POLA ILMIAH POKOK(PIP) UNIVERSITAS UDAYANA
DANPEMBENTUKAN KARAKTER
P2KBK_FH_2010 1
POLA ILMIAH POKOK(PIP) UNIVERSITAS UDAYANA
DANPEMBENTUKAN KARAKTER
Wayan WindiaBadan Penjaminan Mutu
Univ.Udayana
LAMBANG UNUD
CAKRA WIDYA PRAWARTANACAKRA WIDYA PRAWARTANA
MOTO UNUD
TAKITAKI--TAKINING SEWAKA GUNA WIDYATAKINING SEWAKA GUNA WIDYA
P2KBK_FH_2010 2
POLA ILMIAH POKOK (PIP) :
KEBUDAYAAN
RAKER REKTOR SE INDONESIATGL. 17-19 PEBRUARI 1975
MENETAPKAN POLA ILMIAH POKOK (PIP)SEBAGAI DASAR ORIENTASI LEMBAGA
PENDIDIKAN TINGGI DI INDONESIA
RAPAT SENAT UNUDTGL. 12 MARET 1976
MENETAPKAN PIP UNUD : KEBUDAYAAN
RAPAT SENAT UNUDTGL. 12 MARET 1976
MENETAPKAN PIP UNUD : KEBUDAYAAN
PEDOMAN IMPLEMENTASI PIPKEBUDAYAAN DI UNIVERSITAS
UDAYANATAHUN 2005.
SENAT UNUDMENETAPKAN VISI UNUD :UNGGUL, MANDIRI, DANBERBUDAYA , TH. 2005.
MANUAL MUTU AKADEMIKINDIKATOR IMPLEMENTASI POLA ILMIAH POKOK (PIP)
KEBUDAYAAN UNIV. UDAYANATGL. 12 SEPTEMBER 2009
PIP SEBAGAI ALAT UNTUK MENJABARKAN VISI
STANDAR UNIVERSITAS UDAYANATAHUN 2015
LANDASAN PENDIDIKANKARAKTER
APA ITU POLA ILMIAH POKOK (PIP) ?
• Pola pengembangan ilmiah di PT yangharus memiliki dasar orientasi ilmiah.
• Dasar (pokok) orientasi ilmiah itu harusmewarnai pengembangan ilmu di PT tsb.
• Warna pengembangan ilmu tsb,bersumber dari lokasi di mana PT itu berlokasi.
• Pola pengembangan ilmiah di PT yangharus memiliki dasar orientasi ilmiah.
• Dasar (pokok) orientasi ilmiah itu harusmewarnai pengembangan ilmu di PT tsb.
• Warna pengembangan ilmu tsb,bersumber dari lokasi di mana PT itu berlokasi.
P2KBK_FH_2010 5
TUJUAN PENGEMBANGAN PIP
• PT memiliki ciri khas.
• Dosen memiliki pegangan dasar dalamproses pembelajaran.
• Alumni memiliki bekal kearifan lokal dankejiwaan (dalam bentuk soft skill), dalamrangka pembentukan karakter.
P2KBK_FH_2010 6
• PT memiliki ciri khas.
• Dosen memiliki pegangan dasar dalamproses pembelajaran.
• Alumni memiliki bekal kearifan lokal dankejiwaan (dalam bentuk soft skill), dalamrangka pembentukan karakter.
LEVEL IMPLEMENTASI PIP
• PRODI : STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL)/CPPRODI.
• MATA KULIAH : STANDAR KOMPETENSI (SK)/CP MATAKULIAH.
• POKOK BAHASAN : KOMPETENSI DASAR (KD)/CPPOKOK BAHASAN.
• 107 ELEMEN KEBUDAYAAN (BALI), YANG DAPATDISINGGUNG/DIBAHAS DALAM KULIAH (ManualMutu Akademik, BPMU).
• PRODI : STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL)/CPPRODI.
• MATA KULIAH : STANDAR KOMPETENSI (SK)/CP MATAKULIAH.
• POKOK BAHASAN : KOMPETENSI DASAR (KD)/CPPOKOK BAHASAN.
• 107 ELEMEN KEBUDAYAAN (BALI), YANG DAPATDISINGGUNG/DIBAHAS DALAM KULIAH (ManualMutu Akademik, BPMU).
P2KBK_FH_2010 7
POLAILMIAHPOKOK
(PIP)
PENDIDIKANKARAKTER
KEBUDAYAAN
DIKTIPengertian Umum Karakter
• Karakter mendemonstrasikan etika atausistem nilai personal yang ideal (baik danpenting) untuk eksistensi diri danberhubungan dengan orang lain.
• Character is defined as the “combination of qualities orfeatures that distinguishes one person, group, or thing from
another” (American Heritage Dictionary of the English Language: 4th
edition
• Karakter mendemonstrasikan etika atausistem nilai personal yang ideal (baik danpenting) untuk eksistensi diri danberhubungan dengan orang lain.
• Character is defined as the “combination of qualities orfeatures that distinguishes one person, group, or thing from
another” (American Heritage Dictionary of the English Language: 4th
edition
Pengertian Karakter• Karakter adalah nilai-nilai yang khas-baik (tahu nilai
kebaikan, mau berbuat baik, nyata berkehidupan baik,dan berdampak baik terhadap lingkungan) yangterpateri dalam diri dan terejawantahkan dalamperilaku.
• Karakter secara koheren memancar dari hasil olah pikir,olah hati, olah raga, serta olah rasa dan karsaseseorang atau sekelompok orang.
• Karakter merupakan ciri khas seseorang atausekelompok orang yang mengandung nilai,kemampuan, kapasitas moral, dan ketegaran dalammenghadapi kesulitan dan tantangan.
• Karakter adalah nilai-nilai yang khas-baik (tahu nilaikebaikan, mau berbuat baik, nyata berkehidupan baik,dan berdampak baik terhadap lingkungan) yangterpateri dalam diri dan terejawantahkan dalamperilaku.
• Karakter secara koheren memancar dari hasil olah pikir,olah hati, olah raga, serta olah rasa dan karsaseseorang atau sekelompok orang.
• Karakter merupakan ciri khas seseorang atausekelompok orang yang mengandung nilai,kemampuan, kapasitas moral, dan ketegaran dalammenghadapi kesulitan dan tantangan.
10
• Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagaipendidikan nilai, pendidikan budi pekerti,pendidikan moral, pendidikan watak, yangbertujuan mengembangkan kemampuanpeserta didik untuk memberikan keputusanbaik-buruk, memelihara apa yang baik, danmewujudkan kebaikan itu dalam kehidupansehari-hari dengan sepenuh hati.
• Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagaipendidikan nilai, pendidikan budi pekerti,pendidikan moral, pendidikan watak, yangbertujuan mengembangkan kemampuanpeserta didik untuk memberikan keputusanbaik-buruk, memelihara apa yang baik, danmewujudkan kebaikan itu dalam kehidupansehari-hari dengan sepenuh hati.
Alur Pikir Pembangunan Karakter Bangsa
Tangguh,kompetitif,
berakhlak mulia,bermoral,
bertoleran,bergotong royong,patriotik, dinamis,
berbudaya, danberorientasi Ipteks
berdasarkanPancasila dan
dijiwai oleh imandan takwa kepadaTuhan Yang MahaEsa (UU RI No 17
Tahun 2007 TentangRPJPN 2005-2025)
BANGSABERKARAKTER
BANGSABERKARAKTER
BANGSAYANG
MERDEKA,BERSATU,
BERDAULAT,ADIL DANMAKMUR
BANGSAYANG
MERDEKA,BERSATU,
BERDAULAT,ADIL DANMAKMUR
PembagunanKarakterBangsa
R A N:
POLHUKAM,KESRA,
PEREKONOMIAN
R A N:
POLHUKAM,KESRA,
PEREKONOMIAN
1. Disorientasi dan belumdihayatinya nilai-nilaiPancasila.
2. Keterbatasan perangkatkebijakan terpadudalam mewujudkannilai-nilai Pancasila.
3. Bergesernya nilai etikadalam kehidupanberbangsa danbernegara.
4. Memudarnya kesadaranterhadap nilai-nilaibudaya bangsa.
5. Ancaman disintegrasibangsa
6. Melemahnyakemandirian bangsa.
PERMASALAHANBANGSA DAN NEGARA
PERMASALAHANBANGSA DAN NEGARA
+
Tangguh,kompetitif,
berakhlak mulia,bermoral,
bertoleran,bergotong royong,patriotik, dinamis,
berbudaya, danberorientasi Ipteks
berdasarkanPancasila dan
dijiwai oleh imandan takwa kepadaTuhan Yang MahaEsa (UU RI No 17
Tahun 2007 TentangRPJPN 2005-2025)
BANGSAYANG
MERDEKA,BERSATU,
BERDAULAT,ADIL DANMAKMUR
BANGSAYANG
MERDEKA,BERSATU,
BERDAULAT,ADIL DANMAKMUR
PembagunanKarakterBangsa
R A N:
POLHUKAM,KESRA,
PEREKONOMIAN
R A N:
POLHUKAM,KESRA,
PEREKONOMIAN
1. Disorientasi dan belumdihayatinya nilai-nilaiPancasila.
2. Keterbatasan perangkatkebijakan terpadudalam mewujudkannilai-nilai Pancasila.
3. Bergesernya nilai etikadalam kehidupanberbangsa danbernegara.
4. Memudarnya kesadaranterhadap nilai-nilaibudaya bangsa.
5. Ancaman disintegrasibangsa
6. Melemahnyakemandirian bangsa.
STRATEGI:1.Sosialisasi/
Penyadaran2.Pendidikan3.Pemberdayaan4.Pembudayaan5.Kerjasama
1. PANCASILA2. UUD 453. Bhineka
Tunggal Ika4. NKRI
KONSENSUSNASIONALLINGKUNGAN
STRATEGISGlobal,
Regional,Nasional
Arah, Tahapan dan Prioritas
Arah: Sebagai bagian tak terpisahkan dalam pencapaian visi dan misipembangunan nasional (RPJP 2005 -2025)
Tahapan & prioritas:Tahap I : 2010 – 2014:(1) Reorientasi dan penyadaran akan pentingnya pembangunan karakter bangsa.(2) Penyusunan perangkat kebijakan terpadu dan pemberdayaan pemangku kepentingan
agar dpt melaksanakan pembangungan karakter bangsa secara efektif.(3) Pelaksanaan, pemantapan dan evaluasi pembangunan karakter bangsa.
Tahap II: 2014 – 2010:Pengukuhan nilai-nilai dalam karakter bangsa, dan pemantapan pelaksanaanpembangunan karakter bangsa serta evaluasi pelaksanaannya.
Tahap III: 2020 – 2025:Pengembangan berkelanjutan.
13
Tahapan & prioritas:Tahap I : 2010 – 2014:(1) Reorientasi dan penyadaran akan pentingnya pembangunan karakter bangsa.(2) Penyusunan perangkat kebijakan terpadu dan pemberdayaan pemangku kepentingan
agar dpt melaksanakan pembangungan karakter bangsa secara efektif.(3) Pelaksanaan, pemantapan dan evaluasi pembangunan karakter bangsa.
Tahap II: 2014 – 2010:Pengukuhan nilai-nilai dalam karakter bangsa, dan pemantapan pelaksanaanpembangunan karakter bangsa serta evaluasi pelaksanaannya.
Tahap III: 2020 – 2025:Pengembangan berkelanjutan.
Strategi Pembangunan Karakter Bangsa
A. Sosialisasi: Penyadaran semua pemangku kepentingan akan pentingnya karakterbangsa. Media cetak dan elektronik perlu berperanserta dalam sosialisasi
A. Sosialisasi: Penyadaran semua pemangku kepentingan akan pentingnya karakterbangsa. Media cetak dan elektronik perlu berperanserta dalam sosialisasi
B. Pendidikan: Formal (satuan pendidikan), nonformal (kegiatankeagamaan,kursus, pramuka dll.), informal (keluarga, masyarakat, dantempat kerja), forum pertemuan (kepemudaan)
B. Pendidikan: Formal (satuan pendidikan), nonformal (kegiatankeagamaan,kursus, pramuka dll.), informal (keluarga, masyarakat, dantempat kerja), forum pertemuan (kepemudaan)
C. Pemberdayaan: Memberdayakan semua pemangku kepentingan (orang tua, satuanpendidikan, ormas, dsb.) agar dapat berperan aktif dalam pendidikan karakter
C. Pemberdayaan: Memberdayakan semua pemangku kepentingan (orang tua, satuanpendidikan, ormas, dsb.) agar dapat berperan aktif dalam pendidikan karakter
D. Pembudayaan: Perilaku berkarakter dibina dan dikuatkan dengan penanaman nilai-nilai kehidupan agar menjadi budaya
D. Pembudayaan: Perilaku berkarakter dibina dan dikuatkan dengan penanaman nilai-nilai kehidupan agar menjadi budaya
E. Kerjasama: Membangun kerjasama sinergis antara semua pemangku kepentinganE. Kerjasama: Membangun kerjasama sinergis antara semua pemangku kepentingan
14
Mengembangkan karakterpeserta didik agar mampu
mewujudkan nilai-nilailuhur Pancasila
• Pengembangkan potensi dasar,agar “berhati baik, berpikiranbaik & berperilaku baik”.
• Pebaikan thd perilaku yg kurangbaik dan penguatan perilaku ygsudah baik.
TUJUAN:FUNGSI:
Tujuan, Fungsi, Ruang Lingkup
• Pebaikan thd perilaku yg kurangbaik dan penguatan perilaku ygsudah baik.
• Penyaring budaya yg kurangsesuai dg nilai-nilai luhurPancasila.
Satuan Pendidikan, Keluarga, dan Masyarakat
RUANG LINGKUP SASARAN
15
1. Undang - Undang RI Nomor 17 Tahun 2007 tentangRPJPN 2005 – 2025
1. Undang - Undang RI Nomor 17 Tahun 2007 tentangRPJPN 2005 – 2025
3. Instruksi Presiden RI Nomor 1 Tahun 2010 tentangPercepatan Pelaksanaan Prioritas PembangunanNasional Tahun 2010
3. Instruksi Presiden RI Nomor 1 Tahun 2010 tentangPercepatan Pelaksanaan Prioritas PembangunanNasional Tahun 2010
RujukanPenyusunan
KebijakanNasional
PendidikanKarakter
RujukanPenyusunan
KebijakanNasional
PendidikanKarakter
Rujukan Penyusunan Kebijakan NasionalPendidikan Karakter
2. Undang - Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentangSistem Pendidikan Nasional
2. Undang - Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentangSistem Pendidikan Nasional
3. Instruksi Presiden RI Nomor 1 Tahun 2010 tentangPercepatan Pelaksanaan Prioritas PembangunanNasional Tahun 2010
3. Instruksi Presiden RI Nomor 1 Tahun 2010 tentangPercepatan Pelaksanaan Prioritas PembangunanNasional Tahun 2010
4. Arahan Presiden RI dalam Sidang Kabinet TerbatasBidang Kesra tanggal 18 Maret 2010
4. Arahan Presiden RI dalam Sidang Kabinet TerbatasBidang Kesra tanggal 18 Maret 2010
5. Arahan Presiden RI pada Rapat Kerja Nasional diTampak Siring, Bali Tanggal 19- 20 April 2010
5. Arahan Presiden RI pada Rapat Kerja Nasional diTampak Siring, Bali Tanggal 19- 20 April 2010
6. Arahan Presiden RI pada Puncak Peringatan HariPendidikan Nasional di Istana Negara Tanggal 11Mei 2010
6. Arahan Presiden RI pada Puncak Peringatan HariPendidikan Nasional di Istana Negara Tanggal 11Mei 2010
RujukanPenyusunan
KebijakanNasional
PendidikanKarakter
RujukanPenyusunan
KebijakanNasional
PendidikanKarakter
OLAHHATI
OLAHPIKIR
jujur, beriman danbertakwa, amanah, adil,
bertanggung jawab,berempati, beranimengambil resiko,
pantang menyerah, relaberkorban, dan berjiwa
patriotik
jujur, beriman danbertakwa, amanah, adil,
bertanggung jawab,berempati, beranimengambil resiko,
pantang menyerah, relaberkorban, dan berjiwa
patriotik
peduli, ramah, santun,rapi, nyaman, saling
menghargai, toleran, sukamenolong, gotong royong,
nasionalis, kosmopolit ,mengutamakan
kepentingan umum,bangga menggunakan
bahasa dan produkIndonesia, dinamis, kerjakeras, dan beretos kerja
peduli, ramah, santun,rapi, nyaman, saling
menghargai, toleran, sukamenolong, gotong royong,
nasionalis, kosmopolit ,mengutamakan
kepentingan umum,bangga menggunakan
bahasa dan produkIndonesia, dinamis, kerjakeras, dan beretos kerja
cerdas, kritis,kreatif, inovatif,
ingin tahu, berpikirterbuka, produktif,berorientasi Ipteks,
dan reflektif
cerdas, kritis,kreatif, inovatif,
ingin tahu, berpikirterbuka, produktif,berorientasi Ipteks,
dan reflektif
PerilakuBerkarakter
OLAHRASA/KARSA
OLAHRAGA
peduli, ramah, santun,rapi, nyaman, saling
menghargai, toleran, sukamenolong, gotong royong,
nasionalis, kosmopolit ,mengutamakan
kepentingan umum,bangga menggunakan
bahasa dan produkIndonesia, dinamis, kerjakeras, dan beretos kerja
peduli, ramah, santun,rapi, nyaman, saling
menghargai, toleran, sukamenolong, gotong royong,
nasionalis, kosmopolit ,mengutamakan
kepentingan umum,bangga menggunakan
bahasa dan produkIndonesia, dinamis, kerjakeras, dan beretos kerja
tangguh, bersih dansehat, disiplin, sportif,andal, berdaya tahan,
bersahabat,kooperatif,
determinatif,kompetitif, ceria, dan
gigih
tangguh, bersih dansehat, disiplin, sportif,andal, berdaya tahan,
bersahabat,kooperatif,
determinatif,kompetitif, ceria, dan
gigih
17
NILAI-NILAI LUHUR
Tema Pembangunan Karakter Bangsa danPendidikan Karakter
Membangun generasi yang
JUJUR, CERDAS,TANGGUH, dan PEDULI
Membangun generasi yang
JUJUR, CERDAS,TANGGUH, dan PEDULI
INTERVENSIINTERVENSI
HABITUASI
PerilakuBerkarakter
MASYA-RAKAT
PROSES PEMBUDAYAAN DAN PEMBERDAYAANAgama, Pancasila,UUD 1945,
UU No. 20/2003 ttgSisdiknas
TeoriPendidikan,Psikologi,
Nilai, SosialBudaya
Nilai-nilaiLuhur
STRATEGI PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSAMELALUI PENDIDIKAN
KELUARGASATUANPENDIDIKAN
19
INTERVENSI
HABITUASIHABITUASI
PerilakuBerkarakter
TeoriPendidikan,Psikologi,
Nilai, SosialBudaya
Pengalaman terbaik(best practices)dan
praktik nyata
Nilai-nilaiLuhur
PERANGKAT PENDUKUNGKebijakan, Pedoman, Sumber Daya,Lingkungan, Sarana dan Prasarana,Kebersamaan, Komitmen pemangku
kepentingan.
PT
“…pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan bertumbuhnyabudi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intellect), dan tubuh anak. Bagian-bagian itu tidak boleh dipisahkan agar kita dapat memajukan kesempurnaan hidupanak-anak kita..” (Ki Hajar Dewantoro)
Pendidikan Karakter Secara Utuh:Pendidikan Karakter Secara Utuh:Ilmu Pengetahuan, Budi Pekerti (Akhlak, Karakter), Kreativitas, InovatifIlmu Pengetahuan, Budi Pekerti (Akhlak, Karakter), Kreativitas, Inovatif
PendidikanAKADEMIK
TK/SD
SMP
SMA
PendidikanKARAKTER
PendidikanAKADEMIK
Pelaksanaan Pendidikan Karakterdi Perguruan Tinggi
KEGIATANKESEHARIAN
KEGIATANKEMAHASISWAAN
Integrasi ke dalam kegiatan pendidikan,penelitian dan pengabdian kpdmasyarakat yang berkarakter
Pembiasaan dalam kehidupankeseharian di Perguruan Tinggi
BUDAYA PT(KAMPUS)/ BUDAYAORGANISASI
TRI DHARMAPERGURUANTINGGI
BUDAYAAKADEMIK
KEGIATANKESEHARIAN
KEGIATANKEMAHASISWAAN
Integrasi ke dalam kegiatankemahasiswaan antara lain:
Pramuka, Olahraga, KaryaTulis, Seni
Penerapan pembiasaankehidupan keseharian dilingkungan keluarga,asrama, dan masyarakat 21
BUDAYA PT(KAMPUS)/ BUDAYAORGANISASI
PerspektifNilai-nilaikarakter dlmtotalitasBudayaAkademik
TRI DHARMAPERGURUANTINGGI
BUDAYAAKADEMIK
DIN
AM
IKA
EKS
TERN
AL
LATA
R BE
LAKA
NG LINGKUNGAN
PERGURUAN TINGGILINGKUNGAN
PERGURUAN TINGGI
DOSENDOSENMAHASISWAMAHASISWA
ORIENTASI/ARAHPERKEMBANGAN BUDAYA AKADEMIK
MASYARAKAT AKADEMIK
DIN
AM
IKA
EKS
TERN
AL
LATA
R BE
LAKA
NG
ETIKA AKADEMIK
ORIENTASI/ARAHPERKEMBANGAN BUDAYA AKADEMIK
NILAI-NILAI LUHUR
BUDAYA AKADEMIK
MEMBANGUN BUDAYA AKADEMIK
PT UnggulPengakuan Standar
Daya SaingDaya Saing
MASYARA-KATADIL MAKMUR
SEJAHTERA
KEM
AN
DIR
IAN
MO
DA
L IN
SAN
IBE
RKU
ALI
TAS
INFR
AST
RUKT
UR
BERK
UA
LITA
S
PRO
GRA
MBE
RKU
ALI
TAS
AKU
NTA
BILI
TAS
BUDAYA/SUASANA AKADEMIK
Manfaat
UNIVERSITAS UDAYANA1. LATAR BELAKANG
a. Kehidupan Bermasyarakat
Arus globalisasi yang berkembang demikian pesat danterbuka di semua sektor dapat menggerus rasa nasionalismeIndonesia dan dapat memperlemah nilai-nilai kebangsaan,memudarkan negara-bangsa (nation state).
Modal sosial yang kaya, bersumber dari berbagai suku,agama, ras, bahasa, dan lainnya mengalami kemerosotansehingga menimbulkan berbagai konflik dan kekerasan
Pendidikan yang lebih mementingkan outcome daripadaproses secara perlahan dapat merusak karakter bangsakarena anak didik terbiasa berpikir instan untukmemperoleh hasil dengan cepat.
a. Kehidupan Bermasyarakat
Arus globalisasi yang berkembang demikian pesat danterbuka di semua sektor dapat menggerus rasa nasionalismeIndonesia dan dapat memperlemah nilai-nilai kebangsaan,memudarkan negara-bangsa (nation state).
Modal sosial yang kaya, bersumber dari berbagai suku,agama, ras, bahasa, dan lainnya mengalami kemerosotansehingga menimbulkan berbagai konflik dan kekerasan
Pendidikan yang lebih mementingkan outcome daripadaproses secara perlahan dapat merusak karakter bangsakarena anak didik terbiasa berpikir instan untukmemperoleh hasil dengan cepat.
‘pendidikan nasional berfungsi mengembangkankemampuan dan membentuk watak serta peradabanbangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskankehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnyapotensi peserta didik agar menjadi manusia yangberiman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratisdan bertanggung jawab’.
b. Fungsi dan Tujuan Pendidikan NasionalUU No.20 Tahun 2003: Pasal 3
‘pendidikan nasional berfungsi mengembangkankemampuan dan membentuk watak serta peradabanbangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskankehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnyapotensi peserta didik agar menjadi manusia yangberiman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratisdan bertanggung jawab’.
KARAKTER
c. PIP Kebudayaan Sebagai landasan Pendidikan Karakter
Kebudayaan sebagai warna keilmuan Unud ditetapkan, 12Maret 1976.
Sebagai basis pengembangan keilmuan, kebudayaan harusdiintegrasikan dalam kurikulum (berbasis kompetensi).
Karena dia sebagai basis, maka kompetensi kurikulumsepatutnya adalah kebudayaan.
Yang diintegrasikan adalah nilai-nilai budaya yangbersifat universal bagi umat manusia
Visi : Unggul, Mandiri, Berbudaya
Kebudayaan sebagai warna keilmuan Unud ditetapkan, 12Maret 1976.
Sebagai basis pengembangan keilmuan, kebudayaan harusdiintegrasikan dalam kurikulum (berbasis kompetensi).
Karena dia sebagai basis, maka kompetensi kurikulumsepatutnya adalah kebudayaan.
Yang diintegrasikan adalah nilai-nilai budaya yangbersifat universal bagi umat manusia
2. TUJUAN
• Meningkatkan pemahaman tentang karakter bangsadalam pembangunan dan kehidupan masyarakat
• Meningkatkan pemahaman dalam melakukan sesuatuuntuk hidup, mengerjakan apa yang telah diketahui dankompeten di bidangnya
• Memahami pembelajaran untuk mengenal diri sendiri,karakter diri yang tak terpisah dari pengaruh lingkungan,menjadi “human”.
• Belajar bagaimana hidup bersama berdampinganmembangun jejaring demi kepentingan nasional yanglebih besar.
• Meningkatkan pemahaman tentang karakter bangsadalam pembangunan dan kehidupan masyarakat
• Meningkatkan pemahaman dalam melakukan sesuatuuntuk hidup, mengerjakan apa yang telah diketahui dankompeten di bidangnya
• Memahami pembelajaran untuk mengenal diri sendiri,karakter diri yang tak terpisah dari pengaruh lingkungan,menjadi “human”.
• Belajar bagaimana hidup bersama berdampinganmembangun jejaring demi kepentingan nasional yanglebih besar.
3. NILAI-NILAI YANG DIKEMBANGKAN
1. Nilai-nilai yang dikembangkan terutama nilai-nilaibudaya yang bersifat universal.
2. Nilai-nilai yang merupakan local genius yang dapatditerima oleh masyarakat lain karena sifatnyauniversal
3. Nilai-nilai yang bersumber dari berbagai elemen, antara lain:
• Agama
• Sikap dan perilaku
• Komunikasi
• Struktur sosial
• Lingkungan
1. Nilai-nilai yang dikembangkan terutama nilai-nilaibudaya yang bersifat universal.
2. Nilai-nilai yang merupakan local genius yang dapatditerima oleh masyarakat lain karena sifatnyauniversal
3. Nilai-nilai yang bersumber dari berbagai elemen, antara lain:
• Agama
• Sikap dan perilaku
• Komunikasi
• Struktur sosial
• Lingkungan
SUMBER NILAI-NILAI YANG DIKEMBANGKANUNUD
Parahyangan
KEARIFAN LOKAL
TRI HITA KARANAJalan hidup 3 penyebabkesejahteraan:Hubungan harmonis: Manusia-Tuhan, Manusia-Manusia, Manusia-Lingkungan
ManusiaLingkung
an
Manusia
Pawongan Palemahan
KEARIFAN LOKAL
TRI HITA KARANAJalan hidup 3 penyebabkesejahteraan:Hubungan harmonis: Manusia-Tuhan, Manusia-Manusia, Manusia-Lingkungan
Kearifan LokalHubungan Harmonis Manusia dengan Lingkungan
Nilai yang terkandung:
Respek terhadap alam: Pengendalian diri
1. Tumbuh-tumbuhan Serasi/Selaras
2. Hewan Seimbang2. Hewan Seimbang
Respek terhadap hasil karyamanusia:
1. Seni Rasa syukur
2. Ciptaan manusia Pengorbanan
Kearifan LokalHubungan Manusia dengan Manusia
Konsep Nilai
Filosofi hidup Kerja untuk kerja Loyalitas, Tekun,‘Customized’, Hubungan,Non-materi
Desa-Kala-Patra Ucapan dan tindakansesuai tempat, waktu,kondisi
Toleransi, Pengekangan diri
Tri Kaya Parisudha Pikiran, ucapan dantindakan sejalan
Konsistensi, kebenaranTri Kaya Parisudha Pikiran, ucapan dantindakan sejalan
Konsistensi, kebenaran
Kasta (Catur Warna) Pembagian fungsi sesuaikemampuan
Profesional, Fokus,Spesialisasi
Rwa-bhineda Dua Sisi BerbedaSimbol Hitam-Putih
Ko-eksistensi, KeterbukaanToleransi, Fairness
Tat Twam Asi Aku adalah Kau Kebersamaan
Karma Pala Kausalitas: Hasil sesuaitindakan
Kejujuran
TRI HITA KARANA DI KAMPUS - PALEMAHAN
Nilai Kegiatan PalemahanTanggungjawabPengendalian diri
Penghijauan kampus Pelestarian lingkungan
Tanggungjawab Kebersihan kampus Pengelolaan limbahEstetika Keasrian kampus Keasrian kampusTanggungjawabPengendalian diri
Penggunaan energi, listrikdan air yang efisien
Penggunaan energiTanggungjawabPengendalian diri
Penggunaan energi, listrikdan air yang efisien
KeseimbanganHarmonis
Kegiatan tidakmengganggu kegiatanproses pembelajaran
Tata letak bangunanKesesuaian dengan ketentuanyang berlaku, kalau di Balikesesuaian dengan Tri Mandaladan Tri Angga)
ToleranKebersamaanKreatifitas
Kegiatan tidakmengganggu kegiatanproses pembelajaran
Student centre
ILMU PENGETAHUANSIMBOL DAN NILAI
Patung Dewi Saraswati.Simbol ilmu pengetahuan.Wanita memiliki sifat lembut tetapi kuat,menarik, dan cantik.Ilmu pengetahuan juga demikian, memilikidaya tarik dan keindahan.
Pembelajaran:Mahasiswa sepatutnya tidak pernahberhenti mengejar ilmu pengetahuan, tidakpernah bosan, sambil bertaqwa, selalumengutamakan kebenaran dan kejujuran
Patung Dewi Saraswati.Simbol ilmu pengetahuan.Wanita memiliki sifat lembut tetapi kuat,menarik, dan cantik.Ilmu pengetahuan juga demikian, memilikidaya tarik dan keindahan.
Pembelajaran:Mahasiswa sepatutnya tidak pernahberhenti mengejar ilmu pengetahuan, tidakpernah bosan, sambil bertaqwa, selalumengutamakan kebenaran dan kejujuran
Angsa, simbol kebijaksanaan, bisamembedakan baik dan buruk, jugaperlambang kekuasaan di ketiga dunia.
Nilai kebenaran dan kejujuran dari ilmupengetahuan
Angsa, simbol kebijaksanaan, bisamembedakan baik dan buruk, jugaperlambang kekuasaan di ketiga dunia.
Nilai kebenaran dan kejujuran dari ilmupengetahuan
Genitri, simbol keabadian.
Nilai ketidak terbatasan (ketidakterputusan) daripada ilmupengetahuan.
Teratai . simbol penerangan. Tidak pernahtenggelam walau banjir sekalipun.
Nilai kelanggengan daripada ilmu pengetahuan
Pustaka suci, simbol ilmu pengetahuan suci.
Nilai kemuliaan ilmu pengetahuan
Pustaka suci, simbol ilmu pengetahuan suci.
Nilai kemuliaan ilmu pengetahuan
Sitar sebagai simbol seni
Nilai estetika daripada ilmu pengetahuan,indah dan menyejukkan
No. JENIS KEGIATAN NILAI YANGDIKEMBANGKAN
STRATEGIKEGIATAN
IMPLEMENTASIKEGIATAN
WAKTU
1. Penalaran dankeilmuan
Kejujuran,kecerdasan, etika,didiplin,ketangguhan
Pelaksanaanormawa,kompetisi,danpendam-pingan,pelatihan,workshop,kompetisi
1. Seminar2. Lokakarya3. Diskusi4. Lombakarya5. PKM6. PIMNAS7. MAWAPRES8. IMTGT
Carnival
TerjadwalPelaksanaanormawa,kompetisi,danpendam-pingan,pelatihan,workshop,kompetisi
1. Seminar2. Lokakarya3. Diskusi4. Lombakarya5. PKM6. PIMNAS7. MAWAPRES8. IMTGT
Carnival
2. Minat, bakat, dankegemaran
Sportifitas,kerjasama,estetika,kepedulian,toleransi,ketangguhan,percaya diri
Kompetitifdanpendam-pingan,pelatihan
1. POMDA2. POMNAS3. PEKSIMIDA4. PEKSIMINAS5. MTQ6. PESPARAWI7. Kontes
Robot8. UKM9. IMTGT
Carnival
Terjadwal
No. JENIS KEGIATAN NILAI YANGDIKEMBANGKAN
STRATEGIKEGIATAN
IMPLEMENTASIKEGIATAN
WAKTU
3. Kesejahteraan Kejujuran,kepedulian,etika, didiplin,Inovatif,Kreatifmoral
Pelaksanaanormawa,kompetisi,danpendam-pingan,pemagangan, pelatihan
1. Seminar2. Lokakarya3. Diskusi4. Lombakarya5. PKM6. PIMNAS7. MAWAPRES
TerjadwalPelaksanaanormawa,kompetisi,danpendam-pingan,pemagangan, pelatihan
4. Minat, bakat, dankegemaran
Sportifitas,kerjasama,estetika,kepedulian,toleransi,ketangguhan,percaya diri,ketangguhan
Kompetitifdanpendam-pingan
1. PMW2. Kantin
Kejujuran3. Kopma4. Bursa5. Beasiswa
Terjadwal
No. JENIS KEGIATAN NILAI YANGDIKEMBANGKAN
STRATEGIKEGIATAN
IMPLEMENTASIKEGIATAN
WAKTU
5. Penunjang KesopananKejujuran,kecerdasan, etika,didiplin,ketangguhan
1. Pendam-pingan
2. Kerjasama denganeksternalkampusyangterkait
1. OrientasiMahasiswaBaru
2. PameranBuku
3. Student Day4. English Day
Terjadwal1. Pendam-pingan
2. Kerjasama denganeksternalkampusyangterkait
1. OrientasiMahasiswaBaru
2. PameranBuku
3. Student Day4. English Day
4. LANDASAN TEORITIK DAN DESKRIPSI MODEL
Karakter bangsa terungkap melalui kebudayaanya, melaluisistem gagasan dan sistem perilakunya (Edi Sedyawati)
Tujuan pendidikan memberikan kelaluasaan pada anak didikuntuk mengembangkan diri, bukan indoktrinasi
Mahasiswa harus dapat memahami alasan kenapa nilai yangmenguatkan karakter diberikan pada mereka, asal usul alasanharus jelas.
Pendidikan karakter lebih tepat diberikan mulai dari tamankanak-kanak, SD, SMP, sampai SMA, karena mahasiswa (di PT)karakternya sudah terbentuk sehingga yang diberikan adalahpembangkitan kembali nilai-nilai budaya yang merupakankarakter bangsa.
Dengan demikian, pendidikan karakter yang dikembangkanadalah pendidikan Karakter Berbasis Budaya
Karakter bangsa terungkap melalui kebudayaanya, melaluisistem gagasan dan sistem perilakunya (Edi Sedyawati)
Tujuan pendidikan memberikan kelaluasaan pada anak didikuntuk mengembangkan diri, bukan indoktrinasi
Mahasiswa harus dapat memahami alasan kenapa nilai yangmenguatkan karakter diberikan pada mereka, asal usul alasanharus jelas.
Pendidikan karakter lebih tepat diberikan mulai dari tamankanak-kanak, SD, SMP, sampai SMA, karena mahasiswa (di PT)karakternya sudah terbentuk sehingga yang diberikan adalahpembangkitan kembali nilai-nilai budaya yang merupakankarakter bangsa.
Dengan demikian, pendidikan karakter yang dikembangkanadalah pendidikan Karakter Berbasis Budaya
KEBUDAYAAN SEBAGAI DETERMINANPERUBAHAN BANGSA
Pentingnya kebudayaan (Harrison and Huntington, 2000) menjelaskanbahwa perbedaan budaya telah mempengaruhi perbedaanperkembangan suatu bangsa, karenanya mereka merekomendasikan agardibuat suatu agenda untuk mengintegrasikan nilai-nilai budaya danperubahan sikap ke dalam pembangunan.
Lewis (2006) lebih khusus mengungkapkan perbedaan budaya yangmempunyai dampak pada kegiatan hubungan dan bisnis internasionaldengan gambaran budaya yang lebih bersifat nasional, mengilustrasikandelapan puluhan negara di dunia dengan keragaman budayanya.
Kebudayaan meliputi nilai-nilai bersama, pemahaman, asumsi-asumsi,dan tujuan hidup yang dipelajari dari generasi sebelumnya, digunakan(dikembangkan) oleh generasi sekarang, dan diwariskan pada generasimendatang (Deresky, 2000: 105)
Pentingnya kebudayaan (Harrison and Huntington, 2000) menjelaskanbahwa perbedaan budaya telah mempengaruhi perbedaanperkembangan suatu bangsa, karenanya mereka merekomendasikan agardibuat suatu agenda untuk mengintegrasikan nilai-nilai budaya danperubahan sikap ke dalam pembangunan.
Lewis (2006) lebih khusus mengungkapkan perbedaan budaya yangmempunyai dampak pada kegiatan hubungan dan bisnis internasionaldengan gambaran budaya yang lebih bersifat nasional, mengilustrasikandelapan puluhan negara di dunia dengan keragaman budayanya.
Kebudayaan meliputi nilai-nilai bersama, pemahaman, asumsi-asumsi,dan tujuan hidup yang dipelajari dari generasi sebelumnya, digunakan(dikembangkan) oleh generasi sekarang, dan diwariskan pada generasimendatang (Deresky, 2000: 105)
KEBUDAYAAN DALAM ARTI LUAS
Kebudayaan adalah ide komunitas tentang apa yangbenar, baik, indah, dan efisien; atau, kebudayaanmemiliki tujuan, nilai, dan gambaran dunia (Harrison danHuntington, 2000: 163).
Kebudayaan meliputi nilai-nilai bersama, pemahaman,asumsi-asumsi, dan tujuan hidup yang dipelajari darigenerasi sebelumnya, digunakan (dikembangkan) olehgenerasi sekarang, dan diwariskan pada generasimendatang (Deresky, 2000: 105).
Hofstede (1997, 4-5) menyebut kebudayaan sebagaimental software
Kebudayaan adalah ide komunitas tentang apa yangbenar, baik, indah, dan efisien; atau, kebudayaanmemiliki tujuan, nilai, dan gambaran dunia (Harrison danHuntington, 2000: 163).
Kebudayaan meliputi nilai-nilai bersama, pemahaman,asumsi-asumsi, dan tujuan hidup yang dipelajari darigenerasi sebelumnya, digunakan (dikembangkan) olehgenerasi sekarang, dan diwariskan pada generasimendatang (Deresky, 2000: 105).
Hofstede (1997, 4-5) menyebut kebudayaan sebagaimental software
LAPISAN KEBUDAYAAN
Esensi daripada kebudayaan bukanlah sesuatu yangnampak di permukaan yang hanya secara langsungdinikmati oleh indera mata.
Budaya lebih merupakan cara yang ditempuh bersamadalam memahami dan menginterpretasikan sertamempersepsikan kehidupan masyarakat. Kebudayaan jugamerupakan cara masyarakat memecahkan masalah danmerekonsiliasi dilema yang dihadapi.
Kebudayaan ibarat bawang, terdiri dari beberapa lapisan,yang mana untuk memahaminya kita harus membuka lapisdemi lapis.
Esensi daripada kebudayaan bukanlah sesuatu yangnampak di permukaan yang hanya secara langsungdinikmati oleh indera mata.
Budaya lebih merupakan cara yang ditempuh bersamadalam memahami dan menginterpretasikan sertamempersepsikan kehidupan masyarakat. Kebudayaan jugamerupakan cara masyarakat memecahkan masalah danmerekonsiliasi dilema yang dihadapi.
Kebudayaan ibarat bawang, terdiri dari beberapa lapisan,yang mana untuk memahaminya kita harus membuka lapisdemi lapis.
LAPISAN KEBUDAYAAN
Asumsi dasar/
Implisit
NilaiNilai & Norma& Norma
Artefak & Produk/
Tampilan Eksplisit
UniversalUniversal
Artefak & Produk/
Tampilan Eksplisit Parsial
TIGA TINGKATAN “KEBUDAYAAN”
personalitas
Diwarisi dan dipelajari
Spesifikpada kelompok
atau kategori
Spesifik padaindividual
budaya
Sifat manusia
Dipelajari
DiwarisiUniversal
Spesifikpada kelompok
atau kategori
5. METODE PELAKSANAAN
Pengintegrasian nilai ke dalam kurikulum melalui:
• Explicit knowledge
• Tacit knowledge
• Hard skills
• Soft skilss
Pembelajaran lebih ditekankan pada Tacit Knowledge danSoft Skills
Pengintegrasian nilai ke dalam kurikulum melalui:
• Explicit knowledge
• Tacit knowledge
• Hard skills
• Soft skilss
Pembelajaran lebih ditekankan pada Tacit Knowledge danSoft Skills
HardHard--skillsskills dandan SoftSoft--skills and Tacit Knowledgeskills and Tacit Knowledge
Jenis pengetahuan meliputi
• explicit atau codified knowledge – hard-skills– Pengetahuan eksplisit adalah pengetahuan yang dapat diekspresikan
dalam kata dan angka yang dapat dituangkan dalam formula, aturan,prinsip, dan prosedur
• tacit atau uncodified knowledge. – soft-skills– Tacit knowledge adalah pengetahuan yang dapat diperoleh dari proses
sosialisasi, pendidikan informal, imitasi, observasi, maupun berbagiide. Jenis pengetahuan ini merupakan intuisi, pengalaman, wawasansehingga tergantung juga pada alam yang sifatnya sangat personal.Contohnya adalah ide, nilai, norma, dan kepercayaan.
Jenis pengetahuan meliputi
• explicit atau codified knowledge – hard-skills– Pengetahuan eksplisit adalah pengetahuan yang dapat diekspresikan
dalam kata dan angka yang dapat dituangkan dalam formula, aturan,prinsip, dan prosedur
• tacit atau uncodified knowledge. – soft-skills– Tacit knowledge adalah pengetahuan yang dapat diperoleh dari proses
sosialisasi, pendidikan informal, imitasi, observasi, maupun berbagiide. Jenis pengetahuan ini merupakan intuisi, pengalaman, wawasansehingga tergantung juga pada alam yang sifatnya sangat personal.Contohnya adalah ide, nilai, norma, dan kepercayaan.
Pengintegrasia pendidikan karakterINTELECTUAL CAPITAL MODEL
TangibleassetsTotal M
arket Value
KBK
PROSES KERJA PENGINTEGRASIAN
SUMBERKNOW
Intangibleassets
Total Market Value
• HumanCapital
• StructuralCapital
• CustomerCapital
• SocialCapital
SOFTSKILLS
HARDSKILLS
Explicitknowledge
Tacitknowledge
PIPK
PIPKVALUES
TAHAPAN PENGINTEGRASIAN NILAI BUDAYA
1. Pertama: mengidentifikasian nilai-nilai budaya yang akan diintegrasikanyang memiliki keunggulan kompetitif. Misalnya, nilai yang terkandungdalam Tri Hita Karana, Tri Kaya Parisudha, Rwa Binedha, yangdiantaranya menyangkut konsep waktu, tempat, perbedaan, dsb.
2. Kedua, mengklasifikasikan proses pengintegrasian melalui hard-skillsdan atau soft-skills pada subyek bahasan.
3. Ketiga, melakukan rekonsiliasi antara nilai budaya luar dengan nilaibudaya sendiri. Ini berarti harus ada pemahaman dan penguasaanterlebih dahulu atas nilai-nilai luar dan dalam tersebut, karena dalamprosesnya tidak selalu nilai luar dan nilai dalam harus berbenturantetapi dapat membentuk nilai baru yang positif bagi pembangunan,seperti selera lokal produk global
4. Keempat, melakukan penelitian sebagai penunjang kurikulum (MK)yang berkaitan dengan nilai budaya yang diunggulkan karena sifatnyayang dinamis
1. Pertama: mengidentifikasian nilai-nilai budaya yang akan diintegrasikanyang memiliki keunggulan kompetitif. Misalnya, nilai yang terkandungdalam Tri Hita Karana, Tri Kaya Parisudha, Rwa Binedha, yangdiantaranya menyangkut konsep waktu, tempat, perbedaan, dsb.
2. Kedua, mengklasifikasikan proses pengintegrasian melalui hard-skillsdan atau soft-skills pada subyek bahasan.
3. Ketiga, melakukan rekonsiliasi antara nilai budaya luar dengan nilaibudaya sendiri. Ini berarti harus ada pemahaman dan penguasaanterlebih dahulu atas nilai-nilai luar dan dalam tersebut, karena dalamprosesnya tidak selalu nilai luar dan nilai dalam harus berbenturantetapi dapat membentuk nilai baru yang positif bagi pembangunan,seperti selera lokal produk global
4. Keempat, melakukan penelitian sebagai penunjang kurikulum (MK)yang berkaitan dengan nilai budaya yang diunggulkan karena sifatnyayang dinamis
MELAKUKAN PENELITIAN UTK MENDUKUNG KURIKULUMDLM MENGEMBANGKAN NILAI KOMPETITIF
Misalnya:
1. Apakah nilai tentang kerja di masa depan dapat dipertahankan, yaitubekerja hendaknya dilandasi sepenuhnya oleh dedikasi dan loyalitasdalam upaya memperoleh kualitas hasil yang baik?
2. Apakah orientasi waktu yang dilandasi tradisi dapat diterapkan padakehidupan sosial dan ekonomi?
3. Apakah nilai toleransi dalam kehidupan sosial dapat dan sepatutnyaditerapkan dalam kehidupan bisnis?
4. Dsb
Misalnya:
1. Apakah nilai tentang kerja di masa depan dapat dipertahankan, yaitubekerja hendaknya dilandasi sepenuhnya oleh dedikasi dan loyalitasdalam upaya memperoleh kualitas hasil yang baik?
2. Apakah orientasi waktu yang dilandasi tradisi dapat diterapkan padakehidupan sosial dan ekonomi?
3. Apakah nilai toleransi dalam kehidupan sosial dapat dan sepatutnyaditerapkan dalam kehidupan bisnis?
4. Dsb
PEMBELAJARAN LEBIH DOMINAN MELALUI SOFTSKILLS
Produk pendidikan tidak terstandardisasi, melainkan prosespendidikan,
Ijasah bukanlah tujuan akhir, melainkan keterampilanteknis dan kompetensi,
Masa depan tidak menentu dan tidak sepenuhnya dapatdiprediksi oleh hard skills,
Soft skills mampu memberdayakan dan menciptakanpeluang,
Soft skills mengembangkan etika profesiobal, Hard skills sifatnya terbatas, Soft skills membentuk investasi masa depan.
Produk pendidikan tidak terstandardisasi, melainkan prosespendidikan,
Ijasah bukanlah tujuan akhir, melainkan keterampilanteknis dan kompetensi,
Masa depan tidak menentu dan tidak sepenuhnya dapatdiprediksi oleh hard skills,
Soft skills mampu memberdayakan dan menciptakanpeluang,
Soft skills mengembangkan etika profesiobal, Hard skills sifatnya terbatas, Soft skills membentuk investasi masa depan.
BAGAIMANA MENTRANSFER SOFT SKILLS
1. Perubahan dari teaching centered learning ke
student centered learning,
2. Menyeimbangkan antara keunggulan akademik
dengan kecocokan bagi tujuan kualitas,
3. Mengakomodasikan pendekatan pembelajaran
yang lebih fleksibel,
4. Membuat agar semua dosen dan mahasiswa
berpartisipasi,
5. Mengantisipasi dan merespon perubahan.
1. Perubahan dari teaching centered learning ke
student centered learning,
2. Menyeimbangkan antara keunggulan akademik
dengan kecocokan bagi tujuan kualitas,
3. Mengakomodasikan pendekatan pembelajaran
yang lebih fleksibel,
4. Membuat agar semua dosen dan mahasiswa
berpartisipasi,
5. Mengantisipasi dan merespon perubahan.
PROPORSI KONTEN SOFT-SKILLS DALAM PENDIDIKAN KARAKTER
Doktor
Magister
PendidikanPendidikanakademikakademik
SOFTSKILLS
Magister
Sarjana
Diploma IV
Diploma III
Diploma II
Diploma I
PendidikanPendidikanprofesionalprofesional
SOFTSOFTSKILLSSKILLS
SOFTSKILLS
SOFTSKILLS
PROSES PEMBELAJARANMASING-MASING DOSEN MEMASUKKAN NILAI-NILAIKARAKTER KE DALAM MATA KULIAH SEBAGAI BIDANG
KAJIAN
MK KAJIAN NILAI SUMBER
Sosial politik Konflik Toleransi Desa-Kala-Patra
Hukum Kasus Pidana Kejujuran Karmapala
Ekonomi Manfaat Kebersamaan Tat Twam Asi
TERIMAKASIH/THANK YOU
Top Related