PRESENTASE LONGSOR ITB

96
MITIGASI BENCANA ALAM GERAKAN TANAH / LONGSOR

Transcript of PRESENTASE LONGSOR ITB

Page 1: PRESENTASE LONGSOR ITB

MITIGASI BENCANA ALAM GERAKAN TANAH /

LONGSOR

Page 2: PRESENTASE LONGSOR ITB

OUTLINEOUTLINE

I. PENGERTIAN GERAKAN TANAH/LONGSOR

II. STRATEGI MITIGASI BENCANA GERAKAN TANAH /LONGSOR

III. MENUJU MITIGASI BERBASIS MASYARAKAT

Page 3: PRESENTASE LONGSOR ITB

Beberapa pertanyaan yang harus segera dijawab Beberapa pertanyaan yang harus segera dijawab tentang aspek bahaya tanah longsortentang aspek bahaya tanah longsor

• Apa yang dapat dipelajari?

• Tanggung jawab siapa?

• Apa yang harus dilakukan ke depan?

• Mengapa selalu terjadi bencana?

Page 4: PRESENTASE LONGSOR ITB

• Mitigasi : Upaya/ langkah-langkah memperkecil dampak bencana

• Bencana : Rangkaian peristiwa yang menyebabkan korban jiwa, kerusakan/ hilangnya harta benda, merusak lingkungan, mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat

• Tanah longsor adalah salah satu jenis gerakan massa tanah atau batuan, ataupun pencampuran keduanya, menuruni atau keluar lereng (gaya gravitasi) akibat terganggunya kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng tersebut.

I. PENGERTIAN GERAKAN TANAH/LONGSOR

Page 5: PRESENTASE LONGSOR ITB

TATAAN GEOLOGITATAAN GEOLOGI

Indonesia terletak diantara 3 lempeng aktif :

• Eurasia• Indo-Australia • Pasifik

Page 6: PRESENTASE LONGSOR ITB

LEMPENG INDIA-AUSTRALIA

EURASIA

PASIFIK

TATAAN GEOLOGI DI INDONESIATATAAN GEOLOGI DI INDONESIA

Page 7: PRESENTASE LONGSOR ITB

Konsekuensi dari Interaksi Lempeng Konsekuensi dari Interaksi Lempeng

• Terbentuk zona subduksi yang dapat menyebabkan gempabumi di dasar laut yang berpotensi membangkitkan Tsunami

• Terbentuk 129 Gunungapi (13% dari jumlah gunungapi di dunia)

• Lipatan, perbukitan dan patahan di darat/busur kepulauan.

Page 8: PRESENTASE LONGSOR ITB

Tanah longsor adalah salah satu jenis gerakan massa tanah atau batuan, ataupun pencampuran keduanya, menuruni atau keluar lereng (gaya gravitasi) akibat terganggunya kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng tersebut.

Page 9: PRESENTASE LONGSOR ITB

CURAH HUJAN

KONDISI

GEOLOGI

MORFOLOGI KURANGNYA VEGETASI

FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERJADINYA TANAH LONGSOR

FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERJADINYA TANAH LONGSOR

GERAKAN TANAH/TANAH LONGSOR

Page 10: PRESENTASE LONGSOR ITB

Terjadinya tanah longsor dapat dibedakan menjadi:

1. Faktor pengontrol gangguan kestabilan lereng a. kondisi morfologi (terutama kemiringan lereng) b. kondisi batuan ataupun tanah penyusun lereng c. kondisi hidrologi atau tata air pada lereng

2. Proses pemicu longsoran a. Peningkatan kandungan air dalam lereng/ curah hujan (merenggangkan ikatan antar butir

tanah) b. Getaran pada lereng akibat gempabumi, ledakan, penggalian, getaran alat/ kendaraan c. Peningkatan beban yang melampui daya

dukung tanah atau kuat geser tanah (lereng lebih curam dari 40 derajat) d. Pemotongan kaki lereng secara sembarangan

yang mengakibatkan lereng kehilangan gaya penyangga.

Page 11: PRESENTASE LONGSOR ITB

Prakiraan Curah Hujan

Page 12: PRESENTASE LONGSOR ITB

Longsor di Bukit Tandus

Page 13: PRESENTASE LONGSOR ITB

Mekanisme Fisis Tanah longsorMekanisme Fisis Tanah longsor

W

W sin

N

W cos

f

Jika W sin lebih besar dari gaya gesek statik f maka terjadi pergerakan tanah (longsor)

Page 14: PRESENTASE LONGSOR ITB

Pengaruh tekanan air pori:Pengaruh tekanan air pori:

u = tekanan air

’= stress efektif yaitu stress yang murni terjadi dari gesekan antar butir

= ’+ u atau’ = - u

Page 15: PRESENTASE LONGSOR ITB

Persamaan Coulomb: Persamaan Coulomb:

f = c + ’ tan

f

c

Page 16: PRESENTASE LONGSOR ITB

Wilayah-wilayah yang Rawan Akan Tanah Longsor:

1. Pernah terjadi bencana tanah longsor diwilayah tersebut

2. Berada pada daerah yang terjal dan gundul

3. Merupakan daerah aliran air hujan

Page 17: PRESENTASE LONGSOR ITB

Kajian Bahaya Tanah Longsor:

1. Identifikasi morfologi dan endapan2 longsor masa lalu dengan metoda geoteknik2. Identifikasi faktor pengontrol yang dominan mengganggu kestabilan lereng, serta kemungkinan faktor pemicu3. Pemetaan topografi untuk mengetahui tingkat kelerengan4. Pemetaan geologi untuk mengetahui stratigrafi lereng, jenis tanah dan batuan penyusun lereng dan sifat ketenikannya

Penelitian dan Antisipasi

Page 18: PRESENTASE LONGSOR ITB

5. Pemetaan geohidrologi untuk mengetahui kondisi air tanah

6. Pemetaan tingkat kerentanan gerakan massa tanah/ longsoran

7. Identifikasi pemanfaatan lahan yang berupa daerah tanah urugan, timbunan sampah atau tanah

8. Antisipasi bahaya longsor susulan pada endapan longsoran yang baru terjadi

Page 19: PRESENTASE LONGSOR ITB

Dua metoda utama penyelidikan tanah longsor adalah:

1. Geoteknik untuk menyatakan derajat kestabilan suatu lereng secara kuantitatif. Hasil penyelidikan bersifat khusus untuk lereng yang diselidiki saja.

2. Metode geomorfologi bertujuan memetakan dan menduga potensi tanah longsor dan proses-proses yang terkait secara regional.

Page 20: PRESENTASE LONGSOR ITB

Gejala dan Peringatan DiniGejala dan Peringatan Dini

• Muncul retakan memanjang/ lengkung pada tanah/ kontruksi bangunan

• Terjadi penggembungan pada lereng atau tembok penahan

• Tiba-tiba muncul rembesan atau mata air pada lereng

• Pohon-pohon/ tiang-tiang miring searah kemringan lereng

Page 21: PRESENTASE LONGSOR ITB

Gejala dan Peringatan DiniGejala dan Peringatan Dini

• Terdengar suara gemuruh atau ledakan dari atas lereng

• Terjadi runtuhan atau aliran butir tanah/ kerikil secara mendadak dari atas lereng

Page 22: PRESENTASE LONGSOR ITB

Komponen Yang Terancam Komponen Yang Terancam Tanah LongsorTanah Longsor

• Permukiman yang dibangun pada lereng yang terjal dan tanah yang lunak

• Permukiman yang dibangun dibawah lereng yang terjal

• Permukiman yang dibangun di mulut sungai yang berasal dari pegunungan diatasnya

Page 23: PRESENTASE LONGSOR ITB

Komponen Yang Terancam Komponen Yang Terancam Tanah LongsorTanah Longsor

• Jalan dan prasarana komunikasi yang melintasi lembah dan perbukitan

• Bangunan dengan fondasi lemah

• Utilitas bawah tanah, pipa air, pipa gas dan pipa kabel

Page 24: PRESENTASE LONGSOR ITB

Kejadian Bencana Gerakan Tanah di Indonesia Kejadian Bencana Gerakan Tanah di Indonesia Tahun 2006Tahun 2006

2006

PROVINSI M L RR RH RT PR (Ha) JR (m)

JUMLAH KEJADIAN

JAWA BARAT 42 9 52 3 231 64 1060 20 JAWA TENGAH 151 18 22 116 274 14 JAWA TIMUR 99 65 140 77 4 SUMATRA BARAT 1 3 20 12 175 50 1 SULAWESI UTARA 18 4 637 150 14.5 5 NTB 3 75 787 7 25 13000 3 NTT 4 8 20 1 SULAWESI SELATAN 204 25 26 11 489 3937 25000 Total 292 117 1583 428 705 205.5 210 44

M : Korban Meninggal

L : Korban Luka-luka

RR : Rumah Rusak

RH : Rumah Hancur

RT : Rumah Terancam

PR : Tanah Pertanian Rusak

JR : Jalan Rusak

Page 25: PRESENTASE LONGSOR ITB
Page 26: PRESENTASE LONGSOR ITB
Page 27: PRESENTASE LONGSOR ITB
Page 28: PRESENTASE LONGSOR ITB

PENAMPANG LINTASAN GEOLISTRIKPENAMPANG LINTASAN GEOLISTRIKDAERAH CIPATATDAERAH CIPATAT

Page 29: PRESENTASE LONGSOR ITB

STRATEGI MITIGASI BENCANA GERAKAN TANAH / LONGSOR

Page 30: PRESENTASE LONGSOR ITB

KONSEP DASARPENANGGULANGAN BENCANA DALAM UPAYA MITIGASI

• Rumus alam:Manusia akan selamat bila rumus alam diikuti, rumus Yang Maha Kuasa

• No fail, no accident• Contoh: Manusia membangun rumah utk perlindungan dan

keamanan hidupnya. • Seharusnya rumah tsb dibangun di tempat aman, dg konstruksi

kuat. • Tdk boleh ada kesalahan, tdk boleh ada korban (no fail, no

accident).• Tetapi kemudian terjadilah banjir dan longsor serta musibah yg

membawa korban. Mengapa? Mungkin tempatnya yg salah, lingkungannya dirusak atau konstruksi bangunannya yg tdk kuat.

• May fail, no accident• Secara alami, dinamika bumi menyebabkan terjadinya gempa

bumi, letusan gunung berapi, tanah longsor, badai dan lain-lainnya.

• Berdasar sejarah kejadiannya, seharusnya manusia mengetahui tempat2 yg rawan gempa bumi, rawan letusan gunung berapi, rawan badai tsb.

• Tahu lokasi mana boleh dibangun, lokasi mana tdk boleh dibangun.

• Andaikan manusia memaksa berbudidaya di lokasi yg rawan tsb, dan suatu saat tanah longsor gempa bumi atau letusan gunung berapi terjadi, seharusnya tidak ada yg menjadi korban (may fail, no accident).

Page 31: PRESENTASE LONGSOR ITB

socio-economical

lossGEO-PROCESS HUMAN BEING

GEO-HAZARD

Earthquake

Volcanic eruption

Landslides

Floods

Page 32: PRESENTASE LONGSOR ITB

111215

41

6

95

1

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

DK

I JA

KA

RT

A

JAW

A B

AR

AT

BA

NT

EN

JAW

A T

EN

GA

H

JAW

A T

IMU

R

SUM

AT

ER

A B

AR

AT

SUM

AT

ER

A U

TA

RA

SUL

AW

ESI

SE

LA

TA

N

NU

SA T

EN

GG

AR

AB

AR

AT P

AP

UA

JUMLAH KEJADIAN

TABEL KEJADIAN TANAH LONGSOR DI TIAP PROPINSI, TAHUN 2001 S/D 2003

Page 33: PRESENTASE LONGSOR ITB

TABEL KORBAN MANUSIA AKIBAT TANAH LONGSOR, TAHUN 2001 S/D 2003

131

396

0

50

100

150

200

250

300

350

400

MANUSIA MENINGGAL DUNIA

MANUSIA LUKA-LUKA

Page 34: PRESENTASE LONGSOR ITB

TABEL KERUSAKAN AKIBAT TANAH LONGSOR, TAHUN 2001 S/D 2003

300 M

2096 M

393 Ha

4838

2550

1329

0

500

1000

1500

2000

2500

3000R

UM

AH

HA

NC

UR

RU

MA

HT

ER

AN

CA

M

BA

NG

UN

AN

LA

INR

USA

K

BA

NG

UN

AN

LA

INH

AN

CU

R

LA

HA

NP

ER

TA

NIA

NR

USA

K

JAL

AN

PU

TU

S

SAL

UR

AN

IRIG

ASI

PU

TU

S

Page 35: PRESENTASE LONGSOR ITB

• STRATEGI MITIGASI BENCANA GERAKAN TANAH

1. Sosialisasi tentang Gerakan Tanah dan Mengantisipasi jika terjadi bencana gerakan tanah

2. Pemetaan Zona Kerentanan Gerakan Tanah Pemantauan Gerakan Tanah di Jalur Jalan Raya Vital dan Strategis

3. Tanggap Darurat, jika bencana tdk dapat ditangani oleh PEMDA, dilakukan penelitian di daerah bencana guna memberikan rekomendasi teknis penanganan bencana gerakan tanah

4. Tidak membangun di atas/ pada/ bawah lereng terjal dan pada alur/ lembah sungai

5. Membangun Early Warning System Gerakan Tanah

ANDERSON AND WOODROW (1989)/ EKO TEGUH PARIPURNO (2004)

Page 36: PRESENTASE LONGSOR ITB

PREVENSI PREPAREDNESS RELIEF/REHABILITASI/ REKONSTRUKSI

PROGRAM KONDISI ALAM/PROSES GEOLOGI

AKTIVITAS MANUSIA

SIMTOMP (Gejala Awal)

premature gawat

EVENT BENCANA

PASCA BENCANA

PENELITIAN

PEMETAAN

PENGINTEGRASIAN DATABASED

SOSIALISASI & PELATIHAN

PENERAPAN TEKNOLOGI

PENETAPAN PERATURAN/HUKUM

Page 37: PRESENTASE LONGSOR ITB

  

PELAKSANA

MITIGASI PREPAREDNESS RELIEF/REHABILITASI/REKONSTRUKSI

KONDISI ALAM/ PROSES GEOLOGI        AKTIVITAS MANUSIA

SIMTOMP(Gejala Awal)

premature gawat

EVENT BENCANA PASCA BENCANA

PVMBG – BG - DESDM       ?

BAKOSURTANAL/BMG ?

     

PERGURUAN TINGGI       ?

ORGANISASI PROFESI     ?  

BPPT       ?

LAPAN ?      

BAKORNAS       ?

KIMPRASWIL       ?

PEMDA + MASYARAKAT

      ?

Page 38: PRESENTASE LONGSOR ITB

1. SOSIALISASI1. SOSIALISASI

• Sosialisasi langsung dengan masyarakat, LSM, dan Aparat PEMDA

• Sosialisasi tidak langsung, penyebaran Leaflet dan Booklet

Page 39: PRESENTASE LONGSOR ITB
Page 40: PRESENTASE LONGSOR ITB

SOSIALISASISOSIALISASI

Talk Show di TV

Langsung pada masyarakat

Sosialisasi pada tokoh masyarakat

Page 41: PRESENTASE LONGSOR ITB

LEAFLET BENCANA ALAM TANAH LONGSOR SEBAGAI GUIDANCE UNTUK MASYARAKAT

Page 42: PRESENTASE LONGSOR ITB
Page 43: PRESENTASE LONGSOR ITB

2. PETA ZONA KERENTANAN GERAKAN TANAH 2. PETA ZONA KERENTANAN GERAKAN TANAH

DI INDONESIADI INDONESIA

Page 44: PRESENTASE LONGSOR ITB
Page 45: PRESENTASE LONGSOR ITB

PETA SITUASITANAH LONGSOR GN. BAWAKARAENG26 Maret 2004, Jam 14.30 WITALokasi: Dsn Panaikang, Desa Manimbahoi Kec. Tinggimoncong, Kab. Gowa, Sulawesi Selatan

Page 46: PRESENTASE LONGSOR ITB

G. Bawakaraeng2883 m

Citra landsat Sulawesi Selatan th. 2000Citra landsat Sulawesi Selatan th. 2000

Dam Bili-Bili

Page 47: PRESENTASE LONGSOR ITB

BENCANA BANJIR BANDANG BENCANA BANJIR BANDANG DI KABUPATEN JEMBER, JAWA TIMURDI KABUPATEN JEMBER, JAWA TIMUR

Debris

Aluvial fan

Kali Dinoyo

Kali PutihKali Ketajik

Lokasi 1Lokasi 1 Lokasi 2Lokasi 2

Lokasi 3Lokasi 3

Lokasi 4Lokasi 4

Lokasi 5Lokasi 5

Lokasi bencana :• Desa Kemiri, Suci, Panti

Kec.Panti dan Kec. Rambipuji, terjadi pada 2 Januari 2006

• Akibat bencana: 98 orang meninggal dunia, 140 rumah hancur, ratusan hektar lahan pertanian rusak.

• Longsor terjadi pada zona kerentanan gerakan tanah menengah hingga tinggi

• Longsor terjadi pada bagian atas Gunung Argopuro, berkembang menjadi banjir bandang di Sungai Denoyo yang dangkal dan banyak permukiman di sekitarnya.

Page 48: PRESENTASE LONGSOR ITB

5 Januari 2006

Kampung Manggis yang terlanda Kampung Manggis yang terlanda Banjir BandangBanjir Bandang

Komplek rumah Komplek rumah Perkebunan Jawati yang Perkebunan Jawati yang hilang terlanda Banjir hilang terlanda Banjir BandangBandang

Page 49: PRESENTASE LONGSOR ITB

Material lepas di hulu Kali Putih siap menimbulkan Material lepas di hulu Kali Putih siap menimbulkan Banjir Bandang susulan jika curah hujan tinggiBanjir Bandang susulan jika curah hujan tinggi

Page 50: PRESENTASE LONGSOR ITB

5 Desember 20065 Desember 2006

5

5 Januari 2006

Longsoran tebing sungai yang Longsoran tebing sungai yang mensuplai material Banjir Bandangmensuplai material Banjir Bandang

Page 51: PRESENTASE LONGSOR ITB

3. REKOMENDASI TEKNIS3. REKOMENDASI TEKNIS

Di Zona Kerentanan Gerakan Tanah:– Tinggi : tidak membangun atau bangunan lainnya yang

mengundang konsentrasi banyak manusia– Menengah : dapat membangun bangunan dengan

memperhatikan syarat teknis stabilitas lereng dan tidak mengganggu kemiringan lereng. Senantiasa memelihara vegetasi berakar kuat dan dalam.

– Rendah hingga sangat rendah : tidak membangun bangunan di bantaran sungai dan lereng dengan kemiring sedang hingga terjal.

Page 52: PRESENTASE LONGSOR ITB

KETERANGAN:KETERANGAN: TINGKAT KERENTANAN GERAKAN TANAH TINGKAT KERENTANAN GERAKAN TANAH (KGT)(KGT)

• Kondisi geologi : tanah lolos air tinggi, diatas batuan kedap air dengan kemiringan sedang hingga curam.

• KGT Tinggi (Merah) sering terjadi gerak tanah, gerakan tanah lama dapat aktif kembali jika terjadi hujan lebat.

• KGT Menengah (Kuning) dapat terjadi gerakan tanah jika terjadi gangguan lereng, tanah alih fungsi lahan, dan hujan diatas normal. Gerakan tanah bisa dapat aktif kembali jika terjadi hujan lebat.

• KGT Rendah (Hijau) dapat terjadi gerakan tanah pada bantaran sungai jika terjadi erosi lateral.

• KGT Sangat Rendah (Biru) jarang terjadinya gerakan tanah kecuali terjadi kerusakan lingkungan yang sangat hebat.

Page 53: PRESENTASE LONGSOR ITB

Contoh: REKOMENDASI KEPADA PEMERINTAH Contoh: REKOMENDASI KEPADA PEMERINTAH (KABUPATEN BANJARNEGARA)(KABUPATEN BANJARNEGARA)

• 79 rumah yang terancam longsor segera direlokasi.

• Percarian korban perlu waspada karena curah hujan masih tinggi,juga getaran alat berat dapat memicu longsoran susulan.

• Segera menutup retakan tanah dan dipadatkan, jika retakan terus berkembang ungsikan penduduk ketempat yang aman.

• Perlu menata pemukiman yang terletak di Kawasan rentan menengah-tinggi tanah longsor.

Page 54: PRESENTASE LONGSOR ITB

BENCANA TANAH LONGSOR DI KABUPATEN BENCANA TANAH LONGSOR DI KABUPATEN BANJARNEGARA, PROPINSI JAWA TENGAHBANJARNEGARA, PROPINSI JAWA TENGAH

• Lokasi bencana di Dusun Gunungraja, Ds Sijeruk, Kec. Banjarmangu, Kab. Banjarnegara, 4 Januari 2006

• Ditemukan 31 orang meninggal, 111 orang diduga tertimbul longsoran, 102 rumah tertimbun, satu masjid dan satu TK tertimbun, 79 rumah terancam longsor susulan

• Korban berada pada kaki gunung Pawinihan yang terjal masuk pada zona kerentanan gerakan tanah tinggi, artinya sering terjadi longsor, longsoran lama dapat aktif kembali jika terjadi hujan lebat.

Titik LongsorTitik Longsor

Page 55: PRESENTASE LONGSOR ITB

PROSES TERJADINYA LONGSOR BANJARNEGARAPROSES TERJADINYA LONGSOR BANJARNEGARA

• Longsoran Pertama, sekitar pukul 01:00 WIB, pada bagian atas Gunung Pawinihan, peringatan Kades tidak begitu dihiraukan masyarakat (informasi dari lapangan), karena sering terjadi longsor, masyarakat masuk ke rumah masing-masing.

• Material longsoran pertama menumpuk bagian tengah gunung Pawinihan, stabilitas lereng terganggu, terjadi longsoran kedua sekitar pukul 05:00 WIB.

• Material longsoran meluncur cepat karena lereng yang curam, menimbun lembah dan permukiman penduduk,

Page 56: PRESENTASE LONGSOR ITB

• Sistem peringatan dini gerakan tanah dilakukan pada awal musim hujan dengan mengirim surat, booklet, dan poster tentang mitigasi bencana gerakan tanah.

• Peta perkiraan wilayah potensi terjadi gerakan tanah dibuat dengan cara overlay antara peta zona kerentanan gerakan tanah dan prediksi curah hujan bulanan. Hasilnya berupa 3 tingkatan zona potensi gerakan tanah tinggi, sedang dan rendah yang diinformasikan kepada Pemerintah Daerah.

EARLY WARNINGEARLY WARNING

Page 57: PRESENTASE LONGSOR ITB
Page 58: PRESENTASE LONGSOR ITB
Page 59: PRESENTASE LONGSOR ITB

FOTO: SOBIRIN/ 2005

Page 60: PRESENTASE LONGSOR ITB

Manajemen : pengelolaan, pengurusan, pengaturan, ketatalaksanaanBencana : kecelakaan, malapetaka, musibah, tulah Basis : dasar, pangkalan untuk melakukan operasiBerbasis : bersama-samaMasyarakat : masyarakat setempat yang berpotensi terkena bencana

Jadi pengertian bebas dari:

MANAJEMEN BENCANA BERBASIS MASYARAKATMANAJEMEN BENCANA BERBASIS MASYARAKAT adalah: ketatalaksanaan penanggulangan bencana bersama masyarakat setempat yang berpotensi terkena malapetaka.

Kamus Umum Bahasa Indonesia susunan WJS Poerwadarminta, terbitan PN Balai Pustaka tahun1985/ dll

PENGERTIAN

Page 61: PRESENTASE LONGSOR ITB

socio-economical

lossGEO-PROCESS HUMAN BEING

GEO-HAZARD

Earthquake

Volcanic eruption

Landslides

Floods

Page 62: PRESENTASE LONGSOR ITB

PREVENSI PREPAREDNESS RELIEF/REHABILITASI/ REKONSTRUKSI

PROGRAM KONDISI ALAM/PROSES GEOLOGI

AKTIVITAS MANUSIA

SIMTOMP (Gejala Awal)

premature gawat

EVENT BENCANA

PASCA BENCANA

PENELITIAN

PEMETAAN

PENGINTEGRASIAN DATABASED

SOSIALISASI & PELATIHAN

PENERAPAN TEKNOLOGI

PENETAPAN PERATURAN/HUKUM

Page 63: PRESENTASE LONGSOR ITB

  

PELAKSANA

MITIGASI PREPAREDNESS RELIEF/REHABILITASI/REKONSTRUKSI

KONDISI ALAM/ PROSES GEOLOGI        AKTIVITAS MANUSIA

SIMTOMP(Gejala Awal)

premature gawat

EVENT BENCANA PASCA BENCANA

PVMBG – BG - DESDM       ?

BAKOSURTANAL/BMG ?

     

PERGURUAN TINGGI       ?

ORGANISASI PROFESI     ?  

BPPT       ?

LAPAN ?      

BAKORNAS       ?

KIMPRASWIL       ?

PEMDA + MASYARAKAT

      ?

Page 64: PRESENTASE LONGSOR ITB

111215

41

6

95

1

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

DK

I JA

KA

RT

A

JAW

A B

AR

AT

BA

NT

EN

JAW

A T

EN

GA

H

JAW

A T

IMU

R

SUM

AT

ER

A B

AR

AT

SUM

AT

ER

A U

TA

RA

SUL

AW

ESI

SE

LA

TA

N

NU

SA T

EN

GG

AR

AB

AR

AT P

AP

UA

JUMLAH KEJADIAN

TABEL KEJADIAN TANAH LONGSOR DI TIAP PROPINSI, TAHUN 2001 S/D 2003

Page 65: PRESENTASE LONGSOR ITB

TABEL KORBAN MANUSIA AKIBAT TANAH LONGSOR, TAHUN 2001 S/D 2003

131

396

0

50

100

150

200

250

300

350

400

MANUSIA MENINGGAL DUNIA

MANUSIA LUKA-LUKA

Page 66: PRESENTASE LONGSOR ITB

TABEL KERUSAKAN AKIBAT TANAH LONGSOR, TAHUN 2001 S/D 2003

300 M

2096 M

393 Ha

4838

2550

1329

0

500

1000

1500

2000

2500

3000R

UM

AH

HA

NC

UR

RU

MA

HT

ER

AN

CA

M

BA

NG

UN

AN

LA

INR

USA

K

BA

NG

UN

AN

LA

INH

AN

CU

R

LA

HA

NP

ER

TA

NIA

NR

USA

K

JAL

AN

PU

TU

S

SAL

UR

AN

IRIG

ASI

PU

TU

S

Page 67: PRESENTASE LONGSOR ITB
Page 68: PRESENTASE LONGSOR ITB
Page 69: PRESENTASE LONGSOR ITB
Page 70: PRESENTASE LONGSOR ITB

FOTO: SOBIRIN/ 2005

PERISTIWA LEUWIGAJAH: LEBIH BANYAK YG SEKEDAR MENONTON

Page 71: PRESENTASE LONGSOR ITB

FOTO: SOBIRIN/ 2005

PERMUKIMAN DI JAYAGIRI, LEMBANG, MENGUNDANG MAUT

Page 72: PRESENTASE LONGSOR ITB

Memperlihatkan longsoran Bahan Rombakan di Kab. Lebak, Banten. Longsor ini mengakibatkan jalan raya terputus

Page 73: PRESENTASE LONGSOR ITB

Memperlihatkan morfologi daerah perbukitan di Prop. Papua. Daerah ini rawan dan berpotensi terjadi longsor

Page 74: PRESENTASE LONGSOR ITB

aa

Memperlihatkan Longsoran Bahan Rombakan di Gununghalu, Kab. Bandung mengakibatkan 5 rumah rusak

Page 75: PRESENTASE LONGSOR ITB
Page 76: PRESENTASE LONGSOR ITB
Page 77: PRESENTASE LONGSOR ITB
Page 78: PRESENTASE LONGSOR ITB

PARADIGMA LAMADAN

PARADIGMA BARUDALAM

PENANGGULANGANBENCANA GERAKAN TANAH / LONGSOR

Page 79: PRESENTASE LONGSOR ITB

PARADIGMA LAMA, KONVENSIONAL, MASYARAKAT KORBAN DIANGGAP OBYEKFOTO: CS LEX/ 2002

Page 80: PRESENTASE LONGSOR ITB

• Korban: dianggap obyek yg tdk berdaya dan membutuhkan barang yg harus segera berikan

• Taksiran kebutuhan:dilakukan secara tergesa-gesa tanpa perhitungan rinci

• Kecepatan dan ketepatan: kebutuhan begitu mendesak sehingga kecepatan dan efiensi adalah perioritas, tdk ada waktu untuk konsultasi dg melibatkan masyarakat setempat, sasaran kebanyakan tdk tepat

• Fokus yang dibantukan: benda fisik dan material

• Tujuan dan target akhir: keadaan segera kembali normal

PARADIGMA LAMAKONVENSIONAL

Page 81: PRESENTASE LONGSOR ITB

PARADIGMA BARU, PEMBERDAYAAN, MASYARAKAT KORBAN ADALAH SUBYEKFOTO: PEPEY/ MEULABOH ACEH/ 2005

Page 82: PRESENTASE LONGSOR ITB

• Korban:manusia sebagai subyek yg aktif dg berbagai kemampuan dan kapasitas

• Taksiran kebutuhan:dilakukan secara seksama dg memperhatikan kapasitas yg ada

• Kecepatan dan ketepatan:tanggap darurat harus cepat, tetapi agar tepat sasaran maka sejak awal harus mempertimbangkan dampak jangka panjang bantuan dari luar, dan perlu menghormati gagasan dan kapasitas yg ada pd masyarakat setempat

• Fokus yang dibantukan:walau kita membantu benda fisik dan material yg dibutuhkan, tetapi kita harus menyesuaikan dg kapasitas, sosial/ kelembagaan, sikap/ motivasi, dan budaya setempat

• Tujuan dan target akhir:menghapus atau mengurangi kerentanan/ kerawanan/ ancaman/ bahaya, dan meningkatkan kapasitas/ kemampuan masyarakat dalam jangka panjang atau seterusnya.

PARADIGMA BARUPEMBERDAYAAN

Page 83: PRESENTASE LONGSOR ITB

• Mekanisme internaladalah pola penanggulangan bencana yg dilakukan oleh unsur2 masyarakat setempat di lokasi bencana; baik perorangan, keluarga, organisasi sosial masyarakat lokal. Mekanisme ini dikenal sbg mekanisme penanggulangan bencana secara alamiah

• Mekanisme eksternaladalah penangulangan bencana di luar unsur-unsur mekanisme internal tersebut, antara lain mengharap dan menunggu bantuan dari luar

• Manajemen bencana di Indonesia nampaknya adalah wujud sifat “baik hati” dan “terlalu ikut campur” alias manajemen bencana yg dilaksanakan dg pendekatan konvensional dan dilakukan dg mekanisme pola eksternal. Hasilnya sdh dpt diduga, bantuan yg tdk tepat atau salah sasaran, ancaman atau bahaya tetap besar, bencana akan selalu berulang

MEKANISMEINTERNAL DAN EKSTERNAL

Page 84: PRESENTASE LONGSOR ITB

MEKANISME INTERNAL: KESIAPSIAGAAN OLEH WARGA LOKALFOTO: SOBIRIN/ LEMBANG/ 2005

Page 85: PRESENTASE LONGSOR ITB

MEKANISME EKSTERNAL: KESIAPSIAGAAN DARI BANTUAN LUAR

FOTO: www.yahoo.com/ 2005

Page 86: PRESENTASE LONGSOR ITB

• Manajemen dan Mitigasi bencana merupakan bagian penting dan strategis bagi kemanusiaan dan lingkungan hidup

• Kemampuan penanganan bencana ditekankan pada peningkatan kemampuan masyarakat, khususnya masyarakat pada kawasan rawan bencana

• Agar secara dini mampu mengenali, menghilangkan atau mengurangi ancaman/ bahaya dan tidak timbul korban bila terjadi bencana

HAKEKAT PENANGGULANGANBENCANA BERBASIS MASYARAKAT

Page 87: PRESENTASE LONGSOR ITB

LANGKAH2

• Pengenalan jenis bencana di wilayah masing2 (bencana sosial, bencana ekonomi, bencana lingkungan, bencana alam)

• Memetakan daerah rawan bencana atau survey kampung sendiri (SKS)

• Melokalisir daerah bahaya dan prakiraan resiko bencana

• Menggali kearifan lokal dan sosial budaya masyarakat di daerah bahaya

• Penyusunan prosedur dan tata cara penanganan bencana

• Sosialisasi kesiagaan dan peningkatan kemampuan

• Mitigasi fisik atau menjinakkan ancaman/ bahaya

• Pengembangan teknologi tepat guna penanggulangan bencana

Page 88: PRESENTASE LONGSOR ITB

DAERAH RAWAN BENCANAKAB. BANDUNG

SUMBER: PIKIRAN RAKYAT/ 22 NOV 2005

Rawan Angin Ribut:• Soreang• Katapang

Rawan Kebakaran:• Rancaekek• Batujajar• Baleendah• Pangalengan• Margahayu• Ciwidey• Cikalongwetan• Solokanjeruk

Rawan Banjir:• Baleendah• Dayeuhkolot• Bojongsoang• Solokanjeruk• Pameungpeuk• Rancaekek• Cicalengka• Ciparay• Katapang• Banjaran

Rawan Longsor:• Rongga• Gununghalu• Cililin• Soreang• Ciwidey• Lembang• Cisarua• Pangalengan• Pasirjambu• Batujajar• Cipeundeuy• Cipatat• Arjasari• Cipongkor• Sindangkerta• Cimaung• Kertasari

Page 89: PRESENTASE LONGSOR ITB

TAHAPAN-TAHAPAN1. pencegahan/ prevention 2. penjinakan/ mitigation 3. kesiapsiagaan/

preparedness4. peringatan dini/ early warning 5. tanggap darurat/ emergency

response6. bantuan darurat/ relief7. pemulihan/ recovery 8. rehabilitasi/ rehabilitation 9. rekontruksi/ reconstruction

• memposisikan masyarakat sbg obyek

• kurang upaya penguatan masyarakat, tdk melibatkan masyarakat lokal, tdk memperhatikan potensi masyarakat “korban”

• kurang upaya mengurangi kerentanan

• perlengkapan “baku” dlm kegiatan operasional mungkin “aneh” dan tdk tepat bagi masyarakat setempat

• peralatan untuk antisipasi bencana yg disiapkan dan dipasang dilapangan, akhirnya tidak beroperasi dan mubazirDARI PD MENYIAPKAN

PERALATAN-PERALATAN MAHAL YG BLM TENTU BEROPERASI, LEBIH BAIK MEMPERSIAPKAN KAPASITAS MASYARAKAT YG TERANCAM BAHAYA

YG TERJADI SAAT INIPADA TIAP TAHAPAN:

FOTO: CS LEX/ 2002

Page 90: PRESENTASE LONGSOR ITB

Tantangannya bgmn melakukan sosialisasi pengalihan keterampilan kpd masyarakat yg bersangkutan?Kegiatan-kegiatan tersebut bukan sekedar dilakukan oleh para ahli dan aparat pemerintah saja, tetapi harus dilakukan secara partisipatoris, bersama, oleh dan utk masyarakat yg terancam bahaya Metoda partisipatif merupakan salah satu pendekatan yg dapat dilakukan utk mendukung mekanisme internal Asas yg melandasi mekanisme ini adalah “pemberdayaan”, yaitu membangun kapasitas masyarakat yg terancam bahayaKonsepnya adalah membantu masyarakat mampu menolong diri sendiri FOTO: PEPEY/ MEULABOH ACEH/ 2005

APA TANTANGAN?

Page 91: PRESENTASE LONGSOR ITB

Bencana dpt mengurangi kapasitas komunitas dalam menguasai maupun mengakses aset penghidupan (livelihood assets)

Bahkan pd beberapa peristiwa bencana, seluruh kapasitas dan aset tersebut bisa hilang sama sekali

Kapasitas yg menjadi hilang itu pula yg memungkinkan bencana cenderung akan hadir berulang di suatu kawasan dan komunitas

BENCANA MENGHANCURKAN KAPASITAS MASYARAKAT

Page 92: PRESENTASE LONGSOR ITB

• Aset setiap warga: modal yg dimiliki masing2 warga

• Aset komunitas: kekayaan sosial yg dimiliki komunitas (termasuk kearifan budaya)

• Aset alam:persediaan sumber daya alam

• Aset fisik:infrastruktur dasar dan mampu memproduksi barang-barang yg dibutuhkan

• Aset Finansial: sumber-sumber keuangan yg digunakan oleh masyarakat utk mencapai tujuan kehidupannya

ASET KAPASITAS UTKKEHIDUPAN BERKELANJUTAN

Page 93: PRESENTASE LONGSOR ITB

1. TINJAUAN UMUM KEBENCANAAN

2. ANCAMAN ATAU BAHAYA3. MITIGASI BENCANA4. KESIAPAN BENCANA5. TANGGAP DARURAT6. PASCA DARURAT7. MODUL TIAP JENIS BENCANA 8. PELATIHAN DAN GLADI

TINJAUAN UMUM MANAJEMEN BENCANA/-UNDP-1992/ SOBIRIN-DPKLTS-2005/ DAN SUMBER LAIN

Prasyarat:• Adanya tokoh penggerak (aktivis atau tokoh RT/ RW

setempat),• Konsep yg jelas dan obyek aktivitas yg jelas, • Kohesivitas masyarakat setempat, • Bahasa rakyat yg tepat berbasis kearifan budaya

setempat,• Jaringan informasi yg mudah diakses setiap saat.

Pelatihan ManajemenBencana Berbasais MasyarakatDesa: HaurkonengKec: CidahuKab: GarutProp: Jawa Barat

Page 94: PRESENTASE LONGSOR ITB

KESIMPULANKESIMPULAN

• Wilayah Indonesia rawan bencana geologi khususnya tanah longsor :1. Tatanan geologi Indonesia2. Kondisi cuaca dan iklim Indonesia3. Penegakan hukum yang lemah4. Tata guna lahan yang kurang memperhatikan aspek lingkungan5. Tingkat kesadaran dan kearifan masyarakat yang rendah terhadap lingkungan

• Masyarakat, pemerintah, lembaga pendidikan dan lembaga sosial masyarakat mempunyai tanggung jawab yang sama dalam penanganan pra dan pasca bencana.

• Penelitian, sosialisasi/ diseminasi informasi harus dilakukan secara kontinu

• Belum optimalnya pengembangan wilayah yang memperhatikan aspek kebencanaan geologi sebagai bagian perlindungan masyarakat dalam mencapai kesejahteraan

• Solusinya ?

Page 95: PRESENTASE LONGSOR ITB

AKTIVITAS MANUSIA

KESADARAN RENDAH

KURANG INFORMASI LENGKAP & AKURAT

LAW ENFORCEMENT

LEMAH

Lengkapi informasi (integrated database)

Penetapan hukum/peraturan

KURANG TERJANGKAUNYA INFORMASI OLEH

MASYARAKAT & APARAT DAERAH

KURANG TERINTEGRASINYA INFORMASI DALAM RT/RW

SUMBER SEBAB/AKAR PERMASALAHAN

Peningkatan efektivitas sosialisasi

SOLUSI

KORBAN JIWA

KERUGIAN EKONOMIAKIBAT

BENCANA LONGSOR

MASALAH

KONDISI ALAM

BERUBAHNNYA KESEIMBANGAN

EKOSISTEM (VEGETASI, GEOSTRUKTUR)

SEBAB

Page 96: PRESENTASE LONGSOR ITB

TERIMA KASIHTERIMA KASIH