LAPKAS Dermatitiskontak iritan

26
Laporan kasus DERMATITIS KONTAK IRITAN Oleh: RIYANI RADIYUS 10101028 Pembimbing : Dr. Imawan Hardiman. Sp.KK KKS BAGIAN ILMU KULIT DAN KELAMIN RSUD. BANGKINANG FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ABDURRAB 2015

description

kulit

Transcript of LAPKAS Dermatitiskontak iritan

Page 1: LAPKAS Dermatitiskontak iritan

Laporan kasus

DERMATITIS KONTAK IRITAN

Oleh:

RIYANI RADIYUS10101028

Pembimbing :

Dr. Imawan Hardiman. Sp.KK

KKS BAGIAN ILMU KULIT DAN KELAMIN RSUD. BANGKINANGFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ABDURRAB

2015

Page 2: LAPKAS Dermatitiskontak iritan

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkah

dan pengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus yang

berjudul “DERMATITIS KONTAK IRITAN” yang diajukan sebagai persyaratan

untuk mengikuti KKS Ilmu Kulit dan Kelamin. Terima kasih penulis ucapkan

kepada dokter pembimbing yaitu dr. Imawan Hardiman, Sp.KK yang telah

bersedia membimbing penulis, sehingga laporan kasus ini dapat selesai pada

waktunya.

Penulis memohon maaf jika dalam penulisan laporan kasus ini terdapat

kesalahan, dan penulis memohon kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan

laporan kasus ini. Atas perhatian dan sarannya penulis mengucapkan terima kasih.

Bangkinang,27 Januari 2015

Penulis

ILMU KULIT DAN KELAMIN RSUD BANGKINANG Page 2

Page 3: LAPKAS Dermatitiskontak iritan

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

BAB I : PENDAHULUAN 4

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 5

2.1 Definisi 5

2.2 Epidemiologi 5

2.3 Etiologi 6

2.4 Patogenesis 7

2.5 Manifestasi klinis 8

2.6 Penegakan diagnosis 9

2.7 Pemeriksaan penunjang 10

2.8 Diagnosis banding 10

2.9 Penatalaksanaan 11

2.10 Prognosis 11

BAB III : LAPORAN KASUS 13

DAFTAR PUSTAKA 19

ILMU KULIT DAN KELAMIN RSUD BANGKINANG Page 3

Page 4: LAPKAS Dermatitiskontak iritan

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dermatitis adalah peradangan pada kulit yang merupakan respon terhadap

pengaruh faktor eksogen dan atau faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis

berupa efloresensi yang polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama,

likenifikasi) dan keluhan gatal. Tanda polimorfik tidak selalu timbul bersamaan,

bahkan mungkin hanya beberapa (oligomorfk). Dermatitis cenderung residif dan

menjadi kronis. Dermatitis kontak merupakan kelainan yang sering ditemui. Di

Amerika, angka kejadian dermatitis kontak sekitar 20% pada populasi umum.

Dermatitis kontak merupakan penyakit yang bersifat multifaktorial. Selain adanya

pajanan terhadap alergen dan iritan, banyak faktor individual dan lingkungan yang

turut berperan dalam perkembangan penyakit tersebut.

Dermatis kontak merupakan istilah umum pada reaksi inflamasi akut atau

kronis dari suatu zat yang bersentuhan dengan kulit. Ada dua jenis dermatis

kontak. Pertama, dermatis kontak iritan (DKI) disebabkan oleh iritasi kimia,

dermatis kontak alergi (DKA) disebabkan oleh antigen (alergen) dimana

memunculkan reaksi hipersensitvitas tipe IV (cel-mediated atau tipe lambat).

Karena DKI bersifat toksik, maka reaksi inflamasi hanya terbatas pada daerah

paparan, batasnya tegas dan tidak pernah menyebar. Sedangkan DKA adalah

reaksi imun yang cenderung melibatkan kulit di sekitarnya (spreading

phenomenon) dan bahkan dapat menyebar di luar area yang terkena.

ILMU KULIT DAN KELAMIN RSUD BANGKINANG Page 4

Page 5: LAPKAS Dermatitiskontak iritan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi 1,2

Dermatitis kontak iritan adalah efek sitotosik lokal langsung dari bahan

iritan baik fisika maupun kimia, yang bersifat tidak spesifik, pada sel-sel

epidermis dengan respon peradangan pada dermis dalam waktu dan konsentrasi

yang cukup.

Gambar 1. Dermatitis kontak iritan

2.2 Epidemiologi 1

Dermatitis kontak iritan (DKI) dapat diderita oleh semua orang dari

berbagai golongan umur, ras dan jenis kelamin. Jumlah penderita DKI

diperkirakan cukup banyak terutama yang berhubungan dengan pekerjaan (DKI

akibat kerja), namun dikatakan angkanya secara tepat sulit diketahui. Hal ini

disebabkan antara lain oleh banyaknya penderita dengan kelainan ringan tidak

datang berobat, atau bahkan tidak mengeluh. Berdasarkan jenis kelamin, DKI

secara signifikan lebih banyak pada perempuan dibanding laki-laki. Tingginya

frekuensi ekzem tangan pada wanita dibanding pria karena faktor lingkungan,

bukan genetik.

ILMU KULIT DAN KELAMIN RSUD BANGKINANG Page 5

Page 6: LAPKAS Dermatitiskontak iritan

2.3 Etilologi 1,2,3

Penyebab munculnya DKI adalah bahan yang bersifat iritan, misalnya

bahan pelarut, deterjen, minyak pelumas, asam alkali, serbuk kayu, bahan abrasif,

enzim, minyak, larutan garam konsentrat, plastik berat molekul rendah atau bahan

kimia higroskopik. Kelainan kulit yang muncul bergantung pada beberapa faktor,

meliputi faktor dari iritan itu sendiri, faktor lingkungan dan faktor individu

penderita.

Iritan adalah substansi yang akan menginduksi dermatitis pada setiap

orang jika terpapar pada kulit dalam konsentrasi yang cukup, pada waktu yang

sufisien dengan frekuensi yang sufisien. Masing-masing individu memiliki

predisposisi yang berbeda terhadap berbagai iritan, tetapi jumlah yang rendah dari

iritan menurunkan dan secara bertahap mencegah kecenderungan untuk

menginduksi dermatitis. Fungsi pertahanan dari kulit akan rusak baik dengan

peningkatan hidrasi dari stratum korneum (suhu dan kelembaban tinggi, bilasan

air yang sering dan lama) dan penurunan hidrasi (suhu dan kelembaban rendah).

Efek dari iritan merupakan concentration-dependent, sehingga hanya mengenai

tempat primer kontak.

Pada orang dewasa, DKI sering terjadi akibat paparan terhadap bahan yang

bersifat iritan, misalnya bahan pelarut, detergen, minyak pelumas, asam, alkali,

dan serbuk kayu. Kelainan kulit yang terjadi selain ditentukan oleh ukuran

molekul, daya larut, konsentrasi, vehikulum, serta suhu bahan iritan tersebut, juga

dipengaruhi oleh faktor lain. Faktor yang dimaksud yaitu lama kontak, kekerapan

(terus-menerus atau berselang), adanya oklusi menyebabkan kulit lebih

permeabel, demikian pula gesekan dan trauma fisis. Suhu dan kelembaban

lingkungan juga berperan (Fregert, 1998). Faktor lingkungan juga berpengaruh

pada dermatitis kontak iritan, misalnya perbedaan ketebalan kulit di berbagai

tempat menyebabkan perbedaan permeabilitas; usia (anak dibawah umur 8 tahun

lebih muda teriritasi); ras (kulit hitam lebih tahan daripada kulit putih), jenis

kelamin (insidensi dermatitis kontak alergi lebih tinggi pada wanita), penyakit

ILMU KULIT DAN KELAMIN RSUD BANGKINANG Page 6

Page 7: LAPKAS Dermatitiskontak iritan

kulit yang pernah atau sedang dialami (ambang rangsang terhadap bahan iritan

turun), misalnya dermatitis atopik.

Sistem imun tubuh juga berpengaruh pada terjadinya dermatitis ini. Pada

orang-orang yang immunocompromised, baik yang diakibatkan oleh penyakit

yang sedang diderita, penggunaan obat-obatan, maupun karena kemoterapi, akan

lebih mudah untuk mengalami dermatitis kontak

2.4 Patogenesis 1,3,5

Kelainan kulit timbul akibat kerusakan sel yang disebabkan oleh bahaniritan

melalui kerja kimiawi atau fisis. Bahan iritan merusak lapisan tanduk, denaturasi

keratin, menyingkirkan lemak lapisan tanduk dan mengubah daya ikat air kulit.

Kebanyak bahan iritan (toksin) merusak membran lemak keratinosit tetapi

sebagian dapat menembus membran sel dan merusak lisosom, mitokondria atau

komplemen inti. Kerusakan membran mengaktifkan fosfolipase dan melepaskan

asam arakidonat (AA), diasilgliserida (DAG), faktor aktivasi platelet, dan

inositida (IP3). AA dirubah menjadi prostaglandin (PG) dan leukotrien (LT). PG

dan LT menginduksi vasodilatasi, dan meningkatkan permeabilitas vaskuler

sehingga mempermudah transudasi komplemen dan kinin. PG dan LT juga

bertindak sebagai kemotraktan kuat untuk limfosit dan neutrofil, serta

mengaktifasi sel mast melepaskan histamin, LT dan PG lain, dan PAF, sehingga

memperkuat perubahan vaskuler.

DAG dan second messenger lain menstimulasi ekspresi gen dan sintesis

protein, misalnya interleukin-1 (IL-1) dan granulocyte macrophage-colony

stimulating factor (GM-CSF). IL-1 mengaktifkan sel T-helper mengeluarkan IL-2

dan mengekspresi reseptor IL-2 yang menimbulkan stimulasi autokrin dan

proliferasi sel tersebut. Keratinosit juga mengakibatkan molekul permukaan

HLADR dan adesi intrasel (ICAM-1). Pada kontak dengan iritan, keratinosit juga

melepaskan TNF-α, suatu sitokin proinflamasi yang dapat mengaktifasi sel T,

makrofag dan granulosit, menginduksi ekspresi molekul adesi sel dan pelepasan

sitokin.

ILMU KULIT DAN KELAMIN RSUD BANGKINANG Page 7

Page 8: LAPKAS Dermatitiskontak iritan

Rentetan kejadian tersebut menimbulkan gejala peradangan klasik di

tempat terjadinya kontak di kulit tergantung pada bahan iritannya. Ada dua jenis

bahan iritan, yaitu: iritan kuat dan iritan lemah. Iritan kuat akan menimbulkan

kelainan kulit pada pajanan pertama pada hampir semua orang dan menimbulkan

gejala berupa eritema, edema, panas, dan nyeri. Sedangkan iritan lemah hanya

pada mereka yang paling rawan atau mengalami kontak berulang-ulang, dimulai

dengan kerusakan stratum korneum oleh karena delipidasi yang menyebabkan

desikasi dan kehilangan fungsi sawar, sehingga mempermudah kerusakan sel

dibawahnya oleh iritan. Faktor kontribusi, misalnya kelembaban udara, tekanan,

gesekan, dan oklusi, mempunyai andil pada terjadinya kerusakan tersebut.

2.5 Manifestasi Klinis 1,2

Gejala klinis dermatitis iritan dibedakan atas dermatitis kontak iritan akut dan

dermatitis iritan kronik.

1. Dermatitis kontak iritan akut

Reaksi ini bisa beraneka ragam dari nekrosis (korosi) hingga keadaan yang

tidak lebih daripada sedikit dehidrasi (kering) dan kemerahan. Kekuatan reaksi

tergantung dari kerentanan individunya dan pada konsentrasi serta ciri kimiawi

kontaktan, adanya oklusi dan lamanya serta frekuensi kontak.

Satu kali kontak yang pendek dengan suatu bahan kimiawi kadang-kadang

sudah cukup untuk mencetuskan reaksi iritan. Keadaan ini biasanya disebabkan

oleh zat alkali atau asam, ataupun oleh detergen. Uap dan debu alkali dapat

menimbulkan rekasi iritan pada wajah. Jika lemah maka reaksinya akan

menghilang secara spontan dalam waktu singkat. Luka bakar kimia merupakan

reaksi iritan yang terutama terjadi ketika bekerja dengan zat-zat kimia yang

bersifat iritan dalam konsentrasi yang cukup tinggi.

Kontak yang berulang-ulang dengan zat iritan sepanjang hari akan

menimbulkan fissura pada kulit (chapping reaction), yaitu berupa kekeringan dan

ILMU KULIT DAN KELAMIN RSUD BANGKINANG Page 8

Page 9: LAPKAS Dermatitiskontak iritan

kemerahan pada kulit, akan menghilang dalam beberapa hari setelah pengobatan

dengan suatu pelembab. Rasa gatal dapat pula menyertai keadaan ini, tetapi yang

lebih sering dikeluhkan pasien adalah rasa nyeri pada bagian yang mengalami

fissura. Meskipun efek kumulatif diperlukan untuk menimbulkan reaksi iritan,

namun hilnganya dapat terjadi spontan kalau penyebabnya ditiadakan.

2. Dermatitis kontak iritan kronis

DKI kronis disebabkan oleh kontak dengan iritan lemah yang

berulangulang, dan mungkin bisa terjadi oleh karena kerjasama berbagai macam

faktor. Bisa jadi suatu bahan secara sendiri tidak cukup kuat menyebabkan

dermatitis iritan, tetapi bila bergabung dengan faktor lain baru mampu. Kelainan

baru nyata setelah berhari-hari, berminggu-minggu atau bulan, bahkan bisa

bertahun-tahun kemudian. Sehingga waktu dan rentetan kontak merupakan faktor

paling pentin.

Gejala klasik berupa kulit kering, eritema, skuama, lambat laun kulit tebal

dan terjadi likenifikasi, batas kelainan tidak tegas. Bila kontak terus berlangsung

maka dapat menimbulkan retak kulit yang disebut fisura. Adakalanya kelainan

hanya berupa kulit kering dan skuama tanpa eritema, sehingga diabaikan oleh

penderita. Setelah kelainan dirasakan mengganggu, baru mendapat perhatian.

2.6 Penegakan diagnosis 1,2,4

Diagnosis DKI didasarkan anamnesis yang cermat dan pengamatan

gambaran klinis. DKI akut lebih mudah diketahui karena munculnya lebih cepat

sehingga penderita pada umumnya masih ingat apa yang menjadi penyebabnya.

Sebaliknya DKI kronis timbul lambat serta mempunyai variasi gambaran klinis

yang luas, sehingga kadang sulit dibedakan dengan DKA. Untuk ini diperlukan uji

tempel dengan bahan yang dicurigai.

ILMU KULIT DAN KELAMIN RSUD BANGKINANG Page 9

Page 10: LAPKAS Dermatitiskontak iritan

2.7 Pemeriksaan Penunjang 3,4,5

HISTOPATOLOGIS

Gambaran histopatologis DKI tidak mempunyai karakteristik. Pada DKI

akut (oleh iritan primer), dalam dermis terjadi vasodilatasi dan sebukan sel

mononuklear di sekitar pembuluh darah dermis bagian atas. Eksositosis

diepidermis diikuti spongiosis dan edema intrasel dan akhirnya menjadi nekrosis

epidermal. Pada keadaan berat, kerusakan epidermis dapat menimbulkan vesikel

atau bula. Di dalam vesikel atau bula ditemukan limfosit atau neutrofil. Pada DKI

kronis dijumpai hiperkeratosis dengan area parakeratosis, akantosis dan

perpanjangan rete ridges.

2.8 Diagnosis Banding 1,2

Diagnosis banding dari dermatitis kontak iritan antara lain :

1. Neurdermatitis

Peradangan kulit kronis, gatal, sirkumskrip, ditandai dengan kulit tebal,

dan terdapat likenifikasi akibat garukan atau gosokan berulang-ulang. Gejalanya

terasa sangat gatal,awalnya berupa eritema, edema,papul. Karena digaruk, bagian

tengah berskuama, daerah sekitar hiperpigmentasi, batas dengan kulit normal

tidak jelas.

Gambar 2.Neurodermatitis ditelapak tangan dan wajah

ILMU KULIT DAN KELAMIN RSUD BANGKINANG Page 10

Page 11: LAPKAS Dermatitiskontak iritan

2. Dermatitis Kontak Alergi

Dermatitis kontak alergi adalah dermatitis yang disebabkan oleh reaksi

hipersensitivitas tipe lambat terhadap bahan-bahan kimia yang kontak dengan

kulit dan dapat mengaktivasi reaksi alergi.

Gambar 3. Dermatitis kontak Alergi

2.9 Penatalaksanaan 1,3,4

Upaya pengobatan DKI yang terpenting adalah menghindari pajanan

bahan iritan, baik yang bersifat mekanik, fisis atau kimiawi serta menyingkirkan

faktor yang memperberat. Bila dapat dilakukan dengan sempurna dan tanpa

komplikasi, maka tidak perlu pengobatan topikal dan cukup dengan pelembab

untuk memperbaiki kulit yang kering.

Apabila diperlukan untuk mengatasi peradangan dapat diberikan

kortikosteroid topikal. Pemakaian alat perlindungan yang adekuat diperlukan bagi

mereka yang bekerja dengan bahan iritan sebagai upaya pencegahan.

2.10 Prognosis1

Prognosis baik pada individu non atopi dimana DKI didiagnosis dan

diobati dengan baik. Individu dengan dermatitis atopi rentan terhadap DKI. Bila

bahan iritan tidak dapat disingkirkan sempurna, prognosisnya kurang baik,

dimana kondisi ini sering terjadi pada DKI kronis yang penyebabnya multifaktor.

ILMU KULIT DAN KELAMIN RSUD BANGKINANG Page 11

Page 12: LAPKAS Dermatitiskontak iritan

BAB IIILAPORAN KASUS

3.1 Identitas Pasien

Nama : Ny.Rohayati Pendidikan : SMP

Umur : 56 tahun Agama : Islam

Jenis kelamin : Perempuan Suku : Sunda

Pekerjaan : Ibu rumah tangga No.MR : --

Alamat : Batang batindih Tanggal : 27-1-2015

Status perkawinan: Sudah menikah

3.2 Anamnesis1. Keluhan Utama

Pasien datang ke RSUD Bangkinang dengan keluhan gatal-gatal dikulit tangan dan tampak kemerahan dan bersisik sejak 1 bulan yang lalu Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke RSUD Bangkinang dengan keluhan gatal-gatal dikulit tangan dan tampak kemerahan dan bersisik sejak 1 bulan yang lalu Terasa pedih jika terkena air.

Awalnya keluhan muncl di tangan, terasa sangat gatal dan digaruk hingga tampak kemerahan dan bersisik,dan selanjutnya muncul keluhan di wajah dengan keluhan gatal dan tampak kemerahan. Riwayat alergi makanan di sangkal, terdapat riwayat pemakaian deterjen dan sabun yang berganti, dan jika terkena deterjen atau sabun tersebut kulitnya terasa pedih.

2. Riwayat Penyakit DahuluTidak pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya

3. Riwayat Penyakit Keluarga

ILMU KULIT DAN KELAMIN RSUD BANGKINANG Page 12

Page 13: LAPKAS Dermatitiskontak iritan

Tidak ada anggota keluarga pasien yang memiliki keluhan serupa, tidak ada riwayat alergi dikeluarga,tidak ada riwayat atopi

4. Riwayat PengobatanPasien pernah berobat di puskesmas dan diberi obat

pil dan salap untuk mengurangi rasa gatal3.3 Pemeriksaan Fisik

1. Status Generalisataa. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. Tekanan darah : Tidak diperiksa

d. Nadi : Tidak diperiksa

e. Nafas : Tidak diperiksa

f. Suhu : Tidak diperiksa

g. Keadaan gizi : Baik

h. Pemeriksaan thorax : Tidak diperiksa

i. Pemeriksaan abdomen : Tidak diperiksa

ILMU KULIT DAN KELAMIN RSUD BANGKINANG Page 13

Page 14: LAPKAS Dermatitiskontak iritan

2. Status Dermatologisa. Lokasi : Telapak tangan dan punggung tangan kiri dan

kanan

b. Distribusi : Simetrik bilateral

c. Bentuk : Tidak teratur

d. Susunan : Polisiklik

e. Batas : Sirkumskrip

f. Ukuran : Plakat

g. Efloresensi : Plak eritema, makula eritema, erosi,skuama,

likenifikasi

ILMU KULIT DAN KELAMIN RSUD BANGKINANG Page 14

Page 15: LAPKAS Dermatitiskontak iritan

3. Kelainan mukosa : Tidak ditemukan kelainan

ILMU KULIT DAN KELAMIN RSUD BANGKINANG Page 15

Page 16: LAPKAS Dermatitiskontak iritan

4. Kelainan Mata : Tidak ditemukan kelainan

5. Kelainan kuku : Tidak ditemukan kelainan

6. Kelainan Rambut : Tidak ditemukan kelainan

7. Kelainan KGB : Tidak ditemukan pembesaran KGB

3.4 Resume

Pasien datang ke RSUD Bangkinang dengan keluhan gatal-gatal dikulit tangan dan tampak kemerahan dan bersisik sejak 1 bulan yang lalu. Terasa pedih jika terkena air.

Awalnya keluhan muncl di tangan, terasa sangat gatal dan digaruk hingga tampak kemerahan dan bersisik,dan selanjutnya muncul keluhan di wajah dengan keluhan gatal dan tampak kemerahan. Riwayat alergi makanan di sangkal, terdapat riwayat pemakaian deterjen dan sabun yang berganti, dan jika terkena deterjen atau sabun tersebut kulitnya terasa pedih.

Pasien tidak pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya. Tidak ada anggota keluarga pasien yang memiliki keluhan serupa, tidak ada riwayat alergi dikeluarga, tidak ada riwayat atopi. Pasien pernah berobat di puskesmas dan diberi obat pil dan salap untuk mengurangi rasa gatal.

3.5 Diagnosis KerjaDermatitis kontak iritan ec. deterjen

3.6 Diagnosis Banding Dermatitis kontak alergi

3.7 Penatalaksanaan1. Umum

Menghindari pajanan dengan bahan iritan seperti deterjen dan sabun dengan menggunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan

ILMU KULIT DAN KELAMIN RSUD BANGKINANG Page 16

Page 17: LAPKAS Dermatitiskontak iritan

2. Khusus Hidrokortison 1%

3.8 Prognosis1. Quo ad sanam : dubia ad bonam 2. Quo ad vitam : Bonam3. Quo ad functionam : Bonam 4. Quo ad kosmetikum : Bonam

DAFTAR PUSTAKA

1. Djuanda S, Sularsito SA. Dermatitis. Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit

Kulit dan Kelamin. Edisi Keenam. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia; 2011.

2. Siregar, RS. Atlas Bewarna Saripati Penyakit Kulit. Edisi kedua. Jakarta: EGC; 2013

3. Amiruddin MD. Ilmu penyakit kulit. Makassar: Percetakan LKiS, 2013

4. Wirya Duarsa. Dkk.: Pedoman Diagnosis dan Terapi Penyakit Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar. 2010

5. James WD, Berger TG, Elston DM. Andrews’ Diseases of the Skin

Clinical Dermatology. Eleventh Edition. Philadelphia: Saunders Elsevier;

2011.

ILMU KULIT DAN KELAMIN RSUD BANGKINANG Page 17

Page 18: LAPKAS Dermatitiskontak iritan

Pertanyaan :

1. Bagaimana komplikasi dari dermatitis kontak alergi ?2. Bagaimana gambaran histopatologi dermatitis kontak

alergi ?

Jawaban :

1. Komplikasi dermatitis kontak alergi : Meningkatkan sensititasi pengobatan topikal Lesi kulit bisa mnyebabkan infeksi skunder khususnya oleh

staphylococcus aureus Neurodermatitis skunder terutama pada pekerja yang

terpapar iritan di tempat kerjanya atau denga stress psikologik

Hiperpigmentasi/hipopigmentasi post inflamasi pada daerah yang terkena

Jaringan parut munculpada daerah ekskoriasi atau korosif2. Gambaran histopatologis DKI tidak mempunyai karakteristik. Pada DKI

akut (oleh iritan primer), dalam dermis terjadi vasodilatasi dan sebukan sel

ILMU KULIT DAN KELAMIN RSUD BANGKINANG Page 18

Page 19: LAPKAS Dermatitiskontak iritan

mononuklear di sekitar pembuluh darah dermis bagian atas. edema intrasel

dan akhirnya menjadi nekrosis epidermal. Pada keadaan berat, kerusakan

epidermis dapat menimbulkan vesikel atau bula. Di dalam vesikel atau

bula ditemukan limfosit atau neutrofil. Pada DKI kronis dijumpai

hiperkeratosis dengan area parakeratosis, akantosis dan perpanjangan rete

ridges.

ILMU KULIT DAN KELAMIN RSUD BANGKINANG Page 19