Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit...

96

Transcript of Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit...

Page 1: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,
Page 2: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

Material Tanah Bekas Tambang Batubara Dan Pembenahan

Oleh: Dr. IR. Hastirullah Fitrah., M.PEditor:

ISBN: Cetakan: I-2018 Halaman: 96 Ukuran: 15X23 cmTata letak: Tim Thema PublishingRancang Sampul: Tim Thema PublishingDiterbitkan pertama kali oleh:© Thema PublishingJl. Cemara No. 16, Condongcatur, Yogyakarta 55283Email: [email protected]

UNDANG-UNDANG RI NOMOR 28 TAHUN 2014TENTANG HAK CIPTA

Hak ekonomi merupakan hak eksklusif Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mendapatkan manfaat ekonomi atas Ciptaan.

Pasal 9(1) Pencipta atau Pemegang Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8

memiliki hak ekonomi untuk melakukan: (a) penerbitan Ciptaan; (b) Penggandaan Ciptaan dalam segala bentuknya; (c) penerjemahan Ciptaan; (d) pengadaptasian, pengaransemenan, atau pentransformasian Ciptaan; (e) Pendistribusian Ciptaan atau salinannya; (f) pertunjukan Ciptaan; (g) Pengumuman Ciptaan; (h) Komunikasi Ciptaan; dan (i) penyewaan Ciptaan.

(2) Setiap Orang yang melaksanakan hak ekonomi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib mendapatkan izin Pencipta atau Pemegang Hak Cipta.

(3) Setiap Orang yang tanpa izin Pencipta atau Pemegang Hak Cipta dilarang melakukan Penggandaan dan/atau Penggunaan Secara Komersial Ciptaan.

SANKSI PELANGGARANPasal 113

(1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

(2) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidanadengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

(3) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidanadengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

(4) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah)

Page 3: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

3

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT, karena dengan Rahmat dan Karunia-Nya, buku Material Tanah Bekas Tambang Batubara Dan Pembenahan, dapat diterbitkan.

Merupakan suatu kehormatan ketika Bapak, Ibu, Saudara memutuskan untuk membaca buku ini. Semoga kehormatan yang diberikan dapat terbalas melalui ilmu, pengetahuan, dan pengalaman yang didapat di dalam buku ini. Buku sederhana ini berupaya membicarakan mengenai material tanah bekas tambang batubara dan pembenahan di Indonesia.

Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam, gangguan pada sistem aliran air permukaan (run off) dan air tanah, perubahan sifat fisik tanah (struktur, tekstur, prositas, dan bulk density), sifat kimia tanah (ketersediaan unsur hara, keasaman tanah), sifat biologi tanah (hilangnya makro dan mikroorganisme tanah), kerusakan ekosistem (hilangnya habitat tumbuhan dan satwa, erosi, dan sedimentasi serta pencemaran air & tanah dari air asam tambang).

Berdasarkan kondisi tersebut perbaikan tanah bekas tambang batubara harus dilakukan secara menyeluruh tidak bisa dilakukan hanya sebagian saja atau hanya bagian-bagian tertentu saja atau juga asal tanah kelihatan hijau saja, hal akan berakibat apa yang telah kita lakukan akan menjadi sia-sia, bahkan berakibat pada biaya yang kita keluarkan menjadi mahal. Akibatnya tanah bekas tambang batubara akan dibiarkan begitu saja (sleeping land) dan lubang bekas galian tetap terbuka, dengan kualitas air yang sangat berbahaya.

Pengembangan teknologi biologi dan inovasi saat ini memungkin untuk mengatasi logam berat dan kondisi asam pada tanah bekas tambang batubara, karena selain biaya yang murah, ramah lingkungan dan mampu mengatasi pada medan-medan berat, hal ini

Page 4: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

kita lakukan dengan mengembangkan mikroorganisme lokal (MoL) untuk membantu reaksi-reaksi kimia dan proses-proses fisika pada tanah bekas tambang batubara.

Buku ini terdiri dari 5 bab. Bab 1 adalah Pendahuluan, pada bab ini berbicara mengenai gambaran umum dan kajian empirik mengenai kerusakan lingkungan akibat kegiatan pertambangan di Indonesia yang berada pada tingkat yang sangat mengkhawatirkan, hal ini terlihat dari kondisi lingkungan yang banyak mengalami perubahan, seperti perubahan iklim, perubahan fungsi lahan, dan perubahan ekosistem. Perubahan-perubahan ini akan menjadi ancaman pada kehidupan makhluk hidup dimuka bumi ini.

Bab 2 berbicara mengenai dampak pertambangan batu bara di Indonesia yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan, kerusakan ekosistem, kerusakan tanah, kerusakan lingkungan perairan, pencemaran udara, perubahan iklim. Bab 3 membahas mengenai perbaikan tanah bekas tambang batubara yang dapat dilakukan melalui penanggulangan logam berat dan perbaikan material tanah bekas tambang batubara. Bab 4 mengkaji mengenai penggunaan pupuk organik cair mikroorganisme lokal (POC Mol) sebagai solusi responsif perbaikan tanah bekas tambang batubara. Pada bab ini diulas mengenai karakteristik POC MoL dan mekanisme perbaikan material tanah bekas tambang batubara.

Bab 5 adalah bab penutup yang membahas mengenai performance tanah bekas tambang batubara. Pada bab ini diurai kan mengenai kondisi awal tanah bekas tambang batubara dan pem-benahan material tanah bekas tambang batu bara dengan pupuk organik cair .

“Tiada gading yang tak retak” dan “bunga yang harum pun ada durinya”, penulis menyadari bahwa substansi buku ini masih jauh dalam mendekati kesempurnaan. Penulis mengharapkan segala saran, nasehat, dan kritik yang konstruktif sebagai bekal dalam menulis buku-buku selanjutnya.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kapada kepada seluruh civitas akademika Universitas Achmad Yani Banjarmasin yang selalu memotivasi dan memberikan semangat bagi penulis hingga

Page 5: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

buku ini dapat diterbitkan. Tidak lupa pula penulis mengucapkan banyak terima kasih kapada Dr. Ir. Bambang Joko Priatmadi, M.P yang bersedia memberikan kata pengantar buku ini. Semoga balasan budi baiknya senantiasa mendapat ridha Allah SWT Amien.

Banjarmasin, 6 September 2018Kampus Universitas Achmad Yani

Dr. IR. HASTIRULLAH FITRAH.,MP

Page 6: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,
Page 7: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

7

KATA SAMBUTAN

Salah satu dampak kegiatan penambangan adalah munculnya lahan terbuka dengan tanah disposal dan void. Tanah disposal mempunyai sifat fisik, kimia, dan biologi tanah yang sangat buruk. Meskipun praktik baik penambangan dilakukan, yakni menaburkan lapisan tanah atas pada tanah disposal, hanya sedikit memperbaiki kesuburan tanah disposal. Pada tanah yang secara geologis memiliki batuan yang dapat membangkitkan keasaman seperti senyawa pirit, pasca kegiatan penambangan memberikan kondisi tanah disposal menjadi sangat masam dan kelarutan logam-logam menjadi semakin tinggi.

Salah satu upaya untuk memperbaiki sifat tanah disposal dapat dilakukan dengan pendekatan pemberian bahan organik. Bahan organik mampu memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah disposal lebih efektif dibandingkan pendekatan kimia saja. Buku ini menjelaskan bahwa pemberian bahan organik dalam bentuk cair yang sudah diperkaya dengan mikroorganisme lokal, sangat efektif memperbaiki kesuburan tanah.

Banjarbaru, 1 September 2018

Dr.Ir. Bambang Joko Priatmadi, MPPemerhati Masalah Lingkungan Kalimantan Selatan

Page 8: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,
Page 9: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

9

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................3DAFTAR ISI ........................................................................................................5

BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................ 11

BAB 2 DAMPAK PERTAMBANGAN BATU BARA DI INDONESIA ........................................................................... 15A. KERUSAKAN LINGKUNGAN ...............................................................15B. KERUSAKAN EKOSISTEM ...................................................................17C. KERUSAKAN TANAH .............................................................................18D. KERUSAKAN LINGKUNGAN PERAIRAN ........................................23E. PENCEMARAN UDARA ..........................................................................27F. PERUBAHAN IKLIM ..............................................................................31

BAB 3 PERBAIKAN TANAH BEKAS TAMBANG BATU BARA ............................................................................... 33A. PENANGGULANGAN LOGAM BERAT .............................................33B. PERBAIKAN MATERIAL TANAH BEKAS TAMBANG BATU BARA ......................................................................................................34

BAB 4 PEMBENAHAN TANAH BEKAS TAMBANG BATU BARA MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK CAIR MIKROORGANISME LOKAL (POC MoL) ........................... 37A. KARAKTERISTIK POC MOL .................................................................37B. MEKANISME PERBAIKAN MATERIAL TANAH BEKAS TAMBANG BATU BARA .........................................................40

Page 10: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

10 Material Tanah Bekas Tambang Batubara Dan Pembenahan

BAB 5 KONDISI TANAH BEKAS TAMBANG BATU BARA ............ 43A. KONDISI AWAL TANAH BEKAS TAMBANG BATU BARA ........................................................................43B. PEMBENAHAN MATERIAL TANAH BEKAS TAMBANG BATU BARA DENGAN PUPUK ORGANIK CAIR ...........................64C. APLIKASI POC MOL ...............................................................................82

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................89BIOGRAFI PENULIS .......................................................................................96

Page 11: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

PENDAHULUAN

11

Pertambangan batubara di Indonesia umumnya menggunakan teknik tambang terbuka (open pit mining) yaitu metode penam bang-an dengan segala aktivitasnya dilakukan diatas atau relatif dekat dengan permukaan tanah. Aktivitas tersebut akan meninggalkan kerusakan lahan berupa lubang-lubang yang besar/perubahan bentang lahan, rusaknya sifat-sifat tanah, hilangnya berbagai jenis flora dan fauna, iklim mikro, fungsi hidrologis, serta sosial ekonomi dan budaya.

Kerusakan lingkungan di Indonesia, sudah pada tingkat yang sangat mengkhawatirkan, hal ini terlihat dari kondisi lingkungan yang banyak mengalami perubahan, seperti, perubahan iklim, per ubahan fungsi lahan dan perubahan ekosistem. Perubahan-perubahan ini akan menjadi ancaman pada kehidupan makhluk hidup di muka bumi ini. Menurut Antung (2012), kegiatan pe-nam bangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti : perubahan bentangan alam, gangguan pada sistem aliran air permukaan (run off) dan air tanah, perubahan sifat fisik tanah (struktur, tekstur, prositas, dan bulk density), sifat kimia tanah (ketersediaan unsur hara, keasaman tanah), sifat biologi tanah (hilangnya makro dan mi kroorganisme tanah), kerusakan ekosistem (hilangnya habitat

BAB 1

Page 12: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

12 Material Tanah Bekas Tambang Batubara Dan Pembenahan

tumbuhan dan satwa, erosi, dan sedimentasi serta pencemaran air dan tanah dari air asam tambang).

Berdasarkan hasil survey Environmental Performance Index (EPI) 2012, Indonesia berada di peringkat 74 dengan tren EPI rangking 66 dari 132 negara berwawasan lingkungan, yang didasarkan pada dua tujuan utama dari kebijakan lingkungan, yakni Kesehatan Lingkungan, yang mengukur tekanan lingkungan terhadap kesehatan manusia, dan Vitalitas Ekosistem, yang mengukur kesehatan ekosistem dan sumber daya alam manajemen. EPI mengevaluasi negara dengan 22 indikator kinerja mencakup kategori sepuluh kebijakan yang mencakup aspek darilingkungan kesehatan dan vitalitas ekosistem. Kategori kebijakan ini meliputi: Kesehatan Lingkungan, Air (efek pada kesehatan manusia), Polusi Udara (efek pada kesehatan manusia), Polusi Udara (efek ekosistem), Sumber daya air (efek ekosistem), Keanekaragaman hayati dan habitat, Hutan, Perikanan, Pertanian, dan Perubahan iklim & energi.

Hasil penelitian Universitas Adelaide terbarunya soal ling-kungan. Empat negara yakni Brazil, Amerika Serikat, China, dan Indonesia dinyatakan sebagai negara paling berkontribusi ter-hadap kerusakan lingkungan di muka bumi. Ada tujuh indikator yang digunakan untuk mengukur degradasi lingkungan, yakni penggundulan hutan, pemakaian pupuk kimia, polusi air, emisi karbon, penangkapan ikan, dan ancaman spesies tumbuhan & hewan, serta alih fungsi lahan hijau menjadi lahan komersial. Krisis lingkungan yang kini mencengkeram bumi adalah akibat konsumsi berlebihan manusia atas sumber daya alam (Rahmawati, 2012).

Kondisi awal atau keragaan (performance) tanah bekas tambang batubara, telah mengalami kerusakan sebagai akibat sistem pertambangan batubara yang dilakukan secara terbuka (open pit mining), beberapa kerusakan yang ditimbulkan terutama terhadap kondisi tanah, sebagai media tumbuh tanaman tidak produktif lagi, karena kehilangan kesuburan, hal ini ditandai dengan adanya kerusakan fisik, kimia, dan biologi tanah, selanjutnya kerusakan ini akan berdampak pada pencemaran perairan, polusi udara, perubahan iklim , dan pada akhirnya tanah bekas tambang batubara

Page 13: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

13Pendahuluan

akan mengalami kehilangan keragaman hayati, baik makro maupun mikro flora dan fauna. Apabila kondisi yang demikian dibiarkan begitu saja tanpa ada upaya perbaikan, maka wilayah sekitar bahkan wilayah yang lebih luas lagi akan mengalami bencana.

Kehilangan Kesuburan dan Tidak Produktif

Kondisi Awal /Keragaan (Performance)

Tanah Bekas Tambang BatubaraKerusakan ekosistem

Hilangnya Keragaman Hayati (makro, mikro

flora, dan fauna)

Perubahan Iklim

Polusi Udara

Pencemaran Perairan

Kerusakan tanah

Fisika Tanah, Kimia Tanah, Biologi

Tanah

Kerusakan lingkungan

Pertambangan batubara

Gambar 1.1 Konsep Kondisi Awal Tanah Bekas Tambang Batubara

Page 14: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,
Page 15: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

15

BAB 2DAMPAK PERTAMBANGAN BATU BARA DI INDONESIA

A. KERUSAKAN LINGKUNGAN Menurut Syawal (2013) mengatakan salah satu aktivitas

manusia yang baik secara langsung maupun tidak langsung membawa dampak pada kerusakan lingkungan hidup adalah pemanfaatan sumber daya alam (pertambangan batu bara) secara tidak terkendali, dari aktivitas tersebut akan menimbulkan kerusakan lingkungan, antara lain:a. Terjadinya pencemaran (pencemaran udara, air, tanah,

dan suara) sebagai dampak adanya kawasan industri.b. Terjadinya banjir, sebagai dampak buruknya drainase atau

sistem pembuangan air dan kesalahan dalam menjaga daerah aliran sungai dan dampak pengrusakan hutan.

c. Terjadinya tanah longsor, sebagai dampak langsung dari rusaknya hutan.Kerusakan yang disebabkan oleh manusia ini justru lebih

besar dibanding kerusakan akibat bencana alam. Ini meng­ingat kerusakan yang dilakukan bisa terjadi secara terus me-ne rus dan cenderung meningkat. Kerusakan ini umumnya di-sebabkan oleh aktivitas manusia yang tidak ramah lingkungan seperti perusakan hutan dan alih fungsi hutan, pertambangan, pencemaran udara, air, dan tanah, dan lain sebagainya.

Page 16: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

16 Material Tanah Bekas Tambang Batubara Dan Pembenahan

Menurut Muhjiddin (2012), manusia merupakan penyebab utama terjadinya kerusakan lingkungan di permukaan bumi ini. Peningkatan jumlah penduduk dunia yang sangat pesat, telah mengakibatkan terjadinya eksplorasi intensif (berlebihan) terhadap sumber daya alam, terutama hutan dan bahan tambang yang akibatnya ikut memacu terjadinya kerusakan lingkungan terutama yang berupa degradasi lahan. Padahal lahan dengan sumber dayanya berfungsi sebagai penyangga kehidupan hewan dan tumbuhan termasuk manusia.

Menurut Sofyan (2009), beberapa dampak yang ditimbulkan oleh pertambangan batu bara adalah:a. Lubang tambang, pada kawasan pertambangan yang me-

nyebabkan bumi menganga sehingga tak mungkin bisa direklamasi.

b. Air Asam tambang, mengandung logam berat yang ber-potensi menimbulkan dampak lingkungan jangka panjang.

c. Tailing, mengandung logam-logam berat dalam kadar yang mengkhawatirkan seperti tembaga, timbal, merkuri, seng, arsen yang berbahaya bagi makhluk hidup.

d. Sludge, limbah cucian batu bara yang ditampung dalam bak penampung yang juga mengandung logam berbahaya seperti boron, selenium, dan nikel dan lain-lain.

e. Polusi udara, akibat dari debu (flying ashes) yang ber-bahaya bagi kesehatan penduduk dan menyebabkan in-fek si saluran pernapasan. Menurut Barbara Gottlieb et al (2010) bahwa kandungan racun pada abu batu bara da pat bervariasi tergantung di mana batu bara tersebut di tambang, pada umumnya abu batu bara mengandung beberapa logam beracun paling mematikan di dunia seperti; arsenik, timbal, merkuri, kadmium, kromium, dan selenium.

Page 17: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

17Dampak Pertambangan Batu Bara Di Indonesia

B. KERUSAKAN EKOSISTEM Ekosistem adalah sistem pendukung kehidupan di

planet ini yang sangat penting bagi kesehatan manusia dan sangat diperlukan untuk kesejahteraan umat manusia dalam rangka Pembangunan Berkelanjutan dan Lingkungan yang Sehat, selanjutnya yang terpenting adalah bahwa keputusan yang berkaitan dengan pembangunan ekonomi juga harus berwawasan dan melindungi lingkungan (WHO. 2005).

Ekosistem merupakan satu kesatuan tatanan yang terbentuk oleh adanya hubungan timbal balik antara unsur biotik dengan unsur-unsur abiotik pada suatu wilayah. Ekosistem terdiri dari unsur-unsur biotik, seperti: tumbuhan, satwa/hewan, mikroorganisme dan manusia serta abiotik unsur fisik kimia, dan lingkungan seperti; tanah, suhu, kelembaban dan unsur iklim lainnya, bahan organik, hubungan timbal balik ini berjalan secara dinamis dan seimbang sehingga tercipta kondisi lingungan yang mendukung kehidupan makhluk hidup (Karden, 2009).

Apabila salah satu unsur dalam suatu ekosistem ada yang hilang dalam suatu wilayah, maka suatu ekosistem dapat dikatakan mengalami kerusakan, kerusakan ini sebagai akibat dari kerusakan alami, seperti: kebakaran hutan, tsunami, longsor dan kerusakan akibat campur tangan manusia seperti: penambangan, penggunaan zat-zat kimia yang terus menerus dan tidak terkendali, pertanian monokultur (perkebunan kelapa sawit).

Menurut Rensi (2012) diperkirakan dalam masa 300 (tiga ratus) tahun belakangan ini telah banyak spesies yang sudah punah dari muka bumi ini, dan semakin lama akan semakin bertambah, sehingga dikhawatirkan suatu saat manusia juga, akan dapat menjadi korban kepunahan. Kepunahan jenis di Indonesia terutama disebabkan oleh degradasi habitat (deforestasi, perubahan peruntukan lahan), bencana (kebakaran),eksploitasi secara tidak bijaksana (perburuan/pemanenan liar), dan masuknya spesies asing invasif serta perdagangan satwa liar.

Page 18: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

18 Material Tanah Bekas Tambang Batubara Dan Pembenahan

Hasil Penelitian terakhir dari CIFOR mengungkapkan beberapa dampak negatif dari perubahan penggunaan lahan untuk produksi bahan bakar nabati atau biofuel. Pembangunan perkebunan kelapa sawit pada lahan gambut, menyebabkan emisi karbon yang dihasilkan dari konversi lahan memerlukan waktu ratusan tahun untuk proses pemulihan seperti sedia kala.

Berdasarkan data Bank Dunia 2001 diperkirakan bahwa kerusakan hutan di Indonesia mencapai 1,6 juta ha per tahun atau 3 ha per menit hingga 2 juta ha per tahun. Jika penggundulan hutan terjadi secara terus menerus, maka akan mengancam spesies flora dan fauna dan merusak sumber penghidupan masyarakat. Pembukaan jalan dalam kawasan yang dilindungi lebih banyak membawa dampak negatif bagi lingkungan. Indonesia mempunyai lahan basah (termasuk hutan rawa gambut) terluas di Asia, yaitu 38 juta ha yang tersebar mulai dari bagian timur Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, Maluku sampai Papua. Tetapi luas lahan basah tersebut telah menyusut menjadi kurang lebih 25,8 juta ha (Suryadiputra, 1994 dalam Irwanto, 2010).

C. KERUSAKAN TANAH Kerusakan tanah secara fisik dapat diakibatkan penam-

bangan (batu bara) yang tidak terkendali, pertanian monokultur (per kebunan kelapa sawit), penggunaan pupuk kimia (an-or ganik) secara terus menerus, hal ini akan menyebabkan me nurunnya kapasitas infiltrasi dan kemampuan tanah me-nahan air, meningkatnya kepadatan dan ketahanan penetrasi tanah, serta berkurangnya kemantapan struktur tanah yang pa da akhirnya terhambatnya pertumbuhan tanaman dan me-nurunnya produktivitas.1. Kerusakan Fisika Tanah

Perubahan penggunaan lahan dari hutan atau perkebunan menjadi lahan pertanian maupun permukiman akan menurunkan fungsi tanah. Tanah merupakan media untuk pertumbuhan vegetasi, terdapat hubungan erat

Page 19: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

19Dampak Pertambangan Batu Bara Di Indonesia

antara komponen tanah, air, dan vegetasi. Perubahan penggunaan lahan dapat mengubah tutupan vegetasi pada lahan terbuka seperti lahan sawah dan tegalan menjadi rumput atau pekarangan, serta cenderung menambah proporsi luas lahan terbangun (Setyowaty, 2007). Menurut Ismanto (2012), konversi hutan menjadi lahan pertanian khususnya pada lahan miring merupakan kegiatan yang berisiko tinggi. Karena dapat menyebabkan terjadinya penurunan kualitas tanah akibat terjadinya erosi.

Kerusakan struktur tanah diawali dengan penurunan kestabilan agregat tanah sebagai akibat dari pukulan air hujan dan kekuatan limpasan permukaan. Penurunan kestabilan agregat tanah berkaitan dengan penurunan kandungan bahan organik tanah, aktivitas perakaran tanaman dan mikroorganisme tanah. Penurunan ketiga agen pengikat agregat tanah tersebut selain menyebabkan agregat tanah relatif mudah pecah sehingga menjadi agregat atau partikel yang lebih kecil juga menyebabkan terbentuknya kerak di permukaan tanah (soil crusting) yang mempunyai sifat padat dan keras bila kering. Agregat atau partikel-partikel yang halus akan terbawa aliran air ke dalam tanah sehingga menyebabkan penyumbatan pori tanah. Pada saat hujan turun kerak yang terbentuk di permukaan tanah (soil crusting) yang mempunyai sifat padat dan keras bila kering (Suprayogo,2004).

Menurut Arsyad (2006) mengemukakan bahwa kerusakan tanah adalah hilangnya atau menurunnya fungsi tanah, baik sebagai sumber unsur hara tumbuhan maupun sebagai matriks tempat akar tumbuhan berjangkar dan tempat air tersimpan. Pembukaan lahan hutan menjadi lahan pertanian dapat diduga sebagai penyebab rusaknya struktur tanah baik di lapisan atas maupun lapisan bawah.

Tanah memiliki sifat fisik, biologi, dan kimia yang berbeda beda pada lingkungan yang berbeda pula. Demikian halnya pada lahan hutan, pertanian campuran maupun pertanian monokultur. Keadaan sifat fisik tanah

Page 20: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

20 Material Tanah Bekas Tambang Batubara Dan Pembenahan

yang baik dapat memperbaiki lingkungan untuk perakaran tanaman dan secara tidak langsung memudahkan penyerapan unsur hara. sehingga relatif menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman. Tanaman secara tidak langsung dapat melindungi tanah dari kerusakan sifat fisiknya, terutama kerusakan akibat aliran permukaan (run off). Adanya tanaman akan menyebabkan air hujan yang jatuh tidak menghantam permukaan tanah melainkan terlebih dahulu ditangkap oleh tajuk daun tanaman, dan proses ini disebut intersepsi (Wani, 1994).

Besarnya intersepsi hujan oleh tajuk daun tanaman juga sangat ditentukan oleh populasi dalam hal ini berhubungan dengan jumlah dan kerapatan tanaman (lebar tajuk). Hutan dan vegetasinya memiliki peranan dalam pernbentukan dan pemantapan agregat tanah. Vegetasinya berperan sebagai pemantap agregat tanah karena akarnya dapat mengikat partikel partikel tanah dan juga mampu menahan daya tumbuk butir butir air hujan secara langsung ke permukaan tanah sehingga penghancuran tanah dapat dicegah. Selain itu seresah yang berasal dari daun-daunnya dapat meningkatkan kandungan bahan organik tanah. Hal inilah yang dapat mengakibatkan perbaikan terhadap sifat fisik tanah, yaitu pembentukan struktur tanah yang baik maupun peningkatan porositas yang dapat meningkatkan perkolasi, sehingga memperkecil erosi (Kartasapoetra, 1988).

2. Kerusakan Kimia TanahMenurut Buckman dan Brady (1982) mengatakan

bahwa komponen utama tanah terdiri dari bahan mineral, bahan organik, air, dan udara. Menurut Dirjend Dikti (1991) mengatakan bahwa campuran komponen utama ini akan saling mempengaruhi satu sama lain, seperti: reaksi-reaksi bahan padat berpengaruh terhadap kualitas udara dan air, akan berpengaruh terhadap pelapukan (hancuran iklim) bahan padat, dan reaksi-reaksi (bersifat katalisator) dari jasad renik. Kimia tanah terlibat dalam semua reaksi

Page 21: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

21Dampak Pertambangan Batu Bara Di Indonesia

ini, namun lebih ditekankan pada larutan tanah yang merupakan suatu lapisan air yang tipis (the tin aqueous film) sekeliling butiran tanah. Kecepatan reaksi-reaksi ini berlangsung sangat tergantung pada keadaan lingkungan.

Penambangan batu bara secara terbuka diawali dengan menebang, membersihkan (land clearing) vegetasi penutup tanah sekaligus mengupas tanah lapisan atas yang relatif subur kemudian menimbun kembali areal bekas penambangan. Cara ini berpotensi menimbulkan kerusakan ekosistem dan kerusakan lahan, antara lain: kerusakan ekosistem, (seperti: terjadinya kepunahan spesies baik mikro maupun makro fauna, hilangnya vegetasi penutup tanah) dan kerusakan lahan (seperti; terjadinya perubahan sifat tanah), hilangnya lapisan bahan organik atau munculnya lapisan bahan induk yang produktivitasnya rendah, timbulnya lahan asam dan garam-garam yang dapat meracuni tanaman, rusaknya bentang alam, serta terjadinya erosi dan sedimentasi (karena bahan-bahan non-batu bara yang jumlahnya 3-6 kali jumlah batu bara yang diperoleh perlu dibongkar dan dipindahkan). Tanah hasil pembongkaran tersebut mempunyai sifat yang berbeda dengan keadaan sebelum dibongkar, yaitu tanah terlalu padat, struktur tidak mantap, aerasi, dan drainase buruk, serta lambat meresapkan air. Dalam proses penimbunan, lapisan tanah menjadi tercampur aduk. Tidak jarang bahan induk berada di lapisan atas dan lapisan subur yang mengandung bahan organik berada di bawah. Bahan induk yang berada di lapisan teratas dapat menjadi masalah karena bahan tersebut miskin unsur hara. Masalah lain adalah timbulnya tanah masam. Pirit (FeS2), bila teroksidasi menyebabkan pH tanah menjadi masam (4–5). Bahkan pada areal timbunan yang baru, pH tanah sangat masam (2,6–3,6). Kation yang dapat ditukar tinggi, seperti Al (1,7 - 6,25), Mg (4,45 - 13,84), dan Ca (3,01 - 8,72) me/100 g tanah. Kandungan garam-garam sulfat yang tinggi seperti ;

Page 22: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

22 Material Tanah Bekas Tambang Batubara Dan Pembenahan

MgSO4, CaSO4, dan AlSO4, dapat menyebabkan tanaman mengalami keracunan. Pada musim kemarau, garam-garam ini akan muncul ke permukaan tanah sebagai kerak putih. Perubahan bentang alam juga dapat mengganggu keseimbangan alam. Penambangan batu bara secara terbuka akan memunculkan lubang-lubang galian yang sangat dalam dan luas. Tanah yang dibongkar kemudian dipindahkan ke areal tertentu. Sering terjadi lahan yang sebelumnya bukit setelah tanahnya dibongkar berubah menjadi lembah, atau lahan yang sebelumnya lembah lalu ditimbun menjadi bukit. Hal ini menyebabkan stabilitas lingkungan berubah dan tanah mudah longsor (Yoza, 2008).

3. Kerusakan Biologi TanahKerusakan biologi ditandai oleh penyusutan populasi

maupun berkurangnya biodiversitas organisme tanah, Organisme tanah memainkan peran penting dalam membentuk dan menstabilkan struktur tanah. Pada tanah yang sehat ekosistem, filamen jamur dan eksudat dari mikroba dan cacing tanah membantu tanah mengikat partikel bersama-sama ke agregat yang stabil yang akan meningkatkan infiltrasi air, dan melindungi tanah dari erosi, krusta, dan pemadatan. pori makro dibentuk oleh cacing tanah yang bersarang (burrowing) bersama dengan organisme lainnya memfasilitasi pergerakan air kedalam tanah. Dan akan memperbaiki struktur tanah dan perkembangan akar, yang selanjutnya akan meningkatkan kesuburan tanah (USDA, 2004).

Pada umumnya kerusakan biologi ini terjadi biasanya bukan kerusakan sendiri, melainkan akibat dari kerusakan lain (fisik dan atau kimia), sebagai akibat pertambangan batu bara, contoh penggunaan alat-alat berat, bahan peledak dan penggunaan bahan-bahan atau unsur-unsur asing pada saat aktivitas pertambangan seperti bahan bakar, pelumas, dan munculnya bahan-bahan bawaan seperti: Air Asam Tambang (AAT) atau

Page 23: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

23Dampak Pertambangan Batu Bara Di Indonesia

Acid Mine Drainage (AMD), yang akan merusak fisika tanah dan tanah mengalami keracunan. Menurut World Coal Asociation (2014) Air Asam Tambang (AMD) dapat menjadi tantangan pada aktivitasi penambangan batu bara.AMD adalah air yang mengandung logam terbentuk dari reaksi kimia antara air dan batu yang mengandung mineral sulfur-bearing. Limpasan yang terbentuk biasanya mengandung asam dan seringkali berasal dari daerah di mana kegiatan penambangan batu bara telah membuka batuan yang mengandung pirit, mineral sulfur-bearing.Namun, drainase yang mengandung logam juga bisa terjadi di daerah mineralisasi yang belum ditambang.AMD terbentuk pada saat pirit bereaksi dengan udara dan air untuk membentuk asam sulfat dan besi terlarut. Ini asam run­off larut logam berat seperti tembaga, timbal, dan merkuri ke dalam tanah dan air permukaan.

D. KERUSAKAN LINGKUNGAN PERAIRANPencemaran perairan, pada tahun–tahun terakhir ini telah

menjadi masalah serius yang dihadapi oleh berbagai daerah di Indonesia, dengan meningkatnya kegiatan pembangunan nasional, nampaknya pencemaran perairan akan terus menjadi masalah bagi umat manusia yang akan datang. Suatu perairan dikatakan telah tercemar, apabila suatu bahan atau kondisi yang dapat menyebabkan penurunan kualitas perairan sampai pada tingkat tertentu sehingga lingkungan perairan tersebut tidak bisa dimanfaatkan (Miller, 1985). Menurut Lockwood (2012) bahwa air minum yang terkontaminasi merupakan salah satu masalah kesehatan utama untuk masyarakat sekitar pertambangan batu bara, karena limbah tambang di kolam lumpur melepaskan logam berat dan polutan lain yang mencemari permukaan dan air tanah. Air limbah dari proses pencucian kotoran dari batu bara sebelum pengiriman akan meresap kedalam tanah (Halzman, 2011).

Kebanyakan teknik pertambangan modern memiliki kebutuhan air yang tinggi untuk ekstraksi, pengolahan,

Page 24: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

24 Material Tanah Bekas Tambang Batubara Dan Pembenahan

dan pembuangan limbah.Air limbah dari proses ini dapat mencemari sumber air di dekatnya dan menguras persediaan air tawar di wilayah sekitar tambang. Beberapa tambang, seperti tambang Mountain Pass di California selatan, telah menerapkan teknologi daur ulang air limbah, mengakibatkan penurunan besar dalam permintaan air dan limbah cair (Molycorp, 2012).

Tingkat pencemaran perairan dapat diketahui melalui pengukuran secara fisika, kimia dan biologi. Pengukuran secara fisika, kimia dapat dilakukan dengan mengukur kadar logam berat, pH, kekeruhan, suhu, kadar pestisida atau bahan kimia lainnya yang terdapat dalam air. Kualitas kehidupan didalam air sangat dipengaruhi oleh kualitas perairan itu sendiri sebagai media hidup organism air, makin buruk kualitas suatu perairan, makin buruk pula kualitas kehidupan di dalam perairan tersebut. Ini berarti bahwa komunitas organisme yang hidup di perairan baik berbeda dengan yang hidup diperairan yang tercemar (Soegianto, 2004). Pencemaran suatu perairan dapat disebabkan oleh adanya aktivitas pertambangan khususnya pertambangan batu bara, yang secara jelas akan berpengaruh terhadap lingkungan perairan karena bahan-bahan hasil eksploitasi pertambangan batu bara akan terbawa oleh air hujan (run off) ke sungai dan sungai tersebut mengalami sidimentasi, dengan adanya sidimentasi, maka sungai tersebut akan mengalami pendangkalan dan pada akhirnya akan menimbulkan bencana seperti, banjir dan memburuknya kualitas air. apabila terjadi pencemaran di air, maka terjadi aku mulasi zat pencemar pada tubuh organisme air. Akumulasi pencemar ini semakin meningkat pada organisme pemangsa yang lebih besar.

Menurut Darmano (1995), pencemaran air terdiri dari bermacam-macam jenis, antara lain:1. Pencemaran Mikroorganisme Dalam Air

Berbagai kuman penyebab penyakit pada makhluk hidup seperti bakteri, virus, protozoa, dan parasit sering mencemari air. Kuman yang masuk ke dalam air tersebut

Page 25: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

25Dampak Pertambangan Batu Bara Di Indonesia

berasal dari buangan limbah rumah tangga maupun buangan dari industri peternakan, rumah sakit, tanah pertanian, dan lain sebagainya. Pencemaran dari kuman penyakit ini merupakan penyebab utama terjadinya penyakit pada orang yang terinfeksi. Penyakit yang disebabkan oleh pencemaran air ini disebut water­borne disease dan sering ditemukan pada penyakit tifus, kolera, dan disentri.

2. Pencemaran Air Oleh Bahan Anorganik Nutrisi TanamanPenggunaan pupuk nitrogen dan fosfat dalam bidang

pertanian telah dilakukan sejak lama secara meluas. Pupuk kimia ini dapat menghasilkan produksi tanaman yang tinggi sehingga menguntungkan petani. Tetapi di lain pihak, nitrat dan fosfat dapat mencemari sungai, danau, dan lautan. Sebetulnya sumber pencemaran nitrat ini tidak hanya berasal dari pupuk pertanian saja, karena di atmosfer bumi mengandung 78% gas nitrogen. Pada waktu hujan dan terjadi kilat dan petir, di udara akan terbentuk amoniak dan nitrogen terbawa air hujan menuju permukaan tanah. Nitrogen akan bersenyawa dengan komponen yang kompleks lainnya.

Menurut Setyorini et al (2003) bahwa berbagai macam pupuk anorganik dan pupuk yang berasal dari batuan fosfat mengandung logam berat, lihat Tabel 1 dan 2.

Tabel 2.1 Kandungan Logam Berat dalam Beberapa Jenis Pupuk Anorganik

No Logam Berat Pupuk Fosfat(mg/kg)

Pupuk N(mg/kg)

1 Arsen 2 – 1.200 2,3 – 120

2 Baron 5 – 115 -

3 Kadmium 0,1 – 170 0,05 – 8,5

4 Kobal 1 – 12 5,4 – 12

5 Kromium 66 – 245 3,2 – 19

Page 26: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

26 Material Tanah Bekas Tambang Batubara Dan Pembenahan

6 Tembaga 1 – 300 -

7 Air Raksa 0,01 – 1,2 0,3 – 2,9

8 Timah (timbal) 40 – 2.000 -

9 Mangan 0,1 – 60 1 – 7

10 Molibdenum 7 – 38 7 -34

11 Nikel 7 – 225 227

12 Selenium 0,5 -

13 Uranium 30 – 300 -

14 Vanadium 2 – 1.600 -

15 Seng 50 - 1450 1 – 42Sumber Setyorini et al. 2003.

Tabel 2..2 Logam Berat dalam Berbagai Jenis Bahan Fosfat Alam (PA) dan SP-36

No Asal Batuan Fosfat Cd(mg/kg)

Cr(mg/kg)

Pb(mg/kg)

1 PA Chrismast 38 - 602 PA Tunisia 76 - 423 PA Moroko 57 - 1134 PA Jordan 5 244 Tu5 PA Senegal 113 - 556 PA China Huinan 3 - Tu7 PA Ciamis 28 20 Tu8 PA Sukabumi 65 - 659 SP-36 11 4 Tu

Sumber Setyorini et al 2003, tu = tidak terukur.

3. Pencemar Bahan Kimia AnorganikBahan kimia anorganik seperti asam, garam dan bahan

toksik logam lainnya seperti timbal (Pb), kadmium (Cd), merkuri (Hg) dalam kadar yang tinggi dapat menyebabkan air tidak enak diminum. Disamping dapat menyebabkan

Page 27: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

27Dampak Pertambangan Batu Bara Di Indonesia

matinya kehidupan air seperti ikan dan organisme lainnya, pencemaran bahan tersebut juga dapat menurunkan produksi tanaman pangan dan merusak peralatan yang dilalui air tersebut (karena korosif).

4. Pencemar Bahan Kimia OrganikBahan kimia organik seperti minyak, plastik, pestisida,

larutan pembersih, detergen dan masih banyak lagi bahan organik terlarut yang digunakan oleh manusia dapat menyebabkan kematian pada ikan maupun organisme air lainnya. Lebih dari 700 bahan kimia organik sintetis ditemukan dalam jumlah relatif sedikit pada permukaan air tanah untuk diminum di Amerika, dan dapat menyebabkan gangguan pada ginjal, gangguan kelahiran, dan beberapa bentuk kanker pada hewan percobaan di laboratorium. Tetapi sampai sekarang belum diketahui apa akibatnya pada orang yang mengkonsumsi air tersebut sehingga dapat menyebabkan keracunan kronis.

E. PENCEMARAN UDARAPencemaran udara atau sering kita dengar dengan istilah

polusi udara diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing di dalam udara yang menyebabkan perubahan susunan atau komposisi udara dari keadaan normalnya (Wardhana,2001). Pencemaran udara disebabkan oleh berbagai macam zat kimia, baik berdampak langsung maupun tidak langsung yang semakin lama akan semakin mengganggu kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan.

Pencemaran udara ini dapat berbentuk padatan, seperti partikel kecil yang disebabkan oleh debu yang berterbangan akibat tiupan angin, asap dari industri dan kendaraan bermotor, dan proses pembusukan sampah organik. Selain berbentuk padatan pencemaran dapat berupa cairan dan gelombang. Pencemaran berupa cairan seperti air hujan maupun bahan kimia yang cukup dominan (bentuk gas seperti; Ozon, CO

2),

sedangkan pencemaran udara yang berbentuk gelombang seperti kebisingan akibat suara yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor.

Page 28: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

28 Material Tanah Bekas Tambang Batubara Dan Pembenahan

Pencemaran udara yang melampaui batas kewajaran akan menimbulkan dampak terhadap makhluk hidup yang hidup di atas bumi ini. Oleh sebab itu, maka perlu kita fahami dampak apa saja yang dapat ditimbulkan oleh pencemaran udara khususnya terhadap tumbuhan. Ada beberapa polutan yang mencemari udara dan berdampak internasional sehingga digelar dalam konferensi internasional maupun regional, antara lain: 1. Efek Rumah Kaca

meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca (CO2, CH4, CFC, HFC, N2O), terutama peningkatan konsentrasi CO2, di atmosfir menyebabkan terjadinya global warming (peningkatan suhu udara secara global) yang memicu terjadinya global climate change (perubahan iklim secara global). Fenomena ini memberikan berbagai dampak yang berpengaruh penting terhadap keberlanjutan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya di planet bumi ini, di antaranya adalah pergeseran musim dan perubahan pola/distribusi hujan yang memicu terjadinya banjir dan tanah longsor pada musim penghujan dan kekeringan pada musim kemarau, naiknya muka air laut yang berpotensi menenggelamkan pulau-pulau kecil dan banjir rob, dan bencana badai/gelombang yang sering meluluhlantakan sarana-prasarana penopang kehidupan di kawasan pesisir. Perubahan iklim global sebagai implikasi dari pemanasan global telah mengakibatkan ketidakstabilan atmosfer di lapisan bawah terutama yang dekat dengan permukaan bumi (Hery, 2012).

Kekhawatiran akan meningkatnya emisi CO2

yang mempercepat laju pemanasan bumi yang antara lain mengakibatkan naiknya permukaan laut sehingga sebagian besar pantai dunia akan tergenang. Konferensi Tingkat Tinggi Dunia di Rio de Jenairo, Brazil pada bulan Juni 1992 mengeluarkan pernyataan yang lebih dikenal sebagai Agenda 21 bahwa seluruh dunia bersepakat untuk mengurangi emisi CO

2 negara-negara industri pada

Page 29: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

29Dampak Pertambangan Batu Bara Di Indonesia

tahun 2000 harus sama dengan tahun 1990, sedangkan pada negara berkembang baru diberlakukan tahun 2010 (AGENDA 21, Rio declaration; The United Nation Departement of Public Information, 1990).

2. Penipisan Lapisan Ozon Ozon sangat penting dalam mencegah radiasi

ultraviolet yang masuk ke bumi. Hal ini penting artinya, sebab jika Ozon tidak lagi berfungsi sebagai pencegah masuknya radasi ultra-violet yang masuk ke bumi, maka akan menyebabkan kerusakan-kerusakan pada makhluk hidup termasuk tumbuhan yang tidak dapat beradaptasi dengan sinar ultraviolet tersebut. Dilaporkan bahwa sinar tersebut dapat menyebabkan kanker pada kulit manusia. Menurut Graedel and Crutzen, (1990) Diyakini bahwa penyebab menipisnya lapisan ozon ini adalah gas CFC baik CFC-11(CFCl

2) dan CFC-12 (CF

2Cl

2). Gas ini banyak

dipergunakan dalam industri untuk pendingin yang lebih dikenal dengan istilah freon. Dalam Agenda 21 juga disepakati bahwa negara di dunia harus menghapuskan penggunaan CFC ini dan secepatnya diganti dengan produk yang ramah lingkungan (AGENDA 21, Rio eclaration; The United Nation Departement of Public Information, 1990).

3. Hujan Asam (Acid Rain) Hujan asam adalah hujan yang memiliki kandungan

pH (derajat keasaman) kurang dari 5,6. Pencemar udara seperti SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan pH air hujan. Dampak dari hujan asam ini antara lain: Memengaruhi kualitas air permukaan, merusak tanaman, melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga mempengaruhi kualitas air tanah dan air permukaan. Bersifat korosif sehingga merusak material dan bangunan SO2 dan NOx (NO2 dan NO3) yang menguap ke udara akan bercampur dengan embun. Dengan bantuan cahaya matahari, senyawa tersebut akan diubah menjadi tetesan-tetesan asam yang kemudian turun ke bumi sebagai hujan asam.

Page 30: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

30 Material Tanah Bekas Tambang Batubara Dan Pembenahan

Namun, bila H2SO2 dan HNO2 dalam bentuk butiran-butiran padat dan halus turun ke permukaan bumi akibat adanya gaya gravitasi bumi, maka peristiwa ini disebut dengan deposisi asam. SO2 dan NOx (NO2 dan NO3) yang dihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar fosil (kendaraan bermotor) dan pembakaran batu bara (pabrik dan pembangkit energi listrik) akan menguap ke udara. Sebagian lainnya bercampur dengan O2 yang dihirup oleh makhluk hidup dan sisanya akan langsung mengendap di tanah sehingga mencemari air dan mineral tanah (Wardhana, 2001).

Batu bara yang mengandung sulfur melalui pembakaran akan menghasilkan sulfur dioksida. Sulfur dioksida bersama dengan udara serta oksigen dan sinar matahari dapat menghasilkan asam sulfur. Asam ini membentuk kabut dan suatu saat akan jatuh sebagai hujan yang disebut hujan asam. Hujan asam dapat menyebabkan gangguan pada manusia, hewan, maupun tumbuhan. Misalnya gangguan pernapasan, perubahan morfologi pada daun, batang, dan benih.

Akibat polusi NH4, H

2SO

4 yang turun bersama hujan

menyebabkan pH air menurun, juga endapannya dapat bertahan di tanah oleh hujan akan dilarutkan menyebabkan pH menurun. Penyebab utamanya adalah terbentuknya gas SO

2 dan NO

2 oleh ulah manusia dari bahan bakar batu

bara dan bahan bakar minyak Suatu pelajaran penting dari hujan asam dapat dilihat dari data di Skandinavia yang terkenal dengan hutan dan banyaknya sungai dan danau. Di samping itu, pengukuran pH pada air permukaan Norwegia Tengah dari 21 perairan yang diukur pHnya rata-rata turun dari 7,5 menjadi 5,4 hingga 6,3 diantara tahun 1941–1970. Di Swedia, dari 14 perairan yang diukur, pH air permukaan menurun dari 6,5–6,6 ke 5,4–5,6 dari tahun 1950 ke 1971 dan menurun dari 5,7 menjadi 4,9 antara tahun 1955 ke 1973 (Manahan, 1994).

Page 31: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

31Dampak Pertambangan Batu Bara Di Indonesia

F. PERUBAHAN IKLIM Menurut Geoff (2010) pandangan sebagian besar ilmuwan

iklim adalah bahwa perubahan iklim sudah terjadi dan bahwa gas rumah kaca yang sudah dilepaskan akan terus berkontribusi lebih lanjut terhadap pemanasan global paling tidak sepanjang dekade mendatang. Mereka mendesak adanya langkah-langkah mitigasi yang tegas untuk memangkas timbulnya gas rumah kaca dan dengan demikian membatasi dampak negatif serius yang diramalkan. Sebagian besar pemerintah juga memberi komitmen mereka dalam perkataan dan dalam kesepakatan internasional sampai pada cara-cara guna meminimalkan tingkat dan memitigasi dampak perubahan iklim. Sejumlah pemerintah memberi komitmen, secara teori, terhadap tindakan-tindakan radikal untuk mengurangi output gas rumah kaca. Inggris, misalnya, belum lama ini mengadopsi target untuk pengurangan emisi karbon dioksida di Inggris sebesar 80% (dibandingkan dengan tingkat 1990) pada tahun 2050. Pengurangan sebesar itu dipandang perlu untuk mengatasi besarnya krisis. Pengurangan ini tidak dapat dicapai tanpa perubahan signifikan dalam sifat perekonomian dewasa ini. Ini tidak berarti bahwa tenaga kerja harus dikurangi, justru, kelompok-kelompok pengkampanye iklim secara khusus menganjurkan investasi dalam pekerjaan ‘hijau’ yang baru di negara-negara industri.6 Ini juga tak berarti harus mengurangi penggunaan energi secara besar-besaran-yang perlu dilakukan adalah melakukan perubahan dalam sumber energi yang diperlukan. Sejumlah ilmuwan berargumentasi bahwa 95% dari kebutuhan energi dunia dapat disediakan oleh sumber terbarukan pada tahun 2050.

Meskipun ada rasa skeptis yang meningkat di sejumlah bagian dunia, terdapat kesepakatan yang meluas di antara para ilmuwan iklim, bahwa gas-gas tertentu yang ada dalam atmosfer bumi, khususnya karbon dioksida, nitrus oksida, dan metana, menjerat panas dan berfungsi sebagai ‘gas rumah kaca’. Dikhawatirkan bahwa peningkatan konsentrasi atmosferik dari gas-gas tersebut yang diakibatkan oleh kegiatan manusia akan

Page 32: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

32 Material Tanah Bekas Tambang Batubara Dan Pembenahan

mengakibatkan naiknya suhu paling sedikit dua derajat dan mungkin, sampai enam derajat celsius dalam abad ini. Dampak pasti kenaikan suhu yang pesat itu sulit diramalkan tetapi diyakini bahwa akan mencakup kenaikan suhu yang semakin tinggi pada garis lintang yang lebih tinggi, khususnya di wilayah kutub; meningkatnya permukaan laut secara signifikan, yang menyebabkan banjir di daerah-daerah yang rendah; mencairnya bongkahan es, tanah beku abadi, dan glasier; dan perubahan dalam pola cuaca, termasuk lebih banyak musim kering, gelombang panas, serta badai yang semakin hebat dan mungkin di luar musim. Beberapa negara kepulauan yang terletak di daerah rendah di Samudra Pasifik dan Hindia merasa khawatir akan kelangsungan eksistensi mereka bahkan sekalipun jika peningkatan permukaan laut tidak terlalu tinggi. Banyak wilayah dataran rendah juga mungkin terimbas secara serius.

Page 33: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

33

PERBAIKAN TANAH BEKAS TAMBANG BATU BARA

A. PENANGGULANGAN LOGAM BERAT Seperti telah disebutkan diatas bahwa tanah bekas tambang

batu bara telah mengalami kerusakan dan pencemaran logam berat, sebagai akibat kondisi tanah yang sangat masam, berdasarkan hasil pengamatan di lapangan bahwa keasaman tanah bekas tambang batu bara berada pada kisaran pH 2,8–3,0, hal ini akan berakibat pada adanya pencemaran logam berat, karena logam berat akan terlarut pada kondisi asam, makan asam suatu tanah, maka makin tercemar tanah tersebut oleh logam berat dan akibatnya akan menjadi racun bagi tanaman, sehingga tanah bekas tambang batu bara sulit untuk ditanami.

Beberapa cara yang dilakukan untuk mengatasi logam berat agar tidak menjadi racun bagi tanaman, yakni : secara fisik, kimia dan biologi. Secara fisik dilakukan dengan pencucian (Leaching), untuk tanah bekas tambang batu bara mungkin bisa dilakukan pencucian, namun biaya yang dikeluarkan akan lebih besar karena berhubungan dengan medan yang sangat berat. Secara kimia, dilakukan dengan pemberian kapur, hal ini juga bisa dilakukan, namun biaya yang dikeluarkan cukup besar dan hasilnyapun belum tentu maksimal dan secara biologi,

BAB 3

Page 34: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

34 Material Tanah Bekas Tambang Batubara Dan Pembenahan

dilakukan dengan menggunakan tanaman atau tumbuhan penyerap logam berat (Fithoremediasi), hal ini sulit dilakukan untuk tanah bekas tambang batu bara karena kondisinya tidak tergenang, kecuali pada lubang-lubang tambang bisa dilakukan atau menggunakan mikrobia (Bioremediasi) untuk mengatasi logam berat, karena dengan bantuan mikroorganisme untuk keberlangsungan reaksi-reaksi kimia didalam tanah proses-proses fisika. Hal ini sangat memungkinkan, namun perlu teknologi biologi dan inovasi baru agar tanah bekas tambang batu bara kembali dapat dimanfaatkan.

B. PERBAIKAN MATERIAL TANAH BEKAS TAMBANG BATU BARA

Perbaikan tanah bekas tambang batu bara harus dilakukan secara menyeluruh tidak bisa dilakukan hanya sebagian saja atau hanya bagian-bagian tertentu saja atau juga asal tanah kelihatan hijau saja, hal akan berakibat apa yang telah kita lakukan akan menjadi sia-sia, bahkan berakibat pada biaya yang kita keluarkan menjadi mahal. Akibatnya tanah bekas tambang batu bara akan dibiarkan begitu saja (sleeping land) dan lubang bekas galian tetap terbuka, dengan kualitas air yang sangat berbahaya. Perbaikan tanah bekas tambang batu bara harus mengacu pada kondisi jangka panjang bukan hanya sesaat saja, begitu ditanami tanah bekas tambang batu bara selesai, apakah tanaman tersebut hidup atau tidak tidak masalah yang penting sudah dilakukan penanaman. Padahal tanah bekas tambang batu bara seperti sudah dikatakan diatas bahwa banyak mengandung logam berat dan Air Asam Tambang (AAT) yang sangat sulit untuk mengatasinya, saat ini upaya yang dilakukan adalah dengan pemberian kapur (CaCO3) untuk mengurangi keasaman tanah, pengapuran ini hanya bertahan sesaat saja, karena kapur bukan untuk mengatasi adanya logam berat tetapi untuk mengatasi keasaman tanah, logam berat berhubungan dengan kondisi keasaman tanah, ada sebagian logam berat larut pada tanah asam dengan demikian makin asam tanah maka makin banyak logam berat yang terlarut mengakibatkan racun bagi tanaman.

Page 35: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

35Perbaikan Tanah Bekas Tambang Batu Bara

Melihat fakta dilapangan bahwa tanah bekas tambang batu bara banyak terdapat kandungan logam berat dan adanya Air Asam Tambang. Pemberian pupuk organik, kandang dan pupuk anorganik pada sekitar tanaman belum mampu untuk mengatasi logam berat dan air asam tambang, akibatnya tanaman yang telah berumur dan sudah besar akan mengalami kematian, karena makin besar tanaman akan berpengaruh terhadap sistem perakaran, akibatnya makin dalam akar yang masuk kedalam tanah maka unsur hara yang disediakan pada awal penaman makin sedikit dan bahkan tidak ada yang tersisa hanya logam berat dan tanaman akan mengalami kematian, kalaupun tanaman mampu bertahan hidup akan mengalami pertumbuhan yang stagnan (kerdil).

Pengembangan teknologi biologi dan inovasi saat ini memungkin untuk mengatasi logam berat dan kondisi asam pada tanah bekas tambang batu bara, karena selain biaya yang murah, ramah lingkungan dan mampu mengatasi pada medan-medan berat, hal ini kita lakukan dengan mengembangkan mikroorganisme lokal (MOL) untuk membantu reaksi-reaksi kimia dan proses-proses fisika pada tanah bekas tambang batu bara.

Perbaikan tanah bekas tambang batu bara bukan terfokus pada perbaikan kimia tanah saja, namun yang perlua diatas terlebih dahulu adalah sifat fisika tanah, karena tanah bekas tambang batu bara telah kehilangan top soil akibatnya secara fisik, kimia dan biologi telah mengalami kerusakan. Fakta dilapangan menunjukan bahwa tanah bekas tambang batu bara yang telah direklamasi dengan perbaikan tanah menggunakan pupuk organik dan anorganik ternyata, banyak tanaman mati setelah tanaman berumur 3–4 tahun sebagai akibat makin membesarnya tanaman maka akar tanaman makin masuk kedalam tanah, sementara tanah lapisan bawah miskin unsur hara dan masih tercemar oleh logam berat karena tingkat keasaman masih tinggi, hal ini diakibatkan oleh adanya pemadatan tanah sehingga air tidak bisa menembus kedalam

Page 36: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

36 Material Tanah Bekas Tambang Batubara Dan Pembenahan

tanah sehingga tidak bisa meneruskan unsur hara yang diberikan, apalagi unsur hara yang diberikan dalam bentuk anorganik (pupuk kimia), justru akan menambah pencemaran logam berat, dengan demikian tanaman akan keracunan logam berat.

Page 37: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

37

PEMBENAHAN TANAH BEKAS TAMBANG BATU BARA

MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK CAIR MIKROORGANISME LOKAL

(POC MoL)

A. KARAKTERISTIK POC MOL Untuk mengatasi keberadaan logam berat dan

keasaman tanah bekas tambang batu bara perlu adanya kreativitas dan inovasi baru agar tanah bekas tambang batu bara dapat dimanfaatkan untuk penggunaan lain, yang ramah lingkungan dan biaya yang murah, untuk itu penggunaan pupuk organik cair mikroorganisme lokal merupakan salah satu pengembangan dan inovasi baru dalam mengatasi kondisi tanah bekas tambang batu bara. Adapun inovasi baru tersebut adalah menggunakan Pupuk Organik Cair Mikroorganisme Lokal (POC MoL).

Pupuk organik cair mikroorganisme lokal merupakan pengembangan dari teknologi biologi mikroba yang dikhususkan untuk mengatasi tanah-tanah yang ekstrim seperti ; tanah dengan tingkat keasaman yang tinggi dan adanya pencemaran logam berat. Prinsif kerja POC MoL adalah seperti pupuk organik pada umumnya yakni dalam bentuk cair dengan kandungan unsure hara dan adanya kandungan berisi mikroorganisme lokal yang mampu mengatasi keasaman tanah serta mampu mengikat logam berat.

BAB 4

Page 38: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

38 Material Tanah Bekas Tambang Batubara Dan Pembenahan

Pupuk organik cair mikroorganisme lokalsebelum diaplikasi terlebih dahulu di analisa dilaboratorium untuk mengetahui kandungan atau kadar yang ada dalam pupuk organik cair tersebut,analisa dilakukan pada laboratorium Balai Penelitian Tanah Rawa (Balitra), Laboratorium tanah fakultas pertanian dan Laboratorium balai peternakan. Hal analisa pupuk organik cair dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini.

Tabel 4.1 Hasil Analisa Laboratorium Pupuk Organik Cair Mikroorganisme Lokal

No Komposisi Hasil Analisa Persyaratan minimal Pupuk Organik Cair *

1 pH (H2O) 4.36 4 – 8 2 C-org (%) 1,29 6 % 3 N-total (%) 0,83 3 – 6 4 P2O5 (%) 0,123 <55 K2O % 0,14 <56 Ca % 0,321 -7 Mg (%) 0,005 -8 N-NH4 (ppm) 41,88 -9 Na (%) 0,00310 Fe (%) 0,0001 Maks 0.040011 S 0,002 -12 Total Populasi

(Bakteri) 5,71 x 105 -

Sumber: Pengolahan Data Primer 2015.

Berdasarkan data pada Tabel 3 tersebut diatas dapat dijelaskan bahwa Pupuk organik cair mikroorganisme lokal(POC MoL) yang dibuat dengan sumber bahan berasal dari campuran ekstrak bahan organik dan mikroorganisme lokal, mempunyai tingkat keasaman dan kandungan unsur hara hampir sesuai dengan persyaratan minimum pupuk organik

Page 39: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

39Kondisi Tanah Bekas Tambang Batu Bara

cair dan bahan pembenah tanah berdasarkan standar pupuk organik cair menurut Sudirja (2007) dan Permentan No 70 tahun 2011. Selain itu POC MoL tidak terdapat kadungan logam berat dan mengandung mikroorganisme lokal sehingga pupuk organik cair mikroorganisme lokaldapat dijadikan sebagai pupuk organik hayati (biofertilizer) dan bahan pembenah tanah. Rendahnya kandungan c-organik dan nitrogen pada pupuk organik cair mikroorganisme lokal disebabkan oleh c-organik dan nitrogen, selama proses dekomposisi dimanfaatkan oleh mikroorganisme untuk aktivitasnya, serta adanya perbedaan karekteristik bahan dasar yang digunakan untuk pupuk organik cair pupuk organik cair mikroorganisme lokalyang berasal dari hijauan segar berserat kasar. Menurut Sundari dkk (2014) selama proses dekomposisi, mikroorganisme membutuhkan karbon (C) sebagai sumber energi serta nitrogen (N) untuk mensintesis protein bagi pertumbuhan mikroorganisme itu sendiri yang selanjutnya akan dilepas kembali sebagai salah satu unsur/komponen yang terkandung dalam organik cair.

Gambar 4.1 Pupuk Organik Cair Mikroorganisme Lokal (POC MoL)

Page 40: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

40 Material Tanah Bekas Tambang Batubara Dan Pembenahan

B. MEKANISME PERBAIKAN MATERIAL TANAH BEKAS TAMBANG BATU BARA

Secara keseluruhan pembenahan material tanah bekas tambang batu bara untuk media tumbuh tanaman jagung manis dengan menggunakan pupuk organik cair, menujukan hasil yang baik dan dapat dijadikan suatu solusi yang ramah lingkungan agar tanah bekas tambang batu bara dapat dimanfaatkan untuk tujuan revegetasi atau tujuan lainnya sehingga pada akhirnya tercapai pembangunan berkelanjutan. adapun Mekanisme pembenahan tanah bekas tambang batu bara dapat dilihat pada gambar 4 beriikut ini :

Gambar 4.2 Mekanisme Perbaikan Material Tanah Bekas Tambang Batu bara Untuk Media Tumbuh Tanaman Jagung manis

Page 41: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

41Kondisi Tanah Bekas Tambang Batu Bara

Berdasarkan gambar 4 tersebut diatas dapat dijelaskan bahwa kondisi awal tanah bekas tambang batu bara telah mengalami kerusakan baik kerusakan secara fisika, kimia maupun biologi tanah, hal ini dibuktikan kondisi dilapangan bahwa revegetasi yang dilaksanakan pada salah satu perusahan tambang yang ada di Kecamatan Jorong Kabupaten Tanah Provinsi Kalimantan Selatan, pertumbuhan tanaman mengalami stagnan bahkan ada tanaman yang telah berumur 4 tahun mengalami kematian, hal ini membuktikan bahwa kondisi tanah bekas tambang batu bara kehilangan tingkat kesuburannya sebagai akibat adanya air asam tambang dan adanya logam berat. Berdasarkan hasil analisa laboratorium, bahwa kondisi awal tanah bekas tambang batu bara (Tabel 4, dan 5), sifat fisika, kimia, dan biologi tanah bekas tambang batu bara mengalami kerusakan secara fisika (terjadi pemadatan) tekstur tanah dominasi liat denga struktur pejal, sehingga tanah bekas tambang batu bara mudah mengalami erosi dan sedimentasi. Kerusakan secara kimia, bahwa kondisi awal tanah bekas tambang batu bara sangat miskin unsur hara, karena tingkat keasaman tanah sangat tinggi (2,28), tingginya kandungan Fe, SO4, Al, dan adanya pirit serta kisaran unsur lain berada pada kisaran sangat rendah sampai rendah. Kondisi awal sifat biologi, bahwa jumlah total mikroorganisme berada pada kisaran sangat rendah.

Penelitian disertasi ini mengangkat permasalahan pembenahan material tanah bekas tambang batu bara yang kondisi awalnya mengalami kerusakan fisika, kimia, dan biologi, dengan menggunakan bahan organik dalam bentuk pupuk organik cair (POC). POC pupuk organik cair mikroorganisme lokal adalah POC yang dibuat sendiri dengan dengan formulasi mikroorganisme lokal sebagai bioaktivator dan ekstrak bahan organik. Tujuan dari penggunaan pupuk organik cair mikroorganisme lokal ini adalah untuk mengatasi kerusakan pada tanah bekas tambang batu bara. Pupuk organik cair mikroorganisme lokal belum beredar di pasaran.

Page 42: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,
Page 43: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

43

KONDISI TANAH BEKAS TAMBANG BATU BARA

A. KONDISI AWAL TANAH BEKAS TAMBANG BATU BARA Kondisi tanah bekas tambang batu bara seperti terlihat pada

Gambar 5 dan 6 dibawah ini, telah mengalami pembongkaran dan perubahan bentangan permukaan tanah dan akibatnya tanah bekas tambang batu bara telah kehilangan lapisan top soil dan tidak ada lagi vegetasi diatasnya, sehingga pada akhirnya tanah bekas tambang batu bara mengalami kerusakan dan kehilangan kesuburan. Kondisi tanah bekas tambang batu bara yang demikian apabila biarkan atau tidak dilakukan perbaikan dan pembenahan, maka tanah bekas tambang batu bara akan menjadi lahan kritis, sehingga akan berpengaruh terhadap kondisi lingkungan, akibatnya akan berlanjut pada kerusakan lingkungan.

Pembenahan tanah bekas tambang batu bara, perlu dilakukan agar bisa di manfaatkan kembali, namun untuk melakukan pembenahan tidak semudah pada saat melakukan pembongkaran operasional penambangan batu bara, karena kondisi ideal dan material tanah telah mengalami perubahan total. Sehingga untuk pembenahan pada tanah bekas tambang batu bara perlu mengamati dan mengetahui kondisi awal fisika, kimia, dan biologi tanah tersebut.

BAB 5

Page 44: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

44 Material Tanah Bekas Tambang Batubara Dan Pembenahan

1. Kondisi Awal Fisika Tanah Bekas Tambang Batu bara Kondisi awal fisika tanah bekas tambang batu bara,

seperti telah dijelaskan di atas, bahwa telah mengalami kerusakan material tanahnya, hal ini dapat dilihat dari hasil analisis contoh tanah bekas tambang batu bara di laboratorium pada tabel berikut ini.

Tabel 5.1 Hasil Analisis Kondisi Awal Sifat Fisika Tanah Bekas Tambang Batu bara

No Sifat Tanah

Nilai sifat fisika Tanah bekas

tambang batu bara

Nilai Kisaran fisika tanah mineral *)

Fisika Tanah :1 Particle Density

(g/cm3)2,26 2,6–2,7

2 Bulk Density (g/cm3)

1,36 1,0–1,6

3 Porositas (%) 37,92 30–60 4 Permeabilitas

(cm/jam)0,20 Lambat (0.13–0.51)

5 Struktur Pejal6 Tekstur: liat

Pasir 19,34Debu 28,49Liat 52,16

Sumber: Pengolahan Data Primer (2015).

Keterangan: *) Menurut Unite State Departement Of Agiculture (USDA)

Dari tabel 4 tersebut diatas dapat diketahui sifat fisika contoh tanah di lapangan. a. Particle Density Tanah (PD)

Berdasarkan hasil analisis laboratorium nilai particle density awal, tanah bekas tambang batu bara

Page 45: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

45Kondisi Tanah Bekas Tambang Batu Bara

sebesar 2,260 g/cm3, nilai ini berada dibawah dari standar 2,6–2,7 g/cm3, particle density adalah berat tanah kering persatuan volume partikel-partikel tanah (tidak termasuk pori-pori tanah). Tanah mineral mempunyai particle density yaitu 2,65 g/cm3. Dengan mengetahui besarnya nilai particle density dan bulk density, maka dapat dihitung banyaknya persentase (%) pori-pori tanah. Kandungan bahan organik memberikan pengaruh pada particle density (Hardjowigeno, 2003).

Jika particle density suatu lahan rendah, maka tanah tersebut kurang baik untuk dijadikan media tanam, sebaliknya jika nilai particle density-nya tinggi, maka baik untuk dijadikan suatu media tanam bagi produktivitas tanaman. Bahan organik memiliki berat yang lebih kecil dari berat benda padat tanah mineral yang lain dalam volume yang sama, jumlah bahan organik dalam tanah jelas mempengaruhi kerapatan butir. Akibatnya tanah permukaan biasanya kerapatan butirnya lebih kecil dari sub soil (Hardjowigeno, 1992). Nilai awal particle density tanah bekas tambang batu bara sebesar 2,26 g/cm3, berada dibawah kisaran nilai kisaran tanah mineral sebesar 2,6–2.7 g/cm3, hal ini menunjukan bahwa kondisi tanah bekas tambang batu bara kurang baik sebagai media tumbuh tanaman, karena dengan rendahnya particle density diasumsikan bahwa tanah bekas tambang batu bara banyak mengandung bahan organik, namun bahan organik yang ada pada tanah bekas tambang batu bara adalah berasal dari batu bara itu sendiri.

b. Bulk Density Tanah (BD)Bulk density (berat isi) adalah perbandingan berat

tanah kering dengan satuan volume tanah termasuk volume pori-pori tanah, umumya dinyatakan dalam g/cm3. Bulk density merupakan petunjuk kepadatan tanah. Makin padat suatu tanah makin tinggi bulk

Page 46: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

46 Material Tanah Bekas Tambang Batubara Dan Pembenahan

density, yang berarti makin sulit meneruskan air atau ditembus akar tanaman. Tanah yang lebih padat memilki bulk density yang lebih besar dari tanah yang sama tetapi kurang padat. Pada umumnya tanah lapisan atas pada tanah mineral mempunyai bulk density yang lebih rendah dibandingkan dengan tanah dibawahnya. Nilai bulk density tanah mineral berkisar 1,0–1,6 g/cm3, sedangkan tanah organik umumnya memiliki bulk density antara 0,1–0,9 g/cm3 (Hardjowigeno, 2003).

Menurut Hardjowigeno (1995) bulk density merupakan petunjukan kepadatan tanah, dimana ; makin padat suatu tanah maka makin tinggi bulk density, yang berarti makin sulit menruskan air atau ditembus oleh akar tanaman. Selain itu, kita ketahui bahwa bulk density mempunyai hubungan timbal balik dengan porositas, dimana semakin tinggi bulk density maka semakin rendah porositas tanah dan semakin baik pula sebagai media tumbuh tanaman. Sebaliknya makin padat suatu tanah maka semakin tinggi bulk density, yang berarti semakin sulit meneruskan air atau ditembus akar tanaman. Pada umumnya, tanah lapisan atas (tanah mineral) mempunyai nilai bulk density rendah apabila dibandingkan dengan tanah di bawahnya. Kondisi bulk density tanah bekas tambang batu bara sebesar 1,36 g/cm3 berada pada kisaran 1,0–1.6 g/cm3..

c. Porositas TanahPorositas adalah proporsi ruang pori tanah (ruang

kosong) yang terdapat dalam suatu volume tanah yang dapat ditempati oleh air dan udara, sehingga merupakan indikator kondisi drainase dan aerasi tanah. Tanah yang porous berarti tanah yang cukup mempunyai ruang pori untuk pergerakan air dan udara masuk dan keluar tanah yang secara leluasa, dan sebaliknya jika tanah tidal porous (Hanafiah 2004).

Page 47: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

47Kondisi Tanah Bekas Tambang Batu Bara

Baver et al. (1976) dalam Hapsari (2006) mendefinisikan porositas tanah sebagai presentase volume tanah yang tidak terisi oleh bahan padat. Jumlah ruang pori ditentukan oleh cara butiran padat tersusun. Bila mereka berhimpitan, seperti halnya lapisan bawah yang kompak atau pasir, maka jumlah pori sedikit. Tetapi bila butiran padatan tersusun secara porous, seperti tanah bertekstur rendah maka ruang pori per unit volume banyak (Soepardi, 1983) dalam Hapsari (2006), Ruang pori ini dipengaruhi pleh beberapa faktor, yaitu kedalaman tanah, cara pengolahan tanah, dan ukuran pori. Pori-pori tanah dapat dibedakan menjadi pori-pori kasar dan pori-pori halus.

Tanah yang porositasnya baik adalah tanah yang porositasnya besar karena perakaran tanaman mudah untuk menembus tanah dalam menvari bahan organik. Selain itu tanah tersebut mampu menahan air hujan sehingga tanaman tidak selalu kekurangan air. Tetapi jika porositasnya terlalu tinggi, juga tidak baik, karena air yang diterima tanah langsung turun ke lapisan berikutnya. Tanah seperti ini kalau musim kemarau cepat membentuk pecahan yang berupa celah besar di tanah.

Semakin tinggi porositas maka semakin kecil kemungkinan tanaman untuk hidup lama karena akar tidak dapat menahan batang yang semakin besar hal ini disebabkan karena akar tidak bisa menancap dengan baik pada tanah karena prositas tanah sangat besar, dan begitu pula sebaliknya. Jadi, tanaman akan tumbuh dengan baik pada keadaan tanah yang memiliki porositas yang sedang atau tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Berdasarkan data pada Tabel 10 tersebut diatas nilai porositas tanah bekas tambang batu bara adalah sebesar 37,92% berada pada kisaran 30–60%, hal ini menujukan bahwa tanah

Page 48: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

48 Material Tanah Bekas Tambang Batubara Dan Pembenahan

bekas tambang batu bara masih bisa sebagai media tumbuh tanaman.

d. Permeabilitas TanahMenurut Jamulya (1983) dalam Sofia (2013),

mengemukakan bahwa permeabilitas adalah cepat lambatnya air merembes ke dalam tanah baik melalui pori makro maupun pori mikro baik ke arah horizontal maupun vertikal. Tanah adalah kumpulan partikel padat dengan rongga yang saling berhubungan. Rongga ini memungkinkan air dapat mengalir di dalam partikel melalui rongga dari satu titik yang lebih tinggi ke titik yang lebih rendah. Sifat tanah yang memungkinkan air melewatinya pada berbagai laju alir tertentu disebut permeabilitas tanah. Sifat ini berasal dari sifat alami ganular tanah, meskipun dapat dipengaruhi oleh faktor lain (seperti air terikat di tanah liat), tanah yang berbeda akan memiliki permeabilitas yang berbeda.

Permeabilitas berhubungan erat dengan drainase. Mudah tidaknya air hilang dari tanah menentukan kelas drainase tanah tersebut. Air dapat hilang dari permukaan tanah maupun melalui presepan tanah. Menurut Saefuddin (1984) bahwa permeabilitas air dalam tanah banyak tergantung pada tekstur dan struktur tanahnya. Kelas fermeabilitas menurut United States Soil Survey, tanah bekas tambang batu bara dilokasi penelitian termasuk dalam kriteria lambat karena nilai permeabilitas tanah bekas tambang batu bara sebesar 0,20 cm/jam berada pada kisaran 0,13–0,51 cm/jam, hal ini menunjukan bahwa aliran air permukaan (run off) lambat masuk kedalam tanah.

e. Struktur Tanah Menurut Kemas (2009), bahwa struktur

merupakan kenampakan bentuk atau susunan partikel-partikel primer tanah (pasir, debu dan

Page 49: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

49Kondisi Tanah Bekas Tambang Batu Bara

liat individual) hingga partikel-partikel sekunder (gabungan partikel-partikel primer yang disebut ped (gumpalan) yang membentuk agregat (bongkah). Tanah yang partikel-partikelnya belum bergabung, terutama yang bertekstur pasir, disebut tanpa struktur atau berstruktur lepas, sedangkan tanah berstruktur liat, yang terlihat masif (padu tanpa ruang pori, yang lembek jika basah dan keras jika kering) atau apabila dilumat dengan air membentuk pasta disebut juga tanpa struktur.

Menurut Sarief (1984) struktur tanah merupakan suatu sifat fisik tanah yang sangat penting , karena dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman serta tidak langsung berupa perbaikan peredaran air, udara dan panas, aktivitas jasad hidup tanah ,tersedianya unsur hara bagi tanaman, perombakan bahan organik, dan mudah tidaknya akar tanaman menembus tanah lebih dalam. Tanah yang berstruktur baik akan membantu berfungsinya faktor-faktor pertumbuhan tanaman secara optimal, sedang tanah yang berstruktur jelek akan menyebabkan terhambatnya pertumbuhan tanaman.

Berdasarkan hasil analisis di laboratorium bahwa struktur tanah bekas tambang batu bara di lokasi penelitian memilik struktur tanah pejal, karena unit-unit struktur tersebut tidak terbentuk maka dikatakan bahwa tanah tersebut tidak berstruktur atau pejal (masif), yakni buitr-butir tanah melekat satu sama lain dengan kuat sehingga tidak membentuk gumpalan-gumpalan (ped). Hal ini menunjukan bahwa tanah bekas tambang batu bara mempunyai struktur tanah yang jelek sehingga tanah bekas tambang batu bara pada lokasi penelitian pertumbuhan tanaman akan terhambat.

Page 50: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

50 Material Tanah Bekas Tambang Batubara Dan Pembenahan

f. Tekstur TanahTekstur tanah merupakan gambaran tingkat

kekasaran atau kehalusan bahan mineral yang menyusun tanah. Tekstur tanah menunjukan komposisi atau perbandingan kandungan partikel tanah primer antara fraksir pasir (sand) , liat (clay) dan debu/silt (Sarief, 1984) dan Hanafiah (2009). Tekstur tanah penting untuk diketahui karena komposisi ketiga fraksi tanah tersebut akan menentukan sifat-sifat fisika, sifat fisika-kimia dan sifat kimia tanah (Hakim dkk, 1986). Makin kecil ukuran separate berarti makin banyak jumlah dan makin luas permukaannya per satuan bobot tanah, yang menunjukkan makin padatnya partikel-partikel per satuan volume tanah. Hal ini berarti makin banyak ukuran pori mikro yang terbentuk, sebaliknya jika ukuran separate makin besar. Tanah yang didominasi pasir akan banyak mempunyai pori-pori makro (besar) disebut lebih porous, tanah yang didominasi debu akan banyak mempunyai pori-pori meso (sedang) agak porous, sedangkan yang didominasi liat akan banyak mempunyai pori-pori mikro (kecil) atau tidak porous. Hal ini berbanding terbalik dengan luas permukaan yang terbentuk, luas permukaan mencerminkan luas situs yang dapat bersentuhan dengan air, energi atau bahan lain, sehingga makin dominan fraksi pasir akan makin kecil daya menahan tanah terhadap ketiga material ini, dan sebaliknya jika liat yang dominan (Hanafiah, 2009).

Menurut Hardjowigeno (1995) bahwa tanah-tanah yang bertekstur pasir mempunyai luas permukaan yang kecil sehingga sulit menyerap (menahan) air dan unsur hara. Tanah-tanah yang bertekstur liat mempunyai luas permukaan yang besar sehingga kemampuan menahan air da menyediakan unsur hara tinggi, tanah-tanah yang bertekstur halus

Page 51: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

51Kondisi Tanah Bekas Tambang Batu Bara

lebih aktif dalam reaksi kimia dari pada tanah yang bertekstur kasar. Tekstur tanah erat kaitannya dengan plastisitas, permeabilitas, kekerasan, kesuburan dan produktivitas tanah.

Berdasarkan hasil analisis sifat fisika tanah bekas tambang batu bara pada tabel 10 diketahui bahwa kandungan pasir sebesar 19,34%, kandungan Debu sebesar 28,49% dan liat 52,16%, hal ini menunjukan bahwa tanah bekas tambang batu bara bertekstur liat berdasarkan kriteria segitiga tekstur. Dengan demikian tekstur liat pada tanah bekas tambang batu bara banyak mempunyai pori-pori mikro (tidak porous), namun apabila dilihat dari luas permukaan maka tekstur liat mempunyai luas permukaan yang lebih besar.

2. Kondisi Awal Sifat Kimia Tanah Bekas Tambang Batu bara Sifat kimia tanah menggambar kondisi atau keadaan

tanah yang menentukan sifat dan ciri tanah yang akan terbentuk atau yang akan berkembang pada umumnya dan kesuburan tanah pada khususnya. Sifat kimia berhubungan erat dengan tekstur tanah yang tersusun dari 3 fraksi (pasir, liat, dan debu), karena bagian-bagian ini tersusun dari unsur-unsur dan senyawa-senyawa kimia yang cukup lengkap. Berdasarkan hasil analisis di laboratorium bahwa kondisi awal tanah bekas tambang batu bara mempunyai kandungan kimia dan biologi seperti pada Tabel 5 berikut ini.

Tabel 5.2 Kondisi Awal Sifat kimia dan Biologi Tanah Bekas Tambang Batu bara

No Sifat Tanah Hasil Analisis

Kriteria menurut (SPPT)

Kimia Tanah1 pH H2O 2,280 Sangat masam (< 4.5) 2 pH KCL 1,980 Sangat masam (< 2.5)

Page 52: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

52 Material Tanah Bekas Tambang Batubara Dan Pembenahan

3 C-org (%) 0,432 Sangat rendah (< 1)4 N (%) 0,048 Sangat rendah (< 0,10)5 K-dd (cmol(+)/kg) 0,013 Sangat Rendah (< 0,01)6 Na-dd (cmol(+)/kg) 0,106 Rendah (0,1 – 0,3)7 Ca-dd (cmol(+)/kg) 0,004 Sangat Rendah (< 2)8 Mg-dd (cmol(+)/kg) 0,248 Sangat Rendah (< 0.4)9 KTK (cmol(+)/kg) 12,535 Rendah (5 - 16)10 Kejenuhan Basa (%) 2,960 Sangat rendah (<20)11 Al-dd (cmol(+)/kg) 6,683 -12 Kejenuhan Al (%) 53,315 Tinggi (31 – 60)13 H (cmol(+)/kg) 10,470 -14 P Bray1 (ppm P) 1,243 Sangat rendah (<10)15 Fe (ppm) 4075,678 Rendah 16 SO4 (ppm) 11351,979 -17 FeS2 (%) 1,701 -

Biologi Tanah1 Jumlah Mikroorganisme 3,27 x 105 108 - 109

Sumber : Pengolahan Data Primer (2015).

Keterangan: SPPT (Staf Pusat Penelitian Tanah) 1983.

a. Reaksi Tanah (pH)Keasaman tanah merupakan gambaran terhadap

besarnya kandungan konsentrasi ion H+ yang terdapat di dalam tanah. Reaksi tanah menunjukkan sifat keasaman atau alkalinitas tanah yang dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH tanah menunjukkan banyaknya konsentrasi ion Hidrogen (H+) di dalam tanah. Sumber utama H+ dalam tanah adalah liat dan humus (Kartasapoetra, dkk 1985). Berdasarkan hasil analisis laboratorium pada Tabel 7 diatas, pH tanah (H2O) adalah sebesar 2,28 dan pH (KCL) sebesar 1,98, hal ini menunjukan bahwa tanah bekas tambang batu

Page 53: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

53Kondisi Tanah Bekas Tambang Batu Bara

bara mempunyai pH yang sangat masam (ekstrim), hal ini disebabkan bahwa tanah bekas tambang batu bara terdapat air asam tambang dan adanya pencemaran logam berat. Menurut Widyati (2009) Curah hujan yang tinggi dan sisa bahan galian yang tersusun atas mineral sulfidik merupakan penyebab utama tingginya fenomena air asam tambang di Indonesia. Air asam tambang mengakibatkan air di sekitar lokasi penambangan tidak layak untuk mendukung kehidupan masyarakat sekitar. Air asam tambang ditandai dengan berubahnya warna air menjadi merah jingga karena ion ferrous (Fe2+) yang terdapat pada mineral pirit teroksidasi menjadi ferric (Fe3+). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Neculita et al. (2006) dalam Widyati (2009), bahwa air asam tambang ditandai dengan pH yang sangat rendah, konsentrasi sulfat tinggi dan terjadi akumulasi logam-logam berat.

Kondisi pH yang demikian, menyebabkan tanah bekas tambang batu bara sangat tidak mungkin untuk dimanfaatkan, baik untuk tujuan revegetasi maupun untuk tujuan lainnya karena ketersediaan unsur hara sangat tergantung pada pH tanah, hal ini sesuai dengan pendapatnya Hakim dkk (1986), bahwa pada pH yang ekstrim unsur hara tidak tersedia seperti; Fosfor (P), Kalsium, Magnesium dapat ditukar, aluminium dan unsur mikro serta ada beberapa unsur hara lainnya berada pada tingkat meracuni. Untuk itu tanah bekas tambang batu bara perlu adanya pembenahan pH tanah agar dapat dimanfaatkan kembali.

b. C-organik TanahMenurut Overstreet dan DeJong (2007)

bahan organik tanah merupakan material tanah berasal dari jaringan organisme (tanaman, hewan, dan mikroorganisme). Bahan organik tanah kaya nutrisi seperti Nitrogen (N), Fosfor (P), Sulfur (S), dan mikro, dan terdiri dari sekitar 50% karbon

Page 54: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

54 Material Tanah Bekas Tambang Batubara Dan Pembenahan

(C). Bahan organik tanah telah secara langsung dan positif berhubungan dengan kesuburan tanah dan pertanian potensi produktivitas. Ada banyak keuntungan bahan organik tanah adalah; Mengurangi bulk density, Peningkatan stabilitas agregat, Resistensi terhadap pemadatan tanah, Peningkatan kesuburan, pencucian hara mengurangi, Resistensi terhadap erosi tanah, dan Peningkatan aktivitas biologis. Komponen bahan organik yang penting adalah C-organik dan nitrogen (N) karena dapat mengukur kadar bahan organik dalam tanah. merupakan salah satu komponen yang penting bahan organik tanah. Kandungan C-organik tanah menunjukkan kadar bahan organik yang terkandung dalam tanah dan juga mengindentifikasikan tingkat kematangan bahan organik di dalam tanah. Kandungan C-organik pada tanah bekas tambang batu bara adalah sebesar 0,432 % (BO=0,745 %), menunjukan bahwa masuk dalam kriteria sangat rendah, karena nilai C-organik pada tanah bekas tambang batu bara kurang dari 1,00 %. Hal ini disebabkan oleh adanya penebangan vegetasi dan pembongkaran tanah tambang batu bara (land clearing). Menurut Sabaruddin dkk (2009) adanya penghapusan (penebangan) vegetasi menyebabkan penurunan kandungan bahan organik. Dengan rendahnya kandungan C-organik pada tanah bekas tambang batu bara, maka tingkat kesuburan tanahnya juga rendah.

c. Nitrogen Tanah (N)Kadar unsur nitrogen pada tanah bekas tambang

batu bara termasuk dalam kriteria sangat rendah karena nilai unsur nitrogen tanah bekas tambang batu bara sebesar 0,048 kurang dari 0,10%. Hal ini disebabkan oleh hilangnya vegetasi pada tanah bekas tambang batu bara sebagai akibat pembongkaran dan penggalian, maka bahan organik pada tanah

Page 55: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

55Kondisi Tanah Bekas Tambang Batu Bara

bekas tambang batu bara menjadi sangat rendah dan dengan rendahnya bahan organik ini maka kandungan unsur nitrogen pada tanah bekas tambang batu bara menjadi rendah. Bradshaw & Chadwick (1980) dalam Ardika (2013) mengemukakan bahwa akibat penambangan keseimbangan hara tanaman menjadi terganggu, sementara kelarutan unsur-unsur yang meracuni meningkat dan ketersediaan hara nitrogen pada tanah galian tambang pada umumnya sangat rendah, walaupun pada beberapa tempat memiliki jumlah N-total yang tinggi. Namun demikian, nitrogen tetap tidak cukup tersedia untuk usaha revegetasi.

d. Kalium dapat ditukar (K-dd)Kalium dapat ditukar merupakan bentuk Kalium

dalam tanah yang cepat tersedia bagi tanaman. Bentuk ini terikat secara elektrostatis pada permukaan koloid tanah, dan selalu berada dalam keseimbangan dengan K-larutan tanah dan bentuk Kalium (K) tidak dapat ditukar (non-exchangeable). Kalium tidak dapat ditukar dipandang sebagai cadangan K dalam tanah yang lambat tersedia bagi tanaman. Pelepasan K dari bentuk tidak dapat ditukar menjadi dapat ditukar bergantung pada beberapa faktor, seperti kelengasan tanah, jumlah dan tipe liat, dan bahan organik (Odjak 1992) dalam (Wihardjaka, 2002).

Tanah dengan kandungan mineral liat yang tinggi lebih kuat selektivitasnya terhadap K, seperti illit mengfiksasi K, daripada tanah berpasir atau tanah dengan dominasi mineral liat kaolinit. Kapasitas fiksasi K oleh mineral liat kaolinit adalah < mika <illit<vermikulit (Cao and Hu 1995) dalam (Wihardjaka, 2002). Berdasarkan hasil analisis dilaboratorium Kandungan kalium dapat ditukar (K-dd) pada tanah bekas tambang batu bara adalah sebesar 0,013 (cmol(+)/kg), termasuk dalam kriteria sangat rendah, karena berada pada kriteria kurang dari 1 me/100g (kriteria USDA).

Page 56: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

56 Material Tanah Bekas Tambang Batubara Dan Pembenahan

Unsur kalium merupakan unsur hara essensial yang diperlukan oleh tanaman, dengan sangat rendahnya kandungan unsur kalium pada tanah bekas tambang batu bara, maka tanah bekas tambang batu bara dapat dikatakan miskin unsur hara dan tingkat kesuburannya rendah, karena kekurangan salah satu unsur essensial. Untuk itu agar tanah bekas tambang batu bara dapat dimanfaatkan kembali, baik untuk kepentingan revegetasi maupun lainnya, maka perlu adanya penambahan unsur kalium.

e. Natrium dapat ditukar (Na-dd)Fungsi unsur hara Natrium bagi tanaman yaitu

berperan dalam pembukaan stomata dan dapat menggantikan peranan unsur kalium (K), Kadar unsur Na-dd tanah bekas tambang batu bara sebesar 0,106 cmol(+)/kg termasuk rendah karena berada pada kisaran 0,1–0,3 me/100 g. Menurut Supriyadi (2009) bahwa Natrium meskipun bukan unsur hara essensial, namun keberadaannya dalam tanah kadang kala dapat menggantikan peran Kalium bagi tanaman tertentu, sehingga unsur ini dikenal sebagai unsur fungsional. Selain itu menurut (Mengel dan Kirby, 1982) dalam Supriyadi (2009) keberadaan Natrium dalam tanah dapat meningkatkan kelarutan Kalium dari mineral ke larutan tanah. Unsur hara Natrium tidak saja berpengaruh pada sifat kimia tanah tetapi juga akan berpengaruh pada sifat fisika tanah, terutama dalam kemantapan struktur. Konsentarasi yang tinggi di dalam tanah selain secara fisiologi dapat menimbulkan gangguan pada metabolisme tanaman juga berpengaruh pada sifat osmosis dan kemantapan agregat tanah.

f. Kalsium dapat ditukar (Ca-dd)Kalsium (Ca) merupakan kation yang sering

dihubungkan dengan keasaman tanah, disebabkan kalsium dapat mengurangi pengaruh keasaman,

Page 57: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

57Kondisi Tanah Bekas Tambang Batu Bara

selain itu kalsium mampu memberikan pengaruh yang menguntungkan terhadap sifat-sifat tanah, pada tanah-tanah daerah basah kalsium bersama-sama dengan ion Hidrogen merupakan kation yang dominan pada kompleks adsorpsi (Hakim dkk, 1986). Kadar Unsur kalsium dapat ditukar tanah bekas tambang batu bara sebesar 0,004 cmol(+)/kg termasuk dalam kriteria rendah, karena berada pada kisaran 0,1–0,3 me/100g. Rendahnya kadar kalisium pada tanah bekas tambang batu bara ini akan menunjukan bahwa pH tanah bekas tambang batu bara sangat rendah, hal ini dapat dilihat dari hasil analisis laboratorium pada Tabel 10, bahwa pH tanah bekas tambang batu bara adalah 2,28 dengan kriteria sangat masam. Dengan kondisi yang demikian akan berpengaruh terhadap tingkat kesuburan tanah bekas tambang batu bara.

g. Magnesium dapat ditukar (Mg-dd)Berdasarkan hasil analisis Laboratorium Tabel

10, bahwa Magnesium dapat ditukar (Mg-dd) tanah bekas tambang batu bara sebesar 0,248 cmol(+)/kg, termasuk dalam kriteria sangat rendah karena berada pada kisaran < 0,4 me/100g. Magnesium (Mg) merupakan salah satu unsur hara yang selalu dihubungkan dengan keasaman tanah, karena ionnya dapat mengurangi efek keasaman tanah, dalam hal ini magnesium berperan dapat menggantikan kedudukan ion hydrogen dari kompleks adsorpsi (Hakim dkk, 1986). Menurut Sudaryono (2011), ketersediaan magnesium dalam tanah akan berpengaruh terhadap nilai kapasitas tukar kation (KTK) dan kejenuhan basa (KB), karena kation magnesium merupakan kation yang berada dalam kompleks jerapan tanah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa rendahnya magnesium dalam tanah bekas tambang batu bara maka akan berpengaruh terhadap KTK dan KB, sehingga tanah bekas tambang batu bara dapat dikatakan rendah tgingkat kesuburan tanahnya.

Page 58: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

58 Material Tanah Bekas Tambang Batubara Dan Pembenahan

h. Kapasitas Tukar Kation Tanah (KTK)Bahan organik memberikan konstribusi yang

nyata terhadap KTK tanah. Sekitar 20–70% kapasitas pertukaran tanah pada umumnya bersumber pada koloid humus, sehingga terdapat korelasi antara bahan organik dengan KTK tanah. Soepardi (1983) dalam Nurhasanah (2012). Menambahkan, bahan organik sangat mempengaruhi besarnya KTK dan menjadi sumber energi bagi jasad mikro. Gao dan Chang (1989) dalam Whalen et al., (2000) dalam Nurhasanah (2012) menyatakan bahwa pemberian pupuk kandang dapat meningkatkan KTK tanah. Kejenuhan basa adalah perbandingan dari jumlah kation basa yang ditukarkan dengan kapasitas tukar kation yang dinyatakan dalam persen.

Kejenuhan basa biasanya dapat digunakan sebagai indikasi kesuburan tanah. Tingginya kejenuhan basa pada lahan sawah dengan system of rice intensification diduga dipengaruhi oleh pH tanah dan KTK tanah yang tinggi dibandingan dengan sistem konvensional (Nurhasanah, 2012). Kapasitas tukar kation tanah bekas tambang batu bara sebesar 12,535 cmol(+)/kg berada pada kisaran 5–16 me/100g dengan kriteria rendah. Kejenuhan basa tanah bekas tambang batu bara adalah sebesar 2,960% berada pada kisaran sangat rendah, karena < 20%. Dengan demikian tanah bekas tambang batu bara, tingkat kesuburan tanahnya sangat rendah.

i. Aluminium Tanah (Al)Aluminium merupakan salah satu unsur hara

penunjang dan dianggap unsur yang tidak penting sebagai nutrisi, namun demikian konsentrasi rendah kadang-kadang dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman atau menimbulkan pengaruh lainnya. Menurut Rosmarkan dan Yuwono (2002) kadar kandungan Al-dd sangat berhubungan dengan pH

Page 59: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

59Kondisi Tanah Bekas Tambang Batu Bara

tanah. Makin tinggi pH tanah, makin rendah Al-dd dan makin rendah pH tanah, maka makin tinggi Al-dd. Tanah pada lokasi penelitian ini memiliki nilai pH yang rendah, dan hal tersebut menjelaskan ketersediaan Al-dd yang tinggi. Kadar Aluminium tanah bekas tambang batu bara adalah sebesar 6,683 cmol/kg, dengan kejenuhan

Menurut Krstic et al (2012) keasaman tanah merupakan salah satu faktor pembatas yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil produksi tanaman di seluruh dunia. Permasalahan yang sangat mendasar adalah keasaman tanah , selain itu adanya adanya senyawa beracun dan elemen-elemen lain seperti; bentuk larut dari Al, Fe dan Mn, nitrit dan berbagai asam organik beracun. Toksitas Aluminium (Al) merupakan permasalahan yang menjadi kendala terhadap produktivitas tanaman pada tanah asam, yang terjadi hingga 40% dari lahan garapan dunia. Al adalah unsur yang paling melimpah ketiga dikerak bumi dan merupakan racun bagi tanaman ketika terlarut ke dalam tanah pada pH asam.

j. Hidrogen Tanah (H)Menurut Soil Nutrient Management for Maui

Country (2007), ion hidrogen merupakan kation asam. Ion hidrogen ini digunakan untuk mengukur tingkat keasaman dan alkalinitas tanah. Semakin besar konsentrasi ion hidrogen dalam larutan air tanah, semakin rendah pH, dengan semakin rendahnya nilai pH, maka semakin tinggi keasaman tanah.Konsentrasi ion hidrogen dalam larutan tanah berbanding lurus dengan dan dalam kesetimbangan dengan ion hidrogen disimpan ditukar kation kompleks tanah itu. Dengan demikian, ion hidrogen disimpan oleh partikel tanah liat mengisi, atau penyangga, ion hidrogen dalam air tanah. Berdasarkan hasil analisis laboratorium bahwa kadar ion Hidrogen pada tanah bekas tambang batu bara adalah 0,92 cmol/kg.

Page 60: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

60 Material Tanah Bekas Tambang Batubara Dan Pembenahan

k. Fosfor Tanah (P)Menurut Rosmarkam dan Yuwono (2002), fosfor

merupakan unsur yang diperlukan dalam jumlah besar dan dikatakan sebagai unsur hara makro. Tanaman menyerap fosfor dalam bentuk ion ortofosfat primer HPO4

- dan ion ortofosfat sekunder (HPO4=), sementara

itu menurut Hanafiah (2009) bahwa proporsi penyerapan kedua ion ini dipengaruhi oleh pH area perakaran tanaman, yakni: pada pH rendah (asam) tanaman lebih banyak menyerap ion orthofosfat primer dan pH tinggi (basa) ion orthofosfst sekunder yang lebih banyak diserap tanaman. Berdasarkan hasil analisis laboratorium kadar fosfat pada tanah bekas tambang batu bara sebesar 1,234 ppm P, dengan Kriteria sangat rendah <10. Dengan kadar fosfat yang demikian tanah bekas tambang batu bara dapat dikatakan miskin akan unsur hara, karena salah satu unsur hara makro berada pada kriteria sangat rendah.

l. Besi Tanah (Fe)Menurut Notohadiprawiro (2006) unsur Fe

merupakan hara mikro yang diperlukan tanaman dalam jumlah kecil, yang berfungsi sebagai sintesis chlorofil, penyusun penting dari enzim dan sebagai akseptar oksigen dalam perubahan Fe2+ menjadi Fe3+ (Sudarmi, 2013), namun kadar Fe terdapat dalam tanah dalam jumlah besar, maka Fe akan menjadi racun bagi tanaman. Keasaman tanah yang tinggi pada lokasi penelitian ini dapat menjelaskan tingginya kandungan Fe pada tanah tersebut meskipun konsentrasinya belum mencapai level bermasalah. Kandungan Fe pada tanah bekas tambang batu bara adalah sebesar 4075,678 (ppm), menurut Knezek (1980) dalam Rosmarkam dan Yuwono (2002), bahwa dalam tanah, kadar Fe berkisar antara 10.000–100.000 ppm dan menurut Buckman dan Brady (1982), bahwa kisaran normal besi (Fe) dalam tanah adalah 5.000–50.000 ppm.

Page 61: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

61Kondisi Tanah Bekas Tambang Batu Bara

m. Sulfida Tanah (SO4)Tanaman pada umumnya menyerap sulfur dalam

bentuk SO4- dari tanah melalui akar, sulfur juga diserap

tanaman melalui udara dalam bentuk SO2. Kebutuhan tanaman terhadap hara sulfur hampir sama dengan kebutuhan P, kadar S dalam tanah sekitar 0,06%, yang terdapat dalam bentuk sulfide, sulfat dan senyawa organik (Rosmarkam dan Yuwono, 2002). Menurut Buckman dan Brady (1982). Bahwa sulfur adalah unsur dari asam amino, metioni dan sisten, sehingga kekurangan sulfur mengakibatkan makhluk hidup menjadi buruk. Berdasarkan hasil analisis laboratorium kadar sulfur pada tanah bekas tambang batu bara adalah 11.351,98 ppm.

n. Pirit Tanah (FeS2) Menurut Sukandarrumidi (2006) dalam Kusmana

(2013), bahwa pirit merupakan salah satu senyawa penyusun mineral batu bara, kecenderungan tanah-tanah pada lahan pasca tambang batu bara menjadi masam, keberadaan senyawa ini (mineral pirit) dapat bereaksi dengan oksigen (atmosfir bebas) dan air hujan akan membentuk larutan asam sulfat yang bersifat asam pekat.

Menurut Widjaja, dkk 1991. bahwa proses pemasaman tanah terjadi, karena adanya senyawa pirit (FeS2) pada lapisan tanahnya, yang jika teroksidasi akibat terjadi kekeringan akan mengakibatkan hancurnya kisi-kisi mineral liat dan menghasilkan ion Al3

+ dan Fe2+ yang beracun bagi tanaman. Di samping

itu juga berakibat tercucinya basa-basa seperti ; Ca, Mg dan K, sehingga tanah menjadi masam dan miskin hara. Berdasarkan hasil analisis laboratorium bahwa kandungan pirit (FeS2) pada tanah bekas tambang batu bara dilokasi penelitian adalah sebesar 1,701%.

Page 62: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

62 Material Tanah Bekas Tambang Batubara Dan Pembenahan

3. Kondisi Awal Sifat Biologi tanah Bekas Tambang Batu baraTanah dengan nilai produktivitas tanah yang tinggi,

tidak hanya terdiri dari komponen-komponen padat, cair dan udara (gas) saja akan tetapi, tanah tersusun dari hasil perpaduan beberapa bagian penyusun kerak/kulit bumi yakni: (1) litosfer; (2) biosfer; (3) hidrosfer; (4) dan atmosfer. Namun demikian tanah bukan terdiri dari benda padat yang pejal tetapi tersusun dari empat bagian penyusun tanah yakni: bahan mineral, bahan organik (sisa tanaman dan hewan), air tanah dan udara tanah. Sehubungan dengan pengamatan mengenai karekteristik sifat biologi tanah maka difokuskan pada bahan organik (5%) sebagai penyusun tanah.

Tanah harus mengandung jasad hidup tanah yang cukup banyak, karena dengan banyaknya jasad hidup dalam tanah sangat berpengaruh pada kesuburan tanah. Jasad hidup sangat berperan penting dalam proses-proses pelapukan bahan organik dalam tanah sehingga unsur hara menjadi lebih tersedia bagi tanaman. Jasad hidup tanah yang disebut juga mikroorganisme atau mikroba tanah atau jasad renik merupakan jasad hidup yang sangat kecil yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang (Sarief, 1984). Menurut Hakim dkk (1986) aktivitas mikroorganisme tanah dicirikan oleh parameter: (1) jumlah populasi dalam tanah; (2) bobot tiap unit isi (biomassa); dan (3) dan aktivitas metabolik. Berdasarkan hasil analisis laboratorium pada Tabel 5.1 tersebut diatas, diketahui bahwa jumlah populasi mikroorganisme pada tanah bekas tambang adalah sebesar 3,27x105, menurut kisaran kriteria penilaian adalah mikroorganisme (bakteri) dalam tanah pada umumnya adalah 108–109 /gam, dengan demikian mikroorganisme (bakteri) pada tanah bekas tambang batu bara rendah.

Kondisi awal tanah bekas tambang batu bara pada lahan pertambangan batu bara di Kecamatan Jorong Kalimantan Selatan, dilihat dari sifat fisika pada Tabel 5.1

Page 63: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

63Kondisi Tanah Bekas Tambang Batu Bara

dan sifat kimia dan biologi pada Tabel 5.2, dapat diketahui bahwa kondisi tanah bekas tambang batu bara kandungan sifat fisika, kimia, dan biologi berkisar antara sangat rendah sampai dengan rendah, hal ini juga didukung oleh kondisi pH tanah yang sangat masam, apalagi berdasarkan kajian teoritis dan penelitian-penelitian terdahulu bahwa tanah bekas tambang batu bara tercemar oleh logam berat dan munculnya Air Asam Tambang (AAT), dengan demikian tanah bekas tambang batu bara dapat dikatakan tanah yang telah mengalami kerusakan, baik secara fisika, kimia, biologi, maupun lingkungan. Untuk itu dalam rangka pemanfaatan tanah bekas tambang batu bara untuk tujuan revegetasi atau tujuan lainnya, maka tanah bekas tambang batu bara perlu dilakukan pembenahan tanah.

Berdasarkan data hasil analisis laboratorium mengenai sifat fisika, kimia, biologi tanah Tabel 6, 7, dan kenyataan di lapangan pada Gambar 5 dan 6 tersebut diatas, maka tanah bekas tambang batu bara tidak bisa digunakan untuk revegetasi atau tujuan lainnya, karena dilihat dari segi fisika tanah, telah mengalami kerusakan, kondisi susunan tanahnya terbalik, yakni lapisan atas yang banyak mengandung bahan organik berada pada lapisan bawah atau hilang sama sekali (adanya pembongkaran tanah), dari segi sifat kimia bahwa tanah bekas tambang batu bara terdapat kandungan logam berat, adanya air asam tambang, kondisi tanah sangat asam (pH) tanah sangat rendah (2,280). Secara keseluruhan sifat kimia tanah berada pada kriteria sangat rendah sampai rendah, hal akan menyebabkan bahwa tanah bekas tambang batu bara sangat miskin unsur hara sehingga kesuburannya tanahnya sangat rendah. Hal ini dibuktikan dengan reklamasi yang dilaksanakan oleh Perusahaan, penanaman yang dilaksanakan mengalami pertumbuhan yang stagnan, bahkan tanaman yang telah berumur 3–4 tahun pada lokasi tertentu ada yang mengalami kematian. Dengan demikian tanah bekas tambang batu bara, agar dapat dimanfaatkan

Page 64: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

64 Material Tanah Bekas Tambang Batubara Dan Pembenahan

untuk tujuan revegetasi dan tujuan lainnya maka tanah bekas tambang batu bara harus dilakukan pembenahan.

Pada penelitian ini pembenahan dilakukan dengan menggunakan bahan organik sebagai bahan pembenah tanah, yakni Pupuk organik cair mikroorganisme lokal, pupuk organik cair N, pupuk organik cair B, dan pupuk organik cair GT. Penggunaan pupuk ini sebagai bahan pembenah tanah dimaksudkan, bahwa tanah bekas tambang batu bara telah tercemar oleh logam berat dan adanya Air Asam Tambang/AAT (Acid Main Drainage), maka apabila dilakukan pembenahan dengan menggunakan pupuk buatan pabrik (anorganik) maka akan terjadi peningkatan pencemaran logam berat, karena menurut Setyorini dkk (2003) bahwa berbagai macam pupuk anorganik dan pupuk yang berasal dari batuan fosfat, mengandung logam berat, seperti ; asam, garam dan bahan tosik lainnya (timbale, cadmium dan mercuri), sehingga dengan adanya pemberian pupuk kimia (anorganik) pada tanah bekas tambang batu bara justru akan meningkatkan kandungan logam berat. Menurut Rosmarkam dan Yuwono (2002) dan Solomon (2011) mengatakan bahwa pemberian pupuk anorganik pada tanah bekas tambang batu bara akan menambah tingkat polusi tanah dan dapat mencemari air tanah. Selain itu dengan pemberian pupuk organik cair mikroorganisme lokal dapat menyediakan mikroorganisme pada tanah bekas tambang batu bara.

B. PEMBENAHAN MATERIAL TANAH BEKAS TAMBANG BATU BARA DENGAN PUPUK ORGANIK CAIR

Pembenahan tanah merupakan suatu usaha untuk perbaikan lahan-lahan atau tanah-tanah yang mengalami kerusakan, baik secara fisika, kimia, dan biologi. Kondis tanah yang mengalami kerusakan dapat dikatakan bahwa tanah tersebut telah terdegadasi yakni mengalami penurunan fungsi tanah dan kualitas tanah.

Page 65: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

65Kondisi Tanah Bekas Tambang Batu Bara

Eksploitas penambangan batu bara yang tidak terkendali dan tanpa manajemen yang baik akan menimbulkan dampak yang serius terhadap kehidupan umat manusia di muka bumi ini. Dampak yang sangat terasa saat ini sebagai akibat penambangan batu bara adalah adanya pemanasan global, perubahan iklim, meningkatnya permukaan air laut, adanya banjir, pencemaran perairan, perubahan bentangan alam, kehilangan atau kepunahan ekosistem dan berkurangnya jumlah populasi vegetasi, dan kerusakan tanah pada wilayah pertambangan.

Di Indonesia pada umumnya, penambangan batu bara dengan sistem terbuka (open pit mining), penambangan yang seperti ini sangat besar pengaruhnya terhadap lingkungan, terutama lingkungan lokasi penambangan. Teknik penambangan secara terbuka, segala aktivitasnya diatas permukaan tanah, sehingga aktivitas tersebut akan meninggalkan kerusakan tanah. Kerusakan tanah bekas tambang batu bara ini apabila dibiarkan begitu saja, tanpa adanya upaya perbaikan atau pembenahan maka tanah tersebut akan menjadi lahan yang tidak produktif. 1. Kondisi sifat Fisika Tanah Bekas Tambang Batu bara

Setelah dilakukan PembenahanKondisi fisika tanah bekas tambang batu bara setelah

dilakukan pembenahan, berdasarkan hasil analisis laboratorium sifat fisika (Lampiran 8), menunjukan bahwa: a. Particle Density Tanah (PD)

Particle density tanah bekas tambang batu bara awalnya sebelum dilakukan pembenahan sebesar 2,26 g/cm3, maka setelah dilakukan pembenahan dengan POC Mol, mengalami perubahan yakni naik menjadi 2,34 g/cm3, hal ini menunjukan bahwa tanah bekas tambang batu bara dapat dilakukan pembenahan dengan menggunakan bahan pembenah tanah pupuk organik cair. Namun demikian secara keseluruhan pemberian pupuk organik cair mampu menaikkan

Page 66: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

66 Material Tanah Bekas Tambang Batubara Dan Pembenahan

nilai partikel density, hal ini disebabkan oleh rendahnya kandungan bahan organik. Menurut Hardjowigeno (1992) bahwa partikel density dipengaruhi oleh kandungan bahan organik, makin tinggi kandungan bahan organik, maka partikel density semakin rendah.

b. Bulk Density Tanah (BD) Bulk density awal tanah bekas tambang batu bara

adalah sebesar 1.36 g/cm3, dan setelah dilakukan pembenahan dengan menggunakan pupuk organik cair mikroorganisme lokal (POC Mol) terjadi penurunan bulk density, hal ini menunjukan bahwa penggunaan pupuk organik cair mikroorganisme lokal baik untuk pembenahan tanah bekas tambang batu bara terutama pembenahan untuk bulk density, karena menurut Hardjowigeno (2003) bahwa semakin padat suatu tanah makin tinggi bulk density, yang berarti makin sulit meneruskan air atau ditembus akar tanaman. Tanah yang lebih padat memilki bulk density yang lebih besar dari tanah yang sama tetapi kurang padat. Pada umumnya tanah lapisan atas pada tanah mineral mempunyai bulk density yang lebih rendah dibandingkan dengan tanah dibawahnya. Nilai bulk density tanah mineral berkisar 1,0–1,6 g/cm3, sedangkan tanah organik umumnya memiliki bulk density antara 0,1–0,9 g/cm3.

c. Permeabilitas TanahRata-rata nilai permeabilitas tanah bekas

tambang batu bara setelah dilakukan pembenahan dengan menggunakan pupuk organik cair, maka nilai rata-rata permeabilitas berkisar antara 1,66–2,34 cm/jam, dengan kriteria agak lambat sampai sedang, nilai yang demikian menunjukkan bahwa tanah bekas tambang batu bara mengalami perubahan permeabilitas dari tanah awal (sebelum pembenahan) dengan nilai sebesar 0,20 cm/jam (lambat), hal ini menggambarkan bahwa dengan penggunaan pupuk

Page 67: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

67Kondisi Tanah Bekas Tambang Batu Bara

organik cair dapat dijadikan sebagai alternatif untuk pembenahan permeabilitas tanah bekas tambang batu bara, sehingga tanah bekas tambang batu bara dapat dimanfaatkan sebagai media tumbuh tanaman.

d. Porositas TanahNilai rata-rata porositas tanah bekas tambang

batu bara setelah dilakukan pembenahan dengan menggunakan bahan pembenah tanah pupuk organik cair POC Mol, sebesar 44,10%, Porositas tanah menunjukan kemampuan tanah dalam menyerap air yang erat hubungannya dengan tingkat kepadatan tanah. Semakin padat tanah berarti semakin sulit untuk menyerap air, maka porositas tanah semakin kecil. Sebaliknya semakin mudah tanah menyerap air maka tanah tersebut memiliki porositas yang besar.

Tanah yang porositasnya baik adalah tanah yang porositasnya besar karena perakaran tanaman mudah untuk menembus tanah dalam mencari bahan organik. Selain itu tanah tersebut mampu menahan air hujan sehingga tanaman tidak selalu kekurangan air. Tetapi jika porositasnya terlalu tinggi, juga tidak baik, karena air yang diterima tanah langsung turun ke lapisan berikutnya. Tanah seperti ini kalau musim kemarau cepat membentuk pecahan yang berupa celah besar di tanah. Menurut Hillel (1997) prositas rendah akan bepengaruh terhadap pemadatan tanah, terutama porositas isi udara, sehingga akan menghambat aerasi, serta apabila tanah sangat rapat dan pori-pori tanah sedemikian kecil akan menghambat penetrasi akar dan drainase.

e. Struktur TanahStruktur tanah bekas tambang batu bara tidak

mengalami perubahan atau perkembangan dari struktur tanah awal, yakni masih berstruktur pejal. Menurut Sarief (1984) bahwa struktur pejal adalah

Page 68: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

68 Material Tanah Bekas Tambang Batubara Dan Pembenahan

struktur butir tunggal dengan kohesinya besar sekali sehingga menjadi pejal, dengan ruang pori yang bersambung pada umumnya struktur pejal ini terdapat pada lapisan bawah, proses pembentukan struktur tanah tergantung pada gaya-gaya yang menyatukan agregat mikro dan agregat makro. Untuk melakukan pembenahan struktur tanah pada tanah bekas tambang batu bara memerlukan waktu yang lama, karena menurut Hanafiah (2003), struktur tanah dapat mulai berkembang dari butiran tunggal atau dari bentuk masif, apabila dari butir tunggal maka perkembangannya dimulai dari pengikatan partikel-partikel tanah membentuk cluster. Tanah bekas tambang batu bara kondisi struktur tanahnya masih berupa butir tunggal sehingga masih dalam proses pembentukan.

Perkembangan struktur tanah sangat tergantung pada bahan pembentuk struktur itu sendiri, seperti bahan padat tanah yang terdiri dari atas koloidal mineral dan organik yang mempunyai sifat koagulasi dan peptisasi, CaCo3, organisme tanah dan perakaran tanaman tingkat tinggi. Dengan demikian tanah bekas tambang batu bara perlu waktu yang lama untuk mengalami perkembangan dan untuk mempercepat proses perkembangan tersebut dapat dibantu dengan pemberian bahan organik, melakukan penyiraman dan pengolahan yang terus menerus.

f. Tekstur TanahTekstur awal tanah bekas tambang batu bara

sebelum dilakukan pembenahan komposisi fraksi pasir sebesar 19,35 %, fraksi Debu sebesar 28,50% dan fraksi Liat sebesar 52,16% komposisi yang demikian termasuk dalam kelas tekstur liat, karena menurut (Hanafiah, 2009) kelas tekstur tanah liat apabila proporsi fraksi tanah pasir <45%, debu <40% dan liat >40%. Setelah dilakukan pembenahan dengan

Page 69: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

69Kondisi Tanah Bekas Tambang Batu Bara

bahan pembenah tanah pupuk organik cair, maka tekstur tanah bekas tambang batu bara mengalami perkembangan, yakni dengan menggunakan POC Mol, tekstur tanah bekas tambang batu bara kelas tekstur tanahnya menjadi liat berdebu dengan komposisi rata-rata fraksi pasir sebesar 15,23%, fraksi debu sebesar 37,46% dan fraksi liat sebesar 47,32%.

Menurut Buckman and Brady (1982), bahan organik dapat mempengaruhi sifat fisika, kimia maupun biologi tanah. Bahan organik juga bertanggung jawab pada kemantapan agregat dan dapat menyediakan senyawa energi serta senyawa pembentuk tubuh jasad mikro. Menurut Rosmarkam dan Yuwono (2002), bahwa bahan organik dapat meperbaiki struktur tanah, dapat meningkatkan daya menahan air dan membuat permeabilitas menjadi lebih baik serta menurunkan permeabilitas pada tanah bertekstur kasar (pasir) dan meningkatkan permeabilitas pada tanah bertekstur sangat lembut (lempung). Jelasnya nilai sifat fisika tanah dapat dilihat Tabel 6 berikut ini.

Tabel 5.3 Nilai Fisika Tanah setelah dilakukan Pemberian Pupuk Organik Cair Mikroorganisme Lokal (POC Mol)

No Sifat Fisik Nilai Kisaran1 Partikel Density (g/cm3) 2.34 2.6– 2.72 Bulk Density (g/cm3) 1.31 1.0–1.63 Permeabilitas Tanah (cm/jam) 2.34 2.0–6.354 Porositas (%) 44.095 30–60 5 Struktur Tanah Pejal

6Tekstur Tanah setelah Pemberian POC MOL

Pasir (%) 15.23 Debu (%) 37.46

Page 70: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

70 Material Tanah Bekas Tambang Batubara Dan Pembenahan

Liat (%) 47.32 Tekstur Tanah Awal Pasir (%) 19.34 Debu (%) 28.49 Liat (%) 52.19

Sumber : Pengolahan Data Primer 2015

2. Kondisi Sifat Kimia dan Biologi Tanah Bekas Tambang Batu bara Setelah dilakukan Pembenahan Menggunakan Pupuk Organik Cair (POC)

Kondisi awal sifat kimia tanah bekas tambang batu bara pada Tabel 7, dapat diketahui bahwa komposisinya berkisar antara sangat rendah sampai rendah, hal ini menyebabkan kesuburan tanah bekas tambang batu bara sangat rendah sekali, sehingga tidak dapat dijadikan sebagai media tumbuh tanaman. Namun setelah dilakukan pembenahan dengan menggunakan pupuk organik cair mikroorganisme lokal, maka tanah bekas tambang batu bara mengalami perubahan sifat kimia, dapat dilihat pada Tabel 7 berikut ini.

Tabel 5.4 Nilai KimiaTanah setelah dilakukan Pemberian Pupuk Organik Cair Mikroorganisme Lokal (POC Mol)

No Sifat Tanah Hasil Analisis

Kriteria menurut (SPPT)

Kimia Tanah1 pH H2O 4,06 Sangat masam (< 4.5) 2 C-org (%) 0,765 Sangat rendah (< 1)3 N (%) 0,087 Sangat rendah (< 0,10)4 K-dd (cmol(+)/kg) 0,361 0,3 – 0,5 (sedang)5 Na-dd (cmol(+)/kg) 0,5293 0,4 – 0,7 (sedang)6 Ca-dd (cmol(+)/kg) 2,693 2 – 5 (Rendah)

Page 71: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

71Kondisi Tanah Bekas Tambang Batu Bara

7 Mg-dd (cmol(+)/kg) 4,30275 2,1 – 2,8 (Tinggi)8 KTK (cmol(+)/kg) 29,255 25 – 40 (Tinggi)9 Al-dd (cmol(+)/kg) 1,13725 < 10 (Sangat Rendah)10 H (cmol(+)/kg) 0,8765 -11 P Bray1 (ppm P) 1,92 Sangat rendah (<10)12 Fe (ppm) 37,17125 Rendah 13 SO4 (ppm) 233,921 -14 FeS2 (%) 0,16 -

Biologi Tanah1 Jumlah Mikroorganisme 110.075

CFU/g108 - 109

Sumber: Pengolahan Data Primer 2015.

Keterangan: *) Kriteria Staf Pusat Penelitian Tanah 1983.

a. Reaksi Tanah (pH) Hasil analisis laboratorium reaksi tanah (pH)

tanah bekas tambang batu bara sebelum dilakukan pembenahan adalah 2,280, pH yang demikian masuk dalam kriteria sangat masam (<4,5). Secara keseluruhan pH tanah bekas tambang batu bara setelah dilakukan pembenahan dengan menggunakan pupuk organik cair mikroorganisme lokal, masih dalam kriteria sangat masam, namun demikian apabila dilihat dari pH awal tanah bekas tambang batu bara maka penggunaan pupuk organik cair sebagai pembenah tanah mampu menaikan pH tanah dengan menggunakan pupuk organik cair (POC) pupuk organik cair mikroorganisme lokalmenjadi 4,06.

Secara keseluruhan pupuk organik cair yang digunakan sebagai bahan pembenah tanah hanya pupuk organik cair pupuk organik cair mikroorganisme lokalyang menunjukan perubahan pH secara signifikan. Hal ini disebabkan oleh kemampuan pupuk organik cair mikroorganisme lokal untuk mengatasi

Page 72: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

72 Material Tanah Bekas Tambang Batubara Dan Pembenahan

adanya logam berat dan kandungan pirit (FeS2) yang terdapat pada tanah bekas tambang batu bara, hal ini dapat dilihat dari hasil analisis laboratorium kandungan pirit pada tanah bekas tambang batu bara setelah dilakukan pembenahan menggunakan pupuk organik cair mikroorganisme lokal hanya mengandung 0,16 % dibandingkan dengan POC lainnya. Menurut Sudaryono (2011) pirit merupakan salah satu penyebab keasaman tanah bekas tambang batu bara, dan menurut Fatoni (2014) keasaman tanah pada tanah bekas tambang batu bara sebagai akibat adanya mineral pirit (FeS2) yang dapat teroksidasi menghasilkan ion H+ dan SO42-.

Menurut Galajda (1999) bahwa keasaman tanah disebabkan oleh adanya oksidasi senyawa-senyawa sulfide besi seperti pirit (FeS2) oleh air dan oksigen menjadi besi sulfat terhidarat larut, kemudian mengalami hidrolisis menghasilkan asam sulfat (H2SO4) dan senyawa ferro. Proses oksidasi senyawa pirit menghasilkan asam sulfat yang berakibat terjadi proses pemasaman tanah yang hebat (Priatmadi, 1999; Priatmadi dan Purnomo, 2000, Priatmadi dan Mahbub, 2003; Toyyibah, 2006) dalam Priatmadi dan Haris (2008).

Kemampuan pupuk organik cair mikroorganisme lokaldalam menaikkan pH tanah bekas tambang batu bara disebabkan oleh kemampuan pupuk organik cair mikroorganisme lokaldalam memperbaiki sifat fisika, kimia dan biologi tanah, serta diduga mampu mengikat dan menetralisir Aluminium (Al) dan Besi (Fe) dalam tanah sehingga dapat menurunkan potensial keasaman tanah. Hal ini dapat dilihat hasil analisis laboratorium kondisi awal aluminium dan besi pada tanah bekas tambang batu bara (Tabel 7) kadar aluminium sebesar 6,883 cmol/Kg dengan kejenuhan Al sebesar 53,315 (tinggi), dan kadar Fe sebesar 4075,678 ppm. Setelah

Page 73: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

73Kondisi Tanah Bekas Tambang Batu Bara

dilakukan pembenahan dengan pupuk organik cair mikroorganisme lokal mengalami penurunan, untuk aluminium (Al) menjadi 1,13725 dan Besi (Fe) 37,17125 ppm.

b. C-Organik Tanah C-organik merupakan salah satu unsur utama

dalam bahan organik, yang dapat mengukur kandungan bahan organik dalam tanah. Berdasarkan hasil analisis laboratorium bahwa Kandungan C-organik tanah bekas tambang batu bara sebelum dilakukan pembenahan adalah sebesar 0,342%. Nilai C-organik yang demikian menurut kriteria dari Staf Pusat Penelitian Tanah, (1983) bahwa termasuk dalam kriteria sangat rendah (<1), namun kadar C-organik pada tanah bekas tambang batu bara setelah dilakukan pembenahan dengan menggunakan bahan pembenah tanah pupuk organik cair adalah sebesar 0,765% untuk POC Mol, 1,589%. Secara keseluruhan dengan pemberian pupuk organik cair mampu meningkatkan kandungan C-organik tanah bekas tambang batu bara, namun kenaikan C-organik dengan pemberian pupuk organik cair cukup bervariasi, dari sangat rendah sampai rendah karena tergantung pada komposisi pupuk organik cair itu sendiri dan kondisi tanah bekas tambang batu bara telah mengalami perubahan yang susunannya sudah terbalik dari kondisi awal, hal ini akan berpengaruh pada pH tanah, dimana pH tanah bekas tambang batu bara sangat masam dan menyebabkan akitivitas mikroorganisme terhambat, sehingga tidak bisa mendekomposisi bahan organik.

c. Nitrogen Tanah (N)Kandungan nitrogen (N) tanah bekas tambang batu

bara sebelum dilakukan pembenahan (awal) adalah sebesar 0,048%, kandungan Nitrogen yang demikian berada pada kriteria sangat rendah (<1). Kandungan Nitrogen setelah dilakukan pembenahan maka

Page 74: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

74 Material Tanah Bekas Tambang Batubara Dan Pembenahan

kandungan Nitrogen mengalami kenaikan menjad menggunakan pupuk organik cair mikroorganisme lokal naik menjadi 0,087%. Namun secara keseluruhan kenaikan ini masih berada dalam kriteria sangat rendah sampai rendah, hal ini disebabkan oleh kondisi tanah bekas tambang batu bara telah kehilangan lapisan bahan organik, sebagaimana diketahui bahwa bahan organik merupakan sumber nitrogen. Pemberian bahan organik dalam bentuk pupuk organik cair mampu menaikan kandungan nitrogen pada tanah bekas tambang batu bara, namun masih pada level sangat rendah sampai sedang, karena kondisi tanah bekas tambang batu bara telah terkontaminasi logam berat dan adanya kandungan mineral pirit (FeS2) yang mudah teroksidasi oleh air dan oksigen akan menghasilkan ion H+ dan SO4, dengan kondisi pH yang rendah maka aktivitas mikroorganisme terhambat sehingga tidak bisa mendekomposisi bahan organik.

d. Kalium dapat ditukar (K-dd)Kandungan rata-rata Kalium dapat ditukar (K-dd)

pada analisis awal tanah bekas tambang batu bara sebesar 0,013 cmol/Kg, dengan kriteria sangat rendah, karena termasuk dalam kriteria <0,01 cmol/Kg, namun setelah dilakukan pembenahan dengan pupuk organik cair mikroorganisme lokal, maka kandungan K-dd pada tanah bekas tambang batu bara mengalami peningkatan menjadi 0,361 cmol/Kg menggunakan POC mol.

Menurut Lawani (1995) dalam Supriyadi (2009), unsur hara kalium merupakan salah satu unsur makro primer bagi setiap tanaman unsur ini berada bebas dalam plasma sel dan titik tumbuh tanaman. Peran unsur kalium adalah dapat memacu pertumbuhan tanaman pada permulaan, menambah daya tahan tanaman terhadap serangan hama, penyakit dan kekeringan. Menurut Poerwowidodo (1992) dalam

Page 75: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

75Kondisi Tanah Bekas Tambang Batu Bara

Supriyadi (2009) bahwa unsur kalium berperan dalam meningkatkan toleransi terhadap kekerigan karena mampu mengontrol stomata daun, sehingga transfirasi dapat dikendalikan, dan apabila kandungan unsur kalium dala tanah rendah rendah, maka dapat menyebabkan daun tanaman keriting, selanjutnya daun mengerut timbul bercak merah coklat dan pada akhirnya mengering dan mengalami kematian, dengan demikian adanya penggunaan pupuk organik cair pupuk organik cair mikroorganisme lokal dapat membantu ketersediaan unsur kalium dalam tanah, karena pupuk organik cair pupuk organik cair mikroorganisme lokal mampu memperbaiki sifat fisika tanah, karena Menurut Mengel dan Kirby (1982) dalam Supriyadi (2009) bahwa tanah kaya liat akan mempunyai kandungan Kalium yang lebih tinggi.

e. Natrium dapat ditukar (Na-dd)Menurut Rosmarkan dan Yuwono (2002) Natrium

dapat diserap dalam bentuk ion Na. Natrium bukan merupakan unsur hara tanaman yang penting. Walaupun dalam tanaman tidak mengandung Na, tanaman tidak menunjukkan adanya gangguan metabolisme. Tanaman selalu mengandung unsur Na dalam konsentrasi yang berbeda-beda. Natrium sering berpengaruh terhadap kualitas produksi, baik yang bersifat positif maupun negatif.

Kandungan Natrium dapat ditukar (Na-dd) pada tanah bekas tambang batu bara sebelum dilakukan pembenahan adalah sebesar 0,106 cmol/Kg, termasuk dalam kriteria rendah karena berada pada kisaran 0,4–0,7 cmol/kg. Setelah dilakukan pembenahan maka kandungan Na-dd pada tanah bekas tambang batu bara mengalami perubahan, yakni dengan menggunakan pupuk organik cair mikroorganisme lokalnaik menjadi 0,5293. secara keseluruhan pemberian pupuk organik cair mampu merubah

Page 76: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

76 Material Tanah Bekas Tambang Batubara Dan Pembenahan

kandungan Na-dd pada tanah bekas tambang batu bara dengan Kriteria sangat rendah sampai sedang. Menurut Supriyadi (2009) kondisi konsentrasi natrium rendah secara umum menguntungkan karena konsentarasi natrium tinggi dapat mengganggu pertumbuha tanaman yakni; menaikan nilai osmosis sehingga dapat menimbulkan efek plasmolisis dari segi fisikokimia tanah, keberadaan natrium dalam konsentrasi tinggi dapat merusak struktur tanah sehingga tanah menjadi padat.

f. Kalsium dapat ditukar (Ca-dd)Kandungan kalsium dapat ditukar (Ca-dd) pada

tanah bekas tambang batu bara, sebelum dilakukan pembenahan dengan menggunakan pupuk organik cair (POC) adalah sebesar 0,004 cmol/Kg. Berdasarkan kriteria dari staf pusat penelitian tanah 1983, bahwa nilai Ca-dd yang demikian termasuk dalam kriteria sangat rendah karena <2 cmol/Kg. Namun setelah dilakukan pembenahan dengan menggunakan bahan organik dalam bentuk pupuk organik cair maka kandungan rata-rata Ca-dd pada tanah bekas tambang batu bara secara keseluruhan terjadi peningkatan. Peningkatan yang signifikan pada saat penggunaan pupuk organik cair mikroorganisme lokal apabila dibandingkan dengan POC lainnya yang digunakan dalam penelitian ini, yakni sebesar 2,693 cmol/Kg. Peningkatan ini terjadi sebagai akibat adanya kandungan kalsium dalam bahan organik dan tidak adanya logam berat serta rendahnya kandungan mineral pirit pada POC Mol.

g. Magnesium dapat ditukar (Mg-dd)Kandungan magnesium dapat ditukar (Mg-

dd) pada tanah bekas tambang batu bara sebelum dilakukan pembenahan 0,248 cmol/Kg. nilai yang demikian termasuk kriteria sangat rendah berdasarkan kriteria dari staf pusat penelitian tanah 1983, karena

Page 77: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

77Kondisi Tanah Bekas Tambang Batu Bara

kurang dari 0,4 (<0,4) cmol/Kg. setelah dilakukan pembenahan dengan menggunakan pupuk organik cair mikroorganisme lokal, maka secara keseluruhan kandungan Mg-dd pada tanah bekas tambang batu bara mengalami kenaikan. Menggunakan pupuk organik cair mikroorganisme lokalnaik menjadi 4,30275 cmol/Kg, kondisi ini berada pada kriteria tinggi karena berada pada kisaran 2,1–8,0 cmol/Kg.

h. Kapsitas Tukar Kation (KTK)Kapasitas Tukar Kation (KTK) tanah bekas

tambang batu bara sebelum dilakukan pembenahan adalah sebesar 12,535 cmol/Kg, termasuk dalam kriteria rendah, namun setelah dilakukan pembenahan dengan menggunakan pupuk organik cair, maka tanah bekas tambang batu bara mengalami perubahan yakni menggunakan pupuk organik cair mikroorganisme lokal naik menjadi 29,255 cmol/Kg, secara keseluruhan pupuk organiki cair mampu untuk meningkatkan kapasitas tukar kation dengan kriteria tinggi sampai sangat tinggi.

Kapasitas tukar kation (KTK) dipengaruhi oleh reaksi tanah atau pH, tekstur tanah atau jumlah liat, jenis mineral liat, bahan organik dan pengapuran dan pemupukan. Pertukaran kation berubah dengan berubahnya pH, pada pH yang rendah pertukaran kation relatif rendah, hal ini disebabkan oleh banyaknya tempat pertukaran kation koloid organik dan beberapa fraksi liat. Kapasitas tukar kation berbanding lurus dengan jumlah butir liat dimana semakin tinggi jumlah liat suatu tanah yang sama maka KTK juga bertambah besar. Bahan organik mempunyai daya jerap kation yang lebih besar dari pada koloid liat, berarti semakin tinggi kandu gan bahan organik maka makin tinggi pula KTKnya (Hakim dkk, 1986) dan Dirjen Dikti (1991). Dengan demikian pemberian Pupuk organik cair pada tanah bekas tambang batu bara dapat meningkatkan

Page 78: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

78 Material Tanah Bekas Tambang Batubara Dan Pembenahan

kapasitas tukar kation. Sehingga tanah bekas tambang batu bara respon terhadap pupuk organik karena KTK-nya berkisar antara tinggi sampai sangat tinggi. Sebaliknya apabila KTK-nya rendah maka akan mudah tercuci bila diberikan dalan jumlah berlebih.

i. Aluminium dapat ditukar (Al-dd)Kandungan aluminium dapat ditukar (Al-dd) pada

tanah bekas tambang batu bara sebelum dilakukan pembenahan berada pada kriteria sangat rendah dengan nilai rata-rata sebesar 6,683 cmol/Kg. setelah dilakukan pembenahan dengan menggunakan pupuk organik cair mikroorganisme lokal, maka kandungan Aluminium dapat ditukar mengalami perubahan. Secara keseluruhan penggunaan pupuk organik cair mampu mempengaruhi keberadaan Aluminium dapat ditukar pada tanah bekas tambang batu bara. Menggunakan pupuk organik cair mikroorganisme lokal Al-dd mengalami penurunan menjadi 1,13725 cmol/Kg (sangat rendah).

Menurut Buckman dan Brady (1982) bahwa kation teradsorpsi sebagian besar disebabkan keasaman tanah, yaitu hydrogen dan aluminium. Pada tanah sangat masam banyak aluminium menjadi larut dan terdapat bentuk kation aluminium hidroxida atau kation aluminium. Aluminium yang diadsorpsi dalam keadaan keseimbangan dengan ion Al dalam larutan tanah menyebabkan keasaman tanah, karena cendrung mengalami hidrolisa. Dengan demikian makin banyak aluminium yang larut dalam tanah maka makin asam tanah tersebut bahkan menjadi racun bagi tanaman. Dengan demikian penggunaan pupuk organik cair pupuk organik cair mikroorganisme lokal sangat baik untuk digunakan sebagai pembenah tanah.

Page 79: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

79Kondisi Tanah Bekas Tambang Batu Bara

j. Hidrogen (H) Kandungan Hidrogen (H) pada tanah bekas

tambang batu bara sebelum dilakukan pembenahan adalah sebesar 10,470 cmol/Kg, namun setelah dilakukan pembenahan maka kandungan Hidrogen pada tanah bekas tambang batu bara mengalami perubahan. Menggunakan pupuk organik cair mikroorganisme lokal mengalami penurunan kandungan hidrogen menjadi 0,8765 cmol/Kg. Dengan demikian dapat diketahui bahwa penggunaan pupuk organik cair dapat menurunkan dan menaikan kandungan hidrogen pada tanah bekas tambang batu bara. Kandungan hidrogen dalam tanah erat kaitannya dengan reaksi tanah (pH), makin banyak hidrogen (H+) dalam tanah maka tanah tersebut sangat masam, karena menurut Buckman dan Brady (1982) bahwa penyebab keasaman tanah salah satunya adalah hidrogen (H).

k. Fosfor (P) Kandungan fosfor pada tanah bekas tambang batu

bara sebelum dilakukan pembenahan dengan pupuk organik cair adalah sebesar 1,243 ppm, termasuk dalam kriteria sangat rendah (<10 ppm), dan setelah dilakukan pembenahan dengan menggunakan pupuk organik cair mikroorganisme local naik menjadi 1,92 ppm, secara keseluruhan kandungan fosfor pada tanah bekas tambang batu bara dilakukan pembenahan masih berada pada level sangat rendah (< 10 ppm). Pada umumnya ketersediaan unsur hara fosfor sangat ditentukan oleh pH tanah, makin tinggi tingkat keasaman tanah maka makin kecil unsur fosfor yang tersedia, karena diikat oleh Al dan Fe.

l. Besi (Fe) Kandungan besi (Fe) pada tanah bekas tambang

batu bara sebelum dilakukan pembenahan 4075,678

Page 80: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

80 Material Tanah Bekas Tambang Batubara Dan Pembenahan

ppm masuk dalam kriteria rendah, setelah dilakukan pembenahan dengan menggunakan pupuk organik cair mikroorganisme lokal, maka kadungan besi (Fe) pada tanah bekas tambang batu bara mengalami penurun yang cukup signifikan, yakni sebesar 7,17125 ppm. Besi (Fe) merupakan salah satu unsur hara mikro dan juga merupakan logam berat (Manik, 2009), sehingga dengan adanya kandungan logam berat yang terlalu besar maka akan meningkatkan pencemaran tanah, yang pada akhir justru unsur hara Fe tersebut menjadi racun bagi tanaman. Unsur hara Fe ini dapat ditekan dengan pemberian pupuk organik cair, terutama dengan pemberian POC pupuk organik cair mikroorganisme lokal dapat menurunkan unsur Fe yang begitu besar, hal ini disebabkan oleh POC pupuk organik cair mikroorganisme lokal dapat menurunkan keasaman tanah bekas tambang batu bara, karena menurut Manik (2009) reaksi tanah yang alkalis dapat menurunkan kelarutan logam berat. Dengan demikian tanah bekas tambang batu bara dapat dimanfaatkan kembali.

m. Sulfat (SO4)Kandungan sulfat (SO4) pada tanah bekas

tambang batu bara sebelum dilakukan pembenahan adalah sebesar 11351,979 ppm, namun setelah dilakukan pembenahan dengan menggunakan pupuk organik cair mikroorganisme lokal, maka tanah bekas tambang batu bara mengalami perubahan, turun menjadi 233,921 ppm. Menurut Manik (2009) bahwa sumber sulfur dalam tanah adalah mineral-mineral primer seperti pirit (FeS2) dan gibsum (CaSO4) serta dari atmosfir (SO2). Unsur S digunakan tanaman dalam bentuk ion SO4

2- dan melalui daun (dari udara) dalam bentuk gas SO2, dengan adanya pirit sebagai sumber sulfur maka pada suasana kering, pirit dapat teroksidasi menjadi asam sulfat (H2SO4), asam

Page 81: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

81Kondisi Tanah Bekas Tambang Batu Bara

sulfat akan menyebabkan tanah menjadi asam dan merupakan racun bagi tanaman.

n. Pirit (FeS2)Kandungan pirit (FeS2) pada tanah bekas tambang

batu bara sebelum dilakukan pembenahan sebesar 1,701%, dan setelah dilakukan pembenahan dengan menggunakan pupuk organik cair mikroorganisme lokal menunjukan hasil yang cukup baik karena terjadi perubahan kandungan rata-rata pirit (FeS2), menggunakan pupuk organik cair mikroorganisme lokalturun menjadi 0,16%. Pirit (FeS2) merupakan senyawa yang terbentuk dari proses reduksi ion-ion sulfat menjadi sulfida oleh bakteri pereduksi sulfat dalam lingkungan anerobik. Pembentukan Pirit (FeS2) berlangsung melalui pengembangan senyawa FeS dengan penjenuhan S elementer, atau pengendapan langsung Fe2+ terlarut setelah bereaksi dengan ion- ion polisulfida. Unsur- unsur penting pembentukan pirit adalah : besi, sulfat, bahan organik (dalam formula CH2O), bakteri pereduksi sulfat, dan kondisi reduksi yang diselingi oleh aerasi terbatas. Unsur- unsur dalam kondisi demikian secara optimum terdapat pada lahan rawa pasang surut dengan vegetasi mangove, yang telah berkembang sejak dulu (Dent, 1986), Langenhoff (1987) dalam Sustiyah, dkk (2012).

Berdasar hasil analisis laboratorium bahwa tanah bekas tambang batu bara jumlah mikroorganisme adalah 3,27x105 (327.000) CFU/g bahan. Jumlah mikroorganisme yang demikian termasuk rendah, karena berada dibawah kriteria dari menurut United State Departement of Agicultur (USDA) sebesar 108 sampai 109 CFU/g bahan, namun setelah dilakukan pembenahan dengan bahan pembenah tanah pupuk organik cair, maka jumlah mikroorganisme pada tanah bekas tambang batu bara dengan menggunakan pupuk organik cair mikroorganisme lokalturun menjadi 110.075 CFU/g bahan.

Page 82: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

82 Material Tanah Bekas Tambang Batubara Dan Pembenahan

C. APLIKASI POC MOL Saat ini aplikasi POC mol terus dilakukan pada salah

satu tambang yang ada di Kalimantan selatan, yakni dengan melakukan penanaman tanaman sengon, galam, kayu putih, cemara, lontar dan cover crop (LCC). Kondisi awal tanah bekas tambang batu bara dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 5.1 Kondisi Awal Tanah Bekas Tambang Batu bara Sebelum Penanaman Lokasi 1.

Gambar 5.2 Kondisi Awal Tanah Bekas Tambang Batu bara Sebelum PenanamanLokasi 1

Page 83: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

83Kondisi Tanah Bekas Tambang Batu Bara

Gambar 5.3 Kondisi Awal Tanah Bekas Tambang Batu bara Sebelum PenanamanLokasi 1

Kondisi tanah bekas tambang merupakan dilihat dari segi fisik, kimia, dan biologi telah mengalami kerusakan atau dapat dikatakan tanah bekas tambang batu bara telah kehilangan kesuburan yang diperparah dengan medan yang sangat berat mudah longsor, mudah mengalami erosi, sehingga untuk dimanfaatkan, baik penanaman kembali atau keperluan lainnya perlu adanya perlakuan khusus yakni pembenahan material tanah bekas tambang batu bara pada kedua lokasi tersebut.

Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan, diketahui bahwa kondisi fisik tanah telah mengalami pemadatan dengan tingkat keasaman yang sangat tinggi yakni pH berkisar antara 3–3,5. Secara fisik, tanah bekas tambang batu bara telah terjadi pemadatan hal ini dilihat dari hasil analisis bulk density sebesar 1,8 g/cm3. . Dengan kondisi tanah yang sangat padat demikian secara otomatis tanah akan mudah mengalami erosi dan sulit dilakukan pengolah serta akan berpengaruh terhadap kemampuan akar untuk menembus tanah, serta tidak bisa meneruskan air, sehingga pada lokasi tertentu seperti cekungan tanah akan mengalami penggenangan. Dari segi kimia keasaman tanah bekas tambang batu bara pada kedua lokasi ini berkisar antara pH 3–3,5, hal ini akan berakibat terjadinya

Page 84: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

84 Material Tanah Bekas Tambang Batubara Dan Pembenahan

pencemaran logam berat dan pada akhirnya menjadi racun bagi tananam. Dari segi biologi dengan kondisi yang padat dan keasaman yang tinggi serta adanya pencemaran logam berat maka mikro maupun makroorganisme akan sulit untuk bertahan hidup pada tanah bekas tambang tersebut sehingga tanah bekas tambang batu bara akan mengalami kehilangan kesuburan.

Berdasarkan hasil treatmen tanah bekas tambang batu bara dengan menggunakan Pupuk Organik Cair (POC) mol yakni dari bulan Agustus sampai dengan bulan November 2016 diperoleh hasil, bahwa pada lokasi ini kondisi awal tanah bekas tambang batu bara sebelum dilakukan pembenahan dengan menggunakan POC Mol nilai bulk density sebesar 1,8 g/cm3 dan Setelah di-treatment selama 4 bulan maka nilai bulk density mengalami penurunan menjadi 1,6 g/cm3, nilai bulk density menunjukan kepadatan tanah, hal ini menujukan bahwa kepadatan tanah bekas tambang batu bara dilihat dari fisik tanah telah mengalami perubahan kearah yang lebih baik,, sehingga tanah mampu meneruskan air dan dilakukan pengolahan dan akar tanaman mampu untuk menembus kelapisan yang berada dibawahnya.

Demikian pula halnya dengan tingkat keasaman tanah, bahwa kondisi awal tanah bekas tambang batu bara pH tanah berada pada kisaran 3–3,5, dan setelah dilakukan pembenahan selama 4 bulan maka pH tanah mengalami perubahan yakni 5,0–6,0, Jelasnya lihat Tabel pengamatan pH berikut.

Page 85: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

85Kondisi Tanah Bekas Tambang Batu Bara

Tabel 5.4. Pengamatan pH Tanah Bekas Tambang Batu bara pada Lokasi 1

NO Awal I II III IV V VI VII VIII

26/8/2016

30/8/2016

3/9/2016

10/9/2016

12/10/2016

17/10/2016

24/10/2016

14/11/2016

26/11/2016

1 3.5 3.5 4.0 4.5 4.5 4.8 5.0 5.0 5.0

2 3.5 3.5 5.0 4.0 4.5 5.0 5.0 5.0 5.8

3 3.5 4.4 4.0 4.5 4.5 5.2 5.5 5.5 6.0

4 3.5 5.0 4.0 5.5 5.5 5.5 5.0 5.2 5.8

5 3.5 5.3 4.0 4.5 5.2 5.6 5.5 5.5 5.5

6 3.5 3,8 3.5 5.5 5.0 5.4 5.5 5.5 5.5

7 3.5 4.6 5.0 5.0 5.5 5.0 5.0 5.5 5.8

8 3.5 4.8 5.0 3.5 4.0 4.0 4.5 5.0 5.5

9 3.5 3.5 3.5 3.5 4.2 4.5 4.5 4.5 5.0Sumber : Pengolahan Data Primer 2016.

Gambar 5.4 Tanaman Cover Crop Pada Tanah Bekas Tambang Batu bara TanpaTop Soil Lokasi 1

Page 86: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

86 Material Tanah Bekas Tambang Batubara Dan Pembenahan

.

Gambar 5.5 Tanaman Cover Crop Pada Tanah Bekas Tambang Batu bara TanpaTop Soil Lokasi 1.

Tabel 5.5 Pengamatan pH Tanah Bekas Tambang Batu bara pada Lokasi 2

NO Awal I II III 6/8/2016 10/8/2016 12/9/2016 30/11/20161 3.7 3.5 3.6 4.42 3.8 3.5 3.6 4.03 4.4 4.5 3.6 3.84 3.7 3.5 3.6 4.25 3.75 3.5 3.5 4.06 3.7 3.5 3.5 4.27 3.75 3.5 3.6 4.48 3.7 3.5 3.5 4.09 3.7 3.5 3.5 4.110 4.0 3.5 3.5 4.0

Sumber Pengolahan Data Primer 2016

Page 87: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

87Kondisi Tanah Bekas Tambang Batu Bara

Gambar 5.6 Tanaman Cover Crop pada Tanah Bekas Tambang Batu bara Tanpa Top Soil Lokasi 2

Gambar 5. 7 Tanaman Cover Crop pada Tanah Bekas Tambang Batu bara Tanpa Top Soil Lokasi 2

Page 88: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,
Page 89: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

89

DAFTAR PUSTAKAAntung Deddy. 2012. Indikator Ramah Lingkungan Untuk Usaha dan

Atau Kegiatan Penambangan Batubara. Asdep Keanekaragaman Hayati dan Pengendalian Kerusakan Lingkungan dan Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup. Mined Land Rehabilitation : Minestreaming Landscape Restoration in Indonesia. Balikpapan.

Ardika., B., Dara. 2013. Uji Efektivitas Penambahan Cocopeat Terhadap Pertumbuhan Legum Sebagai Tanaman Penutup di Area Reklamasi Bekas Tambang Batubara. Jurnal Biologi. pp. 1-15.

Arsyad, S. 2006. Konservasi tanah dan Air. IPB Press, Bogor.Barbara Gottlieb with Steven G. Gilbert, PhD, DABT and Lisa Gollin Evans.

2010. Coal Ash The toxic threat to our health and environment. A Report From Physicians For Social Responsibility and Earth justice. 1625 Massachusetts Ave. NW, Suite 702 Washington, DC 20036. 1875 Connecticut Avenue, NW, Suite 1012 Washington, DC 20009.

Buckman., H.,O and Nyle.C.,Brady.1982. Ilmu Tanah. Bhatara. Chesterfield, MO. 2012. Environmental Consequences of Open Pit Mining.

http://sob-leaningleft.blogspot.com/2012/03/environmental-consequences-of-open-pit.html

Dirjend DIKTI. 1991. Kimia Tanah. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Darmono. 1995. Logam Dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup. UI- Press. Jakarta.

Evironmental Peformance Index (EPI) 2012. Environmental Performance Index and Pilot Trend Environmental Performance Index. Yale Center for Environmental Law and Policy, Yale University Center for International Earth Science Information Network, Columbia University. www.epi.yale.edu.

Environmental Sustainability Indicator Report. 2014. Reducing Environmental Stresses.https://www.environment.gov.za/sites/default/files/docs/ envirosustainability indicators_reducing_stress.pdf.

Page 90: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

90 Material Tanah Bekas Tambang Batubara Dan Pembenahan

Galajda., V. 1999. Soil faktors affecting reclamation of abandoned coal mine land and methods of soil preparation. Restoration dan Reclamation Review student on line Journal Vol 5 no 3 1999. Departement of Horticultural Science University Of Minnesota, St.Paul.Mn.

Geoff Nettleton, Kailash Kutwaroo. 2010. Batubara dan perubahan iklim. Down to Earth No.85 - 86, Agustus 2010. www.downtoearth-indonesia.org/id/story.

Graedel, T.E., and P.J. Crutzen. 1990. The Changing Atmosphere. In Managing Planet Earth. Reading from Scientific Magazine. W.H. Freeman and Company. New York.

Hanafiah., K.,A. A.,Napoleon N.,Ghofar. 2003. Biologi Tanah. Ekologi dan Mikrobiologi Tanah PT. RajaGafindo Persada. Jakarta.

Hanafiah.,K.,A. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. PT. RajaGafindo Persada. Jakarta.

Hapsari., Rr.,A.,D.,H. 2006. Perubahan Fisik dan Kimia Tanah Dalam Pelaksanaan Sistem Tebang Pilih Tanam Jalur (TPTJ) Di HPHTI PT. Sari Bumi Kusuma Unit S.Seruyan Kalimantan Tengah. Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

Hardjowigeno., S. 1992. Ilmu Tanah. Edisi Ketiga. PT. Mediyatama Sarana Perkasa. Jakarta.

Hardjowigeno., S. 1995. Ilmu Tanah. Cetakan ke Empat CV. Akademika Pressindo. Jakarta. ISBN 979-8035-56-9.

Hardjowigeno., S. 2003. Ilmu Tanah Ultisol Edisi baru. Akademika Pressindo. Jakarta.

Hakim.,N. 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung.Hakim.,M.,L. (2012). Makrozoobenthos sebagai Indikator Pencemaran

Lingkunganhttp://ilmukelautan.com/publikasi/biologi-kelautan/hewan-laut/436-

makrozoobenthos-sebagai-indikator-pencemaran-lingkunganHamdan Nawawi. 2013. Indikator Polusi Secara Fisik, Kimia dan Biologi.

http://hamdannawawi.blogspot.com/2013/02/indikator-polusi-secara-fisika-kimia-dan-biologi.html.

Hendy Kurniawan. 2013. Kerusakan Hutan Di Indonesia. http://hendy13014.blog.teknikindustri.ft.mercubuana.ac.id/?p=13.

Page 91: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

91

Hery Purnobasuki.2012. Perubahan Iklim Global.herypurba-fst.web.unair.ac.id/

Hillel.,D. 1997. Pengantar Fisika Tanah. Departemen Of Plant and Soil Science. University of Massachusetts Amherst, Massachusetts. Mitra Gama Widya.

Holzman, David C. 2011 Mountaintop Removal Mining, Digging into community health concerns. Environmental Health Perspectives. 19(11): A476-A483. Kartasapoetra.,G. A.,G. Kartasapoetra. Mulmulyani Suitedjo. 1985. Teknologi Konservasi Tanah dan Air. Bina Aksara. Jakarta.

Krstic., D. I., Djalovic. D., Nikezic. D.,Bjelic. 2012. Aluminium in Acid Soils: Chemistry, Toxicity and Impact on Maize Plants University of Kragujevac, Faculty of Science Institute of Field and Vegetable Crops. University of Kragujevac, Faculty of AgronomySerbia.

Kusmana.,C, Yadi.,S., dan M.,A.,L., Al-Anshary. 2013. Studi Pertumbuhan Tanaman Hasil Revegetasi di Lahan Pasca Tambang Batubara PT. Arutmin Indonesia Site Batulicin Kalimantan Selatan.Study of Plant Gowth as a Result of Revegetation in Coal Ex-Mined Land Pt. Arutmin Indonesia Site Batulicin South Kalimantan. Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan IPB.

Irwanto, 2010. Kerusakan Ekosistem Membawa Dampak Negatif Bagi Lingkungan http://ekologi-hutan.blogspot.com/2010/11/kerusakan-ekosistem.html.

Ismanto, F.2012. Perubahan Sifat-Sifat Fisik Tanah Pada Berbagai Umur Penggunaan Lahan Pada Sistem Perladangan Berpindah.

Karden Eddy Sontang Manik. 2009. Pengelolaan Lingkungan Hidup. Djambatan. Jakarta.

Kemas Ali Hanafiah., A. Napoleon.,Nuni Ghofar. 2003. Biologi Tanah. Ekologi dan Mikrobiologi Tanah PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta.

_________________2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada. Kuswandi, 1993. Pengapuran Tanah Pertanian.

Lockwood, AH. 2012. The Silent Epidemic: Coal and the Hidden Threat to Health. MIT Press.

Manik.,K.,E.,S. 2009. Pegelolaan Lingkungan Hidup. Djambatan.Manahan, S. 1994. Envronmental Chemistry. Sixth Edition. Lewis

Publishers. Washington D.C.

Page 92: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

92 Material Tanah Bekas Tambang Batubara Dan Pembenahan

Marshall Adams.,S. 2013. Early Signs of Environmental Damage and Recovery. Analisys of Fish Blood Could Indicate the Presence of Environmental Threats to Wildlife and People. http://web.ornl.gov/info/ornlreview/rev27-3/text/ envmain. htm.

Miller, D. H. (1985). The Heat and Water Budget of the Earth’s Surface. Adv. in Geophysics.

Molycorp (2012). Molycorp innovations. Retrieved from http://www.molycorp.com/technology/molycorp-innovations/.

Muhjiddin Mawardi.2012. Pemanasan Global, Perubahan Iklim dan Kerusakan Lingkungan. http://bumiyangmemanas.blogspot.com/2013_04_01_ archive. html.

Munif Arifin. 2011. Parameter Biologis Pada Pencemaran Lingkungan. untuk http://publichealth-journal.helpingpeopleideas.com/parameter-biologis-pada-pencemaran-lingkungan.

Natural Resaources Conservation Service. 2001. Guidelines for Soil Quality Assessment in Conservation Planning. http://soils.usda.gov/sqi/

Notohadiprawiro.,T. 2006. Logam Berat dalam Pertanian. Ilmu Tanah Universitas Gadjah Mada.

Nurhasanah, Sufardi, dan Syakur. 2012. Kesuburan Tanah Pada Sistem Budidaya Konvensional dan SRI di Kabupaten Aceh Besar.Soil Fertility of Rice Land Management of Conventional Farming and SRI in Aceh Besar.Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh Besar, E-mail : [email protected]. Fakultas Pertanian Unsyiah.

Onesimus., P., Naik Sinukaban, Suria Darma Tarigan, dan Dudung Darusman. 2011. Pengaruh Umur Reklamasi Lahan Bekas Tambang Batubara Terhadap Fungsi Hidrologis. J. Hidrolitan, Vol 2 : 2 : 60-73, 2011 .ISSN 2086-4825.

Overstreet., L.,F. DeJong.,J.,H. 2007. The Importance of Soil Organik Matter in Cropping Systems of the Northern Geat Plains North Dakota State University. University of Minnesota.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 150 Tahun 2000. Pengendalian Kerusakan Tanah Untuk Produksi Biomassa.

Priatmadi., B.,J dan Abdul Haris. 2008. Reaksi Pemasaman Senyawa Pirit pada Tanah Rawa Pasang Surut. Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat. Jl. A. Yani Km 36 Banjarbaru. J. Tanah Trop., Vol. 14, No. 1, 2009: 19-24 ISSN 0852-257X

Rahmawaty, 2002. Restorasi Lahan Bekas Tambang berdasarkan Kaidah

Page 93: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

93

Ekologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.Rachmawaty.,H.2012. Kerusakan Sumberdaya Alam dan Krisis

Lingkungan. http://rahmawatihusein.staff.umy.ac.id/files/2012/10/Week6_Kerusakan-Lingk.pptx.

Rensi Febreni. 2012 Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Hidup dengan Pengelolaan Pembangunan Berkelanjutan dan Berwawasan Lingkungan. March 22, 2012.

REDD 2007. Perubahan Iklim, ‘Pencegahan Deforestasi’ dan Indonesia. Down to Earth No 74 Agustus 2007.Down to Earth No 74 Agustus 2007. www.downtoearth-indonesia.org/id/story/perubahan-iklim...Cached

Rosmarkam.,A., Yuwono.,N.,W. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius.Sabaruddin, Fitri.,S.,N.,A. dan Lestari.,L. 2009. Hubungan antara Kandungan

Bahan Organik Tanah dengan Periode Pasca Tebang Tanaman HTI Acacia Mangium Willd. J. Tanah Trop., Vol. 14, No.2, 2009: 105-110.

Sarief.,S. 1984. Ilmu Tanah Pertanian. Pustaka Buana. Jakarta.Septi.,M. 2014. Tipe dan tingkat kerusakan tegakan tinggal akibat

penebangan pohon di hutan dataran rendah tanah kering. http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/71807?.

Setyorini, D., Soeparto, dan Sulaeman. 2003. Kadar logam berat dalam pupuk. Dalam Prosiding Seminar Nasional Peningkatan Kualitas Lingkungan dan Produk Pertanian: Pertanian Produktif Ramah Lingkungan Mendukung Ketahanan dan Keamanan Pangan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta.

Setyowati,D, L. 2007. Sifat Fisik Tanah dan Kemampuan Tanah dalam Meresapkan Air. Jurusan Geografi FIS UNNES. Vol 4 Nomor 2 tahun 2004.

Soegianto., A. 2004. Metode Pendugaan Pencemaran Perairan dengan Indikator Biologis. Airlangga University Press. Surabaya.

Soil Nutrient Management For Maui Country (2007). Soil Acidity and Liming. College of Tropical Agriculture and Human Resources (CTAHR). Universitas Of Hawaii at Manoa.

Sofia., S.,S.,A.. 2013. Analisis Erodibilitas Tanah di Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Provinsi Jawa Tengah (Soil Erodibility Anaysis inTuntang, Semarang Central Java ). Universitas Muhamadiyah Surakarta.

Page 94: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

94 Material Tanah Bekas Tambang Batubara Dan Pembenahan

Sofyan, H. 2009. Dampak Lingkungan Eksploitasi Tambang Batubara. http:///haniyahsofyan.blogspot .com/2009/11/dampak-lingkungan-ekspoitasi-tambang.html.

Soemarno., W. S. 2006. Pertambangan Sebagai Aset Bangsa Indonesia. Indonesian Journal For Sustainable Future Vol. 2 No. 4 Desember 2006.

Subowo G. 2010. Penambangan Sistem Terbuka Ramah Lingkungan dan Upaya Reklamasi Pasca Tambang Untuk Meperbaiki Kualitas Sumberdaya Lahan dan Hayati Tanah. Jurnal Sumberdaya Lahan Vol. 5 No. 2, Desember 2011. ISSN 1907-0799.

Sudarmi. 2013. Pentingnya Unsur Hara Mikro Bagi Pertumbuhan Tanaman Fak Pertanian Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo. No.2 / Volume 22 Widayatama.

Sudaryono., S. ‎2011. Tingkat Kesuburan Tanah Ultisol Pada Lahan Pertambangan Batubara Sangatta Kalimantan TimurJ. Tek. Ling.10 (3): 337 - 346

Suprayogo, et. al. 2004. Degradasi Sifat Fisik Tanah Sebagai Akibat Alih Guna Lahan Hutan Menjadi Sistem Monokultur:Kajian Perubahan Makroporositas. Jurusan tanah Universitas Brawijaya.

Supriyadi.,S. 2009. Status Unsur Hara Basa (Ca2+, Mg2+, K+ dan Na+) di Lahan Kering Madura. Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo. AGOVIGOR Vol 2 No 1. ISSN 1979.5777.

Sustiyah, Y. Sulistiyanto, Fengky F. Adji. 2012. Peningkatan Pengetahuan Petani Tentang Bahaya Pirit (FeS2) dan Upaya Penanggulangannya pada Usaha Pertanian Pasang Surut di Daerah Mentaren Kalimantan Tengah. Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya.

Syawal.,Y.2013. Upaya Pelestarian Ligkungan Hidup Dalam Pembangunan B e r k e l a n j u t a n . h t t p s : / / w w w. f a c e b o o k . c o m / p e r m a l i n k .php?id=499503563433081&story_fbid=499600860090018.

Tisdale, S.L., W.L. Nelson, J.D. Beaton, and J.L. Havlin. 1993. Soil acidity andbasicity. p.364-404. In Soil fertility and fertilizers. 5th ed. Macmillan Publ.,New York.

United Nation Departement of Public Information (UNDPI). 1990. Agenda 21: Programme of Action for Sustainable Development; Rio Declaration on Environment and Development. Statement of Forest Principles.

Page 95: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

95

USDA. 2004. Soil Biology and Land Management. NRCS Soil Quality http://soils.usda.gov/sqi.Natural Resources Conservation Service.NRCS file code: 190-22-15

Wardhana, A., W. 2001. Dampak Pencemaran Lingkungan, Yogyakarta : Andi Yogyakarta http://oerleebook.files.wordpress.com/2009/10/polusi-udara.pdf http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21023/4/Chapter%20II.pdf

Wani Hadi Utomo. 1989. Konservasi Tanah Di Indonesia. Rajawali Press. Jakarta.

Widyati.,E. 2008. Peranan Mikroba Tanah Pada Kegiatan Rehabilitasi Lahan Bekas Tambang . Pusat Litbang Hutan dan Konservasi Alam. Bogor *) Diterima : 18 Maret 2008; Disetujui : 08 Agustus 2008 Info Hutan Vol. V No. 2 : 151-160, 2008.

Widyati., E. 2009. Kajian Fitoremediasi Sebagai Salah Satu Upaya Menurunkan Akumulasi Logam Akibat Air Asam Tambang Pada Lahan Bekas Tambang Batubara. Phytoremediation, an Alternative to deal with Metal Accumulation due to Acid MineDrainage on Ex-Coal Mining site: a Review. Pusat Litbang Hutan dan Konservasi Alam. Naskah masuk : 27 Mei 2009 ; Naskah diterima : 11 Juni 2009.

Widjaya.,A, IP. G, Didi, A.S., I. G. M. Subiksa. 1991. Pengaruh drainase dan kedalaman pengupasan gambut terhadap beberapa sihat kimia tanah dan produksi tanaman padi. Prosiding Seminar Penelitian Lahan Pasang Surut dan Rawa SWAMPS II. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian.

Wihardjaka., A 2002. Pola Perubahan Ketersediaan Kalium dalam Tanah Selama Pertumbuhan Padi di Lahan Sawah Tadah Hujan. PENELITIAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN VOL. 21 NO. 3 2002. Loka Penelitian Pencemaran Lingkungan Pertanian, Jakenan

World Coal Association.2014. Sustainable mining practice policy statement. Coal Mining & the Environment. http://www.worldcoal.org/coal-the-environment /coal-mining-the-environment/.

World Health Organization. 2005. Damage to ecosystems poses growing threat to human health http://www.who.int/globalchange/publications/masynthesis/en/.

Yoza Fitriadi.2008. Dampak Penambangan Batubara Terhadap Kesuburan Tanah. http://www.academia.edu/4565198/Dampak_penambangan_batubara_terhadap_tingkat_kesuburan_tanah.

Page 96: Material Tanah Bekas - UAY · Kegiatan penambangan batubara khususnya penambangan terbuka (open pit mining) memiliki potensi merusak lingkungan seperti: perubahan bentangan alam,

96 Material Tanah Bekas Tambang Batubara Dan Pembenahan

biografi penulis

Dr. Ir. Hastirullah Fitrah, MP, Kelahiran Banjarmasin 07 Maret

1963. Meraih S1 di Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Surabaya, S2 di Universitas Brawijaya Malang, dan memperoleh gelar Doktor Ilmu Lingkungan di Program Studi Ilmu Pertanian Universitas Brawijaya Malang.

Saat ini penulis menjabat sebagai Rektor Universitas Achmad Yani Banjarmasin.