiap 1 kg Asparagus yang dihasilkan akan
mengalami risiko sebesar 0,411 kg pada saat terjadi
risiko produksi
BAB VSTRATEGI PENANGANAN RISIKO
HAMA DAN PENYAKIT
1. Memperhatikan kondisi tanah
2. Melakukan penyemaian
dengan baik
3. Perawatan tanaman
4. Perlakuan yang rutin dalam
pemeliharaan
5. Penggunaan bahan-bahan
kimia dengan dosis yang
ditentukan
KEADAAN CUACA DAN IKLIM
Saat musim hujan : untuk
mengurangi kelembapan tinggi
dapat diatasi dengan membuat
bendengan yang tinggi dan
lebar
Saat musim kemarau :
membuat bendungan air
dalam memenuhi kebutuhan
air
PANEN DAN PASCA PANEN
1. Panen dilakukan dengan cara
mencabut dan memangkas
atau memotong batang muda
2. Panen sebaiknya dilakukan
saat pagi hari sebelum
matahari terik
3. Pengelompokkan hasil panen
juga harus disesuaikan
dengan gradenya
BAB VIKESIMPULAN
Sumber risiko produksi Asparagus meliputi kondisi cuaca,
hama dan penyakit serta panen dan pasca panen. Semua
sumber risiko tersebut mempengaruhi dari hasil produksi
Asparagus yang dilakukan kelompok tani Mertanadi.
Hasil analisis tingkat risiko produksi Asparagus memiliki nilai
simpangan baku sebesar 11.5904 kg/tahun dan nilai koefisien
variasi sebesar 0,411 yang artinya setiap satu kilogram
Asparagus yang dihasilkan akan mengalami risiko sebesar
0,411 kg pada saat terjadi risiko produksi.
Cara penanganan risiko produksi dalam menghadapi sumber-
sumber risiko produksi Asparagus adalah perawatan dan
pemeliharan yang rutin, penanganan yang baik pada saat
musim hujan dan kemarau, dan perhatikan tata cara
pemanenan yang baik dan tepat.
1Melakukan pencatatan pada setiap hasil produksi
yang dihasilkan dan tingkat harga agar dapat
memanajemen risiko yang dihadapi, mengetahui
sumber risiko apa saja yang mempengaruhi
produksinya, dan menyusun cara penanganan yang
dapat dilakukan dalam menghadapi risiko tersebut
2Sebaiknya dilakukan sebuah penelitian lanjutan
tentang analisis risiko portofolio pada kegiatan
diversifikasi komoditas yang diusahakan Petani
Asparagus agar mengetahui apakah diversifikasi yang
dilakukan petani sudah tepat atau belum dalam
menghadapi risiko produksi Asparagus yang besar bagi
kelompok tani Mertanadi
BAB VISARAN
KONDISI LOKASI PENELITIAN
PENGEMASAN ASPARAGUS
XX
X
PERBEDAAN ASPARAGUS REJECT DAN SEGAR
For attentionThank You
OM santih, santih, santih om