Presentasi Topik i

34
BEDAH MULUT Infeksi Odontogen Kelompok D

description

bedah mulut topik I SCL

Transcript of Presentasi Topik i

BEDAH MULUT

Infeksi Odontogen

Kelompok D

• Firly Rakhmawati 021211131053• Nike Kurniawati 021211131054• Claudia Yosephine S 021211131055• Rizky Nugraha Putra 021211131056• Rega Maurischa 021211131057• Setian Fitri Sayekti 021211131058• Viviana Saputra 021211131059• Risky Anita Oktaviani 021211131060• Cyntia Nur Malikfa 021211131061• Ardista Rani Lestari 021211131062• Belgiz Anasis 021211131063• Aditya Rama Devara 021211131064• Yunira Rosandita 021211131065• Arvia Diva F 021211131066• Putrinadia FP 021211131067• Yeni Pusitasari 021211131072• Felicia Lesmana 021211132001

Anggota kelompok

Radang merupakan mekanisme pertahanan tubuh disebabkan oleh adanya respon jaringan terhadap pengaruh-pengaruh merusak baik bersifat lokal

maupun yang masuk ke dalam tubuh.

INFLAMASI

FUNGSIOLEA

KHRONIS

TUMOR

RUBOR

DOLOR

KALOR

AKUT

RADANG AKUT

Respon yang cepat dan segera terhadap cedera yang memicu migrasi leukosit, terutama monosit dan granulosit, serta mediator radang menuju ke daerah cedera.

Tahap Vaskuler reaksi awal terhadap jejas → vasokonstriksi → mengurangi aliran darah → dilatasi arteriol dan venula → lebih banyak cairan dapat memasuki celah-celah jaringan →membawa komplemen, antibodi, dan zat lain

Tahap Selulerrespons khas oleh leukosit → neutrofil → marginasi, emigrasi, fagositosis

RADANG KHRONISMerupakan kelanjutan dari radang akut yang tidak diberikan perawatan.

Perbedaan dengan radang akut yaitu radang akut ditandai dengan perubahan vaskuler dan seluler, infiltrasi neutrofil dalam jumlah besar, sedangkan radang kronis ditandai oleh infiltrasi sel makrofag, limfosit, dan sel plasma, destruksi jaringan, dan perbaikan meliputi proliferasi pembuluh darah baru/angiogenesis dan fibrosis.

Perbaikan jaringanTahap Inflamasi : fase awal dalam proses penyembuhan luka, fase ini

dimulai seketika dimana terjadi luka pada jaringan.Tujuan : menghentikan perdarahan dan membersihkan area luka dari benda asing, sel-sel mati dan bakteri untuk mempersiapkan dimulainya proses penyembuhan.

Tahap fibroblast : Pada fase ini jaring-jaring fibrin yang berasal dari koagulan darah melekat pada luka dan membentuk ikatan silang yang

menjadi tempat bagi fibroblast untuk menghasilkan substansi dasar dan tropocollagen

Tahap remodelling: fase terakhir yang tidak ditentukan sampai kapan selesainya, dan yang dikenal juga sebagai fase maturitas luka.

INFEKSI

Infeksi merupakan masuknya kuman patogen atau toksin ke dalam tubuh manusia serta

menimbulkan gejala sakit.

INFEKSI ODONTOGEN

Infeksi odontogen adalah infeksi yang awalnya bersumber dari kerusakan jaringan keras gigi atau jaringan penyangga gigi yang disebabkan oleh bakteri yang merupakan flora normal rongga mulut yang berubah menjadi pathogen.

Infeksi odontogen dapat menyebar secara perkontinuatum, hematogen dan limfogen. Infeksi odontogen dapat terjadi melalui berbagai jalan: (1) lewat penghantaran yang patogen yang berasal dari luar mulut; (2) melalui suatu keseimbangan flora yang endogenus; (3) melalui masuknya bakteri ke dalam pulpa gigi yang vital dan steril secara normal.

Penyebaran infeksi odontogen (dentoalveolar abcess) tergantung pada posisi apeks gigi penyebab. (A) Akar bukal : arah penyebaran ke bukal. (B) Akar palatal : arah penyebarannya ke palatal.

Penyebaran infeksi odontogen (dentoalveolar abcess) tergantung pada posisi apeks gigi penyebab.(A) Penyebaran pus kea rah sinus maksilaris (B) Penyebaran pus pada rahang bawah tergantung pada posisi perlekatan otot mylohyoid.

Rute perjalanan pus pada penyebaran infeksi odontogen (A) Abses intraalveolar (B) Abses superiosteal.

Kasus 1

Penderita anak umur 15 tahun datang dengan keluhan adanya pembengkakan pada daerah rahang kanan. Pembengkakan ini terjadi setelah anak tersebut terjatuh dari sepeda satu hari yang lalu

Pemeriksaan fisik

Terdapat asimetri wajah, adanya pembengkakan daerah rahang kanan, warna agak biru kemerahan, batas tidak jelas, pada palpasi teraba lunak dan terasa nyeri, tidak didapatkan luka pada wajah

Ekstra Oral

Intra OralTidak didapatkan luka pada jaringan lunak rongga mulut dan gigi-gigi dalam keadaan baik

Anak 15th terjatuh

Jejas

Trauma Fisik

Kerusakan Jaringan

Respon Inflamasi Akut

Perubahan vaskuler Seluler

Marginasi PMN pada

endotel

Migrasi Leukosit

Mediator inflamasi

Permeabilitas kapiler meningkat

Vasodilatasi pembuluh darah

Keluarnya eksudatHiperemia

fagositosis

Akumulasi di jaringan

Tumor

Menekan saraf Rubor Kalor

Dolor

HematomaTerapi : kompres dingin dan anti

inflamasi

anak tersebut diduga mengalami trauma pada

pembuluh darah di pipi akibat pukulan benda tumpul saat terjatuh. Pukulan tersebut tidak menyebabkan luka robek hingga ke permukaan kulit sehingga tak tampak luka pada wajah.

Akibat adanya pembuluh darah yang mengalami trauma

yaitu berupa ruptur, namun tidak disertai luka robek hingga ke permukaan kulit, maka darah yang keluar akan terkumpul di bawah permukaan kulit menyebabkan

pembengkakan.

Pada kasus ini terjadi inflamasi akut, yaitu respon cepat

tubuh terhadap jejas, dengan mengeluarkan berbargai

mediator pertahanan tubuh, seperti leukosit dan

protein plasma, menuju tempat jejas. Respon yang cepat dan segera terhadap suatu jejas yang terjadi pada tubuh, yang dimulai setelah 4-6 jam sejak terjadi jejas dan dapat berlanjut selama 3-5 hari. Hal ini sesuai dengan pasien yang mengalami trauma pada sehari sebelumnya.

Proses awal pada tubuh ketika trauma

yaitu adanya respon vaskuler yang

dikuti respon seluler. Tanda klasik dari inflamasi : rubor, tumor, kalor, dolor, dan

functio laesa

Dolor atau nyeri juga merupakan salah satu tanda adanya keradangan

terjadi akibat adanya mediator kimiawi pada radang akut seperti histamin, bradikinin, serotonin, dan prostaglandin yang merangsang ujung-ujung saraf.

Tanda radang yang lain lagi adalah fungsiolesa atau kehilangan fungsi. Fungsiolesa dapat terjadi akbiat eksudat yang menekan saraf motorik dan beberapa mediator inflamasi yang mengganggu fungsi saraf motorik

Terapi

Farmakologi

Non - Farmakologi

Farmakologi

obat-obatan dari golongan : naproxen, ibuprofen, dan aspirin. NSAID diberikan secara per oral

heparin yang diberikan secara topikal : Contoh obatnya adalah Heparin-Natrium (Liquemin®, Thrombophob®) dan Heparin-kalsium (Calciparin®).

Non - Farmakologi

1. icing (kompres dingin)

2. rest (istirahat)

KASUS 2

Student Center Learning (SCL)Bedah Mulut II - Kelompok D

SKENARIO 2Seorang wanita berumur 20 tahun datang dengan keluhan

adanya rasa sakit pada gigi geraham rahang bawah kanan belakang, rasa sakit cekot-cekot mulai timbul 5 hari yang lalu. Penderita pergi ke puskesmas.

Saat pergi ke puskesmas penderita merasakan adanya pempengkakan pada pipinya. Di puskesmas penderita diperiksa dan setelahya mendapat 2 macam obat, yaitu 1 macam berjumlah 10 kaplet diminum 4x sehari, dan 1 macam lagi berjumlah 10 diminum 3x sehari berupa tablet analgesik. Tetapi walaupun telah taat meminum obat dari puskesmas penderita merasa tidak ada perubahan, penderita malah merasa sakit dan bengkaknya bertambah. Penderita juga merasakan demam sejak 2 hari yang lalu.

Pemeriksaan EkstraoralPembengkakan regio pipi dan di tengah rahang bawah

kanan, berbatas tidak jelas, warna merah, pada palpasi teraba padat (firm) dan hangat, tidak ada fluktuasi, dan terasa nyeri.

Pemeriksaan IntraoralMukosa sekitar gigi 46 oedematus dan warna kemerahan, dan gigi 46 sisa akar, pada tekanan (druk) terasa nyeri.

Pemeriksaan radiografikGigi 48 impaksi mesioangular, gambar radiolusen pada sebelah mesial daerah mahkota, dan pada gigi 46 terlihat gambaran radiolusensi tidak berbatas jelas pada periapikal gigi 46 sisa akar.

DIAGNOSIS

Dari pemeriksaan yang dilakukan dapat disimpulkan ini adalah infeksi odontogen yang merupakan suatu infeksi yang berawal dari gigi.

Pada gigi 46 diagnosa untuk pasien adalah Serous Periositis, sedangkan untuk gigi 48 adalah Perikoronitis.

PERIODONTITIS APIKALIS

Infeksi dan peradangan bermula dari karies → meluas ke jaringan periapikal → menyebabkan respon inflamasi lokal → mengakibatkan kerusakan tulang dan resorpsi akar → periodontitis apikalis & abses periapikal

PATOGENESIS Abses → rongga patologis yang

berisi pus disebabkan oleh infeksi.

Abses periapikal → abses yang terjadi dalam daerah periapikal, yaitu di dalam tulang.

Untuk mencapai luar tubuh → abses harus menembus jaringan keras tulang & mencapai jaringan lunak

Sebelum mencapai ke luar jaringan, perjalanan pus dari dalam tulang melalui cancelous bone → bergerak menuju ke arah tepian tulang atau lapisan tulang terluar (korteks) → periosteum → serous periostitis.

SEROUS PERIOSITIS

Suatu keradangan akut pada periosteum tulang rahang yang disebabkan infeksi periapikal telah mencapai korteks tulang sehingga menimbulkan rasa sakit, terasa hangat pada regio yang terlibat, dan timbul pembengkakan.

PATOGENESIS Keradangan akut pada periosteum

tulang rahang karena infeksi periapikal yang telah menembus korteks tulang

Periosteum memiliki vaskularisasi yang baik → terjadi keradangan → eksudasi (melepas komponen keradangan dan sel plasma ke rongga subperiosteal) → menghambat laju pus yang berpotensi destruktif → menimbulkan rasa sakit, terasa hangat, pembengkakan

Konsistensi eksudat mengandung 70% plasma → belum ada keterlibatan pus → tidak kental → SEROUS

TERAPITerapi yang diberikan yaitu :

- Pemberian antibiotik, ex:amoksisilin.- Pemberian analgesik, ex:asam mefenamat.- Dilakukan irigasik dengan H2O2 3% pada

daerah perikoronal atau NaCl 0,7 % pada daerah perculum.

- tindakan ekstraksi atau terapi endodontik pada gigi yang bersangkutan bila tanda akut mereda

Eksudat menembus jaringan periosteum

Terlepasnya komponen radang dan sel plasma

Eksudat menembus korteks

nyeri

oedem

Suhu tubuh meningkat

SEROUS PERIOSITIS

Sisa makanan & plak tertimbun

Periocoronal damage

perikoronitis

oedem

Akumulasi bakteri dan produk toksin

Infeksi periapikal

Pembuluh darah di foramen apikalis

tersumbat

Vasodilatasi vaskuler pulpa

Nekrosis pulpa

Eksudat masuk periapikal

Karies gigi 46Port de entry

Periapikal marginal perikoronal

Impaksi 48 mesio angular

pulpitisDental sac terbuka

sebagian

Penderita perempuan 20 th

KESIMPULAN1. Tubuh memiliki respon pertahanan terhadap suatu jejas melalui suatu

mekanisme keradangan atau inflamasi. Dengan adanya suatu inflamasi, tubuh memberikan respon berupa perubahan vaskular dan seluler.

2. Inflamasi yang disebabkan oleh jejas biologis seperti mikroorganisme, bakteri, fungi, dan sebagainya disebut dengan infeksi. Infeksi yang disebabkan oleh invasi bakteri gigi disebut infeksi odontogen.

3. Invasi bakteri yang menyebabkan infeksi odontogen dapat masuk kedalam jaringan melalui 3 port de entry yaitu periapikal, periodontal, dan perikoronal.

4. Setelah mengalami keradangan, tubuh akan segera mengalam proses repair yaitu perbaikan jaringan yang akan dilanjutkan proses proliferasi dan maturasi.

TERIMA KASIHANY QUESTION ?